• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAKAN BONE GRAFTING PADA PENYAKIT PER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINDAKAN BONE GRAFTING PADA PENYAKIT PER"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAKAN BONE GRAFTING PADA PENYAKIT PERIODONTAL MENURUT PERSPEKTIK ISLAM

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu di Semester VI

Mata Kuliah

: Bioteknologi

Dosen Pengampu : Ina Rosdiana. S,Si. M,Si

Di Susun Oleh :

Siti Masithoh Nurul Maulidah (14111620094) Kelas/Semester : Biologi A/VI

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

bertemakan “

Bone Grafting Menurut Perspektif Islam

” sebagai tugas

Individu

Penulisan makalah ini disusun untuh memenuhi salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan tugas individu dalam mata kuliah

Bioteknologi dengan dosen pengampu Ibu Ina Rosdiana. S,Si.M,Si.

Pemakalah menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah

masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan

yang tidak disengaja, baik dari segi isi, dan penyajian bahasa. Hal ini

disebabkan terbatasnya kemampuan serta waktu yang di miliki. Oleh

karena itu atas segala kekurangan yang telah diperbuat mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

Pemakalah menerima tegur dan kritik yang bersifat membangun

dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan

penyusun mudah-mudahan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat

umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi kami mahasiswa

biologi.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bone Grafting jarang sekali diketahui oleh masyarakat di Indonesia. Bone Grafting tergolong kedalam Transplantasi, karena Bone Grafting sendiri merupakan proses transplantasi yang dilakukan untuk memperbaiki tulang yang rusak akibat penyakit, kecelakaan ataupun akibat kelainan perkembangan atau pertumbuhan tulang. Transplantasi sendiri sering kita kenal dengan proses pemindahan suatu organ atau jaringan yang satu ketempat lainnya yang ingin ditransplan. Seringkali kita mendengar tentang pencangkokan sum-sum tulang belakang. Sebetulnya jika di fahami lagi, maka ini sangat berbeda dengan pencangkokan sum-sum tulang belakang. Karena yang digunakan ialah berupa suatu jaringan dari tulang itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi dari Bone Grafting dan tindakannya terhadap penyakit periodontal ? 2. Apakah fungsi dari Bone Grafting ?

3. Apa sajakah jenis-jenis dari Bone Grafting?

4. Bagaimana pandangan Islam mengenai tindakan Bone Grafting? C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Bone Grafting? 2. Mengetahui fungsi dari Bone Grafting? 3. Mengetahui jenis-jenis dari Bone Grafting?

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Bone Grafting

Bone Grafting merupakan suatu tindakan pemindahan suatu jaringan yang diambil dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat yang lain. Bone grafting dapat dilakukan untuk memperbaiki kecacatan yang diakibatkan oleh adanya penyakit, kecelakaan ataupun kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan tulang. Bone Grafting biasanya digunakan sebagai salah satu pilihan untuk memperbaiki kerusakan tulang periodontal. Dalam hal tersebut periodontal merupakan suatu jaringan yang mengelilingi gigi yang fungsinya sebagai penyangga gigi dan terdiri atas gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar. Keseluruhan komponen yang terdapat didalam nya tersebut harus tetap sehat, hal tersebut disebabkan keseluruhan komponen tersebut merupakan penopang tulang pada gigi. Adanya kerusakan pada tulang alveolar dapat diatasi dengan tindakan Bone Grafting yang bahan dasarnya menggunakan Guided Tissue Regeneration (GTR). Bone Grafting dilakukan untuk mengurangi kerusakan atau pendalaman pada poket periodontal dan dapat mengisi tulang didaerah defek dan dapar membantu regenerasi tulang baru.

(5)

bagaimana pada orang dewasa. Berikut karakteristik masing-masing jaringan yang mengalami penyakit periodontal.

1. Gingiva

a. Warnanya lebih merah yang diakibatkan adanya penipisan lapisan epitel serta memiliki kandungan zat tanduk yang sedikit dan kemungkinan adanya vaskularisasi yang terjadi pada pembuluh darah dengan jumlah banyak. b. Kurangnya stippling yang diakibatkan papila pada jaringan ikar dari lamina

propia lebih pendek dan teksturnya lebih datar.

c. Konsistensinya lunak, hal tersebut diakibatkan adanya volume jaringan ikat dari lamina propia yang kurang padat dan sulkusnya cenderung dalam. d. Pada tepiannya memiliki tekstur yang menggumpal dan membulat terlihat

tekstur tersebut dihubungkan dengan adanya hiperami dan edema yang terjadi akibat adanya proses erupsi gigi.

2. Sementum

a. Tekstur lebih tipis dan memiliki tingkat kepadatan yang kurang

b. Kemungkinan dapat menyebabkan hiperplasia sementum pada bagian apikal dan atacchment.

3. Ligamen Periodontal

a. Ukuran ruang ligamen periodontal lebih lebar

b. Memiliki serat yang kurang padat dan jumlah seratnya diperkirakan kurang pada setiap daerahnya

c. Terdapatnya pertambahan cairan pada jaringan yaitu aliran darah dan cairan getah bening.

4. Tulang Alveolar

a. Memiliki lamina duea yang lebih tipis serta trabekula yang lebih sedikit. b. Terlihat ruang sum-sum yang lebih besar dan memiliki derajat klasifikasi

yang lebih rendah

c. Adanya kemungkinan bertambahnya aliran darah dan cairan getah bening. B. Fungsi Bone Grafting

(6)

dapat terjadi karena adanya graft dan tulang yang memiliki kandungan mediator osteoinduksi yang berupa BMP (Bone Morphogenic Protein) yang tergolong kedalam metrik tulang sehingga aktifitasnya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya sel tulang yang hidup ataupun rusak. BMP merupakan glikoprotein yang aktif pada demineralized bone matriks. 3) Osteokonduksi, merupakan proses resorpsi graft yang nantinya akan tergantikan oleh tulang baru dari resipien yang diambilnya secara bertahap. Adanya kontribusi graft yang terjadi dengan dimulainya proses osteokonduksi dengan membuat kerangka sebagai matriks utama dari tulang pada jaringan resipien, yang nantinya akan dilanjutkan dengan adanya proses stimulasi pembentukan tulang sebagai proses osteokonduksi. Grafts sendiri merupakan bahan yang dapat digunakan dalam memperbaiki kerusakan jaringan. Kerusakan tulang sendiri dapat didefinisikan sebagai timbulnya clah pada tulang yang membutuhkan pengisian tulang baru, hal tersebut hanya berlaku pada pengisian tulang yang terjadi akibat penyakit periodontal, dengan pemasangan implan pada ruang yang mengalami kerusakan

Akhir-akhir ini diketahui bahwa Bone Grafting dapat dilakukan dengan berbahan dasar karang laut yang bersifat mudah larut dan dengan sementara dapat tetap mempertahankan sifat penyembuhan pada tulang, menurut penelitian baru dari Swansea University England. Cangkok tulang yang terbuat dari senyawa kalsium merupakan temuan alternatif yang memiliki daya tarik tersendiri dalam ruang lingkup autografts. Autografts sendiri merupakan potongan-potongan tulang yang apat diambul dari bagian lainnya dari tubuh dan kemudian ditanamkan kembali pada daerah tulang yang rusak, namun perlu diketahui pula bahwa proses autografts tersebut dapat menyebabkan nyeri pada jangka panjang dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada daerah tulang yang rusak. Cangkok tulang yang berbahan dasar kalsium tulang tersebut memiliki kesamaan pada tulang manusia, dikarenakan struktur tulang yang berpori sehingga dapat menyediakan perancah bagi pertumbuhan sel-sel pada tulang baru. Penyembuha pada tulang tersebut memiliki jangka waktu hingga mencapai lima tahun. Adanya kemungkinan pemakaian karang laut sebagai media autografts ialah karena adanya bahan pembangun struktur tulang baru berupa Koral Hidroksiapatit (CHA) yang terbuat dari kalsium karbonat yang terdapat pada karang laut. CHA tersebut menurut riset berhasil digunakan sebagai bahan dasar dalam membuat cangkok tulang sejak tahun 1970. Namun cangkok tulang yang berbahan dasar CHA tersebut memiliki keterbatasan pada perancahnya, karena diketahui CHA tersebut tidak dapat larut secara sempurna dalam tubuh manusia.

(7)

Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan sekilas bagaimana proses Bone Grafting yang menggunakan berbagai macam bahan dasar, diantaranya dengan menggunakan koral. Seperti yang diketahui pula bahwa jaringan grafts termasuk tulang, hal tersebut dikarenakan penggunaanya yang telah meluas hingga saat ini, karena grafts sendiri merupakan salah satu jaringan yang sama dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan utama perbaikan kerusakan pada jaringan. Grafts sendiri dapat digunakan dengan berbagai macam bahan dengan penamaannya tersendiri, diantaranya ialah

1. Autograft

Autograft merupakan bahan yang digunakan yang berasal dari tubuh sendiri yang konsepnya hanya dipindahkan dari satu tempat ketempat yang lainnya, atau dari satu jaringan kejaringan yang lainnya. Autograft sendiri paling sering digunakan dalam medis, hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan biasanya berasal dari jaringan tubuh kita sendiri, namun dalam hal ini autograft memiliki beberapa kekurangan, diantaranya ialah jumlah bahan yang sangat terbatas, proses pengambilan bahan materisal dari resipien yang dapat menyebabkan infeksi, dapat meningkatkan resiko kehilangan darah , dapat menambah waktu anesti, dapat menyebabkan morbiditas serta dapat menyebabkan kemungkinan timbulnya resorbasi akar pada sel pendonor atau sel asal. Autograft dapat terbagi atas dua macam, yaitu autograft tulang bebas dan autograft berdekatan. Pada autograft tulang bebas biasanya terdiri atas tulang cortical, coancellous ataupun kombinasi antara keduanya, selain itu autograft tulang bebas juga bisa didapatkan di luar rongga mulut ataupun didalam mulut itu sendiri. Sedangkan autograft berdekatan (Contigius) atau sering disebut dengan bone swaging. Saat ini sudang jarang sekali digunakan dalam menangani pengeliminasian cacat tulang, karena pada teknik ini memiliki syarat tersendiri, yaitu adanya daerah edentulus sehingga defek pada tulang dapat menyatu hingga kedasar permukaan akar dan tidak menimbulkan adanya fraktur pada tulang bagian dasar, maka dalam prosesnya memerlukan ketelitian yang sangat mendalam.

2. Allograft

(8)

sendiri jika dibandingkan dengan autograft, yaitu pasien sendiri tidak mengalamai luka akibat pembedahan tammbahan guna pengambilan dari donor pada tubuhnya sendiri dan perbaikan tulangnnya sendiri memiliki proses yang sa,a. Bahan allograft yang dapat diketahui dan biasa digunakan salah satunya ialah Demineralized Freeze-dried bone allograft (DFDBA). Bahan tersebut terbuat oleh adanya dekalsifikasi dalam asam hidrokoloid yang kemudian dikeringkan.

3. Xenograft

Xenograft merupakan bahan graft yang dapat diambil dari spesies yang berbeda dan biasanya berasal dari kerbau atau babi, yang nantinya akan dipergunakan untuk manusia. Graft hidroksilapatit yang berasal dari tulang kerbau terbentuk melalui proses kimia yang disebut dengan Bio-Oss atau dapat disebut dengan pemanasan tinggi, melalui proses tersebut tulang hidroksilapatit alami yang memiliki struktur mikroporositas dan makroporositas serupa dengan tulang manusia, serta partikel-partikelnya terlihat diresorbsi dan tulangnya dideposisi. Beberapa graft tulang banyak terbentul oleh satu campuran atau lebih tipe materialnya, walaupun begitu campuran tersebut biasanya dibangun dari bahan material dasar. Bahan material dasar tersebut memiliki keanekaragaman, diantaranya ialah: 1) graft tulang yang memiliki allograft yang dapat digunakan tersendiri atau dalam kombinasi material lainnya. 2) graft tulang dengan dasar faktor merupakan faktor pertumbuhan alami dan faktor-faktor yang berada dalam matriks ekstra seluler tulang. 3) graft tulang dengan dasar sel dengan cara menggunakan sel-sel agar dapat menghasilkan jaringan baru tersendiri yang disemaikan kedalam support matrix. 4) tulang dengan dasar keramik, biaanya meliputi kalsium fosfat, kalsium sulfat, dan bioglas yang digunakan tersendiri dalam bentuk kombinasi.

4. Graft keramik

Merupakan subtitusi graft tulang yang dapat digunakan tersendiri ataupun dikombinasikan dengan bahan material lainnya. Hal tersebut meliputi kalsium sulfat, glass bioaktif dan kalsium fosfat. Walaupun demikian diketahui bahwa graft bebrahan keramik mudah rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik sendiri tergolong kedalam bahan yang tergolong logis untuk digunakan dalam implan gigi, karena sifatnya yang biokompatibilitas unggul.

(9)

Kalsium fosfat merupakan salah satu turunan mineral yang mengandung ion kalsium

(Ca

2+

) bersamaan dengan orthophospates (PO

4

3), metaphospates atau pyrophosphates

(P

2

O7

4-

) dan kadang-kadang ion hydrogen atau hydroxide. 70% dari tulang terbuat

dari hydroxyapatite ( Ca

10

(PO

4

)

6

(OH)

2

), mineral fosfat kalsium. Email gigi juga

sebagian besar terdiri atas kalsium fosfat. Formula sintesis yang bersifat

Biocompatible pada keramik fosfat bukan berbentuk biosorbable, oleh karena ittu

penggunaanya tepat jika dijadikan sebagai graft dengan kealamian mineralnya dengan

mineral pada email gigi ataupun tulang alveolar yang terdapat didalamnya.

Dalam dunia medis dan kedokteran gigi sering dikenal istilah

Hydroxyapatite (HA)

sering digunakan untuk menyatakan setiap bahan kalsium fosfat. HA merupakan

mineral dengan strukturnya yang mirip dengan tulang dan gigi. HA juga tergolong

kedalam kalsium fosfat yang sangat dikenal dan paling banyak dikaji dalam dunia

kedokteran.

6. Bioactive glass dan glass ceramic

Bahan bioactive glaas ini dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1960 oleh

Larri Hench dan koleganya di Universitas Florida yang selanjutnya dikembangkan

kembali oleh timnya. Bioactive glass merupakan suati material oxide logam sintesis

yang dapat bereaksi dalam cairan tubuh guna mempertinggi dan memperbesar diri

pada defek tulang. Bioactive glass sangat membantu karena tidak hanya membantu

regenerasi normal, melainkan pada akhirnya akan diserap dalam proses tersebut.

Bioglass merupakan suatu material yang padat dan terdiri dari CaO (Kalsium oksida)

NaO (Sodium oksida), PO (Fosfat Pentoksida), dan SiO (Silicon dioksida). Tingkat

biokopatibilitas atau kualitas pada bioactive glass memiliki kemampuan yang

biokompatibel atau dapat beriringan dengan kehidupan lainnya dan tidak memiliki

efek toksis dan tidak melukai terhadap fungsi biologis dari penggunaannya sebagai

implan gigi.

7. Kalsium Sulfat Keramik

(10)

regenerasi tulang yang biasanya memungkinkan terjadinya mekanisme osteogenesis

atau pembentukan tulang. Salah satu keunggulan dari kalsium sulfat memiliki sifat

yang biokompatibilitasnya secara in vitro dan memiliki tingkat toleransi terhadap

jaringan gingival.

D. Pandangan Islam mengenai Bone Grafting

Bone Grafting atau pencangkokan tulang yang saat ini sudah ditemukan oleh para ilmuwan dunia serta telah berkembang dengan begitu pesatnya. Menurut pandangan Islam sendiri pencangkokan tulang hukumnya mubah (Boleh) asalkan dengan ketantuan bahwa dapat dipastikan dengan adanya proses pencangkokan tulang tersebut memiliki manfaat yang lebih besar dari pada mudharat yang timbul. Syarat lain dengan adanya pencangkokan tulang tersebut dapat dilakukan karena organ tubuh yang dicangkokan dapat kembali seperti bentuk dan fungsi awalnya ataupun dengan adanya tindakan pencangkokan tersebut bertujuan untuk menutupi cacat yang dapat membuat seseorang tersebut terganggu secara psikologis ataupun fisiologisnya. Alasan lain mengapa pencangkokan tulang ini dapat dikatakan mubah (boleh) karena pada dasarnya proses cangkok tulang ini tidak menimbulkan kemungkinan kematian pada pendonor atau yang didonorkan. Serta adanya keikhlasan dari seorang pendonor dan tidak adanya tujuan untuk membunuh dirinya sendiri, seperti pada ayat berikut yang begitu jelas menggambarkan bahwa bagaimana Islam melarang adanya perbuatan yang ditujukan untuk membunuh diri nya sendiri

dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian” (QS. An Nissa:29)

Selain itu dalam melakukan pencangkokan tulang dibutuhkan pendonor yang sehat, hal tersebut diharapkan agar pendonor dan yang didonorkan tidak ada yang dirugikan satu sama lain yang bisa saja dapat menimbulkan kematian jika keadaan pendonor atau jaringan yang ingin dicangkokan tersebut dalam keadaan rusak atau tidak sehat. Hal tersebut dapat di jelaskan melalui hadits berikut

Hadits Rasulullah:

Artinya:”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah).

Hadits tersebut menganjurkan untuk tidak membuat mudharat bagi dirinya sendiri ataupun orang lain orang lain apalagi menyebabkan meninggalnya orang lain. Sekalipun tujuan dari pencangkokan tulang adalah baik karena untuk menolong sesama. Adanya bahan graft yang akan didonorkan oleh resipien sebaiknya menggunakan bahan dari tulang dirinya sendiri ataupun hewan yang dihukumi halal dagingnya bagi umat muslim. Hal tersebut sangat diperjelas pada surat Al-Baqarah ayat 168 yang kurang lebih terjemahannya sebagai berikut :

(11)

Dari ayat diatas maka jelaslah dalam menggunakan Graft bone ini sebagai bahan dasar dalam pencangkokan tulang tidak dapat digunakan sembarangan, dan harus berasal dari unsur yang baik dan tentunya dihalalkan oleh syari’at Islam.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan mengenai Bone Grafting atau dikenal sebagai pencangkokan tulang, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam pandangan Islam Bone Grafting dihukumi mubah dengan ketentuan bahwa Bone Grafting sendiri tidak membahayakan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain, serta dalam penggunaan graftnya harus jelas asal usulnya, seperti pada pengambilan bahan graft yang diambil dari orang yang sedang sakit, maka dikhawatirkan akan ada yang dirugikan dari pengambilan graft tersebut, serta pengambilan graft dari jaringan yang terdapat pada hewan hanya dibolehkan dari hewan yang dihalalkan oleh Islam 2. Penggunaan Bone Grafting dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan pada tulang

(12)

Bone Grafting agar tidak semakin memperparah kerusakan susunan tulang penopang gigi.

3. Penggunaan graft sebagai bahan utama dalam proses Bone Grafting dapat didapatkan oleh jaringan apapun yang mengandung kalsium, contohnya pada penemuan terbarunya yaitu penggunaan graft yang menggunakan bahan dasar karang laut dapat dijadikan alternatif bahan graft asalkan susunan kalsium yang dibutuhkan sama.

Daftar Pustaka

Web Rumah Sakit Universitas Airlangga. 2013. Penemuan Cangkok Tulang Berbasis Karang Laut. Jawa Timur. PDF

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Danise dan Robert (2009:107), mengemukakan bahwa strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam perusahaan (modal sendiri) memiliki hubungan

Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Schmitt (1999) yaitu tujuan dari feel adalah untuk menggerakkan stimulus emosional (events, agents, dan objects) sebagai bagian dari feel

Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik dengan kepatuhan akseptor KB dalam melakukan KB Suntik di

Berikan contoh ilmu Fardhu Ain dan Ilmu Fardhu Kifayah yang terdapat di dalam peta di atasi. (2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan prosedur pelayanan Izin Usaha Industri (IUI) di Kabupaten Karanganyar hampir memenuhi kriteria- kriteria yang

Naskah yang dapat dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang kebijakan, penelitian, pemikiran, reviu teori/konsep/metodologi, resensi buku baru, dan informasi

Data hasil observasi ini didapatkan melalui lembar observasi hasil belajar siswa, dan digunakan untuk melihat proses dan perkembangan hasil belajar siswa pada saat tes akhir

[r]