• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

EFEECT OF NPK FERTILIZER DOSAGE ON Jatropha curcus GROWTH

Muh. Askari Kuruseng dan Faisal Hamzah Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa Jl. Malino KM 7 Kec. Bontomarannu Kab. Gowa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertum-buhan tanaman jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 dosis perlakuan, yaitu : P0 = Kontrol, P1= 1 g pohon-1, P2 = 2 g pohon-1, P3 = 3 g pohon-1, P4 = 4 g pohon-1, P5 = 5 g pohon-1, P6 = 6 g pohon-1, P7 = 7 g pohon-1. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 polybag dan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah: umur bertunas, tinggi tunas, jumlah tunas, diameter tunas, jumlah daun, umur berbunga. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemupukan dengan dosis 4 g pohon-1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, dan kedua perlakuan tersebut umumnya hanya berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 g pohon-1, 2 g pohon-1 dan 3 g pohon-1 NPK. Hubungan antara umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis optimal adalah 4 g pohon-1 NPK.

Kata kunci: Dosis pupuk, pertumbuhan jarak pagar

ABSTRACT

This research aims to known the effect of NPK fertilizer dosage on Jatropha curcus growth. This research was conducted at the experimental farm of Faculty of Agriculture Hasanuddin university Makassar. This research was arranged according to Randomized Block Design with 8 dosage treatment, namely: P0 = Control, P1= 1 g trees-1 , P2 = 2 g trees-1 , P3 = 3 g trees-1 , P4 = 4 g trees-1 , P5 = 5 g trees-1 , P6 = 6 g trees-1 , P7 = 7 g trees-1. Each unit of treatment was consisted of 3 polybag and was repeated 3 times. Parameter measured were age of budding, shoot height, number of shoots, shoot diameter, number of leaf, and flowering age. Result of the reasearch showed that fertilizing with 4 g trees-1 NPK dosage have best result on average age of budding, number of shoots and number of leaf. While the pastest flowering age was obtained from 5 g trees-1 NPK dosage, and both of that treatments were generally significant different with control, 1 by and large just different real with control, 1 g trees-1 , 2 g trees-1 , and 3 g trees-1 NPK dosage. The relationship among age of budding, shoot height, number of leaf, number of shoots and flowering age with NPK dosage have quadratic's relation, with optimal dosage is 4 g trees-1 NPK.

(2)

PENDAHULUAN

Jarak pagar merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat prospektif sebagai bahan baku biodiesel. Hal ini disebabkan karena tanaman jarak pagar dapat menghasilkan kadar minyak sekitar 30 sampai 50 persen, dengan umur tanaman dapat mencapai 30 tahun serta dapat dikembangkan pada lahan marginal.

Tanaman dalam pertumbuhan dan per-kembangannya untuk berproduksi baik, membutuhkan banyak macam unsur, yaitu unsur hara makro dan mikro yang bersifat esensial. Unsur hara tersebut diperoleh tanaman dari tanah melalui akar dan dari udara melalui daun. Makin baik pertum-buhan tanaman dan makin tinggi pro-duksinya yang dipanen berarti makin tinggi jumlah unsur hara yang diserap dan diangkut dari dalam tanah serta dipin-dahkan ke tempat lain. Oleh karena itu produktivitas tanaman akan semakin me-nurun jika tidak dibarengi dengan per-tambahan unsur hara tanaman ke dalam tanah melalui pemupukan.

Pemupukan harus mempertimbangkan ke-seimbangan antara hara di dalam tanah dengan hara yang diberikan sebagi pupuk. Penelitian rekomendasi pemupukan (jenis, takaran, waktu dan cara) serta pengelolaan tanah spesifik lokasi yang selama ini menjadi acuan dalam pelaksanaan tek-nologi usahatani di tingkat petani.

Setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda. Tanaman jarak pagar memerlukan pupuk NPK apabila meng-inginkan pertumbuhan yang lebih baik untuk tujuan komersil (Alamsyah, 2006).

N, P, dan K adalah unsur hara makro yang esensial artinya unsur hara yang dibutuh-kan tanaman dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat digantikan oleh unsur yang lainnya pada berbagai proses selama pertumbuhan tanaman. Nitrogen di dalam jaringan merupakan komponen penyusun dari berbagai senyawa esensial bagi

tum-buhan misalnya asama-asam amino, pro-tein dan enzim. Fosfor merupakan bagian yang esensial bagi berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi gelap foto-sintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya. Kalium berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi foto-sintesis dan respirasi. Kalium juga sangat berperan dalam mengatur potensi osmotik sel. Kekurangan unsur ini akan meng-hambat pertumbuhan tanaman.

Pemupukan berimbang adalah pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kemampuan tanah menyediakan hara. Kalau suplai hara dari tanah dinilai cukup berdasarkan hasil analisis tanah, maka hara yang bersangkutan tidak perlu di-tambahkan, pemupukan berimbang tidak diartikan sebagai keharusan memberikan hara N, P, K, dan unsur hara lainnya seperti yang sering ditafsirkan oleh ba-nyak orang. Pemupukan berimbang dalam pengertian yang benar adalah mengguna-kan pupuk sesuai dengan suplai hara tanah dan kebutuhan tanaman.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk untuk menge-tahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Kebun Perco-baan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Ber-langsung pada Februari sampai Agustus 2006.

(3)

ulang sebayak 3 kali sehingga terdapat 72 polybag.

Pengisian polybag dilakukan dengan menggunakan tanah, pupuk kandang dan pasir yang telah dicampur merata, polybag yang telah terisi lalu disiram sampai jenuh air.

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam. Pupuk susulan berikutnya dilaku-kan setiap bulan sesuai perlakuan masing-masing. Pupuk NPK yang digunakan me-rupakan campuran pupuk urea, TSP dan KCl dengan perbandingan masing-masing 3 : 2 : 1. Untuk mempercepat penyerapan unsur hara yang diberikan, tanaman di-semprot dengan biokultur setiap minggu dengan konsentrasi 3 ml L-1 air.

perlakuan penyemprotan interval bio-kultur dengan cara menyemprotkan ke seluruh permukaan tanaman secara me-rata. Waktu penyemprotan dilakukan se-suai dengan perlakuan masing-masing.

Penanaman dilakukan dengan cara mem-benamkan pangkal setek jarak pagar ke dalam tanah sedalam 4 – 5 cm. Menyiram setek yang telah ditanam sesuai dengan kondisi kelembaban tanah dalam polybag.

Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:

1. Umur bertunas (hari), dihitung pada hari munculnya tunas setinggi 1 cm setelah tanam. Pengamatan ini dilaku-kan setiap dua hari secara menyeluruh pada semua perlakuan.

2. Tinggi Tunas (cm), diukur tinggi tunas yang terbentuk dari pangkal tunas sampai titik tumbuh setiap dua minggu.

3. Jumlah tunas (buah), dihitung jumlah tunas yang tumbuh pada setek.

4. Diameter tunas (cm), mengukur diameter masing-masing tunas yang terbentuk yaitu pada jarak 2 cm dari pangkal tunas.

5. Jumlah daun (helai), menghitung daun sempurna yang terbentuk pada setiap tunas, yang dilaksanakan setiap dua minggu.

6. Umur setek berbunga (hari), dihitung hari munculnya bunga pada tunas yang terbentuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Umur Bertunas

Umur bertunas pada sidik ragam menun-jukkan bahwa berbagai dosis NPK ber-pengaruh sangat nyata terhadap umur bertunas tanaman jarak.

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan umur bertunas tercepat (8,22 hari) dan berbeda nyata dengan kontrol dan dosis 1 g pohon-1 NPK (P1).

Tinggi Tunas

(4)

Tabel 1. Rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata NP JBD0,05

Kontrol (P0) 18,56 a 3,385

1 g pohon-1 NPK (P1) 15,22 ab 3,552

2 g pohon-1 NPK (P2) 11,89 bc 3,653

3 g pohon-1 NPK (P3) 9,11 c 3,720

4 g pohon-1 NPK (P4) 8,22 c 3,764

5 g pohon-1 NPK (P5) 8,44 c 3,787

6 g pohon-1 NPK (P6) 9,22 c 3,809

7 g pohon-1 NPK (P7) 10,00 c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBDα=0,05.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tunas (cm) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata NP JBD0,05

Kontrol (P0) 8,25 b 3,405

1 g pohon-1 NPK (P1) 9,38 b 3,573

2 g pohon-1 NPK (P2) 9,69 b 3,674

3 g pohon-1 NPK (P3) 13,43 a 3,742

4 g pohon-1 NPK (P4) 14,21 a 3,787

5 g pohon-1 NPK (P5) 14,20 a 3,809

6 g pohon-1 NPK (P6) 11,45 ab 3,832

7 g pohon-1 NPK (P7) 11,14 ab

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBDα=0,05.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan tunas tanaman tertinggi (14,21 cm) dan berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 dan 2 g pohon-1 NPK (P0, P1, dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis NPK lainnya.

Jumlah Tunas

(5)

Tabel 3. Rata-rata jumlah tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata NP JBD0,05

Kontrol (P0) 2,11 b 0,766

1 g pohon-1 NPK (P1) 2,22 ab 0,804

2 g pohon-1 NPK (P2) 2,44 ab 0,827

3 g pohon-1 NPK (P3) 2,78 ab 0,842

4 g pohon-1 NPK (P4) 3,00 a 0,852

5 g pohon-1 NPK (P5) 2,78 ab 0,857

6 g pohon-1 NPK (P6) 2,67 ab 0,862

7 g pohon-1 NPK (P7) 2,67 ab

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBDα=0,05.

Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan jumlah tunas terbanyak (3,00) tetapi berbeda tidak nyata dengan dengan dosis NPK lainnya dan hanya berbeda nyata dengan kontrol.

Diameter Tunas

Diameter tunas pada. sidik ragam menun-jukkan bahwa berbagai dosis NPK ber-pengaruh tidak nyata terhadap diameter tunas tanaman jarak.

Tabel 4. Rata-rata diameter tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata

Kontrol (P0) 0,837

1 g pohon-1 NPK (P1) 0,923

2 g pohon-1 NPK (P2) 0,968

3 g pohon-1 NPK (P3) 0,949

4 g pohon-1 NPK (P4) 1,067

5 g pohon-1 NPK (P5) 1,039

6 g pohon-1 NPK (P6) 1,016

7 g pohon-1 NPK (P7) 0,950

Tabel 4 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) cenderung menghasil-kan diameter tunas terbesar (1,067 cm) dibandingkan dengan dosis NPK lainnya.

Jumlah Daun

(6)

Tabel 5. Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata NP JBD0,05

Kontrol (P0) 10,44 d 3,110

1 g pohon-1 NPK (P1) 10,61 cd 3,264

2 g pohon-1 NPK (P2) 11,80 bcd 3,356

3 g pohon-1 NPK (P3) 14,44 ab 3,418

4 g pohon-1 NPK (P4) 16,23 a 3,459

5 g pohon-1 NPK (P5) 14,01 abc 3,480

6 g pohon-1 NPK (P6) 13,18 abcd 3,500

7 g pohon-1 NPK (P7) 12,50 bcd

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c, d) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBDα=0,05.

Tabel 5 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan jumlah daun terbanyak (16,23 helai) tetapi ber-beda tidak nyata dengan dosis 3, 5 dan 6 g pohon-1 NPK (P3, P5 dan P6), dan berbeda nyata dengan dosis NPK lainnya.

Umur Setek Berbunga

Umur setek berberbunga pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap umur setek berberbunga tanaman jarak.

Tabel 6. Rata-rata umur setek berbunga (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.

Perlakuan Rata-rata NP JBD0,05

Kontrol (P0) 109,00 a 12,497

1 g pohon-1 NPK (P1) 97,00 ab 13,115

2 g pohon-1 NPK (P2) 91,67 b 13,486

3 g pohon-1 NPK (P3) 84,33 bc 13,734

4 g pohon-1 NPK (P4) 83,00 c 13,899

5 g pohon-1 NPK (P5) 82,00 c 13,981

6 g pohon-1 NPK (P6) 82,67 c 14,064

7 g pohon-1 NPK (P7) 90,00 bc

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBDα=0,05.

Tabel 6 menunjukkan bahwa dosis 5 g pohon-1 pupuk NPK (P5) menghasilkan umur berbunga tanaman jarak tercepat (82,00 hari) dan berbeda nyata dengan tanaman yang diberikan perlakuan kon-trol, dosis 1 dan 2 g pohon-1 NPK (P0, P1

dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya.

Pembahasan

(7)

hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, walaupun keduanya berbeda tidak nyata dengan pemakaian beberapa dosis lainnya. Hal ini diduga bahwa pada dosis tersebut merupakan dosis optimal untuk memberi-kan pengaruh terbaik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman.

Pemberian pupuk pada dosis yang tinggi sampai batas tertentu akan menyebabkan hasil semakin meningkat, dan pada kon-sentrasi yang melebihi batas tertentu pula akan menyebabkan hasil menjadi me-nurun. Menurut Harjadi (1991), pada ting-kat yang lebih tinggi, walaupun gejala-gejala defisiensi belum tampak, tanaman akan memberikan tanggapan terhadap pemupukan dengan kenaikan hasil atau penampilannya. Dengan tersedianya unsur hara yang lengkap dengan jumlah masing-masing unsur hara sesuai dengan ke-butuhan tanaman akan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian vegetatif tanaman.

Kandungan unsur-unsur hara (N, P, K) dalam pupuk yang diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan me-mungkinkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Tanaman yang diberikan dosis pupuk dalam jumlah yang berlebihan, tidak lagi mendorong pertum-buhan untuk lebih aktif, tetapi sebaliknya mulai menekan laju pertumbuhan tanam-an. Pada dosis yang lebih rendah belum cukup untuk mendorong pertumbuhan se-cara optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga tidak diper-oleh secara optimal. Suseno (1981), me-nyatakan bahwa untuk pertumbuhan ta-naman yang optimal diperlukan adanya keseimbangan unsur-unsur hara.

Selanjutnya Setyamidjaja (1986), menam-bahkan bahwa efesiensi pemupukan yang optimal dapat dicapai apabila pupuk di-berikan dalam jumlah yang sesuai ke-butuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Bila pupuk diberikan banyak, maka larutan tanah akan terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan ta-naman keracunan.

Upaya untuk mengefektifkan unsur-unsur hara yang diberikan lewat pemupukan pada tanaman yang ditanam adalah meng-gunakan dosis yang tepat. Pemberian pu-puk dengan dosis yang tepat akan mampu mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan ta-naman harus berada dalam kondisi yang berimbang sehingga penyerapan hara oleh tanaman lebih efektif. Menurut Harjadi (1991), penempatan pupuk yang tepat dengan dosis yang tepat merupakan faktor penting dalam pemupukan. Kemampuan tanaman dalam menyerap hara akan me-nambah kekuatan tumbuh bagi tanaman dan apabila unsur-unsur tersebut bekerja secara optimal maka pertumbuhan tanam-an aktanam-an menjadi lebih baik.

Pembentukan tunas sangat ditentukan oleh pembelahan dan pembesaran sel. Bila laju pembelahan dan pembesaran sel serta pembentukan jaringan berjalan baik maka pembentukan tunas serta daun akan terjadi lebih cepat pula. Unsur N berguna dalam pembelahan dan pembesaran sel-sel yang terjadi pada meristem apikal sehingga memungkinkan pertumbuhan tunas (Tabel 1) yang kemudian diikuti dengan per-tambahan tinggi tanaman (Tabel 2). Hubungan antara umur bertunas serta tinggi tanaman jarak dengan berbagai dosis NPK yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

(8)

y = 0.4563x2 - 4.3981x + 18.741

Gambar 1 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon-1. Umur bertunas semakin cepat dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon-1 umur bertunas semakin lambat dengan koefisien korelasi 0,99.

Pertambahan tinggi tanaman jarak disaji-kan pada Gambar 2 menunjukdisaji-kan hal yang sama seperti umur bertunas. Tinggi tanaman semakin bertambah dengan pe-nambahan dosis NPK sampai dosis 4 g pohon-1, selanjutnya penambahan dosis NPK tidak meningkatkan rata-rata tinggi tanaman tetapi sebaliknya tinggi tanaman jarak semakin menurun. Hubungan kedua-nya dapat diterangkan dengan koefisin korelasi sebesar 0,88, yang berarti dosis NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan tinggi tanaman.

Pertumbuhan tunas yang cepat serta penambahan tinggi tanaman akan diikuti dengan pertumbuhan daun yang

(9)

semakin berkurang, koefisien korelasi ke-duanya sebesar 0,93, yang berarti dosis

NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan jumlah tunas (93%).

y = -0.3174x2 + 2.7561x + 7.3761

r = 0.8858

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Dosis NPK (g tanaman-1)

Tinggi

Tuna

s

(

c

m

)

Gambar 2. Hubungan rata-rata tinggi tanaman (cm) jarak dengan dosis pupuk NPK

y = -0.037x2 + 0.3465x + 2.0186

r = 0.9305

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Dosis NPK (g tanaman-1)

J

u

m

la

h

T

u

n

a

s

(10)

y = -0.2767x2 + 2.3616x + 9.4787

Gambar 4 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon-1. Jumlah daun semakin banyak dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon-1 jumlah daun semakin menurun dengan koefisien ko-relasi 0,86.

Unsur P dibutuhkan untuk pertumbuhan awal terutama dalam merangsang per-akaran tanaman yang nantinya berguna untuk menopang tegaknya tanaman dan penyerapan unsur hara dari media tanam. Hal ini sesuai pernyataan Suseno (1981), bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan sejumlah ta-naman muda, fosfor juga merupakan bahan mentah untuk pembentuk sejumlah protein, membantu asimilasi dan per-nafasan sekaligus mempercepat pembu-ngaan. Fosfor diperlukan tanaman sebagai penyusun asam nukleat dan

perkembang-an jaringperkembang-an meristem serta merperkembang-angsperkembang-ang pertumbuhan akar. Fosfor berperan dalam proses fotosintesis, produksi karbohidrat dan pertumbuhan awal tanaman (Suseno, 1981). Unsur hara yang cukup dan ber-imbang yang tersedia bagi tanaman me-nyebabkan aktivitas fisiologi tanaman se-makin meningkat. Menurut Gardner et al. (1991), semakin tinggi hasil fotosintesis, semakin besar pula penimbunan cadangan makanan yang ditranslokasikan ke jaring-an penyimpjaring-an cadjaring-angjaring-an makjaring-anjaring-an dengjaring-an asumsi bahwa faktor lain dalam keadaan optimal.

(11)

fotosintesis dan sintesa protein. Selanjut-nya Lingga (1991), meSelanjut-nyatakan bahwa unsur kalium berfungsi dalam pembentuk-an protein karbohidrat. Hubungpembentuk-an pembentuk-antara

umur berbunga tanaman jarak dengan dengan berbagai dosis NPK dapat dilihat pada Gambar 5.

y = 1.2798x2 - 11.756x + 108.71

r = 0.9936

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Dosis NPK (g tanaman-1)

U

m

u

r

S

e

te

k

B

e

rb

u

n

g

a

(

h

a

ri

)

Gambar 5. Hubungan rata-rata umur berbunga tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK

KESIMPULAN

1. Perlakuan pemupukan dengan Dosis 4 g pohon-1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur ber-bunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, dan kedua perlakuan dosis tersebut umumnya hanya ber-beda nyata dengan kontrol, dosis 1, 2 dan 3 g pohon-1 NPK.

2. Hubungan antara umur bertunas, ting-gi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis opti-mal adalah 4 g pohon-1 NPK.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, 2006. Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Alternatif yang Ramah Lingkungan. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Gardner, F., RB Pearce., R. L Mitchell. 1991. Physiology Of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya: Ter-jemahan Herawati Susilo). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Harjadi, S, S. 1991. Pengantar Agro-nomi. Gramedia. Jakarta.

(12)

Sarief, S., 1992. Kesuburan dan Pemu-pukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pe-mupukan. CV. Simplex. Jakarta.

Gambar

Tabel 2.  Rata-rata tinggi tunas (cm) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK.
Tabel 4.  Rata-rata diameter tunas tanaman  jarak pagar pada berbagai dosis NPK.
Tabel 5.  Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman  jarak pagar pada berbagai dosis NPK.
Gambar 1. Hubungan rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mengijikan Tindakan Pengasapan (fogging) di Rumah……….44 Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Penguburan Barang

Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Bamboo Dancing (tan i bambu) dapat memacu motivasi belajar siswa. Masalah yang akan dibahas

Sedangkan, untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik regresi yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung variabel kepemimpinan islami

pergantian diperbolehkan atas keuntungan sekalian anak dan keturunan saudara laki-laki dan perempuan yang telah meninggal lebih dulu, baik mereka mewaris

Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat terhadap zona hambat pada mikroba uji E.. coli Post Hoc Test pelarut untuk mikroba

Berdasarkan data-data yang ada dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian yang pada dasarnya untuk melihat apakah data data dalam penelitian ini dapat digunakan untuk

a) Semakin lama di posisi sebagai pemimpin, perilaku sebagai servant leadership semakin meningkat. Hal ini terkait dengan peran sebagai mentor, refleksi terhadap