PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma bisnis semakin bergeser pada arah pencapaian keunggulan
kompetitif dengan meningkatnya persaingan diantara para pelaku bisnis.
Persaingan bisnis ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan
semaksimal mungkin dengan meningkatkan kinerja manajerial. Untuk dapat
meningkatkan kinerja tersebut manajer perlu memiliki kemampuan untuk
melihat dan menggunakan peluang serta mengidentifikasikan permasalahan
dengan tepat. Kinerja merupakan hasil yang telah dicapai atau dikerjakan
dalam melaksanakan kerja atau tugas.
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan keefektifan organisasional. Menurut Indriantoro (2000) yang
dimaksud kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi
dalam kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi,
evaluasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan pengawasan. Sedangkan
menurut Juniarti dan Evelyne (2003) kinerja manajerial adalah ukuran
seberapa efektif dan efisien manajer setelah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengevaluasi dan
menentukan keefektifan tindakan yang dilakukan oleh manajer. Pencapaian
kinerja manajerial yang baik untuk mencapai tujuan organisasai sangat
Ketidakpastian lingkungan merupakan gambaran situasi di luar
perusahaan yang mempengaruhi perilaku organisasi yang menjalankan
aktivitasnya. Ketidakpastian lingkungan telah di identifikasi sebagai variabel
kontekstual yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial (Gul dan Chia,
1994; Chong dan Chong, 1997) dalam Latifah (2012). Ketidakpastian
lingkungan yang tinggi akan mengakibatkan manajer sulit menyusun
perencanaan dan pengendalian organisasi yang akurat. Ketidakpastian
lingkungan meliputi persaingan global, perkembangan produk dan teknologi,
naik turunnya mata uang, dan perubahan harga-harga barang.
Menurut Duncan (1972) dalam Prasetyo (2002) mendifinisikan
lingkungan sebagai seluruh faktor sosial dan fisik yang berpengaruh secara
langsung terhadap pembuatan keputusan seseorang dalam organisasi,
sedangkan ketidakpastian lingkungan didefinisikan sebagai rasa
ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu yang akurat. Menurut
Chanhall dan Morris (1986) dalam Ernawati et.al (2005) menyatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan menyebabkan aktivitas perencanaan dan
pengendalian manajemen yang lebih sulit. Penelitian tersebut juga
menyimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berkorelasi positif secara
signifikan dengan karakteristik informasi broadscope dan timeliness. Dalam
suasana ketidakpastian lingkungan seseorang manajer akan mengalami
kesulitan dalam membuat perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap
perusahaan. Perencanaan dan pengendalian akan menjadi masalah dalam
diprediksi. Dalam kondisi seperti ini peran kualitas informasi akuntansi
diperlukan untuk mengatasi masalah yang muncul secara efektif.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu sistem
informasi yang terarah dan terintegrasi dengan baik. Perencanaan sistem
informasi merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu dapat
mendapat perhatian sehingga bisa diharapkan memberi kontribusi positif
didalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Salah satu
fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi penting untuk
membantu manajer dalam mengendalikan aktivitasnya, serta mengurangi
ketidakpastian lingkungan sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan
kearah pencapaian tujuan yang sukses. Informasi yang dihasilkan oleh suatu
sistem informasi merupakan sumberdaya bagi organisasi, dimana informasi
tersebut dapat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.
Ukuran, bentuk, status, dan aktivitas perusahaan yang semakin luas dan
besar akan memperkomleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan
manajemen perusahaan itu sendiri. Ditambah lagi tuntutan stakeholder agar
adanya transparansi aktivitas perusahaan. Untuk itu diperlukan informasi yang
dapat mendukung keputusan yang diambil manajemen sehingga diharapkan
kinerja manajerial lebik baik. Perusahaan yang telah go-publik seiring dengan
tujuan dan efisiensi dari stakeholder-nya tentu saja harus merencanakan
sistem informasinya yang dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat
yang tersedia dan digunakan manajer dalam menyelesaikan tugasnya,
sehingga diharapkan kinerja akan meningkat.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh faktor
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Variabel
ketidakpastian lingkungan merupakan variabel konstektual yang penting
karena kondisi tersebut akan membuat kegiatan perencanaan dan pengendalian
lebih sulit (Chenhall dan Morris, 1980) dalam Desmiyawati (2004).
Perencanaan akan menjadi kendala dalam situasi tidak pasti karena dalam
kejadian dimasa datang tidak dapat diprediksi. Dengan demikian kegiatan
perencanaan akan terpengaruhi oleh situasi ketidakpastian lingkungan. Hasil
penelitian tersebut memberikan penjelasan bahwa ketidakpastian lingkungan
akan mengurangi kinerja manajerial pada kondisi ketidakpastian lingkungan
yang tinggi. Desmiyawati (2004) karakteristik informasi yang handal akan
meningkatkan kinerja manajerial dalam perecanaan dan pengambilan
keputusan.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Safitri (2007). Perbedaanya
dalam penelitian ini adalah obyek dan tahun penelitian. Dalam penelitian kali
ini obyeknya adalah PT. SRI REJEKI ISMAN (SRITEX), sedangkan dalam
penelitian Safitri (2007) obyekya adalah perusahaan furniture.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut, peneliti ingin menguji dan
mengidentifikasi kembali bagaimana“PENGARUH HUBUNGAN
INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL(Studi Empiris pada
PT. SRI REJEKI ISMAN Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka permasalahan
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
2. Apakah karakteristik informasi berpengaruh kinerja manajerial.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ketidakpastian
lingkungan terhadap kinerja manajerial.
2. Memperoleh bukti empiris mengenai karakteristik informasi terhadap
kinerja manajerial.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut ini:
a. Menambah pengetahuan tentang karakteristik informasi, dan
ketidakpastian lingkungan, dan kinerja manajerial serta
memberikan gambaran mengenai hubungannya.
b. Memberikan acuan pada penelitian selanjutnya pada bidang yang
sama.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa digunakan untuk mengetahui
pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial
dengan karakteristik informasi sebagai variabel intervening.
b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan eveluasi untuk menanggapi permasalahan kinerja manajerial
dalam kaitannya dengan karakteristik informasi dan ketidakpastian
lingkungan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan mengetahui masalah yang dikemukakan
dalam penyusunan skripsi ini penulis menyusun secara singkat sistematika
sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang pengertian tentang ketidakpastian
lingkungan, kinerja manajerial, karakteristik informasi, kerangka
pemikiran, tinjauan penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas jenis penelitian, populasi, sampel,
pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran,
pengujian instrument penelitian dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis data pengujian
asumsi klasik dan pembehasannya.
BAB V PENUTUPAN
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran