• Tidak ada hasil yang ditemukan

nilai dan kepuasaan dan kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "nilai dan kepuasaan dan kerja"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi,

(2)

NILAI

(VALUES)

,

SIKAP

(ATTITUDE)

DAN

KEPUASAN KERJA

(JOB

(3)

D e f i n i s i

Menurut Stephen P. Robins, nilai (value) adalah :

“Keyakinan dasar bahwa suatu modus (cara) perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau sosial, dibandingkan dengan modus (cara) perilaku atau keadaan akhir eksistensi kebalikan atau lawannya”.

Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly, sebagai berikut :

“Nilai merupakan tuntunan dan kepercayaan bahwa seseorang menggunakan kalau ketemu dengan situasi di mana putusan harus diambil”.

Contoh :

1. Apakah hukuman mati itu benar atau salah ?

2. Jika seseorang menyukai kekuasaan, apakah hal itu baik atau buruk ? Jawaban atas semua pertanyaan itu bermuatan nilai !

Sistem Nilai :

1. “Adalah suatu hirarki yang didasarkan pada suatu peringkat nilai-nilai seorang individu dalam hal intensitasnya”.

(4)

Pentingnya Nilai

Nilai penting untuk mempelajari PO, karena

nilai meletakkan fondasi untuk memahami

sikap dan motivasi serta karena nilai

mempengaruhi persepsi kita.

Individu-individu

memasuki

suatu

organisasi

dengan

gagasan

yang

(5)

Sumber Nilai

Berasal dari manakah sistem nilai kita ?

Sebagian ditentukan oleh oleh faktor

keturunan (genetik).

Sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain

(lingkungan), seperti : budaya nasional,

perintah orang tua, guru, teman, dan

pengaruh lingkungan lainnya yang serupa.

(6)

Tipe Nilai

Dapatkah nilai dikelompokkan ? Ya !

ALLPORT, dkk. mengidentifkasikan 6 tipe nilai, yaitu :

1. Nilai Teoritis, yaitu nilai yang menganggap sangat penting penemuan kebenaran lewat suatu pendekatan kritis dan rasional.

2. Nilai Ekonomis, yaitu nilai yang menekankan kegunaan dan yang praktis.

3. Nilai Estetis, yaitu nilai yang menaruh “nilai tertinggi” pada bentuk dan keserasian (harmoni).

4. Nilai Sosial, yaitu nilai yang memberikan nilai tertinggi pada kecintaan akan orang-orang.

5. Nilai Politis, yaitu nilai yang menaruh tekanan pada diperolehnya kekuasaan dan pengaruh.

6. Nilai Religius, yaitu nilai yang bermuatan keedulian akan kesatuan pengalaman dan pemahaman mengenai kosmos (alam semesta) sebagai keseluruhan.

Survei Nilai Rokeach

Milton

Rokeach

menciptakan RVS (Rokeach

Value Survey/Survei Nilai

Rokeach). RVS

terdiri dari 2

perangkat nilai, yaitu :

1. Nilai Terminal

: yaitu merujuk

kekeadaan

akhir

eksistensi

yang

sangat

diinginkan

;

tujuan-tujuan

yang

ingin

dicapai

seseorang

selama

hayatnya.

(7)

SIKAP

(ATTITUDE)

Definisi

:

Sikap adalah pernyataan atau

pertimbangan

evaluatif

mengenai objek, orang atau

peristiwa.

(8)

Tiga Komponen Sikap

1. Komponen Kognitif dari sikap

Yaitu segmen “pendapat atau keyakinan (nilai)” dari suatu sikap. Contoh : suatu keyakinan bahwa “diskriminasi” adalah salah.

2. Komponen Afektif dari sikap

Segmen emosional atau perasaan/keharuan dari sikap.

Contoh : Saya tidak menyukai si A karena diskriminasi minoritas.

3. Komponen perilaku (behavior) dari sikap

Merujuk kesuatu maksud untuk berperilaku (behavior) dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang/sesuatu.

Contoh : Saya lebih baik menghindari si A karena perasaan saya terhadap dia.

(9)

Sumber Sikap

Sikap, seperti nilai diperoleh

dari :

1. Sebagian ditentukan oleh

faktor keturunan (genetik).

2. Sisanya disebabkan oleh

faktor-faktor

lain

(lingkungan),

seperti

:

budaya nasional, perintah

orang tua, guru, teman, dan

pengaruh

lingkungan

(10)

Tipe Sikap

Seseorang dapat mempunyai ribuan sikap, tetapi PO memfokuskan perhatian pada sejumlah sikap yang berhubungan dengan pekerjaan. Kebanyakan riset PO memfokuskan pada 3 sikap :

1. Kepuasan Kerja

(Job Satisfaction)

Merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Orang yang tingkat kepuasan kerjanya tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu , sebaliknya jika tidak puas , akan bersikap negatif terhadap pekerjaannya.

2. Keterlibatan Kerja

(Job Involvement)

Derajat sejauhmana seseorang memihak kepada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi harga dirinya. Karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi, dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan, dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu.

3. Komitmen Organisasi

(11)

Teori Disonans Kognitif

Teori ini dikemukakan oleh Leon

Festinger (th. 1950-an). Disonans

berarti

inkonsistensi

(ketidak

konsistenan). Yaitu setiap ketidak

sesuaian antara dua sikap atau lebih

atau antara sikap dan perilaku.

(12)

Teori Disonans Kognitif

Misalnya

:

Tn. A memandang bahwa tingkat upah di perusahaannya

terlalu rendah. Apakah dengan naiknya tingkat upah akan

menyebabkan Tn. A bekerja lebih keras ? Jawabannya cukup

rumit, “Ya” atau “Tidak”.

Festinger berargumen bahwa setiap bentuk inkonsistensi tidak

menyamankan dan bahwa individu-individu akan berupaya

mengurangi disonans itu dan dari situ akan mengurangi

ketidak nyamanan. Oleh karena itu, individu-individu akan

mengusahakan keadaan mantap di mana disonans minimum.

Tentu saja tidak seorang individupun dapat menghindari

sama sekali disonans.

Contoh :

Kita tahu bahwa berbohong tentang pajak adalah tidak benar,

tetapi mengapa perusahaan kadang-kadang berbohong ?

Orang tua menyuruh anaknya menggosok gigi pada saat akan

tidur, tetapi orang tuanya tidak ?

(13)

Teori Disonans Kognitif dan Implikasinya

Terhadap Organisasi

Festinger menyatakan :

• “Bahwa

hasrat

untuk

mengurangi

disonans

akan

ditetapkan/ditentukan oleh pentingnya unsur-unsur yang

menciptakan disonans itu, derajat pengaruh yang diyakini

dipunyai oleh setiap individu terhadap unsur-unsur itu, dan

ganjaran yang mungkin tersangkut dalam

disonans

itu. Jika

unsur-unsur yang menciptakan

disonans

itu relatif tidak penting,

tekanan untuk mengurangi ketidak seimbangan

(disonans)

itu

rendah”.

Apa implikasi organisasional dari

disonans

kognitif ?

• Teori ini dapat membantu meramalkan kecenderungan

mengambil bagian dalam perubahan sikap dan perilaku.

(14)

KEPUASAN KERJA

(JOB SATISFACTION)

Menurut Robin

: “Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap

umum seorang individu terhadap pekerjaannya”.

Bekerja tidak hanya sekedar misalnya : menunggu pelanggan,

mengetik, dsb. tetapi pekerjaan juga menuntut interaksi dengan

rekan kerja dan atasan, mengikuti kebijakan dan aturan organisasi,

lingkungan kerja, dll.

Howel dan Dipboye dalam Ashar Sunyoto Munandar

memandang

:

“Bahwa kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa

suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari

pekerjaannya. Dengan perkataan lain kepuasan kerja mencerminkan

sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya”.

(15)

Dua Unsur Penting dalam Kepuasan Kerja

Locke dalam Ashar Sunyoto Munandar

menyatakan :

• “Ada dua unsur penting dalam kepuasan kerja,

yaitu :

nilai pekerjaan

dan

kebutuhan-kebutuhan dasar

.

• Nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang

ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan,

yang ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan

yang dianggap penting oleh karyawan.

(16)

Model Hubungan Kausal antara Motivasi Kerja,

Unjuk Kerja, dan Kepuasan kerja

Apabila kepuasan kerja dikaitkan dengan nilai

kebutuhan, maka hal ini ada kaitannya dengan

motivasi kerja. Ada beberapa model berkaitan

dengan hubungan antara motivasi kerja, unjuk

kerja, dan sikap kerja (kepuasan kerja).

(17)

Model Hubungan Kausal antara Motivasi Kerja, Unjuk Kerja, dan,

Sikap kerja (kepuasan kerja) Menurut Howell dan Dipboye

(18)

Model Hubungan Kausal antara Motivasi Kerja, Unjuk Kerja, dan,

Sikap kerja (kepuasan kerja) Menurut Howell dan Dipboye

Model C :

Kondisi

Kerja 1

Kondisi

Kerja 2

Motivasi

kerja 1

Sikap kerja

(kepuasan

kerja)

Motivasi

Kerja 2

Unjuk kerja

(Prestasi

(19)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, ada dua faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yaitu :

1.

Faktor pegawai

, yaitu : kecerdasan

(IQ)

, kecakapan

khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,

pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi,

cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

(20)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Pendapat Asyar Sunyoto Munandar

1. Ciri-ciri intrinsik pekerjaan. Maksudnya adalah tingkat tantangan mental dari pekerjaan, hal ini berkaitan dengan keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggungjawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan kreativitas.

2. Gaji/upah atau imbalan yang dirasakan adil. Maksudnya adalah gaji/upah yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu.

3. Penyeliaan/supervisor. Maksudnya adalah hubungan atasan dan bawahan. Ada dua jenis hubungan atasan bawahan, yaitu hubungan fungsional, dan hubungan keseluruhan. Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana penyelia membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya. Hubungan keseluruhan didasarkan ketertarikan (keakraban) antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa.

4. Rekan-rekan sejawat yang menunjang. Maksudnya adalah bahwa dalam kelompok kerja, kepuasan kerja akan muncul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi (kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri) dapat dipenuhi, dan mempunyai dampak pada motivasi kerja.

(21)

Teori dua faktor

(two factor theory)

dari Herzberg

Herzberg menyatakan bahwa yang dapat menimbulkan ketidak

puasan kerja

(dis-satisfaction)

adalah faktor pemeliharaan

(maintenance /hygiene factor/ekstrinsic factor),

meliputi :

1.

Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan

(company policy

and administration)

.

2.

Kualitas pengawasan

(technical supervision)

.

3.

Gaji/upah

(salary/wages)

.

4.

Hubungan-hubungan antar pribadi dan penyelia

(interpersonal

relation/supervision)

.

5.

Kondisi kerja

(working condition)

.

6.

Keamanan kerja

(job security)

.

7.

Posisi dalam organisasi

(status)

.

(22)

Teori dua faktor

(two factor theory)

dari Herzberg

Faktor motivator (faktor intrinsik) akan membuat individu senang dengan

pekerjaannya.

Faktor motivator menurut Herzberg meliputi :

1. Prestasi (achievement),

2. Pengakuan/penghargaan (recognation),

3. Pekerjaan itu sendiri (the work it self),

4. Tanggungjawab (responsibility),

5. Promosi/kenaikan

pangkat/kesempatan

mengembangkan

diri

(advancement).

Manajer seharusnya memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

karyawannya senang dan tidak senang. Ada anggapan dalam teori motivasi

tradisional yang menyebutkan bahwa : gaji/upah, bentuk insentif lainnya,

dan pengembangan hubungan antar pribadi serta kondisi kerja, akan

menaikkan produktivtas, menurunkan absensi karyawan dan perputaran

karyawan (LTO).

(23)

Pengukuran Kepuasan Kerja

Menurut Robin, pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Pendekatan nilai angka global tunggal (single global rating). Metode ini tidak lebih dari meminta individu-individu untuk menjawab satu pertanyaan. Misalnya : “Bila semua hal dipertimbangkan, betapa dipuaskankah anda oleh pekerjaan anda ? Alternatif jawabannya sbb : Sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas, dan sangat tidak puas.

2. Pengukuran kepuasan kerja yang lebih representatif adalah menggunakan metode skor penjumlahan (summating score). Metode ini tersusun atas sejumlah aspek dari pekerjaan karyawan. Metode ini mengenali unsur-unsur utama dalam suatu pekerjaan yaitu :

Tipe Kerja,

Hubungan dengan Rekan Sekerja, Tunjangan,

Diperlakukan Dengan Hormat Dan Adil, Kesempatan untuk Promosi,

Keamanan Kerja,

Peluang Menyumbangkan Gagasan, Gaji/Upah,

(24)

Apa yang menentukan kepuasan kerja ?

1. Kerja yang secara

mental menantang.

2. Ganjaran

yang

pantas.

3. Kondisi kerja yang

mendukung.

4. Rekan sekerja yang

mendukung.

5. Kesesuaian

(25)

Bagaimana karyawan mengungkapkan

ketidak puasan kerja ?

Aktif

Pasif

Destruktif

Konstruktif

Keluar

Suara

(26)

Bagaimana karyawan dapat mengungkapkan

ketidak puasan kerja ?

1.

Keluar

(Exit)

Perilaku yang diarahkan kearah meninggalkan organisasi.

Mencakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta

berhenti.

2.

Suara

(Voice)

Dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi.

Mencakup saran perbaikan, membahas problem-problem dengan

atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.

3.

Kesetiaan

(Loyalty)

Pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi. Termasuk

berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan

mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan

hal yang tepat.

4.

Pengabaian

(Neglect)

(27)

• Sekian, terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting

Pertumbuhan tanaman sudah baik dengan jumlah tanaman mencapai 763 tanaman tiap ha; Kesehatan tanaman sebesar 71,49% dari total 46.260 tanaman reboisasi dan realisasi luas

Rata-rata mortalitas larva ulat tritip instar III menurut dosis ekstrak tapak liman yang telah diaplikasikan (Tabel 6 dan 7), menunjukkan bahwa kenaikan dosis pestisida

Kebijakan subsidi dan sistem distribusi pupuk yang selama ini dibuat begitu amat komprehensif ternyata tidak menjamin adanya ketersediaan pupuk ditingkat petani khususnya

KTU/staf administrasi berkewajiban mengembalikan atau menyampaikan koreksian tersebut ke dosen pengusul proposal, disertai surat pemberitahuan dan bukti hasil koreksi

di urutan ketujuh di Indonesia untuk tingkat kemiskinan pada tahun 2012. Walaupun secara umum dari tahun ke tahun, Aceh telah berhasil menekan angka kemiskinan terutama sejak

Pengaturan hukum mengenai diskriminasi terhadap anak yang menjadi korban akibat perceraian orang tua didasarkan pada Pasal 14 juncto Pasal 76 A juncto Pasal 77

Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat yang memberikan penjelasan tentang tauhid (meng-esa-kan) Allah. Salah satu dari ayat tersebut adalah surah al-Baqarah: 255 atau dikenal