Bab IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1 Profil Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Pulutan 02 Salatiga terletak di jalan Dipomenggolo Nomor 11 Pulutan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Desa/Kelurahan Pulutan dengan luas bangunan sekolah 544m2 dan luas tanah 2.516 m2. Sekolah ini berdiri
pada tahun 1987 dan pada tahun 2011 telah mendapat akreditasi A.
4.1.1Sejarah Sekolah
Kondisi awal sekolah dari segi ketenagaan yaitu belum
ada tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi
keahlian.Sedangkan dari segi kualifikasi pendidikan, baru ada 3 guru yang berlatar belakang pendidikan S1.Tetapi tahun 2014 ada 8 orang guru yang berpendidikan S1 dan kepala sekolah berpendidikan S2.Jumlah keseluruhan guru adalah 10 guru, yaitu 7 PNS, 1 CPNS dan 2 guru Wiyata Bakti.
Sementara itu, dari segi kesiswaan, jumlah siswa pada tahun 2011/2012 ada 73 siswa.Pada tahun 2012/2013, ada 74 siswa.Sedang tahun 2014 ada peningkatan karena banyak pindahan, sehingga menjadi 80 siswa dengan 33 anak ABK atau 41, 25 %.
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah adalah terwujudnya SD bermutu yang menjadi tempat menyenangkan bagi berkembangnya potensi peserta didik baik akademik maupun non akademik dengan menghargai partisipasi warga sekolah dan masyarakat,
sehingga menjadi mitra dan dikagumi oleh
masyarakatnya.Sedangkan Misi Sekolah adalah (a)
Mengembangkan pendidikan inklusif yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan yang berpusat pada peserta didik untuk peningkatan mutu pendidikan, (b) Mengembangkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung pelayanan pendidikan yang professional, (c) Menjalin relasi
dan kerjasama intensif dengan masyarakat untuk
mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan, dan (d) Memberi kesempatan pada warga sekolah untuk terlibat dalam kegiatan masyarakat jika dibutuhkan.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga, akan dijelaskandalam tigatahapan, yaitu Input, Proses dan
Outputdibawah ini, sebagaimana ditetapkan dalam 6
4.2.1 KomponenInput
4.2.1.1Peserta Didik
a. Sasaran
Peserta didik SD Negeri Pulutan 02 Salatiga terdiri dari peserta didik normal/biasa dan peserta didik berkebutuhan khusus yaitu peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional,mental,sosial atau memiliki potensial kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Peserta didik yang diterima sebagai siswa SD Negeri Pulutan 02 Salatigaadalah siswa kategori slow learner bukan kategori berkebutuhan khusus lain seperti tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita,tuna
daksa,tuna laras, berkesulitan belajar,autis, memiliki
gangguan motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkoba atau sejenisnya.
Jumlah siswa pada tahun 2011/2012 ada 73 siswa dengan laki-laki ada 36 siswa dan 37 siswa perempuan. Pada tahun 2012/2013, ada 74 siswa yaitu laki-laki 43 siswa dan perempuan 31 siswa. Sedang tahun 2014 ada peningkatan karena banyak pindahan, sehingga menjadi 80 siswa dengan jumlah laki-laki 45 siswa dan perempuan 35 siswa.Data pada tahun 2014 ini ada 33 anak ABK atau 41, 25 %.
Tabel 4.1 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Jml.
Rombel
Laki-laki Perempuan Siswa Slow Learners
(Laki-laki/perempuan)
Jumlah
I 1 7 8 7 15
II 1 7 6 5 13
III 1 8 2 3 10
IV 1 6 6 6 12
V 1 5 9 5 14
VI 1 12 4 7 16
Total 6 45 35 33 80
Sumber:Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga dan Laporan HasilTest Psikologi Laboratorium Konseling UKSW.
Pertimbangan kemampuan sumber daya sekolah,
menjadikan SD Negeri Pulutan 02 memilih untuk
memprioritaskan sekolah inklusi khusus bagi slow learner. b. Identifikasi
Proses penyaringan (screening) untuk menentukan jenis kebutuhan khusus peserta didik dilakukan oleh sekolah melalui guru. Identifikasi kebutuhan khusus telah dilakukan oleh SD Negeri Pulutan 02 Salatiga sejak pendaftaran siswa dan promosi sekolah dalam program penerimaan siswa baru. Meskipun demikian sekolah juga bekerja dengan profesional dan universitas (UKSW) untuk terlibat dalam penyaringan siswa dengan instrumen standar. Hasil dari penyaringan ini bertujuan mengidentifikasi perencanaan pembelajaran dan pemantauan kemajuan belajar.
Tindakanassessment SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
untuk mengetahui kondisi peserta didik meliputi
aspekpotensi, kompetensi, dan karakteristik peserta didik dalam rangka penentuan program pendidikan atau intervensi untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Termasuk keunggulan dan hambatan yang diharapkan belajar siswa.Dalam pelaksanaannya SD Negeri Pulutan 02 Salatiga melibatkan tenaga ahli seperti psikolog, dokter, dan profesi spesifik yang terkait.
Dalam konteks pembelajaran dan layanan kekhususan
hasil asesmen dapat digunakan untuk menetapkan
kemampuan awal peserta didik sebelum memperoleh layanan pendidikan maupun intervensi kekhususan yang diperlukan.
Semua siswa di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga telah melewati proses asesmen/identifikasi berupa tes psikologi untuk menentukan kemampuan dan keadaan siswanya. Menurut data penelitian dari psikolog menunjukan 1 orang di atas rata-rata, 13 orang masuk rata-rata yang merupakan latar belakang keluarga yang ditinggal orang tuanya bekerja atau drop out, sedang 5 orang anak di bawah rata-rata dan 14 anak lambat belajar/slow learner . Kebanyakan siswa yang masuk merupakan pindahan dari SD lain yang dikeluarkan karena bermasalah di sekolah sebelumnya.
Menurut kepala sekolah penyebab masalah lambat belajar atau slow learner siswa di SD Negeri Pulutan 02 ini kebanyakan adalah faktor dari lingkungan keluarga seperti
yang di tuturkan oleh Kepala Sekolah Th.Sri
Rahayu(Wawancara tgl 10 Oktober 2014) sebagai berikut:
baik.Karena orang tua sendiri tidak memberikan contoh yang baik di rumah.Jadi anak-anak itu tidak mendapat dukungan belajar dari orang tua.
Demikian juga hasil wawancara dengan pak Hery Guru Pembimbing Khusus (GPK), menyatakan bahwa penyebab anak-anak slowlearner di sekolah ini bukan dari faktor kesehatan tetapi dari faktor orang tua yang kebanyakan sekolahnya hanya sampai SD seperti yang dituturkan pak Heri Susanto (Wawancara tgl 27 September 2014)sebagai berikut:
Kebanyakan anak-anak slowlearner di sini bukan karena faktor kesehatan tapi faktor lingkungan keluarga atau orang tuanya yang hanya sekolah sampai SD saja.
Disamping itu faktor kesulitan ekonomi orang tua yang menyebabkan kedua orang tua harus bekerja mencari nafkah menyebabkan orang tua tidak mempunyai perhatian terhadap kebutuhan pendidikan anak sehingga anak menjadi kurang motivasi dan menyebabkan lambat belajar.
Sedangkan saran yang diberikan dari Laboratorium Konseling untuk siswa Slow Learners di sekolah ini adalah supaya sekolah memberikan banyak latihan yang berkaitan dengan ketrampilan atau pekerjaan yang bersifat praktis.
4.2.1.2Kurikulum
Kurikulum penyelenggaraan pendidikan inklusif
Modifikasi terjadi pada 4 komponen utama pembelajaran yaitu: tujuan, materi, proses dan evaluasi.
Berdasarkan dari dokumen KTSP dan wawancana dengan Kepala Sekolah perihal kurikulum di Sekolah adalah Kurikulum yang digunakan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Struktur kurikulum terdiri dari empat komponen, yakni komponen mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri serta Program Khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Tujuan dari penyelenggaraan Program Khusus
adalah:(i). Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.(ii). Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta.
Tabel 4.2 Ruang Lingkup Program Khusus
No Jenis
Ketunaan Materi Khusus Alternatif
1 Tunagrahita Bina Diri KTK/ tambah jampel 2 Tunadaksa Bina Gerak KTK/ tambah jampel 3 Giftet Sosialisasi Percepatan dan pengayaan 4 Autis Bina Komunikasi KTK/ tambah jampel
Tabel 4.3 Pengaturan Beban Belajar
Kelas
Satu Jam Pelajaran Tatap
Muka / Menit
Jumlah Jam Pembelajaran/
Minggu
Minggu Efektif Per Tahun
Ajaran
Waktu Pembelajaran Jam / Tahun
1 35 28 37 1.036
2 35 29 37 1.073
3 35 32 37 1.184
4 35 36 37 1.332
5 35 36 37 1.332
6 35 36 30 1.080
Sumber: Laporan Tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga a. Ketuntasan Belajar
Tingkatketuntasan per matapelajaran untuk tiap kelas dapat dilihat didalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
No Mata Pelajaran
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Angka Huruf
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 67 Enam puluh tujuh 2 Pendidikan Kewarganegaraan 64 Enam puluh empat 3 Bahasa Indonesia 66 Enam puluh enam 4 Matematika 63 Enam puluh tiga 5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 Enam puluh lma 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 63 Enam puluh tiga 7 Seni Budaya dan Keterampilan 69 Enam puluh sembilan 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
73 Tujuh puluh tiga
B. Muatan Lokal
9 Bahasa Jawa 65 Enam puluh lima 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua
Jika tingkat ketuntasan per matapelajaran untuk tiap kelas tidak sama, padatabel akan ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
No Mata Pelajaran
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 68 66 65 66 65 65 2 Pendidikan Kewarganegaraan 61 71 64 61 63 60 3 Bahasa Indonesia 65 70 63 63 68 60 4 Matematika 70 70 59 57 61 55 5 Ilmu Pengetahuan Alam 68 69 61 61 65 60 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 61 69 62 61 59 60 7 Seni Budaya dan Keterampilan 72 69 68 65 66 70 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
79 73 73 65 71 70
B. Muatan Lokal
9 Bahasa Jawa 68 68 59 60 65 60 10 Bahasa Inggris 61 61 57 60 66 60
Sumber :Laporan Tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
Bila siswa belum mencapai KKM, guru kelas / mata
pelajaran melaksanakan kegiatan remedial berbentuk
pengulangan materi yang belum dikuasai oleh siswa dan kegiatan pengayaan dilaksanakan oleh guru berbentuk pemberian tugas-tugas individual atau berbentuk klasikal untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih cepat dari siswa lainnya.
belajar diberikan juga dalam bentuk tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.
Contoh:Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain: (a) Pengerjaan soal/latihan di rumah (PR) (b). Penugasan proyek secara berkelompok (c).Membuat hasil karya produk.
Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan dalam bentuk antara lain: (a). Membuat ringkasan buku/cerita pendek (b). Mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik aktual (c).Mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara tertulis
Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40% dari jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran yang bersangkutan.
Catatan:
a. ABK yang mampu mengikuti kurikulum reguler menggunakan ketuntasan belajar yang sama dengan anak normal lain, sedangkan ABK yang tidak menggunakan kurikulum reguler/ PPI ketuntasan belajar ditentukan oleh secara khusus oleh guru
pembimbing khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik.
b. Diusahakan setiap tahun ketuntasan belajar
mengalami peningkatan sehingga 5 tahun kedepan untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6 ketuntasan belajar mendekati 75 %.
b. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Kecakapan Personal meliputi :
(i). Kesadaran diri antara lainJujur, Disiplin, Bekerja Keras, Bertanggung Jawab, Toleran, Suka Menolong dan Peduli Lingkungan.
(ii). Kecakapan berpikir antara lainmencari informasi dilakukan dengan kegiatan observasi, membaca, bertanya dan menganalisa
b. Kecakapan Sosial Meliputi (i).Kecakapan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan (ii). Kecakapan bekerjasama
4.2.1.3 Tenaga Pendidik
Jumlah keseluruhan guru adalah 10 guru, yang terdiri dari : 3 guru kelas, 2 guru PAI, 1 Kepala Sekolah dan 1 guru OR. Ada satu Guru CPNS dan 2 guru Wiyata Bakti yaitu guru kelas IV dan Bahasa Inggris, serta 1 kepala TU.Sedangkan guru pembimbing khusus (GPK) hanya ada satu, tetapi guru ini merangkap sebagai guru olah raga dan sudah mengikuti pendidikan khusus inklusif selama 6 bulan bersertifikat sehingga dapat membantu pada saat diperlukan
sekalipun waktunya terbatas. Jika ada anak yang
memerlukan penanganan khusus pada saat pembelajaran maka anak tersebut akan dibawa ke ruang perpustakaan atau kantor guru atau kepala sekolah untuk ditangani secara khusus. Beberapa guru kelas dan juga guru agama Islam di sekolah ini telah mengabdi selama lebih dari 20 tahun di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga sehingga mereka sudah sangat kaya dalam pengalaman mengajar dan menangani bermacam- macam karakter anak.
membantu siswa yang slow learner di kelasnya. Lalu guru kelas meminta pengarahan dari kepala sekolah atau kerja sama dari sekolah luar biasa dalam membuat PPI (Program
Pembelajaran Individu) yang sederhana. Siswa yang
berkebutuhan khusus /slow learner selalu mendapatkan pembelajaran remedial jika diperlukan. Guru kelas maupun guru mata pelajaran memberikan pengayaan serta penilaian yang sesuai dengan keadaan siswa slow learner.
Sedangkan menurut Guru Pembimbing Khusus (GPK) yaitu Pak Hery tentang program pembelajaran individual (PPI) yang dilakukannya untuk siswa slow learner di SD Negeri Pulutan 02 seperti dituturkan sebagai berikut :
Anak yang kesulitan belajar itu saya suruh membuat ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhannya, seumpamanya dia mempunyai masalah dalam membaca, dia membuat ketrampilan prakarya bentuk huruf-huruf yang mendukung pembelajarannya. Dan biasanya anak tersebut diambil dari kelas dan diberi pelajaran khusus di ruangan perpustakaan atau ruang computer. (27 September 2014)
Keadaan kelas pada waktu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tertib karena dengan jumlah murid di kelas yang tidak lebih dari 15 anak maka guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif serta nyaman bagi semua anak.
4.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran
kegiatan pembelajaran di kelas maka diperoleh data sebagai berikut:
a. Perencanaan Pembelajaran
Belum ada panduan program kegiatan pembelajaran khusus untuk siswa slow learner dari sekolah ini sehingga masing-masing guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran kelas regular yang disesuaikan dengan kemampuan siswa masing-masing. Guru kelas maupun guru mata pelajaran membuat perencanaan pembelajaran masing-masing sesuai dengan buku pegangan dari yang dipakai oleh siswa di sekolah dan disesuaikan dengan kondisi anak slow learner yaitu banyak melakukan pengulangan dan pengayaan. b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah
dimanasiswa slow learner dicampur dengan anak normal
maka guru memberikan pelayanan tambahan untuk siswa slow learner agar tidak ketinggalan dalam memahami semua pelajaran, yaitu dengan memberikan pelajaran tambahan dengan metode yang kongkrit seperti melihat gambar, video dari internet ataupun peragaan. Karena media-media seperti ini yang akan menjembatani pemahaman mereka terhadap
pelajaran yang diberikan. Para guru berusaha
mengoptimalkan media pembelajaran yang ada disekolah agar dapat memperlakukan siswa slow learner secara baik dan benar.
c. Evaluasi
Evaluasi/ penilaian bagi siswa yang dilakukan oleh SD Negeri Pulutuan 02 Salatiga ini adalah sebagai berikut:
Kenaikan kelas dan kelulusan siswa: a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di setiap kelas
2) Tidak terdapat nilai di bawah Stadar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari tiga mata pelajaran
3) Rata-rata nilai kepribadian baik b.Kriteria Kelulusan
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai minimal BAIK untuk seluruh
kelompok mata pelajaran: Agama dan akhlak mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, estetik, jasmani, olahraga, dan kesehatan
3) Lulus Ujian Sekolah / Ujian Nasional sesuai dengan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang
berlaku.
4.2.1.5 Sarana Prasarana
Sarana yang bersifat umum yang dibutuhkan di sekolah sudah cukup lengkap seperti : ruang kelas, ruang guru dan
kepala sekolah (masih digabung), perpustakaan yang
merangkap ruang komputer siswa, lapangan olah raga, kantin, toilet, dan halaman belakang yang luas serta dapat digunakan siswa untuk belajar menanam.
Sarana prasarana khusus untuk kebutuhan siswa ABK belum ada karena tidak memiliki ruang sumber (resource
room) sebagai sarana pendukung untuk siswa slow
4.2.1.6 Pemberdayaan Masyarakat
Berbagai kerjasama telah dibangun oleh SDN Pulutan 02.Yaitu kerjasama dengan program studi S1 PGSD
UKSWuntuk kegiatan PPL, pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler dan lain-lain.
Dukungan dari berbagai pihak terutama dari para pemangku kepentingansepertiDPRD , anggota masyarakat seperti lingkungan RW dan RT serta dukungan dari Komite Sekolah sehingga sekolah mendapat bantuan drumband dan juga mencarikan pelatihnya.
4.2.2Komponen Proses
Pada tahap proses, peneliti mengumpulkan data yang menggambarkan sejauh mana perilaku siswa berubah seperti yang diperkirakan akibat proses pembelajaran.Yang dievaluasi adalah keterkaitan (kegayutan) antara sesuatu yang akan diubah dalam hal ini adalah peserta didik, tenaga pengajar dan masyarakat dengan kegiatan (proses) untuk mengubah, membangun, sertamengembangkannya.
4.2.2.1.Peserta didik
Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti melalui observasi di kelas dan wawancara dengan murid tentang perilaku/ hasil peserta didik akibat kegiatan proses pembelajaran adalah:
Kedua, Peneliti juga melihat bahwa perilaku siswa-siswa yang normal maupun slow learner terlihat cukup baik dan dapat bekerja sama. Ketika peneliti berkesempatan mengajar di kelas pun terlihat bahwa para siswa mempunyai perilaku yang baik, sopan dan cukup antusias untuk mengikuti pelajaran.
Ketiga, Menurut keterangan dari guru dan kepala sekolah,beberapa murid yang pindahan dari sekolah lain karena bermasalah, pada awalnya murid-murid tersebut tidak mau belajar dan tidak mau mengerjakan tugas PR maupun tugas sekolah tetapi setelah saat ini sudah terlihat perkembangannya yaitu mereka mau belajar dan mau mengerjakan tugas-tugasnya. Peneliti mencoba melakukan wawancara dengan siswa tersebut yang saat ini sudah kelas V
SD dan termasuk siswa slow learneryaitu Samudra dan Yoga.
Mereka mengatakan bahwa mereka senang belajar di sekolah dan dapat mengerti pelajaran yang diberikan guru karena guru mengajar dengan sabar, jelas dan menggunakan alat peraga.
Seperti yang dituturkan oleh Samudra sebagai berikut
“kayak istimewa sekolah e…gurunya baik banget dan jelas
kalo ngajar pake alat peraga misalnya peta dan globe.”
Demikian juga yang dikatakan Yoga tentang sekolah dan guru sebagai hasil Wawancara tgl 27 September 2014:
Gurunya nyantai dan ga terlalu cepat kalo ngajar.Kalo ada teman yangmengejek biasanya dinasehati guru dan teman itu mau minta maaf.
4.2.2.2.Tenaga Pendidik
Pulutan 02 ini adalah guru yang sudah lebih dari 10 tahun mengajar bahkan ada yang sudah 20 tahun. Meskipun telah mempunyai bekal pengalaman mengajar yang sudah lama tetapi mereka tetap berusaha belajar memodifikasi materi pelajaran ataupun kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan siswanya khususnya slow learner.Jika ada kesulitan para guru ini dibantu oleh GPK, kepala sekolah dan juga pembelajaran dari pelatihan yang telah diberikan dari ahli terkait untuk mengajar siswa ABK.Hal ini membuat para guru lebih kreatif, lebih sabar dan tidak membeda-bedakan siswa-siswanya bahkan bisa lebih memahami tiap-tiap perbedaan siswa-siswa nya di kelas.
4.2.2.3. Orang tua/masyarakat/komite
Pengamatan dan wawancara dengan orang tua tentang
pendapat mereka mengenai sekolah inklusif maupun
keterlibatan orang tua di sekolah diperoleh kesimpulan bahwa meskipun masih ada orang tua yang tidak mengerti tentang pendidikan inklusif tetapiada yang sudah merasa puas menyekolahkan anaknya di sekolah inklusif dan orang tua juga membantu dalam pelajaran anaknya di rumah, seperti hasil wawancara tanggal 27 September 2014 dengan ibu Siti Muniroh orang tua dari siswa Aditya, kelas 2 SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
Setelah sekolah disini anak saya ga manja, ga kelahi dengan teman-temannya lagi seperti waktu di TK dulu... Anak saya cocok sekolah disini.karena muridnya ga terlalu banyak,jadi pengajarannya lebih jelas seperti di privat sendiri gitu…. Saya di rumah juga membantu pelajaran bahasa Inggris atau matematika anak saya… Harapan saya nanti anak saya bisa lulus dan bisa masuk SMP yang favorit gitu..
drumband.Demikian juga masyarakat setempat terlibat dalam
kegiatan sekolah seperti kegiatan keagamaan
pengajian,kegiatankebersihan dll.
Disamping hal- hal di atas, sekolah juga melibatkan pihak- pihak lain yang terkait dengan pendidikan inklusif di sekolah dalam bentuk kerja samaseperti yang tertera dalam tabel dibawah.
8. Adiwiyata
Sumber :Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
4.2.3Komponen Produk
Pada tahap ini adalah mengadakan analisis data dan menetapkantingkat output yang diperoleh. Pertanyaanyang diajukan dalam tahap ini adalah apakah program sudah
mencapai tujuan terminalnya?”
4.2.3.1Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
bersekolah di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga sangat menikmati bersekolah di sini karena merasa semua teman saling menerima, guru mengajar dengan baik dan dapat dimengerti oleh anak-anak serta merasakan fasilitas yang cukup untuk kebutuhan mereka di sekolah.
4.2.3.2Ouput Peserta Didik sesuai yang diharapkan
Secara akademik semua siswa kelas 1,2,3,4 dan 5 bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sedangkan siswa kelas 6 semua lulus dan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah lanjutan negeri maupun swasta. Siswa kelas 6 yang slow learner pun bisa melanjutkan sekolah ke sekolah Pesantren. Meskipun siswa kelas 6 tidak semua mengikuti ujian nasional, khususnya siswa slow learner,tetapi mereka dapat mengikuti ujian yang diadakan oleh sekolah yang sesuai dengan standar yang telah dilakukan oleh sekolah dan semua siswa slow learners bisa lulus semua. Demikian juga dengan siswa-siswa slow learners dari kelas 1 sampai kelas 5, dapat naik kelas tetapi dengan standar kelulusan yang telah ditetapkan dari sekolah khusus untuk siswa-siswa slow learner.
Siswa-siswa SD Negeri Pulutan 02 juga telah berhasil mengukir prestasi dalam berbagai kegiatan lomba dalam beberapa bidang sebagai berikut:
Tabel 4.7 Prestasi Sekolah dalam Bidang Akademik
No. Nama Lomba Yang Diikuti
Nama Siswa
yang Mengikuti Tahun Prestasi
Bukti Fisik
1. Shalat Putra M.Farhan Toha 2013 III Kota Piagam 2.
Mapel Agama cab. Khat dan Kaligrafi
Putra
Muh. Fadil A. 2012 III Kota Piagam
Data di atas menunjukkan bahwa prestasi yang berhasil dicapai siswa SD Negeri Pulutan 02 selama 2 tahun berturut-turut sehingga mendapatkan penghargaan adalah dalam bidang akademik agama Islam.
Tabel 4.8 Prestasi Sekolah dalam Bidang Olahraga
No.
Cabang Olahraga
yang diikuti
Nama Siswa yang Mengikuti
Nama Lomba Yang Diikuti
Tahu n
Prestasi yang diraih
Bukti Fisik
1. Tenis Meja Niken Sari Tenis Meja
Putri 2012 Juara II
Sertifi kat 2. Atletik Anggi Prasetya
W. Senam 2012
Harapan II
Sertifi kat
Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
Dalam bidang olah raga tenis meja dan atletik siswa SD Negeri Pulutan 02 sudah berhasil menunjukkan prestasi sehingga mendapat penghargaan .
Tabel 4.9 Prestasi Sekolah dalam Bidang Kesenian
No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor A. TINGKAT PROVINSI
1 Nasyid Ikrar dan Nasyid
TPQ 2013 Juara III
B TINGKAT KOTA
No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor
Kelompok B 2 Menyanyi Lomba Fun Day
With Ada Baru 2014 Juara I 3
Menyanyi Lomba Lagu Indonesia Kategori
II
2013 Juara II
4 Tarlil Lomba Tartil
Quran Putra 2014 Juara II 5 FLS2N Menyanyi Tunggal 2014 Juara II 6 Kaligrafi Lomba Khat Putri 2014 Juara III 7 Menyanyi Loma Solo Vokal
Tk. SD 2013 Juara III 8 Menyanyi Lomba Menyanyi
Lagu Perjuangan 2013 Juara III 9 Menyanyi Lomba Karaoke
Kategori B 2013 Juara III 10 Kaligrafi Lomba Khat Putra 2013 Juara III 11
Menyanyi Lomba Penghayatan Lagu
Islami
2012 Juara III
C TINGKAT KECAMATAN
1 Puisi Lomba Geguritan
Putri SD 2013 Juara I 2 Puisi Lomba Puisi SD 2012 Juara I 3 Kaligrafi Lomba Khot
Qur’an 2013 Juara I 4 Kaligrafi Lomba Khot
Qur’an 2013 Juara III D TINGKAT KOTA HARAPAN
1 Mozaik Lomba Mozaik 2012 Harapan I 2 Mozaik Lomba Mozaik 2012 Harapan II 3 Mozaik Lomba Mozaik 2012 Harapan
III 4 Puisi Lomba Ikrar dan
No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor
E TINGKAT KECAMATAN HARAPAN
1 Puisi Lomba FLS2N Cab.
Cipta Puisi 2014 Harapan I 2 Menyanyi Lomba FLS2N Cab.
Menyanyi Tunggal 2014
Harapan III
Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
d. Prestasi Lain-Lain Sekolah Dalam Bidang Lain-Lain (Ekstra Kurikuler):
1. Juara Umum Lomba Kreatifitas Siswa SD Se-Kota Salatiga Tahun 2012.
2. Juara Harapan I Barung Putri Pesta Siaga Tk. Kawarran Sidorejo Tahun 2012.
3. Juara Harapan III Barung Putra Pesta Siaga Tk. Kawarran Sidorejo Tahun 2012.
4. Mengisi Tari dalam Festival Anak Indonesia Terampil (FAST) di Polres tahun 2012
5. Juara I Geguritan mengisi acara Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) jenjang SMA/MA/SMK Tingkat Kota Salatiga Tahun 2013 di depan Wali Kota
6. Kunjungan dari Team Leader Plan Indonesia Program Unit Purwodadi Tahun 2013
4.2.3.3Output Tenaga Pendidik
Tabel 4.10 Pengembangan Karir Guru
Nama Pendidikan/Pel
atihan Tahun Penyelenggara Bukti fisik
1 Masduki
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Inklusi
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
2 Tri Sunarti,
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
3 Niluh Sriana
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Inklusi
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
4 Buyung
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
5 Heri Susanto,
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
6 Marsiyem
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Inklusi
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
7 Mustofa
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
8 Efendi, S.Pd.
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Inklusi
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
9
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
10 Ina Mahanani
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Inklusi
2012 UPT Disdikpora Kec.
Sidorejo Sertifikat
11 Edi Suifan
Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2012 UPT Disdikpora Kec.
Nama Pendidikan/Pel
atihan Tahun Penyelenggara Bukti fisik Sekolah Inklusi
12 Th.Sri Rahayu,
S.Pd. PPL 2012 FKIP UKSW
SK Guru Pamong
13 Masduki PPL 2012 FKIP UKSW SK Guru Pamong
Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga
4.2.3.4Keterlibatan orang tua, masyarakat dankomite.
Sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan dari program pendidikan inklusif sebagai berikut: (a). Orang tua merasa dihargai dan menganggap dirinya sebagai mitra dalam memberikan kesempatan belajar yang berkualitas untuk anak.(b). Mereka mengetahui bahwa anaknya dan semua anak menerima pendidikan yang berkualitas bahkan merasa di perlakukan spesial seperti murid privat karena adanya penanganan yang bersifat individual yang berfokus pada anak. (c). Masyarakat merasa lebih bangga ketika lebih banyak anak bersekolah dan mengikuti pembelajaran. (d). Peran serta telah dilakukan dengan banyak pihak seperti komite, kelurahan, dinas tata kota, perpusatakaan daerah, FKIP UKSW, BK UKSW, Masyarakat RW 02,03,05, kecamatan,serta DPRD Salatiga.
4.3Pembahasan
Dalam bagian pembahasan, diuraikan tentang analisis kesenjangan dalam empat bagian analisis pembahasan yaitu, tahapan desain, tahapan instalasi, tahapan proses dan tahapan produk.
Berdasarkan uraian hasil diatas maka pada analisis kesenjangan desain dapat diuraikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.11 Temuan Tahap Konsep dan Desain
Desain Input Indikator Desain TemuanKesenjangan 1. Peserta
Didik/siswa
Interaksi siswa normal dengan ABK berjalan dengan baik
Interaksi siswa normal dengan ABK, tidak ada penolakan 2. Kurikulum Terintegrasi dalam dua
kebutuhan
Terintegrasi dalam dua kebutuhan
3. Tenaga Pendidik Keahlian relevanterakreditasi, faham visi/misi sekolah inklusi, dibedakan guru kelas, guru mata pelajaran & GPK
GPK perkelas kurang proporsinya.
4. Kegiatan Pembelajaran
Terfokus ke anak, kelas kecil Pendekatan cukup baik
5. Sarana Prasarana Sarana umum & sarana khusus
Sarana umum terpenuhi, sarana khusus masih sangat kurang 6. Pemberdayaan keteladanan, PBKB, program khusus ABK
Penilaian hasil belajar masih terfokus pada capaian pengetahuan umum siswa.
2. Kegiatan mengajar pendidik
Metode & materi yang terpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan & kepentingan anak, kelas kecil, terintegrasi normal dg ABK, terdiri dari guru, guru mata pelajaran & GPK, hubungan guru-murid informal
Komposisi jumlah siswa dalam kelas dan guru kelas mengajar belum ideal.
3. Kontribusi masyarakat/ orang tua/komite
Langsung, intensif dan terintegrasi dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Antusias masyarakat mendaftarkan anak slow learner cukup tinggi
Desain Output
1. Variabel Siswa Siswa mengusai KKM, Kecakapan hidup (a). Kecakapan Personal (diri & lingkungan) (b). Kecakapan Berfikir (d). Kecakapan Sosial
Desain Input Indikator Desain TemuanKesenjangan (komunikasi dan kerjasama). dan kecakapan sosial siswa. 2. Variabel Tenaga
Pendidik
Meningkat kecakapan, keahlian, metode KBM makin variatif & intensif mendukung tumbuh kembang siswa.
Adaptasi kemampuan Tenaga Pendidik baik, meskipun kurang dukungan pendampingan serta pelatihan lanjutan dibidang pendidikan inklusif
3. Variabel Masyarakat/orang tua/komite
Orang tua mengenali & mendukung kebutuhan, bakat tumbuh kembang anak. Masyarakat aktif mendukung kebijakan sekolah
Tingkat kepuasan orang tua dan masyarakat belum pernah diukur.
Pada tahap desain, terdapat sedikit kesenjangan pada desain input dan desain proses yaitu pada variabel tenaga pendidik karena dengan jumlah siswa slow learner di tiap kelas cukup banyak sedangkan guru pembimbing khusus (GPK) hanya 1 orang maka kurang proporsional untuk dapat
menangani seluruh siswa slow learner di sekolah.
Sedangkan pada desain output, untuk variabel peserta didik : hasilRaport dan hasil ujian akhir siswa adalah memuaskan meskipun belum tersedia alat ukur variabel kecakapan personal/lingkungan, berfikir dan kecakapan sosial siswa. Pada variabel tenaga pendidik: adaptasi kemampuan Tenaga Pendidik sudah cukup baik, meskipun kurang dukungan pendampingan serta pelatihan lanjutan
dibidang pendidikan inklusif. Dan pada variabel
masyarakat/orang tua/komite juga belum pernah dilakukan pengukuran tingkat kepuasan dari masyarakat, orang tua dan komite.
4.3.2 Kesenjangan Tahapan Instalasi
Tabel 4.12 Kesenjangan Tahapan Instalasi
Tahapan Instalasi Indikator Instalasi TemuanKesenjangan 1. Peserta
Didik/siswa
Konsep penerimaan siswa baru
Administrasi siswa baru telah,
Siswa telah mengetahui konsep sekolah inklusi
Komposisi ideal siswa normal dan ABK dalam penerimaan siswa
baru/pindahan belum ditetapkan oleh sekolah.
Tidak semua siswa dan orang tua siswa memiliki kesadaran
memasukan sekolah dengan konsep sekolah inklusi. Yang penting diterima di sekolah tersebut. Sekolah yang dekat, murah.
2. Kurikulum Visi, misi dan tujuan sekolah dalam KTSP telah terumuskan degan baik
Kurang di dukung oleh materi bahan ajar untuk slow learner
3. Tenaga Pendidik Guru memiliki keahlian yang relevan, komposisi jumlah guru ideal dengan jumlah siswa
Belum ada kebijakan sekolah untuk mendidik secara khsusus keahlian guru dan komposisi jumlah guru
4. Kegiatan Pembelajaran
Di desain dalam kelas kecil Kegiatan belajar belum dikonsep dalam silabus, RPP dan bahan ajar yang tertib.
5. Sarana Prasarana Kebijakan sarana umum dan sarana khusus.
Tahapan Instalasi Indikator Instalasi TemuanKesenjangan
Komite sekolah masih belum optimal
Instalasi Proses
Dukungan materi belajar pendukung spt buku, laboratorium, alat olahraga, seni dan budaya yang khusus untuk siswa slow learner masih kurang.
2. Kegiatan mengajar pendidik
Metode & materi terpusat potensi, perkembangan, kebutuhan & kepetingan anak, kelas kecil, terintegrasi normal dg ABK, terdiri dari guru & GPK, informal
Belum tersedianya kebijakan bagi maksimalisasi fungsi guru untuk mencapai kondisi ideal yang dibutuhkan.
3. Kontribusi masyarakat/ orang tua/komite
Langsung, intensif dan terintegrasi dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Antusias masyarakat mendaftarkan anak slow learner cukup tinggi.
Instalasi Output
1. Siswa Siswa mengusai KKM, Kecakapan hidup (a). Kecakapan Personal (diri & lingkungan) (b). Kecakapan Berfikir (d). Kecakapan Sosial (komunikasi dan kerjasama).
Raport dan hasil ujian akhir siswa memuaskan tetapi belum mampu menyediakan alat ukur variable kecakapan personal/lingkungan, berfikir dan kecakapan sosial siswa.
2 Tenaga Pendidik Meningkat kecakapan, keahlian, metode KBM makin variatif & intensif mendukung tumbuh kembang siswa.
Adaptasi kemampuan Tenaga Pendidik baik, meskipun kurang dukungan pelatihan/kursus lanjutan dibidang pendidikan inklusif.
3. Masyarakat/orang tua/komite
Orang tua mengenali & mendukung kebutuhan, bakat tumbuh kembang anak.
Masyarakat aktif mendukung kebijakan sekolah
Tingkat kepuasan orang tua dan masyarakat belum pernah diukur oleh sekolah.
proses dan instalasi outputpada hampir semuakomponen yaitu peserta didik, kurikulum,tenaga pendidik, kegiatan
pembelajaran, sarana prasarana dan pemberdayaan
masyarakat/orang tua serta komite.
4.3.3 Kesenjangan Proses
Apakah perilakunya berubah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak?Jika ternyata tidak, artinya terdapat kesenjangan dan perlu dilakukanperubahan terhadap aktifitas-aktifitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan perubahan perlaku tersebut.
Tabel 4.13 Kesenjangan Proses
Tahapan Proses Indikator Proses TemuanKesenjangan
1. Kegiatan belajar siswa
Pengetahuan umum, BK, Pramuka, olah raga, seni, pembiasaan, pembinaan
keteladanan, PBKB, program khusus ABK
Penilaian hasil belajar masih terfokus pada capaian pengetahuan umum siswa.
Pendekatan kegiatan belajar bagi reguler masih dominan.
Slow learner belum menjadi prioritas pembelajaran
2. Kegiatan mengajar pendidik
Metode & materi terpusat potensi, perkembangan,
kebutuhan & kepetingan anak, kelas kecil, terintegrasi normal dg ABK, terdiri dari guru, guru mata pelajaran & GPK,
hubungan guru-murid informal
3. Kontribusi masyarakat/ orang tua/komite
Langsung, intensif dan terintegrasi dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Antusias masyarakat mendaftarkan anak slow learner cukup tinggi
Pada tahap Proses ditemukan kesenjangan pada variabel kegiatan belajar siswa karena penilaian hasil belajar masih terfokus pada capaian pengetahuan umum siswa. Sehingga kegiatan belajar masih seperti kegiatan pembelajaran regular dan bagi slow learner belum menjadi prioritas. Sedangkan pada kegiatan mengajar pendidik, terdapat juga kesenjangan dalam hal komposisi jumlah siswa dalam kelas dan guru kelas mengajar yang belum proporsional/ideal. Karena jumlah siswa slow learner melebihi proporsional tiap kelas sedangkan kegiatan mengajar masih terfokus pada kegiatan mengajar regular. Sedangkan pada variabel masyarakat/orang tua siswa dan komite terlihat respon yang positif pada penyelenggaraan pendidikan inklusif slow learner di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga.
4.3.4 Kesenjangan Produk
Selama tahap produk, penilaian dilakukan untuk menentukan apakah tujuan akhir program tercapai atau tidak?
Tabel 4.14 Kesenjangan Produk
Tahapan Produk
Indikator Produk Temuan Kesenjangan
1. Siswa Komposisi kenaikan dijalankan tetapi sebatas tes psikologi belum pada kondisi anak setelah lulus dari SD.
Tahapan Produk
Indikator Produk Temuan Kesenjangan
(b). Kecakapan Berfikir (d). Kecakapan Sosial (komunikasi dan kerjasama).
Kondisi kebutuhan siswa sebelum dan
Tujuan akademik siswa dalam hal kenaikan dan variatif & intensif mendukung tumbuh kembang siswa.
Memiliki kapasitas dan latar belakang
Memiliki kesadaran administrasi yang pengajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah, tetapi masih belum terpenuhi guru pendamping khusus di kelas karena proporsional siswa di kelas tidak ideal. Sekolah telah mampu memodifikasi dari sekolah reguler menjadi sekolah inklusi meskipun dengan beberapa kelemahan yang perlu di perbaiki.
Dokumen visi, misi dan kurikulum sekolah telah disusun kedalam konsep program inklusi sekolah. Kurikulum KTSP telah terintegrasi dalam materi pengajaran pendidikan inklusif.
Tahapan Produk
Indikator Produk Temuan Kesenjangan
orangtua/ komite
masyarakat sekitar terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah perencanaan, implementasi dan evaluasi sekolah.
tua siswa belum diukur tingkat kepuasannya Kondisi komite sekolah berjalan baik meskipun masih terbatas perannya dalam pengelolaan keuangan dan perencaan program sekolah.
Berdasarkan tabel diatas, kesenjangan pada
tahapanproduk terbagi dalam tiga variabel pengukuran. Yaituvariabel siswa, variabel tenaga pendidik, dan variabel masyarakat. Pada variabel siswa secara akademis tercapai output produknya, meskipun secara penilaian non akademis seperti kecakapan personal (komunikasi, sosial dll) belum bisadiukur. Pada variabel pendidik ,output guru telah
meningkat kecakapan dan kemampuannya dalam