• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu - Pengaruh intellectual capital disclosure, Asimetri informasi dan ukuran perusahaan Terhadap cost of equity capital dengan Kepemilikan manajerial sebagai Variabel moderating - Perbanas Institutional Reposi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu - Pengaruh intellectual capital disclosure, Asimetri informasi dan ukuran perusahaan Terhadap cost of equity capital dengan Kepemilikan manajerial sebagai Variabel moderating - Perbanas Institutional Reposi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki keterkaitan yang sama beserta persamaan maupun perbedaan dalam objek yang akan diteliti.

1. Noer, Haris, Rina dan Wiyadi (2016)

(2)

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan penelitian sekarang yaitu pengungkapan modal intelektual, asimetri informasi dan ukuran perusahaan. Serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

b. Penelitian ini sama-sama menggunakan analisis regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel

moderasi, sedangkan penelitian sekarang melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

b. Penelitian sebelumnya menggunakan sampel 183 perusahaan pada indeks JII dan 231 perusahaan untuk indeks LQ-45, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Rini dan Nita (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengaruh asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual, dan kualitas audit terhadap cost of equity capital. Variabel independen yang digunakan adalah asimetri

(3)

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian dari Rini dan Nita (2016) menunjukkan bahwa asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital, sedangkan kualitas audit berpengaruh terhadap cost of equity capital.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan penelitian sekarang yaitu asimetri informasi dan pengungkapan modal intelektual. Serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

b. Penelitian ini sama-sama menggunakan analisis regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel

moderasi, sedangkan penelitian sekarang melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

b. Penelitian sebelumnya menggunakan Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

3. Yu dan Wang (2016)

(4)

adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dewan UKM Shenzhen perusahaan Beijing, China. Teknik analisis data menggunakan Time Series dan analisis regresi. Hasil penelitian Yu dan Wang (2016) adalah kualitas pengungkapan informasi sukarela (Information Disclosure Quality) berpengaruh terhadap cost of equity capital.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menguji biaya ekuitas (cost of equity) sebagai variabel dependen dan penelitian ini mengungkapkan keterkaitan informasi sukarela sebagai pengaruh dari cost of equity capital perusahaan.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan kualitas pengungkapan informasi sukarela sebagai variabel independen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan intellectual capital disclosure dan komponennya (human capital, structural

capital, dan relational capital).

b. Penelitian sebelumnya menggunakan Dewan UKM Shenzhen perusahaan Beijing, China periode 2005-2006, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

(5)

4. Putri dan Nova (2015)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan modal intelektual beserta komponennya terhadap cost of equity capital. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah intellectual capital

disclosure dan komponennya (human capital, structural capital, dan relational capital) sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik sektor konsumsi periode 2012-2014 dengan menggunakan enam puluh satu indeks komponen dalam pengungkapan modal intelektual serta menggunakan metode PEG (price earnings growth) untuk menghitung cost of equity capital. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

statistik deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nova (2015) adalah intellectual capital disclosure tidak berpengaruh terhadap cost of equity. Komponen structural capital dan relational capital tidak berpengaruh pada cost of equity capital, sedangkan komponen human capital secara signifikan berpengaruh pada cost of equity capital.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

(6)

b. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

b. Penelitian sebelumnya menggunakan sampel tiga puluh lima perusahaan sektor konsumsi periode tahun 2012-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

5. Ratri dan Ahmad (2015)

(7)

sedangkan kepemilikan manajerial memperkuat pengaruh asimetri informasi dan tingkat disclosure terhadap cost of equity capital.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan cost of equity capital sebagai variabel dependen dan asimetri informasi sebagai variabel independen.

b. Penelitian ini menggunakan sama-sama menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

b. Penelitian sebelumnya menggunakan asimetri informasi sebagai variabel independen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan intellectual capital disclosure beserta komponennya.

c. Penelitian sebelumnya menggunakan teknik analisis PLS, sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi moderasi (MRA).

6. Lisa dan Yasser (2015)

(8)

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian Lisa dan Yasser (2015) adalah manajemen laba dan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen ukuran perusahaan dan cost of equity capital sebagai variabel dependen.

b. Penelitian ini menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

b. Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel moderasi, sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi yaitu Kepemilikan Manajerial.

7. Barus dan Siregar (2014)

(9)

Intellectual capital disclosure menggunakan indeks yang berisi enam puluh satu

item sebagai alat ukur penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan ketentuan perusahaan manufaktur yang berbasis teknologi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian Barus dan Siregar (2014) menunjukkan bahwa intellectual capital disclosure berpengaruh negatif terhadap cost of equity. Komponen structural capital disclosure berpengaruh signifikan negatif pada cost of equity serta komponen human capital dan relational capital tidak berpengaruh pada cost of equity, sedangkan intellectual capital disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of debt.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual capital disclosure beserta komponennya dan menggunakan variabel dependen

cost of equity capital.

b. Penelitian ini menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

(10)

b. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel dependen cost of equity dan cost of debt dan penelitian sekarang hanya menggunakan cost of equity

capital.

c. Penelitian sebelumnya tidak menggunakan variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang menggunakan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi.

8. Talaromi dan Nezhad (2013)

Pada penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang pengaruh intellectual capital disclosure terhadap cost of equity. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah intellectual capital disclosure beserta komponennya (human capital, structural capital, dan capital employed). Variabel dependen yang digunakan adalah cost of equity. Di dalam penelitian ini menggunakan Value Added Intellectual Capital (VAIC) dan intellectual capital index untuk pengukuran intellectual capital disclosure.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan puluh perusahaan yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange periode 2008-2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, analisis regresi, dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian Talaromi dan Nezhad (2013) menunjukan bahwa human capital dan structural capital disclosure berpengaruh tidak signifikan terhadap cost of equity dan komponen capital employed berpengaruh positif terhadap cost of equity.

(11)

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual capital disclosure beserta komponennya yaitu human capital dan structural capital serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

b. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange periode 2008-2012, sedangkan penelitian sekarang

menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

b. Penelitian sebelumnya menggunakan salah satu komponen variabel independen yaitu capital employed, sedangkan penelitian sekarang menggunakan komponen relational capital.

c. Penelitian sebelumnya tidak melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi.

9. Boujelbene dan Affes (2013)

(12)

penelitian adalah seratus dua perusahaan yang terdaftar pada SBF periode 2009. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi, dan additional analyse. Penelitian tersebut menunjukkan komponen human & structural capital disclosure berpengaruh negatif terhadap cost of equity dan

hanya relational capital disclosure yang tidak berpengaruh negatif terhadap cost of equity.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual capital disclosure beserta komponennya yaitu human capital, relational dan structural capital serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

b. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada SBF Prancis periode 2009, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

(13)

10. Putu dan Sari (2012)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan adalah delapan puluh empat perusahaan yang tercatat di IDX sampai Desember 2007. Penelitian ini menggunakan teknik regresi multipel dan t-test dengan total asset sebagai variabel kontrol.

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan pengaruh pengungkapan sukarela antara perusahaan lancar dan tidak lancar. Pengungkapan wajib tidak berpengaruh pada perusahaan lancar dan tidak lancar, sedangkan pengungkapan sukarela berpengaruh signifikan pada perusahaan tidak lancar tetapi pengungkapan sukarela tidak berpengaruh pada perusahaan lancar.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Penelitian ini mengungkapkan keterkaitan antara pengungkapan sukarela perusahaan dan cost of equity capital sebagai variabel dependen.

(14)

b. Penelitian sebelumnya tidak melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian saat ini melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi.

Teori Agensi menganalogikan manejemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau trasidional pengguna lain. Namun, pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group No Peneliti Variabel Dependen: Cost of equity capital

(15)

perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (Kusumadilaga, 2010). Menurut Jogiyanto (2000), dasar teori keagenan yaitu agen memiliki akses informasi langsung terhadap informasi perusahaan dan agen dapat menutupi informasi dari prinsipal untuk keuntungan pribadi. Upaya ini dilakukan untuk mendorong pengendalian oleh prinsipal untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan. Hal ini menimbulkan biaya keagenan atau agency cost. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan agensi adalah adanya asimetri informasi yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya tidak sama informasi antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah dipercayakan kepada agen.

(16)

2.2.2 Resource based theory

Menurut Basyar (2009) resource based theory memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan. Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan positif. Sebuah perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif jika memilki sumber daya yang superior, dimana sumber daya dapat membantu strategi bisnis suatu perusahaan (Suhermin, 2014). Dapat disimpulkan bahwa resource based theory merupakan pemikiran dalam manajemen serta keunggulan

kompetitif perusahaan agar mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya unggul. Sumber daya yang dimiliki perusahaan salah satunya adalah dari aset tidak berwujud yang diungkapkan yaitu intellectual capital.

2.2.3 Signaling theory

Signalling theory menjelaskan suatu perusahaan agar mempunyai

(17)

dengan nilai perusahaan di mata investor, ketika informasi kekayaan perusahaan seperti informasi aset perusahaan berubah otomatis memberikan dampak kepada investor dalam memberikan penilaian terhadap perusahaan tersebut.

Brigham dan Houston (2011:186) menyatakan sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen suatu perusahaan dalam memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut. Salah satu cara perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan mengungkapkan informasi sukarela, misalnya informasi yang berhubungan dengan intellectual capital contohnya keahlian karyawan, struktur organisasi, hubungan dengan pemasok dan lainnya.

2.2.4 Intellectual capital

Terdapat berbagai definisi tentang intellectual capital dalam berbagai literatur. Diantaranya adalah definisi intellectual capital yang dikemukakan dalam buku Kencana et al. (2014) yaitu intellectual capital merupakan sumber daya pengetahuan yang didapatkan dari pekerja, pelanggan, proses maupun teknologi yang dapat digunakan dalam proses penciptaan nilai suatu perusahaan, sedangkan definisi yang dikemukakan di dalam Mangena et al. (2010) mengemukakan definisi intellectual capital sebagai “The possession of knowledge and experience, professional knowledge and skill, good relationships, and technological

(18)

tinggi suatu perusahaan dapat mengembangkan dan memanfaatkan modal intelektual maka akan semakin baik nilai perusahaan dimata investor maupun pihak eksternal.

2.2.5 Komponen intellectual capital

Terdapat komponen intellectual capital yang terdiri dari 3 kategori utama, yaitu human capital, structural capital dan relational capital.

1. Human capital

Mangena et al. (2010) berpendapat bahwa human capital penting karena human capital menjadi sumber daya yang dapat meningkatkan competitive

advantage bagi perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam suatu perusahaan. Human capital merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan yang mencakup tentang pelatihan, pengalaman, keahlian, serta pemahaman dari manajer maupun karyawan di dalam suatu perusahaan.

2. Structural capital

Structural capital adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi rutinitas

(19)

paten, hak cipta, dan merek dagang, sedangkan infrastructure asset merupakan elemen intellectual capital yang dapat diciptakan perusahaan. 3. Realtional capital

Relational capital merupakan hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan

para mitranya, seperti pemasok berkualitas, pelanggan yang loyal, atau dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat sekitar. Relational capital juga mencakup pengetahuan pasar, hubungan dengan

konsumen, pemasok, dan pemerintah, serta jaringan industri perusahaan (Mangena et al., 2010). Hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pihak eksternal merupakan bagian yang mendukung kelancaran kegiatan usaha serta akan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut. 2.2.6 Intellectual capital disclosure

Penelitian yang dikemukakan oleh Botosan (2006) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pengungkapan dan dampak terhadap cost of equity capital. Terdapat dua cara pengungkapan informasi perusahaan yaitu

pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Definisi dari mandatory disclosure sendiri adalah pengungkapan informasi yang harus disajikan manajemen dan diwajibkan oleh regulator dalam laporan perusahaan, sedangkan voluntary disclosure adalah pengungkapan informansi yang sifatnya kondisional atau sebagai informasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

(20)

visible, sehingga diharapkan mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan

pihak-pihak eksternal (Mangena et.al 2010) dan (2) mengurangi estimasi risiko bagi investor atas payoff distribution (Botosan 1997). Mangena et al. (2010) menyatakan dalam bahwa terdapat beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan secara sukarela menilai dan mengungkapkan intellectual capital. Selain itu beberapa peneliti menyatakan lima alasan perusahaan untuk

melaporkan intellectual capital menurut Widjanarko (2006) dalam Ahmadi (2012), yaitu sebagai berikut:

1. Dapat membantu organisasi atau perusahaan untuk merumuskan strategi bisnis.

2. Dapat membawa pada pengembangan indicator-indikator kunci prestasi perushaan yang akan membantu mengevaluasi hasil-hasil pencapaian strategi. 3. Dapat membantu mengevaluasi merger dan akuisisi perusahaan, khususnya

untuk menentukan harga yang dibayar oleh perusahaan pengakuisisi. 4. Dapat dihubungkan dengan rencana intensif dan kompensasi perusahaan. 5. Dapat mengkomunikasikan pada stakeholder eksternal tentang intellectual

property yang dimiliki perusahaan.

Pengukuran intellectual capital disclosure menggunakan skoring indeks (48 indeks), yang dirumuskan sebagai berikut:

ICDindex = (Σdi / M ) x 100% 2.2.7 Asimetri informasi

Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana satu pihak memiliki informasi lebih banyak dibandingkan pihak lainnya. Menurut Scott (2012) terdapat dua jenis asimetri informasi yaitu:

(21)

lain. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan manajer untuk memanfaatkan keuntungan informasi mereka dari investor, yaitu dengan cara mengatur informasi yang diberikan kepada investor. Hal ini mungkin akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membuat keputusan investasi.

2.

Moral hazard, yaitu jenis informasi asimetri yang terjadi karena salah satu

atau lebih kelompok dalam transaksi bisnis atau transaksi yang potensial dapat memantau sejauh mana tindakannya dalam pemenuhan transaksi tersebut tetapi kelompok lain tidak bisa. Masalah ini muncul karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian yang menjadi karakteristik dari sebagian besar bentuk perusahaan.

(22)

harga saat ask dengan harga bid saham perusahaan yaitu persentase selisih harga jual dengan harga beli saham perusahaan selama satu tahun dibagi setengah penjumlahan harga jual dan harga beli saham, ketika harga saham naik (high) para stakeholder akan menawarkan saham (bid) dimana kondisi para stakeholder

menjual saham dan sebaliknya ketika harga saham turun (low) akan terdapat permintaan (ask) karena harga saham turun, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

RBAt = (Ha - Hb) x 100% ½ (Ha + Hb)

2.2.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan sebagai ukuran besar kecil perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, nilai penjualan dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang dipertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Hal ini disebabkan dugaan banyaknya keputusan atau hasil keungan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Said Kelana (2005:274), secara umum ukuran perusahaan diproksi dengan total asset. Nilai total asset biasanya sangat besar apabila dibandingkan dengan variabel lainnya, maka variabel ukuran perusahaan diperhalus dengan menggunakan Log Natural (LN) total asset agar mengurangi peluang terjadinya heteroskedastisitas.

2.2.9 Cost of equity capital

(23)

media untuk mendapatkan pendanaan. Sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari: (1) sumber internal yaitu: hasil akumulasi laba (laba ditahan) yang merupakan komponen dari modal sendiri (ekuitas) disamping modal disetor dan (2) sumber eksternal yaitu: hutang yang disebut dengan modal asing dan penanaman modal dari pemilik yang sering disebut dengan modal disetor (Muazaroh et al, 2014 : 60).

Cost of capital dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang, yaitu:

hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Biaya hutang berasal dari pinjaman/kredit yang merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required rate of return yang diharapkan investor yang digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi. Biaya saham preferen adalah dividen saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan dividen yang diharapkan diterima di masa yang akan datang, yang sering disebut dengan biaya modal ekuitas atau cost of equity capital.

Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berupa tingkat pengembalian yang diharapkan (rate of return) oleh investor atas investasi modal yang diberikan kepada perusahaan (Botosan 2006). Menurut Brigham dan Houston (2006 : 472) model yang digunakan dapat mempengaruhi pengukuran cost of equity capital yaitu sebagai berikut:

1. Cost of Retained Earning.

(24)

3. CAPM (Capital Asset Pricing Model).

4. Bond-Yield Plus Risk Premium.

Terdapat beberapa kecenderungan perusahaan ingin memaksimumkan nilai untuk pemegang saham. Jika terdapat prospek perusahaan yang bagus maka manajemen akan menggunakan laba ditahan agar kondisi tersebut dinikmati oleh pemegang saham saat ini, sedangkan prospek perusahaan kurang bagus maka perusahaan cenderung menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana. Dalam penelitian cost of equity capital diukur melalui laba ditahan.

Cost of equity capital merupakan penjumlahan dari dividen periode mendatang dibagi dengan harga saham saat ini (D1/P0) dan tingkat pertumbuhan dividen (g). Mencari deviden yang akan dibagikan pada periodet+1 dengan rumus sebagai berikut:

D1 = D0 (1+g)1 ………...…(1) Dengan demikian cost of equity capital dapat di hitung:

g

(25)

menghilangkan insentif serta pemegang saham akan kehilangan return dana yang diinvestasikan.

Kepemilikan manajerial menurut Rustendi & Jimmi (2008) adalah sebagai berikut:

Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan Komisaris). Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah presentase saham yang dimiliki manajer.

Semakin tinggi kepemilikan manajerial yang dimiliki dalam suatu perusahaan maka pihak manajemen akan lebih memperbaiki kinerja dalam perusahaan tersebut dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Selain itu manajemen juga ikut menanggung dampak langsung dari keputusan uang telah diambil. Kepemilikan manajerial diukur dengan jumlah saham yang dimiliki manajemen dibagi dengan jumlah saham beredar.

2.2.11 Hubungan antar variabel

1. Hubungan Intellectual Capital Disclosure dengan Cost of Equity Capital

(26)

yang kecil akan meningkatkan likuiditas pasar sehingga dapat menurunkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Penurunan tingat pengembalian yang diharapkan investor berarti akan menurunkan cost of equity capital yang ditanggung perusahaan sehingga resiko yang ditanggung investor semakin rendah. Dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi intellecual capital disclosure yang perusahaan dilakukan, maka akan berpengaruh terhadap cost of equity capital yang semakin rendah. Hal ini disebabkan bahwa para investor lebih

menyukai perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela karena dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan tersebut. Investor cenderung melihat cost of equity capital perusahaan yang rendah, karena perusahaan yang memiliki

tingkat resiko yang rendah dapat mengakibatkan tingkat return rendah serta cost of equity capital yang dikeluarkan perusahaan rendah begitu pula sebaliknya.

2. Hubungan komponen Intellectual Capital Disclosure dengan Cost of Equity Capital

(27)

memberi keunggulan kompetitif, upaya yang dapat perusahaan dalam pengembangan kualitas dapat dilakukan kegiatan pelatihan guna menunjang hasil kinerja yang optimal. Informasi terkait human capital biasanya dijelaskan dalam laporan tahunan. Melalui pengungkapan human capital tersebut bertujuan untuk memberi gambaran bagi investor bahwa terdapat kompetensi sumberdaya manusia sebagai pendorong kegiatan usaha.

Elemen yang kedua adalah structural capital yang merupakan kemampuan perusahaan untuk mendukung usaha karyawan agar dapat menghasilkan kinerja yang produktif, efektif dan inovatif. Structural capital memiliki peran penting sebagai penunjang kelancaran aktivitas perusahaan. Salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan perusahaan dapat dilihat berdasarkan ketersediaan infrastruktur, implementasi budaya dan struktur organisasi (Sawarjuono 2003).

(28)

komponen modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin kecil cost of equity capital pada perusahaan.

3. Hubungan Asimetri Informasi dengan Cost of Equity Capital

Asimetri informasi merupakan ketimpangan informasi antara manajer dan pemegang saham atau stakeholder, dimana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibanding pemegang saham. Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap cost of equity capital sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Hasil penelitian Ratri dan Ahmad (2015) menunjukkan asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Nuryaman (2014) yang menyimpulkan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap cost of equity capital. Dari penjelasan penelitian diatas bahwa semakin kecil

(29)

perusahaan yang diprediksi oleh investor. Ketika perusahaan dengan asimetri informasi yang tinggi, investor akan mengestimasi risiko yang tinggi dan pada akhirnya cost of equity capital yang ditanggung perusahaan akan tinggi, karena tingkat risiko berbanding lurus dengan tingkat pengembalian yang diharapkan investor.

4. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Cost of Equity Capital

Nuryaman (2008) berpendapat bahwa ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dan merupakan ukuran ketersediaan informasi yang dimuat oleh perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan maka aktivitas perusahaan semakin banyak serta memiliki unit bisnis berbeda. Hal tersebut dapat menjadi faktor penentu keberhasilan dan menunjukkan banyaknya investasi yang ditanamkan investor dalam perusahaan tersebut serta memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang.

Purwaningtias dan Surifah (2015) menunjukkan di dalam penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya ekuitas (cost of equity) yang menunjukkan semakin besar perusahaan maka akan semakin tinggi biaya ekuitasnya. Hal ini dapat terjadi karena ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cost of equity capital, ketika perusahaan yang memiliki skala besar akan lebih mudah

memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil.

(30)

dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai pemegang saham mayoritas memiliki cost of equity capital yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lainnya.

Hal ini disebabkan karena pemegang saham mayoritas mendapatkan kontrol atas perusahaan dan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan lebih besar sehingga investor menginginkan return yang tinggi untuk mengkompensasi risiko tersebut. Di sisi lain, kepemilikan manajerial dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham dari pihak luar karena asimetri informasi dapat memberikan dampak yang buruk dan menyebabkan pengaruh pada tingginya cost of equity capital yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.

6. Hubungan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi antara Intellectual Capital Disclosure dan Cost of Equity Capital

(31)

Semakin tinggi pengungkapan sukarela perusahaan maka risiko yang ditanggung oleh investor akan semakin rendah.

7. Hubungan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi antara Asimetri informasi dan Cost of Equity Capital

Kepemilikan manajerial sebagai pemegang saham mayoritas memiliki cost of equity capital yang rendah. Hal ini dapat dapat disebabkan kepemilikan

manajerial dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham karena dianggap sebagai instrument yang mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori agen, ketika perusahaan memiliki persentase kepemilikan manajerial yang tinggi maka manajemen merasa memiliki perusahaan dan dapat menyetarakan antara kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham.

8. Hubungan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi antara Ukuran Perusahaan dan Cost of Equity Capital

(32)

COEC penilaian terhadap perusahaan serta dapat memberikan ruang untuk mengetahui bagaimana keputusan yang akan diambilnya berkaitan dengan nilai perusahaan di mata investor.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran diatas mencoba untuk menguji pengaruh intellectual capital disclosure, asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi. Berdasarkan gambar dapat dijelaskan intellectual capital disclosure berpengaruh terhadap cost of equity karena berguna untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal mengenai kondisi perusahaan dan dari gambar tersebut dijelaskan bahwa human capital, structural capital, dan relational capital berpengaruh terhadap cost of equity. Semakin banyak

perusahaan mengungkapkan terkait modal intelektualnya maka investor akan Intellectual Capital Disclosure

Human Capital

Structural Capital

Relational Capital

Kepemilikan Manajerial

H(+)

Asimetri Informasi

(33)

memilih perusahaan yang mengungkapkan banyak informasi walaupun secara sukarela. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat return serta cost of equity capital rendah karena tingkat resiko yang ditanggung juga rendah. Selain itu

asimetri informasi juga demikian ketika kondisi perusahaan tidak di sampaikan secara transparan oleh perusahaan kepada pihak eksternal maka terjadi asimetri informasi yang menyebabkan para investor mempunyai pandangan buruk sehingga perusahaan dengan asimetri informasi yang tinggi, investor akan mengestimasi risiko yang tinggi dan pada akhirnya cost of equity capital yang ditanggung perusahaan akan tinggi, karena tingkat risiko

berbanding lurus dengan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Selanjutnya adalah ukuran perusahaan, hal ini dapat terjadi karena ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cost of equity capital, ketika perusahaan yang memiliki skala besar akan lebih mudah

memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Serta di dalam penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

Hipotesis yang diajukan untuk diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh signifikan intellectual capital disclosure terhadap cost of equity capital.

(34)

H2b : Terdapat pengaruh signifikan structural capital terhadap cost of equity capital.

H2c : Terdapat pengaruh signifikan relational capital terhadap cost of equity capital.

H3 : Terdapat pengaruh signifikan asimetri informasi terhadap cost of equity capital.

H4 : Terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital.

H5 : Kepemilikan manajeral dapat memoderasi hubungan intellectual capital disclosure terhadap cost of equity capital.

H6 : Kepemilikan manajeral dapat memoderasi hubungan asimetri informasi terhadap cost of equity capital.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya mengenai Objektivitas Pemberitaan Pemilihan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur

Lampiran B – 6 Kisi-Kisi Angket Respon Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia Bahan Alam Terhadap Buku Suplemen Kimia Bahan Alam Berbasis Local Content Pada Tanaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kitosan sebagai coating pada surimi ikan lele dumbo ( Clarias sp.) dapat meningkatkan kandungan gizinya, yaitu meningkatkan

Salah satu faktor mencapai kesuksesan hidup yaitu rasa percaya diri apabila rasa percaya diri tidak dapat dijalankan maka akan menimbulkan rendah diri yang

This book can also be useful for developers with existing Java Platform, Enterprise Edition (Java EE) experience who want to refresh their skills or learn about new features in

Istirahat/makan Pulang Datang Parkir area dapur restoran Ruang cuci Parkiran Ruang ganti WC Taman Lobby Kolam renang 4 3 - - Datang Parkir Rg persiapan Pergi

Negara-negara anggota Uni Eropa bekerja begitu intensifnya dalam mencapai target energi terbarukan sehingga mereka memiliki beberapa fungsi Pemerintahan, sebagai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebermanfaatan, sistem informasi, dan promosi terhadap keputusan konsumen menggunakan mobile money