INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jamu penurun lemak
darah merek “X” terhadap kadar trigliserida dalam darah tikus jantan hiperlipidemia
dan mengetahui seberapa besar persen daya trigliserida jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan hiperlipidemia.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan 20 ekor dibagi empat kelompok dengan perlakuan. Kelompok I, II dan III adalah perlakuan jamu penurunan lemak darah dengan 3 peringkat dosis yaitu 126, 252, dan 504 mg/ kgBB, dan kelompok IV adalah simvastatin dosis 1,8mg/ kgBB sebagai kontrol positif. Selama minggu pertama (hari ke-0 sampai hari ke-7) semua kelompok diberi pakan diet tinggi lemak. Setelah itu, minggu kedua (hari ke-8 sampai hari ke- 14) seluruh kelompok diberi perlakuan diet standar disertai pemberian perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing. Selama perlakuan berat badan tikus dan jumlah konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Pengukuran kadar Trigliserida dilakukan pada hari ke-0, setelah pemberian diet tinggi lemak (hari ke-7) dan setelah perlakuan terapi (hari ke-14).
Hasil uji ANOVA satu arah dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jamu penurun lemak darah merek “X” dapat memberikan efek penurunan kadar Trigliserida dalam darah secara tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Persen daya penurunan trigliserida variasi dosis jamu terhadap kontrol positif simvastatin, untuk dosis 126 mg/ kgBB sebesar 55,11 ± 33,93 %; untuk dosis jamu 252 mg/ kgBB sebesar 87,01 ± 27,20 % dan dosis 504 mg/ kg BB sebesar 93,62 ± 36,81 %
ABSTRACT
The purpose of the research was aimed to find out the influence blood fat lowering jamu merk "X" against the levels of triglycerides in the blood of male rats hyperlipidemic and to know how much percent power lowering blood fat triglycerides from jamu merk “X” of simvastatin on hyperlipidemic male rats. This research was experimental with random complete random pattern design.
In this research used 20 rats were divided four groups with treatment. Group I, II, and III were the groups treated with blood fat loss herbal medicine treatment with 3 doses level 126, 252, and 504 mg/ kgBW, and Group IV was the group treated simvastatin doses of 1.8 mg/ kgBW as positive controls. In the first week (day 0 to day 7) all groups were given a diet of high-fat feed for one week. After that, next week in the second week (day 8 to day 14) all group was given standart diet and different kinds treatment for each group. The rat body weight and the amount of daily intake was measured daily. Triglyceride levels were measured first day, after treatment with high fat diet (first week), and after treatment with jamu (second week). One-way ANOVA with the reliable was 95% test results showed that blood fat lowering herbs brand "X" gave the effect of a decrease in the levels of Triglycerides in the blood are not meaningful against the positive control group.
Percent power dose variation of triglycerides herbs against positive control dose simvastatin, for dose jamu 126 mg/ kgBB of 55.11 ± 34.19%; for dose jamu 252mg/ kgBB of 87.01 ± 27.20% and dose jamu 504 mg/ kg of 93.62 ± 36.81%
PENGARUH PEMBERIAN JAMU PENURUN LEMAK DARAH MEREK
“X” TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH JANTAN
HIPERLIPIDEMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Hendry Budianto NIM: 088114094
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH PEMBERIAN JAMU PENURUN LEMAK DARAH MEREK
“X” TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH JANTAN
HIPERLIPIDEMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Hendry Budianto NIM: 088114094
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Halaman Persembahan
Semua terlihat tidak mungkin sebelum semuanya tercapai
~ Nelson Mandela
Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus sebagai wujud syukurku
Alm. Papa dan Mama atas kepercayaan, cinta dan perhatian
Paman, Bibi , Kakak dan semua saudara tercinta
vii PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jamu Penurun Lemak Darah Merk “X”
Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia” dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini,
penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu membimbing, mengoreksi, memberi masukan, kritik,
saran, dan pengarahan dari awal persiapan hingga akhir penyusunan skripsi
ini.
3. Bapak Prof. Dr. CJ.Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya membimbing, memberikan masukan, kritik, dan saran
yang membangun.
4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya membimbing, memberikan masukan, kritik, dan saran
yang membangun.
5. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, dan seluruh laboran yang telah
membantu memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk seluruh penelitian
ini.
6. Seluruh dosen, laboran, petugas sekretariat Fakultas Farmasi dan petugas
viii
7. Teman-teman satu tim Bravo Fransiskus Manik, Denny Andreas Purnomo,
Benny Setyawan, Peffley Lukito, dan Aspianto atas bantuan, perjuangan,
suka duka dan kerjasamanya selama proses pengambilan data penelitian ini.
8. Albertus Djanu Rombang, Alexius Ario, Jefta Willy Setiady, Angelina
Ananta dan I Made Surya atas semangat, dan bantuan serta doa dalam
menghadapi penulisan skripsi ini.
9. Semua teman FST dan FKK 2008 serta semua teman farmasi USD atas
kebersamaannya selama kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini membantu dan bermanfaat bagi pembaca pada
khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………... vi
PRAKATA ………... vii
DAFTAR ISI ……… ix
DAFTAR TABEL ……… xiii
DAFTAR GAMBAR ………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………... xv
INTISARI ……… xviii
ABSTRACT ………. xix
BAB I PENGANTAR………. 1
A. Latar Belakang……… 1
1. Perumusan masalah………. 3
2. Keaslian penelitian……….. 3
3. Manfaat penelitian………... 4
B. Tujuan Penelitian………. 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………. . 6
A. Statin……… 6
xi
BAB III METODE PENELITIAN………. 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……… 23
B. Variable Penelitian dan Definisi Operasional..……… 23
xii
A. Kesimpulan……… 55
B. Saran………. 55
DAFTAR PUSTAKA……….. 56
LAMPIRAN……… 59
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Penelitian Terkait Kandungan Jamu merek “X”……… 3
Tabel II. Komposisi Lipoprotein Manusia………. 17
Tabel III. Nilai Acuan Kolesterol dan Trigliserida (CDC) 2012 ………… 18
Tabel IV. Komponen Reagen GPO ……….. 20
Tabel V. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Orientasi……….. 36
Tabel VI. Perubahan Berat Badan Selama Perlakuan ………. 41
Tabel VII. Kenaikan Berat Badan Tikus Minggu I (Pakan Hiperlipidemik)
Dan Minggu II (Pakan AD2 + Perlakuan)……… 43
Tabel VIII. Kadar Trigliserida Serum Darah Tikus Sebelum dan Sesudah
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Simvastatin………... 8
Gambar 2. Struktur Trigliserida………. 12
Gambar 3. Bagan Alur Penelitian……….. 31
Gambar 4. Grafik Hubungan Berat Badan Tikus (g) dan Waktu
(hari) Kelompok Perlakuan Selama Perlakuan………… 41
Gambar 5. Grafik Kenaikan Badan Tikus (g) dan Waktu (hari)
Tiap Kelompok Perlakuan Minggu I (Pakan Hiper-
lipidemik)……… 44
Gambar 6. Grafik Kenaikan Badan Tikus (g) dan Waktu (hari)
Tiap Kelompok Perlakuan Minggu II (Pakan AD2 + Per-
lakuan)……… 44
Gambar 7. Grafik Hubungan Konsumsi Pakan (g) dan Waktu
(hari) Tikus Selama Perlakuan………. 46
Gambar 8. Grafik Persen Daya Variasi Kelompok Jamu Dibanding
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Komposisi Pakan AD2………... 59
Lampiran 2. Penentuan Konsentrasi Jamu Penurun Lemak Darah
Merek “X”………. 59
Lampiran 3. Contoh Perhitungan Volume Penyuntikan………... 59
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Orientasi………… 59
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Kadar Trigliserida Tikus Selama
Orientasi……… 60
Lampiran 6. Hasil Uji Homogenitas Kadar Trigliserida Tikus Selama
Orientasi……… 60
Lampiran 7. Hasil Uji T Kadar Trigliserida Tikus Hari ke-0 dibanding
Hari ke- 7……… 60
Lampiran 8. Data Pertambahan Berat badan Tikus Selama Perlakuan
Pakan Hiperlipidemik Setelah Dikurangi Berat Badan
Awal (Hari ke- 0)……….. 61
Lampiran 9. Data Pertambahan Berat badan Tikus Selama Perlakuan
Pakan Diet Rendah Lemak dan Perlakuan Setelah Di-
Kurangi Berat Badan Awal (Hari ke- 7)……… 61
Lampiran 10. Uji Normalitas Data Pertambahan Berat Badan Tikus
Selama Perlakuan……… 62
Lampiran 11. Hasil Analisis ANOVA Satu Arah Data Pertambahan
xvi
Lampiran 12. Konsumsi Pakan Kumulatif Selama Perlakuan Hiper-
Lipidemik……… 63
Lampiran 13. Konsumsi Pakan Kumulatif Selama Perlakuan Diet
Rendah Lemak……… 63
Lampiran 14. Uji Normalitas Data Konsumsi Pakan Kumulatif Tikus
Selama Perlakuan……… 64
Lampiran 15. Hasil Analisa ANOVA Satu Arah Data Konsumsi
Kumulatif Tikus Selama Perlakuan……… 64
Lampiran 16. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida……… 65
Lampiran 17. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Hari ke- 0… 66
Lampiran 18. Uji Normalitas dan Homogenitas Variasi Data Kadar
Trigliserida ………..…… 66
Lampiran 19. Uji T antara Kadar Trigliserida hari ke- 0 dibanding hari
ke- 7……….. 67
Lampiran 20. Data Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Setelah Per-
Lakuan Hiperlipidemik (Hari ke- 7) dan Setelah Perlaku-
An (Hari ke- 14)………. 68
Lampiran 21. Hasil Statistik Kadar Trigliserida Variasi Dosis Jamu
Dengan Kelompok Kontrol Simvastatin Hari ke- 14…….. 68
Lampiran 22. Perhitungan Persen Daya Kadar Trigliserida Variasi Dosis
xvii
Lampiran 23. Hasil Statistik Uji Homogenitas dan Uji ANOVA Persen
Daya Kadar Trigliserida Variasi Dosis Dibanding Kontrol
xviii INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap kadar trigliserida dalam darah tikus jantan hiperlipidemia dan mengetahui seberapa besar persen daya trigliserida jamu
penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan
hiperlipidemia.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan 20 ekor dibagi empat kelompok dengan perlakuan. Kelompok I, II dan III adalah perlakuan jamu penurunan lemak darah dengan 3 peringkat dosis yaitu 126, 252, dan 504 mg/ kgBB, dan kelompok IV adalah simvastatin dosis 1,8mg/ kgBB sebagai kontrol positif. Selama minggu pertama (hari ke-0 sampai hari ke-7) semua kelompok diberi pakan diet tinggi lemak. Setelah itu, minggu kedua (hari ke-8 sampai hari ke- 14) seluruh kelompok diberi perlakuan diet standar disertai pemberian perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing. Selama perlakuan berat badan tikus dan jumlah konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Pengukuran kadar Trigliserida dilakukan pada hari ke-0, setelah pemberian diet tinggi lemak (hari ke-7) dan setelah perlakuan terapi (hari ke-14).
Hasil uji ANOVA satu arah dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jamu penurun lemak darah merek “X” dapat memberikan efek penurunan kadar Trigliserida dalam darah secara tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Persen daya penurunan trigliserida variasi dosis jamu terhadap kontrol positif simvastatin, untuk dosis 126 mg/ kgBB sebesar 55,11 ± 33,93 %; untuk dosis jamu 252 mg/ kgBB sebesar 87,01 ± 27,20 % dan dosis 504 mg/ kg BB sebesar 93,62 ± 36,81 %
xix ABSTRACT
The purpose of the research was aimed to find out the influence blood fat lowering jamu merk "X" against the levels of triglycerides in the blood of male rats hyperlipidemic and to know how much percent power lowering blood fat triglycerides from jamu merk “X” of simvastatin on hyperlipidemic male rats. This research was experimental with random complete random pattern design.
In this research used 20 rats were divided four groups with treatment. Group I, II, and III were the groups treated with blood fat loss herbal medicine treatment with 3 doses level 126, 252, and 504 mg/ kgBW, and Group IV was the group treated simvastatin doses of 1.8 mg/ kgBW as positive controls. In the first week (day 0 to day 7) all groups were given a diet of high-fat feed for one week. After that, next week in the second week (day 8 to day 14) all group was given standart diet and different kinds treatment for each group. The rat body weight and the amount of daily intake was measured daily. Triglyceride levels were measured first day, after treatment with high fat diet (first week), and after treatment with jamu (second week).
One-way ANOVA with the reliable was 95% test results showed that blood fat lowering herbs brand "X" gave the effect of a decrease in the levels of Triglycerides in the blood are not meaningful against the positive control group.
Percent power dose variation of triglycerides herbs against positive control dose simvastatin, for dose jamu 126 mg/ kgBB of 55.11 ± 34.19%; for dose jamu 252mg/ kgBB of 87.01 ± 27.20% and dose jamu 504 mg/ kg of 93.62 ± 36.81%
1 BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kehidupan semakin modern,
manusia dituntut serba kepraktisan dan cepat dalam segala hal. Hal ini termasuk
salah satunya dalam hal pola makan yang cenderung memilih makanan “fast food”
yang cenderung berlemak dan kurang sehat. Pola makan tidak sehat yang
cenderung berlemak, ditambah dengan gaya hidup kurang berolahraga, sering
minum alkohol dan kebiasaan buruk merokok mampu memicu berbagai penyakit
berbahaya dan mematikan.
Penyakit berbahaya dan mematikan tersebut antara lain: obesitas, jantung
koroner dan aterosklerosis. Hiperlipidemia merupakan penyebab utama
aterosklerosis. Sedangkan hipertrigliserida merupakan faktor resiko penyakit
jantung koroner. Bahkan sampai saat ini, penyakit jantung koroner dan
aterosklerosis masih menjadi penyebab kematian utama yang ditakuti baik di
negara maju, juga termasuk di Indonesia.
Obat- obatan untuk pengobatan hiperlipidemia ada dua macam, yaitu
obat kimia dan obat dari bahan alam. Salah satu pilihan alternatif obat kimia dari
golongan statin adalah simvastatin. Namun dalam perkembangannya beberapa
obat kimia dirasa banyak memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut antara harga
masyarakat memilih obat bahan alam sebagai pengobatan dengan harga
terjangkau, mudah, dan efek samping lebih rendah (Khoiri, 2006).
Salah satu obat bahan alam yang berasal asli dari Indonesia adalah Jamu.
Jamu merupakan salah satu alternatif obat bahan alam penurun kadar trigliserida
untuk pengobatan hiperlipidemia. Sebenarnya jamu hanya didasarkan pada
pengalaman empiris dan belum dipastikan kemanfaatannya. Namun, melalui uji
pra klinis lebih lanjut dapat memastikan manfaat dari kadungan jamu secara
ilmiah sehingga dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih unggul yaitu
obat herbal terstandar.
Jamu penurun lemak darah merek “X” sendiri memiliki berbagai
kandungan tanaman obat dengan komposisi yaitu: daun jati belanda, daun salam,
daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh telah dilakukan berbagai penelitian
mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida terdapat pada Tabel I.
Penelitian mengenai efek jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap
penurunan kadar kolesterol sudah dilakukan sebelumnya (Manik, 2012).
Oleh karena itu perlu dilakukan uji ilmiah pengaruh terhadap jamu
penurun lemak darah merk “X” dibandingan obat simvastatin dosis 1,8 mg/ kgBB
terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus jantan galur Wistar
hiperlipidemia.
Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk teh
celup) mengandung komposisi antara lain Guazumae folium (Jati Belanda) 640
Sambiloto) 400 mg, Perseae americanae folium (Daun Alpukat) 320 mg,
Camelliae sinensis folium (Daun Teh) 100 mg.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, timbul permasalahan
sebagai berikut:
a. Apakah jamu penurun lemak darah merek “X” mampu menurunkan kadar
trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia?
b. Seberapa besar persen daya penurunan kadar trigliserida jamu penurun lemak
darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan hiperlipidemia?
2. Keaslian penelitian
Sepengetahuan penulis berikut beberapa penelitian terkait:
Tabel I. Berbagai Penetian Terkait Efek Kandungan Jamu Merek “X”
No. Peneliti, ulimfolia Lamk.) terhadap kadar trigliserida dalam plasma tikus putih jantan galur Wistar.
Pemberian infusa 1250 mg/kgBB dapat menurunkan kadar trigliserida sebersar 41,30% dari kontrol negatif terhadap kadar trigliserida serum tikus putih jantan galur Wistar hiperlipidemia.
Pemberian ekstrak Eugenia polyantha pada kelompok perlakuan menyebabkan penurunan kadar trigliserida secara bermakna pada semua
Efek pemberian alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar trigliserida serum darah tikus putih (Rattus norvegius) selama
pemberian diet lemak tinggi.
efektif ekstrak alpukat untuk mencegah kenaikan trigliserida 0,3mL/hari.
EGCG mampu menghambat kadar trigliserida darah trigliserida secara signifikan pada dosis 1,2 dan 8 mg/ kgBB dan dosis 8 mg/kgBB menurunkan sebesar 51,7%.
Penelitian mengenai pembuktian efek penurunan kadar trigliserida jamu
penurun lemak darah merek “X” dengan komposisi daun jati belanda, daun salam,
daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
terhadap masyarakat tentang jamu penurun lemak darah merek “X” dalam
bidang kesehatan.
b. Manfaat praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kemampuan jamu penurun lemak darah merek “X” terhadap
B. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui apakah jamu penurun lemak darah merek “X” ini mampu
menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia.
b. Mengetahui seberapa besar persen daya penurunan kadar trigliserida jamu
penurun lemak darah merek “X” terhadap simvastatin pada tikus jantan
6 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A. Statin
1. Golongan statin
Statin merupakan senyawa yang paling baik dan baik toleransinya untuk
mengobati dislipidemia. Statin merupakan inhibitor kompetitif 3-hidroksi-3
metilglutaril-koenzim A (HMG-KoA) reduktase. Statin memiliki struktur yang
mirip dengan HMG-KoA reduktase, yang mengkatalisis tahap awal pembatas laju
pada biosintesis kolesterol. Statin sebagai inhibitor kompetitif HMG-KoA ini
bersifat reversibel terhadap substrat alami, yaitu HMG-KoA. Statin yang lebih
kuat misalnya simvastatin dalam dosis lebih tinggi juga dapat menurunkan kadar
trigliserida yang disebabkan oleh naiknya kadar VLDL (Goodman dan Gilman,
2007).
Statin memberikan efek utamanya yaitu penurunan kadar LDL melalui
gugus mirip asam mevaloat yang menghambat HMG-KoA reduktase secara
kompetitif melalui penghambatan produk. Statin mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah dengan menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati, yang
menyebabkan peningkatan ekspresi gen reseptor LDL. Sebagai respon terhadap
berkurangnya kandungan kolesterol bebas dalam hepatosit, SREBP yang terikat
pada membrane dipecah oleh suatu protease dan dipindahkan ke nukleus. Faktor
transkripsi kemudian diikat oleh gen LDL yang responsive terhadap sterol,
meningkatkan transkripsi dan akhirnya meningkatkan sintesis reseptor LDL dan
pada permukaan hepatosit menyebabkan makin banyak LDL yang hilang dari
darah, sehingga kadar LDL menurun (Goodman dan Gilman, 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa statin juga dapat menurunkan
kadar LDL, dengan cara meningkatkan penghilangan prekursor LDL yaitu VLDL
dan IDL dan menurunkan produksi VLDL di hati. Penurunan produksi VLDL di
hati yang diinduksi oleh statin diperkirakan diperantarai oleh berkurangnya
sintesis kolesterol, suatu komponen yang diperlukan untuk VLDL (Goodman dan
Gilman, 2007).
2. Simvastatin
Simvastatin merupakan senyawa penurun kadar lipid yang merupakan
hasil sintesis fermentasi dari Aspergillus terreus.
Simvastatin berwarna putih sampai abu-abu, tidak higroskopis, berupa
serbuk Kristal yang praktis tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam
kloroform, methanol dan etanol. Tablet simvastatin dalam berbagai merek dagang
yang umum dijumpai untuk pemberian oral terdapat dalam dosis 5,10, dan 20mg
dan disertai kandungan bahan tambahan lainnya (Anonim, 2007).
Simvastatin (gambar 1.) merupakan golongan obat yang menghambat
secara kompetitif HMG-KoA reduktase, suatu tahap penentu laju dalam sintesis
kolesterol endogen. Inhibisi enzim ini akan menurunkan sintesis kolesterol
endogen. Setelah pemberian oral, simvastatin yang merupakan gugus inaktif
lakton, akan dihidrolisis membentuk asam β-hidroksi yang terikat pada 95%
protein plasma. Senyawa inilah yang merupakan penghambat HMG-KoA
Gambar 1. Struktur Simvastatin
(Anonim, 2007)
Simvastatin dan bentuk metabolitnya terikat pada protein plasma darah
sekitar 95%. Tablet simvastatin dapat digunakan dalam terapi bersamaan dengan
perlakuan diet lemak jenuh dan kolesterol. Pada pasien hiperlipidemia, pemberian
tablet simvastatin mampu:
(1) Mengurangi kadar kolesterol total, kolesterol LDL, Apo B dan trigliserida,
serta menaikkan HDL kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterolemia
primer (heterozigot familial dan nonfamilial) dan dislipidemia campuran,
(2) mengobati pasien dengan hipertrigliserida, dan
(3) mengobati pasien dengan primary disbetaliproteinemia (Anonim,2007).
B. Jamu Penurun Lemak Darah Merek “X”
Klaim dari jamu penurun lemak darah merek “X” mampu menurunkan
kadar kolestrol dan trigliserida.
Adapun komposisi dalam jamu penurun lemak darah merek “X” :
1. Daun Jati Belanda (Guazuma ulimfolia Lamk)
Nama lain untuk tanaman ini di daerah Sumatra disebut jati belanda
berhabitus pohon, tinggi bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai peneduh, tanaman
pekarangan atau tumbuhan liar. Tumbuh di dataran rendah hingga 800 mdpl.
Fungsi dari daun jati belanda sebagai penurun kadar kolesterol dengan
kandungan kimia alkanoid, flavonoid, saponin, tannin lendiri dan damar
(Deviana, 2010).
Daun, buah, biji, dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman
yang bisa dipergunakan sebagai obat. Secara umum, zat utama yang terkandung
dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu
resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen,
juga senyawa – senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat,
friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak.
Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi
penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada
dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat
sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat
dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang
dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya,
daun jati belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol.
2. Daun Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp)
Salam termasuk dalam famili Myrtaceae yang lebih dikenal di masyarakat
sebagai bumbu dapur. Senyawa-senyawa seperti niasin, serat, tannin dan vitamin
C yang terkandung di dalam Daun Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp)
3. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata)
Sambiloto (Andrograhis paniculata (Burm. F.) Wall. Ex. Nees) merupakan
perdu semusim yang seluruh bagian tanamannya pahit juga dikenal dengan
sebutan “King of Bitters”. Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah, di
Jawa Barat: ki oray atau ki peurat; Jawa Tengah dan Jawa Timur: bidara, takilo,
sambiloto; Sumatera: pepaitan atau ampadu; Maluku: Pepaitan. Di India disebut
sebagai Kalamegh, di Malaysia disebut Hempedu Bumi.
Kandungan utama sambiloto yaitu andrographine yang berguna sebagai
bahan obat. Di samping itu, sambiloto mengandung saponin, flavonoid, alkaloid
dan tannin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah
laktone, panikulin, kalmegin dan halbur kuning yang rasanya pahit (Daviana,
2010).
4. Daun Alpukat (Persea americana Mill.)
Selama ini alpukat dikenal kaya lemak. Sehingga tidak heran buah ini
dijauhi saat kolesterol sedang tinggi, padahal alpukat sangat baik untuk
menurunkan kolesterol. Buah ini mengandung asam lemak tak jenuh yang baik
menurunkan kolesterol jahat (Sabella, 2010).
5. Daun Teh (Camellia sinensis L)
Menurut penelitian, EGCG (epigallocate chin gallate), yaitu komponen
bioaktif paling dominan dalam teh terbukti mampu mencegah percepatan oksidasi
kolesterol LDL. Sehingga komsumsi teh yang wajar setiap harinya mampu
mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah penyebab penyakit jantung
C. Lipid
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang pada
umumnya adalah senyawa hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik (Sacher dan Mcpherson, 2000). Lipid merupakan konstituen
makanan yang penting tidak saja karena energinya yang tinggi, tetapi juga karena
vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terkandung dalam lemak
makanan alami. Lipid disimpan dalam jaringan adiposa. Lipid nonpolar berfungsi
sebagai insulator panas dijaringan subkutan dan organ tertentu, terutama untuk
menjalarkan gelombang depolarisasi disepanjang saraf mielin (Murray, Granner
dan Rodwel, 2006).
Lipid plasma terdiri dari triasil gliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol
(14%), ester kolesteril (36%) serta sedikit asam lemak rantai panjang yang tidak
teresterifikasi (asam lemak bebas) (Murray dkk, 2006).
1. Klasifikasi lipid
Klasifikasi Lipida yang penting dalam ilmu gizi berdasarkan komposisi
kimia menurut Almatsier (2009) adalah sebagai berikut:
a. Lipid sederhana
1) Lemak netral
Lemak netral terdiri dari: monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester
asam lemak dengan gliserol).
2) Ester asam lemak dengan alkohol bobot molekul tinggi
Ester asam lemak dengan alkohol bobot molekul tinggi terdiri dari
b. Lipida majemuk
Dua komponen lipida majemuk terdiri dari:
1) Fosfolipida
2) Lipoprotein
c. Lipida turunan
1) Asam lemak
2) Sterol
Sterol terdiri dari: kolesterol dan orgosterol, hormone steroida, vitamin D,
dan garam empedu.
d. Lain-lain
Karotenoid, Vitamin A, vitamin E dan vitamin K.
2. Trigliserida (triasilgliserol)
Sebagian besar lemak dan minyak alam terdiri atas 98-99% trigliserida.
Trigliserida adalah ester gliserol, yaitu alkohol trihidrat dan asam lemak yang
lebih tepat disebut triasligliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam trigliserida
adalah asam lemak yang sama maka dinamakan trigliserida sederhana, dan jika
berbeda dinamakan trigliserida campuran (Almatsier, 2009).
3. Pencernaan trigliserida
Proses pencernaan lemak dimulai dari mulut. Di mulut makanan yang
mengandung lemak dikunyah dan tercampur dengan air liur. Kelenjar ludah akan
mengeluarkan enzim lipase lingual. Setelah dikunyah makanan akan melewati
esophagus dan sampai lambung. Dalam lambung lipase lingual dalam jumlah
terbatas akan memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida, monogliserida
dan asam lemak (Almatsier, 2009).
Trigliserol atau trigliserida merupakan jenis lemak yang dominan terdapat
dalam makanan tinggi lemak. Untuk dapat diabsorpsi makanan harus dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak. Sebagian besar orang bias mengabsorpsi 95%
dari makanan yang dikonsumsi. Trigliserida merupakan lemak netral dan bersifat
hidrofobik, sehingga bila tercampur dengan air maka akan terpisah. Enzim
memiliki muatan positif dan negatif dan bersifat hidrofilik yang dapat bercampur
dengan air karena bersifat polar. Lemak terlebih dahulu mengalami proses
emulsifikasi agar dapat bercampur dengan air dan enzim dapat bekerja dalam
pencernaan (Almatsier, 2009).
4. Emulsifikasi trigliserida
Waktu lemak memasuki usus halus, hormon kolesitokinin akan memberi
isyarat kepada kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. Cairan
empedu berguna untuk mengemulsi lemak (Almatsier, 2009).
Asam empedu dibuat oleh hati dari kolesterol dan kemudian disimpan
dalam kantung empedu hingga saat diperlukan. Di dalam saluran empedu, cairan
empedu (Murray dkk, 2006). Keistimewaan asam empedu adalah pada struktur
molekulnya. Pada salah satu ujung molekulnya terdapat rantai samping yang
terdiri dari asam amino yang berfungsi menarik air, sedangkan pada sisi lain
terdapat sterol yang berfungsi menarik lemak. Proses emulsifikasi lemak terjadi di
usus halus, yaitu di duodenum (Almatsier, 2009).
Emulsi lemak yang terbentuk terdiri dari tetesan lemak atau butiran lemak
dengan diameter masing-masing 1 mm akan terbentuk suspensi dengan luas
permukaan yang besar (Sherwood, 2007). Enzim lipase yang berasal dari dinding
usus halus dan pankreas, kemudian mencerna trigliserida dalam bentuk emulsi ini
menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak (Almatsier, 2009).
5. Absorpsi dan transport trigliserida
Absorpsi lipida terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida
(digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak), diabsorpsi kedalam
membran mukosa usus halus dengan difusi pasif. Proses difusi terjadi karena
perbedaan konsentrasi pada membrane mukosa usus halus. Perbedaan konsentrasi
ini disebabkan karena adanya protein pengikat asam lemak yang akan segera
mengikat asam lemak untuk memasuki sel. Setelah menembus mukosa usus, asam
lemak akan mengalami esterifikasi menjadi monogliserida kembali yang
dikatalisis oleh asetil Ko-A dan kolestrol asiltransferase (Almatsier, 2009).
Trigliserida dan lipid besar lainnya (kolestrol dan fosfolipid) yang
terbentuk di dalam usus akan bergabung dengan protein-protein khusus
membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein yang
diangkut oleh lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron merupakan tetesan
lipid besar yang terdiri dari trigliserida, kolestrol, fosfolipida dan protein
(apolipoprotein A dan B). Lipoprotein ini akan membentuk selaput yang
membungkus lipid di dalamnya sehingga akan bebas di dalam aliran darah yang
sebagian besar terdiri dari air. Dalam darah trigliserida yang ada pada kilomikron
dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh lipoprotein lipase yang
berada sel endotel kapiler (Almatsier, 2009).
Asam lemak bebas dalam tubuh akan diabsorpsi oleh sel otot, sel lemak
dan sel-sel lainnya. Asam lemak ini dapat langsung digunakan sebagai zat energi
atau disimpan, dan bila dibutuhkan akan diubah kembali menjadi trigliserida. Bila
trigliserida telah terpisah dari kilomikron, sisanya yaitu kolesterol dan protein
dibawa ke hati untuk dimetabolisme lebih lanjut (Almatsier, 2009).
D. Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipida dan protein yang
disintesis di dalam hati. Seperempat sampai sepertiga lipoprotein adalah protein
dan selebihnya adalah lipida. Lipoprotein mempunyai fungsi sebagai pengangkut
lipida di dalam plasma ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya dan akan
digunakan sebagai sumber energi serta komponen membran sel atau sebagai
Berdasarkan jenis dan fungsinya di dalam tubuh manusia, lipoprotein
diklasifikasi sebagai berikut:
1. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang berfungsi mengangkut lipida dari
saluran cerna kedalam tubuh terutama trigliserida. Kilomikron adalah lipoprotein
yang paling besar dan mempunyai densitas yang paling rendah. Di dalam tubuh,
kilomikron mengangkut lipida dari makanan di saluran cerna untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh (Almatsier, 2009).
2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
VLDL merupakan lipoprotein yang terbentuk di dalam hati. Di dalam hati
lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut melalui aliran
darah. VLDL adalah lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terdiri atas
trigliserida. VLDL yang terbentuk dihati akan masuk aliran darah untuk mengikat
kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. Lipoprotein lipase
akan bekerja untuk memecah trigliserida pada VLDL. Berkurangnya kadar
trigliserida, akan membuat VLDL bertambah berat dan menjadi LDL (Low
Density Lipoprotein) yaitu lipoprotein dengan densitas rendah (Almatsier, 2009).
3. Low Density Lipoprotein (LDL)
Dalam aliran darah LDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari
sirkulasi darah dan membawanya ke sel otot dan lemak. Nilai LDL memiliki
implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. LDL yang berlebihan
dalam pembuluh darah akan dioksidasi dan tidak dapat masuk kembali kedalam
membentuk plak. Plak ini akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel
otot dan kalsium yang berkembang menjadi aterosklerosis (Almatier, 2009).
4. High Density Lipoprotein (HDL)
Ketika sel-sel lemak membebaskan asam lemak dan gliserol dalam darah,
kolesterol dan fosfolipida akan kembali kedalam aliran darah. Hati dan usus akan
memproduksi HDL ( lipoprotein dengan densitas tinggi) ke dalam aliran darah.
HDL akan mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada dalam aliran darah.
HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati
guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier, 2009).
Tabel II. Komposisi Lipoprotein manusia dalam persen (%) (Almatsier, 2009)
Lipoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipida Protein
Kilomikron 80-90 2-7 3-6 1-2
VLDL 55-65 10-15 15-20 5-10
HDL 10 45 22 25
LDL 5 20 30 45-50
E. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia mengacu pada peningkatan kadar lipid dalam darah. Lipid
yang dikenal sebagai kolesterol dan trigliserida tidak larut dalam plasma.
Tingginya kadar trigliserida sering dikaitkan dengan terjadinya berbagai penyakit
Tabel III. Nilai acuan kolesterol dan trigliserida menurut Center for Disease Control and Prevention ( CDC, 2012)
Nilai
Kolesterol Total ≤200 mg/dL
Trigliserida ≤150 mg/dL
LDL ≤100 mg/dL
HDL ≥40 mg/dL
1. Penyebab Hiperlipidemia
a. Diet yang mengandung banyak lemak dan kolesterol ( telur dan keju)
b. Tubuh terlalu banyak memproduksi kolesterol atau lemak dan juga bisa
terjadi peningkatan keduannya (Rop, Mlcek, dan Jurlkova, 2009)
2. Faktor risiko hiperlipidemia:
a. Kelebihan berat badan atau obesitas
b. Kurang aktivitas fisik
c. Diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh (Rop dkk, 2009)
3. Tipe hiperlipidemia antara lain:
a. Tipe I hiperlipidemia,
Tipe ini ditandai dengan akumulasi kilomikron.
b. Tipe II hiperlipidemia,
Tipe ini ditandai dengan naiknya LDL.
c. Tipe III hiperlipidemia,
Tipe ini ditandai dengan abnormalitas dari ApoE, yang mengganggu
penyerapan kilomikron dan sisa VLDL.
d. Tipe IV hiperlipidemia,
e. Tipe V hiperlipidemia,
Tipe ini ditandai dengan tingginya level kilomikron, triagliserol,
pankreatitis (Devlin, 1997).
F. Penetapan Kadar Trigliserida
Penetapan kadar trigliserida dilakukan di laboratorium PARAHITA
dengan metode enzimatik kolorimetri dengan reagen GPO
(Glycerol-3-Phosphate-Oxidase). Prinsipnya trigliserida akan dihidrolisis menjadi gliserol.
Gliserol yang terhidrolisis akan terfosforisasi oleh adenosintriphosphate (ATP)
dengan adanya glyserol kinase menghasilkan glycerol-3-phosphate dan adenosine
diphosphate (ADP). Glyserol-3-phosphate teroksidasi menjadi phosphate
dihydroxiacetone oleh glycerol phosphate oxidase (GPO) memproduksi hydrogen
peroxide (H2O2). Hydrogen peroxide (H2O2) akan bereaksi dengan
4-aminoantipyrine dan 4-klorofenol menghasilkan senyawa dengan warna merah
(chinonimina). Absorbansi chinonimina sebanding dengan konsentrasi trigliserida
Menurut Abbott (2006), komposisi reagen GPO
(Glycerol-3-Phosphate-Oxidase) untuk pengukuran kadar trigliserida dalam penelitian ini dalam tabel
berikut:
Tabel IV. Komposisi Reagen GPO
Komponen Konsentrasi Glycherol kinase >600 U/L Glycherol phosphate oxidase >6,000 U/L
Lipoprotein lipase >3,000 U/L
G. Landasan Teori
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah diterima luas
dihampir seluruh dunia. Pengobatan tradisional secara umum dinilai lebih aman
dari penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional memiliki efek
samping relatif lebih sedikit dibandingankan obat modern.
Berbagai penelitian terkait kandungan dari jamu penurun lemak darah
merek “X” yang memiliki berbagai kandungan tanaman obat dengan komposisi
yaitu: daun jati belanda, daun salam, daun sambiloto, daun alpukat, dan daun teh
telah dilakukan berbagai penelitian berbeda menggunakan hewan uji.
Berdasarkan penelitian (Wijayanti, 2007) telah diketahui bahwa infusa
jati belanda dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna pada dosis 1250
mg/ kg pada tikus putih galur Wistar. Komposisi setiap kantong teh merek “X”
ulmifolia folium (Jati Belanda) 640 mg sehingga diharapkan memliki potensi
penurunan kadar trigliserida.
Berdasarkan penelitian (Hardhani, 2008) telah diketahui ekstrak daun
salam (Eugenia polyantha) dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna
pada dosis 0,18 g/ hari; 0,36 g/ hari dan 0,72 g/ hari pada tikus putih jantan galur
Wistar. Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk teh celup)
mengandung komposisi antara lain Syzgium polyanthum folium (Daun Salam) 540
mg sehingga diharapkan mampu berpotensi dalam penurunan kadar trigliserida.
Berdasarkan penelitian (Fatmawati, 2008) ekstrak daun sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) berpengaruh terhadap kadar kolesterol total,
HDL, LDL dan trigliserida darah tikus (Rattus norvegicus) diabetes pada dosis 2,1
g/ kgBB selama 21 hari. Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam
bentuk teh celup) mengandung Andrographis paniculata folium (Sambiloto) 400
mg, sehingga diharapkan mampu memliki potensi menurunkan kadar trigliserida.
Penelitian lain mengenai ekstrak alpukat yang diberikan kepada hewan
uji tikus putih ternyata lebih berpotensi untuk mencegah kenaikan kadar
trigliserida serum darah tikus daripada pemberian jus alpukat. Dosis efektif
ekstrak alpukat untuk mencegah kenaikan trigliserida sebesar 0,3mL/ hari
(Nuriyah, 2013). Komposisi setiap kantong teh merek “X” per 2g (dalam bentuk
teh celup) mengandung komposisi Persea americana folium (Daun Alpukat) 320
mg, sehingga diharapkan mampu menurunkan kadar trigliserida.
Menurut penelitian (Mawarti, 2011) tentang Epigallocatechin Gallate
jantan yang diberi diet tinggi lemak) EGCG mampu menghambat kadar
trigliserida. Penurunan trigliserida signifikan pada dosis 1,2 dan 8 mg/ kgBB dan
dosis 8 mg/kgBB menurunkan sebesar 51,7%. Komposisi setiap kantong teh
merek “X” per 2g (dalam bentuk teh celup) mengandung komposisi Camellia
sinensis folium (Daun Teh) 100 mg sehingga diharapkan memiliki potensi
menurunkan kadar trigliserida.
Menurut (Manik, 2012) diketahui secara statistik uji ANOVA dosis 252,
dan 504 mg/ kgBB jamu penurun lemak darah merek “X” mampu memberikan
efek penurunan terhadap kadar kolesterol total dalam serum darah secara
bermakna terhadap kontrol negatif.
Dari berbagai penelitian di atas mengenai kandungan bahan alam dari
jamu penurun lemak darah merek “X” ini berpotensi memiliki kemampuan
menurunkan kadar trigliserida dengan mekanisme berbeda-beda. Oleh karena itu,
jamu ini yang di dalamnya terkandung seluruh bahan alam tersebut diharapkan
mampu menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan hiperlipidemia.
H. Hipotesis
Jamu penurun lemak darah merek “X” berpengaruh terhadap penurunan
kadar trigliserida dalam serum darah tikus jantan galur Wistar yang diinduksi
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimental
murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian
ini dilaksanakan dilakukan di Laboratorium Farmokologi-Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis
dari jamu penurun lemak darah merek “X”.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah berat
badan tikus, jumlah kumulatif pakan, dan kadar trigliserida serum darah tikus.
2. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
a. Jenis kelamin : jantan
b. Galur spesies tikus : Wistar
c. Warna : putih
d. Berat badan tikus : 90-120 g
e. Umur tikus : antara 1-2 bulan
3. Variabel pengacau tak terkendali Kondisi patologi dan fisiologi hewan uji.
4. Definisi operasional
Untuk lebih memudahkan pengertian dalam penelitian, maka penulis
memberikan batasan sebagai berikut:
a. Komposisi pakan hiperlipidemik yang digunakan pada penelitian ini terdiri
atas kuning telur ayam boiler, minyak babi dan pakan AD II dengan
perbandingan (2:1:1).
b. Kadar trigliserida awal adalah kadar trigliserida yang diukur pada awal
penelitian sebelum pemberian perlakuan masing-masing kelompok dilakukan
dan digunakan sebagai acuan kadar trigliserida normal hewan uji.
c. Kadar trigliserida tinggi adalah kadar trigliserida (mg/ dL) dari hewan uji
yang menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik dibandingkan kadar
trigliserida awal hewan uji (p < 0,05).
d. Efek penurunan kadar trigliserida adalah selisih antara kadar trigliserida
setelah pemberian pakan hiperlipidemik (minggu I) dan kadar trigliserida
setelah pemberian perlakuan masing-masing kelompok disertai diet rendah
lemak (minggu II) dalam satuan mg/ dL.
e. Jamu penurun lemak darah merek “X” yang digunakan memiliki kandungan
daun jati belanda 640 mg, daun salam 540 mg, daun sambiloto 400 mg, daun
alpukat 320 mg dan daun teh 100 mg dan diproduksi oleh PT. Jamu Puspo
f. Tablet simvastatin yang digunakan adalah tablet dosis 20 mg generik yang
berbentuk tablet salut.
C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan penelitian
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Hewan uji
Tikus putih jantan galur Wistar, umur 1-2 bulan, yang diperoleh dari
Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
b. Bahan uji
Produk jamu penurun lemak darah merek “X" yang diproduksi oleh PT.
Jamu Puspo Internusa
c. Lemak babi
Lemak babi yang digunakan pada penelitian diperoleh dari pasar
Beringharjo Yogyakarta
d. Kuning telur
Kuning telur ayam boiler yang digunakan pada penelitian diperoleh dari
warung di daerah Paingan, Maguwohardjo, Sleman.
e. Pakan AD2
Pakan AD2 yang digunakan diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
f. Pakan hiperlipidemik
Pakan hiperlipidemik dengan komposisi kuning telur, pakan AD2 dan
campuran 100 g kuning telur dan 50 g minyak babi yang diperoleh dari
Laboratorium Formulasi & Teknologi Sediaan Semi Solid Liquid
g. Senyawa pembanding
Senyawa pembanding yang digunakan adalah tablet simvastatin generik
produksi PT. Novell yang diperoleh dari Apotek Sanata Dharma
h. lain – lain: Aquadest, CMC 1%, dan air minum ad libtium
2. Alat penelitian
Alat – alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. timbangan elektrik (Mettler Toled®)
b. kandang metabolit tikus
c. alat-alat gelas
d. jarum suntik peroral
e. mikrohematokrit
f. tabung serum
D. Tata Cara Penelitian 1. Perhitungan dosis jamu
Jamu penurun lemak darah ini digunakan dengan pemakaian pada
masyarakat dengan dosis pada manusia dewasa yang diperkirakan 50 kg adalah 2
g, sehingga untuk pemberian pada manusia 70 kg dosis pemberian adalah 2,8 g.
Kemudian dilakukan konversi dosis pada tikus dengan hasil peringkat dosis
ditentukan :
Peringkat dosis I ditentukan ½ kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka
dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis
pemberian untuk tikus adalah
½ x 2,8 g/ 70kg BB x 0,018 = 0,0252 g/ 200g BB
= 0,126 g/ kg BB tikus
= 126 mg/ kg BB tikus
Peringkat dosis II ditentukan 1 kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka
dosis jamu untuk manusia 70 kg yaitu 2,8 g/ 70 kg dikonversikan pada tikus
dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis
pemberian untuk tikus adalah
1 x 2,8 g/ 70kg BB x 0,018 = 0,0504 g/ 200g BB
= 0,252 g/ kg BB tikus
= 252 mg/ kg BB tikus
Peringkat dosis III ditentukan 2 kali dosis penggunaan pada manusia 70 kg, maka
dosis jamu untuk manusia 70 kg yaitu 2,8 g/70 kg dikonversikan pada tikus
dengan berat badan 200 g, yang memiliki faktor konversi 0,018. Maka dosis
pemberian untuk tikus adalah
2 x 2,8 g/70kg BB x 0,018 = 0,1008 g/ 200g BB
= 0,504 g/ kg BB tikus
= 504 mg/ kg BB tikus
2. Preparasi bahan
a. Persiapan pakan diet tinggi lemak (hiperlipidemik): pakan hiperlipidemik
terdiri dari komposisi 100 g kuning telur dan 50 g lemak babi yang diberikan
b. Pembuatan larutan CMC 1%: CMC ditimbang sebanyak 0,5 g dan
dilarutkan dalam labu takar 50 ml sampai tanda.
c. Penentuan dosis simvastatin: dosis simvastatin, yaitu 20 mg pada manusia
berat badan 70 kg, kemudian dikonversikan pada tikus 200 g dengan faktor
konversi 0,018 yaitu 20 mg simvastatin x 0,018 = 0,36 mg simvastatin/ 200g= 1,8
mg/ kgBB. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dosis simvastatin pada hewan
uji tikus ditetapkan 1,8 mg/ kgBB.
d. Penetapan konsentrasi simvastatin pada hewan uji: Pada penelitian ini
konsentrasi simvastatin yang diberikan ditetapkan dengan perhitungan sebagai
berikut.
Konsentrasi =
Konsentrasi =
Konsentrasi = 0,144 mg/ ml
e. Pembuatan suspensi simvastatin 0,144 mg/ ml: Timbang serbuk simvastatin
setara dengan 72 mg simvastatin murni, larutkan dengan CMC-Na 1% dalam labu
takar 10,0 ml sebagai larutan induk simvastatin tersebut. Kemudian diambil 1,0
ml dan diencerkan 50ml dan buat konsentrasi 0,144 mg/ml. Pembuatan suspensi
simvastatin menggunakan CMC-Na 1% sebagai pelarut dikarenakan menurut
3. Percobaan pendahuluan
a. Penetapan lama waktu pemberian perlakuan pakan hiperlipidemik:
Penetapan waktu lama pemberian perlakuan pakan hiperlipidemik dilakukan pada
hewan uji selama 14 hari dengan diberikan pakan induksi diet tinggi lemak untuk
meningkatkan kadar trigliserida. Pada hari ke- 0, 7, dan 14, dilakukan pengukuran
trigliserida pada hewan uji di laboratorium klinik PARAHITA (lampiran).
Selanjutnya dari hasil pengukuran pada hari ke- 0, 7, dan 14 hari tersebut
ditetapkan hari yang menunjukkan kadar trigliserida telah mengalami kenaikan
dengan perbedaan bermakna yang dianalisis secara statistik (p<0,05)
dibandingkan dengan hari ke-0
b. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji:
Sejumlah 20 ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, masing – masing
kelompok terdiri dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang
sama dan dihindarkan dari keadaan stress serta diadaptasikan selama 1 hari
sebelum perlakuan diberikan. Setelah itu, 4 kelompok hewan uji diberi perlakuan
sebagai berikut:
1) Kelompok 1: peringkat dosis I produk jamu
Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari
ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium . Setelah itu,
hari ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet)
sejumlah 20 g serta dosis jamu 126 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu
perhitungan bobot pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan
tikus.
2) Kelompok 2: peringkat dosis II produk jamu
Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari
ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari
ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20
g serta dosis jamu 252 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu dilakukan
secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot
pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan tikus.
3) Kelompok 3: peringkat dosis III produk jamu
Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari
ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari
ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20
g serta dosis jamu 504 mg/ kgBB. Pemberian dosis jamu dilakukan
secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot
pakan yang dikonsumsi dan perhitungan berat badan tikus.
4) Kelompok 4: kelompok kontrol positif (simvastatin)
Tikus diberikan pakan hiperlipidemik sejumlah 20 g mulai hari
ke-1 sampai dengan hari ke-7 dan diberi minum ad libtium. Setelah itu, hari
ke-8 hingga hari ke-14 tikus diberi pakan biasa AD2 (pellet) sejumlah 20
g serta dosis simvastatin 1,8 mg/ kgBB. Pemberian simvastatin dilakukan
secara peroral pada sore hari. Setiap hari dilakukan perhitungan bobot
S0(hari ke- 0)
Pakan Hiperlipid Kuning Telur+ AD2+Lemak Babi (2:1:1) ad libtium
Minggu pertama ( hari ke-0 sampai hari ke-7)
S1 (hari ke- 7)
Pakan AD2 biasa ad libtium disertai perlakuan masing-masing
kelompok (variasi dosis, kontrol positif)
Minggu kedua (hari ke- 8 sampai hari ke- 14)
S2(hari ke- 14)
Gambar 3. Bagan Alur Penelitian Efek Penurunan kadar Trigliserida Jamu
Penurun Lemak Darah Merek “X” Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia
1. K1+P1 : kelompok dengan pemberian dosis jamu I sebesar 126 mg/ kgBB
2. K2+P2 : kelompok dengan pemberian dosis jamu II sebesar 252 mg/ kgBB
3. K3+P3 : kelompok dengan pemberian dosis jamu III sebesar 504 mg/ kgBB
4. K(+) : pemberian simvastatin (1,8 mg/ kgBB)
5. S0 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 0 (pemeriksaan awal) 20 ekor tikus Wistar jantan
Perlakuan Adaptasi( 1 hari sebelum hari ke-0)
6. S1 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 7 (tikus hiperlipidemia)
7. S2 : penetapan kadar trigliserida hari ke- 14 (setelah pemberian perlakuan dosis variasi jamu, dan kontrol positif)
8. Antara S0 sampai S1: merupakan perlakuan pakan hiperlipid kandungan kuningtelur: AD2: lemak babi (2:1:1) selama 7 hari (minggu pertama) antara hari ke-0 sampai hari ke- 7
9. Antara S1 sampai S2: merupakan perlakuan pakan rendah lemak (AD2 biasa) ditambahkan perlakuan tambahan sesuai kelompok masing- masing (dosis jamu I, II dan III serta kontrol positif ) selama 7 hari (minggu kedua) antara hari ke-8 sampai hari ke -14
Keterangan Gambar 3.
1. Pada hari sebelum hari ke- 0, yaitu awal perlakuan hiperlipid 20 ekor tikus di berikan perlakuan adaptasi terlebih dahulu dihindarkan dari stres dipuasakan.
2. Pada hari ke- 0 dilakukan penetapan kadar trigliserida awal hari- 0 untuk mengetahui kadar awal trigliserida (S0)
3. Pada minggu pertama antara hari ke-0 hingga hari ke- 7 (antara S0-S1) diberikan perlakuan pakan hiperlipid kandungan kuning telur : AD2 : lemak babi (2:1:1)
4. Tiap hari dari hari ke- 0 hingga hari ke- 7 dilakukan selama 7 hari diberikan pakan hiperlipid masing-masing tikus 20g dan ditimbang sisa pakan, berat badan , komsumsi pakan kumululatif.
5. Pada hari ke- 7 dilakukan penetapan kadar trigliserida setelah perlakuan pakan hiperlipid dan diharapkan tikus telah mengalami hiperlipidemia.
6. Pada minggu kedua antara hari ke- 8 hingga hari ke- 14 (antara S1-S2) diberikan pakan AD2 biasa (diet rendah lemak) disertai dengan perlakuan masing-masing kelompok (variasi dosis jamu, kontrol positif dan kontrol negatif)
7. Tiap hari dari hari ke- 8 hingga hari ke- 14 dilakukan selama 7 hari diberikan pakan AD2 biasa untuk masing-masing tikus 20g dan ditimbang sisa pakan, berat badan , komsumsi pakan kumululatif disertai dengan perlakuan masing-masing kelompok ( variasi dosis jamu, kontrol positif dan kontrol negatif)
4. Penetapan kadar trigliserida
Pengambilan serum darah tikus untuk ditetapkan kadar trigliserida
dilakukan tiga kali yaitu pada hari ke-0, hari ke-7, serta hari ke-14. Tikus jantan
diambil darahnya ± 1 ml melalui sinus orbitalis dengan menggunakan
mikrohematokrit. Serum darah kemudian diproses di laboratorium klinik
PARAHITA untuk ditetapkan kadar trigliserida pada serum darah tikus.
E. Analisis Hasil
Data kadar trigliserida pada tiap kelompok dianalisis secara statistik
menggunakan program SPSS. Berat badan dan kadar trigliserida serum darah
dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data menggunakan uji
Saphiro-Wilk, kemudian jika distribusinya normal (p > 0,05) dilanjutkan dengan
analisis ANOVA satu arah dan post hoc test dengan tingkat kepercayaan 95%.
Uji ANOVA adalah uji untuk membandingkan mean lebih dari dua kelompok,
sedangkan post hoc test membandingkan antar kelompok perlakuan. Syarat untuk
uji ANOVA satu arah adalah data dengan distribusi normal (p > 0,05) dan variansi
data homogen (p > 0,05).
Jika nilai berat badan atau kadar trigliserida serum darah tidak
terdistribusi normal atau variansi data tidak homogen, maka dilakukan uji Kruskal
Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk
mengetahui perbedaan berat badan dan kadar trigliserida masing-masing
perlakuan kelompok.
Namun apabila data yang diperoleh terdistribusi normal dan hasil uji
selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. Untuk menentukan
uji statistik selanjutnya yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel Test of
Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji
selanjutnya yang digunakan adalah Uji Bonferroni. Namun bila hasil tes
menunjukan varian tidak sama, maka uji lanjut yang digunakan
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Pakan Tinggi Lemak
Percobaan ini menggunakan pakan hiperlipidemik yang diinduksi secara
eksogen untuk meningkatkan kadar trigliserida dan profil lemak dalam serum
darah tikus. Pembuatan pakan tinggi lemak ini diserahkan pada Laboratorium
Formulasi-Tekhnologi Semi Solid Liquid Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
Komposisi pakan tinggi lemak ini terdiri dari komposisi kuning telur ayam
boiler, minyak babi dan AD2 dengan perbandingan (2:1:1). Hewan uji diberi
pakan diet lemak dengan kandungan 100 g kuning telur dan 50 g minyak babi
yang dicampur dalam pakan pellet AD2. Pakan AD2 merupakan pakan yang biasa
digunakan sebelum di Laboratorium Imono, sehingga digunakan dalam campuran
kuning telor dan minyak babi pada penelitian ini. Di dalam kandungan 100 g
kuning telur mengandung 2,5-3,0 g kolesterol 6-7 g triasilgliserol dan 11,5 g nilai
lemak, dan kandungan minyak babi sendiri dipercaya mampu meningkatkan kadar
trigliserida (Almatsier, 2009).
B. Orientasi Pakan Tinggi Lemak
Tujuan dilakukan orientasi pakan tinggi lemak adalah untuk mengetahui
apakah komposisi pakan tinggi lemak yang digunakan mampu menaikan kadar
trigliserida pada tikus jantan galur Wistar. Lama perlakuan orientasi dilakukan
peningkatan terhadap kadar trigliserida tikus jantan galur Wistar. Orientasi ini
akan dihentikan ketika pada hari ke-7 ataupun hari ke-14 apabila telah terjadi
kenaikan kadar trigliserida secara berbeda signifikan. Hasil pengukuran kadar
trigliserida hari ke-7 dan hari ke-14 akan dibandingkan terhadap hari ke-0. Tujuan
dibandingkan kadar trigliserida antara hari ke-7 dan hari ke- 14 terhadap kadar
trigliserida hari ke- 0 adalah untuk mengetahui berapa lama waktu pemberian
pakan diet tinggi lemak mampu menaikan kadar trigliserida tikus jantan galur
Wistar.
Tabel V. Hasil pengukuran kadar trigliserida tikus selama orientasi Pengukuran Rata-rata kadar trigliserida (mg/dL)± SD
Hari ke- 0 47,50 ± 11,475 Hari ke- 7 105,50 ± 26,738 Hari ke- 14 101,25 ± 27,109
Tabel V. di atas merupakan nilai rata-rata hasil pengukuran kadar
trigliserida tikus jantan galur Wistar selama orientasi pada hari ke- 0, hari ke-7
dan hari ke- 14 (lampiran 4.). Rata-rata kadar trigliserida pada hari ke- 0 diperoleh
dengan cara mengukur kadar trigiserida darah tikus jantan galur Wistar sebelum
diinduksi pakan diet tinggi lemak. pada hari ke- 0 diperoleh kadar trigliserida
rata-rata tikus jantan galur Wistar sebesar 47,50 mg/ dL. Pengukuran dilanjutkan pada
hari ke- 7 dan hari ke -14 setelah tikus jantan galur Wistar diberikan induksi
pakan diet tinggi lemak. Diperoleh kenaikan hasil nilai rata-rata kadar trigliserida
pada darah tikus jantan galur Wistar pada hari ke-7 dan hari ke-14 sebesar 105,50
mg/ dL dan 101,25 mg/ dL. Bila di lihat dari kadar trigliserida hari ke- 0, maka
dapat diketahui kadar tersebut telah berbeda dua kali lipat. Untuk memastikan
dan hari ke- 7 saat orientasi antar kelompok sudah berbeda bermakna atau belum.
Hasil uji T tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar
0,024 yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara hari ke- 0 dan hari
ke- 7, diperoleh nilai mean bernilai negatif (-53,00), hal ini menunjukkan adanya
terjadinya peningkatan kadar trigliserida akibat dari perlakuan hiperlipidemik
(lampiran 7.).
Kadar trigliserida dalam darah dipengaruhi oleh kadar lemak yang dicerna
dalam makanan. Rimadianti dalam Sudrajat (2008) mengungkapkan, bahwa naik
turunnya kadar trigliserida darah dipengaruhi oleh jumlah lemak yang
dikonsumsi.
Tabel V. menunjukkan baik hari ke-7 dan 14 sudah mengalami kenaikan
kadar trigliserida secara signifikan dibandingkan hari ke- 0. Hal ini menunjukkan
pakan diet tinggi lemak yang diberikan mampu meningkatkan kadar trigliserida
tikus uji. Namun, hasil antara kadar trigliserida hari ke- 7 dan 14 tidak berbeda
secara signifikan.
Hasil uji T menunjukkan bahwa kadar trigliserida hari ke-7 setelah
diberikan perlakuan pakan hiperlipidemik telah menunjukkan peningkatan yang
secara statistik telah berbeda bermakna terhadap kadar awal hari ke- 0, sehingga
disimpulkan hari ke- 7 dipakai sebagai lama waktu pemberian pakan
C. Pembuatan dan Penetapan Dosis Jamu
Penelitian ini menggunakan jamu penurun lemak darah merek “X”. Pada
kemasan jamu ini tertera komposisi antara lain: daun jati belanda (Guazuma
ulmifolia), daun salam (Syzgium polyanthum), daun sambiloto (Andrograpis
paniculata), daun alpukat (Persea Americana), serta daun teh (Camellia sinensis).
Kelima daun tanaman tersebut pada berbagai penelitian berbeda telah diketahui
kandungan aktif dari berbagai bagian tanaman yang terkandung di dalam jamu
tersebut mampu menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, menaikkan HDL
dalam darah.
Cara kerja proses penyeduhan jamu dengan membuat pelarut CMC 1%
dengan melarutkan perlahan-lahan serbuk CMC 1,0 g sambil terus diaduk pada
aquades panas dalam 100 ml sampai benar-benar larut, lalu tuangkan larutan
CMC 1% tersebut sebanyak ± 100 ml ke dalam gelas sambil memasukkan
termometer ke dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai 800 C,
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan teh celup yang telah di timbang
serbuknya sebanyak 4032 mg, lalu di seduh dalam 100 ml larutan CMC 1%
hangat selama ± 10 menit. Penyeduhan pada penelitian ini tidak sesuai dengan
penggunaan di masyarakat dengan air hangat selama 10 menit.
Pada penelitian ini dibuat dosis jamu dalam 3 variasi dosis, yaitu setengah
dosis terapi manusia, dosis terapi manusia, dan dua kali dosis terapi manusia. Dari
perhitungan dosis diperoleh variasi dosis yaitu 126 mg/ kgBB tikus, 252 mg/
kgBB tikus dan 504 mg/ kgBB tikus. Konsentrasi sediaan jamu ditentukan