• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KATA PENGANTAR "

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPUASAN PETANI PADI SAWAH TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN BUDIDAYA KOLAM IKAN AIR TAWAR DI DESA

LUBUK RUSO, KECAMATAN PEMAYUNG, KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

SILFIA FEBRIANI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI 2023

(2)

LUBUK RUSO, KECAMATAN PEMAYUNG, KABUPATEN BATANGHARI

SILFIA FEBRIANI D1B018072

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari” oleh Silfia Febriani (D1B018072).

Telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 23 Desember 2022 dihadapan tim penguji yang terdiri dari :

Ketua : Ir. Arsyad Lubis, M.Si.

Sekretaris : Ir. Jamaluddin, M.Si.

Penguji Utama : Dr. Fuad Muchlis, S.P, M.Si.

Tim Anggota : 1. Zakiah, S.P, M.Si.

2. Siti Kurniasih, S.P, M.Si.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

(4)

SILFIA FEBRIANI, Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. Dibimbing oleh Bapak Ir. Arsyad Lubis, M.SI dan Bapak Ir. Jamaluddin, M.SI.

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui gambaran kepuasan petani yang ada Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari. 2) Untuk mengetahui luasan lahan yang dialih fungsikan yang ada Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari 3) Untuk Menganalisis hubungan antara kepuasan petani padi sawah dengan alih fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan air tawar Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dilakukan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Teknik Purposive Sampling dan metode Sensus yaitu cara pengumpulan data apabila seluruh elemen diselidiki satu persatu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis uji chi-square. Dari hasil uraian analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1) bahwa gambaran kepuasan petani yang ada Didesa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. dimana keempat komponen untuk melihat kepuasan petani secara keseluruhan tergolong tinggi akan adanya pengalihan fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan air tawar. 2) Luasan lahan yang dialih fungsikan yang ada didesa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari secara rata-rata keseluruhan tergolong luas, yang mana memiliki persentase sebesar 81, 8 %. 3) Berdasar hasil uji Chi-square diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kepuasan petani padi sawah terhadap adanya pengalihan fungsi lahan menjadi budidaya kolam ikan air tawar dan terdapat hubungan yang nyata antara kepuasan petani sebagai harapan,kinerja,perbandingan, dan pengalaman terhadap adanya pengalihan fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar.

Kata Kunci : Hubungan Kepuasan, Luasan Lahan, Petani Yang Beralih Fungsi

(5)
(6)

Februari 2000. Penulis merupakan anak keempat dari berenam bersaudara dari pasangan Bapak Effendi dan Ibu Samsiar. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) No.03/III Sarolangun Kabupaten Sarolangun pada tahun 2012, dan kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan SMPN 02/II Sarolangun pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 07/VII Sarolangun dan lulus pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan diterima di jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2021 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Simpang Kubu Kandang Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Pada tanggal 23 Desember 2022 penulis melaksanakan Ujian Sidang Skripsi yang berjudul “Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari” dibawah bimbingan bapak Ir. Arsyad Lubis, M.Si dan bapak Ir. Jamaluddin, M.Si , serta dinyatakan lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pertanian (S.P).

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik.

2. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Effendi dan Ibu Samsiar yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, motivasi, fasilitas serta materi kepada penulis mulai dari awal memasuki perguruan tinggi hingga menyelesaikan studi ini.

3. Terimakasih kepada Bapak bapak Ir. Arsyad Lubis, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku pembimbing II, yang telah sabar dalam membimbing, memberikan arahan, semangat dan juga motivasi kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi dari awal hingga akhir.

4. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

5. Terimakasih kepada Bapak Dr. Fuad Muchlis, S.P, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ibuk Zakiah, S.P, M.Si selaku Penguji anggota I, serta Ibuk Siti Kurniasih, S.P, M.Si. selaku Penguji Anggota II dan Bapak Idris Sardi, S.P, M,Si selaku penguji utama sebelum diganti, yang telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini, serta kepada para Staf Jurusan Agribisnis dan Para Staf Bagian Akademik Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu penulis.

(8)

6. Terimakasih untuk abangku Dedi Gunawan, kakakku Kurniati dan Rahayu Fitri, serta adik-adikku Widia Gustina dan Jefriadi yang juga memberikan dukungan dan semangat dari awal hingga sekarang mendapatkan Gelar Sarjana.

7. Sahabat- sahabat tersayang Firna Amin Susanti, S.P dan Lisa Setiawati,

S.P (Ulek Nangko Squad) yang selalu men-support dari awal, berjuang bersama, saling memotivasi, memberikan nasihat, dukungan dan perhatian hingga mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.

8. Terimakasih kepada abam M.Alfurqon yang selalu memotivasi dan

memberikan semangat setiap saat dalam menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sahabat,teman suka dan duka selama ini.

9. Sahabat-sahabat Cimory Family, Ahwa Eko , Kak Nadia, Kak Ika dan Kak

Ayu, yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teruntuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama penelitian ini.

(9)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadiran Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari”

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Arsyad Lubis, M.SI selaku dosen pembimbing Skripsi I, dan Bapak Ir. Jamaluddin, M.SI. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua, teman-teman, sahabat dan seluruh pihak yang telah memberikan banyak dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwasanya Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangan membantu dalam memperbaiki kekurangan yang ada. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang. Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis mengucapkan terimakasih.

Jambi, Januari 2023

Penulis

(10)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Kegunaan Penelitian... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

2.1 Konsep Usahatani... 14

2.2 Konsep Kepuasan... 15

2.2.1 Pengertian Kepuasan... 15

2.2.2 Kepuasan Petani... 17

2.2.3 Indikator Kepuasan Petani ... 18

2.3 Konsep Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Dan Kolam Ikan ... 21

2.3.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan ... 21

2.3.2 Kepuasan Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... 26

2.5 Kerangka Pemikiran ... 29

2.6 Hipotesis ... 32

III. METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 33

3.2 Sumber Pengumpulan Data ... 33

3.3 Metode Penarikan Sampel ... 34

3.4 Metode Analisis Data ... 36

3.5 Konsepsi Pengukuran ... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 43

4.1.1 Karakteristik Lokasi Dan Wilayah ... 43

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 44 4.1.3 Mata Pencarian Masyarakat ...

4.1.4 Tingkat Pendidikan ...

4.1.5 Keadaan Pertanian ...

44 45 46

(11)

iv

4.2 Identitas Petani Responden ... 47

4.2.1 Umur Petani Responden ... 47

4.2.2 Pendidikan Petani Responden ... 48

3.2.3 Pengalaman Berusahatani ... 50

4.2.4 Luasan Lahan ... 51

4.3 Kepuasan Petani Dengan Tingkat Pengalihan Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Budidaya Kolam Ikan air Tawar Didesa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari ... 52

4.3.1 Harapan (Expectations) ... 53

4.3.2 Kinerja (Performance) ... 54

4.3.3 Perbandingan (Comparison) ... 54

4.3.4 Pengalaman (Experience) ... 55

4.4 Pengalihan Fungsi Lahan ... 56

4.5 Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 57

4.5.1 Hubungan Harapan (Expectations) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 58

4.5.2 Hubungan Kinerja (Performance) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 59

4.5.3 Hubungan Perbandingan (Comparison) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 61

4.5.4 Hubungan Pengalaman (Experience) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawa... 63

4.6 Implikasi Penelitian... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1 Kesimpulan... 67 67 5.2 Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 69

(12)

v

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, Dan Produktivitas Padi Sawah Di

Kabupaten Batanghari Tahun 2021...

3 2. Luas Tanam, Panen, Produksi Dan Rata-Rata Produksi Padi Didesa

Lubuk Ruso Pada Tahun 2016-2020...

3

3 Jumlah Petani Yang Melakukan Alih Fungsi Lahan Padi Sawah 5 Menjadi Kolam Di Kecamatan Pemayung...

4 Jumlah Kelompok Tani Pada Tahun 2016-Sekarang... 6 5. Potensi Budidaya Keramba Dan Luas Kolam Per Kecamatan Di

Kabupaten Batanghari Tahun 2021...

7 6. Jumlah Kolam Produksi Dan Produktifitas Usahatani Kolam Ikan

Patin Didesa Lubuk Ruso Tahun 2016-2020...

8 7. Perkembangan Luas Kolam Ikan Dan Produksi Ikan Di Desa Lubuk

Ruso Tahun 2016- 2020...

8 8. Proporsi Responden Atau Petani Yang Beralih Fungsi

Lahan...

36 9. Tabel Analisis Kontingensi 2x2... 37 10. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun

2019... 45 11. Jumlah Penduduk Desa Lubuk Ruso Berdasarkan Mata Pencarian

Tahun 2019... 46 12. Jumlah Penduduk Didesa Lubuk Ruso Berdasarkan Tingkat

Pendidikan... 47 13. Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Pada Hubungan

Kepuasan Petani Padi Sawah Beralih Fungsi Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didesa LubukRuso... 52 14. Distribusi Frekuensi Petani Sampel Dalam Pengalihan Fungsi Lahan

Padi Sawah Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah Penelitian Tahun 2022... 53 15. Distribusi Frekuensi Petani Sampel Dalam Pengalihan Fungsi Lahan

Padi Sawah Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah Penelitian Tahun 2022... 54 16. Distribusi Frekuensi Petani Sampel Dalam Pengalihan Fungsi Lahan

Padi Sawah Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah Penelitian Tahun 2022... 55 17. Distribusi Frekuensi Petani Sampel Dalam Pengalihan Fungsi Lahan

Padi Sawah Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah

(13)

vi

Penelitian Tahun 2022... 56 18. Hasil Uji Chi-Square Hubungan Harapan Terhadap Alih Fungsi

Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 59 19. Hasil Uji Chi-Square Kinerja Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya

Kolam Ikan Air Tawar... 60 20. Hasil Uji Chi-Square Perbandingan Terhadap Alih Fungsi Lahan

Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 62 21. Hasil Uji Chi-Square Pengalaman Terhadap Alih Fungsi Lahan

Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 64

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.

Skema Kerangka Pemikiran... 31

2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 49

3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendifikan... 50

4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani. 51

5.

Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan... 52

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.

Identitas Petani Sampel... 71

2.

Kuisioner Penelitian... 73

3.

Identitas Petani Sampel Didaerah Penelitian Tahun 2022... 76

4.

Distribusi Jawaban Petani Responden Atas Pertanyaan Kuisioner Mengenai Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah Penelitian Tahun 2022... 78

5.

Distribusi Jawaban Petani Responden Atas Pertanyaan Kuisioner Mengenai Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didaerah Penelitian Tahun 2022... 80

6.

Tabulasi Pertanyaan Terbuka... 82

7.

Kontigensi Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 84

8.

Kontigensi Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 86

9.

Kontigensi Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 88

10.

Kontigensi Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar... 90

11.

Hasil Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Sebagai Harapan (Expectations) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar ... 92

12.

Hasil Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Sebagai kinerja (Performance) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar ... 94

13.

Hasil Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Sebagai Perbandingan (Comparison) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar ... 96

14.

Hasil Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Sebagai Pengalaman (Experience) Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar ... 98

(16)

1

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada didaerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memotong indonesia hampir menjadi dua. Salah satunya komoditas tanaman pangan di indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman pertanian dan merupakan tanaman utama dunia ( Fatmawati M. 2013). Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Sedangkan dalam dunia perikanan indonesia kaya akan potensi ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Salah satu nya ialah species ikan air tawar yang biasanya dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi. Oleh karena itu kebanyak juga sekarang banyak masyarakat membudidayakan ikan air tawar dilahan yang dulunya ditumbuhi padi sawah diubah menjadi kolam ikan air tawar.

Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan juga ikut meningkatnya permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan tersebut akan terus bertambah, sedangkan lahan yang tersedia jumlahnya terbatas. Permintaan lahan dilakukan tidak hanya pada lahan yang tidak produktif, tetapi juga dilakukan pada lahan yang masih produktif. Permintaan lahan pertanian ini dilakukan dengan merubah lahan sawah menjadi kolam ikan dalam skala kecil maupun dalam skala besar oleh petani tradisional. Kegiatan alih fungsi (konversi) lahan ini bukannya tidak mengandung resiko. Bahkan pada saat petani memutuskan memerlukan banyak pertimbangan akan hasil yang akan diperoleh dari pengalihan fungsi lahan tersebut apakah

(17)

2

berdampak kerugian atau tidak, karena itu sikap dan kepuasan petani bergantung pada hasil dan keuntungan yang dihasil setelah mengoversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar. Adapun masalah lain mengenai lahan yaitu lahan yang dibiarkan kosong sebagian dari kolam yang dijadikan lahan belih fungsi.

Konversi lahan merupakan konsekuensi yang logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya yang berhubungan dengan pengalihan fungsi. Dalam konversi lahan pada dasarnya merupakan salah satu hal yang wajar dalam pertanian sering terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan menjadi masalah karena sering terjadi diatas lahan yang masih produktif. Akan tetepai para petani kebanyakan tidak puas akan hasil yang diperoleh dari padi sawah karena itu mereka banyak beralih ke non sawah seperti menjadi kolam ikan, sawit ataupun beralih fungsi menjadi pemukiman masyarakat. Pada dasarnya, petani sebagai seorang individu tidak mempunyai kemampuan untuk mengubah keadaan usaha taninya sendiri. Karena itu, keberadaan bantuan dari luar sangat diperlukan, baik secara langsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha.

Lahan yang semula berfungsi sebagai salah satu media berocok tanam, berangsur-angsur berubahan menjadi lahan non pertanian yang dimana petani yang melakukan alih fungsi lahan menurut merekan berhubungan dengan ketidak puasan petani akan hasil yang diperoleh dari berococok tanam atau melakukan padi sawah. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya bisa mengatasi orang miskin dalam memastikan keadilan prosedural dalam pembangunan proyek pertanian dan pemanfaatan lahan yang mereka miliki.

(18)

Berdasar survei yang telah dilakukan di kabupaten Batanghari, ada beberapa kecamatan yang ada disini salah satunya kecamatan pemayung dimana di daerah atau didesa yang ada di sana melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam. Adapun luas Ha ataupun produksi yang ada didesa pemayung dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Luas Tanam, Produksi, Dan Produktivitas Padi Sawah Di Kabupaten Batanghari Tahun 2021.

No Kecamatan Luas Tanam

(Ha)

Produksi (Kw)

Produktivitas (Kw/Ha)

1 Maro Sebo Ulu 1.556 7.190 46.20

2 Mersam 1.345 6.490 48.25

3 Muara Tembesi 801 3.517 43.90

4 Batin XXIV 94 207 22,02

5 Muaro Sebo Ilir 1.045 4.987 47.72

6 Muara Bulian 1.131 5.544 49.20

7 Bajubang 4 18 45.00

8 Pemayung 976 5.124 52.50

Jumlah 6.952 33.71 50.19

Sumber: Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Batanghari 2022

Pada tabel 1 dibawah dapat dijelaskan pada Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari luas tanam pada tahun 2021 sebanyak 976 ha dan untuk jumlah produktivitas keseluruhan di Pemayung pada tahun 2021 sebanyak 50.58 ton/ha.

disini dijelaskan bahwasanya Di Kecamatan Pemayung merupakan kelima terbanyak setelah Kecamatan Muaro Sebo Ilir. Akibat adanya peralih fungsi lahan ini yang dimana menyebabkan petani menurun dibeberapa desanya salah satu nya yaitu didesa Lubuk Ruso yang dimana hampir sebagai besar petaninya beralih fungsi lahan menjadi kolam ikan.

Alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar adalah salah satu fenomena yang terjadi didesa lubuk ruso yang dimana didesa tersebut sebagia

(19)

4

petani sudah banyak melakukan alih fungsi lahan yang menurut mereka hasil produksi atau produktifitas dari padi sawah kurang memuaskan.

Tabel 2. Luas tanam, panen, produksi dan rata-rata produksi padi didesa Lubuk Ruso pada Tahun 2016-2020.

No Tahun Panen (Ha) Produksi

(Ton)

Rata-rata (Ton/Ha)

1 2016 70 413 5.9

2 2017 138 841.8 6.1

3 2018 150 877.50 5.85

4 2019 48 260.16 5.42

5 2020 45 245.25 5.45

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Tabel 2 menjelaskan luas tanam,panen,produksi dan rata-rata produksi yang berada didesa Lubuk Ruso, dari tahun 2017 mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun 2016. Dikarenakan masih banyak nya masyarakat menjadi petani sawah. Dan pada tahun 2019 mengalami yang namanya penurunan yang cukup dratis dikarenakan beberapa faktor salah satu faktor alih fungsi lahan baik itu dalam hal non-pertanian ataupun menjadi pemukiman masyarakat disana karena ketersedian lahan yang cukup sedikit, dan menurut masyarakat disana adanya alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan atau pemukiman masyarakat disebabkannya faktor ekonomi yang semakin menaik dan biasanya permintaan produktifitas kolam ikan meningkat dan menurut mereka lebih menguntungkan menjanjikan hasil yang memuaskan.

Dalam kelompok tani yang melakukan alih fungsi lahan ini ada beberapa desa pula sebagai bahan perbandingan yang dimana didesa Lubuk ruso yang paling banyak petani padi sawah telah melakukan alih fungsi lahan menjadi kolam

(20)

ikan air tawar dan dari beberapa desa tersebut tidak luput pula permasalahan yang sering terjadi yang dimana petani melakukan alih fungsi lahan diakibatkan adanya kegagalan panen ataupun hasil yang diperoleh sedikit.

Tabel 3. Jumlah Petani Yang Melakukan Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Kolam Di Kecamatan Pemayung

No Nama Desa Nama Lembaga Jumlah Petani

1. Desa Lubuk Ruso Kelompok Tani Mas Hijai I 8 Kelompok Tani Mas Hijau II 12 Kelompok Tani Suka Tani I 18 Kelompok Tani Suka Tani II 17 2. Desa Ketapang Kelompok Tani Karya Abadi 15 Kelompok Tani Usaha Mandiri 6

3. Teluk Senaning Kelompok Tani Hikmah 2

Jumlah 78

Sumber balai penyuluh pertanian perikanan dan kehutanan kecamatan pemayung 2022

berdasarkan tabel diatas dapat diuaraikan ada beberapa desa lain yang melakukan alih fugsi lahan yang awalnya padi sawah menjadi kolam ikan air tawar yaitu desa senaning, desa lubuk ruso dan teluk ketapang. Dari beberapa desa diatas desa lubuk ruso adalah desa yang banyak melakukan alih fungsi lahan yang awalnya padi sawah menjadi kolam ikan tawar yaitu sebanyak 55 petani dibandingkan desa lain.

Dalam pengambilan keputusan petani melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar yang ada di desa lubuk ruso, keputusan yang diambil oleh petani akan yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan petani dimana hasil yang diperoleh dari produksi kolam ikan. Dapat dijelaskan pada tabel dibawah ada beberapa jumlah kelompok tani yang masih aktif dan sudah melakukan alih fungsi lahan.

(21)

6

Tabel 4. Kelompok Tani Desa Lubuk Ruso Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Kolam Ikan Pada Tahun 2016-Sekarang

Nama kelompok Total jumlah petani sekarang

Jumlah petani padi sawah

Jumlah petani beralih fungsi kekolam ikan

Mas hijau I 8 0 8

Mas hijau II 12 0 12

Suka tani I 26 8 18

Suka tani II 41 24 17

Jumlah 87 32 55

Sumber:profil gapoktan”jaya bersama”

Pada tabel 4 diatas dijelaskan bahwasanya ada beberapa kelompok tani yang dimana jumlah petani sekarang sebanyak 87 petani dan adanya peralihan fungsi lahan ini baik menjadi kolam ataupun lahan lainnya yang berdampak terhadap berkurangnya lahan padi sawah fenomena ini yang akan menjadi bahan penelitian. Jumlah petani diatas sebanyak 32 yang masih bertahan dipadi sawah dan jumlah petani yang melakukan pengalihan lahan menjadi kolam sebanyak 55 petani. Oleh karena itu adapun alasan utama petani melakukan alih fungsi lahan ini karena mengalami kegagalan panen yang menyebabkan petani mengalami kerugian adapun alasan lain karena kurangnya generasi muda yang terjun langsung kedunia persawahan. Akibatnya petani beralih kekolam yang menurut petani lebih menguntungkan dan menjanjikan hasil atau produktivitas yang diperoleh dari budidaya ini.

(22)

Tabel 5. Potensi Budidaya Dan Luas Kolam Per Kecamatan Di Kabupaten Batanghari Tahun 2021.

No Kecamatan Potensi Budidaya (Ha)

Jumlah Kolam (Ha)

1 Mersam 150 18,8

2 Maro Sebo Ulu 150 13,2

3 Batin XXIV 200 25,5

4 Muara Tembesi 100 14,6

5 Muara Bulian 150 18,5

6 Bajubang 100 48,5

7 Maro Sebo Ilir 150 26,6

8 Pemayung 2200 58,65

Jumlah 3.200 224,1

Sumber : BPS Kabupaten Batanghari 2022

Tabel 5 menjelaskan bahwa Potensi budidaya dan luas kolam per kecamatan di kabupaten Batang hari Tahun 2021. Menujukan dalam budidaya pada tahun 2021 di kecamatan Pemayung sebesar 2200 Ha disini menujukan bahwasanya di kecamatan ini jumlah budidaya nya cukup besar dari segi jumlah kolam ikan nya, potensi kerambanya, dan jumlah keramba dalam unir terbesar di Kabupaten Batanghari.

Tabel 6. Jumlah kolam produksi dan produktifitas usahatani kolam ikan patin Didesa Lubuk Ruso Tahun 2016-2020

No Tahun Jumlah kolam

(Unit)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/unit)

1 2016 205 1000 4,87

2 2017 205 1180 5,75

3 2018 225 1240 5,51

4 2019 275 1585 5,76

5 2020 305 1810 5,93

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Tabel 6 diatas menjelaskan mengenai jumlah kolam, produksi dan produktivitas didesa Lubuk Ruso yang mayoritas petani kolam ikan air tawar

(23)

8

banyak memproduksi ikan patin dari tabel diatas bisa kita jelaskan bahwasanya dari tahun 2016-2020 cukup banyak dari segi jumlah yang diperoleh karena biasanya banyaknya permintan ikan air tawar karena itu perlunya lahan cukup besar karena ketersediaan lahan yang kurang,biasa para petani mengambil lahan dari lahan sawah yang kurang produktif untuk dijadikan kolam.

Tabel 7. Perkembangan Luas Kolam Ikan Dan Produksi Ikan Di Desa Lubuk Ruso Tahun 2016- 2020.

Tahun Luas (Ha) Produksi (Ton)

2016 18 1000

2017 18 1180

2018 18,7 1240

2019 19,9 1585

2020 20,6 1810

Sumber:Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Pada tabel 7 diatas menunjukan bahwa perkembangan pada luas kolam ikan dan produksi ikan Didesa Lubuk Ruso pada tahun 2016-2020 menujukan perkembangan yang cukup luas dari tahun ketahun bisa dilihat dari tabel diatas pada tahun 2016 luas (Ha) sebesar 18 Ha dan pada tahun berikutnya luas nya sama sedangkan pada tahun 2018 mengalami kenaikan yang cukup lumayan sebesar 18,7 Ha, pada tahun 2019 dan 2020 juga mengalami kenaikan yang lumayan dratis dari 19,9-20,6 Ha, bisa kita jelaskan dari luas yang bertambah secara tidak langsung memliki jumlah rata-rata sebesar 0,52 ha mengalami kenaikan yang cukup pesat.Produksi yang dihasilkan pun mengalami kemajuan yang cukup menguntungkan dapat dilihat pada tahun terakhir produksi sebesar 10 Ton (2020).

(24)

Pengambilan keputusan mengkonversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar tidak banyak pula para petani dalam mengambil keputusan ini bukan semata-mata karena lahan yang masih dikatakan produktif karena ketidak puasan mereka akan hasil yang diperoleh terkadang banyak penyebab lain mereka beralih fungsi seperti lahan yang digunakan tidak subur atau pun susah nya merawat tanaman yang ada seperti pupuk,hama yang menyebabkan kegagalan panen dan irigasi air yang kurang memadai. Adapun hubungan yang terkait dengan adanya kepuasan dalam hal ini tidak luput dari petani itu sendiri dimana petani berperan penting akan kepuasan yang mereka peroleh dari adanya alih fungsi lahan atau produktifitas itu sendiri. Kata penggunaan dapat diartikan berbeda, misalnya lahan digunakan untuk apa saja atau lahan yang digunakan menurut lingkungannya, misalnya lingkungan pengairan dan sebagainya. Dan pada uraian diatas bisa dijelaskan bahwasanya dalam produktivitas petani dalam beralih fungsi menjadi kolam karena dalam hal segi produktivitas penghasilan yang dihasilkan produksi kolam ikan yang cukup menjajikan dibandingan padi sawah menurut masyarakat disana, faktor utama penyebab pengalihan ialah hampir rata-rata hasil yang diperoleh dari padi sawah mengalami kegagalan panen dan kurangnya generasi muda yang mau terjun langsung kesawah atau mengolahnya ujar petani.

Kecamatan Pemayung yang terletak di Kabupaten Batanghari merupakan wilayah yang yang masih memiliki banyak lahan pertanian yang produktif.

Pemandangan pertama yang terlihat masih ba nyaknya lahan persawahan.

Belakangan ini luasan lahan sawah di desa Lubuk Ruso semakin berkurang dikarenakan pengalihan lahan padi sawah menjadi kolam. Desa Lubuk Ruso yang

(25)

10

terletak dibagian timur kabupaten batanghari dengan luas wilayah 36.000 km2 dan jumlah 637 KK dan memiliki jumlah penduduk 2.163 jiwa.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari”

1.2 Rumusan Masalah

Desa Lubuk Ruso merupakan daerah yang rata-rata berusahatani padi sawah dibandingkan komoditi lain, disebabkan karena dalam mengusahatani padi sawah mereka hanya untuk mengkonsumsi sendiri hasil yang mereka panen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai yang masyarakat haparkan dari adanya hasil padi sawah. Didesa Lubuk Ruso juga mempunyai hasil produksi yang cukup lumayan dibandingkan desa lainnya. akan tetapi fakta yang terlihat sekarang banyak petani melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air yang mana menurut mereka hasil yang diperoleh dari budidaya kolam ikan lebih menjanjikan atau puas dibanding hasil yang diperoleh padi sawah dan bisa menaikan taraf perekonomian petani yang awal mulanya hasil yang diperoleh hanya untuk memenuhi kebutuhuan sehari-hari sekarang bisa menjadi sumber perekonomian utama petani disana.

Petani padi sawah Desa Lubuk Ruso yang berusahatani padi sawah disana tidak luput dari pengalihan fungsi lahan, banyak faktor yang menyebabkan petani mengalami ketidakpuasan dari beralih fungsi menjadi kolam salah satunya mengenai gagal hasil panen dan kurangnya generasi muda yang akan melanjuti didunia persawahan. Lahan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang

(26)

kelangsungan kehidupan manusia serta sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Aktivitas manusia terhadap lahan dilakukan melalui pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam. Kebutuhan lahan untuk kegiatan non-pertanian terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Alih fungsi lahan pertania sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut, berbagai masalah yang ada pada sektor pertanian sawah ini diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk, disisi lain banyak petani sawah di desa Lubuk Ruso yang meninggalkan profesinya sebagai petani dan beralih fungsi menjadi non-pertanian karena dipandang lebih menguntungkan. Namun demikian, tingkat kepuasan petani terhadap sesuatu berbeda-beda,tergantung dari pengharapan petani dan kebutuhannya. Oleh karena itu seorang petani beralih fungsi lahan perlu memperhatikan apa yang diinginkan oleh petani sehingga dapat menguntungkan petani dan sesuai yang petani harapkan.

Pada latar belakang menunjukan ada indikasi penurunan luas panen dan produksi padi sawah di Desa Lubuk Ruso pada kurun waktu 2016 sampai dengan 2020 cukup drastis, sementara pada tabel 6 mengenai kolam, kurun waktu yang sama terjadi penaikan jumlah kolam dan produksi usaha tani kolam ikan, menurut informasi dari PPL dilokasi bahwa kolam atau peningkatan lahan kolam berasal dari lahan padi sawah.

Dari kondisi diatas dan dikaitkan dengan lingkup penelitian ini terdapat beberapa masalah yang masih perlu dijawab yaitu :

(27)

12

1. Bagaimana gambaran kepuasan petani padi sawah yang melakukan alih fungsi lahan budidaya kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari ?

2. Bagaimana gambaran luasan yang dialih fungsi lahan menjadi kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari ?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan petani dengan pengalihan fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari?

1.3 Tujuan penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran kepuasan petani yang ada Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari.

2. Untuk mengetahui luasan lahan yang dialih fungsikan yang ada Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari.

3. Untuk Menganalisis hubungan antara kepuasan petani padi sawah dengan alih fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan air tawar Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan studi dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Sebagai bahan sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(28)

3. Untuk melatih kemampuan analisis serta latihan di dalam menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari.

(29)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Menurut Ken (2015), pertanian adalah kegiatan seseorang yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh manusia dan berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbarui , memperbanyak dan mempertimbangkan faktor ekonomis.

Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani.

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk,benih dan pestisida) dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat ( Rahim dan Hastuti, 2007:158).

Mubyarto (2003) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan sumber- sumber alam yang terdapat ditempat itu yang dilakukan untuk produksi pertanian.

Jadi, dapat disimpulkan usahatani yang sesungguhnya tidar hanya sekedar terbatas pada pengambilan hasil, melainkan benar-benar usaha produksi, sehingga disini berlangsung pendayagunaan tanah, investani, tenaga kerja dan manajemen.

Tingkat keberhasilan dalam pengelolaan usahatani sangat ditentukan oleh keempat faktor diatas.

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani membahas bagaimana seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Penggunaan input dapat dikatakan efektif ketika petani dapat mengalokasikan

(30)

input yang mereka gunakan sebaik-baiknya, dikatakan efisien apabila output yang hasilkan lebih besar dari input yang mereka gunakan.

Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwasanya usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya ( lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen) yang dimiliki petani untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

2.2 Konsep Kepuasan

2.2.1 Pengertian Kepuasan

Kata kepuasan ( satisfation ) berasal dari bahasa latin “satis” ( artinya cukup baik, memadai ) dan “facio” ( melakukan atau membuat) sehingga kepuasan (satisfaction) bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai” ( Tjiptono dan Chandra,2011). Menurut Oliver dalam umar (2002), Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai evaluasi purnabeli , dimana perpsepsi terhadap kinerja alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Menurut Engel, black Well dan Mincard Dalam Sumarwann (2003) kepuasan didefinisikan sebagai evaluasi pasa konsumsi, bahwa suatu alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya pada saat diperkenalkan memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan puas atau tidak puas seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Dalam hal ini, suatu tingkat kepuasan merupakan salah satu fungsi dari perbedaan antara suatu kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Dalam

(31)

16

kegiatan pengalihan fungsi lahan menjadi kolam ikan, kepuasan petani sangat bergantung pada harapannya. Oleh karena itu untuk mengkaji suatu tingkat kepuasan petani harus;ah diketahui terlebih dahulu harapan petani terhadap sesuatu.`

Menurut Fandy Tjiptono (2012), bahwa harapan merupakan perkiraan atau keyakinan seseorang tentang apa yang akan diterima. Salah satu faktor yang menentukan harapan seseorang antara lain adalah kebutuhan. Kebutuhan yang mendasar yang dirasakan oleh seseorang bagi kesejahteraannya sangat menentukan harapannya. Seperti kebutuhan petani untuk meningkatkan petani untuk meningkatkan hasil pertaniannnya sangat menentukan keinginan petani agar berbagai lembaga, organisasi ataupun perusahaan dibidang pertanian menghasilkan produk-produk pertanian yang paling menguntung atau hal lain yang diluar pertanian.

Menurut Lupioyadi (2006), dapat menentukan tingkat kepuasan masyarakat terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan oleh organisasi pelayanan yaitu :

a. Kualitas produk/jasa, publik akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk/jasa yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan, publik akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosional, publik akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang yang akan kagum terhadapnya bila menggunakan produk/jasa dengan merek tertentu cenderung mempunyai yan lebih tinggi.

(32)

Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan maka yang terjadi adalah ketidakpuasan, maka dari itu dalam hal alih fungsi lahan banyak faktor penyebab mereka mengalami ketidakpuasan akan hal ini. Pemahaman akan hal ini lebih dominan kedalam hal yang berhubungan dengan suatu kepuasann petani, selain itu dalam hal ketidakpuasan, riset banyak diarahkan pada aspek disonasi dan perilaku komplain. Disonasi berkaitan dengan keraguan-keraguan atas pilihan dan keputusan yang dilakukan. Dalam hal ini petani yang beralih fungsi mengalami disonasi yang menyebabkan mereka mengkonversi lahan yang menurut mereka ragu akan hasil yang didapatkan atau ketidakpuasan.

Menurut Rangkuti (2006 dalam Ika Listiawati, 2010), kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa tahapan pelayan tersebut.

Ketidakpuasan yang diperoleh tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa mutu pelayanan yang buruk untuk tahapan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

2.2.2 Kepuasan Petani

Menurut Kotler dalam Husin (2009), kepuasan petani adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkann kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapan. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan petani sangat bergantung pada harapan petani. Oleh karenanya, untuk mengkaji tingkat kepuasan petani haruslah diketahui terlebih dahulu harapan petani terhadap sesuatu.

(33)

18

Kepuasan menjadi fungsi dari persepsi petani atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan penyuluhan. Apabila pelaksanaan berada pada dibawah suatu harapan maka petani merasa tidak puas akan hasil yang didapat, apabila pelaksanaan memenuhi harapan, maka petani merasa puas dan apabila petani pelaksanaan melebihi harapan yang didapat maka petani merasa sangat puas.

Menurut Wijayanti el al. (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi harapan petani adalah kebutuhan dasar yang diinginkan petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup petani. Pendapat Berkat dan Sunaryanti (2015) menyatakan bahwa tumbuhnya rasa kepedulian dan responsivenness penyuluhan pertanian dalam menjamin harapan petani

menggambarkan perhatian dan keberpihakan penyuluh dalam upaya memahami kebutuhan petani.

Tumbuhnya kepuasan petani juga dipengaruhi oleh efektivitas pelaksanaan dalam penyuluhan pertanian. Kepuasan petani akan membentuk loyalitas petani terhadap jasa pelayanan penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh pertanian.

Semakin puas seorang akan terbentuk sikap loyal terhadapan lembaga yang telah memberikan jasa pelayanan ( Sumarwan, 2011).

2.2.3 Indikator Kepuasan

Menurut Wilkie (1994), menyatakan bahwa terdapat lima elemen atau indikator kepuasan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Harapan (Expectations)

Harapan konsumen ataupun petani terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukan , konsumen berharap bahwa barang atau jasa

(34)

yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka.barang dan jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan orang tersebut merasa puas. Sedangkan hubunganya dengan petani ialah ketika petani tersebut merasa apa yang mereka lakukan sesuai dengan keinginannya dalam mengambil keputusan seperti halnya beralih fungsi lahan yang mana menurut petani tersebut lebih memuaskan.

2. Kinerja (performance)

Pengalaman terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketikan digunakan tanpa diengaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas. Sedangkan hubungan nya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan ketika kinerja dari bercocok tanam tidak sesuai dengan harapan maka petani tersebut tidak merasa puas akan kinerja dari bercocok tanam yang menyebabkan petani lebih memilih beralih fungsi lahan mereka menjadi non pertanian.

3. Perbandingan (comparison)

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembeli sesuai atau melebihi persepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.

4. Pengalaman (experience)

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain.

Dalam hal ini hubungannya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan ialan ketika suatu pengalaman yang awal nya petani melakukan

(35)

20

bercocok tanam padi sawah yang mana menurut petani hasil atau harapan tidak dengan yang diinginan maka dari itu petani beralih fungsi agar tidak adanya kerugian dari pengalaman sebelumnya yang buruk.

kepmenpan Nomor 16 Tahun 2014 tentang pedoman Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap penyelenggaraan pelayanan publik yang digunakan untuk mengukur kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik yang meliputi :

1. Persyaratan , yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan tertulis maupun administratif.

2. Prosedur, yaitu tata cara pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima layanan, termasuk pengaduan.

3. Waktu Pelayanan, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan 4. Biaya Atau Tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada penerima

layanan dalam megurus atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.

5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.

(36)

6. Kompetensi Pelayanan, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksanaan meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman.

7. Perilaku Pelaksana, yaitu sikap petugas atau penyuluhan dalam memberikan layanan.

8. Maklumat Pelayanan, yaitu pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggaraan atau melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar penyuluhan.

9. Penanganan Pengaduan, Saran, Dan Masukan, yaitu tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.

2.3 Konsep Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Dan Kolam Ikan 2.3.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan

Menurut Utomo, dkk (1992), konversi lahan dapat diartikan sebagai berubahnya fungsi sebagian atau seluruh kawasan dari fungsinya semula seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Sebagai contohnya yaitu berubahnya peruntukan fungsi lahan persawahan beririgasi menjadi lahan industri dan fungsi lindung menjadi lahan pemukiman. hal ini sejalan dengan penelitian didesa Lubuk Ruso dimana lahan yang dikonversi merupakan lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar. Menurut Kustiawan (1997), konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Secara umum dalam kasus ini alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam tidak luput dari pengertian diatas saling berhubungan.

(37)

22

Tanah atau lahan merupakan aset yang sangat penting dalam masyarakat pedesaan, khususnya bagi desa-desa yang kegiatan produksinya bersifat

“landbase”. Dengan demikian tingkat dan ditribusi pemilikan lahan sering kali

dapat dijadikan gambaran pemetaan faktor produksi sebagai suatu sumber pendapatan bagi masyarakat dan sering pula sebagai indikator terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, meskipu begitu hal yang demikian tersenut tidak sepenuhnya dapat mencerminkan suatu tingkat kesejahteraan yang sebenarnya.

2.3.2 Konsep Petani Terhadap Alih Fungsi lahan

Dalam hal ini konsep petani dalam beralih fungsi menjadi non-pertanian atau kolam ikan air tawar adapun pendapat dari beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian dapat disimpulkan bahwa (1) bila alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang tidak terkendali dapat mengacam kapasitas penyediaan pangan dan bahkan dalam jangka panjang dapat mengancam kerugian sosial dalam kehidupan masyarakat pedesaan pada umumnya khusunya masyarakat petani, (2) implementasi intrumen pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian selama ini belum berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan harapan pemilik lahan pertanian yang telah mengkonversi lahan mereka menjadi budidaya kolam ikan, oleh karena itu sangat diperlu suatu strategi dalam pengendaliannya, misalnya peraturan yang mengatur proses alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kepentingan petani, (3) adanya tekanan yang muncul baik itu dari secara eksternal yakni orang dari luar desa atau desa sekitar maupun dari internal terhadap alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan yang lain seperti kepentingan industri lainnya.

(38)

Secara tidak langsung tujuan petani yang beralih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibanding denga hasil padi yang menurut petani lebih rendah. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatiakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil usah budidaya, antara lain penyediaan benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan, pakan dan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Sedikit dijeskan pengertian budidaya ikan air tawar secara luas, yaitu semua usaha membesarkan dan mendapatkan ikan, baik itu masih liar dialam ataupun sudah dibuatkan terpat tersendiri dengan adanya campur tangan manusia.

Sedangkan menurut Harnanto, (1991). Ada empat golongan petani berdasarkan luas lahan yaitu:

a. luas (≥ 2 ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟) b. sedang (1-2 hektar) c. sempit (0,5 hektar)

d. golongan buruh tani tidak bertanah

Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya alih konversi lahan baik untuk kepentingan individu maupun untuk kepentingan kelompok bahkan untuk kepentingan masyarakat. Pasandaran, (2006), menjelaskan paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya konversi lahan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang merupakan determinan konversi lahan sawah, yaitu (1) kelangkaan sumberdaya lahan dan air, (2) dinamika pembangunan dan (3) peningkatan jumlah penduduk. Sihaloho, (2007) menjelaskan mengenai faktor-

(39)

24

faktor penyebab konversi lahan di Kelurahan Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat sebagai berikut :

a. Faktor pertambahan penduduk yang begitu cepat berimplikasi kepada permintaan terhadap lahan pemukiman yang semakin meningkat dari tahun ketahun.

b. Faktor ekonomi yang identik dengan masalah kemiskinan. Masyarakat pedesaan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya melalui hasil penjualan kegiatan pertanian yang umumnya rendah, berusaha mencari bentuk usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk mendapatkan modal dalam memuluai usahanya, petani pada umumnya menjual tanah yang dimilikinya. Masyarakat pedesaan beranggapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari penjualan lahan pertanian untuk kegiatan industri dibandingkan harga jual untuk kepentingan persawahan. Disisi lain pengerjaan lahan pertanian memerlukan biaya tinggi. Sehingga petani lebih memilih sebagian tanah pertaniannya untuk dijual untuk kegiatan non-pertanian.

c. faktor luar, yaitu pengaruh warga dari desa-kelurahan perbatasan yang telah lebih dahulu menjual tanah mereka kepada pihak Perseroan Terbatas (PT).

d. Adanya penanaman modal pihak swasta dengan membeli lahan-lahan produktif milik warga.

e. Proses pengalihan pemilik lahan dari warga kebeberapa perseroan terbatas dan beberapa orang yang menguasai lahan dalam luasan yang lebih dari 10 hektar dan,

(40)

f. Intervensi pemerintahan melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Berdasarkan RTRW tahun 2005, seluas 269,42 hektar lahan kelurahan Mulyaharja dialokasikan untuk pemukiman atau perumahan real estate.

Alih fungsi tanah atau lahan semakin banyak disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar faktor utama yang menyebabkan terjadinya alih fungsi tanah atau lahan digolongkan menjadi 3 yaitu :

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal atau faktor dari luar merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan perkotaan. Demografi maupun ekonomi.

2. Faktor internal

Faktor dari dalam, faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi rumah tangga pertanian pengguna tanah atau lahan.

Karakteristik petani yang mencakup umur, tinggkat pendidikan , jumlah tanggungan keluarga, luas tanah yang dimiliki dan tingkat ketergantungan terhadap tanah atau lahan. Selain itu, semakin meningkatnya biaya operasional dalam tanah atau lahan pertanian juga menyebabkan para petani mengalami kerugian, sehingga mereka lebih memilih untuk beralih profesi atau menjual tanah atau lahan pertaniannya..

3. Faktor kebijakan

Fakor kebijakan berkaitan dengan aspek peraturan (regulasi) yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi tanah pertanian. Kelemahan pada aspek regulasi itu sendiri terutama terkait dengan masalah kekuatan hukum, sanksi

(41)

26

pelanggaran dan akurasi objek tanah yang dikonversi. Selain itu, kurangnya aksi nyata (hanya wacana semata) dan tidak jelasnya langkah pemerintah dalam meminimalisis alih fungsi lahan menjadi semakin banyak dan marak tanah yang terkonversi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Nama (tahun) Judul Hasil

Tri Utami (2020)

Analis is Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Kinerja Penyuluhan Pertanian Lapangan Di Desa Lagan Ulu

Kecamatan Geragai

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Petani padi sawah desa lagan ulu akan puas , jika program dan perenanaan sesuai dengan kebutuhan petani. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada 1dari 20 atribut yang kinerja penyuluh masih belum optimal atau kurang memuaskan petani yaitu atribut q16 pelayanan atau menyelesaikan permasalahan secara tuntas dan ada 1 atribut lainnya yang dianggap terlalu berlebihan dikerjakan yaitu atribut q7 memberikan informasi teknologi baru karena selama ini masih banyak teknologi yang tidak bisa digunakan dan diberikan padahal petani membutuhkan teknologi yang benar-benar bisa dioperasikan untuk mempermudah pekerjaan petani disawah sehingga petani belum masuk kategori sangat puas terhadap kinerja penyuluh.

Shella Nadyah (2019)

Analisis Kepuasan Petani Padi Sawah Terhadap Kinerja PPL Di Kecamatan Sekernan

Berdasarkan analisis IPA, diketahui secara umum bahwa petani dikecamatan

(42)

Kabupaten Muara Jambi. Sekerman Kabupaten Muaro Jambi berada dikategorikan sedang pada kinerja yang telah diberikan oleh PPL dan karena itu seharusnya pihak PPL mampu meningkat kualitas kinerjanya pada indikator-indikator yang terapkan tersebut dan mempertahankan kinerja yang telah dilaksanakan dengan baik. Atribut-atribut yang dianggap penting oleh petani akan tetapi kinerja nya masih dianggap rendah terdapat pada kuadrat 1 dan sebaiknya ditingkatka lagi kinerjanya agar dapat memenuhi kebutuhan petani dan petani akan merasa puas dan atribut- atribut kinerjanya PPL dianggap rendah lainnya akan tetapi dianggap kurang penting bagi petani terdapat di kuadrat III.

Berkat Dan Revi Sunaryati (2015)

Analisis Kepuasan Petani

Terhadap Kegiatan

Penyuluhan Pertanian Dikelurahan Kelampangan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan petani dalam kegiatan penyuluhan di kelurahan kelampangan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan petani. Hasil dalam penelitian kegiatanpenyuluhan ini memberikan kepuasan yang tinggi bagi para petani dikelurahan kelampangan dan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian dengan dimensi, 1) keberwujudan, 2) kendala, 3) daya tanggap, 4) jaminan dan kepastian, 5)

(43)

28

kepedulian, mempunyai hubungan positif dengan kepuasan petani di Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya.

Risna Diani (2016)

Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Dikabupaten Sidoarjo

Dalam hasil penelitian ini akibatnya apabila alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang tidak memnuhi syarat yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu nantinya akan berdampak pada iklim dikabupaten Sidoarjo menjadi tidak bagus, tanah pertanian semakin lama akan berkurang. Pihak yang melanggar syarat-syarat dalam prubahan status tanah atau alih fungsi lahan yang ditetapkan akan dikenai sanksi pada Undang-Undang No 41 Tahun 2009 dan perda No 6 Tahun 2009 dan pada pelaksana alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah pertanian dinas pertanian dan dinas teknis laiinya yang berperan penting dalam proses perubahan status tanah belum berfungsi sebagai mana mestinya.

2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini disusun untuk menggambarkan konsep evaluasi kepuasan petani dimana petani yang beralih fungsi lahan pertanian menjadi budidaya kolam ikan air tawar. Dalam permasalahan alih fungsi lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam saat ini karena hasil atau faktor

(44)

produksi sangat penting karena menentukan kesejahteraan hidup penduduk, tanah atau lahan pemilikinya bagi masyarakat pada umumnya, terutama masyarakat pedesaan merupakan faktor yang penting bagi perkembangan sosial, ekonomi dan politik.

Dalam hal ini petani yang beralih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam sebaiknya harus mengetahui terlebih dahulu apa yang diharapkan dan apa yang dibutuhkan petani karena kebutuhan dan harapan setian petani yang mengalih fungsi lahan akan berbeda-beda. Hal ini dilakukan agar upaya terpenuhnya keadaan yang dimana kebutuhan kan keiinginan mereka dapat terpenuh sehingga mereka akan merasa puas dengan apa yang telah petani tersebut beralih fungsi lahan. Baik itu dalam faktor eksternal maupun internal yang membuat petani tersebut beralih fungsi lahan mereka yang dimana menurut mereka lebih menguntungan produksi yang dihasilkan dari budidaya kolam ikan ikan air tawar ini.

Kepuasan petani adalah suatu perbandingan antara suatu harapan, keiingina, dan kebutuhan petani seperti terpenuhnya suatu keinginan petani tentang alih fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan yang menurut petani lebih menguntungkan, kepuasan petani dapat diperoleh dari membandingkan persepsi atau kesan petani terhadap hasil yang diperoleh dan harapannya. Maka dari itu kepuasan suatu petani dapat dilihat dari hasil atau produktifitas yang mereka hasilkan memuaskan atau sudah mencapai keiinginankan yang di inginkan petani.

(45)

30

Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian adalah kepuasan suatu petani yang melakukan pengalihan lahan dan petani padi sawah. Acuan utama dari tingkat kepuasan petani adalah kebutuhan atau harapan petani terhadap alih fungsi lahan ini petani yang puas dengan harapan yang dicapai dapat memberikan kepuasan pada petani.

(46)

Berdasarkan uraian tersebut maka, secara sederhana alur penelitian tentang Hubungan kepuasan petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan air tawar di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran

Kepuasan Petani Padi Sawah Beralih Fungsi Lahan Menjadi Budidaya Kolam Ikan Air

Awar Didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari

Indikator Kepuasan (Wilkie 1994):

1. Harapan (Expectations) 2. Kinerja (Performance) 3. Perbandingan (Comparison) 4. Pengalaman (Experience)

Alih fungsi :

Luasan lahan padi sawah yang dialihkan fungsi

menjadi budidaya kolam ikan air tawar

Tinggi Rendah Luas Sempit

Chi-Square

(47)

32

2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran yang akan diuji maka dirumuskanlah hipotesis sebagai berikut yang diduga terdapat hubungan yang nyata antara kepuasan petani terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung,Kabupaten Batanghari.

(48)

33

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan didesa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung kabupaten Batanghari. Pemilihan lokasi penelitian dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa didesa tersebut yang terbanyak petani yang beralih fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan air tawar. Petani yang menjadi salah satu objek yang akan mengalihkan fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso sebagaimana yang sudah jelaskan untuk menganalisi tingkat kepuasannya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pada Agustus sampai September tahun 2022.

Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :

1) Identitas petani sampel yang meliputi nama, umur, pendidikan, luasan lahan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berusahatani.

2) Data kepuasan petani 3) Data alih fungsi lahan

4) Data mengenai kepuasan petani terhadap alih fungsi usahatani kolam ikan 5) Data lain yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penelitian ini

3.2 Sumber Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data perimer merupakan data yang didapat melalui sumber pertama baik itu dari

(49)

34

individu ataupun perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2003).

Teknik kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi Responden . responden diminta memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban atas semua pertanyaan yang diamati.

3.3 Metode Penarikan Sampel

Pemilihan populasi dalam penelitian ini merupakan petani padi sawah yang beralih fungsi lahannya menjadi budidaya kolam ikan air tawar didesa Lubuk Ruso ini sebagai sampel penelitian dengan sengaja (purposive). Sampel yang akan diteliti ini adalah petani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah.

Selanjutnya petani sampel harus tergabung dalam kelompok tani. Metode pengambilan sampel bisa juga menggunakan dua metode yang berbeda yaitu, metode pusposive sampling (sengaja) ataupun metode sensus yaitu cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu.

Perwakilan sampel pertama diambil menggunakan metode purposive yakni ketua kelompok tani atau yang sudah melakukan alih fungsi lahan. Pemilihan ketua kelompoktani dengan pertimbangan. Bahwa ketua kelompok tani memiliki informasi yang lebih banyak mengenai petai yang beralih fungsi menjadi budidaya kolam ikan serta dapat memberikan informasi pendukung lainnya yang lebih jelas untuk penelitian ini.

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane dalam Riduwan (2009), yaitu dengan ketentuan apabila sampel lebih dari 100 orang, maka presisi pengambilan sampel

(50)

yang digunakan sebesar 10%-15% dan 20%-25%. Pada penelitian ini jumlah petani lebih dari 100 orang, maka presisi pengambilan sampel yang digunakan sebesar 10% dengan rumus sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

𝑛𝑑2+ 1 Dimana :

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi d2= tingkat presisi

Tabel 7. Rincian Jumlah Petani Yang Melakukan Alih Fungsi Lahan Dari Padi Sawah Beralih Fungsi Budidaya Kolam Ikan Air Tawar Didesa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari 2016-2022

No

Nama kelompok tani yang beralih fungsi lahan pada 2016-sekarang

Jumlah petani padi sawah

Jumlah sampel

1 Mas hijau I 0 8

2 Mas hijau II 0 12

3 Suka tani I 8 18

4 Suka tani II 24 17

Jumlah 32 55

Sumber profil gapoktan”jaya bersama”

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini mengunakan metode analisis kuantitatif, kemudian dilakukan dengan langkah pengelolahan dan analisis data. Analisis ini bertujuan untuk menganalisis tingkat tinggi atau rendahnya kepuasan petani padi sawah terhadap

Referensi

Dokumen terkait

As shown in following screenshot, the node displays all the available passes, render layers and scenes present in the current rendered file.. Multiple Render Layers nodes can

Cinta adalah sesuatu yang amat indah Tiada yagn lebih indah daripada cinta Tanpa cinta tidak ada kasih sayang Tanpa cinta tiada ketulusan hati. Oi saat kita

20000000 bcm/yr Production Working hours 6000 hrs/yr Support unit working hours 3000 hrs/yr.

Jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga berbeda karena data yang diambil oleh peneliti adalah data pasien yang memenuhi kriteria inklusi selama periode 1 Januari 2009 –

Menariknya, bila dibandingkan dengan catatan penjualan perseroan pada periode semester 1/2017, pendapatan RIMO pada kuartal 3/2017 sejatinya hanya Rp5.43 miliar.. Di

Oleh karena itu perusahaan harus memotivasi karyawan untuk berpartisipasi dalam proses manajemen pengetahuan yaitu salah satu cara yang diterapkan adalah dengan

a. Pernyataan tidak puas secara tertulis; d. Pembebasan dari jabatan.. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Putra Widanis, S.STP, M.Si. selaku kepala Bidang Pembinaan

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by