• Tidak ada hasil yang ditemukan

lampiran laporan akhir ITMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "lampiran laporan akhir ITMP"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA INDUK

PENGEMBANGAN e-Development

PEMERINTAH Kabupaten Malang

2013 – 2017

KERJASAMA

PEMERINTAH Kabupaten Malang

DAN BALAI IPTEKnet – BPPT

BALAI JARINGAN INFORMASI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI ENERGI DAN MATERIAL

(2)

2012

Daftar Halaman

TERMINOLOGI...6

BAB I : PENDAHULUAN...8

1.1. Latar Belakang...8

1.2. Tujuan...10

1.3. Ruang Lingkup...10

1.4. Legalitas...11

1.5. Sekilas Tentang Kabupaten Malang...12

1.6. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten...13

BAB II KONDISI TERKINI PENGEMBANGAN TI...19

2.1. Suprastruktur...19

2.2. Infostruktur...22

2.3. Infrastruktur...23

2.4. Keluhan, Harapan dan Peran TI...27

BAB III : PENGETAHUAN TERKINI...30

3.1. Peran TI di Organisasi...30

3.2. Tatakelola TI...32

3.3. e-Development...32

3.4. Komputasi Awan...34

(3)

BAB IV : ANALISA ... 40

4.1. Analisa SWOT...40

4.2. Analisa Resiko...41

BAB V : KEBIJAKAN STRATEGIS ...44

5.1. Konsep Pengembangan...44

5.2. Visi, Misi, Value dan Peran TI...46

5.4. Pemetaan Peran e-Development terhadap RJPP Pemkab...47

BAB VI. PERENCANAAN PENGEMBANGAN...50

6.1. Suprastruktur...50

6.2. Infrastruktur...56

6.3. Infostruktur...64

6.4. Rencana Tindak Penguatan Sistem Inovasi Daerah berbasis e-Development...69

(4)

TERMINOLOGI

1. Analisis Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) : Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan(Weaknesses), peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) dalam perumusanstrategi suatu organisasi berdasarkan kondisi lingkungan internal maupun lingkunganeksternal yang terdapat pada organisasi saat ini.

2. Strategi Strengths-Opportunities : Alternatif strategi yang diterapkan untuk menggunakan kekuatan dalam meraih peluang yang tersedia

3. Strategi Strengths-Threats : Alternatif strategi yang diterapkan untuk menggunakan kekuatan dalam mengatasi ancaman

4. Strategi Weaknessess-Opportunities : Alternatif strategi yang diterapkan untuk mengeliminasi kelemahan dalam meraih peluang yang tersedia

5. Strategi Weaknessess-Threats : Alternatif strategi yang diterapkan untuk mengeliminasi kelemahan dalam mengatasi ancaman.

6. Firewall : Perangkat keras atau lunak yang berfungsi sebagai penyaring paket data yang masuk dari jaringan internet.

7. Host : Komputer / client yang terkoneksi dalam suatu jaringan komputer

8. Internet : sistem jaringan computer global yang saling terhubung satu sama lain yangmelakukan pertukaran data dan informasi menggunakan standar tertentu (TCP/IP).

9. Local Area Network (LAN) : Jaringan komputer yang mencakup suatu area geografis kecil seperti rumah, kantor atau gedung.

10. MAN : Megapolitan Area Network : Jaringan backbone yang mencakup suatu area geografis sangat luas dalam satu wilayah seperti Kabupaten, Kabupaten dll.

11. Wide Area Network (WAN): Jaringan backbone dan komunikasi data yang menghubungkan koneksi antar wilayah yang lebih luas daripada MAN

12. Router : Perangkat jaringan komputer yang berfungsi melakukan routing informasi.

(5)

manusia

14. Switch : Perangkat jaringan komputer yang berfungsi untuk meneruskan paket data kealamat (komputer) yang dituju pada suatu jaringan komputer

15. TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi, istilah lain dari Information andcommunication technology (ICT), SI/TI.

(6)

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah daerah yang modern kini mulai menyadari, bahwa salah satu faktor sukses untuk keberhasilan dan keberlangsungan layanan masyarakat dan sistem perkantorannya, adalah manajemen yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan dan mendayagunakan teknologi informasi sebagai motor penggerak proses bisnis pemerintahan dan bahkan mampu berperan serta dalam proses pengambilan keputusan (Decision Support Information System).

Fenomena tersebut mewarnai perubahan pola tatakelola organisasi, sebagai akibat dari pesatnya perkembangan teknologi informasi, yang menuntut pemkab untuk mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepedulian dan kesadaran suatu organisasi terhadap peranan Teknologi Informasi dalam mengelola dan menyajikan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu, akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pemkab sebagai Public Services.

2. Meningkatnya kerentanan dan meluasnya ancaman terhadap tata laksana operasi teknologi informasi, seperti ancaman keamanan jaringan komputer dan penyalahgunaan informasi strategis, perlu mendapat perhatian yang serius dalam proses pengembangan teknologi informasi.

3. Skala dan biaya investasi pengelolaan informasi dan sistem informasi yang relatif besar maka perlu diperhitungkan dengan cermat untuk menghindari salah langkah dan kemubadziran.

(7)

Strategis Pengembangan Teknologi Informasi (Master Plan) yang tepat-guna dan aman (secure), baik dari sisi Gelaran Aplikasi (Application), gelaran Jaringan (Network), gelaran Komunikasi (WAN), perangkat kerja users (Server, router, terminal, printer, scanner dll) maupun Sumberdaya Manusianya agar sejalan dengan tujuan pembangunan Kabupaten.

Mengingat pentingnya fungsi pengelolaan data dan informasi ini, terutama untuk mendukung proses bisnis di instansi pemerintah maka selayaknya masalah pengelolaan data dan informasi ini sama pentingnya dengan pengelolaan sumberdaya lainnya, seperti halnya sumberdaya manusia, keuangan, waktu dan yang lainnya. Sistem informasi kini telah menjadi kerangka dasar bagi semua aktifitas pemerintahan dan memungkinkan bagi fungsi manajerial dalam melakukan upaya pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara lebih efisien dan efektif.

Menyadari akan pentingnya peranan sistem informasi dalam sistem pemerintahan ini, dan didorong dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam era milenium ini, perencanaan yang baik sangat diperlukan dalam pemilihan teknologi ataupun implementasi teknologi informasi dalam pemerintahan. Tanpa perencanaan yang baik seringkali penerapan teknologi informasi akan terjebak menjadi penyelesaian yang tidak optimal dengan investasi yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Perencanaan pengembangan TI harus sejalan atau bahkan kedepan bisa menjadi penggerak utama pembangunan Kabupaten yang menyeluruh disemua aspeknya yang terdiri dari pengembangan layanan pemerintah, pengembangan ekonomi, politik, agama, budaya serta kenyamanan dan keamanan bertempat tinggal didalamnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Malang perlu memnyusun perencanaan induk pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sejalan dengan pebangunan Kabupaten secara komprehensif yang selanjutnya disebut dengan IT Masterplan dalam kerangka e-Development untuk pengelolaan manajemen di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Malang.

Diharapkan dokumen ini akan dapat menjadi acuan ataupun bahan pertimbangan terutama bagi pengambil keputusan di jajaran Pemerintahan Kabupaten Malang dalam melakukan investasi ataupun pemilihan teknologi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi secara internal. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan juga perkembangan

(8)

1.2. Tujuan

 IT Master Plan Pemerintah Kabupaten Malang, merupakan perencanaan strategis dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi yang bersifat menyeluruh, terpadu serta terkoordinasi yang secara dinamis dan realistis memperhitungkan serta mengkaitkan aspek-aspek manajemen kelembagaan, hukum dan perundang-undangan, perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia, jaringan komunikasi data, dan dan lain-lain.

 IT Master Plan Pemerintah Kabupaten Malang dapat digunakan sebagai arahan kebijakan dan strategi yang dapat menjadi pedoman umum dalam rangka menyusun perencanaan serta pelaksanaan terkait dengan pengembangan e-Development sehingga lebih sistematis, terarah, berkesinambungan dalam kerangka mendukung tugas fungsi Pemerintah Kabupaten Malang kearah efektifitas pelayanan publik serta pelayanan antar instansi pemerintah

 Terwujudnya sistem informasi manajemen yang terpadu di lingkup Pemerintah Kabupaten Malang. Terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian e-Development serta terselenggaranya pemakaian sumberdaya secara efektif dan efisien.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup IT Master Plan Pemerintah Kabupaten Malang ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:

 Pendefinisian arahan strategis dan kerangka kebijakan penggunaan teknologi informasi di pemkab Malang yang akan memicu perencanaan investasi dan dukungan teknologi informasi untuk proses manajemen pemerintahan.

◦ Mengembangkan arahan strategis teknologi informasi yang menjelaskan kontribusi

teknologi informasi terhadap visi dan misi pemkab Malang.

◦ Mengembangkan kerangka kebijakan manajemen untuk penentuan kebijakan,

penentuan prioritas, dan alokasi sumberdaya untuk penerapan teknologi informasi.

 Perencanaan infrastruktur teknologi dan sistem informasi yang dibutuhkan

(9)

memungkinkan penerapan teknologi informasi dalam menunjang manajemen pemerintahan pemkab Malang.

◦ Merekomendasikan portofolio sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemkab

Malang.

 Menyajikan Rencana Transisi yang menjelaskan bagaimana perubahan akan dilakukan

◦ Menjelaskan langkah-langkah untuk menyelaraskan aktivitas teknologi informasi,

investasi dan jasa sesuai dengan rencana strategis pemkab Malang.

◦ Merekomendasikan usulan skala prioritas untuk penanganan proyek-proyek teknologi

informasi.

 Merekomendasikan manajemen penerapan teknologi informasi yang tersentral.

1.4. Legalitas

 PBB, WSIS I (World Summit onInformation Society), Jenewa 10-12 Desember 2003, MDGs (Millennium Development Goals). Diharapkan pada 2015, desa-desa, perguruan tinggi, akademi, SD dan SMP, perpustakaan, pusat kebudayaan, museum, kantor pos, arsip, pusat kesehatan, rumah sakit, telah terhubung dengan TIK

 UU No. 11 th. 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

 UU No. 32 Th. 2004, tentang Pemerintahan Daerah.

 UU No. 19 Th. 2002 tentang HaKI.

 UU No. 25 Th. 1999, tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

 UU No. 14 Th. 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik  UU No. 23 Th. 2006 tentang Administrasi Kependudukan

 UU No. 32 Th. 2004 tentang Pemerintah daerah

 PP No. 84 Th. 2000, tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

(10)

 Keppres No. 20 Th. 2006, tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional

 Keppres No. 9 Th. 2003, tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.

 Inpres No. 3 Th. 2003, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Goverment

 Inpres No. 6 Th. 2001, tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika.

 Inpres nomor 3 Th. 2001 tentang penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna  Kepmen kemendagri No. 45 Th. 1992, tentang Pokok-pokok Kebijaksanaan Sistem

Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (SIMDAGRI).

 Kepmen kemenpan No. 13 th. 2003 tentang Pedoman Umum Perkantoran Elektronis Lingkup Intranet di Lingkungan Instansi Pemerintah.

 Permen Kemenkominfo No. 41 th 2007 tentang panduan umum tata kelola teknologi informasi dan komunikasi nasional.

 Perda / perbub terkait pengelolaan teknologi informasi di Kabupaten Malang diantaranya Raperbup Penyelenggaraan e-Government (Inpres 3/2003)

1.5. Sekilas Tentang Kabupaten

Malang

 Luas Wilayah = 3.534,86 km2 atau 353.486 ha.

 Jumlah Penduduk tahun 2010 versi Dispenduk Capil = 2.725.191 jiwa; Versi BPS = 2.446.218 jiwa (2010)

 Jumlah Kecamatan = 33

 Jumlah Desa = 378

 Jumlah Kelurahan = 12

(11)

Th. 2010 = 6,77%

 PDRB ADHB (2010)= Rp. 31.573.866 juta

 Pendapatan perkapita (2010) = Rp.

13.720.000,- APBD Tahun 2010 = Rp.

1.823.019.307.886,-1.6. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten

Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB

Mandiri : yang dimaknai dengan pertama: kemandirian pengelolaan daerah berupa kebijakan Pemerintah Daerah yang mengutamakan kemampuan daerah dalam rangka mengelola potensi sumber daya alam dan buatan yang didukung oleh kemampuan sumber daya manusia, energi, infrastruktur dan pelayanan publik. Kedua: kemandirian masyarakat berupa sikap dan kondisi masyarakat yang memiliki semangat entrepreneurship untuk semakin mampu memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Inti dari pengertian kemandirian adalah semakin berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan semangat entrepreneurship di kalangan masyarakat luas.

Agamis : yang dimaknai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang diharapkan berdampak terhadap keamanan, ketertiban dan produktivitas tinggi

Demokratis; yang dimaknai dengan kondisi penyelenggaraan pemerintahan yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan; sedangkan dari sisi masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan falsafah Negara Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana, dan melaksanakan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat.

Produktif; yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas kinerja masyarakat sebagai pilar utama peningkatan perekonomian daerah.

(12)

pembangunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya indeks pembangunan manusia.

Aman : yang dimaknai dengan semakin meningkatnya keamanan masyarakat dan terlaksananya penegakan hukum yang berkeadilan tanpa memandang kedudukan, pangkat, jabatan seseorang serta terciptanya penghormatan pada hak-hak asasi manusia.

Tertib : yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap berbagai peraturan hukum yang berlaku

Berdaya Saing : yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas produk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk bersaing di pasar lokal maupun nasional serta semakin meningkatnya daya saing daerah dalam rangka menarik minat investor.

Misi :

1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan budaya.

2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis

3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM

4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai

5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur

6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing

7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.

8. Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.

Adapun tujuan pembangunan yang dilaksanakan adalah:

1. Membentuk masyarakat yang berakhlaq mulia dan berkesholehan sosial serta menjunjung tinggi nilai nilai agama dan budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan etika pembangunan.

(13)

3. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta memenuhi hak hak asasi masyarakat.

4. Membentuk lingkungan masyarakat yang saling melindungi dan mengayomi serta aparat keamanan yang mampu mencegah tindak kejahatan dan menuntaskan tindak kriminalitas melalui penegak an hukum secara adil.

5. Menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.

6. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja.

7. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan terutama melalui pengembangan agro ndustri, pariwisata dan ekonomi perdesaan.

8. Mewujudkan keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup.

Dalam perspektif promosi daerah guna meningkatkan daya tarik, daya saing dan daya tahan, maka melalui RPJMD ini dicanangkan Kabupaten Malang sebagai “BUMI AGROWISATA” yang terkemuka di Jawa Timur dengan icon andalan:

1. AGRO pertanian dalam arti luas meliputi komoditas beras jagung, sayur mayur, gula, daging, susu dan ikan; dengan Agropolitan Poncokusumo dan Minapolitan Wajak dan Sendang Biru sebagai pusat pengembangan.

2. WISATA dengan paket paket unggulan wisata khas Malang an yaitu paket Singosari, paket Kawasan Menuju Bromo, paket Gunung Kawi, paket Pantai Malang Selatan dan paket Kanjuruhan (dalam rangka hari jadi Kabupaten Malang) serta Taman Wisata Air Wendit yang akan mendo rong sektor industri pangan dan kerajinan, perdagangan dan investasi.

Sedangkan agenda pembangunannya adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat yg agamis dan berbudaya. Suatu kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai nilai agama dalam kehidupan sehari hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia yang berdampak terhadap kemanan, ketertiban dan produktivitas tinggi.

(14)

penyelenggaraan pemerintahan yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan, sedangkan dari sisi masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan falsafah Negara Pancasila, yang ditandai dengan perilaku bijaksana dan melaksanakan prinsip prinsip musyawarah untuk mufakat.

3. Mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing. Suatu kondisi pemerintahan dan masyarakat yang semakin mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan kemampuan sendiri dan berdaya saing tinggi yang ditandai dengan semakin berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan sema ngat enterpreneurship dikala ngan masyarakat luas.

4. Mewujudkan masyarakat yg sejahtera. Masyarakat yang semakin meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan adanya jaminan masa depan yang lebih baik.

Untuk mencapai hal hal tersebut, maka pembangunan di prioritaskan dan difokuskan pada:

1. Pelayanan Kesehatan yang terjangkau, terutama penyediaan pelayanan bagi masyarakat miskin dan dusun dusun terpencil.

2. Pendidikan Murah dan Berkualitas, terutama pendidikan bagi warga miskin dan dusun dusun terpencil.

3. Penyediaan Infrastruktur yg Memadai, terutama pembangunan baru dan pemantapan jalan / jembatan untuk mendukung aktivitas perekonomian pariwisata dan dusun dusun terpencil.

4. Perluasan Kesempatan Kerja dengan mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi besar, peningkatan ketrampilan kerja dan pengembang an semangat interpreneurship bagi angkatan kerja.

5. Peningkatan Produksi dan Ketahanan Pangan dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan pangan masyarakat.

(15)

7. Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Jaminan Sosial Bagi Masyarakat Miskin terutama ke cukupan energi, air bersih dan kesehatan lingkungan terutama didusun terpencil dan sentra kemiskinan.

Arah Kebijakan Umum dari pada RPJMD Tahun 2011-2015 adalah:

1. Mendorong maju dan berkembangnya lembaga agama, lembaga pendidikan keagamaan dan sosial budaya dengan mengajak serta tokoh agama dan budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat.

2. Memperkuat kelembagaan, tugas pokok, fungsi dan norma standar pelayanan SKPD, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan melengkapi sarana dan prasarana kerja, meningkatkan diklat aparatur, memberikan penghargaan dan sangsi kepada pejabat dan pegawai secara konsisten

3. Membangun sistim informasi dan komunikasi publik, sosialisasi dan diseminasi produk hukum serta kunjungan ke desa dan dusun terpencil dalam rangka dialog pembangunan.

4. Mendorong terwujudnya pengamanan swakarsa menggalakkan kembali pos keamanan lingkungan dan kerja sama dengan aparat membangun sistim keamanan dan ketertiban masyarakat terpadu dan komprehensif dengan mengajak tokoh agama, sosial, budaya dan tokoh masyarakat.

5. Membangun dan memelihara infrastruktur perhubungan kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/pemukiman, energi dengan memprioritas kan kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan.

6. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan, mengembangkan sekolah kejuruan yang mampu menghasilkan SDM yang memiliki daya saing tinggi, mengembangkan puskesmas sebagai pusat informasi masyarakat sehat, sekolah dan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin.

7. Memacu pertumbuhan sektor andalan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta mendorong pertumbuh an sektor potensi seperti pariwisata, pertambangan dan jasa kontruksi/bangunan dengan mengarus-utamakan peran usaha mikro kecil, menengah dan koperasi serta pengentasan kemiskinan.

(16)

rawan pencemaran, penghutanan / penghijauan lahan kritis dan pembuatan mitigasi bencana untuk antisipasi dini.

Sebagai indikator kinerja daerah yang merupakan tujuan dari 8 misi, maka pada tahun 2015 terwujud kondisi masyarakat Kabupaten Malang yang semakin meningkat tingkat kemakmuran / kesejahteraannya sebagai impact akumulatif atau agregat dari capaian visi-misi pembangunan 2011-2015 yang ditandai dengan:

1. Menurunnya kuantitas dan kualitas bahkan tidak terjadinya kasus SARA.

2. Semakin meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan pemerintah.

3. Semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

4. Semakin menurunnya kasus kriminal dan keamanan dan ketertiban.

5. Semakin meningkatnya ketersediaan kuantitas dan kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan / pemukiman.

6. Semakin meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG).

7. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, Inflasi, Pendapatan Perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.

(17)

BAB II KONDISI TERKINI PENGEMBANGAN TI

Dari hasil survey ke lapangan, ditemukan kondisi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Malang dalam konteks pengembangan e-Development sbb :

2.1. Suprastruktur

2.1.1. Organisasi

Pelaksana tugas bidang pengelolaan TIK yaitu:

Sesuai Perbup (No. 3 /2008) Bagian PDE (pejabat Eselon 3 ) terdiri atas 1 org. Kepala Bagian, dan 3 orang Kasubag (Pengelolaan Data, Pelayanan Data, dan Teknologi Informasi).

Struktur organisasinya :

Visi : Terselenggaranya e-Government dalam mewujudkan Kabupeten Malang yang Mandiri, Agamis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing

Misi :

(18)

2. Mewujudkan peran Teknologi Informasi dan komunikasi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pendidikan, kesehatan dan upaya pengentasan kemiskinan.

3. Meningkatkan penggunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menunjang sistem pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan.

Tuga Pokok :

1. Melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Daerah dalam penyusunan kebijakan pengelolaan data elektronik dan teknologi informasi, pengelolaan Teknologi Informasi meliputi infrastruktur, sistem dan teknologi informasi, pelayanan pengolahan data elektronik;

2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.

Fungsi Bagian Pengelola Data Elektronik adalah :

1. penyusunan rencana dan program di bidang pengelola data elektronik;

2. penyusunan dan analisis data serta penyiapan sistem aplikasi yang dibutuhkan;

3. pengendalian data dari data masukan sampai data keluaran;

4. pengendalian arus data masukkan dan keluaran, pengoperasian komputer, penyiapan data, penyediaan dan pengamanan perangkat keras/lunak komputer, serta pengamanan data sesuai klasifikasi;

5. pemberian bimbingan dan pelayanan serta pengendalian komputerisasi kepada unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah;

6. pelaksanaan kerja sama teknik dengan pihak luar yang berhubungan dengan pengelola data elektronik;

7. pengembangan dan pengadaan teknologi informasi yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan pengembangan sumber daya manusia;

8. pelaksanaan koordinasi dengan lembaga/instansi lain;

(19)

SKPD lain terkait pengembangan TI adalah Bagian Infokom pada Dinas Hubinfokom, Tupoksi dari bagian ini adalah terkait pada fungsi perijinan pembangunan telekomunikasi di Kabupaten Malang.

SKPD sebagai koordinator pengembangan e-Development :

Secara resmi kelembagaan, belum ada SKPD yang ditunjuk sebagai koordinator pengembangan Development, akan tetapi dengan mempelajari TUPOKSI yang sesuai komponen didalam e-Development, maka dapat disimpulkan bahwa koordinatornya adalah sbb:

 e-Leadership dan Infokom terpadu : Pusat Data Elektronik

 e-Government : Sekda dan Pusat Data Elektronik

 e-Bisnis : Balitbangda, Bapeda, Kantor Penanaman Modal dan Dinas UMKM

 e-society : Balitbangda, Bappeda, Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan

Chief Information Officer (CIO) adalah organisasi pengarah kebijakan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi sesuai Permen Kemenkominfo No. 41 th 2007 tentang panduan umum tata kelola teknologi informasi dan komunikasi nasional, saat ini di pemerintah Kabupaten Malang masih belum terbentuk, sehingga kebijakan teknologi informasinya masih dibebankan kepada satuan unit kerja yang kewenangannya tidak mampu menjangkau ke seluruh sistem yang ada di pemerintah Kabupaten.

2.1.2. SDM

Saat ini sudah 80% pegawai yang mampu menggunakan perangkat TIK. Tetapi dari 80% itu baru 20% yang memahami dan menguasai TIK yang didominasi oleh pegawai muda (Golongan III/a dan III/b). Para pengambil keputusan sudah melihat peran TI yang mampu menjadi motor penggerak tatakelola pemerintahan yang baik dan benar (e-governance).

(20)

2.1.3. Regulasi

2.1.3.1. Kebijakan

Kebijakan dalam bentuk SK Bupati adalah sebagai berikut :

 SK No : 180/150/KEP/421.013/2009 tentang petugas operator kecamatan

 SK No : 180/263/KEP/421.024/2009 tentang Nama Domain Situs Web resmi Pemkab. Malang

 SK No : 180/352/KEP/421.013/2009 tentang Tim Pembina dan Pengelola Telecenter Sakti Desa Wonomulyo Poncokusumo

 RanSK tentang Tim Pengelola Mobile Community Access Point (M-CAP) Pemkab. Malang

2.1.3.2. Standard Operasional Procedure (SOP)

Standar Operasional prosedure yang sudah dibuat dan dilaksanakan adalah :

 Penanganan Surat Warga

 Pemberian Informasi Umum Proses Penanganan Surat Masuk di Sekretariat Daerah

 Proses Updating Sub Domain Website SKPD

 Proses Updating Sub Domain Website Kecamatan

 Layanan Mobile Community Access Point (M-CAP)

2.2. Infostruktur

Pada dasarnya di setiap SKPD ada unit-unit pengelola TIK yang bertugas untuk mengelola sistem informasi yang ada di unit masing yang dibentuk berdasarkan kebutuhan SKPD masing-masing. Berikut kondisi aplikasi yang ada di pemkab Malang :

1. Adanya aplikasi Topdown baik dari propinsi maupun pusat

2. Adanya aplikasi yang dibangun sendiri oleh PDE dan SKPD lain

3. Adanya aplikasi untuk kebutuhan pengetikan dan proses penghitungan

(21)

5. Belum ada kebijakan platform pengembangannya

6. Belum ada aplikasi eksekutif digital dashboard

7. Belum ada kebijakan dan contoh integrasi data

8. Belum ada kebijakan pentahapan digitalisasi proses bisnis

9. Belum ada kebijakan repository aset informasi

10. Belum ada kebijakan tatakelola keamanan informasi

Adapun aplikasi yang telah dibuat oleh PDE diantaranya :

 SIM keluarga berencana

 SIM analisa jabatan (sim anjab)

 SIM perumahan

 SIM alur surat (mail track)

 SMS info berita skpd (sms gateway)

 SMS warga (singamas)

 SIM koperasi

 SIM rumah sakit kanjuruhan

Selain aplikasi yang dibangun PDE masih sangat banyak aplikasi yang dikembangkan sendiri oleh SKPD lain tanpa koordinasi dengan PDE sehingga tidak teregister untuk optimasi pemanfaatannya, sebagian aplikasi yang dibangun SKPD tersebut infrastrukturnya juga diselenggarakan sendiri oleh masing-masing kantor SKPD.

2.3. Infrastruktur

2.3.1. Datacenter
(22)

Malang dan ruangan tersebut dilengkapi 3 rack yang berisi beberapa server DMZ dan aplikasi yang dikelola PDE, UPS, AC, Alat Ukur Tegangan Listrik dan Alat Pemadam Kebakaran.

Peralatan dan fungsi yang ada di DC sekarang meliputi diantaranya:

1. Server : Server Web pemkab Malang, Server Mail pemkab Malang, Server Proxy pemkab Malang, Server VPN Over Internet, Server-server Aplikasi

2. UPS & Rack Server

3. CPE : Modem atau Router

4. Pemadam dan pendingin

5. NOC (network operasional center) tapi tidak ada SOC (Security Operations Center)

2.3.2. Jaringan

Backbone eksternal lingkungan kantor pemerintahan Kabupaten Malang menggunakan kabel utp CAT 5E dan gelombang radio dengan frekuensi 5,8 Ghz dan 2,4 Ghz yang menghubungkan SKPD di Kab. Malang. Sementara untuk backbone network lingkungan kantor pemerintahan Kabupaten Malang menggunakan kabel utp CAT 5E.

Untuk akses internet sendiri saat ini mempunyai dedicated bandwidth internasional 13 Mbps.

(23)
(24)
(25)

VPN Kanjuruhan

2.3.3. Terminal / end user

(26)

sebagian lagi menggunakan laptop. Sistem operasi yang digunakan saat ini sedang dilakukan migrasi dari sistem operasi yang menggunakan windows menjadi sistem operasi yang menggunakan open source linux. Adapun kebijakan penggunaan Operating system adalah berasaskan legal dan tidak harus opensource, tergantung kebutuhannya, akan tetapi untuk aplikasinya harus opensource, kecuali yang didapatkan dari topdown.

2.4. Keluhan, Harapan dan Peran TI

Pernyataan dari Bapak Bupati yang dikuatkan dengan pengarahan dari Bapak Sekda Kabupaten Malang bahwa seluruh sistem pemanfaatan Teknologi Informasi di semua SKPD harus terintegrasi untuk bisa menghasilkan sistem pelaporan yang komprehensif diantaranya : Monitoring keuangan daerah, perkembangan pengentasan kemiskinan dan progres report manajemen proyek pemerintah serta indikator perkembangan kemajuan pembangunan di Kabupaten Malang seperti yang tertuang dalam indikator capaian yang tercantum dalam RPJMD.

Dari hasil survey didapatkan keluhan berupa lambatnya akses internet. Masih banyaknya proses pekerjaan yang perlu digantikan perannya dengan aplikasi, bahkan ada beberapa SKPD yang tidak terlayanani sambungan internet karena menunggu kebijakan pemindahan kantor ke Kepanjen. Harapan para kepala Dinas adalah adanya sistem yang terintegrasi antar SKPD dengan pembangunannya bertahap hingga seluruh proses bisnis yang ada bisa di otomatisasikan. Terkait keinginan untuk tehubungnya SIAK dengan aplikasi lain, ternyata masih adanya hambatan pemahaman dari Dinas kependudukan bahwa berdasarkan UU tentang kependudukan itu bersifat rahasia sehingga tidak bisa berbagi data dengan SKPD lain, Disdukcapil merasa harus mengamankan kebijakan ini, padahal dengan UU tentang pemerintah daerah telah secara jelas disebutkan bahwa pimpinan daerah berhak dan bertanggung jawab atas semua data / informasi yang dikelola oleh pemerintah kabupaten termasuk diantaranya adalah data kependudukan.

(27)

dan hasil guna, pemanfaatan data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam sisiem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Sedangkan pada Pasal 153 : Perencanaan pembangunan Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa dalam rangka perencanaan pembangunan maka harus menggunakan semua data yang ada di daerah, sehingga semua wali data mempunyai kewajiban untuk bisa berbagi data dengan SKPD lain dalam rangka untuk menjalankan misi pembangunan daerah.

Berikut rangkuman harapan berbagai pihak untuk pengembangan TI di Pemkab Malang:

1. Masyarakat (pada umumnya) :

1. Layanan mudah, murah, cepat, ramah dan modern

2. Keterbukaan informasi publik

3. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan benar

2. Pimpinan Daerah

1. Kemudahan akses pada sistem pelaporan dan sistem pengambilan keputusan

2. Pengembangan TI yang efisien dan efektif

3. Layanan pemerintah yang prima

3. User - SKPD

1. Bekerja dengan mudah, efisien dan efektif

2. Transaksi data dan informasi yang mudah antar unit kerja

3. Peningkatan kesejahteraan karyawan

4. Penglola TI (Bagian PDE)

1. Ketaatan seluruh SOPD pada aturan yang telah ditetapkan

2. Sistem terintegrasi

(28)
(29)

BAB III : PENGETAHUAN TERKINI

3.1. Peran TI di Organisasi

Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam sebuah organisasi sangatlah penting, untuk menerapkan TI haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan TI mampu meningkatkan efisiensi sebuah organisasi, sehingga dalam penerapan TI dibutuhkan orang yang handal agar dapat berjalan dengan baik.

Tingkatan kesejajaran peran TI terhadap bisnis organisasi adalah sebagai berikut :

1. Support : TI merupakan pendukung bisnis organisasi dimana apabila terjadi masalah di TI maka proses bisnis organisasi tidak terganggu secara fatal. TI sebagai alat bantu dari kebijakan operasional organisasi

2. Enabler : TI sejalan dengan proses bisnis organisasi dimana apabila terjadi masalah di TI maka akan mengakibatkan lumpuhnya operasional organisasi. TI sebagai salah satu pilar penentu strategi organisasi

3. Driven : TI sudah menjadi motor penggerak organisasi dimana seluruh proses bisnis dan pengembangan inovasi organisasi telah dikendalikan menggunakan TI. TI sebagai tiang utama pengendalian organisasi

Peran teknologi informasi di dalam organisasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu:

1. Fungsi Operasional

Struktur organisasi akan menjadi lebih ramping setelah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai bagian pendukung dari organisasi.

2. Fungsi Monitoring and Control

(30)

aktivitas di level manajerial, mengikat di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit yang terkait dengannya harus dapat memiliki pengendali atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di organisasi terkait.

3. Fungsi Planning and Decision

Mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis organisasi dan merupakan sebuah knowledge generator bagi pimpinan organisasi yang dihadapkan pada realita untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang organisasi yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan organisasi karena fungsi strategis tersebut di atas.

4. Fungsi Communication

Secara prinsip termasuk ke dalam bagian pendukung infrastruktur dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu organisasi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.

5. Fungsi Interorganisational

(31)

3.2. Tatakelola TI

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola organisasi secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan organisasi. Penerapan tata kelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan organisasi. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobiT. Dalam dokumentasi resminya CobiT juga disertai dengan serangkaian pedoman seperti pedoman manajemen dan pedoman implementasi. Pedoman implementasi menyediakan serangkaian alat dan tahapan untuk mengimplementasikan tatakelola berdasarkan kerangka kerja CobiT yang meliputi elemen pengukuran kerja, daftar factor keberhasilan kritis dan pengukuran tingkat kematangan (maturity). Semua alat tersebut dirancang untuk mendukung keberhasilan implementasi tata kelola pada berbagai obyek pengendalian (control objective) di bidang TI.

3.3. e-Development

e-Development adalah upaya menjadikan pembangunan daerah agar lebih efektif, efisien dan memberdayakan, dengan keberadaan peran strategis pengembangan dan pendayagunaan TIK.

Kerangka Strategi e-Development sebagai :

 suatu kerangka kerja (framework) yang bersifat umum/generik tentang bagaimana strategi pengembangan dan pendayagunaan

TIK dalam siklus perencanaan, implementasi, pemantauan, evaluasi dan perbaikannya secara berkelanjutan agar menjadi bagian integral dari pembangunan daerah;

 bahwa pembangunan daerah perlu semakin mendayagunakan TIK dalam mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan daerah tersebut.

 Kerangka Strategi e-Development tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut.

(32)

1. e-Leadership yaitu :

1. semua sistem yang dibangun dengan teknologi informasi yang mampu memberikan layanan kepada pengambil keputusan

2. Semua kebijakan / regulasi pemerintah terkait tatakelola TI dan pemanfaatannya

3. Pengelolaan Sumber daya manusia sebagai pelaksana pengelolaan TI

4. Peran pimpinan daerah dalam pemanfaatan TI agar selaras dengan pembangunan Kabupaten secara keseluruhan

5. Bagaimana penempatan dan pengelolaan organisasi pengelola TI mampu memberikan layanan optimal bagi seluruh pengguna

baik di internal pemerintah Kabupaten maupun bagi masyarakat pengguna layanan pemerintah

2. e-Government yaitu :

1. Penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan

bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang akuntabel. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Customer (G2C), Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.

2. Semua sistem pemanfaatan TI yang digunakan oleh karyawan pemerintah Kabupaten untuk memberikan layanan terbaiknya bagi masyarakat.

3. E-Bisnis yaitu :

(33)

2. Dalam hal konektifitas antara bisnis to bisnis (B2B) tidak dibahas di e-bisnis dalam lingkup e-Development ini, ruang lingkup e-bisnis ini terdiri dari semua sistem pemanfaatan TI untuk mendukung pengembangan usaha masyarakat, pengembangan promosi dan inovasi masyarakat serta pengembangan jaringan informasi inovasi daerah. Sistem pemantauan ekonomi daerah.

4. E-Society adalah

1. Penerapan TI pemerintah daerah untuk memberikan layanan sosial kepada masyarakat pada sektor pendidikan, keagamaan, politik, kesehatan, budaya, pengaduan masyarakat, serta segala sesuatu terkait kenyamanan dan keamanan hidup di daerah.

2. Dalam hal konektifitas sosial antar warga diharapkan tumbuh sendiri melalui inovasi jejaring sosial di masyarakat tanpa perlu campur tangan pemerintah, disini peran pemerintah hanya memantau lalulintas informasi terkait keamanan negara dan keserasian hidup bermasyarakat.

5. Infokom terpadu adalah:

1. Pengadaan dan pengelolaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi tersentralisasi untuk seluruh layanan pemerintah Kabupaten dalam rangka memberikan layanan publik melalui teknologi informasi. Sentralisasi layanan ini dimaksud untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya TI yang optimal, karena sulit, rumit dan mahalnya penanganan infrastruktur TI ini yang selalu berkembang sangat cepat, sehingga dibutuhkan biaya dan sumber daya manusia yang memadai.

2. Pengelolaan infokom terpadu membutuhkan tatakelola yang sangat teliti dan berdisiplin tinggi untuk menjamin ketersediaan dan keamanan data yang dibutuhkan oleh pengguna layanan TI.

3.4. Komputasi Awan

Cloud Computing dapat dibayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila dibutuhkan listrik, kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.

(34)

menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.

Contoh nyata yang mudah dilihat, pada umumnya kita mempunyai alamat mail di Gmail, Yahoo dll, apakah kita perlu memiliki dan memelihara infrastrukturnya? Bahkan membayangkannyapun rasanya tidak perlu lagi, kita tinggal fokus pada bagaimana memanfaatkannya, bahkan saat ini sudah ada pengolah kata, spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi yang awan dan terintegrasi dengan Gmail dan Google Calendar, kedepan akan semakin banyak tersedia aplikasi lingkungan kantor di web tersebut, ada yang berbayar dan ada pula yang gratis, contohnya email dan office yang disediakan Google tersebut.

Selain Google saat ini di Indonesia sudah banyak bermunculan operator komputasi awan ini, BUMN oleh Telkom, Swasta oleh Biznet dan yang terbaru adalah CBNCloud sedangkan operator pemerintah oleh Balai IPTEKnet – BPPT. Layanan tersedia adalah Software as a services, Infrastructure as a services dan Platform As a Services. Semua operator akan menawarkan Menurut Budhi, CBNcloud instalasi yang instant dan aman. Ketika pelanggan membutuhkan daya komputasi, kapasitas storage maupun aplikasi software, hanya dalam beberapa menit layanannya sudah tersedia. Sifat fleksibilitas layanan tersebut memberi pengaruh ke efisiensi biaya. Penggunaan layanan cloud dapat menghemat biaya TIK, sebab menerapkan sistem pembayaran sesuai penggunaan atau pay as you grow. Berdasarkan referensi dari penggunaan layanan cloud

di Amerika Serikat sendiri, rata-rata biaya yang dapat ditekan lewat adopsi cloud berada dalam kisaran 38%. Layanan Virtual Private Data Center (VPDC) terdiri dari beberapa server yang disatukan dalam bentuk grid. VPDC cocok untuk korporat besar yang membutuhkan efisiensi biaya melalui layanan cloud tapi tidak mau infrastruktur TI nya dipakai bersama pengguna lain.

3.5. Sistem Inovasi Daerah

Inovasi merupakan faktor penting dalam mendukung perkembangan ekonomi serta dalam rangka pengembangan daya saing daerah. Terjadinya pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge base economic).

(35)

merupakan faktor yang semakin menentukan dalam kemajuan ekonomi. Dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi terdapat 3 fokus utama yang perlu diperhatikan yaitu penciptaan kegiatan ekonomi terintegrasi dan sinergis antar kawasan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional, serta mendorong penguatan sistem inovasi nasional menuju “innovation driven economic”.

Untuk melakukan perubahan pola pikir untuk peningkatan pembangunan daya saing dibutuhkan kolaborasi membangun networking antara pemerintah (pusat/daerah) dan investor dan inventor, kemudian melakukan evaluasi kerangka regulasi untuk mendorong kolaborasi bersama antar komponen, membuat kebijakan insentif (system maupun tarif) serta peningkatan jiwa kewirausahaan.

Pasal 27 UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. Inovasi tidak dapat berjalan secara parsial, dia harus merupakan kolaborasi antar aktor yang saling berinteraksi dalam suatu sistem atau sering disebut sebagai system inovasi yaitu suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktek baik/terbaik) serta proses pembelajaran (Taufik, 2005). Inti dari sistem inovasi adalah jaringan atau network.

Para aktor utama inovasi dapat dikelompokkan dalam 3 subsistem yang terdiri dari sub-sistem politik terdiri dari aktor pemerintah (legislatif, eksekutif dan yudikatif), sub-sistem pendidikan, penelitian dan pengembangan (inovation provider) yang dapat terdiri dari aktor pendidikan dan pelatihan profesi, pendidikan tinggi dan lembaga riset industri/swasta maupun riset pemerintah, sub-sistem industri terdiri dari perusahaan (besar, menengah, dan UMKM).

Memperhatikan pentingnya jejaring dalam sistem inovasi, maka dalam rangka pengembangan daya saing melalui sistem inovasi daerah diperlukan penumbuhkembangan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktek baik dan atau hasillitbang. Untuk dapat melakukan tujuan tersebut, diperlukan pemetaan jaringan inovasi sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi aktor-aktor jaringan, tingkat kapasitas dan perannya.

(36)

Proses penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) terdiri dari, prakarsa di level provinsi, implementasi di level Kabupaten / kota, dan pendalaman di provinsi dan Kabupaten/kota. Prakarsa terdiri dari pengembangan jejaring SIDa, melakunan analisis kematangan SIDa dengan metoda ANIS (Analysis of National Innovation System) penyusunan masterplan penguatan SIDa; Implementasi terdiri dari Penilaian Teknologi (Technology Need Assessment), Difusi dan diseminasi Iptek, Pengembangan Lembaga Pengelola dan Pengembangan Pengelola; Pendalaman terdiri dari Penguatan Kapasitas SDM, Pengembangan Infrastruktur Penunjang, Penguatan Riset Terapan dan Kolaborasi Riset, Pengembangan Pembiayaan Inovasi, Pengembangan Industri Penunjang.

Tahap awal perlu melakukan survei mengambil opini dari para aktor utama inovasi menggunakan metode ANIS yang merupakan salah satu alat untuk memotret kondisi awal dari sistem inovasi pada suatu wilayah. ANIS mempunyai 30 indikator dengan 150 faktor penentu. Selain itu terdapat komponen-komponen yang dipotret di antaranya, kelompok makro: tingkat kebijakan inovasi; kelompok meso: Tingkat dukungan kelembagaan inovasi dan program-program inovasi; dan kelompok mikro: kapasitas inovasi .Untuk mendapat potret yang tidak jauh menyimpang dari kondisi saat ini maka komponen yang terlibat sebagai responden harus mewakili berbagai kelompok: yaitu akademisi (peneliti, inventor); bisnis (industri) dan government (pemerintah).

Beberapa daerah telah mulai melakukan konsep SIDA ini diantaranya Kabupaten Pekalongan dengan membangun kluster industri batik dan klaster industri perikanan laut. Di Solo ada industri batik dan industri pariwisata, sedangkan di Kabupaten Malang sedang dibangun klaster industri kreatif teknologi informasi dan multimedia.

3.6. Chief Information Officer

Terbangunnya Peran Government Chief Information Officer (GCIO) di Indonesia dalam

mengimplemetasikan TIK di pemerintahan Kabupaten/Kota :

1. Penyusun Strategi TIK

(37)

2. Promotor Penyelarasan proses-proses bisnis/birokrasi

Pemanfaatan Tim secara total perlu pendekatan top-down agar keselarasan antara keduanya bisa tercapai. Penyelarasan TIK dengan system birokrasi (struktur, mekanisme kerja, tupoksi, dan lain sebagainya). GCIO pada posisi strategis (misalkan setingkat SEKDA, Asisten ataupun Kepala Dinas) dapat mengembangkan peran sebagai promotor dan inisiator bagi penyelarasan ini.

3. Promotor Manajemen Solusi TIK

Seorang GCIO harus dapat melihat bagaimana TIK memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Sebagai seorang promotor untuk solusi TIK, GCIO harus mampu mendefenisikan tujuan dan sasaran solusi yang nantinya bisa diimplementasikan baik dalam strategi pengembangan dan opraasionalnya, dan berbagai tahapan-tahapan yang harus dijalankan.

4. Penentu Kebuntuan TIK

GCIO diharapkan bisa memecahkan kebuntuan dan kebekuan yang ada dalam instansi pemerintah dalam perencanaan kebutuhan infrastruktru (perangkat keras, perangkat lunak, jaringan dan data) dengan memanfaatkan prinsip efesiensi dan efektifitas sehingga nantinya kebutuhan tersebut bisa lebih terukur dalam memperhitungkan alokasi dan pemakaian bersama di setiap lembaga, instansi yang ada dalam pemerintahan di daerah.

5. Perancang Anggaran TIK

Seorang GCIO juga harus dituntut mampu merancang kebutuhan dan anggaran TIK secara tepat guna.

6. Pengelola Operasional Sistem dan Teknologi Informasi

Pada tataran operasional, GCIO diperlukan untuk menjamin operasional system dan teknologi infromasi agar bisa berjalan dengan baik.

7. Penilai Kinerja TIK

(38)

memberitahu aspek-aspek apa saja yang perlu mendapatkan perhatian. GCIO harus dapat menjadi promotor maupun eksekutor dalam evaluasi kinerja TIK.

(39)

BAB IV : ANALISA

Untuk mengukur tingkat pemanfaatan pengembangan teknologi informasi serta membuat perencanaan yang baik diperlukan berbagai analisa dan evaluasi yang sering digunakan diantaranya :

4.1. Analisa SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

Suprastruktur : Tersedianya anggaran, SDM dan organisasi resmi pengelola TI (PDE) serta program kerja dan kegiatan yang didukung dengan komitmen, disiplin, kreasi dan inovasi team work seluruh personil.

Belum banyak memiliki perencanaan dan tatakelola yg resmi (Peraturan Daerah, Peraturan Bupati) yang mengatur pengembangan dan pemanfaatan TI

Belum memiliki tenaga khusus bidang analisis data dan program yang mendukung kebutuhan seluruh sistem informasi

Terbatasnya tenaga operasional teknis lapangan baik teknisi jaringan maupun aplikasi yang menjangkau seluruh sasaran layanan TI

Terbatasnya biaya operasional pengembangan dan perawatan sistem informasi

Terbatasnya kewenangan untuk mengatur seluruh sistem TI yang ada di pemerintah Kabupaten Malang

Belum adanya pemahaman tentang e-Development dan Sistem Inovasi Daerah

Adanya peraturan setingkat UU yang dipahami berbeda antar SKPD dalam kerangka integrasi data dan informasi milik instansi pemerintah

Infrastruktur : Tersedianya sarana kerja utama TI, akses koneksi internet dan intranet maupun infrastruktur pendukung yang dikelola secara mandiri.

Perangkat Datacenter sebagian besar sudah saatnya untuk di-recycle dan diremajakan. Jaringan yang ada masih belum mampu memenuhi kebutuhan layanan TI.

Infostruktur : Tersedianya software / aplikasi di sebagian besar SKPD untuk mendukung kinerja berbasis TI

(40)

ilegal

PELUANG ANCAMAN / HAMBATAN

Adanya peraturan perundang-undangan yang mewajibkan penggunaan TI untuk peningkatan kualitas kinerja dan layanan pemerintahan

Pertumbuhan konten negatif di internet membuat kontra produktif pemanfaatan akses internet bagi karyawan

Tuntutan jaman untuk peningkatan kualitas,

efektifitas dan efisiensi kinerja aparatur negara Kurang pahamnya pengambil keputusan atas peran strategis TI

Tuntutan masyarakat atas peningkatan kualitas

layanan publik Belum tumbuhnya budaya saling berbagi data dan kepemilikan aset informasi untuk terbangunnya sistem terintegrasi

Meningkatnya pemanfaatan TI di seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Malang

Minimnya sumber daya SDM TI di SKPD akan sangat menghambat pengembangan TI di SKPD

Komitmen kuat dari Kepala Daerah untuk menerapkan e-Government dalam kerangka penyelenggaraan good governance

Minimnya pengetahuan dan kepedulian ttg keamanan informasi sehingga sangat rentan terhadap masalah keamanan informasi

4.2. Analisa Resiko

Masalah Resiko Solusi Residu

Bag. PDE masih belum mampu menciptakan koordinasi dan keterpaduan

pengembangan bidang telematika;

Belum memiliki legalitas formal (Peraturan Daerah, Peraturan Bupati) yang mendukung dan mengatur

penggunaan maupun pemanfaatan TI

Belum ada acuan pengembangan TI Investasi TI tidak fokus dan kurang efisien

Pembentukan CIO Re-organisasi Bag. PDE menjadi SKPD bidang Kominfo, meleburkan semua fungsi dalam SKPD terkait pengelolaan TI menjadi satu SKPD tersendiri

Penyusunan rencana induk pengembangan TI yang di masukkan dalam perencanaan induk pembangunan kabupaten

Banyaknya pengambil keputusan yang belum memahami peran strategis TI

Usia efektif perangkat TI sekitar 5 tahun

Apabila terjadi

kelambatan peremajaan perangkat TI, akan beresiko pada turunnya kualitas layanan infrastruktur TI yang mengakibatkan

terganggunya layanan TI

Jadwal peremajaan dan penyiapan anggaran pemeliharaan dan peremajaan untuk peningkatan layanan infrastruktur

(41)

khusus bidang analisis data dan program skala enterprise yang

mendukung kinerja seluruh proses bisnis pemkab

pengembangan TI Sdm yang ada

Terbatasnya tenaga operasional teknis lapangan baik teknisi jaringan maupun aplikasi yang menjangkau seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kecamatan, Kelurahan hingga Desa

Tidak optimalnya layanan infrastruktur yang

mengakibatkan gangguan pada pengguna tidak cepat teratasi, apabila ini berkelanjutan maka akan mengakibatkan kurang percayanya pengguna thd layanan TI

Perlunya di latih secara terus menerus tenaga lapangan di setiap titik untuk memudahkan layanan operasional untuk insiden kecil

Terjadinya rotasi penugasan akan menjadikan pelatihan ini untuk terus dilaksanakan secara berkelanjutan

Belum idealnya

ketersediaan pusat data (data center) dan data recovery center

Tidak ada cadangan ketersediaan layanan TI apabila DC yang ada mengalami gangguan

Perlunya dibangun dC /DRC yang komprehensif

Ketersediaan dana

Pertumbuhan konten

negatif di internet Terjadinya kontraproduktif atas pemanfaatan akses internet

Pembatasan dan pengawasan yang ketat untuk pemanfaatan akses internet

Perubahan kultur akan sangat lambat untuk mengikuti semua kebijakan yang ada

Kurang pahamnya pengambil keputusan atas peran strategis TI

Kedudukan peran TI tidak optimal yang sejalan dengan misi

pembangunan daerah

Perlunya diseminasi yang memadai untuk seluruh pimpinan SKPD

Keengganan pimpinan yang sudah lanjut usia dan sangat sibuk

Belum ada regulasi internal untuk pengadaan TI

Tidak ada acuan

kepantasan harga untuk pengadaan TI yang dikelola oleh SKPD

Regulasi dan koordinasi pengadaan TI antara SKPD dan Bag. PDE

Belum tumbuhnya budaya saling berbagi data dan kepemilikan aset informasi untuk terbangunnya sistem terintegrasi

Program integrasi data dan informasi terancam gagal yang

mengakibatkan borosnya sumberdaya TI dan inefisiensi pemanfaatan TI untuk semua

layanannya

Infrastruktur yang telah disediakan oleh Bag. PDE menjadi kurang optimal pemanfaatannya

Sosialisasi perubahan budaya tentang kepemilikan data pemerintah, kebijakan master data, kebijakan sistem pelaporan real time, repository aset informasi

Selama belum ada kebijakan yang kuat tentang koordinasi pemanfaatan dan penyelenggaraan TI, maka masalah ini akan sangat lambat teratasi

(42)

dan kepedulian ttg keamanan informasi

terhadap masalah keamanan informasi

kuat dari keamanan

Minimnya SDM TI di

SKPD terhambatnya pengembangan TI di SKPD

Kursus, rekrutmen,

(43)

BAB V : KEBIJAKAN STRATEGIS

5.1. Konsep Pengembangan

Pengembangan e-Development dan pembangunan Sistem Inovasi Daerah untuk mendukung Visi Pembangunan Kabupaten

 Fungsi Pengelolaan Infrastruktur infokom dan pusat data terpadu serta pengembangan aplikasi dasar untuk mendukung otomatisasi pengelolaan kantor pemerintah Kabupaten dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang Komunikasi dan Informatika

(44)

 Fungsi pengembangan aplikasi layanan masyarakat dan pengembangan e-Development dikelola oleh setiap SKPD sesuai tupoksinya dengan berkoordinasi dengan SKPD bidang Komunikasi dan Informatika.

 Fungsi penetapan kebijakan strategis pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi yang sejalan dengan pembangunan Kabupaten dikelola oleh organisasi fungsional Chief Information Officer yang dipimpin langsung oleh kepala daerah.

 Tugas PDE dalam pengembangan sistem : Perencanaan dan Monev, Integrasi data dan informasi, Sistem pelaporan eksekutif, fitur Indikator keberhasilan pembangunan, Portal pemkab, e-mail, transaksi elektronik, Manajemen aset informasi, Diseminasi pemanfaatan TI dan Pemanfaatan data dan informasi

Pusat Pengelolaan Data / Informasi

Pusat Data Elektronik pemerintah Kabupaten Malang perlu membangun sebuah sistem penyimpanan data seluruh aset informasi milik pemerintah Kabupaten yang terdiri dari master data, data yang dihasilkan dari pengolahan data (Aplikasi) serta semua dokumen milik pemerintah Kabupaten yang sudah di digitalisasi. Selain itu PDE juga menjadi tempat penyimpanan dan backup sistem / aplikasi sebagai aset Pemerintah Kabupaten, PDE bertanggung jawab penuh atas availibilitas aplikasi yang sudah diserahkan terimakan.

Teknologi Data Warehouse

Integrasi aplikasi dapat dicapai dengan mengembangkan aplikasi Interoperabilitas Open Source E-Government Message Bus untuk aplikasi E-Governmet pemerintah yang akan menjadi middle layer antara berbagai aplikasi E-Government dilingkungan Pemerintah dengan basisdata yang dimiliki oleh instansi pemerintahan terkait. Pada gambar dibawah ini, dapat dilihat desain arsitektur global dari aplikasi

(45)

5.2. Visi, Misi, Value dan Peran TI

Visi dan Misi yang ada :

Visi : "Terselenggaranya e-Government dalam mewujudkan Kabupeten Malang yang Mandiri, Agamis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing"

Misi

1. Meningkatkan kwalitas dan pengelolaan data elektronik melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Mewujudkan peran Teknologi Informasi dan komunikasi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pendidikan, kesehatan dan upaya pengentasan kemiskinan.

3. Meningkatkan penggunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menunjang sistem pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan.

Usulan perubahan Visi dan Misi

VISI : Pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi terintegrasi yang sejalan dengan misi pembangunan Kabupaten Malang yang MADEP MANTEP

Misi :

 Membangun sarana dan prasarana sistem informasi terintegrasi untuk mendukung pembangunan daerah dan pengembangan Sistem Inovasi Daerah

 Meningkatkan layanan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas pendidikan, sosial budaya, ketaatan beragama, rasa aman, kesejahteraan dan kesehatan mayarakat

 Mendukung terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien melalui pemanfaatan e-Government.

 Meningkatkan peran teknologi informasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pengentasan kemiskinan.

(46)

5.4. Pemetaan Peran e-Development terhadap RJPP Pemkab

RJPP Kabupaten Kategori Edev Misi TIK Program Kegiatan

Mendorong pemajuan kualitas beragama, pendidikan dan sosial budaya

e-society Meningkatkan layanan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas pendidikan, sosial budaya, ketaatan beragama, rasa aman, kesejahteraan dan kesehatan mayarakat Terbentuknya forum komunitas melalui media jejaring sosial bid. keagamaan dan pendidikan berbasis budaya dan kearifan lokal

Forum komunitas keagamaan berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan media jejaring sosial Pengembangan team muatan lokal dan pengembangan inovasi pada kurikulum pendidikan di Kabupaten menggunakan media TI, Integrasi SIM pendidikan Integrasi SIM kesehatan, pengembangan digital library Peningkatan

(47)

Peningkatan kualitas diseminasi dan komunikasi publik pemasyarakatan pembangunan

e-society Meningkatkan peran TI untuk diseminasi informasi pembangunan Kabupaten yang berwawasan lingkungan, keterbukaan informasi publik dan stabilitas politik serta pengembangan potensi daerah. Pengembangan portal diseminasi informasi dan layanan publik Pengembangan website pemkab, pengembangan layanan online, pengembangan website SKPD sesuai Visi dan Misinya, instalasi sistem pengamanan website Peningkatan keamanan masyarakat melalui pengamanan swakarsa dan siskamling

e-society Meningkatkan layanan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas pendidikan, sosial budaya, ketaatan beragama, rasa aman, kesejahteraan dan kesehatan mayarakat Pengembangan perangkat komunikasi murah untuk siskamling Pengembangan Voip area siskamling Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur untuk peningkatan perekonomian, kepariwisataan dan pengentasan kemiskinan e-Government Mendukung terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien melalui pemanfaatan e-Government. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan infrastruktur TI Perluasan Instalasi Backbone pemkab menggunakan FO dan BWA Optimalisasi LAN Integrasi sistem monitoring pembangunan sarana dan prasarana daerah Pengembangan aplikasi SIMONEV pembangunan daerah Peningkatan aksesabilitas layanan pendidikan dan kesehatan

(48)

Pengembangan indikator standar kemiskinan Peningkatan perekonomian berbasis pengelolaan sumberdaya alam dan industri kecil menengah

e-bisnis Membangun sarana dan prasarana sistem informasi terintegrasi untuk mendukung pembangunan daerah dan pengembangan Sistem Inovasi Daerah

Pengembangan Sistem Inovasi daerah Pengembangan forum SIDA secara online Pengendalian investasi industri yang berwawasan lingkungan

(49)

BAB VI. PERENCANAAN PENGEMBANGAN

6.1. Suprastruktur

6.1.1.Organisasi

6.1.1.1. Fungsional

Chief Information Officer (CIO), jabatan fungsional tingkat strategis perencana, pelaksana, monitoring dan evaluasi pengembangan dan pemanfaatan teknologi Informasi di satu organisasi, untuk Kabupaten Malang, jabatan CIO melekat di WaliKabupaten. Jabatan fungsional ini hanya terdiri dari 3 atau 4 orang saja yang terdiri dari 1 orang ketua dan 3 anggota.

Berikut aktifitas CIO :

Personil :

Bupati / wakil bupati sebagai ketua sedangkan anggotanya terdiri dari Sekretaris Daerah, Ketua Bapeda dan satu orang lagi kepala SKPD yang cukup memahami pengetahuan bidang Teknologi Informasi.

Kegiatan :

 Membuat perencanaan strategis pengembangan dan pemanfaatan TI

 Menerbitkan regulasi terkait pengembangan dan pemanfaatan TI

 Koordinasi berkala untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

 Membentuk organisasi struktural pelaksana kegiatan rutin

Tujuan :

 Memastikan bahwa pengembangan dan pemanfaatan TI dapat meningkatkan kinerja organisasi menjadi efektif dan efisien

 Membangun tatakelola pemerintahan yang baik dan benar

 Memberikan layanan optimal pada masyarakat

(50)

 Komitmen Anggota untuk fokus pada tujuan terbentuknya CIO

 Jadwal kegiatan yang terkelola dengan baik

Tantangan :

 Tuntutan masyarakat untuk layanan pemerintah yang semakin baik dan modern

 Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan luas jangkauannya

 Kegairahan pemerintah daerah lain yang terus berlomba untuk meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi di daerahnya.

 Sistem pengelolaan pemerintah pusat yang semakin banyak menggunakan TI.

6.1.1.2. Struktural

Tugas pokok dari jabatan struktural ini adalah melaksanakan pengelolaan TI di lingkungan pemerintah Kabupaten yang sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten. Kedepan kedudukan organisasi ini adalah setingkat eselon 2 atau 3 sesuai kebutuhan yang bertanggung jawab langsung ke bupati yang merangkum seluruh fungsi kominfo

Adapun Fungsinya adalah sbb :

 Pengembangan dan Pemeliharaan Data dan Sistem Terintegrasi. Fungsi ini melaksanakan kegiatan pemetaan Bisnis Proses seluruh SKPD, Penyusunan dan perawatan prosedur Operasional standar serta Pembangunan Desain Sistem baru yang akan diimplementasikan di setiap SKPD. Adapun tugas rutin dari fungsi ini adalah sebagai database administrator data warehouse pemerintah Kabupaten

 Pengembangan dan Pemeliharaan infrastruktur dan Pengamanan Informasi. Fungsi ini melaksanakan tugas rutin sebagai pemeliharaan seluruh jaringan pemerintah Kabupaten, pemeliharaan datacenter dan data recovery center, pengamanan informasi, helpdesk bagi SKPD lain untuk penanganan insiden masalah infrastruktur TI, pemeliharaan perangkat TI pemerintah Kabupaten serta memberikan pelatihan dan sosialisasi pengembangan infrastruktur TI

(51)

kearsipan, perpustakaan, integrasi data, e-mail, pengelolaan informasi tidak terstruktur, surat dan disposisi serta aplikasi pengelolaan datacenter, aplikasi sistem pelaporan dan analisa.

 Pengelola repository aset informasi digital, membangun sistem repository, perawatan data dan menjamin ketersediaan layanan informasi yang dibutuhkan, melakukan kajian atas data yang sudah terkumpulkan sebagai bagian dari sistem pengambilan keputusan.

6.1.2. SDM

Jumlah SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Analyst Sistem Informasi: 2 orang

1. Jobdesknya adalah memimpin pembangunan dan pengembangan sistem informasi,

2. kemampuan yang dibutuhkan adalah menguasai proses bisnis, desain, arsitektur dan spesifikasi sistem

2. Software Development : 10 orang

1. Jobdesknya adalah membuat aplikasi sistem informasi,

2. Kemampuan yang dibutuhkan :

1. menguasai bahasa pemrograman berbasis opensource

2. bisa bekerjasama dalam team pengembangan sistem

3. Networking : 5 orang

1. jobdesknya adalah :

1. membangun dan memelihara semua infrastruktrur TI,

2. membangun dan memelihara networking, security dan instalasi perangkat,

3. bisa bekerjasama dalam team operasional infrastruktur TI,

4. selalu siap melayani permasalah jaringan di lapangan

2. Kemampuan yang dibutuhkan :

(52)

2. Menguasai masalah media koneksi : Antena wireless, kabel, dll

3. Menguasai masalah pembangunan dan pemeliharaan datacenter / data recovery center

4. Menguasai tatakelola layanan infrastruktur TI

4. Manajemen data : 5 orang

1. Jobdesknya adalah membangun dan memelihara semua data dan aset informasi milik pemerintah Kabupaten,

2. Kemampuan yang dibutuhkan : mengerti konsep pengelolaan data dan menguasai bahasa pemrograman

5. Pengembangan portal dan pemanfaatan data : 4 orang

1. Jobdesknya adalah :

1. Membangun dan mengembangkan indikator, statistik dan digital dashboard untuk sistem pelaporan eksekutif dan masyarakat.

2. Membangun dan mengembangkan portal informasi layanan pemerintah Kabupaten

2. Kemampuan yang dibutuhkan :

1. Memahami proses bisnis sistem pelaporan,

2. memahami konsep indikator dan statistik,

3. Menguasai pengembangan aplikasi digital dashboard,

4. Menguasai teknis pengembangan portal informasi

5. Menguasai artistik dan desain grafis

6. Menguasai teknis publikasi

7. Memahami bahasa inggris tulisan

6.1.3. Regulasi

6.1.3.2. Daftar Regulasi dan Kebijakan yang diperlukan

(53)

kantor. Direkomendasikan untuk level server side harus digunakan opensource sedangkan di sisi user sebaiknya opensource sebisanya da

Referensi

Dokumen terkait

Yoga yang memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik karena yoga bukan hanya sekedar olah tubuh saja namun juga miliki dasar nilai kebenaran, kesucian dan

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih objek penelitian yaitu Kantor Akuntan Publik di Bandung sebagai unit analisis untuk menguji apakah Pengalaman Kerja,

Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta... Nosocomial Infection and Their Control

Jawaban untuk soal esai hendaknya disesuaikan dengan ruang jawaban yang disediakan.. Jawablah soal-soal esai hanya dengan mempergunakan

Umur subjek penelitian dengan gambaran foto toraks tidak normal lebih tua dibandingkan dengan subjek penelitian dengan gambaran foto toraks normal, namun hasil

Kemampuan aspek Sains dalam kegiatan P2M ini adalah pertumbuhan ikan Lele dengan pakan BIS dari nilai LKPD pendekatan STEM dan Kewirausahaan pada media Bioflok disajikan pada

Sifat fungsional tepung putih telur ayam ras yaitu daya dan kestabilan buih sangat dipengaruhi oleh taraf penambahan asam sitrat yang berbeda, sehingga dapat disimpulkan

mempunyai suatu ketentuan yang menyatakan bahwa ajaran Agama dapat dijadikan ukuran untuk berlakunya suatu hukum, namun dalam UUD 1945 dan Pancasila dinyatakan bahwa Negara