HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 7 SEMARANG
TAHUN 2017
OLEH :
NURUL FADILAH NIM : D11.2015.02019
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa ini merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti, 2009).
Dari hasil survei kesehatan reproduksi remaja (KPAI, 2012), remaja Indonesia pertama kali pacaran pada usia 12 tahun. Perilaku pacaran remaja juga semakin permisif yakni sebanyak 92% remaja berpegangan tangan saat pacaran, 82% berciuman, 63% rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian memicu remaja melakukan hubungan seksual.
Menurut (BKKBN, 2008) di Indonesia 63% remaja sudah pernah melakukan kontak seksual dengan lawan jenisnya dan 21% pernah melakukan aborsi. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat.
Penelitian yang di lakukan oleh Depkes tahun 2009 di empat kota yaitu Jakarta Pusat, Medan, Bandung dan Surabaya terdapat sebanyak 35,9 % remaja memiliki teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, 6,9% responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
Di provinsi Jawa Tengah berdasarkan Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tercatat kategori umur 18 tahun hingga 20 tahun sudah melakukan hubungan di luar nikah dan remaja usia 15 tahun hingga 19 tahun juga pernah merasakan hubungan seksual di luar nikah.
Pada tahun 2013 Kantor Wilayah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat 70 pernikahan dini dalam setahun, 37 di antaranya karena hamil di luar nikah. Tidak hanya itu, tingkat kelahiran di Jawa tengah juga meningkat.
yang salah tentang seks melalui berbagai media yang berkembang sesuai dengan kemajuan zaman seperti internet, video handphone, VCD, serta bacaan-bacaan yang vulgar jika tidak diiringi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik dapat menyebabkan remaja tersebut masuk kedalam pergaulan seks bebas. Oleh karena itu, untuk melihat apakah remaja putri terpengaruh dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini ke dalam suatu penelitian dengan judul : “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Seks Bebas di SMA Negeri 7 Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah :
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang seks bebas di SMA Negeri 7 Semarang
2. Apakah ada hubungan antara sikap remaja putri tentang seks bebas di SMA Negeri 7 Semarang
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Seks Bebas Di SMA Negeri 3 Baubau
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang seks bebas remaja putri di SMA Negeri 7 Semarang
No Nama Peneliti, Tahun Peneliti
Judul Penelitian Rancangan Penelitian, Variabel, Sasaran
Hasil Penelitian
1 Arista Rosady Febri Aning Tias
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara lingkungan sikap seks bebas pada remaja dan ada hubungan antara 55), dengan perilaku seks bebas pada remaja
2 Rony Setiawan Jurnal Soul, Vol. 1, No. 2, dan angket). Teknik analisa data
menggunakan pendekatan statistika antara lain Uji validitas konstruk,
Ada hubungan yang signifikan antara antara lain waktu usia dari pubertas sampai menikah
remaja di Kota Bekasi.
paparan media massa tentang seks,
kurangnya informasi/ pengetahuan tentang seks, komunikasi yang kurang efektif dengan orang tua, mudah menemukan alat kontrasepsi yang tersedia bebas dan kurangnya
3 Riana Prihastuti pada analisis bivariat di gunalam akan uji chi square (X2) dengan menggunakan kuesioner. Populasi Penelitian adalah seluruh siswa SMA Teuku Umar kelas XII sebanyak 107 orang. Sedangkan jumlah sampel 52 orang, sampel yang diambil secara purposive sampling.
Hasil dari Penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang pacaran yang sehat di SMA Teuku Umar kota Semarang didapakan yang termasuk dalam kategori baik
sebanyak 23 (44,2%) responden, dan perilaku seksual yang termasuk kategori sikap positif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan ”What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
2. Sikap
Sikap adalah kondisi mental relatif menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, atau netral, atau negatif, mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk bertindak.
3. Remaja
Remaja adalah usia antara 10-19 tahun (WHO). Remaja adalah usia antara 11-24 tahun dan belum menikah. Remaja adalah suatu tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja yaitu, usia 10-19 tahun, masa ini sering disebut masa pubertas.
4. Seks Bebas
Pemerintah Sekolah Keluarga Institusi Agama Masyarakat
Perilaku Seks Bebas
Media Rekan Sebaya Sarana Teknologi
Sementara kata seks bebas sendiri sebenarnya dibuat agar jelas bahwa semua penganutnya bebas memilih pasangannya dengan bebas, bisa berganti-ganti pasangan kapanpun mereka mau, tanpa terikat hubungan perkawinan.Tetapi ada makna lain yang bisa kita ambil dari kata seks bebas itu sendiri, yaitu bebas dari perasaan-perasaan yang akan membebani bila kita melakukannya dalam sebuah keterikatan, entah keterikatan pernikahan atau keterikatan dalam hal cinta secara umum. Definisi secara umum adalah hubungan seks yang dilakukan pranikah atau Premarital sex.
Yang dimaksud seks bebas adalah lebih luas tak terbatas, kelompok seks bebas menghalalkan segala cara dalam melakukan seks (aktivitas seksual) dan terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada moralitas atau nilai-nilai manusiawi.
Gambar 1. Landasan Teori
Pendidikan seks melalui : Orang tua
Sekolah Teman Media cetak Film
Internet dll
Sikap remaja putri tentang seks bebas Pengetahuan remaja putri
tentang seks bebas B. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Tidak dilakukan penelitian : Dilakukan penelitian
Variabel Bebas (Independen) : Pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini adalah merupakan penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri tentang seks bebas di SMA Negeri 7 Semarang.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karateristik yang ditentukan (Riyanto, 2011). Populasi yang diambil adalah seluruh siswi yang ada di SMA Negeri 7 Semarang mulai dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII yang berjumlah 291 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Menurut Riyanto (2011) sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi.
Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut Notoadmodjo, sebagai berikut :
Keterangan : n = Besar sampel
N = Besar populasi yang ada
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan N
Pada penelitian ini jumlah populasi yang ada adalah 291 siswi dengan derajat kepercayaan yang diinginkan sebesar 95 %, maka perhitungan besar sampel adalah :
291 n =
1 + 291 (0,052)
= 168 responden
Dengan demikian jumlah sampel minimal yang akan diteliti adalah 168 orang siswi. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
Proportionate stratified simple random sampling, yaitu dengan cara membagi populasi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata berdasarkan perimbangan (proporsional).
C. Variabel Penelitian
Menurut Riyanto (2011), variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur. Jenis variabel dalam penelitian ini adalah jenis variabel menurut hubungan antar variabel. Dalam hal ini terbagi atas dua yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Yang termaksud variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel independen (variabel bebas). Yang merupakan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja putri tentang seks bebas.
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejumlah hasil dari tahu setelah responden mendapat informasi tentang seks bebas. Diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 14 butir pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk pertanyaan tertutup. Selanjutnya, setiap responden dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76 % – 100% b. Cukup : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 56%-76% c. Kurang : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden < 55% Skala Ukur : Ordinal
2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini adalah respon yang dimunculkan responden terhadap seks bebas. Diukur menggunakan kuesioner yang berisi 16 butir pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk Skala Likert. Selanjutnya setiap responden dikategorikan sebagai berikut :
Skor T>MdT : Sikap responden dianggap favorable (baik/positif/ tidak mendukung).
Skor T<MdT : Sikap responden dianggap Unfavorable (tidak baik / negatif / mendukung).
Skala ukur : Nominal 3. Seks Bebas
Seks bebas adalah aktivitas seksual yang dilakukan dengan bebas diluar ikatan pernikahan yang syah, diantaranya melakukan petting, oral seks, anal seks, dan senggama.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Jenis Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara terstruktur (kuesioner) yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir yang berisikan pilihan jawaban, di mana jawabanya telah disediakan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari rekapitulasi jumlah siswi kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 7 Semarang
2. Cara Pengumpulan Data
pertanyaan, objektivitas jawaban, efektivitas waktu mempermudah peneliti saat pengolahan data.
F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data dengan cara manual dan dianalisis secara statistik.pengolahan data dilakukan melalui :
a. Editing
Untuk memastikan apakah data telah terisi semua oleh responden untuk dapat di baca secara relevan
b. Coding
Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu sehingga lebih mudah di sederhanakan
c. Transfering
Memindahkan jawaban / kode ke dalam media tertentu pada master tabel atau kartu kode
d. Tabulating
Memindahkan data dari data koesioner kedalam bentuk table. 2. Analisa Data
Untuk setiap item pertanyaan dalam kuesioner pengetahuan, jika dijawab dengan benar diberi nilai 1, sedangkan untuk setiap item pertanyaan yang dijawab salah atau kosong (tidak dijawab) akan diberi nilai 0.
Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan cara perhitungan persentase. Aspek pengetahuan yang dinilai menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P : Presentase jawaban yang benar
a : Jumlah pertanyaan yang dijawab benar b : Jumlah semua pertanyaan
Kemudian dilakukan pengkategorian, yaitu:
a. Baik : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76 % – 100% b. Cukup : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 56%-76% c. Kurang : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden < 55%.
Untuk pengolahan data sikap dinilai melalui Sikap Model Likert dengan rentang dari yang positif ke negatif dengan ketegori, yaitu :
a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)
c. Tidak mempunyai pendapat / Netral (N) d. Tidak Setuju (TS)
e. Sangat Tidak Setuju (STJ).
Dalam penilaian terhadap sikap ini dilakukan secara sederhana, untuk suatu pertanyaan yang bersifat favorable (baik/positif/tidak mendukung) jawaban SS diberi nilai 5, jawaban S diberi nilai 4, jawaban N diberi nilai 3, jawaban TS diberi nilai 2 dan jawaban STS diberi nilai 1. sebaliknya untuk yang bersifat un-favorable (tidak baik/negatif/mendukung) jawaban SS diberi nilai 1, jawaban S diberi nilai 2, jawaban N diberi nilai 3, jawaban TS diberi nilai 4 dan jawaban STS diberi nilai 5.
Selanjutnya variabel sikap di interpretasikan menggunakan skor standar, yaitu skor T. Dalam hal ini skor setiap responden terhadap seluruh butir pernyataan sikap dijumlahkan dahulu kemudian dimasukkan kedalam rumus skor T dan dibandingkan dengan nilai median T.
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
X : Skor responden pada skala sikap yang hendak dirubah menjadi skor T X : Mean skor dalam kelompok
S : Standar deviasi
Untuk menentukan kategori favorable (baik/positif/tidak mendukung) atau
Un-favorable (tidak baik/negatif/mendukung) maka dicari nilai median T, bila : Skor T>MdT :maka sikap responden dianggap favorable (baik/positif/tidak
mendukung).
Skor T<MdT :maka sikap responden dianggap Un-favorable (tidak baik/negatif/mendukung).
T
=
50
+
10
[
x
−¯
x
Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik bivariat, yang dilakukan menggunakan rumus Chi-Square. Rumus Chi-Square :
X2 = ∑ ( fo – fe )2
fe Keterangan :
X2 : Chi-Square
∑ : Jumlah
fo : Frekuensi Observasi fe : Frekuensi harapan
Lampiran Penelitian
LAMPIRAN 1
Surat Persetujuan Responden Mengisi Kuesioner
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Alamat :
Bahwa telah mendapat penjelasan yang lengkap dan jelas mengenai tujuan penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Seks Bebas pada Siswi SMA Negeri 7 Semarang, maka saya menyadari manfaat dan resiko penelitian tersebut bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan memberikan jawaban yang sebenar-benarnya.
Surakarta,...
LAMPIRAN 2
Kuesioner Penelitian
Nama:
Jenis Kelamin: Usia:
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1) Apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi ...
a. Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial, tidak hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi
b. Kondisi sehat secara fisik saja dan bebas dari penyakit atau kecacatan
c. Ilmu yang mempelajari tentang seksualitas pada remaja
2) Masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis pematangan fungsi seksual, serta pertumbuhan fisik terjadi sangat cepat dan tidak beraturan disebut masa ... a. Masa anak – anak b. Masa puber c. Masa dewasa
3) Batasan usia remaja menurut WHO adalah ...
a. 10 – 20 tahun b. 10 – 25 tahun c. 12 – 25 tahun
4) Mulai timbulnya kesukaan pada lawan jenis, lebih dekat dengan teman dan kesukaan dalam
berkhayal merupakan cirri khas remaja ...
a. Remaja awal b. Remaja tengah c. Remaja akhir
5) Peristiwa keluarnya darah dari vagina secara teratur yang bersifat alamiah disebut ... a. Menstruasi
b. Mastrubasi c. Mimpi basah
6) Masa pubertas pada remaja laki – laki biasanya ditandai dengan ... a. Menstruasi
b. Membesarnya pinggul c. Mimpi basah
7) Apa yang dimaksud dengan aborsi ...
a. Pengguguran kandungan secara tidak sehat
b. Pengguguran kandungan secara sehat
c. Pengeluaran janin dalam rahim atas persetujuan media
8) Penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS disebabkan oleh, kecuali ...
a. Berganti – ganti pasangan dengan hubungan seksual b. Penggunaan narkoba dengan
9) Akibat dari pergaulan bebas pada remaja saat ini adalah ...
a. Kehamilan yang tidak diinginkan
b. Kematian c. Kemandulan
10) Akibat dari orang yang menderita penyakit menular seksual seperti HIV / AIDS adalah ...
a. Cacatnya saluran telur dan kemandulan
b. Radang saluran kencing c. Penurunan daya tahan secara
terus – menerus sehingga dapat menyebabkan kematian
11) Upaya untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan perilaku hidup sehat adalah pengertian dari ..
a. Pendidikan kesehatan b. Pendidikan kesehatan
reproduksi
c. Pendidikan seksualitas
12) Tujuan dari pendidikan kesehatan yang diberikan baik formal maupun nonformal adalah ... a. Agar remaja dapat membangun
sikap yang positif, sehat, dan objektif terhadap perkembangan seks dengan segala manifestasi baik mengenai dirinya maupun orang tua
b. Agar remaja dapat membangun sikap yang dapat bertanggung jawab untuk dirinya sendiri c. Agar remaja dapat mengetahui
perkembangan seks pada dirinya sendiri
13) Pendidikan awal tentang kesehatan reproduksi pada remaja lebih efektif atau akan lebih baik diberikan oleh ...
a. Pendidikan sekolah b. Tokoh masyarakat c. Orang tua
14) Pendidikan kesehatan reproduksi yang diberikan oleh orang tua pada anak remajanya biasanya berupa materi yang dianggap sebagai dasar untuk mengenal lebih jauh tentang kesehatan reproduksi yaitu ...
a. Pengenalan organ reproduksi b. Perilaku yang sehat dan
bertanggung jawab c. Semua benar
15) Nyeri, bengkak, merah, dan bernanah pada alat kelamin, baik pria dan wanita merupakan tanda – tanda dari penyakit menular seksual dari ...