• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Jamu Penurun Lemak Darah Merk “X” Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Jamu Penurun Lemak Darah Merk “X” Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jamu penurun lemak

darah merek “X” terhadap kadar trigliserida dalam darah tikus jantan hiperlipidemia

dan mengetahui seberapa besar persen daya trigliserida jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan hiperlipidemia.

Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan 20 ekor dibagi empat kelompok dengan perlakuan. Kelompok I, II dan III adalah perlakuan jamu penurunan lemak darah dengan 3 peringkat dosis yaitu 126, 252, dan 504 mg/ kgBB, dan kelompok IV adalah simvastatin dosis 1,8mg/ kgBB sebagai kontrol positif. Selama minggu pertama (hari ke-0 sampai hari ke-7) semua kelompok diberi pakan diet tinggi lemak. Setelah itu, minggu kedua (hari ke-8 sampai hari ke- 14) seluruh kelompok diberi perlakuan diet standar disertai pemberian perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing. Selama perlakuan berat badan tikus dan jumlah konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Pengukuran kadar Trigliserida dilakukan pada hari ke-0, setelah pemberian diet tinggi lemak (hari ke-7) dan setelah perlakuan terapi (hari ke-14).

Hasil uji ANOVA satu arah dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jamu penurun lemak darah merek “X” dapat memberikan efek penurunan kadar Trigliserida dalam darah secara tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Persen daya penurunan trigliserida variasi dosis jamu terhadap kontrol positif simvastatin, untuk dosis 126 mg/ kgBB sebesar 55,11 ± 33,93 %; untuk dosis jamu 252 mg/ kgBB sebesar 87,01 ± 27,20 % dan dosis 504 mg/ kg BB sebesar 93,62 ± 36,81 %

(2)

ABSTRACT

The purpose of the research was aimed to find out the influence blood fat lowering jamu merk "X" against the levels of triglycerides in the blood of male rats hyperlipidemic and to know how much percent power lowering blood fat triglycerides from jamu merk “X” of simvastatin on hyperlipidemic male rats. This research was experimental with random complete random pattern design.

In this research used 20 rats were divided four groups with treatment. Group I, II, and III were the groups treated with blood fat loss herbal medicine treatment with 3 doses level 126, 252, and 504 mg/ kgBW, and Group IV was the group treated simvastatin doses of 1.8 mg/ kgBW as positive controls. In the first week (day 0 to day 7) all groups were given a diet of high-fat feed for one week. After that, next week in the second week (day 8 to day 14) all group was given standart diet and different kinds treatment for each group. The rat body weight and the amount of daily intake was measured daily. Triglyceride levels were measured first day, after treatment with high fat diet (first week), and after treatment with jamu (second week). One-way ANOVA with the reliable was 95% test results showed that blood fat lowering herbs brand "X" gave the effect of a decrease in the levels of Triglycerides in the blood are not meaningful against the positive control group.

Percent power dose variation of triglycerides herbs against positive control dose simvastatin, for dose jamu 126 mg/ kgBB of 55.11 ± 34.19%; for dose jamu 252mg/ kgBB of 87.01 ± 27.20% and dose jamu 504 mg/ kg of 93.62 ± 36.81%

(3)

PENGARUH PEMBERIAN JAMU PENURUN LEMAK DARAH MEREK

“X” TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH JANTAN

HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Hendry Budianto NIM: 088114094

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH PEMBERIAN JAMU PENURUN LEMAK DARAH MEREK

“X” TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH JANTAN

HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Hendry Budianto NIM: 088114094

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Halaman Persembahan

Semua terlihat tidak mungkin sebelum semuanya tercapai

~ Nelson Mandela

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus sebagai wujud syukurku

Alm. Papa dan Mama atas kepercayaan, cinta dan perhatian

Paman, Bibi , Kakak dan semua saudara tercinta

(8)
(9)
(10)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jamu Penurun Lemak Darah Merk “X”

Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia” dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini,

penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu membimbing, mengoreksi, memberi masukan, kritik,

saran, dan pengarahan dari awal persiapan hingga akhir penyusunan skripsi

ini.

3. Bapak Prof. Dr. CJ.Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktunya membimbing, memberikan masukan, kritik, dan saran

yang membangun.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktunya membimbing, memberikan masukan, kritik, dan saran

yang membangun.

5. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, dan seluruh laboran yang telah

membantu memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk seluruh penelitian

ini.

6. Seluruh dosen, laboran, petugas sekretariat Fakultas Farmasi dan petugas

(11)

viii

7. Teman-teman satu tim Bravo Fransiskus Manik, Denny Andreas Purnomo,

Benny Setyawan, Peffley Lukito, dan Aspianto atas bantuan, perjuangan,

suka duka dan kerjasamanya selama proses pengambilan data penelitian ini.

8. Albertus Djanu Rombang, Alexius Ario, Jefta Willy Setiady, Angelina

Ananta dan I Made Surya atas semangat, dan bantuan serta doa dalam

menghadapi penulisan skripsi ini.

9. Semua teman FST dan FKK 2008 serta semua teman farmasi USD atas

kebersamaannya selama kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini membantu dan bermanfaat bagi pembaca pada

khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………... vi

PRAKATA ………... vii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xv

INTISARI ……… xviii

ABSTRACT ………. xix

BAB I PENGANTAR………. 1

A. Latar Belakang……… 1

1. Perumusan masalah………. 3

2. Keaslian penelitian……….. 3

3. Manfaat penelitian………... 4

B. Tujuan Penelitian………. 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………. . 6

A. Statin……… 6

(13)
(14)

xi

BAB III METODE PENELITIAN………. 23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……… 23

B. Variable Penelitian dan Definisi Operasional..……… 23

(15)

xii

A. Kesimpulan……… 55

B. Saran………. 55

DAFTAR PUSTAKA……….. 56

LAMPIRAN……… 59

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penelitian Terkait Kandungan Jamu merek “X”……… 3

Tabel II. Komposisi Lipoprotein Manusia………. 17

Tabel III. Nilai Acuan Kolesterol dan Trigliserida (CDC) 2012 ………… 18

Tabel IV. Komponen Reagen GPO ……….. 20

Tabel V. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Orientasi……….. 36

Tabel VI. Perubahan Berat Badan Selama Perlakuan ………. 41

Tabel VII. Kenaikan Berat Badan Tikus Minggu I (Pakan Hiperlipidemik)

Dan Minggu II (Pakan AD2 + Perlakuan)……… 43

Tabel VIII. Kadar Trigliserida Serum Darah Tikus Sebelum dan Sesudah

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Simvastatin………... 8

Gambar 2. Struktur Trigliserida………. 12

Gambar 3. Bagan Alur Penelitian……….. 31

Gambar 4. Grafik Hubungan Berat Badan Tikus (g) dan Waktu

(hari) Kelompok Perlakuan Selama Perlakuan………… 41

Gambar 5. Grafik Kenaikan Badan Tikus (g) dan Waktu (hari)

Tiap Kelompok Perlakuan Minggu I (Pakan Hiper-

lipidemik)……… 44

Gambar 6. Grafik Kenaikan Badan Tikus (g) dan Waktu (hari)

Tiap Kelompok Perlakuan Minggu II (Pakan AD2 + Per-

lakuan)……… 44

Gambar 7. Grafik Hubungan Konsumsi Pakan (g) dan Waktu

(hari) Tikus Selama Perlakuan………. 46

Gambar 8. Grafik Persen Daya Variasi Kelompok Jamu Dibanding

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Komposisi Pakan AD2………... 59

Lampiran 2. Penentuan Konsentrasi Jamu Penurun Lemak Darah

Merek “X”………. 59

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Volume Penyuntikan………... 59

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Orientasi………… 59

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Kadar Trigliserida Tikus Selama

Orientasi……… 60

Lampiran 6. Hasil Uji Homogenitas Kadar Trigliserida Tikus Selama

Orientasi……… 60

Lampiran 7. Hasil Uji T Kadar Trigliserida Tikus Hari ke-0 dibanding

Hari ke- 7……… 60

Lampiran 8. Data Pertambahan Berat badan Tikus Selama Perlakuan

Pakan Hiperlipidemik Setelah Dikurangi Berat Badan

Awal (Hari ke- 0)……….. 61

Lampiran 9. Data Pertambahan Berat badan Tikus Selama Perlakuan

Pakan Diet Rendah Lemak dan Perlakuan Setelah Di-

Kurangi Berat Badan Awal (Hari ke- 7)……… 61

Lampiran 10. Uji Normalitas Data Pertambahan Berat Badan Tikus

Selama Perlakuan……… 62

Lampiran 11. Hasil Analisis ANOVA Satu Arah Data Pertambahan

(19)

xvi

Lampiran 12. Konsumsi Pakan Kumulatif Selama Perlakuan Hiper-

Lipidemik……… 63

Lampiran 13. Konsumsi Pakan Kumulatif Selama Perlakuan Diet

Rendah Lemak……… 63

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Konsumsi Pakan Kumulatif Tikus

Selama Perlakuan……… 64

Lampiran 15. Hasil Analisa ANOVA Satu Arah Data Konsumsi

Kumulatif Tikus Selama Perlakuan……… 64

Lampiran 16. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida……… 65

Lampiran 17. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Hari ke- 0… 66

Lampiran 18. Uji Normalitas dan Homogenitas Variasi Data Kadar

Trigliserida ………..…… 66

Lampiran 19. Uji T antara Kadar Trigliserida hari ke- 0 dibanding hari

ke- 7……….. 67

Lampiran 20. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Setelah Per-

Lakuan Hiperlipidemik (Hari ke- 7) dan Setelah Perlaku-

An (Hari ke- 14)………. 68

Lampiran 21. Hasil Statistik Kadar Trigliserida Variasi Dosis Jamu

Dengan Kelompok Kontrol Simvastatin Hari ke- 14…….. 68

Lampiran 22. Perhitungan Persen Daya Kadar Trigliserida Variasi Dosis

(20)

xvii

Lampiran 23. Hasil Statistik Uji Homogenitas dan Uji ANOVA Persen

Daya Kadar Trigliserida Variasi Dosis Dibanding Kontrol

(21)

xviii INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap kadar trigliserida dalam darah tikus jantan hiperlipidemia dan mengetahui seberapa besar persen daya trigliserida jamu

penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan

hiperlipidemia.

Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan 20 ekor dibagi empat kelompok dengan perlakuan. Kelompok I, II dan III adalah perlakuan jamu penurunan lemak darah dengan 3 peringkat dosis yaitu 126, 252, dan 504 mg/ kgBB, dan kelompok IV adalah simvastatin dosis 1,8mg/ kgBB sebagai kontrol positif. Selama minggu pertama (hari ke-0 sampai hari ke-7) semua kelompok diberi pakan diet tinggi lemak. Setelah itu, minggu kedua (hari ke-8 sampai hari ke- 14) seluruh kelompok diberi perlakuan diet standar disertai pemberian perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing. Selama perlakuan berat badan tikus dan jumlah konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Pengukuran kadar Trigliserida dilakukan pada hari ke-0, setelah pemberian diet tinggi lemak (hari ke-7) dan setelah perlakuan terapi (hari ke-14).

Hasil uji ANOVA satu arah dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jamu penurun lemak darah merek “X” dapat memberikan efek penurunan kadar Trigliserida dalam darah secara tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Persen daya penurunan trigliserida variasi dosis jamu terhadap kontrol positif simvastatin, untuk dosis 126 mg/ kgBB sebesar 55,11 ± 33,93 %; untuk dosis jamu 252 mg/ kgBB sebesar 87,01 ± 27,20 % dan dosis 504 mg/ kg BB sebesar 93,62 ± 36,81 %

(22)

xix ABSTRACT

The purpose of the research was aimed to find out the influence blood fat lowering jamu merk "X" against the levels of triglycerides in the blood of male rats hyperlipidemic and to know how much percent power lowering blood fat triglycerides from jamu merk “X” of simvastatin on hyperlipidemic male rats. This research was experimental with random complete random pattern design.

In this research used 20 rats were divided four groups with treatment. Group I, II, and III were the groups treated with blood fat loss herbal medicine treatment with 3 doses level 126, 252, and 504 mg/ kgBW, and Group IV was the group treated simvastatin doses of 1.8 mg/ kgBW as positive controls. In the first week (day 0 to day 7) all groups were given a diet of high-fat feed for one week. After that, next week in the second week (day 8 to day 14) all group was given standart diet and different kinds treatment for each group. The rat body weight and the amount of daily intake was measured daily. Triglyceride levels were measured first day, after treatment with high fat diet (first week), and after treatment with jamu (second week).

One-way ANOVA with the reliable was 95% test results showed that blood fat lowering herbs brand "X" gave the effect of a decrease in the levels of Triglycerides in the blood are not meaningful against the positive control group.

Percent power dose variation of triglycerides herbs against positive control dose simvastatin, for dose jamu 126 mg/ kgBB of 55.11 ± 34.19%; for dose jamu 252mg/ kgBB of 87.01 ± 27.20% and dose jamu 504 mg/ kg of 93.62 ± 36.81%

(23)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kehidupan semakin modern,

manusia dituntut serba kepraktisan dan cepat dalam segala hal. Hal ini termasuk

salah satunya dalam hal pola makan yang cenderung memilih makanan “fast food

yang cenderung berlemak dan kurang sehat. Pola makan tidak sehat yang

cenderung berlemak, ditambah dengan gaya hidup kurang berolahraga, sering

minum alkohol dan kebiasaan buruk merokok mampu memicu berbagai penyakit

berbahaya dan mematikan.

Penyakit berbahaya dan mematikan tersebut antara lain: obesitas, jantung

koroner dan aterosklerosis. Hiperlipidemia merupakan penyebab utama

aterosklerosis. Sedangkan hipertrigliserida merupakan faktor resiko penyakit

jantung koroner. Bahkan sampai saat ini, penyakit jantung koroner dan

aterosklerosis masih menjadi penyebab kematian utama yang ditakuti baik di

negara maju, juga termasuk di Indonesia.

Obat- obatan untuk pengobatan hiperlipidemia ada dua macam, yaitu

obat kimia dan obat dari bahan alam. Salah satu pilihan alternatif obat kimia dari

golongan statin adalah simvastatin. Namun dalam perkembangannya beberapa

obat kimia dirasa banyak memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut antara harga

(24)

masyarakat memilih obat bahan alam sebagai pengobatan dengan harga

terjangkau, mudah, dan efek samping lebih rendah (Khoiri, 2006).

Salah satu obat bahan alam yang berasal asli dari Indonesia adalah Jamu.

Jamu merupakan salah satu alternatif obat bahan alam penurun kadar trigliserida

untuk pengobatan hiperlipidemia. Sebenarnya jamu hanya didasarkan pada

pengalaman empiris dan belum dipastikan kemanfaatannya. Namun, melalui uji

pra klinis lebih lanjut dapat memastikan manfaat dari kadungan jamu secara

ilmiah sehingga dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih unggul yaitu

obat herbal terstandar.

Jamu penurun lemak darah merek “X” sendiri memiliki berbagai

kandungan tanaman obat dengan komposisi yaitu: daun jati belanda, daun salam,

daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh telah dilakukan berbagai penelitian

mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida terdapat pada Tabel I.

Penelitian mengenai efek jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap

penurunan kadar kolesterol sudah dilakukan sebelumnya (Manik, 2012).

Oleh karena itu perlu dilakukan uji ilmiah pengaruh terhadap jamu

penurun lemak darah merk “X” dibandingan obat simvastatin dosis 1,8 mg/ kgBB

terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus jantan galur Wistar

hiperlipidemia.

Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk teh

celup) mengandung komposisi antara lain Guazumae folium (Jati Belanda) 640

(25)

Sambiloto) 400 mg, Perseae americanae folium (Daun Alpukat) 320 mg,

Camelliae sinensis folium (Daun Teh) 100 mg.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, timbul permasalahan

sebagai berikut:

a. Apakah jamu penurun lemak darah merek “X” mampu menurunkan kadar

trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia?

b. Seberapa besar persen daya penurunan kadar trigliserida jamu penurun lemak

darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan hiperlipidemia?

2. Keaslian penelitian

Sepengetahuan penulis berikut beberapa penelitian terkait:

Tabel I. Berbagai Penetian Terkait Efek Kandungan Jamu Merek “X”

No. Peneliti, ulimfolia Lamk.) terhadap kadar trigliserida dalam plasma tikus putih jantan galur Wistar.

Pemberian infusa 1250 mg/kgBB dapat menurunkan kadar trigliserida sebersar 41,30% dari kontrol negatif terhadap kadar trigliserida serum tikus putih jantan galur Wistar hiperlipidemia.

Pemberian ekstrak Eugenia polyantha pada kelompok perlakuan menyebabkan penurunan kadar trigliserida secara bermakna pada semua

Efek pemberian alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar trigliserida serum darah tikus putih (Rattus norvegius) selama

(26)

pemberian diet lemak tinggi.

efektif ekstrak alpukat untuk mencegah kenaikan trigliserida 0,3mL/hari.

EGCG mampu menghambat kadar trigliserida darah trigliserida secara signifikan pada dosis 1,2 dan 8 mg/ kgBB dan dosis 8 mg/kgBB menurunkan sebesar 51,7%.

Penelitian mengenai pembuktian efek penurunan kadar trigliserida jamu

penurun lemak darah merek “X” dengan komposisi daun jati belanda, daun salam,

daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

terhadap masyarakat tentang jamu penurun lemak darah merek “X” dalam

bidang kesehatan.

b. Manfaat praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai kemampuan jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap

(27)

B. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui apakah jamu penurun lemak darah merek “X” ini mampu

menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia.

b. Mengetahui seberapa besar persen daya penurunan kadar trigliserida jamu

penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan

(28)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Statin

1. Golongan statin

Statin merupakan senyawa yang paling baik dan baik toleransinya untuk

mengobati dislipidemia. Statin merupakan inhibitor kompetitif 3-hidroksi-3

metilglutaril-koenzim A (HMG-KoA) reduktase. Statin memiliki struktur yang

mirip dengan HMG-KoA reduktase, yang mengkatalisis tahap awal pembatas laju

pada biosintesis kolesterol. Statin sebagai inhibitor kompetitif HMG-KoA ini

bersifat reversibel terhadap substrat alami, yaitu HMG-KoA. Statin yang lebih

kuat misalnya simvastatin dalam dosis lebih tinggi juga dapat menurunkan kadar

trigliserida yang disebabkan oleh naiknya kadar VLDL (Goodman dan Gilman,

2007).

Statin memberikan efek utamanya yaitu penurunan kadar LDL melalui

gugus mirip asam mevaloat yang menghambat HMG-KoA reduktase secara

kompetitif melalui penghambatan produk. Statin mempengaruhi kadar kolesterol

dalam darah dengan menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati, yang

menyebabkan peningkatan ekspresi gen reseptor LDL. Sebagai respon terhadap

berkurangnya kandungan kolesterol bebas dalam hepatosit, SREBP yang terikat

pada membrane dipecah oleh suatu protease dan dipindahkan ke nukleus. Faktor

transkripsi kemudian diikat oleh gen LDL yang responsive terhadap sterol,

meningkatkan transkripsi dan akhirnya meningkatkan sintesis reseptor LDL dan

(29)

pada permukaan hepatosit menyebabkan makin banyak LDL yang hilang dari

darah, sehingga kadar LDL menurun (Goodman dan Gilman, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa statin juga dapat menurunkan

kadar LDL, dengan cara meningkatkan penghilangan prekursor LDL yaitu VLDL

dan IDL dan menurunkan produksi VLDL di hati. Penurunan produksi VLDL di

hati yang diinduksi oleh statin diperkirakan diperantarai oleh berkurangnya

sintesis kolesterol, suatu komponen yang diperlukan untuk VLDL (Goodman dan

Gilman, 2007).

2. Simvastatin

Simvastatin merupakan senyawa penurun kadar lipid yang merupakan

hasil sintesis fermentasi dari Aspergillus terreus.

Simvastatin berwarna putih sampai abu-abu, tidak higroskopis, berupa

serbuk Kristal yang praktis tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam

kloroform, methanol dan etanol. Tablet simvastatin dalam berbagai merek dagang

yang umum dijumpai untuk pemberian oral terdapat dalam dosis 5,10, dan 20mg

dan disertai kandungan bahan tambahan lainnya (Anonim, 2007).

Simvastatin (gambar 1.) merupakan golongan obat yang menghambat

secara kompetitif HMG-KoA reduktase, suatu tahap penentu laju dalam sintesis

kolesterol endogen. Inhibisi enzim ini akan menurunkan sintesis kolesterol

endogen. Setelah pemberian oral, simvastatin yang merupakan gugus inaktif

lakton, akan dihidrolisis membentuk asam β-hidroksi yang terikat pada 95%

protein plasma. Senyawa inilah yang merupakan penghambat HMG-KoA

(30)

Gambar 1. Struktur Simvastatin

(Anonim, 2007)

Simvastatin dan bentuk metabolitnya terikat pada protein plasma darah

sekitar 95%. Tablet simvastatin dapat digunakan dalam terapi bersamaan dengan

perlakuan diet lemak jenuh dan kolesterol. Pada pasien hiperlipidemia, pemberian

tablet simvastatin mampu:

(1) Mengurangi kadar kolesterol total, kolesterol LDL, Apo B dan trigliserida,

serta menaikkan HDL kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterolemia

primer (heterozigot familial dan nonfamilial) dan dislipidemia campuran,

(2) mengobati pasien dengan hipertrigliserida, dan

(3) mengobati pasien dengan primary disbetaliproteinemia (Anonim,2007).

B. Jamu Penurun Lemak Darah Merek “X”

Klaim dari jamu penurun lemak darah merek “X” mampu menurunkan

kadar kolestrol dan trigliserida.

Adapun komposisi dalam jamu penurun lemak darah merek “X” :

1. Daun Jati Belanda (Guazuma ulimfolia Lamk)

Nama lain untuk tanaman ini di daerah Sumatra disebut jati belanda

(31)

berhabitus pohon, tinggi bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai peneduh, tanaman

pekarangan atau tumbuhan liar. Tumbuh di dataran rendah hingga 800 mdpl.

Fungsi dari daun jati belanda sebagai penurun kadar kolesterol dengan

kandungan kimia alkanoid, flavonoid, saponin, tannin lendiri dan damar

(Deviana, 2010).

Daun, buah, biji, dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman

yang bisa dipergunakan sebagai obat. Secara umum, zat utama yang terkandung

dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu

resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen,

juga senyawa – senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat,

friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak.

Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi

penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada

dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat

sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat

dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang

dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya,

daun jati belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol.

2. Daun Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp)

Salam termasuk dalam famili Myrtaceae yang lebih dikenal di masyarakat

sebagai bumbu dapur. Senyawa-senyawa seperti niasin, serat, tannin dan vitamin

C yang terkandung di dalam Daun Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp)

(32)

3. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto (Andrograhis paniculata (Burm. F.) Wall. Ex. Nees) merupakan

perdu semusim yang seluruh bagian tanamannya pahit juga dikenal dengan

sebutan “King of Bitters”. Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah, di

Jawa Barat: ki oray atau ki peurat; Jawa Tengah dan Jawa Timur: bidara, takilo,

sambiloto; Sumatera: pepaitan atau ampadu; Maluku: Pepaitan. Di India disebut

sebagai Kalamegh, di Malaysia disebut Hempedu Bumi.

Kandungan utama sambiloto yaitu andrographine yang berguna sebagai

bahan obat. Di samping itu, sambiloto mengandung saponin, flavonoid, alkaloid

dan tannin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah

laktone, panikulin, kalmegin dan halbur kuning yang rasanya pahit (Daviana,

2010).

4. Daun Alpukat (Persea americana Mill.)

Selama ini alpukat dikenal kaya lemak. Sehingga tidak heran buah ini

dijauhi saat kolesterol sedang tinggi, padahal alpukat sangat baik untuk

menurunkan kolesterol. Buah ini mengandung asam lemak tak jenuh yang baik

menurunkan kolesterol jahat (Sabella, 2010).

5. Daun Teh (Camellia sinensis L)

Menurut penelitian, EGCG (epigallocate chin gallate), yaitu komponen

bioaktif paling dominan dalam teh terbukti mampu mencegah percepatan oksidasi

kolesterol LDL. Sehingga komsumsi teh yang wajar setiap harinya mampu

mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah penyebab penyakit jantung

(33)

C. Lipid

Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang pada

umumnya adalah senyawa hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi larut dalam

pelarut organik (Sacher dan Mcpherson, 2000). Lipid merupakan konstituen

makanan yang penting tidak saja karena energinya yang tinggi, tetapi juga karena

vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terkandung dalam lemak

makanan alami. Lipid disimpan dalam jaringan adiposa. Lipid nonpolar berfungsi

sebagai insulator panas dijaringan subkutan dan organ tertentu, terutama untuk

menjalarkan gelombang depolarisasi disepanjang saraf mielin (Murray, Granner

dan Rodwel, 2006).

Lipid plasma terdiri dari triasil gliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol

(14%), ester kolesteril (36%) serta sedikit asam lemak rantai panjang yang tidak

teresterifikasi (asam lemak bebas) (Murray dkk, 2006).

1. Klasifikasi lipid

Klasifikasi Lipida yang penting dalam ilmu gizi berdasarkan komposisi

kimia menurut Almatsier (2009) adalah sebagai berikut:

a. Lipid sederhana

1) Lemak netral

Lemak netral terdiri dari: monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester

asam lemak dengan gliserol).

2) Ester asam lemak dengan alkohol bobot molekul tinggi

Ester asam lemak dengan alkohol bobot molekul tinggi terdiri dari

(34)

b. Lipida majemuk

Dua komponen lipida majemuk terdiri dari:

1) Fosfolipida

2) Lipoprotein

c. Lipida turunan

1) Asam lemak

2) Sterol

Sterol terdiri dari: kolesterol dan orgosterol, hormone steroida, vitamin D,

dan garam empedu.

d. Lain-lain

Karotenoid, Vitamin A, vitamin E dan vitamin K.

2. Trigliserida (triasilgliserol)

Sebagian besar lemak dan minyak alam terdiri atas 98-99% trigliserida.

Trigliserida adalah ester gliserol, yaitu alkohol trihidrat dan asam lemak yang

lebih tepat disebut triasligliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam trigliserida

adalah asam lemak yang sama maka dinamakan trigliserida sederhana, dan jika

berbeda dinamakan trigliserida campuran (Almatsier, 2009).

(35)

3. Pencernaan trigliserida

Proses pencernaan lemak dimulai dari mulut. Di mulut makanan yang

mengandung lemak dikunyah dan tercampur dengan air liur. Kelenjar ludah akan

mengeluarkan enzim lipase lingual. Setelah dikunyah makanan akan melewati

esophagus dan sampai lambung. Dalam lambung lipase lingual dalam jumlah

terbatas akan memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida, monogliserida

dan asam lemak (Almatsier, 2009).

Trigliserol atau trigliserida merupakan jenis lemak yang dominan terdapat

dalam makanan tinggi lemak. Untuk dapat diabsorpsi makanan harus dipecah

menjadi gliserol dan asam lemak. Sebagian besar orang bias mengabsorpsi 95%

dari makanan yang dikonsumsi. Trigliserida merupakan lemak netral dan bersifat

hidrofobik, sehingga bila tercampur dengan air maka akan terpisah. Enzim

memiliki muatan positif dan negatif dan bersifat hidrofilik yang dapat bercampur

dengan air karena bersifat polar. Lemak terlebih dahulu mengalami proses

emulsifikasi agar dapat bercampur dengan air dan enzim dapat bekerja dalam

pencernaan (Almatsier, 2009).

4. Emulsifikasi trigliserida

Waktu lemak memasuki usus halus, hormon kolesitokinin akan memberi

isyarat kepada kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. Cairan

empedu berguna untuk mengemulsi lemak (Almatsier, 2009).

Asam empedu dibuat oleh hati dari kolesterol dan kemudian disimpan

dalam kantung empedu hingga saat diperlukan. Di dalam saluran empedu, cairan

(36)

empedu (Murray dkk, 2006). Keistimewaan asam empedu adalah pada struktur

molekulnya. Pada salah satu ujung molekulnya terdapat rantai samping yang

terdiri dari asam amino yang berfungsi menarik air, sedangkan pada sisi lain

terdapat sterol yang berfungsi menarik lemak. Proses emulsifikasi lemak terjadi di

usus halus, yaitu di duodenum (Almatsier, 2009).

Emulsi lemak yang terbentuk terdiri dari tetesan lemak atau butiran lemak

dengan diameter masing-masing 1 mm akan terbentuk suspensi dengan luas

permukaan yang besar (Sherwood, 2007). Enzim lipase yang berasal dari dinding

usus halus dan pankreas, kemudian mencerna trigliserida dalam bentuk emulsi ini

menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak (Almatsier, 2009).

5. Absorpsi dan transport trigliserida

Absorpsi lipida terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida

(digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak), diabsorpsi kedalam

membran mukosa usus halus dengan difusi pasif. Proses difusi terjadi karena

perbedaan konsentrasi pada membrane mukosa usus halus. Perbedaan konsentrasi

ini disebabkan karena adanya protein pengikat asam lemak yang akan segera

mengikat asam lemak untuk memasuki sel. Setelah menembus mukosa usus, asam

lemak akan mengalami esterifikasi menjadi monogliserida kembali yang

dikatalisis oleh asetil Ko-A dan kolestrol asiltransferase (Almatsier, 2009).

Trigliserida dan lipid besar lainnya (kolestrol dan fosfolipid) yang

terbentuk di dalam usus akan bergabung dengan protein-protein khusus

membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein yang

(37)

diangkut oleh lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron merupakan tetesan

lipid besar yang terdiri dari trigliserida, kolestrol, fosfolipida dan protein

(apolipoprotein A dan B). Lipoprotein ini akan membentuk selaput yang

membungkus lipid di dalamnya sehingga akan bebas di dalam aliran darah yang

sebagian besar terdiri dari air. Dalam darah trigliserida yang ada pada kilomikron

dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh lipoprotein lipase yang

berada sel endotel kapiler (Almatsier, 2009).

Asam lemak bebas dalam tubuh akan diabsorpsi oleh sel otot, sel lemak

dan sel-sel lainnya. Asam lemak ini dapat langsung digunakan sebagai zat energi

atau disimpan, dan bila dibutuhkan akan diubah kembali menjadi trigliserida. Bila

trigliserida telah terpisah dari kilomikron, sisanya yaitu kolesterol dan protein

dibawa ke hati untuk dimetabolisme lebih lanjut (Almatsier, 2009).

D. Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipida dan protein yang

disintesis di dalam hati. Seperempat sampai sepertiga lipoprotein adalah protein

dan selebihnya adalah lipida. Lipoprotein mempunyai fungsi sebagai pengangkut

lipida di dalam plasma ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya dan akan

digunakan sebagai sumber energi serta komponen membran sel atau sebagai

(38)

Berdasarkan jenis dan fungsinya di dalam tubuh manusia, lipoprotein

diklasifikasi sebagai berikut:

1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang berfungsi mengangkut lipida dari

saluran cerna kedalam tubuh terutama trigliserida. Kilomikron adalah lipoprotein

yang paling besar dan mempunyai densitas yang paling rendah. Di dalam tubuh,

kilomikron mengangkut lipida dari makanan di saluran cerna untuk

didistribusikan ke seluruh tubuh (Almatsier, 2009).

2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

VLDL merupakan lipoprotein yang terbentuk di dalam hati. Di dalam hati

lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut melalui aliran

darah. VLDL adalah lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terdiri atas

trigliserida. VLDL yang terbentuk dihati akan masuk aliran darah untuk mengikat

kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. Lipoprotein lipase

akan bekerja untuk memecah trigliserida pada VLDL. Berkurangnya kadar

trigliserida, akan membuat VLDL bertambah berat dan menjadi LDL (Low

Density Lipoprotein) yaitu lipoprotein dengan densitas rendah (Almatsier, 2009).

3. Low Density Lipoprotein (LDL)

Dalam aliran darah LDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari

sirkulasi darah dan membawanya ke sel otot dan lemak. Nilai LDL memiliki

implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. LDL yang berlebihan

dalam pembuluh darah akan dioksidasi dan tidak dapat masuk kembali kedalam

(39)

membentuk plak. Plak ini akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel

otot dan kalsium yang berkembang menjadi aterosklerosis (Almatier, 2009).

4. High Density Lipoprotein (HDL)

Ketika sel-sel lemak membebaskan asam lemak dan gliserol dalam darah,

kolesterol dan fosfolipida akan kembali kedalam aliran darah. Hati dan usus akan

memproduksi HDL ( lipoprotein dengan densitas tinggi) ke dalam aliran darah.

HDL akan mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada dalam aliran darah.

HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati

guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier, 2009).

Tabel II. Komposisi Lipoprotein manusia dalam persen (%) (Almatsier, 2009)

Lipoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipida Protein

Kilomikron 80-90 2-7 3-6 1-2

VLDL 55-65 10-15 15-20 5-10

HDL 10 45 22 25

LDL 5 20 30 45-50

E. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia mengacu pada peningkatan kadar lipid dalam darah. Lipid

yang dikenal sebagai kolesterol dan trigliserida tidak larut dalam plasma.

Tingginya kadar trigliserida sering dikaitkan dengan terjadinya berbagai penyakit

(40)

Tabel III. Nilai acuan kolesterol dan trigliserida menurut Center for Disease Control and Prevention ( CDC, 2012)

Nilai

Kolesterol Total ≤200 mg/dL

Trigliserida ≤150 mg/dL

LDL ≤100 mg/dL

HDL ≥40 mg/dL

1. Penyebab Hiperlipidemia

a. Diet yang mengandung banyak lemak dan kolesterol ( telur dan keju)

b. Tubuh terlalu banyak memproduksi kolesterol atau lemak dan juga bisa

terjadi peningkatan keduannya (Rop, Mlcek, dan Jurlkova, 2009)

2. Faktor risiko hiperlipidemia:

a. Kelebihan berat badan atau obesitas

b. Kurang aktivitas fisik

c. Diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh (Rop dkk, 2009)

3. Tipe hiperlipidemia antara lain:

a. Tipe I hiperlipidemia,

Tipe ini ditandai dengan akumulasi kilomikron.

b. Tipe II hiperlipidemia,

Tipe ini ditandai dengan naiknya LDL.

c. Tipe III hiperlipidemia,

Tipe ini ditandai dengan abnormalitas dari ApoE, yang mengganggu

penyerapan kilomikron dan sisa VLDL.

d. Tipe IV hiperlipidemia,

(41)

e. Tipe V hiperlipidemia,

Tipe ini ditandai dengan tingginya level kilomikron, triagliserol,

pankreatitis (Devlin, 1997).

F. Penetapan Kadar Trigliserida

Penetapan kadar trigliserida dilakukan di laboratorium PARAHITA

dengan metode enzimatik kolorimetri dengan reagen GPO

(Glycerol-3-Phosphate-Oxidase). Prinsipnya trigliserida akan dihidrolisis menjadi gliserol.

Gliserol yang terhidrolisis akan terfosforisasi oleh adenosintriphosphate (ATP)

dengan adanya glyserol kinase menghasilkan glycerol-3-phosphate dan adenosine

diphosphate (ADP). Glyserol-3-phosphate teroksidasi menjadi phosphate

dihydroxiacetone oleh glycerol phosphate oxidase (GPO) memproduksi hydrogen

peroxide (H2O2). Hydrogen peroxide (H2O2) akan bereaksi dengan

4-aminoantipyrine dan 4-klorofenol menghasilkan senyawa dengan warna merah

(chinonimina). Absorbansi chinonimina sebanding dengan konsentrasi trigliserida

(42)

Menurut Abbott (2006), komposisi reagen GPO

(Glycerol-3-Phosphate-Oxidase) untuk pengukuran kadar trigliserida dalam penelitian ini dalam tabel

berikut:

Tabel IV. Komposisi Reagen GPO

Komponen Konsentrasi Glycherol kinase >600 U/L Glycherol phosphate oxidase >6,000 U/L

Lipoprotein lipase >3,000 U/L

G. Landasan Teori

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah diterima luas

dihampir seluruh dunia. Pengobatan tradisional secara umum dinilai lebih aman

dari penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional memiliki efek

samping relatif lebih sedikit dibandingankan obat modern.

Berbagai penelitian terkait kandungan dari jamu penurun lemak darah

merek “X” yang memiliki berbagai kandungan tanaman obat dengan komposisi

yaitu: daun jati belanda, daun salam, daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh

telah dilakukan berbagai penelitian berbeda menggunakan hewan uji.

Berdasarkan penelitian (Wijayanti, 2007) telah diketahui bahwa infusa

jati belanda dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna pada dosis 1250

mg/ kg pada tikus putih galur Wistar. Komposisi setiap kantong teh merek “X”

(43)

ulmifolia folium (Jati Belanda) 640 mg sehingga diharapkan memliki potensi

penurunan kadar trigliserida.

Berdasarkan penelitian (Hardhani, 2008) telah diketahui ekstrak daun

salam (Eugenia polyantha) dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna

pada dosis 0,18 g/ hari; 0,36 g/ hari dan 0,72 g/ hari pada tikus putih jantan galur

Wistar. Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk teh celup)

mengandung komposisi antara lain Syzgium polyanthum folium (Daun Salam) 540

mg sehingga diharapkan mampu berpotensi dalam penurunan kadar trigliserida.

Berdasarkan penelitian (Fatmawati, 2008) ekstrak daun sambiloto

(Andrographis paniculata Ness.) berpengaruh terhadap kadar kolesterol total,

HDL, LDL dan trigliserida darah tikus (Rattus norvegicus) diabetes pada dosis 2,1

g/ kgBB selama 21 hari. Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam

bentuk teh celup) mengandung Andrographis paniculata folium (Sambiloto) 400

mg, sehingga diharapkan mampu memliki potensi menurunkan kadar trigliserida.

Penelitian lain mengenai ekstrak alpukat yang diberikan kepada hewan

uji tikus putih ternyata lebih berpotensi untuk mencegah kenaikan kadar

trigliserida serum darah tikus daripada pemberian jus alpukat. Dosis efektif

ekstrak alpukat untuk mencegah kenaikan trigliserida sebesar 0,3mL/ hari

(Nuriyah, 2013). Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk

teh celup) mengandung komposisi Persea americana folium (Daun Alpukat) 320

mg, sehingga diharapkan mampu menurunkan kadar trigliserida.

Menurut penelitian (Mawarti, 2011) tentang Epigallocatechin Gallate

(44)

jantan yang diberi diet tinggi lemak) EGCG mampu menghambat kadar

trigliserida. Penurunan trigliserida signifikan pada dosis 1,2 dan 8 mg/ kgBB dan

dosis 8 mg/kgBB menurunkan sebesar 51,7%. Komposisi setiap kantong teh

merek “X” per 2g (dalam bentuk teh celup) mengandung komposisi Camellia

sinensis folium (Daun Teh) 100 mg sehingga diharapkan memiliki potensi

menurunkan kadar trigliserida.

Menurut (Manik, 2012) diketahui secara statistik uji ANOVA dosis 252,

dan 504 mg/ kgBB jamu penurun lemak darah merek “X” mampu memberikan

efek penurunan terhadap kadar kolesterol total dalam serum darah secara

bermakna terhadap kontrol negatif.

Dari berbagai penelitian di atas mengenai kandungan bahan alam dari

jamu penurun lemak darah merek “X” ini berpotensi memiliki kemampuan

menurunkan kadar trigliserida dengan mekanisme berbeda-beda. Oleh karena itu,

jamu ini yang di dalamnya terkandung seluruh bahan alam tersebut diharapkan

mampu menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia.

H. Hipotesis

Jamu penurun lemak darah merek “X” berpengaruh terhadap penurunan

kadar trigliserida dalam serum darah tikus jantan galur Wistar yang diinduksi

(45)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimental

murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian

ini dilaksanakan dilakukan di Laboratorium Farmokologi-Toksikologi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis

dari jamu penurun lemak darah merek “X”.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah berat

badan tikus, jumlah kumulatif pakan, dan kadar trigliserida serum darah tikus.

2. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. Jenis kelamin : jantan

b. Galur spesies tikus : Wistar

c. Warna : putih

d. Berat badan tikus : 90-120 g

e. Umur tikus : antara 1-2 bulan

(46)

3. Variabel pengacau tak terkendali Kondisi patologi dan fisiologi hewan uji.

4. Definisi operasional

Untuk lebih memudahkan pengertian dalam penelitian, maka penulis

memberikan batasan sebagai berikut:

a. Komposisi pakan hiperlipidemik yang digunakan pada penelitian ini terdiri

atas kuning telur ayam boiler, minyak babi dan pakan AD II dengan

perbandingan (2:1:1).

b. Kadar trigliserida awal adalah kadar trigliserida yang diukur pada awal

penelitian sebelum pemberian perlakuan masing-masing kelompok dilakukan

dan digunakan sebagai acuan kadar trigliserida normal hewan uji.

c. Kadar trigliserida tinggi adalah kadar trigliserida (mg/ dL) dari hewan uji

yang menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik dibandingkan kadar

trigliserida awal hewan uji (p < 0,05).

d. Efek penurunan kadar trigliserida adalah selisih antara kadar trigliserida

setelah pemberian pakan hiperlipidemik (minggu I) dan kadar trigliserida

setelah pemberian perlakuan masing-masing kelompok disertai diet rendah

lemak (minggu II) dalam satuan mg/ dL.

e. Jamu penurun lemak darah merek “X” yang digunakan memiliki kandungan

daun jati belanda 640 mg, daun salam 540 mg, daun sambiloto 400 mg, daun

alpukat 320 mg dan daun teh 100 mg dan diproduksi oleh PT. Jamu Puspo

(47)

f. Tablet simvastatin yang digunakan adalah tablet dosis 20 mg generik yang

berbentuk tablet salut.

C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan penelitian

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Hewan uji

Tikus putih jantan galur Wistar, umur 1-2 bulan, yang diperoleh dari

Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

b. Bahan uji

Produk jamu penurun lemak darah merek “X" yang diproduksi oleh PT.

Jamu Puspo Internusa

c. Lemak babi

Lemak babi yang digunakan pada penelitian diperoleh dari pasar

Beringharjo Yogyakarta

d. Kuning telur

Kuning telur ayam boiler yang digunakan pada penelitian diperoleh dari

warung di daerah Paingan, Maguwohardjo, Sleman.

e. Pakan AD2

Pakan AD2 yang digunakan diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

f. Pakan hiperlipidemik

Pakan hiperlipidemik dengan komposisi kuning telur, pakan AD2 dan

(48)

campuran 100 g kuning telur dan 50 g minyak babi yang diperoleh dari

Laboratorium Formulasi & Teknologi Sediaan Semi Solid Liquid

g. Senyawa pembanding

Senyawa pembanding yang digunakan adalah tablet simvastatin generik

produksi PT. Novell yang diperoleh dari Apotek Sanata Dharma

h. lain – lain: Aquadest, CMC 1%, dan air minum ad libtium

2. Alat penelitian

Alat – alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. timbangan elektrik (Mettler Toled®)

b. kandang metabolit tikus

c. alat-alat gelas

d. jarum suntik peroral

e. mikrohematokrit

f. tabung serum

D. Tata Cara Penelitian 1. Perhitungan dosis jamu

Jamu penurun lemak darah ini digunakan dengan pemakaian pada

masyarakat dengan dosis pada manusia dewasa yang diperkirakan 50 kg adalah 2

g, sehingga untuk pemberian pada manusia 70 kg dosis pemberian adalah 2,8 g.

Kemudian dilakukan konversi dosis pada tikus dengan hasil peringkat dosis

ditentukan :

Peringkat dosis I ditentukan ½ kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka

(49)

dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis

pemberian untuk tikus adalah

½ x 2,8 g/ 70kg BB x 0,018 = 0,0252 g/ 200g BB

= 0,126 g/ kg BB tikus

= 126 mg/ kg BB tikus

Peringkat dosis II ditentukan 1 kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka

dosis jamu untuk manusia 70 kg yaitu 2,8 g/ 70 kg dikonversikan pada tikus

dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis

pemberian untuk tikus adalah

1 x 2,8 g/ 70kg BB x 0,018 = 0,0504 g/ 200g BB

= 0,252 g/ kg BB tikus

= 252 mg/ kg BB tikus

Peringkat dosis III ditentukan 2 kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka

dosis jamu untuk manusia 70 kg yaitu 2,8 g/70 kg dikonversikan pada tikus

dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis

pemberian untuk tikus adalah

2 x 2,8 g/70kg BB x 0,018 = 0,1008 g/ 200g BB

= 0,504 g/ kg BB tikus

= 504 mg/ kg BB tikus

2. Preparasi bahan

a. Persiapan pakan diet tinggi lemak (hiperlipidemik): pakan hiperlipidemik

terdiri dari komposisi 100 g kuning telur dan 50 g lemak babi yang diberikan

(50)

b. Pembuatan larutan CMC 1%: CMC ditimbang sebanyak 0,5 g dan

dilarutkan dalam labu takar 50 ml sampai tanda.

c. Penentuan dosis simvastatin: dosis simvastatin, yaitu 20 mg pada manusia

berat badan 70 kg, kemudian dikonversikan pada tikus 200 g dengan faktor

konversi 0,018 yaitu 20 mg simvastatin x 0,018 = 0,36 mg simvastatin/ 200g= 1,8

mg/ kgBB. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dosis simvastatin pada hewan

uji tikus ditetapkan 1,8 mg/ kgBB.

d. Penetapan konsentrasi simvastatin pada hewan uji: Pada penelitian ini

konsentrasi simvastatin yang diberikan ditetapkan dengan perhitungan sebagai

berikut.

Konsentrasi =

Konsentrasi =

Konsentrasi = 0,144 mg/ ml

e. Pembuatan suspensi simvastatin 0,144 mg/ ml: Timbang serbuk simvastatin

setara dengan 72 mg simvastatin murni, larutkan dengan CMC-Na 1% dalam labu

takar 10,0 ml sebagai larutan induk simvastatin tersebut. Kemudian diambil 1,0

ml dan diencerkan 50ml dan buat konsentrasi 0,144 mg/ml. Pembuatan suspensi

simvastatin menggunakan CMC-Na 1% sebagai pelarut dikarenakan menurut

(51)

3. Percobaan pendahuluan

a. Penetapan lama waktu pemberian perlakuan pakan hiperlipidemik:

Penetapan waktu lama pemberian perlakuan pakan hiperlipidemik dilakukan pada

hewan uji selama 14 hari dengan diberikan pakan induksi diet tinggi lemak untuk

meningkatkan kadar trigliserida. Pada hari ke- 0, 7, dan 14, dilakukan pengukuran

trigliserida pada hewan uji di laboratorium klinik PARAHITA (lampiran).

Selanjutnya dari hasil pengukuran pada hari ke- 0, 7, dan 14 hari tersebut

ditetapkan hari yang menunjukkan kadar trigliserida telah mengalami kenaikan

dengan perbedaan bermakna yang dianalisis secara statistik (p<0,05)

dibandingkan dengan hari ke-0

b. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji:

Sejumlah 20 ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, masing – masing

kelompok terdiri dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang

sama dan dihindarkan dari keadaan stress serta diadaptasikan selama 1 hari

sebelum perlakuan diberikan. Setelah itu, 4 kelompok hewan uji diberi perlakuan

sebagai berikut:

1) Kelompok 1: peringkat dosis I produk jamu

Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari

ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium . Setelah itu,

hari ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet)

sejumlah 20 g serta dosis jamu 126 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu

(52)

perhitungan bobot pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan

tikus.

2) Kelompok 2: peringkat dosis II produk jamu

Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari

ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari

ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20

g serta dosis jamu 252 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu dilakukan

secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot

pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan tikus.

3) Kelompok 3: peringkat dosis III produk jamu

Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari

ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari

ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20

g serta dosis jamu 504 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu dilakukan

secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot

pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan tikus.

4) Kelompok 4: kelompok kontrol positif (simvastatin)

Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari

ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari

ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20

g serta dosis simvastatin 1,8 mg/ kgBB. Pemberian simvastatin dilakukan

secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot

(53)

S0(hari ke- 0)

Pakan Hiperlipid Kuning Telur+ AD2+Lemak Babi (2:1:1) ad libtium

Minggu pertama ( hari ke-0 sampai hari ke-7)

S1 (hari ke- 7)

Pakan AD2 biasa ad libtium disertai perlakuan masing-masing

kelompok (variasi dosis, kontrol positif)

Minggu kedua (hari ke- 8 sampai hari ke- 14)

S2(hari ke- 14)

Gambar 3. Bagan Alur Penelitian Efek Penurunan kadar Trigliserida Jamu

Penurun Lemak Darah Merek “X” Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia

1. K1+P1 : kelompok dengan pemberian dosis jamu I sebesar 126 mg/ kgBB

2. K2+P2 : kelompok dengan pemberian dosis jamu II sebesar 252 mg/ kgBB

3. K3+P3 : kelompok dengan pemberian dosis jamu III sebesar 504 mg/ kgBB

4. K(+) : pemberian simvastatin (1,8 mg/ kgBB)

5. S0 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 0 (pemeriksaan awal) 20 ekor tikus Wistar jantan

Perlakuan Adaptasi( 1 hari sebelum hari ke-0)

(54)

6. S1 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 7 (tikus hiperlipidemia)

7. S2 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 14 (setelah pemberian perlakuan dosis variasi jamu, dan kontrol positif)

8. Antara S0 sampai S1: merupakan perlakuan pakan hiperlipid kandungan kuningtelur: AD2: lemak babi (2:1:1) selama 7 hari (minggu pertama) antara hari ke-0 sampai hari ke- 7

9. Antara S1 sampai S2: merupakan perlakuan pakan rendah lemak (AD2 biasa) ditambahkan perlakuan tambahan sesuai kelompok masing- masing (dosis jamu I, II dan III serta kontrol positif ) selama 7 hari (minggu kedua) antara hari ke-8 sampai hari ke -14

Keterangan Gambar 3.

1. Pada hari sebelum hari ke- 0, yaitu awal perlakuan hiperlipid 20 ekor tikus di berikan perlakuan adaptasi terlebih dahulu dihindarkan dari stres dipuasakan.

2. Pada hari ke- 0 dilakukan penetapan kadar trigliserida awal hari- 0 untuk mengetahui kadar awal trigliserida (S0)

3. Pada minggu pertama antara hari ke-0 hingga hari ke- 7 (antara S0-S1) diberikan perlakuan pakan hiperlipid kandungan kuning telur : AD2 : lemak babi (2:1:1)

4. Tiap hari dari hari ke- 0 hingga hari ke- 7 dilakukan selama 7 hari diberikan pakan hiperlipid masing-masing tikus 20g dan ditimbang sisa pakan, berat badan , komsumsi pakan kumululatif.

5. Pada hari ke- 7 dilakukan penetapan kadar trigliserida setelah perlakuan pakan hiperlipid dan diharapkan tikus telah mengalami hiperlipidemia.

6. Pada minggu kedua antara hari ke- 8 hingga hari ke- 14 (antara S1-S2) diberikan pakan AD2 biasa (diet rendah lemak) disertai dengan perlakuan masing-masing kelompok (variasi dosis jamu, kontrol positif dan kontrol negatif)

7. Tiap hari dari hari ke- 8 hingga hari ke- 14 dilakukan selama 7 hari diberikan pakan AD2 biasa untuk masing-masing tikus 20g dan ditimbang sisa pakan, berat badan , komsumsi pakan kumululatif disertai dengan perlakuan masing-masing kelompok ( variasi dosis jamu, kontrol positif dan kontrol negatif)

(55)

4. Penetapan kadar trigliserida

Pengambilan serum darah tikus untuk ditetapkan kadar trigliserida

dilakukan tiga kali yaitu pada hari ke-0, hari ke-7, serta hari ke-14. Tikus jantan

diambil darahnya ± 1 ml melalui sinus orbitalis dengan menggunakan

mikrohematokrit. Serum darah kemudian diproses di laboratorium klinik

PARAHITA untuk ditetapkan kadar trigliserida pada serum darah tikus.

E. Analisis Hasil

Data kadar trigliserida pada tiap kelompok dianalisis secara statistik

menggunakan program SPSS. Berat badan dan kadar trigliserida serum darah

dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data menggunakan uji

Saphiro-Wilk, kemudian jika distribusinya normal (p > 0,05) dilanjutkan dengan

analisis ANOVA satu arah dan post hoc test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Uji ANOVA adalah uji untuk membandingkan mean lebih dari dua kelompok,

sedangkan post hoc test membandingkan antar kelompok perlakuan. Syarat untuk

uji ANOVA satu arah adalah data dengan distribusi normal (p > 0,05) dan variansi

data homogen (p > 0,05).

Jika nilai berat badan atau kadar trigliserida serum darah tidak

terdistribusi normal atau variansi data tidak homogen, maka dilakukan uji Kruskal

Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk

mengetahui perbedaan berat badan dan kadar trigliserida masing-masing

perlakuan kelompok.

Namun apabila data yang diperoleh terdistribusi normal dan hasil uji

(56)

selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. Untuk menentukan

uji statistik selanjutnya yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel Test of

Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji

selanjutnya yang digunakan adalah Uji Bonferroni. Namun bila hasil tes

menunjukan varian tidak sama, maka uji lanjut yang digunakan

(57)

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Pakan Tinggi Lemak

Percobaan ini menggunakan pakan hiperlipidemik yang diinduksi secara

eksogen untuk meningkatkan kadar trigliserida dan profil lemak dalam serum

darah tikus. Pembuatan pakan tinggi lemak ini diserahkan pada Laboratorium

Formulasi-Tekhnologi Semi Solid Liquid Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

Komposisi pakan tinggi lemak ini terdiri dari komposisi kuning telur ayam

boiler, minyak babi dan AD2 dengan perbandingan (2:1:1). Hewan uji diberi

pakan diet lemak dengan kandungan 100 g kuning telur dan 50 g minyak babi

yang dicampur dalam pakan pellet AD2. Pakan AD2 merupakan pakan yang biasa

digunakan sebelum di Laboratorium Imono, sehingga digunakan dalam campuran

kuning telor dan minyak babi pada penelitian ini. Di dalam kandungan 100 g

kuning telur mengandung 2,5-3,0 g kolesterol 6-7 g triasilgliserol dan 11,5 g nilai

lemak, dan kandungan minyak babi sendiri dipercaya mampu meningkatkan kadar

trigliserida (Almatsier, 2009).

B. Orientasi Pakan Tinggi Lemak

Tujuan dilakukan orientasi pakan tinggi lemak adalah untuk mengetahui

apakah komposisi pakan tinggi lemak yang digunakan mampu menaikan kadar

trigliserida pada tikus jantan galur Wistar. Lama perlakuan orientasi dilakukan

(58)

peningkatan terhadap kadar trigliserida tikus jantan galur Wistar. Orientasi ini

akan dihentikan ketika pada hari ke-7 ataupun hari ke-14 apabila telah terjadi

kenaikan kadar trigliserida secara berbeda signifikan. Hasil pengukuran kadar

trigliserida hari ke-7 dan hari ke-14 akan dibandingkan terhadap hari ke-0. Tujuan

dibandingkan kadar trigliserida antara hari ke-7 dan hari ke- 14 terhadap kadar

trigliserida hari ke- 0 adalah untuk mengetahui berapa lama waktu pemberian

pakan diet tinggi lemak mampu menaikan kadar trigliserida tikus jantan galur

Wistar.

Tabel V. Hasil pengukuran kadar trigliserida tikus selama orientasi Pengukuran Rata-rata kadar trigliserida (mg/dL)± SD

Hari ke- 0 47,50 ± 11,475 Hari ke- 7 105,50 ± 26,738 Hari ke- 14 101,25 ± 27,109

Tabel V. di atas merupakan nilai rata-rata hasil pengukuran kadar

trigliserida tikus jantan galur Wistar selama orientasi pada hari ke- 0, hari ke-7

dan hari ke- 14 (lampiran 4.). Rata-rata kadar trigliserida pada hari ke- 0 diperoleh

dengan cara mengukur kadar trigiserida darah tikus jantan galur Wistar sebelum

diinduksi pakan diet tinggi lemak. pada hari ke- 0 diperoleh kadar trigliserida

rata-rata tikus jantan galur Wistar sebesar 47,50 mg/ dL. Pengukuran dilanjutkan pada

hari ke- 7 dan hari ke -14 setelah tikus jantan galur Wistar diberikan induksi

pakan diet tinggi lemak. Diperoleh kenaikan hasil nilai rata-rata kadar trigliserida

pada darah tikus jantan galur Wistar pada hari ke-7 dan hari ke-14 sebesar 105,50

mg/ dL dan 101,25 mg/ dL. Bila di lihat dari kadar trigliserida hari ke- 0, maka

dapat diketahui kadar tersebut telah berbeda dua kali lipat. Untuk memastikan

(59)

dan hari ke- 7 saat orientasi antar kelompok sudah berbeda bermakna atau belum.

Hasil uji T tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar

0,024 yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara hari ke- 0 dan hari

ke- 7, diperoleh nilai mean bernilai negatif (-53,00), hal ini menunjukkan adanya

terjadinya peningkatan kadar trigliserida akibat dari perlakuan hiperlipidemik

(lampiran 7.).

Kadar trigliserida dalam darah dipengaruhi oleh kadar lemak yang dicerna

dalam makanan. Rimadianti dalam Sudrajat (2008) mengungkapkan, bahwa naik

turunnya kadar trigliserida darah dipengaruhi oleh jumlah lemak yang

dikonsumsi.

Tabel V. menunjukkan baik hari ke-7 dan 14 sudah mengalami kenaikan

kadar trigliserida secara signifikan dibandingkan hari ke- 0. Hal ini menunjukkan

pakan diet tinggi lemak yang diberikan mampu meningkatkan kadar trigliserida

tikus uji. Namun, hasil antara kadar trigliserida hari ke- 7 dan 14 tidak berbeda

secara signifikan.

Hasil uji T menunjukkan bahwa kadar trigliserida hari ke-7 setelah

diberikan perlakuan pakan hiperlipidemik telah menunjukkan peningkatan yang

secara statistik telah berbeda bermakna terhadap kadar awal hari ke- 0, sehingga

disimpulkan hari ke- 7 dipakai sebagai lama waktu pemberian pakan

(60)

C. Pembuatan dan Penetapan Dosis Jamu

Penelitian ini menggunakan jamu penurun lemak darah merek “X”. Pada

kemasan jamu ini tertera komposisi antara lain: daun jati belanda (Guazuma

ulmifolia), daun salam (Syzgium polyanthum), daun sambiloto (Andrograpis

paniculata), daun alpukat (Persea Americana), serta daun teh (Camellia sinensis).

Kelima daun tanaman tersebut pada berbagai penelitian berbeda telah diketahui

kandungan aktif dari berbagai bagian tanaman yang terkandung di dalam jamu

tersebut mampu menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, menaikkan HDL

dalam darah.

Cara kerja proses penyeduhan jamu dengan membuat pelarut CMC 1%

dengan melarutkan perlahan-lahan serbuk CMC 1,0 g sambil terus diaduk pada

aquades panas dalam 100 ml sampai benar-benar larut, lalu tuangkan larutan

CMC 1% tersebut sebanyak ± 100 ml ke dalam gelas sambil memasukkan

termometer ke dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai 800 C,

kemudian dilanjutkan dengan pengambilan teh celup yang telah di timbang

serbuknya sebanyak 4032 mg, lalu di seduh dalam 100 ml larutan CMC 1%

hangat selama ± 10 menit. Penyeduhan pada penelitian ini tidak sesuai dengan

penggunaan di masyarakat dengan air hangat selama 10 menit.

Pada penelitian ini dibuat dosis jamu dalam 3 variasi dosis, yaitu setengah

dosis terapi manusia, dosis terapi manusia, dan dua kali dosis terapi manusia. Dari

perhitungan dosis diperoleh variasi dosis yaitu 126 mg/ kgBB tikus, 252 mg/

kgBB tikus dan 504 mg/ kgBB tikus. Konsentrasi sediaan jamu ditentukan

Gambar

Tabel I. Penelitian Terkait Kandungan Jamu merek “X”………………  3
Gambar 1. Struktur Simvastatin……………………...........................  8
Tabel I. Berbagai Penetian Terkait Efek Kandungan Jamu Merek “X”
Gambar 1. Struktur Simvastatin
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam sketsa buku yang berwujud bunga rampai yang berasal dari makalah maupun tulisan Koentjaraningrat di harian Kompas Jakarta pada era keemasan rezim Orde Baru

Halal dalam istilah makanan dan minuman ada dua yaitu halal zatnya dan halal cara memperolehnya, yang dimaksud halal dari zatnya adalah…d. Halal status hukum makanan dan

Kedua, apakah dalam kontrak karya secara ideal didasarkan pada filosofi Pancasila dan perwujudan dari hak dasar bangsa Indonesia sebagai bagian dari hak

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat penggunaan, pengetahuan, sikap siswa – siswi SMA/SMK terhadap obat batuk yang mengandung Dextromethorphan HBr di Kabupaten

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PEMAHAMAN PERLINDUNGAN DIRI SISWI TUNARUNGU JENJANG SMP DI SLB NEGERI B GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume I-3, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012, Melbourne,

45 InternetWorldStats. Internet Users in Asia. Retrieved 20 januari 2016, from Internet World Stats http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia.. radical individual

Jajar genjang merupakan bangun datar segiempat yang memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, memiliki dua pasang sudut yang masing-masing sama besar dengan sudut