sosiologi - kelompok - kelompok sosial yang tidak teratur
KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR Ada 2 kelompok sosial yang tidak teratur :a.- Kerumunan
b.- Publik
Kerumunan
Ciri – ciri Kerumunan :
Ukuran utamanya adalah kehadiran orang – orang secara fisik.
Individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan
pada waktu yang sama.
Bersifat sementara ( Temporer )
Kerumunan selesai setelah orang bubar
Kerumunan tidak terorganisasi
Identitas sosial tidak dominan
Pembubaran kerumunan dengan cara mengalihkan perhatian.
Publik
Interaksi secara tidak langsung publik didasarkan pada tingkah
laku atau prilaku individu
masih memiliki kesadaran dan kedudukan sosial. Bentuk – bentuk Kerumunan :
a. Kerumunanan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1. Formal audiens
2. Planned Expressive Group
b. Kerumunan yang bersifat sementara
1. Inconvenient Aggregation 2. Panic Crowd
3. Spectator Crowds
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
1. Acting Mobs
2. Immoral Crowds
PUBLIK
a. INTERAKSI TERJADI SECARA TIDAK LANGSUNGKESADARAN AKAN
KEDUDUKAN SOSIAL YANG SESUNGGUHNYA CARA
MENGUMPULKAN DENGAN CARA MENGGANDENGKAN NILAI – NILAI SOSIAL ATAU TRADISI MASYARAKAT
Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun dan juga merupakan kelompok primer, memiliki struktur sosial yang tradisional sehingga perkembangan dan perubahannya relatif lambat.
Ciri-ciri masyarakat desa :
1. Afektifitas, ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih (Talcot Passons).
2. Orientasi kolektif , sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan (Talcot Pasons).
3. Lingkungan alam masih besar peranan
dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat pedesaan
4. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, beternak, nelayan, dll).
5. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat familistik.
6. Cenderung bersifat konservatif.
7. Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat dan dipedomi warganya dalam melakukan interaksi sosial.
8. Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal, sehingga deferensiasi sosial masih sedikit.
Faktor-faktor penyebab masyarakat kota bersifat dinamis : 1. Faktor pendidikan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status Isolasi sosial, sehingga statis
Kesatuan dan keutuhan kultural Banyak ritual dan nilai-nilai sakral Kolektivisme
Masyarakat kota Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Mobilitas sosial, sehingga dinamik Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular Individualisme Hubungan pedesaan-perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Contohnya proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan.
Kelompok – Kelompok Kecil