xiii
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Koperasi KSU Arshindy Setia Mandiri, Margasari
Hetty Nova Risa Sidauruk NIM : 102114117 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja koperasi Arshindy Setia Mandiri yang diukur berdasarkan metode Balanced Scorecard. Penelitian ini penting karena pengukuran kinerja organisasi dinilai dengan dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Arshindy Setia Mandiri Margasari. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio keuangan untuk perspektif keuangan, analisis indeks kepuasan untuk perspektif pelanggan serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sedangkan perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja koperasi Arshindy Setia Mandiri : (1)Perspektif keuangan : perspektif keuangan menunjukkan hasil yang tidak baik, karena rasio profitabilitas perusahaan belum mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Koperasi. (2) Perspektif pelanggan: perspektif pelanggan menunjukkan hasil yang baik, karena rasio retensi pelanggan dan rasio akuisisi pelanggan mengalami peningkatan dan kepuasan pelanggan diatas rata-rata. (3) Perspektif proses bisnis internal : perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses inovasi, operasi dan pelayanan purna jual. (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang tidak baik, karena rasio retensi karyawan dan rasio profitabilitas mengalami penurunan.
xiv
THE ANALYIS OF COMPANY’S PERFORMANCE BASED ON BALANCED
SCORECARD METHOD
A Case Study at Koperasi Serba Usaha Arshindy Setia Mandiri, Margasari
Hetty Nova Risa Sidauruk organization performance is measured by two aspects namely financial aspect and non financial aspect.
The type of this study was a case study. Data was obtained by interview, questionnaire, and documentation. The data analysis technique used were financial ratio as a measurement of financial perspective, satisfaction index analysis to measure customer perspective as well as learning and growth perspective, whereas internal business process was analyze by descriptive analysis.
The results showed that performance of KSU Arshindy Setia Mandiri for: (1) financial perspective was poor, because profitability ratio had not achieved the standard proposed by Cooperation Minister. (2) customer perspective showed a good result, because customer retention ratio and acquisition ratio had increased from the year 2010 to 2013 and customer satisfaction value was good. (3) internal business process perspective showed a good result on innovation process, operation, and after sales service. (4) learning and growth perspective was poor, because employee retention ratio and capability ratio had decreased from the year 2010 to 2013.
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi kasus pada KSU Arshindy Setia Mandiri Margasari, Tegal
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Hetty Nova Risa Sidauruk 102114117
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi kasus pada KSU Arshindy Setia Mandiri Margasari, Tegal)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Hetty Nova Risa Sidauruk 102114117
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Apabila didalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat sebuah
kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan
kemajuan selangkah pun”
(Bung Karno)
“ Keep in mind that your own resolution to succeed is more important than anything
else”
(Abraham Lincoln)
“Serahkanlah segala perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu”
(Amsal 16:3)
Skripsiku ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus
Bapak dan Ibuku tersayang
v
UNIVERSTAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – JURUSAN AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD, Studi Kasus pada KSU Arshindy Setia Mandiri Tegal, dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 20 september 2014 adalah hasil karya saya
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat secara keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Desember 2014 Yang membuat pernyataan
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Hetty Nova Risa Sidauruk
Nomor Mahasiswa : 102114117
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul Analisis Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Koperasi KSU Arshindy Setia Mandiri, Margasari) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk
menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 31 desember 2014 Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang maha kasih, yang
senantiasa melimpahkan kasih karunia, rahmat dan petunjukNya, sehingga
penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan Berdasarkan Metode
Balanced Scorecard” dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan ini ditujukan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan
dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan berkat, bimbingan, dan
tuntunan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Johanes Eka Priyatma, MSC.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA selaku pembimbing yang telah sabar
membimbing, memberi masukan, dan motivasi selama penyelesaian skripsi ini
4. A. Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA selaku Dosen Pembimbing Akademik
viii
6. Seluruh Dosen Prodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas segala
bimbingannya selama dibangku kuliah, beserta staff Sekretariat Fakultas
Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi
7. Bapak Ariston Sidauruk selaku Manager dan Ketua Koperasi KSU Arshindy Setia
Mandiri Tegal, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, serta
seluruh pengurus dan karyawan koperasi KSU Arshindy Setia Mandiri yang
membantu dan memberikan pelayanan dengan ramah.
8. Orangtuaku tersayang Bapak S. Sidauruk dan Ibu H. Sinaga yang telah
memberikan kasih sayang, doa, semangat, materi dan tenaganya selama ini.
9. Adek – adekku tersayang Joni sidauruk dan Elsa Sidauruk yang selalu memberiku
semangat.
10.Teman – teman ku tersayang mulai dari teman kuliah, Kos Puri Nugraha, teman -
teman MPT, dan Kumpulan “Naposo Bulung Parna” DIY terima kasih atas
semangat, doa, waktu yang selalu kalian berikan
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata-kata sempurna, oleh karena
itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 31 Desember 2014
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... x
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB 1 PENDHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 3
D.Manfaat Penelitian ... 3
E.Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A.Pengertian Kinerja ... 6
B.Pengertian Pengukuran Kinerja dan Manfaat Pengukuran Kinerja ... 6
1. Pengukuran Kinerja ... 6
2. Manfaat Pengukuran Kinerja ... 7
C.Tujuan Pengukuran Kinerja ... 8
D.Sejarah dan definisi Balanced Scorecard ... 9
1. Perkembangan Konsep Balanced Scorecard ... 9
2. Pengertian Balanced Scorecard ... 11
ix
F. Komponen – Komponen dalam Balanced Scorecard ... 14
1. Perspektif Keuangan ... 14
2. Perspektif Pelanggan ... 17
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 19
4. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Metode dan Desain Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
D. Data yang Dibutuhkan ... 27
E. Teknik dan Pengambilan Sampel ... 28
F. Teknik Pengumpulan data ... 29
G. Teknik Analisis Data ... 30
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 38
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 40
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan KSU Arshindy Setia Mandiri ... 40
B. Struktur Organisasi ... 41
C. Bidang Usaha ... 45
D. Modal Koperasi ... 46
E. Wilayah Pemasaran ... 56
F. Program Kerja ... 47
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Pengujian Instrumen ... 49
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 53
1. Perspektif Keuangan ... 53
2. Perspektif Pelanggan ... 62
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 66
4. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 69
BAB VI PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Keterbatasan Penelitian ... 79
C. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Hasil pengujian Validitas Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 50
Tabel 2: Hasil Pengujian Validitas perspektif Pelanggan (Anggota) ... 51
Tabel 3: Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas ... 52
Tabel 4: NPM KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 54
Tabel 5: ROA KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 57
Tabel 6: ROE KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 60
Tabel 7: Data Akuisisi Pelanggan KSU Arshindy Setia Mandiri ... 64
Tabel 8: Tabel Indeks Kepuasan Pelanggan ... 65
Tabel 9:.... Tabel Indeks Kepuasan Karyawan ... 70
Tabel 10: Retensi Karyawan KSU Arshindy Setia Mandiri... 71
Tabel 11: Produktivitas Karyawan KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 72
Tabel 12: Kapabilitas Karyawan KSU Arshindy Setia Mandiri ... 73
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Balanced Scorecard Menerjemahkan Visi dan Strategi Perusahaan kedalam
Empat Perspektif yang Saling Terhubung ... 11
Gambar II : Balanced Scorecard Menawarkan sebuah Gambaran Menyeluruh Kinerja Bisnis ... 13
Gambar III : Perspektif Pelanggan : Tolak Ukur Utama ... 19
Gambar IV : Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 21
Gambar V : Perspektif Proses Bisnis Internal : Model Rantai Genetik ... 25
Gambar VI : Grafik realisasi dan trend NPM KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 56
Gambar VII : Grafik realisasi dan trend ROA KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 ... 59
Gambar VIII : Grafik realisasi dan trend ROE KSU Arshindy Setia Mandiri Tahun 2010-2013 68 ... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Pedoman Wawancara ... 84
Lampiran II: Hasil Pengisian Kuisioner ... 98
Lampiran III: Neraca dan Perhitungan SHU ... 92
Lampiran IV: Lampiran Perhitungan Regresi ... 99
Lampiran V: Pengujian SPSS ... 103
xiii
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Koperasi KSU Arshindy Setia Mandiri, Margasari
Hetty Nova Risa Sidauruk NIM : 102114117 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja koperasi Arshindy Setia Mandiri yang diukur berdasarkan metode Balanced Scorecard. Penelitian ini penting karena pengukuran kinerja organisasi dinilai dengan dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Arshindy Setia Mandiri Margasari. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio keuangan untuk perspektif keuangan, analisis indeks kepuasan untuk perspektif pelanggan serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sedangkan perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja koperasi Arshindy Setia Mandiri : (1)Perspektif keuangan : perspektif keuangan menunjukkan hasil yang tidak baik, karena rasio profitabilitas perusahaan belum mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Koperasi. (2) Perspektif pelanggan: perspektif pelanggan menunjukkan hasil yang baik, karena rasio retensi pelanggan dan rasio akuisisi pelanggan mengalami peningkatan dan kepuasan pelanggan diatas rata-rata. (3) Perspektif proses bisnis internal : perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses inovasi, operasi dan pelayanan purna jual. (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang tidak baik, karena rasio retensi karyawan dan rasio profitabilitas mengalami penurunan.
xiv
THE ANALYIS OF COMPANY’S PERFORMANCE BASED ON BALANCED
SCORECARD METHOD
A Case Study at Koperasi Serba Usaha Arshindy Setia Mandiri, Margasari
Hetty Nova Risa Sidauruk organization performance is measured by two aspects namely financial aspect and non financial aspect.
The type of this study was a case study. Data was obtained by interview, questionnaire, and documentation. The data analysis technique used were financial ratio as a measurement of financial perspective, satisfaction index analysis to measure customer perspective as well as learning and growth perspective, whereas internal business process was analyze by descriptive analysis.
The results showed that performance of KSU Arshindy Setia Mandiri for: (1) financial perspective was poor, because profitability ratio had not achieved the standard proposed by Cooperation Minister. (2) customer perspective showed a good result, because customer retention ratio and acquisition ratio had increased from the year 2010 to 2013 and customer satisfaction value was good. (3) internal business process perspective showed a good result on innovation process, operation, and after sales service. (4) learning and growth perspective was poor, because employee retention ratio and capability ratio had decreased from the year 2010 to 2013.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini seiring dengan berjalannya waktu perkembangan bisnis semakin
pesat. Kemajuan teknologi dan komunikasi mempermudah perusahaan dalam
mengembangkan usaha bisnisnya. Perkembangan bisnis yang menyebabkan
terjadinya perdagangan bebas, tidak ada lagi batas perdagangan antar negara dan
keberhasilan suatu perdagangan tergantung oleh kekuatan pasar. Dengan
terjadinya perubahan tersebut mengakibatkan persaingan bisnis perusahaan satu
dengan perusahaan lainnya. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk mampu
dalam menghadapi persaingan bisnis. Perusahaan harus lebih produktif dan
inovatif agar mampu bersaing dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba
serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus melakukan pembenahan serta perubahan yang signifikan
terhadap kegiatan operasionalnya supaya perusahaan dapat mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat
melakukan produksi secara kontinyu seiring perubahan dan perkembangan
perekonomian. Salah satu cara yang digunakan untuk menyiasati perkembangan
bisnis adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Dengan melakukan
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan,
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi
kinerja dari periode sebelumnya. Dalam melakukan pengukuran kinerja
perusahaan umumnya didasarkan atas aspek keuangan. Pengukuran kinerja
dengan menggunakan aspek keuangan hanya memberikan fokus pencapaian
tujuan jangka pendek. Padahal dalam mengevaluasi kinerja perusahaan tidak
hanya dipandang dari pencapaian jangka pendek saja, tetapi juga pencapaian
jangka panjang. Penilaian dari aspek keuangan tidak bisa menilai kinerja secara
keseluruhan, karena akan menimbulkan hasil yang bias atas penilaian kinerja
perusahaan. Oleh sebab itu diperlukan aspek lainnya yang mempengaruhi kinerja
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut Kaplan (1992) mengenalkan suatu
pengukur kinerja perusahaan yaitu sistem balanced scorecard. Sistem balanced scorecard tidak hanya digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan, tetapi juga untuk mengkomunikasikan strategi baru dan menyelaraskan perusahaan
terhadap strategi baru itu.
Sistem balanced scorecard merupakan solusi menarik untuk diterapkan dalam era yang terus mengalami perkembangan dan perubahan perekonomian, karena
sistem tersebut tidak hanya melihat pada aspek keuangan saja, tetapi semua aspek
yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Aspek tersebut adalah aspek pelanggan,
sistem ukuran yang terkait dengan strategi, maka keempat aspek tersebut harus
menyajikan keterkaitan hubungan yang sinergis sebagai kesatuan strategi dalam
upaya pencapaian sasaran jangka panjang. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard” Studi
kasus pada Koperasi Serba Usaha Arsindy Setia Mandiri Margasari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah
yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja Koperasi Serba
Usaha Arsindy Setia Mandiri apabila diukur dengan menggunakan metode balanced scorecard?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diidentifikasi diatas maka penelitian ini
dilaksanakan untuk mengetahui kinerja Koperasi Serba Usaha apabila diukur dengan
menggunakan metode balanced scorecard.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, perusahaan dapat mengetahui kondisi koperasi.
Sehingga koperasi dapat meningkatkan kinerja koperasinya agar mampu
bersaing dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup koperasi. Selain
itu juga memberikan solusi dalam hal pengukuran kinerja yaitu dengan
memberikan konsep-konsep dan perancangan balanced scorecard yang indikatornya disesuaikan dengan kebutuhan koperasi.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi di
Perpustakaan dan untuk menambah ilmu bagi pembacanya.
3. Penulis
Penelitian ini berguna untuk melatih penulis untuk mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh di perkuliahan pada dunia kerja yang sesunguhnya dengan
memberikan gambaran tentang implementasi balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai
pedoman dalam mengolah dan menganalisa data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan
sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini membahas profil koperasi : sejarah koperasi, lokasi koperasi,
serta data-data yang digunakan untuk mengukur kinerja koperasi, yaitu
laporan keuangan dan arsip yang dimiliki koperasi.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini meliputi deskripsi data, analisis data serta hasil penelitian dan
interpretasi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik untuk
pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun untuk peneliti
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah suatu tampilan keadaaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaaan dalam memanfaatkan sumber – sumber daya
yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan
untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada
suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya.
B. Pengertian Pengukuran Kinerja dan Manfaat Pengukuran Kinerja
1. Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Strout (dalam Yuwono 2002) menyatakan bahwa:
“pengukuran atau penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur
diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah organisasi di
masa yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi organisasi.
Produk dan jasa yang dihasilkan diukur berdasarkan kontribusinya terhadap
pencapaian misi dan visi.
Untuk mengukur kinerja keuangan koperasi, Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
06/PER/M.UKM/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi /
Koperasi Award dimana Menteri telah menetapkan bahwa nilai Net Profit Margin dalam koperasi dikatakan baik apababila nilai NPM tersebut > 15 %. Demikian halnya pada Return On Asset dan Return On Equity, Menteri Koperasi dan UKM telah menetapkan bahwa nilai ROA dan ROE dikatakan
baik apabila nilai ROA tersebut >10% dan nilai ROE > 21%.
2. Manfaat Pengukuran Kinerja
Suatu pengukuran kinerja akan menghasilkan data, dan data yang telah
dianalisis akan memberikan informasi yang berguna bagi peningkatan
pengetahuan para manajer dalam mengambil keputusan atau tindakan
manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi (Vincent, 2005: 68).
Manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik yaitu:
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi
kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari
mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong
upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi
lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi reward atas perilaku yang diharapkan itu.
C. Tujuan Pengukuran Kinerja
Maksud atau tujuan umum penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001: 11) adalah :
1. Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap
organisasi secara keseluruhan.
2. Dapat dijadikan sebagai dasar dan penilaian mutu atau kualitas kinerja
manajer.
3. Untuk memotivasi manajer dalam melaksanakan segala tugasnya sesuai
Berdasarkan gambaran diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa suatu
pengukuran dapat dikatakan efektif apabila pengukuran tersebut terlebih dahulu
direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mengurangi
kesalahan-kesalahan yang timbul akibat pengukuran yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan,
dan mampu memberikan hasil yang positif bagi suatu perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan tersebut.
D. Sejarah dan Definisi Balanced Scorecard
1. Perkembangan konsep Balanced Scorecard
BSC pertama kali diperkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David
P.Norton pada tahun 1992 dalam sebuah artikel yang berjudul “balanced
scorecard measures that drive performance”. Balanced Scorecard (BSC)
pertama kali dikenalkan sebagai alat untuk menilai kinerja organisasi bisnis,
namun sebetulnya pemanfaatan BSC ini bisa digunakan oleh semua jenis
organisasi. Pada organisasi publik yang mengedepankan layanan publik, BSC
perlu diadaptasikan sehingga menghasilkan pengukuran sesuai dengan tujuan
utama organisasi.
Berdasarkan konsep balanced scorecard kinerja keuangan sebenarnya merupakan hasil atau akibat dari kinerja non keuangan (pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan). Pada awal
eksperimen tersebut memperlihatkan pelipatgandaan kinerja keuangan
mereka. Keberhasilan ini didasari sebagai akibat dari penggunaan
pengukuran kinerja balanced scorecard yang komprehensif. Dengan menambah pengukuran kinerja non keuangan, eksekutif dipacu untuk
memperlihatkan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan pemacu
sesungguhnya (the real driver) untuk mewujudkan kinerja keuangan. Itulah sebabnya mengapa balanced scorecard disebut “measure that driver
performance”.
Dalam tahap implementasi, pelaksanaan rencana dipantau dengan
pendekatan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja eksekutif dalam empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Pada tahap pemantauan, hasil pengukuran
kinerja berdasarkan pendekatan balanced scorecard dikomunikasikan kepada eksekutif untuk memberikan umpan balik (feedback) tentang kinerja mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi
Gambar I : Balanced Scorecard menerjemahkan Visi dan Strategi perusahaan kedalam empat Perspektif yang saling terhubung
Sumber : Kaplan dan Norton (1996: 9)
2. Pengertian Balanced Scorecard
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan kedalam tujuan operasional dan
tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap empat perspektif
yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. PELANGGAN
“Untuk mencapai visi kami, bagaimana seharusnya kami
tampak didepan pelanggan?”
PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
“Untuk mencapai visi kami, bagaimana kami menjamin kemampuan untuk berubah dan
membangun perbaikan?”
PROSES BISNIS INTERNAL
Menurut Munawir (2002 : 437), pengertian balanced scorecardadalah : “suatu
kartu skor yang digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
oleh seseorang di masa depan, dan untuk mencatat skor hasil kinerja yang
sesungguhnya dicapai seseorang”.
Menurut Yuwono (2003: 8), mengemukakan bahwa “balanced scorecard
merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara
cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer
tentang performance bisnis”.
Menurut Umar (2002: 370), mengemukakan definisi “balanced scorecard
penekanan pendekatan pada perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), bukan hanya sekedar pada pencapaian suatu tujuan yang sangat sempit, seperti laba sekian miliar rupiah. Perbaikan yang berkesinambungan ini
penting agar organisasi dapat bersaing”.
Menurut Mulyadi (2001: 1) bahwa “balanced scorecard merupakan seperangkat peralatan manajemen yang digunakan untuk mendongkrak
kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan yang mencakup
empat perspektif yaitu: keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan
Selanjutnya balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan:
“…a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of
the busisness…includes financial measures that tell the results of actions already taken…complements the financial measures with operational measures on
customer satisfaction, internal processes, and the organization’s innovation and
improvement activities–operational measures that are the drivers of future financial performance”.
E. Manfaat Balanced Scorecard
Manfaat balanced scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan (2000: 122) adalah sebagai berikut :
1. Balanced scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
2. Balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh).
3. Balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur
demi perbaikan kinerja perusahaan di masa mendatang.
F. Komponen- Komponen dalam Balanced Scorecard
Balanced scorecard yang dirancang dengan baik mengkombinasikan antara pengukuran keuangan dari kinerja masa lalu dengan pengukuran pemicu kerja masa
depan perusahaan. Tujuan spesifik pengukuran balanced scorecard perusahaan dijabarkan dari visi dan strategi perusahaan. Adapun berikut ini akan dijelaskan
mengenai komponen-komponen penting dalam balanced scorecard.
1. Perspektif keuangan
Secara tradisional, laporan keuangan merupakan indikator historis-agregatif
periode. Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah
perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar
bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam
sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang
terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus
kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
Adapun tahapan-tahapan tersebut menurut Kaplan dan Norton (2000: 136)
yaitu :
a. Tahap Pertumbuhan (growth)
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, perusahaan
memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi
pertumbuhan terbaik. Pada tahap ini manajemen terikat dengan
komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru,
membangun dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas
produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan
global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan
Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi
dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal
yang rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dengan
tahap ini adalah, misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau
penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
b. Tahap Bertahan (sustain)
Pada tahap sustain perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.
Pada tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar
yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin. Investasi yang
dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional
secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan tolak
ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, ROCE, dan
EVA.
c. Tahap Panen (harvest)
Pada tahap ini perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil
investasi ditahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar,
baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali
keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur,
dalam memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal
kerja.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan balanced scorecard, para manajer mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut
akan bersaing dengan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam sasaran
masing-masing. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama
atau ukuran ginerik.
Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu care measurement group dan customer value proposition (Kaplan & Norton, 2000: 150):
a. Kelompok yang pertama Care Measurement Group, terdapat lima tolak
ukur yang bergabung dalam kelompok di bawah ini :
1) Market share, yang mengukur seberapa porsi segmen pasar tertentu dikuasai oleh perusahaan.
2) Customer acquisition, tingkat dimana perusahaan mampu menarik konsumen baru.
4) Customer satisfaction, tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan.
5) Customer profitability, suatu tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari suatu target atau segmen pasar yang dilayani.
b. Kelompok yang kedua disebut customer value proposition atau proporsi nilai pelanggan yang menggambarkan performance’s drivers (pemicu
kerja) yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan
untuk mencapai tingkat kepuasan loyalitas, retensi dan akuisisi
konsumen yang tinggi. Atribut yang disajikan perusahaan dapat
dibedakan dalam tiga kategori yaitu :
1) Product or services atribut,
Meliputi fungsi dari produk suatu jasa, harga dan kualitasnya.
Dalam hal ini prioritas konsumen bisa berbeda-beda, dan
konsumen yang mengutamakan fungsi dari produk, penyampaian
yang tepat waktu dan harga murah.
2) Customer relationship
Meliputi pengiriman produk dan jasa kepada pelanggan,
termasuk waktu dan respon pelanggan dan apa yang dirasakan
3) Image and reputation
Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat
konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi
baik secara personal (melalui pameran-pameran, door to door)
maupun lewat media masa atau elektronik ataupun lewat
ungkapan-ungkapan yang mudah diingat oleh konsumen.
Gambar III : Perspektif Pelanggan: Tolok Ukur Utama Sumber : Yuwono, dkk. (2006: 35)
3. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan (Learning growth perspective)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi
faktor-faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa
depan, berupa infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari seluruh komponen yang ada dalam perusahaan Akuisisi
pelanggan
Kepuasan pelanggan Profitabilitas
mulai dari tingkat karyawan sampai level top manager sebagai upaya
memberikan hal yang terbaik bagi para pelanggannya.
Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus
diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu kemampuan karyawan,
kemampuan sistem informasi, adanya motivasi, pemberian wewenang dan
pembatasan wewenang kepada karyawan.
a. Kemampuan Karyawan (Employee Capabilities)
Dewasa ini pekerjaan rutin dalam proses produksi sudah digantikan
oleh mesin-mesin yang serba otomatis. Dengan demikian tenaga kerja
buruh kasar kurang lagi diperlukan, melainkan tenaga kerja spesialis.
Semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan,
menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang
lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efisiensi guna
mencapai tujuan perusahaan.
Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,
pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok yaitu pengukuran terhadap
kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran karyawan dalam
Gambar IV : Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 112)
1) Mengukur Kepuasan Karyawan
Perusahaan biasanya mengukur kepuasan karyawan dengan survey
tahunan atau survey rutin dimana persentase tertentu dari para
karyawan yang dipilih secara acak disurvei setiap bulan.
Unsur-unsur dalam suatu survei kepuasan karyawan meliputi Kaplan
(2000):
a) Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan
b) Penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan
d) Dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan
inisiatif
e) Tingkat dukungan dari fungsi staff
f) Kepuasan keseluruhan dari perusahaan
2) Mengukur Retensi Karyawan
Kaplan (2000: 113) menjelaskan bahwa tujuan retensi
karyawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para
karyawan yang diminati perusahan. Perusahaan membuat
investasi jangka panjang dalam diri karyawan sehingga setiap kali
ada karyawan berhenti bukan atas keinginan perusahaan
merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi perusahaan.
3) Mengukur Produktivitas Karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan,
inovasi, dan proes internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya
adalah untuk membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para
karyawan dengan jumlah karyawan yang dikerahkan untuk
menghasilkan keluaran tersebut (Kaplan, 2000: 113)
b. Kemampuan Sistem Informasi (Information System Capabilities)
Selain motivasi dan keahlian yang dimiliki, karyawan harus
internal, dan konsekuensi financial keputusan perusahaan agar karyawan dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis.
c. Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan (Motivation, Empowerment
and Alignment)
Kaplan (2000: 118) menyebutkan bahwa akses informasi yang
dibekali kepada karyawan tidaklah cukup memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotivasi bertindak untuk
kepentingan terbaik perusahaan atau jika mereka tidak diberikan
kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan.
Untuk dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim
organisasi yang mampu menciptakan motivasi itu sendiri dan
mendorong inisiatif karyawan. Keberhasilan aspek ini dapat dilihat dari
jumlah saran yang diajukan karyawan, jumlah saran yang
diimplementasikan dan tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui
visi dan misi yang diemban oleh perusahaan.
Menurut Kaplan (2000: 118) diantaranya :
1) Ukuran Saran yang Diberikan dan Dilaksanakan
Sebuah ukuran yang sederhana dan banyak digunakan adalah
banyaknya saran yang diberikan per karyawan dengan harapan dapat
mengukur partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja
2) Ukuran Peningkatan
Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar
biaya yang terbuang akibat terlambatnya penyerahan produk, jumlah
barang yang rusak, sisa-sisa produksi dan absenteeism.
3) Ukuran Keselarasan Perorangan dan Perusahaan
Menurut Kaplan (2000: 121) faktor pendorong kinerja
keselarasan perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap
departemen dan karyawan perusahaan telah menyelaraskan tujuan
mereka dengan tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard.
4. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja
ini, manajemen perusahaan pertama-tama perlu mengidentifikasi proses bisnis
internal yang terdapat didalam perusahaan.
Menurut Kaplan & Norton (2000: 169), pendekatan balanced scorecard
membagi pengukuran dalam perspektif proses bisnis internal menjadi tiga
bagian :
a. Inovasi (Innovation)
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang
mendapatkan perhatian, dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa
mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut.
b. Operasi (Operations)
Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara
nyata berupaya memberikan solusi kepada para pelanggan dalam
memenuhi keinginan kebutuhan mereka. Kegiatan operasional berasal
dari pemesanan dari pelanggan dan berakhir dengan pengiriman produk
atau jasa pada pelanggan.
c. Pelayanan Purna Jual (Postsale Service)
Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat
tambahan kepada para pelanggan, seperti garansi, aktivitas perbaikan
dan proses pembayaran.
Proses operasi proses operasi purna jual
Gambar V: Perspektif Proses bisnis internal : Model Rantai Nilai Genetik Sumber : Pasla (2000) menerjemahkan Kaplan dan Norton (1996)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers dalam Umar, 2001:
55). Jenis penelitiannya adalah studi kasus yaitu penelitian yang rinci mengenai
suatu objek tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk
lingkungan dan kondisi masa lalunya (Umar, 2001: 56).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari - Tegal.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan juni sampai dengan juli 2014
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Subjek yang diteliti yaitu :
a. Pimpinan KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari, Tegal.
b. Karyawan KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari, Tegal.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel – variabel yang menjadi perhatian
peneliti. Objek penelitian adalah data yang dibutuhkan dalam pengukuran
keempat perspektif dalam metode balanced scorecard. Objek penelitiannya adalah :
a. Laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha, serta
neraca tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013
b. Hasil kuisoner kepada karyawan dan pelanggan KSU Arsindy Setia
Mandiri Margasari, Tegal.
c. Hasil wawancara dengan pihak yang terkait.
D. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini meliputi :
1. Data tentang gambaran umum perusahaan : sejarah umum KSU Arsindy
Setia Mandiri Margasari, lokasi, struktur organisasi, kedudukan, fungsi dan
sebagainya
2. Data yang berkaitan langsung dengan masalah yang akan diteliti, antara lain :
a. Laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha, serta
neraca tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013
b. Kuisioner untuk mengukur sikap karyawan terhadap kinerja Koperasi
c. Kuisioner untuk mengukur sikap pelanggan terhadap kinerja Koperasi
Serba Usaha Arsindy Setia Mandiri Margasari – Tegal
E. Teknik dan Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti kemudian dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2004: 72). Populasi yang diambil adalah seluruh Karyawan dan Anggota KSU
Arsindy Setia Mandiri Margasari.
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2004: 73). Teknik pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, yang merupakan sampel yang diambil sedemikian
rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk
menentukan jumlah sampel dalam penelitian penulis menggunakan rumus
sebagai berikut :
n = N N (d)2 +1
n = Ukuran sample minimal
d2 = Presisi yang ditetapkan sebesar 5%
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut
1. Wawancara : diperoleh secara langsung melalui wawancara pimpinan dan
karyawan KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari Tegal.
2. Dokumentasi : diperoleh melalui data yang dimiliki oleh KSU Arsindy Setia
Mandiri Margasari Tegal.
3. Kuisioner :
Kuisioner ditujukan kepada :
a. Karyawan perusahaan KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari Tegal
b. Anggota/Pelanggan KSU Arsindy Setia Mandiri Margasari Tegal.
Pada penelitian ini, kuisioner yang dibagikan kepada pelanggan (anggota) dan
karyawan koperasi diperoleh dari penelitian sebelumnya Triastuty
Kusumaningtyas (2004). Kuisioner tersebut digunakan untuk mengukur
kepuasan pelanggan (anggota) pada perspektif pelanggan dan karyawan pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kuisioner yang dibagikan kepada
pelanggan (anggota) sebanyak sepuluh butir pertanyaan, kuisioner yang
dibagikan kepada karyawan sebanyak sebelas butir pertanyaan. Dalam
penelitian ini terdapat indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan
(anggota) indikator yang digunakan yaitu atribut mutu, waktu, dan harga.
Atribut mutu terdiri dari enam butir pertanyaan, atribut waktu terdiri dari dua
butir pertanyaan, dan atribut harga terdiri dari dua butir pertanyaan. Untuk
mengukur kepuasan karyawan indikator yang digunakan yaitu atribut
komunikasi terdiri dari lima butir pertanyaan, atribut penghargaan terdiri dari
tiga butir pertannyaan dan atribut dukungan terdiri dari tiga butir pertanyaan.
G. Teknik analisis Data
1. Perspektif keuangan
Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang diperoleh dari data KSU
Arsindy Setia Mandiri yaitu laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa
hasil usaha serta neraca tahun 2010 -2013. Dalam Laporan keuangan ini akan
dianalisis rasio-rasio yang berkaitan dengan siklus kehidupan bisnis. Rumus
yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah menghitung rasio –
rasio sebagai berikut :
Rasio-rasio yang diperlukan dalam perspektif keuangan
a. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin digunakan untuk menghitung berapa besar keuntungan dihasilkan dari pendapatan. Semakin tinggi rasio NPM berarti kinerja
b. Return On Assets (ROA)
Return on assets digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang diperoleh koperasi atas setiap investasi yang dilakukan. Semakin
tinggi rasio ROA yang dihasilkan, semakin tinggi pula tingkat
keefektifan investasi yang dilakukan sehingga dapat dikatakan
semakin baik pula kinerja operasi.
c. Return On Equity
Return on equity digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan ekuitas dana dalam koperasi, dengan membandingkan antara SHU
dengan modal yang digunakan dalam koperasi. Semakin tinggi rasio
ROE dapat dikatakan semakin baik pula kinerja operasi.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, data diperoleh dari kuisioner yang telah
dibagikan kepada responden (anggota) serta data-data yang diperoleh dari
perusahaan . Dalam perspektif ini yang menjadi tolak ukur perusahaan adalah
a. Customer acquisition, yang mengukur tingkat dimana perusahaan mampu menarik konsumen baru. Data ini diperoleh dari arsip
b. Customer retention, mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen lamanya. Data ini
diperoleh dari arsip perusahaan
c. Customer satisfaction, mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan. Data ini
diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada pelanggan
(anggota)
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, maka pengolahan
data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data kualitatif yang diperoleh dari pengisian kuisioner
oleh para responden diubah menjadi data kuantitatif
dengan memberikan skor masing-masing pilihan
jawaban dengan skala likert seperti dikemukakan oleh
(Sugiyono, 2002: 74) sebagai berikut :
1 = Sangat tidak setuju (STS)
2 = Tidak setuju (TS)
3 = Ragu – ragu (R)
4 = Setuju (S)
5 Sangat setuju (SS)
2. Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh
indeks kepuasan pelanggan, seperti yang dirumuskan
oleh (Sugiyono, 2002: 79) sebagai berikut:
IKP = PP
Dimana :
IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan
PP = Perceived Performance
3. Setelah diketahui IKP dari seluruh responden kemudian
digolongkan pada skala a. sangat tidak puas, b. tidak
puas, c. cukup, d. puas dan e. sangat puas.
Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan
indeks kepuasan minimal dan indeks kepuasan maksimal,
interval yang dapat dicari dari pengurangan antara indeks
kepuasan maksimal dengan kepuasan minimal dibagi
menjadi lima seperti yang dirumuskan oleh (Sugiyono,
2002: 80) sebagai berikut :
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = ( IK maks – IK min )
Dimana :
PP = Banyaknya Pertanyaan
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
Mengartikan nilai minimal yang harus diperoleh responden
untuk dapat dikategorikan puas, dengan melihat nilai
minimal yang harus dicapai seluruh responden untuk bisa
dikategorikan a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c. cukup,
d. puas, e. puas.
3. Perpespektif pembelajaran dan pertumbuhan
Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, data diperoleh dari
kuisioner yang telah dibagikan kepada responden (karyawan) serta data-data
yang diperoleh dari perusahaan. Dalam perspektif ini yang menjadi tolak
ukur perusahaan adalah:
a. Kepuasan karyawan
Mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap kinerja koperasi.
Pengukuran dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan
atas hubungan dengan perusahaan. Kepuasan karyawan
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memuaskan kebutuhan
karyawannya.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, maka pengolahan data
1) Data kualitatif yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh
para responden diubah menjadi data kuantitatif dengan
memberikan skor masing-masing pilihan jawaban dengan skala
likert seperti dikemukakan oleh (Sugiyono, 2002: 74) sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju (STS)
2 = Tidak setuju (TS)
3 = Ragu – ragu
4 = Setuju (S)
5 Sangat setuju (SS)
2) Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari
seluruh responden akan diketahui pencapaian indeks kepuasan
karyawan, seperti yang dirumuskan oleh (Sugiyono, 2002: 79)
sebagai berikut:
IKK = PP
Dimana :
IKK = Indeks Kepuasan Karyawan
PP = Perceived Performance
3) Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian
digolongkan pada skala a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c.
terlebih dahulu ditentukan indeks kepuasan minimal dan
indeks kepuasan maksimal, interval yang dapat dicari dari
pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan
kepuasan minimal dibagi menjadi lima seperti yang
dirumuskan oleh (Sugiyono, 2002: 80) sebagai berikut :
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = ( IK maks – IK min )
Dimana :
PP = Banyaknya Pertanyaan
R = Jumlah Responden
EX min = Skor Minimal yang Bisa Diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
Mengartikan nilai minimal yang harus diperoleh responden
untuk dapat dikategorikan puas, dengan melihat nilai minimal
yang harus dicapai seluruh responden untuk bisa dikategorikan
a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c. cukup, d. puas, e. puas.
b. Retensi Karyawan
Mengukur tingkat kemampuan perusahaan mempertahankan
c. Produktivitas Karyawan
Mengukur tingkat produktivitas karyawan dengan membandingkan
keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah karyawan
yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Data ini
diperoleh dari arsip perusahaan.
d. Kapabilitas karyawan
Mengukur tingkat kemampuan karyawan dengan melihat jumlah
karyawan yang mengikuti pelatihan, baik pelatihan yang dilakukan
oleh internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Data ini
diperoleh dari arsip perusahaan.
4. Perspektif proses bisnis internal
Dalam perspektif ini, agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja ini,
manajemen perusahaan pertama-tama perlu mengidentifikasi proses bisnis
internal yang terdapat didalam perusahaan. Dalam perspektif terdapat tiga
pengukuran yaitu;
a. Innovation
Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi
kebutuhan pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi
b. Operations
Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata
berupaya memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi
keinginan kebutuhan mereka.
c. Pelayanan purna jual
Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat
tambahan kepada para pelanggan, seperti garansi, aktivitas perbaikan
dan pemrosesan pembayaran.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Menurut Arikunto (1996: 160), instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui apakah setiap
item dalam kuisioner yang digunakan sudah valid dan reliabel, maka perlu
dilakukan pengujian terlebih dahulu.
1. Pengujian validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS
dikatakan valid jika nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item
– Total Correlation lebih besar dari rtabel.
2. Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Reliabilitas dari masing –
masing butir pertanyaan ditentukan dengan nilai Cronbach Alpha. Output SPSS untuk uji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama-sama
40
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan KSU Arshindy Setia Mandiri.
Latar belakang utama didirikannya Koperasi serba usaha (KSU) Arshindy
Setia Mandiri yaitu dalam rangka ikut berperan aktif dalam pembangunan
ekonomi bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan usaha simpan yang dapat
menjadi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan bersama. KSU Arshindy setya Mandiri
Margasari dengan kepercayaan dasar yang dimiliki berupaya agar dapat bekerja
secara maksimal sehingga dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan
karyawan beserta keluarganya, membantu pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, membantu anggota dalam penambahan modal sehingga
usahanya dapat berkembang dan terbebas dari rentenir, membantu anggota yang
membutuhkan dana untuk biaya sekolah, berobat dan sebagainya.
KSU Arshindy Setia Mandiri dipelopori dan diketuai oleh Bapak Ariston
Sidauruk hingga sekarang. KSU Arshindy Setia Mandiri mulai menjalankan
usahanya pada tanggal 1 april 2004 dengan nama Usaha Simpan Pinjam Arshindy
Setia Mandiri dengan jumlah karyawan sebanyak tiga orang. Lokasi pendirian
USP Arshindy setia mandiri pertama kalinya didesa Pukuh maju RT 03/01
Prupuk. Pada awal berdirinya koperasi belum mempunyai status. Seiring
masyarakat sekitar yang membutuhkan modal membantu perkembangan
perluasaan pasar USP Arshindy setia mandiri. Saat ini koperasi telah memiliki
delapan unit cabang yang tersebar dibeberapa kabupaten di jawa tengah.
Pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2010, salah satu peserta rapat mengusulkan
kepada ketua Koperasi agar menetapkan badan hukum koperasi. Usulan tersebut
diterima oleh ketua sehingga pada tahun tersebut USP arshindy setia mandiri
memiliki Akta pendirian dengan Badan Hukum Nomor 54/BH/XIV/26/2010
dengan nama Koperasi Serba Usaha (KSU) Arshindy Setia Mandiri. Koperasi ini
disebut sebagai koperasi serba usaha karena kegiatannya tidak hanya berfokus
kepada satu usaha saja, akan tetapi juga pada beberapa usaha. Pada tahun 2010
koperasi Arshindy setia Mandiri memiliki kegiatan usaha yaitu Rumah Makan,
Penginapan, dan Simpan Pinjam. Akan tetapi saat ini usaha Rumah Makan dan
Penginapan sudah tidak beroperasi lagi. Saat ini koperasi hanya fokus pada
kegiatan simpan pinjam. Walaupun demikian nama koperasi tidak berubah dan
badan hukum koperasi belum berganti.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara bagian-bagian
dalam suatu organisasi. Struktur organisasi ini mengkhususkan pembagian
kegiatan kerja dan menunjukkan bagaimana suatu kegiatan atau fungsi –fungsi
Adapun perangkat organisasi koperasi yang sesuai dengan Undang-Undang
Perkoperasian Republik Indonesia No 25 tahun 1992 BAB IV pasal 21 adalah
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas
Sementara itu susunan kepengurusan Koperasi Serba Usaha Arshindy Setia
Mandiri Margasari adalah sebagai berikut :
1. Pengurus
Ketua : Ariston Sidauruk
Sekretaris : Drs. Sugito
Bendahara : Novita Andriani Sidauruk
2. Pengawas
Ketua : Kuswanto
Anggota : Kennauli Sinaga
Anggota : Purwanto
Struktur Organisasi
KSU Arshindy Setia Mandiri Margasari
Sumber: KSU Arshindy Setia Mandiri Margasari.
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
Pengawas Pengurus
Manajer
Pimpinan Unit Cab Kersana
Pimpinan Unit Cab Slawi
Pimpinan Unit Cab Bumiayu
Pimpinan Unit Cab Tonjong
Pimpinan Unit cab Prupuk
Pimpinan Unit Cab Brebes
Tanggung jawab dan tugas dari masing-masing jabatan
1. Ketua
a. Mengadakan persiapan dan penyusunan rencana kerja, rencana anggaran
dan belanja bersama-sama dengan anggota pengurus yang membidangi
suatu urusan tertentu menyajikan kepada rapat anggota melalui rapat
pengurus.
b. Menjaga kerukunan, disiplin kerja dan kerjasama antar anggota-anggota
pengurus
c. Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada badan pemeriksa secara berkala
dan kepada rapat anggota sekurang-kurangya setahun sekali.
2. Sekretaris
a. Mengurus pengetikan dan pengiriman surat-surat dari semua anggota
pengurus
b. Mengurus semua jenis undangan rapat, siding pertemuan, latihan dan
penyuluhan.
c. Menyusun dan mengurus semua jenis laporan
d. Melaksanakan semua tugas pengawasan khusus bidang tata usaha,
terutama administrasi anggota dan penyuluhan/ pendidikan.
a. Mengurus dan menyusun konsep dan rencana kegiatan untuk bidang
urusannya dan bidang-bidang lain yang memiliki dampak keuangan
sebagai bahan pembahasan dalam rapat pengurus.
b. Mengurus dan mengawasi penyelenggaraan pengurusan keuangan dan
pembendaharaan.
c. Melaporkan kepada rapat pengurus mengenai posisi keuangan koperasi
sewaktu-waktu diperlukan.
d. Melaksanakan tugas pengawasan khusus di bidang usaha pemasaran dan
usaha-usaha pemasukan uang yang lain.
C. Bidang Usaha
KSU Arshindy Setia Mandiri membuka kantor kas pelayanan simpan pinjam
dengan penjaminan BPKB dan Penjaminan sertfikat bangunan. Dalam
mengajukan permohonan kredit, calon anggota harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh koperasi. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi anggota
adalah sebagai berikut :
Persyratan Permohonan Kredit
1. Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami istri
2. Fotocopi Kartu Keluarga (KK)
3. Surat Keterangan bidang usaha (pedagang/pengusaha)
4. Surat Keterangan slip gaji (Pegawai)