• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinopsis Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sinopsis Karya"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 Sinopsis Karya

Film Jejak Sang Proklamator ini menampilkan tentang sejarah dan asal-usul dari Museum Bung Karno yang ada di Kota Blitar, Jawa Timur. Film ini nantinya akan berisi tentang bagaimana asal-usul museum ini dapat berdiri dan akan mewawancarai beberapa orang yang berhubungan dengan museum ini, seperti saksi pembangunan, pegawai museum, dan juga pengunjung museum. Selain itu film ini juga akan membahas apa saja yang ada di dalam museum, yang dimana isi dari museum ini merupakan benda-benda peninggalan dari Ir.

Soekarno, lukisan-lukisan Ir. Soekarno, dan foto-foto Bung Karno dari kecil hingga besar. Di dalam film ini juga akan ditampilkan komplek Museum Ir. Soekarno, yang dimana museum ini berada satu komplek dengan perpustakaan Ir. Soekarno dan juga Makam Ir. Soekarno bersama kedua orangtuanya.

A. Latar Belakang

Jika kita mendengar kata sejarah, pastinya yang terlintas di benak kita adalah sesuatu yang telah berlalu. Sejarah memang tidak terlepas dari masa lalu, akan tetapi sebenarnya sejarah memiliki arti tersendiri. Sejarah dalam Bahasa Indonesia rupanya berasal dari Bahas Arab yaitu

“syajaratun” yang berarti pohon, keturunan, asal-usul atau silsilah. Arti pohon disini dimaksudkan sebagai pohon keluarga atau silsilah serta asal-usul dari adanya sesuatu, dan perkembangan tentang peristiwa yang berkesinambungan. Sedangkan sejarah dalam Bahasa Inggris dinamakan “history” yang berasal dari Bahasa Yunani “historein” yang berarti menyelidiki dan “historia” yang berarti penyelidikan atau pemeriksaan. (Hamid dan Madjid 2011). Ali (2005:12) mengatakan sejarah adalah (1) perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan sebagainya, dan (3) ilmu yang bertugas menyelidiki tentang perubahan dan sebagainya.

Sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu bangsa. Akan tetapi, di masa sekarang ini sejarah sudah mulai dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang. Padahal dengan mempelajari sejarah kita dapat belajar dari masa lalu, agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama yang telah dilakukan oleh generasi sebelum kita, dan menjadikan kita memiliki hidup yang lebih baik. Dengan adanya sejarah, juga akan membantu kita untuk memahami orang-orang yang ada disekitar kita. Hal ini dikarenakan dengan mempelajari sejarah, kita akan mengetahui bagaimana cara orang berperilaku dari waktu ke waktu. Selain itu sejarah juga akan membuat kita memiliki wawasan yang lebih luas terhadap dunia dan itu akan membuat kita memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengatasi setiap masalah yang kita hadapi.

(2)

2 Jika membahas mengenai sejarah, tidak lengkap jika tidak membahas sejarah Indonesia.

Indonesia sendiri pernah berjuang melawan penjajah demi mendapatkan kemerdekaannya.

Dibalik perjuangan itu, terdapat beberapa tokoh yang sangat berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia, salah satu tokoh itu ialah Presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno. Ir.

Soekarno atau yang dikenal rakyat Indonesia dengan nama Bung Karno merupakan anak dari keluarga bangsawan, yakni Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Nama ini diambil dari nama seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha, yaitu Karna. Dengan nama tersebut, orang tua Soekarno berharap kelak nanti anaknya dapat menjadi pemimpin yang baik.

Sejak muda Bung Karno sudah terlibat ke dalam beberapa organisasi-organisasi. Dari organisasi-organisasi inilah muncul semangat Bung Karno untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Semakin berjalannya waktu, Bung Karno juga menjadi semakin berpengaruh dalam memperjuangkan kemerdekaan. Setelah Bung Karno menyelesaikan semua pendidikannya, beliau mendirikan PNI (Perserikatan Nasional Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia. PNI ini merupakan sebuah partai politik yang memiliki program untuk mencapai kemerdekaan bagi Indonesia. Bersama partai ini ia sering menunjukkan pergerakan yang menentang pemerintah Belanda dan oleh karena itu kegiatannya bersama PNI selalu diawasi oleh Belanda, karena dianggap semakin membahayakan pemerintah Belanda. Bung Karno juga mempelopori berdirinya PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia), sebagai gabungan dari organisasi-organisasi dan partai politik yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Karena kegiatan politiknya yang aktif itu, Bung Karno beberapa kali sempat ditahan dan diasingkan oleh pemerintah Belanda. Ketika Jepang menyerang Indonesia, Bung Karno akan dibawa ke Australia Oleh Belanda. Tetapi rencana itu gagal sehingga Bung Karno jatuh kedalam kekuasaan Jepang. Menyadari besarnya pengaruh Bung Karno di kalangan rakyat Indonesia, Jepang akhirnya membawa Bung Karno ke Jakarta.

Setelah mengetahui bahwa Jepang bertekuk lutut kepada Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Lalu sehari setelah pembacaan proklamasi ini, dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Bung Karno secara aklamasi dipilih menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Bung Karno pun mulai sakit-sakitan dan pada tahun 1961 dan 1964, Bung Karno dirawat di Wina, Australia. Semenjak saat itulah kesehatan Bung Karno terus mengalami penurunan karena gangguan penyakit ginjal yang dideritanya. Dalam waktu 5 tahun, penyakit ginjal Bung Karno semakin parah. Akhirnya pada tanggal 21 Juni 1970 Bung Karno

(3)

3 meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

Untuk tetap mengenang dan mengingat perjuangan Ir. Soekarno untuk Indonesia, didirikanlah Museum Bung Karno yang saat ini berganti nama menjadi UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno yang berada di Kota Blitar Jawa Timur. Museum yang dibangun oleh arsitek dari ITB ini terletak di Jl. Ir. Soekarno No. 152 dan diresmikan oleh Presiden RI kelima sekaligus anak dari Ir. Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri pada tahun 2004. Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya ide membangun Museum Bung Karno sudah ada sejak tahun 1990, pada saat itu KH. Jusuf Hasjim pernah melontarkan gagasan untuk meletakkan benda-benda milik Bung Karno yang sederhana ke suatu tempat, agar generasi muda dapat bercermin pada kesederhanaan Bung Karno. Akan tetapi gagasan tersebut baru serius digarap 10 tahun kemudian, saat Djarot Saiful Hidayat menjabat menjadi Walikota Blitar. Pada saat mendengar rencana pembangunan Museum Bung Karno, Pamoe Raharjo yang merupakan ajudan Bung Karno selama periode 1946-1948 yang juga merupakan tentara perwira Pembela Tanah Air (PETA), seketika langsung memberikan tanahnya seluas 4000 meter persegi yang terletak tepat disamping kompleks makam Bung Karno. Pamoe mempercayakan tanahnya yang dahulu ia beli sepetak demi sepetak hingga berukuran setengah lapangan bola itu kepada pemerintah Kota Blitar, untuk kepentingan bangsa. Menurut Laporan Tempo edisi 20 April 2003, proyek museum ini mengambil dana APBN sejumlah Rp4,5 miliar dan APBD Jawa Timur sebesar Rp1,5 miliar. (Ananta Damarjati 2020)

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat sebuah film dokumenter mengenai Museum Bung Karno ini. Film dokumenter ini nantinya akan membahas mengenai bagaimana sejarah berdirinya Museum Bung Karno yang ada di Kota Blitar. Alasan penulis membuat film dokumenter museum bung karno ini karena penulis melihat bahwa museum ini merupakan salah satu aset negara yang perlu diketahui banyak orang, dan juga di museum ini menyediakan informasi dan rekaman peristiwa mengenai perjuangan Bung Karno yang baik bagi generasi penerus. Selain itu pada survei pra-produksi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis tidak menemukan sebuah karya berupa film dokumenter yang mengangkat tentang Museum Bung Karno ini. Dan juga masih banyak orang yang belum tahu bagaimana sejarah dari dibangunnya museum ini hingga bisa bertahan sampai sekarang.

B. Rancangan Karya

(4)

4 1. Tahap Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan tahap pencarian data awal yang dilakukan oleh penulis, yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam melakukan tahap produksi. Data-data yang didapat ini, kemudian akan dijadikan bahan untuk menentukan alur video dokumenter yang akan dibuat. Menurut Morissan (2015:309) tahap pra produksi adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Peneliti juga terlebih dahulu melakukan riset ke tempat yang akan digunakan untuk pembuatan video dokumenter, menyiapkan list pertanyaan, membuat storyline dan storyboard dan juga menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan video dokumenter.

a. Riset Lapangan

Pada tahap pengambilan data awal, metode yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara melakukan riset lapangan. Penulis datang langsung ke lokasi pembuatan video dokumenter yaitu Museum Bung Karno yang ada di Kota Blitar. Pada tahap ini, penulis juga melakukan wawancara, diskusi, dan sharing dengan petugas museum yaitu Bapak Friska Fauzi untuk menggali informasi mengenai bagaimana sejarah dari Museum Bung Karno ini. Sehingga dengan adanya riset lapangan ini, penulis bisa mendapatkan informasi yang bisa digunakan untuk pengembangan ide dalam pembuatan video dokumenter nantinya. Selain itu, dalam riset lapangan ini penulis juga menentukan lokasi-lokasi pengambilan gambar yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan video dokumenter Jejak Sang Proklamator. Hasil dari riset lapangan ini, peneliti mulai Menyusun desain produksi, story line, story board, lalu masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap produksi.

1) Desain Produksi

Desain produksi film dokumenter meliputi beberapa rincian, yaitu sebagai berikut:

 Judul : Jejak Sang Proklamator

 Kategori : Non-Fiksi

 Format Video : MP4

 Tema : Sejarah

 Segmentasi : Usia 6 -50 tahun

 Genre : Dokumenter

 Tujuan : Membuat film dokumenter tentang sejarah Museum Bung Karno

 Durasi : 19 menit 2) Membuat List Pertanyaan Wawancara

(5)

5 Pada tahap ini, penulis membuat beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada tiga narasumber. Ketiga narasumber ini akan menjelaskan bagaimana sejarah dari Museum Bung Karno ini dan bagaimana pendapat mereka megenai museum ini.

3) Perancangan Storyline

Storyline merupakan sebuah alur cerita yang dibuat dalam sebuah animasi atau film yang bertujuan agar animasi atau film tersebut menjadi jelas dan terarah. Pada tahap ini, penulis memperoleh gambaran konten film yang akan dibuat, yaitu meliputi lokasi, topik wawancara dan narasumber yang tepat, dan juga audio pendukung.

No Scene Gambar VO Code

Time

1. Opening

Judul

Audio Instrumen 00.00 00.06

2. Pengenalan Kota Blitar

Blitar merupakan sebuah kota kecil yang terletak di sebelah selatan provinsi Jawa Timur.

Blitar memiliki sejarah yang kuat, sejarah bagaimana Blitar mampu dikenal banyak orang.

Sejarah yang mampu membawa Blitar hingga di titik sekarang.

Blitar, disebut bumi laya ika tantra adi raja. Yaitu tempat pusara raja-raja agung yang merdeka. Anusapati di candi Sawentar, Rangga Wuni di candi Mleri, Raden Wijaya di candi Simping, Tribuana Tungga Dewi di candi penataran, dan Bung Karno ditengah-tengahnya, di Astana Mulya Bung Karno.

00.07 00.50

(6)

6 3. Wawancara dengan

narasumber pertama mengenai sejarah berdirinya Museum

Bung Karno

Wawancara Bapak Budi Kastowo

Voice Over Narasumber Saksi Pembangunan Museum Pak

Budi Kastowo

00.51 08.55

4. Pengenalan Komplek Museum Bung Karno

Komplek Makam Bung Karno, kini telah tertata sangat baik dan bersih. Komplek ini terletak di Jalan Insinyur Soekarno nomor 152, desa Bendogerit, kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Komplek makam Bung Karno, memiliki luas sebesar 1,8 hektar. Komplek ini dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu halaman, teras, dan pendopo atau mausoleum. Pembagian ini sesuai dengan kepercayaan jawa mengenai tiga tahap kehidupan.

Yaitu semenjak manusia diciptakan menjadi janin, lalu menjalani kehidupan, hingga bertemu dengan penutup usia, yaitu kematian.

Komplek makam Bung Karno, memiliki desain arsitektur yang mengaplikasikan angka-angka bersejarah. Terdapat pilar-pilar kokoh dengan ukiran perunggu dibagian atasnya, yang melambangkan ragam suku Indonesia. Pilar-pilar ini berjumlah 21 tiang, dan memiliki tinggi 6 meter. Jumlah dan angka tersebut, merupakan tanggal

08.56 10.35

(7)

7 Bung Karno meninggal yaitu 21 juni 1970.

Tanggal kemerdekaan Indonesia pun diaplikasikan pada tangga menuju gapura makam, yang berjumlah 17 anak tangga. Pilar pada amphitheatre berjumlah 8, dan jarak antar pilar sebesar 4,5 meter. Hal ini menyimbolkan hari kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.

5. Wawancara dengan narasumber kedua mengenai Museum

Bung Karno

Wawancara Mas Fauzi

Voice Over Narassumber Petugas Museum Mas Fauzi

10.36 13.44

6. Penjelasan mengenai Perpustakaan, Museum dan Makam

Bung Karno

Diantara pintu masuk museum dan perpustakaan Bung Karno, tampak patung Bung Karno berukuran besar, seakan menyambut ramah setiap pengunjung yang datang.

Perpustakaan Proklamator Bung Karno ini, memiliki koleksi yang sangat lengkap. Mulai dari koleksi yang berupa buku, maupun non buku yang terkait dengan Bung Karno hingga umum.

Tepat disebrang Perpustakaan Proklamator Bung Karno, terdapat Museum Bung Karno.

Didalam museum ini, tersimpan

banyak benda-benda

peninggalan bersejarah Bung Karno. Selain benda-benda peninggalan, ada juga biografi

13.45 15.21

(8)

8 Bung Karno mengenai kisah perjalanan hidup Bung Karno semenjak lahir, masa kecil, remaja, kuliah, awal perjuangan, masa-masa pengasingan, masa kemerdekaan, hingga akhir hayat beliau, yang terpampang besar di dinding Museum. Agar lebih mengenal sosok Bung Karno, di museum ini juga tersimpan ratusan figura dengan foto-foto dokumentasi Bung Karno sejak muda hingga beliau menjadi Presiden.

Keadaan komplek ini, setiap harinya tidak pernah sepi dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari berbagai daerah, bahkan manca negara. Sebagian dari mereka ada yang datang dengan tujuan untuk berziarah, dan sebagiannya lagi ada juga yang datang untuk melihat bukti- bukti jejak sang proklamator.

7. Wawancara dengan pengunjung museum

Voice Over Narasumber Pengunjung Mba Tria

15.22 16.46

8. Pasar Museum Bung Karno

Komplek makam Bung Karno ini banyak mengundang pengaruh positif terhadap masyarakat disekitarnya, baik secara sosial maupun ekonomi. Dari segi ekonomi dapat dilihat ketika menuju pintu keluar komplek.

16.47 17.16

(9)

9 Disepanjang jalan menuju pintu keluar komplek, banyak terdapat penjual-penjual yang

menawarkan barang

dagangannya seperti baju, souvenir, hingga makanan- makanan ringan khas dari daerah Blitar.

9. Closing Dari komplek makan Bung

Karno ini, semoga penerus generasi bangsa mampu kembali mengenang jasa-jasa Bung Karno, dan menambah motivasi untuk menggugah rasa nasionalisme, patriotisme, serta meningkatkan wawasan kebangsaan.

Insinyur Soekarno pernah berkata “Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah membaca dan menjawabnya.”

“harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.”

Kita tinggalkan nama baik agar kita bisa dikenang selamanya.

17.17 17.58

10. Credit Title - 17.59

18.36

4) Perancangan Storyboard

(10)

10 Storyboard adalah rangkaian sketsa gambar yang disusun secara berurutan yang bertujuan untuk menggambarkan alur cerita. Menurut Soenyoto (2017:57) storyboard adalah bahan visual dari semula berbentuk Bahasa tulisan menjadi Bahasa gambar atau Bahasa visual yang filmis. Dengan adanya storyboard juga akan mempermudah seseorang dalam menyampaikan ide atau gagasan ceritanya.

Patung Ir. Soekarno Kota Blitar Alun-Alun Kota Blitar

Opening shoot Tugu Ir. Soekarno Shoot suasana Kota Blitar Shoot alun-alun Kota Blitar

Komplek Makam Bung Karno Wawancara dengan saksi pembangunan

Desain arsitektur Museum Bung Karno

Shoot komplek Makam Bung Karno

Wawancara narasumber pertama Shoot desain arsitektur Museum Bung Karno

Wawancara dengan penjaga Museum

Suasana komplek Museum Bung Karno

Wawancara dengan pengunjung Museum

Wawancara narasumber kedua Shoot suasana komplek museum Bung Karno

Wawancara dengan narasumber ketiga

Pasar Museum

Shoot pasar Museum Bung Karno

(11)

11 5) Peralatan Produksi

Pada tahapan produksi, penulis menggunakan dua buah kamera Sony Alpha Mark 7S II. Kamera ini mampu menghasilkan rekaman video kualitas 4K dengan ukuran 3840 x 2160 pixel dan juga mampu untuk mengambil gambar dengan cepat dengan fokus yang lebih akurat.

Penulis juga menggunakan drone yang berguna untuk mengambil gambar Kota Blitar dan juga keseluruhan Komplek Makam Bung Karno. Mic Saramonic Blink 500TX Clip On sebagai audio pendukung dalam pembuatan video dokumenter agar memiliki kualitas audio yang jernih dan mengurangi noise. Penulis juga menggunakan tripod agar gambar yang diambil saat melakukan wawancara bisa tetap stabil. Penggunaan stabilizer juga sangat diperlukan oleh penulis dalam pengambilan gambar sehingga bisa meminimalisir terjadinya shaking saat pengambilan gambar.

2. Tahap Produksi

Pada tahap produksi, penulis dibantu oleh Batya Carmela sebagai Talent, Fajar Budi, dan juga Senyum Indonesia Creative sebagai cameramen, pilot drone, dan juga editor. Pada tahap ini perancang dan kru melakukan proses shooting di Tugu Selamat Datang Kota Blitar, Alun-alun Kota Blitar, dan juga di Komplek Makam Bung Karno Blitar pada tanggal 21 November 2022. Pada tahap produksi ini penulis dan kru melakukan proses shooting dalam satu hari dari pagi hari hingga sore hari.

Pada pagi hari, pertama penulis dan kru melakukan shooting di Tugu Selamat Datang Kota Blitar untuk dijadikan opening video. Penulis dan kru mengambil footage patung besar Ir.

Soekarno yang ada pada tugu selamat datang sebagai salah satu simbol Kota Blitar. Pada proses ini, penulis melakukan shooting video menggunakan drone dengan teknik pengambilan gambar bird eye view untuk mengambil patung Ir. Soekarno dari atas, agar suasana Kota Blitar juga dapat terlihat. Pada proses ini, penulis tidak memiliki kendala sama sekali dikarenakan cuaca pada saat itu cerah dan sangat mendukung untuk pengambilan gambar.

Gambar 1. Tugu Selamat Datang Kota Blitar

(12)

12 Setelah pengambilan gambar di tugu selamat datang selesai, penulis dan kru melakukan shooting selanjutnya di Alun-alun Kota Blitar. Penulis mengambil footage alun-alun, Tugu Pecut, dan juga suasana di sekitar alun-alun Kota Blitar. Pada pengambilan gambar ini, penulis juga menggunakan teknik pengambilan gambar bird eye view menggunakan drone dan juga teknik long shot menggunakan kamera.

Gambar 2. Tugu Pecut

Selanjutnya setelah proses shooting pengenalan Kota Blitar selesai dilakukan, penulis dan kru mulai melakukan shooting di daerah Komplek Makam Bung Karno. Penulis mengambil footage pasar becak yang ada dijalan menuju Komplek dan footage talent yang menaiki becak kemudian berjalan menuju pintu masuk Komplek Makam Bung Karno. Penulis dan kru juga mengambil footage Komplek Makam Bung Karno menggunakan drone, untuk menunjukkan bagaimana bentuk dari bangunan Komplek Makam Bung Karno dan juga mengambil footage- footage lainnya yang di sekitar dan didalam Komplek Makam Bung Karno. Selain menggunakan drone, penulis juga mengambil gambar menggunakan kamera untuk mengambil detail-detail penting seputar Komplek Makam Bung Karno yang tidak bisa diambil menggunakan drone.

Gambar 3. Komplek Makam Bung Karno

Setelah semua pengambilan gambar seputar keseluruhan Komplek Makam Bung Karno selesai diambil, penulis kemudian mulai melakukan wawancara. Wawancara pertama dilakukan dengan Bapak Budi Kastowo sebagai salah satu saksi pembangunan Museum Bung Karno. Pada wawancara pertama ini, membahas mengenai bagaimana sejarah berdirinya

(13)

13 Museum Bung Karno, alasan didirikannya Museum, dan juga kendala yang dialami ketika pembangunan Museum Bung Karno.

Gambar 4. Wawancara narasumber pertama

Setelah wawancara bersama Bapak Budi Kastowo selesai dilakukan, penulis mengambil footage desain arsitektur bangunan Komplek Makam Bung Karno. Bangunan- bangunan yang ada didalam komplek ini memiliki arti tersendiri yaitu tanggal kematian Bung Karno dan juga tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tanggal kematian Bung Karno diaplikasikan pada pilar-pilar yang ada ditengah Komplek Makam Bung Karno. Sedangkan tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia diaplikasikan pada tangga menuju makam Bung Karno dan pada amphitheater yang terletak di belakang Museum Bung Karno.

Gambar 5. Amphitheater

Selanjutnya, setelah mengambil footage arti-arti pada bangunan, penulis melakukan wawancara kedua bersama Mas Friska Fauzi. Pada wawancara ini membahas mengenai koleksi-koleksi yang ada pada museum, cara perawatan koleksi, dan juga bagaimana cara mempertahankan museum yang dilakukan oleh pihak Museum Bung Karno dimasa sekarang ini.

(14)

14 Gambar 6. Wawancara narasumber kedua

Setelah wawancara kedua selesai dilakukan, penulis mengambil footage koleksi-koleksi yang ada didalam Museum Bung Karno. Koleksi-koleksi yang ada pada museum ini berupa benda-benda peninggalan Bung Karno, lukisan-lukisan, dan figura-figura Bung Karno dari masa muda hingga ke masa tuanya Bung Karno. Pengambilan footage ini dilakukan menggunakan kamera agar penonton video nantinya bisa melihat bagaimana detail-detail dari koleksi yang ada pada museum ini. Didalam museum ini penulis juga mengambil footage talent sedang berjalan menyusuri museum sembari melihat-lihat koleksi yang ada pada museum. Pada proses shooting ini, penulis menggunakan teknik medium shot dan juga close up shot.

Gambar 7. Museum Bung Karno

Selanjutnya, penulis juga mengambil footage dari makam Bung Karno. Makam ini terletak di bagian paling belakang dari komplek. Dimakam ini terdapat tiga makam, yaitu makam Bung Karno, ayah Bung Karno, dan juga ibu Bung Karno. Makam ini selalu ramai dikunjungi oleh peziarah yang datang dari berbagai daerah.

(15)

15 Gambar 8. Makam Bung Karno

Setelah mengambil footage-footage museum dan makam Bung Karno, penulis melakukan wawancara dengan narasumber ketiga yaitu Mba Tria. Pada bagian ini talent bertanya kepada narasumber yang dimana adalah pengunjung, bagaimana pendapatnya mengenai museum ini dan juga meminta saran yang diperlukan untuk Museum Bung Karno ini.

Gambar 9. Wawancara narasumber ketiga

Setelah semua footage didalam komplek sudah selesai diambil, pada tahap akhir penulis mengambil footage pasar yang berada pada jalan keluar Komplek Museum Bung Karno. Di pasar ini terdapat penjual-penjual yang menjual aksesoris-aksesoris hingga makanan- makanan khas dari daerah Blitar. Pada bagian ini menampilkan video talent sedang berjalan menyusuri pasar sembari keluar dari Komplek Makam Bung Karno.

Gambar 10. Pasar Museum

3. Tahap Prasca Produksi

(16)

16 Pada tahap pasca produksi ini, editor menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro untuk mengedit footage-footage yang sudah diambil untuk pembuatan video documenter Jejak Sang Proklamator. Dalam proses editing, editor akan memasukkan file-file yang akan digunakan dalam pembuatan Video Dokumenter Jejak Sang Proklamator. File-file ini akan dirangkai dan disusun menjadi satu, baik itu video ataupun audio. Setelah itu, editor akan menambahkan Voice Over dan backsound kedalam video yang sudah diedit. Tentunya Voice Over dan backsound ini akan disesuaikan dengan gambar yang ditampilkan. Editor juga menambahkan credit title pada akhir Video Dokumenter Jejak Sang Proklamator. Penambahan credit title ini berguna agar keterangan-keterangan yang ada pada video dokumenter ini dapat terlihat dengan jelas. Setelah semuanya selesai dilakukan, kemudian editor akan melakukan rendering video.

Rendering merupakan tahap akhir dari pembuatan sebuah video. Rendering adalah proses membuat gambar dari sebuah footage mentah yang masih terpisah, masih belum bersih, tidak menentu dan lain-lain menjadi satu. Jadi dengan rendering, kita bisa mengetahui seperti apa hasil akhir dari sebuah video yang sudah dibuat.

4. Uji Publik

Tahap uji publik, merupakan tahap akhir dari perancangan tugas akhir ini. Pada tahap ini penulis mengajukan pertanyaan kepada khalayak melalui Google Form untuk mengetahui kelayakan Video Dokumenter berjudul “Jejak Sang Proklamator”, yang mengangkat mengenai sejarah berdirinya Museum Bung Karno yang ada di kota Blitar. Uji publik ini dilakukan pada tanggal 14-15 Maret 2023 dengan jumlah responden 38 orang.

Dari hasil uji publik ini, penulis mendapatkan hasil sebagian responden mengatakan sangat bagus dan juga sebagian lagi mengatakan bagus. Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penyajian dan pesan dari Video Dokumenter berjudul “Jejak Sang Proklamator” ini menarik dan dapat dimengerti oleh responden.

C. Kesimpulan

Pada proses penelitian, penulis melihat bahwa tidak ada pembahasan yang bisa ditemukan mengenai sejarah dari Museum Bung Karno. Oleh karena itu penulis berfikir bahwa akan sangat disayangkan jika suatu aset bangsa seperti ini tidak dikembangkan, terlebih lagi hal ini menyangkut mengenai Ir. Soekarno yang dimana merupakan bapak proklamator bagi Bangsa Indonesia. Dalam pembuatan video dokumenter yang berjudul Jejak Sang Proklamator ini, penulis memiliki tujuan untuk memberikan suatu informasi kepada khalayak luas mengenai bagaimana sejarah dibalik berdirinya Museum Bung Karno yang ada di Kota Blitar. Selain itu,

(17)

17 penulis juga memiliki tujuan agar masyarakat lebih mengenal dan tentunya berkunjung ke Museum Bung Karno yang ada di Kota Blitar ini.

D. Saran

Setelah melakukan pembuatan video dokumenter ini, penulis melihat ada hal yang perlu ditingkatkan oleh UPT Perpustakaan Bung Karno. Untuk UPT Perpustakaan Bung Karno akan lebih baik jika terdapat pemandu kepada setiap pengunjung yang datang ke Komplek Makam Bung Karno ini. Karena para pengunjung di Komplek Makam Bung Karno ini sebagian besar hanya datang untuk berziarah saja, sehingga untuk museum dan perpustakaan Bung Karno hanya memiliki sedikit pengunjung di setiap harinya. Sedangkan yang berkunjung ke makam Bung Karno di setiap harinya bisa berjumlah ratusan orang. Oleh karena itu sebaiknya disediakan pemandu wisata, agar nantinya setiap pengunjung yang datang bisa diarahkan untuk ke museum dan juga ke perpustakaan Bung Karno

Referensi

Dokumen terkait

Setiap notis yang hendak diberikan kepada perunding akan dimaklumkan secara pos, emel atau faks ke alamat yang dinyatakan dalam Sijil Akuan Pendaftaran

Dengan demikian sesungguhnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat dan upaya mencegah dan menangani wabah penyakit yang beredar di masyarakat Kota Cirebon telah

siswa baru yang diterima ke calon siswa baru, yang didalamnya terdapat nomor untuk pendaftaran ulang. • Calon siswa baru kemudian melakukan proses pendaftaran

Dengan demikian, barang-barang yang tergolong ke dalam kategori A akan mendapat prioritas dalam penanganan dan untuk selanjutnya, perhitungan penghematan biaya

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Daerah Pe milihan Dan Alokasi Kursi

Mahasiswa dapat mengembangkan tahapan-tahapan dalam mengkritik Karya seni rupa, serta membuat kritikan karya seni rupa, secara tertulis. Kegiatan Perkuliahan

42 responden mengaku tidak mengenali logo tersebut yang artinya brand awareness dari Jamu Iboe sendiri masih cukup rendah.. Diagram Brand Awareness

698 [email protected] Sarman Papalia Tidak Pernah 699 [email protected] Sartika Rukua Tidak Pernah. 700 [email protected] Sasmita