• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Lince Elisabeth Kendi 111334003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN Ku persembahkan karya ini untuk :

(5)

v

MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia

yang

memberi kekuatan

kepadaku.

(Filipi 4 :13 )

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak

akan hilang. (

Amsal 23 :18)

Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya

sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati

(Amsal 21 :2)

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Lince Elisabeth Kendi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) hubungan positif gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Jumlah mahasiswa sebanyak 85 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik pengujian hipotesis menggunakan korelasi Spearman Rank.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa (nilai Sig. (2-tailed) = 0,000; (2) Ada hubungan positif belajar visual (nilai Sig.(2-tailed) = 0,023); (3) Ada hubungan positif gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar mahasiswa (nilai Sig.(2-tailed) = 0,000); (3) Tidak ada hubungan gaya belajar auditori dengan prestasi belajar mahasiswa (nilai

(9)

ix ABSTRACT

EMOTIONAL INTELLIGENCE RELATIONSHIP WITH LEARNING STYLES AND ACHIEVEMENT STUDENTS

Case study on Student of 2015 Batch of Economic Study Program, Expertise in Accounting Education, Sanata Dharma University

Lince Elisabeth Kendi Sanata Dharma University

2017

The research aims to know: (1) emotional intelligence is a positive relationship with student achievement, (2) a positive relationship with the learning styles of students' achievement.

This research is a case study research. This research wass carried out in May, 2016. Populations of this research were students of 2015 batch of Economic Stduy Program, Expertise in Accounting Education Sanata Dharma University. Numbers of population of this research were 85 student. The technique of hypothesis testing was correlation Spearman Rank.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya

Belajar terhadap Prestasi Mahasiswa dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi;

(11)

xi

saran untuk kesempurnaan skripsi ini; Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.

4. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama proses perkuliahan;

5. Theresia Aris Sudarsilah selaku Tenaga Administrasi yang telah membantu memperlancar untuk terselesaikannya skripsi ini;

6. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk mengisi kuesioner peneliti;

7. Kedua Orang Tuaku Bapak Yakonias Kendi dan Ibu Jhosepina Tarami yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan senantiasa memberikan doa, dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini

8. Anak ku jantung hatiku Elia Eljero Milano, trimakasih sudah menjadi motivasi ku untuk menyelesaikan skripsi ini

9. Sahabat-sahabat ku yang luar biasa baik (Bu Antoh, Bu Sega, Pacil, Nu Erlin) sa sayang kam sekali trimakasih su marah-marah sa, kam empat luar biasa trimakasih sampe skripsi ini selesai

10.Milpa (Milano Papa), terima kasih untuk dukungannya selama ini

11.Bapak ibu pengasuh di Panti Asuhan Griya Kasih Victory yang selama ini tidak pernah lelah memberikan dukungan materi dan nilai-nilai kehidupan buat saya. 12.Kakak ku tercinta Tirza Persila Awairaro dan Kaleb Tarami, yang selama dijogja

(12)

xii

13.Eyang tercinta Ibu Agung Budiman, yang selalu memberikan support dan motivasi kepada penulis

14.Teman-teman Metroxilon FC (kk Mia, Kk Ivon, Jeng Yos, Ony, Rhyo, Kk Wilis, Ade Ichat, Jopak, padek, Milpa, Boram) Hormat kam semua luar biasa sa sayang sampe

15.Semua pihak yang telah mendukung dan memberi motivasi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu Tete Manis Sayang.

16.Sahabat-sahabat baik ku teman seangkatan PAK 2011 ( Mak Vio, Ayu, Diah, Oktin, Gres, Fanny, Erlin, Resa, Dewi, Revi, Vita, Tripur, Radyt, Hery, Theo, Irwan, Unggul, There, Junita, Ali, Bono)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 10

(14)

xiv

a. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 11

2. Kecerdasan Emosional ... 13

a. Pengertian Emosi ... 13

b. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 14

c. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 15

3. Gaya Belajar ... 18

d. Pengertian Gaya Belajar ... 18

e. Tipe-tipe Gaya Belajar ... 19

f. Manfaat Gaya Belajar Mahasiswa Bagi Dosen ... 22

B. Kerangka Berpikir ... 23

1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Mahasiswa /.IPK .. 23

2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Mahasiswa / IPK ... 24

C. Paradigma Penelitian ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28

E. Populasi ... 33

F. Metode Pengumpulan Data... 34

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

1. Instrumen Penelitian ... 34

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 35

a. Uji Validitas ... 35

b. Uji Reliabilitas ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 40

1. Teknik Analisis Deskriptif ... 40

2. Uji Prasyarat Analisis ... 43

a. Uji Normalitas Bivariat... 43

(15)

xv BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 47

B. Nama-nama yang Menjabat Rektor ... 50

C. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 50

1. Visi... 50

2. Misi ... 51

3. Motto ... 51

4. Tujuan Pembelajaran ... 52

D. Gambaran Umum Program Studi ... 52

1. Sejarah Singkat Program Studi ... 52

2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Program Studi ... 54

3. Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi ... 56

4. Kurikulum ... 58

5. Proses Pembelajaran... 58

6. Sumber Daya Manusia ... 59

7. Sarana dan Prasarana... 59

8. Beasiswa ... 60

9. Kemahasiswaan ... 60

10.Profil Kelulusan ... 61

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 63

1. Variabel Kecerdasan Emosional ... 63

2. Variabel Gaya Belajar ... 65

3. Variabel Prestasi Belajar ... 67

B. Analisis Data... 68

Pengujian Normalitas Bivariat... 68

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 70

1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar ... 71

2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 72

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

(16)

xvi

b. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi ... 79

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Keterbatasan ... 83

C. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ... 29

Tabel 3.2 ... 31

Tabel 3.3 ... 33

Tabel 3.4 ... 35

Tabel 3.5 ... 37

Tabel 3.6 ... 48

Tabel 3.7 ... 40

Tabel 3.8 ... 41

Tabel 3.9 ... 42

Tabel 3.10 ... 43

Tabel 3.11 ... 43

Tabel 3.12 ... 45

Tabel 5.1 ... 64

Tabel 5.2 ... 66

Tabel 5.3 ... 67

Tabel 5.4 ... 69

Tabel 5.5 ... 70

Tabel 5.6 ... 71

Tabel 5.7 ... 73

Tabel 5.8 ... 75

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix LAMPIRAN

LAMPIRAN ... 89

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 90

Lampiran 2 Data Induk Uji Validitas ... 98

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ... 104

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 109

Lampiran 6 Uji Normalitas Bivariat ... 113

Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis ... 116

Lampiran 8 Distribusi Data ... 119

Lampiran 9 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP) ... 125

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menghadapi perkembangan jaman pada saat ini, denganpendidikan seseorang dapat mengikuti arus globalisasi. Dalam dunia pendidikan semua orang dituntut untuk terus berprestasi dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya, agar mampu bersaing di era yang semakin maju ini. Tak terkecuali mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi merasakan dampak dari globalisasi, maka dari itu mahasiswa-mahasiswatersebut dituntut untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya.

(21)

dalam dunia kerja (atau dapat digunakan sebagai modal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi).

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajarmengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang dosen kepada peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya mengharapkan prestasi yang maksimal.

Prestasi akademik yang di capai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri mahasiswa (faktor internal) maupun dari luar mahasiswa (faktor eksternal), pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik di perlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam determinan tersebut berhubungan dengan perubahan prestasi, sehingga pada akhirnya menjadi rekomendasi bagi pengambilan kebijakan dalam pendidikan.

Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut, faktor kecerdasan emosional dan gaya belajar mahasiswa berpengaruh pada prestasi belajarnya. Kecerdasan emosional dianggap berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi. Kecerdasan emosional yang baikdapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar, membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2002 : 17).

(22)

dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini yang mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Proses belajar di perguruan tinggi bersifat kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient(IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529), hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.

(23)

Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikankekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah, karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

(24)

Gaya belajar yang baik dapat terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa, sehingga mereka dapat membagi waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar. Motivasi dan disiplin diri sangat penting dalam hal ini karena motivasi merupakan arah bagi pencapaian yang ingin diperoleh dan disiplin merupakan perasaan taat dan patuh pada nilai-nilai yang diyakini dan melakukan pekerjaan dengan tepat jika dirasa itu adalah sebuah tanggung jawab.

Gaya belajar atau kebiasaan belajar merupakan tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Apabila mahasiswa tersebut bisa melakukan proses yang baik dalam belajar,akan mendapatkan hasil yang mereka harapkan, begitu jugasebaliknya, kebiasaan belajar yang buruk akan membuat hasil yang dicapai menjadi tidak maksimal.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan menjadi percaya diri, mampu mengelola perasaan, tidak mudah marah dan berempati dengan sesama, namun diProgram Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi tidak demikian adanya, disini masih banyak dijumpai mahasiswa yang kurang percaya diri misalnya ketika presentasi di kelas.

(25)

dengan baik pada lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa dapat belajar dengan baik jika diberi bimbingan oleh dosesn, namun mahasiswa dapat belajar dengan baik atas inisiatif sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hubungan antara kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar. Judul penelitian ini adalah “ Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar denganPrestasi Belajar Mahasiswa” penelitian ini merupakan studi kasus di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2015. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:

1. Mahasiswa yang kurang percaya diri misalnya ketika presentasi di kelas. 2. Selain Kecerdasan emosional, peneliti juga mengamati gaya belajar yang

terjadi di Program Studi Pendidikan Akuntansi yaitu gaya belajar mahasiswa yang hanya datang, duduk, diam dan menunggu untuk cepat pulang merupakan contoh gaya belajar yang tidak baik.

3. Mahasiswa menganggap perkuliahan hanya formalitas semata tapi yang dicari hanya nilai.

(26)

lainnya mengerjakan tugas latihan yang diberikan dosen lalu mencatat dari hasil pekerjaan temannya.

5. Beberapa mahasiswa tidak dapat belajar dengan baik dipagi hari, tetapi mereka dapat belajar ketika siang hari, ada juga yang dapat belajar keika penerangan dikelas yang cukup, dan lingkungan yang berisik, namun terdapat mahasiswa yang dapat beajar dengan baik pada lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa dapat belajar dengan baik jika diberi bimbingan oleh dosesn, namun mahasiswa dapat belajar dengan baik atas inisiatif sendiri

C. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang diduga berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa. Faktor-faktor tersebut adalah faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat) dan faktor internal (fisiologis, dan psikologis). Penelitian ini memfokuskan pada faktor kecerdasan emosional dan gaya belajar mahasiswa, untuk mengukur prestasi mahasiswa. Prestasi belajar dalam penelitian ini ditunjukkan dengan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(27)

2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan gayabelajar dengan prestasi belajar mahasiswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosional dengan prestasi belajarmahasiswa.

2. Untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang pendidikan yang terkait dengan hubungan kecerdasan emosional dan gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Wawasan pengetahuan ini juga dapat menjadi wacana pengetahuan bagi mahasiswa di lingkungan pendidikan, khususnya bidang pendidikan akuntansi dalam mengikuti proses belajar di Universitas Sanata Dharma.

2. Manfaat praktis a. Program Studi

(28)

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa di waktu yang akan datang.

c. Bagi Peneliti

(29)

10 BAB II

KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1.Prestasi belajar

(30)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan pada diri pembelajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta sebagai bukti atas usaha dalam kegiatan belajar.Proses penilaian ini berasal dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang bertujuan untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam menerima pembelajaran dari dosen. Penilaian ini biasanya dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.

a. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2010: 54-72), ada dua faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu internal dan eksternal.

1) Faktor internal:

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

a) Faktor lntelegensi

(31)

b) Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Mahasiswa yang kurangberminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.

c) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis

Keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas / labilitas mental mahasiswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.

2) Faktor eksternal:

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri mahasiswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a) Faktor Dosen

(32)

b) Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.

c) Faktor Sumber - Sumber Belajar.

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam melakukan perbuatan belajar.

2. Kecerdasan Emosional a. Pengertian emosi

(33)

secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

b. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional menurut Goleman (2002:45) adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.Daniel Goleman (2009:45) menerangkan bahwa kualitas – kualitas emosional yang tampak penting bagi keberhasilan seseorang ditandai dengan:

1)Adanya rasa empati yang besar dalam dirinya terhadap sesama.

2)Mau mengungkapkan dan memahami perasaan diri sendiri dan orang lain.

3)Mampu mengendalikan amarah. 4)Memiliki kemandirian diri.

5)Dapat menyesuaikan diri dengan mudah dimanapun ia berada. 6)Senang berdiskusi.

7)Mudah memaafkan orang lain 8)Peduli sesama

9)Mampu melepaskan diri dari perasaan sedih 10)Mampu mengekspresikan emosi

11)Mampu memaafkan orang lain

(34)

Berperannya emosional dalam aktivitas kehidupan seseorang menjadikan seseorang menjadi tertarik untuk mempelajarinya dan lebih diarahkan pada konsep kecerdasaan emosional yang dapat berperan dalam membesarkan dan mendidik anak – anak.

c. Faktor-faktor Kecerdasan Emosional

Menurut Daniel Goleman (2000:58-59) menempatkan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:

1) Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman,2000: 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

2) Mengelola Emosi

(35)

sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2000:77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. 3) Memotivasi Diri Sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis dan keyakinan diri.

4) Mengenali Emosi Orang Lain

(36)

lain. Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman, 2000 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman, 2000 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. 5) Membina Hubungan

(37)

kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2000 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan oranglain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengambil komponen-komponen utama dan prinsip-prinsip dasar dari kecerdasan emosional sebagai faktor untuk mengembangkan instrumen kecerdasan emosional 3. Gaya Belajar

a. Pengertian gaya belajar

Ghufron dan Risnawati (2010 : 42) Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar/cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses dan menguasai informasi yang baru melalui persepsi yang berbeda.

(38)

kategori – kategori tertentu. Dimana dari kategori – kategori yang ada dapat disimpulkan bahwa:

1) Gaya belajar pada tiap - tiap mahasiswa berbeda.

2) Seorang dosen dapat menemukan jenis gaya belajar tersebut berdasarkan instrumen tertentu.

Adanya kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar dapat mempertinggi efektivitas belajar.

b. Tipe - tipe gaya belajar

Menurut Suyono dan Haryanto (2011:148-160) mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yakni sebagai berikut :

1) Gaya Belajar Visual (Belajar dengan Cara Melihat)

(39)

untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi

Ciri-ciri gaya belajar visual : a) Bicara agak cepat

b) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi c) Tidak mudah terganggu oleh keributan

d) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar e) Lebih suka membaca dari pada dibacakan f) Pembaca cepat dan tekun

2) Gaya Belajar Auditori (Belajar dengan Cara Mendengar)

(40)

dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Mahasiswa auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi mahasiswa auditori mendengarkannya. Mahasiswa seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

a) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri b) Penampilan rapi.

c) Mudah terganggu oleh keributan.

d) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.

e) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.

f) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.

3) Gaya Belajar Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja dan Menyentuh).

(41)

beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mahasiswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik : a) Berbicara perlahan.

b) Penampilan rapi.

c) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.

d) Belajar melalui memanipulasi dan praktek menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

e) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. f) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita g) Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar. h) Menyukai praktik/ percobaan.

i) Menyukai permainan dan aktivitas fisik c. Manfaat gaya belajar mahasiswa bagi dosen

(42)

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat ( Goleman 2000;44 ). Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting yang menunjung keberhasilan individu dalam menjalankan kegiatan pendidikannya. Jadi apabila seorang mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi, akan meningkatkan prestasi belajarnya (Goleman, 2000 ; 47 ).

Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

(43)

berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari tingginya kecerdasan emosi, sosial dan spiritual.

Kecerdasan emosional saling berbeda dan saling melengkapi dengan kemampuan akademik murni yang diukur dengan IQ. Kecerdasan emosional yang baik dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati, dankemampuan sosial. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki keterampilan emosi yang baik akan berhasil di dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk terus belajar. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang kurang baik, akan kurang memiliki motivasi untuk belajar, sehingga dapat merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas individu tersebut sebagai mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dan sebagainya, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan akibatinteraksinya dengan lingkungannya. Gaya belajar adalah kebiasaan mengikuti kuliah yang dilakukan dengan baik, akan meningkatkan prestasi belajar individu tersebut.

(44)

orangatau mahasiswa untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian, secara umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan, pilihan, dan perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam suatu yang telah dikondisikan.

C. Paradigma Penelitian

Keterikatan antara variabel-variabel penelitian dapat disusun dalam suatu paradigma penelitian sebagai berikut:

keterangan :

Xı = kecerdasan emosional X2 = gaya belajar

Y = prestasi belajar mahasiswa

= Hubungan kecerdasan emotional dengan Prestasi Belajar Mahasiswa = Hubungan gaya belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

X1

X2

(45)

D. Hipotesis

1. H01 :Tidak terdapat hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa

Ha1:Terdapat hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajarmahasiswa.

2. H02 :Tidak terdapat hubungan positif gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dan penelitian studi kasus, pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian studi kasus, yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau gejala tertentu (Suharsimi Arikunto, 2006 : 131).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei2016 C. Subjek dan Objek Penelitian

(47)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma angkatan 2015

2. Objek penelitian ini adalah hubungan kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Untuk menyatukan pandangan mengenai istilah dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan pembatasan istilah sebagai berikut :

1. Kecerdasan Emosional (EQ) Mahasiswa.

(48)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Kecerdasan Emosional

Variabel penelitian

Dimensi Indikator Pernyataan

Positif Negatif

Menerima diri sendiri 6 Menyadari kekuatan sesat untuk mencapai sesuatu yang diinginkan

(49)

Variabel Motivasi diri Menyukai hal-hal baru 16

Refleksi diri / evaluasi

Menerima saran / kritik 21 Kemampuan

Sumber : Daniel Goleman (2009:45) Diolah 2. Gaya Belajar Mahasiswa

(50)

Tabel 3.2

Operasional Variabel gaya belajar Variabel

penelitian

(51)

Variabel

Sumber: Suyono dan Haryanto (2011:148-160) Diolah

3.Prestasi Belajar Mahasiswa

(52)

Tabel 3.3

Kategori Prestasi Belajar

IP Kumulatif Kategori

3,50 - 4,00 Amat Baik

2,76 – 3,49 Baik

2,00 – 2,75 Cukup Baik

1,00 – 1,99 Kurang Baik

0,00 – 0,99 Sangat Kurang

Sumber : Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

E. Populasi

(53)

F. Metode Pengumpulan Data

Ada dua metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode Kuesioner

Metode kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2000 : 13) adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan daftar isian dan skala pernyataan yang dibuat peneliti dan diberikan kepada subyek penelitian. Teknik pengambilan data dilakukan dengan memberikan angket kepada subyek penelitian yaitu mahasiswa yang menjadi sampel penelitian. Dengan menggunakan metode ini diharapkan peneliti akan memperoleh data mengenai kecerdasan emosional dan gaya belajar mahasiswa dari para responden.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2000:206). Data yang diperoleh melalui metode ini yaitu prestasi belajar melalui nilai akhir semester yang di ukur dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

(54)

instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner. Angket ini berisi butir – butir pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian untuk diberi tanggapan oleh subyek penelitian. Penskoran menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor alternative jawaban

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

2. Uji Coba Instrumen

Menurut Sugiyono (2006:102) Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang baik, maka suatu instrumen harus memenuhi suatu kriteria yang baik pula. Kriteria tersebut adalah dengan mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen yang digunakan.

a) Uji validitas

(55)

biasa disebut dengan korelasi product moment. Rumus korelasi

Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas alat ukur semakin jauh pula alat pengukur mengenai sasarannya. Adapun dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan (α = 0,05 )maka butir -butir pernyataan dikatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan (α = 0,05 )maka butir -butir pernyataan dikatakan tidak valid.

(56)

dari rtabel dengan N= 85 dengan taraf signifikansinya 5% maka rtabel 0,3610 maka butir soal yang telah disusun kedalam instrumen dinyatakan valid sehingga keputusan data penelitian dapat digunakan.

a. Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Kecerdasan Emosional

No.Item Soal Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,507 0,3610 Valid

(57)

b. Uji Validitas Variabel Gaya Belajar Table 3.6

Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Gaya Belajar No.Item Soal Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,418 0,3610 Valid

di atas tampak 20 pernyataan yang dinyatakan valid karena rhitung lebih besar dari rtabel maka 20 pernyataan tersebut layak digunakan untuk penelitian

b) Uji reliabilitas

(58)

reliabilitas untuk variabel kecerdasan emosional dan gaya belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut:

r11 = ( )(1 -

keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal

 = jumlah varian-varian butir

⅀ = varian total

(59)

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No Variabel Cronbach’s Alph Keterangan

1 Kecerdasan Emosional 0.901 Reliabel

2 Gaya Belajar 0.852 Reliabel

Sumber : Data primer 2016, Diolah

Suatu variabel dikatakan reliabel jika Cronbach’s Alph lebih besar dari 0,60 (Ghonzali, 2007 : 42). Jadi hasil pengujian dari dua (2) variabel diatas dinyatakan reliabel (dapat dipercaya) karena nilai Cronbach’s Alph masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,60.

H. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuesioner dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif ( Siregar 2013: 221). Pengujian statistik deskripsi ini untuk mendeskripsikan variabel penelitian yaitu kecerdasan emosional dan gaya belajar.

(60)

digunakan dalam penelitian ini adalah PAP tipe II.Dalam PAP tipe II ini penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score

adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup.Berikut adalah table PAP tipe II (Masidjo, 1995:157).

Tabel 3.8

Berikut ini adalah pendeskrisian variabel penelitian:

a. Kecerdasan Emosional

Jumlah item Kecerdasan Emosional terdiri dari 25 pernyataan. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

1) Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4x25 = 100 2) Skor terendah yang mungkin dicapai: 1x25 = 25

Penilaian kecerdasan emosional berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut :

(61)

25 + 46 % (100 – 25 ) = 59,5 dibulatkan menjadi 60 Tabel 3.9

Interval Skor Kecerdasan Emosional No Interval Skor Kategori Penilaian

1 87 – 100 Sangat tinggi

2 76 - 86 Tinggi

3 66 – 75 Sedang

4 61 – 65 Rendah

b. Gaya Belajar

Jumlah item Gaya Belajar terdiri dari 20 pernyataan. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

1) Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4 x20 = 80 2) Skor terendah yang mungkin dicapai: 1x20 = 20

Penilaian gaya belajar berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut :

20 + 81% (80 – 20 ) = 68,6 dibulatkan jadi 69 20 + 66 % (80 – 20 ) = 59,6 dibulatkan jadi 60 20 + 56 % (80 – 20 ) = 53,6 dibulatkan jadi 54 20 + 46 % (80 – 20 ) = 47,6 dibulatkan jadi 48

(62)

Tabel 3.10

Interval Skor Gaya Belajar

No Interval Kategori

1 70-80 Sangat baik

2 61– 69 Baik

3 55 – 60 Cukup

4 49– 54 Tidak Baik

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Penilaian IPK berdasarkan Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Tahun 2011, sebagai berikut:

Tabel 3.11

(63)

Disimpulkan berdistribusi normal bivariat jika nilai R square >

H01 :Tidak ada hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa

Ha1: Ada hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa

b) Hipotesis Kedua

H02 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Ha2 : Ada hubungan positif dan signifikan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama dan kedua ini dilakukan berdasarkan rumus korelasi Spearman sebagai berikut (Siregar,

2013:380) :

r

s

= 1-

keterangan:

(64)

Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasi tersebut berkisar (rs) = (-1 ≤ 0 ≤ 1).

Berikut ini disajikan tabel tentang korelasi hubungan menurut siregar (2013 : 251) sebagai berikut :

Tabel 3.12

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah

2 0,20 0,399 Lemah

3 0,40 0,599 Cukup

4 0,60 0,799 Kuat

5 0,80 0,100 Sangat Kuat

3) Penarikan Kesimpulan

(65)

t = √

Keterangan:

(66)

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Univeristas Sanata Dharma merupakan salah satu perguruan tinggi swasta katolik di daerah Yogyakarta. Perguruan tinggi inisekarang sudah berusia 60 tahun. Tujuan didirikannya perguruan tinggi ini adalah untuk mencerdaskan dan membentuk manusia yang humanis (peduli, tanggung jawab dan memanusiakan manusia).Awal mula berdirinya perguruan tinggi ini karena ide dari Prof.Moh.Yamin, S.H. yang saat itu sedang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1950-an. Ide ini disambut baik oleh para imam katolik terutama Ordo SocietesJesus(S.J). Perguruan tinggi ini awal mulanya bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), PTPG Sanata Dharma terbentuk pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Nama “Sanata Dharma” merupakan nama yangdiciptakan oleh

Pater K. Looymans, S.J yang saat itu sedang menjabat di Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di kantor Wali Gereja Indonesia. Arti “Sanata Dharma” yaitu“kebaktian yang sebenarnya”. atau “pelayanan

(67)

berdirihanya mempunyai 4 jurusan yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik, PTPG Sanata Dharma dipimpin oleh Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J sebagai Dekan dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan. Dengan perjalanan waktu dan perkembangan kebijakan pemerintah khususnya pada Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka pada bulan November 1958 PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dengan status “DISAMAKAN” dengan negeri

(68)

sebelumnya, nama IKIP Sanata Dharma cukup lama disandang oleh perguruan tinggi ini. Hingga pada tahun 1993 KIP Sanata Dharma kembali menyesuaikan diri dengan tuntutan, kebutuhan masyarakat, dan kemajuan jaman. IKIP Sanata Dharma berkembang menjadi Universitas Sanata Dharma (SK Mendikbud No.46/D/O/1993) berlaku tanggal 20 April 1993. Perkembangan ini diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olehsebab itu, perkembangan ini diharapkan dapat mendorong Universitas Sanata Dharma untuk memperluas muatan program pendidikannya.

(69)

Keberhasilan yang diperolah Universitas Sanata Dharma tidak hanya menjadi suatu kepuasan semata akan tetapi juga sebagai dorongan semangat Untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik sesuai dengan mottonya “Cerdas dan Humanis”

B. Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Santa Dharma:

a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967)

b. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)

d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)

e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)

g. Dr. Paulus Suparnoo, S.J., MST (2001-2006)

h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014)

i. Drs. JohanesEka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (2014-sekarang)

C. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma

1. Visi

(70)

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri-ciri personalis, dialogis, pluralistik dan transformatif.

b. Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu dan mampu mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha menggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui publikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan berbagai mitra yang memilikivisi serta kepedulian sama, dan pemberdaayaan para alumni dalam pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

3. Motto

“Memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai

(71)

4. Tujuan Pembelajaran

Tujuan didirikan Universitas Sanata Dharma untuk membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang dilandasi oleh nilai kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadiaan yang tinggi.

D. Gambaran Umum Program Studi

1. Sejarah Singkat Program Studi

Pada tahun 1957 didirikan Program Studi Pendidikan Ekonomi, yang saat itu bernama Jurusan Ilmu Ekonomi PTPG Sanata Dharma. Jurusan ini dididirikan oleh Dr. A.M. Kuylaars, S.J. atau lebih akrab dengan nama Prof. Dr. AM. Kadarman, S.J.Tanggal 11 Juli 1962hingga tahun 1981, jurusan Ilmu Ekonomi memperoleh status “disamakan”. Dengan berjalannya waktu dan berdasarkan keputusan

Mendikbud RIpada tanggal 28 Januari 1985 Jurusan IlmuEkonomi bergantinamamenjadiJurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU) yang dibagi menjadi dua program studi yaituProgram Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi (PEK) dan program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK) dengan status “disamakan”.Status ini kembali diberikan kepada

(72)

Semenjak IKIP Sanata Dharma berganti menjadi Universitas pada tahun1993 mulai dibukanya Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi (PEK) dan Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK) berada di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial (JPIPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Setalah 6 tahun kemudian tepatnya pada tahun1999, Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi berganti nama menjadi Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE) Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Koperasi (BKK-PEK) dan BKK Pendidikan Akuntansi (PAK) (SK Dirjen Dikti No. 143/DIKTI/Kep/1999 tentang Penataan Prodi).

(73)

2009hingga17 Juli 2014. Tahun 2014, Program Studi Pendidikan Ekonomi kembali melakukan kegiatan akreditasi. Kegiatan akreditasi dilakukanuntuk mengetahui mutu kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama lima tahun silam.Hasil dari kegiatan akreditasi oleh BAN-PT menetapkan bahwa status akreditasi Program Studi Pendidikan Ekonomi adalah A (SK No.372/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2014) yang mulai berlaku pada tanggal 20 September 2014 hingga 19 September 2019

2. Visi, Misi dan tujuan pendidikan Program Studi

a. Visi Program Studi Menjadi program studi pendidikan ekonomi yang unggul ditingkat nasional dalam menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang keahlian khusus Pendidikan Ekonomi dan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang profesional, cerdas dan humanis pada tahun 2017.

b. Misi Program Studi

(74)

2) Menyelenggarakan penelitian yang menghargai kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk mengembangkan ilmu pendidikan, ekonomi dan akuntansi.

3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang mengasah kepekaan dan kepedulian sosial sebagai penerapan ilmu dan hasil penelitian untuk memberdayakan masyarakat.

4) Menghadirkan pencerahan bagi masyarakat yang mencerdaskan melalui publikasi ilmiah dan pengembangan kerja sama dengan lembaga mitra dan alumni.

c. Tujuan Program Studi

1) Dihasilkannya calon pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang Pendidikan Ekonomi Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi dan Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang profesional, cerdas dan humanis.

2) Terselenggaranya proses pendidikan yang berlandaskan paradigma Pedagogi Ignasian dan student centered learning

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

(75)

4) Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat yang terprogram untuk memberdayakan masyarakat.

5) Terselenggaranya publikasi ilmiah dan pengembangan kerja sama yang sinergis dengan lembaga mitra dan alumni.

3. Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi

Gambar 1

Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dewan

Kepala Lab & PPL BKK Pendidikan Ekonomi

Sekretaris Administrasi

Dosen Pembimbing Akademik & Dosen Mata Kuliah

Kepala Lab & PPL BKK Pendidikan Akuntansi

Sekretaris Administrasi

(76)

Keterangan

a. Dewan Dosen (rapat dosen prodi) berwenang dalam menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas dan fakultas agar dilaksanakan pada prodi Pendidikan Ekonomi.

b. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi bertanggung jawab:

1) Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

2) Membina tenaga kependidikan, mahasiswa,tenaga administrasi dan bertanggung jawab kepada dekan FKIP melalui Ketua Jurusan PIPS. 3) Mengkoordinasikan pelaksanaan hasil keputusan rapat prodi.

c. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi bertugas:

1) Membantu Ketua Program Studi dalam melaksanakan pekerjaannya. 2) Menyusun jadwal perkuliahaan dan jadwal ujian bersama Ketua Program

Studi.

3) Mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan yang selenggarakan oleh prodi.

4) Mengkoordinasikan pengarsipan dokumen program studi. 5) Mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat program studi. 6) Melaksanakan fungsi Kaprodi apabila berhalangan.

d. Sekretaris Administrasi bertugas memperlancar pelaksanaan fungsi-fungsi administrasif program studi.

(77)

Pembelajaran Ekonomi bertugas:

a. Mengatur dan mengkoordinir penyelenggaraan PPL dan Program Pendampingan Belajar Masyarakat (PBM) Prodi Pendidikan Ekonomi dan bertanggung jawab kepada Kaprodi.

b. Mengelola perpustakaan Program Studi.

c. Mengembangkan dan mengelola media pembelajaran.

d. Membuat pedoman dan bahan praktik ekonomi koperasi dan akuntansi. e. Memfasilitasi penggunaan laboratorium pembelajaran ekonomi

4. Kurikulum

Perkembangan kurikulum senantiasa dilakukan secara periodik untuk merealisasikan visi/misi, penyesuaian dengan kurikulum nasional dan sebagai pertahan relevansi di dunia kerja.Kurikulum yang saat ini digunakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi yaitu kurikulum 2013. 5. Proses Pembelajaran

(78)

6. Sumber Daya Manusia

Proses pembelajaran Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi di dukung oleh dosen-dosen dan tenaga administrasi yaitu sebagai berikut

a. Drs. F.X Muhadi, M.Pd.(Dosen)

b. Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si.(Dosen)

c. Dr. S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si.(Dosen) d. L. Saptono, S.Pd., M.Si.(Dosen)

e. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.(Dosen) f. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA.(Dosen) g. Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.(Dosen) h. B. Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd.(Dosen) i. A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd.(Dosen)

j. Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd.(Dosen) k. Theresia Aris Sudarsilah(Tenaga Administrasi) 7. Sarana dan Prasarana

(79)

menyediakan informasi. Sedangkan 79untuk dosen Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi disediakan satu ruangan kerja pribadi supaya dapat menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah dan bimbingan mahasiswa yang baik, untuk dosen disediakan satu ruangan kerja pribadi supaya dapat menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah dan bimbingan mahasiswa yang baik.

8. Beasiswa

Ada beberapa macam beasiswayang dikelola Wakil Rektor III, antara lain beasiswa Yayasan IJARI, TPSDP, Yayasan Salim, Toyota Astra, BPAK/PKPS-BBM/BBPM, Pengembangan Prestasi Akademik, Bantuan Belajar Mahasiswa, Yayasan SUPERSEMAR, Scholarship Fund

Yayasan Sanata Dharma, Bantuan Tugas Akhir (Skripsi),beasiswa dari Bank LIPPO, PT Bank Central Asia, dan Miserior Nasional-APTIK. Pemberian beasiswa ini bertujuan untuk memperlancar penyelesaian studi, terutama bagi mahasiswa kurang mampu dan berprestasi akademik baik

9. Kemahasiswaan

Kegiatan kemahasiswaan di Program Studi Pendidikan Ekonomi ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. HIMAPENSI (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi).Dengan tugas yaitu:

(80)

2) Bertugas merencanakan, menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler bersama Wakil Ketua Program Studi.

b. Kegiatan-kegiatan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Kegiatan ko kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler Riset pasar (semester I) Lomba seni / alat peraga Studi ekskursi ke perusahaan di

DIY-Jateng (semester III)

Lomba karya tulis

Studi ekskursi ke perusahaan di DIY-Jateng (semester III) Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi 2011

10.Profil Lulusan

(81)
(82)

63 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2015, dengan jumlah keseluruhan 90 mahasiswa. Seluruh kuesioner diisi secara lengkap dan menjadi sumber data penelitian oleh 85 responden. Data hasil penelitian yang meliputi tiga variabel yaitu kecerdasan emosional, gaya belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

Berikut ini disajikan data mengenai kecerdasan emosional, gaya belajar pada prestasi belajar mahasiswa. Deskripsi data untuk masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995: 157). Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II pada masing-masing variabel dapat dilihat di lampiran halaman 125. Berikut hasil dari penilaian tiap-tiap variabel responden :

1. Variabel Kecerdasan Emosional

(83)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

D

Dari tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan akuntansi yang mempunyai kecerdasan emosional kategori sangat tinggi yaitu (17,6%), kecerdasan kategori tinggi yaitu (52,9%), kecerdasan yang kategori sedang (25,9%), dan kecerdasan yang kategori rendah (3,5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional mahasiswa pendidikan akuntansicenderung tinggi. Nilai mean untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 79,51, median sebesar 79,00 dan modus sebesar 77. Nilai mean sebesar 79,51 dalam tabel distribusi frekuensi masuk dalam kategori tinggi, perhitungan mean, median dan modus dapat dilihat pada lampiran halaman 120. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum, sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

(84)

Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (BKK) Angkatan 2015 mempunyai kecerdasan emosional dalam kategori yang tinggi 2. Variabel Gaya Belajar

Data gaya belajar didapat dari kuesioner yang berisi 20 butir pertanyaan, dengan responden berjumlah 85 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel gaya belajar dengan skor tertinggi yang dicapai adalah 80 dan skor terendah adalah 52, dengan perolehan masing-masing gaya belajar untuk gaya belajar visual berjumlah 22 mahasiswa, gaya belajar auditori sebanyak 28 mahasiswa dan untuk gaya belajar kinestetik sebanyak 35 mahasiswa, dimana kecenderungan belajar dengan gaya belajar kinestetik lebih besar. Selanjutnya dihitung presentase masing-masing gaya belajar (visual, audio dan kinestetik). Caranya dengan membandingkan jumlah mahasiswa yang kecenderungan gaya belajar tertentu dengan jumlah keseluruhan mahasiswa angkatan 2015. Berikut disajikan cara menghitung presentase gaya belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 :

a. Presentase Gaya Belajar Visual= 22/85 x 100% = 25,88% b. Presentase Gaya Belajar Audio = 28/85 x 100% = 32,94% c. Presentase Gaya Belajar Kinestetik = 35/85 x 100% = 41,17%

(85)

Tabel 5.2

(86)

mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat. Sedangkan mahasiswa yang kecenderungan memiliki gaya belajar kinestetik ialah mereka yang tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar melalui memanipulasi dan praktik menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula dalam belajar.

3. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar didapat melalui dokumentasi dari kampus berupa nilai indeks prestasi akademik. Nilai maksimum prestasi belajar adalah 4,00 dan nilai minimum adalah 0,00. Kategori prestasi belajar yang digunakan berdasarkan aturan dari Universitas Sanata Dharma yaitu :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

(87)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa frekuensi prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi yang berkategori amat baik yaitu sebanyak 9 mahasiswa (10,5%), prestasi kategori baik sebanyak 40 (47,1%), prestasi yang kategori cukup baik sebanyak 30 mahasiswa (35,3%), dan prestasi yang kategori kurang baik sebanyak 6 mahasiswa (7,1%). Nilai mean untuk prestasi belajar mahasiswa sebesar 2,81, median sebesar 2,86 dan modus sebesar 2,25. Nilai mean sebesar 2,81 dalam tabel distribusi frekuensi masuk dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum, sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (BKK) Angkatan 2015 mempunyai prestasi belajar dalam kategori yang tergolong baik sesuai dengan data pada distribusi frekuensi prestasi belajar (IPK) mahasiswa.

B. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Pengujian Normalitas Bivariat

(88)

data adalah R Square yang diperoleh dari perhitungan mendekati nilai 1, maka distribusi data dikatakan normal

a. Pengujian normalitas variabel gaya belajar dengan prestasi / IPK mahasiswa

Tabel 5.4

Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar Dengan Prestasi Mahasiswa Model Summary and Parameter Estimates

Dependent

Variable:chisquare

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R

Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .542 98.363 1 83 .000 .036 .015

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Hasil uji normalitas bivariat pada tabel 5.4dengan jumlah responden (n) sebanyak 85 mahasiswa dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan distribusi nilai R square = 0,542 oleh karena nilai R square = 0,542 < 0,80 maka distribusi data belum dapat dikategorikan normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data gaya belajar terhadap prestasi yang dilihat dari IPK mahasiswa adalah tidak berdistribusi normal.

(89)

Tabel 5.5

Hasil Uji Normalitas Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi / IPK Mahasiswa

Model Summary and Parameter Estimates Dependent

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Hasil uji normalitas bivariat pada tabel 5.5 dengan jumlah responden (n) sebanyak 85 mahasiswa dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan distribusi nilai R square = 0,780 oleh karena nilai R square = 0,780 < 0,80 maka distribusi data belum dapat dikategorikan normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data kecerdasan emosional terhadap prestasi yang dilihat dari IPK mahasiswa adalah tidak berdistribusi normal.

C. Pengujian Hipotesis

Gambar

Gambar  5.2  ...........................................................................................
Tabel 3.1  Operasional Variabel  Kecerdasan Emosional
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa model teori batas diatas dapat kita fahami bahwa pandangan Muhammad Syahrur tentang riba dan zakat termuat pada teori batas yang keenam yaitu “ batas

Dengan rumusan masalah apakah melalui penerapan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi ciri khusus makhluk hidup pada kelas 6 MI

Berdasarkan pelaksanaan budidaya Mina Padi Desa Tribudi Sukur, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pendampingan

Berdasarkan Identifkasi masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Apakah ada perbedaan kualitas air dari teknik slow sand satu

Bimbingan mental yang dalam hal ini dilakukan oleh sesepuh dalam perguruan pencak silat ini yang tergabung dalam biro pembinaan siswa,dengan memberikan suatu

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur

(Praktek Lapangan Terbimbing). Bunyi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang Pertama adalah Pendidikan dan Pengjaran, hal ini sangat sesuai dengan program yang dicanangkan oleh UNY

Tingkah laku dari karang ini terlebih dahulu melepaskan spermanya dan kemudian disusul oleh telur sehingga terdapat peluang yang besar untuk pembuahan silang, meskipun tidak