• Tidak ada hasil yang ditemukan

UAD DANIS PENDIDIKAN DI ABAD XXI UAD 19112017 OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UAD DANIS PENDIDIKAN DI ABAD XXI UAD 19112017 OK"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ABAD XXI

*) Prof. Dr. Ir. C. Danisworo, MSc**)

*) Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan (Sendika), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, tanggal 19 November 2017, di Yogyakarta.

(2)

1. PENDAHULUAN

CIRI ABAD KE 21 :

Banyak perubahan paradigma, kemajuan teknologi informasi,

dan komunikasi, serta percepatan

di bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Peradaban, termasuk pendidikan, semakin maju, dunia

semakin terbuka, tanpa batas.

(3)

Diperlukan sumberdaya

manusia yang berkualitas

dan kompeten, diperoleh

melalui pendidikan dan

pelatihan.

Masyarakat cenderung

semakin materialistis,

menghargai hal-hal

bersifat duniawi,

(4)

Pendidikan seperti suatu yang

dipaksakan dan merupakan suatu

ranah bisnis.

Masyarakat berupaya mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan

dalam rangka menghimpun materi.

Namun tetap berupaya

(5)

Guru dan siswa, pendidik dan peserta didik, dosen

dan mahasiswa, dituntut kemampuan belajar mengajar sesuai

dengan kemajuan teknologi informasi,

dan komunikasi.

Setiap peserta didik pasti mempunyai HP, bahkan

beberapa ada yang lebih dari satu HP.

Penggunaan

smart phone

sbg salah satu alat pembelajaran

.

(6)

ABAD XXI

PROSES BELAJAR

MENGAJAR

INFORMASI

tersedia di mana saja dan dapat diakses kapan saja

Peserta didik bukan “dicekoki”, bukan diberitahu, tetapi

didorong mengeksplor, mencari tahu

KOMPUTASI

semakin cepat dengan memanfaatkan mesin

Peserta didik didorong

merumuskan / menemukan

masalah dan dapat mengatasi masalah

OTOMASI

pengganti pekerjaan-pekerjaan routin

Peserta didik diarahkan berfkir kritis, analitik, bukan routinitas mekanistik

(7)

Guru bukan sebagai pusat pembelajaran,

Teacher Centered

Learning

, tetapi peserta didik sebagai pusat pembelajaran,

Student Centered Learning

.

“STUDENT CENTERED LEARNING”

(8)

Mel Silberman :

“Apa yang saya

dengar

, saya lupa”

“Apa yang saya

dengar

, dan

lihat

, saya sedikit ingat”

“Apa yang saya

dengar

,

lihat

, dan

diskusikan

dengan orang lain,

saya mulai mengerti”

“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya akan

menguasai dan terampil”

(9)
(10)
(11)

2. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL ABAD XXI

Tujuan Nasional Pendidikan Abad XXI

(BSNP, 2010, hal. 27) :

“untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu

masyarakat bangsa

Indonesia yang sejahtera dan bahagia

, dengan

kedudukan yang

terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global

,

melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumberdaya

manusia yang berkualitas, yaitu

pribadi yang mandiri,

(12)

Kesejahteraan dan kebahagiaan

Bangsa Indonesia

terwujud apabila

masing-masing warga negara

memiliki dan menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, disertai

kemauan dan kemampuan

memanfaatkannya untuk

kepentingan bersama (

rela berkorban

untuk Bangsa dan Negara, salah satu

nilai Bela Negara).

Penguasaan ilmu ; bukan hanya

menguasai materi ilmu semata,

(13)

“SCIENCE FOR CHANGING THE WORLD”

“Widya Mwat Yasa”

Scientia Vincere Tenebras

“Dengan ilmu hidup menjadi lebih

mudah”

“Dengan seni hidup menjadi lebih

indah”

Semua ini dapat dan harus dicapai dengan

kemauan dan kemampuan sendiri (mandiri),

(14)

Rangkaian suatu rantai jenjang ke

rantai jenjang berikutnya perlu

diberi cabang, yaitu rantai yang

mengarah ke pendidikan lanjut

(

pendidikan akademik

) dan

rantai yang mengarah ke persiapan

memasuki masyarakat

(15)

Peserta didik harus memiliki keterampilan

berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan

literasi digital, informasi, media, dan

penguasaan teknologi informasi, dan

komunikasi (

Frydenberg & Andone, 2011

).

Perlu penguasaan keterampilan pembelajaran

dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir,

agar siswa dapat sukses dalam kehidupan dan

pekerjaanya (

hard and soft skills

).

Pemanfaatan

e-learning

dan

pemanfaatan

mobile learning

(16)

3. PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONAL ABAD XXI

Litbang Kemdikbud, (2013) :

Paradigma pembelajaran abad

XXI menekankan pada

kemampuan peserta didik dalam

mencari tahu

dari berbagai

sumber,

merumuskan

permasalahan

, pola pikir analitik,

dan kerjasama serta

(17)

Banyak hal yang berubah secara fundamental

berbagai aspek kehidupan manusia.

Hilangnya sekat-sekat geografs akibat

globalisasi dan kemajuan teknologi informasi.

Dunia ini ibarat sebuah desa raksasa, antar

penghuninya dapat dengan mudah

saling

berinteraksi

,

berkomunikasi

, dan

bertransaksi

(18)

Paradigma pendidikan

berubah dari kontinental

ke maritim

.

Nenek moyangku

seorang

pelaut.

Syeh Yusuf Makassari

sebagai pahlawan di dua

negara Indonesia dan Afrika

Selatan.

Makam Syekh Yusuf Makassari, di Cape Town, Afrika Selatan.

(19)

Tantangan abad XXI :

keterbatasan

sumberdaya alam (minyak bumi,

mineral/tambang) tidak terbarukan, maka

pendidikan harus

menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu

mengolah dan mengelola sumberdaya alam

(20)

Semangat

Bela Negara

,

Wawasan

Kebangsaan

atau

Wawasan

(21)

4. PEMBELAJARAN ABAD XXI

Harus ciptakan tata-pendidikan yang

menghasilkan sumberdaya pemikir yang mampu secara mandiri ikut membangun

tatanan sosial dan ekonomi, sadar-pengetahuan.

Penguasaan dan akses tekno-sains bukan lagi didominasi oleh dunia akademis, mereka harus memiliki kreativitas

tinggi bersifat inovatif dan

(22)

Mutu umum pendidikan Indonesia yang masih belum dapat

dibanggakan.

Perlu perhatian dan upaya serius, disiplin, dan dana.

• Membawa kelompok-kelompok terpencil dan belum terjamah pendidikan dalam pengertian berbangsa.

• Kewajiban kita mengangkat dan mengajak mereka agar dapat bersama-sama merasakan

(23)

DAMPAK DARI PERUBAHAN

LINGKUNGAN

Mengalirnya beragam sumberdaya fsik maupun non-fsik (data,

informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya

secara bebas dan terbuka.

Meningkatnya kolaborasi dan

kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi.

Menggeser kekuatan ekonomi dunia

(24)

Menguatnya tekanan negara-negara

maju terhadap negara berkembang.

Memaksa setiap negara menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.

Membanjirnya produk dan jasa negara

luar yang dipasarkan di dalam negeri.

Tingkatkan suhu persaingan dunia

usaha dan berpengaruh langsung

terhadap pola pikir, pola sikap, dan

(25)

Banjirnya tenaga asing dari level buruh hingga eksekutif memasuki bursa tenaga kerja nasional.

Tanpa disadari kepemilikan

perusahaan-perusahaan swasta menjadi milik bersama

pengusaha Indonesia dan pihak asing di berbagai industri

strategis.

Sebagai jalan efektif masuknya

(26)

1. Berdaulat dalam bidang politik

2. Mandiri dalam bidang ekonomi

3. Berkepribadian dalam bidang budaya

(27)

PETA WILAYAH

INDONESIA

PETA WILAYAH

INDONESIA

1. TZMKO

(

sebelum merdeka,

1939

).

2.DEKLARASI JUANDA

(13 Desember

1957)

.

(28)

Th 1939 : Territoriale Zee En Maritime Kringen Ordonantie (TZMKO, No 442)

(29)

PETA WILAYAH RI 13 DES 1957 S.D. 17 FEB 1969

(30)

PETA WILAYAH RI 17 FEB 1969 - SEKARANG

DASAR HUKUM : - PENGUMUMAN PEMERINTAH RI TH1969 : LANDAS KONTINEN

(31)

GSO RI DAN BATAS DIRGANTARA NASIONAL BUMI

WIL TERITORY RI 12 MIL DR GRS PANGKAL LAUT

PROF. DR. PRIYATNO

BATAS WIL UDARA NASIONAL

BATAS ANTARIKSA

INDONESIA

(32)

Pendidikan kita harus berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika dan sains alam dengan keseimbangan yang wajar dengan sains sosial dan kemanusiaan

(humaniora).

Pendidikan ilmu pengetahuan, membentuk seorang peserta

didik berpengetahuan yang kritis, logik, inventif, inovatif, dan konsisten, disertai kemampuan beradaptasi.

Pendidikan harus disertai dengan menanamkan pendidikan moral, etika, nilai-nilai luhur, budaya dan

menumbuhkembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam

(33)

Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi harus merupakan suatu sistem

berkesinambungan, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya.

Pada akhir setiap jenjang, di samping untuk ke jenjang

pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat.

Setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian pribadi sebagai dasar kemandirian bangsa, kemandirian

(34)

Perlu diperhatikan

kebhinnekaan etnis

,

budaya, agama

dan

sosial

, terutama

di jenjang pendidikan awal.

Pelaksanaan pendidikan diarahkan menuju ke

satu pola pendidikan nasional yang bermutu.

Agar seluruh warganegara mengenyam pendidikan

sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan

kemampuannya,

pendidikan harus dilaksanakan oleh

(35)

PROFESOR MENGAJAR DI

SEKOLAH

(

PROFESSOR GOES TO SCHOOL

)

Program “Science for all telah dilaunching 9 Juni 2008 oleh

Mendiknas berkolaborasi dengan Menristek, di Taman Pinter,

Yogyakarta.

• Tujuan : mempopulerkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang

asyik, mudah dan menyenangkan

dengan melibatkan ilmuan, peneliti, pendidik, dan masyarakat.

Guru Sumber Inspirasi.

Guru sebagai motivator dan

fasilitator, penentu kualitas dan efektivitas belajar-mengajar.

(36)

Dalam rangka mendukung program

science for all, Gubernur DIY telah

melontarkan ide tentang Program Profesor Masuk Sekolah (Professor Goes to

School) dengan bercermin dari Jepang.

Di sana para profesor bersedia menjadi

guest teacherpada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagai wujud

pengabdian kepada masyarakat.

Sebaliknya para guru rela datang ke kampus, belajar dari para profesor untuk menambah ilmu dan cara mengajar yang baik.

Komitmen para guru untuk selalu

(37)

Ada diskusi para guru besar,

kemudian acara talk show di TV swasta di Jogja 8 Mei 2009

Tanggal 23 Juli 2009 launching program "Professor Goes to School“ oleh Gubernur Sri Sultan HB X di SMAN 8

Yogyakarta

Pembicara tiga profesor

masing-masing Prof. Sarwidi dari UII, Prof. Suratman dari

UGM, dan Prof. Danisworo

(38)

Pada peluncuran

pelaksanaan

Kurikulum

2013 di SMAN 1, Bantul,

tanggal 15 Juli 2013

, oleh

Mekdikbud

, di sana

Gubernur DIY menawarkan

bagaimana kalau

implementasi Kurikulum

2013 di DIY disinkronkan

dengan program "Professor

Goes to School".

Tawaran ini disambut baik

oleh

Mendiknas (Prof. Dr.

(39)

Profesor Mengajar di Sekolah” (PMS) atauProfessor Goes to School

“Guru Belajar ke Kampus” (GBK) atauTeacher Goes to Campus”.

Program PMS : sekarang sudah berjalan, dan diharapkan

dapat menjembatani antara kualitas di Sekolah Dikdasmen dan Pendidikan Tinggi.

•Melibatkan para profesor dari UGM, UPN, UNY, UII, UPY, UST, UIN. Program ini sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di DIY, yang barangkali di Indonesia baru terjadi di DIY, belum ada daerah lain yang

mencanangkan program seperti ini.

Program GBK : Dalam sambutan Gubernur pada saat

Pengukuhan para Anggota Dewan Pendidikan DIY, 2 Juni 2017, bahwa Program GBK masih kurang/belum mendapat respon para guru untuk berpartisipasi, mungkin karena banyak tugas

(40)

Untuk memperlancar PMS telah

ditandatangani MOU antara Dewan Pendidikan DIY dengan UGM,

Dinas Dikpora, pada tanggal 2 Juni 2017 di hadapan Gubernur DIY.

• Dalam rangka mendukung program

Student Goes to Museum , pada tanggal 2 Juni 2017 juga

ditandatangani MOU antara Dewan Pendidikan DIY, Barahmus, Dinas Kebudayaan dan Dinas Dikpora. Para profesor ikut memberi

(41)

BEBERAPA KOMPETENSI DAN/ATAU KEAHLIAN

PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK

(SCL)

1.KOMUNIKASI (COMMUNICATION)

Siswa/peserta didik dituntut memahami,

mengelola, dan menciptakan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, dalam berbagai multimedia.

Siswa/peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pendapat/ide-idenya, ketika berdiskusi dengan teman-temannya dan pada saat menyelesaikan masalah/tugas

(42)

2.

KERJASAMA

(COLLABORATION}

Siswa/peserta didik mampu

bekerjasama berkelompok

apapun perannya, menghormati perbedaan, dan toleransi.

Siswa/peserta didik

bertanggungjawab secara

pribadi dan feksibitas secara

(43)

3. BERPIKIR KRITIS DAN MENGATASI MASALAH (CRITICAL THINKING

AND PROBLEM SOLVING)

Siswa/peserta didik berusaha untuk mengemukakan logika dalam

memahami dan membuat pilihan, memahami hubungan antar sistem.

Mampu berfkir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks mengatasi masalah

Siswa/peserta didik secara mandiri

berusaha menyusun dan

(44)

4. KREATIVITAS DAN INOVASI

(

CREATIVITY AND INNOVATION)

Siswa/peserta didik mampu

mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan

pendapat/ide/gagasan-gagasan baru

kepada teman-temannya, bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda.

Siswa/peserta didik mampu

(45)

Selain p

e

ndekatan pembelajaran,

peserta didik harus diberi

kesempatan untuk mengembangkan

kecakapannya dalam menguasai

teknologi informasi, dan komunikasi

khususnya komputer

.

(46)

LITERASI ICT

Kemampuan menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran untuk

mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta didik.

Pendidik menyiapkan

kegiatan-kegiatan yang memberikan

kesempatan peserta didik untuk

(47)

SEJUMLAH ASPEK BERBASIS KARAKTER DAN PERILAKU YANG DIBUTUHKAN MANUSIA ABAD XXI

LEADERSHIP

– sikap dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan yang terdepan dalam berinisiatif demi menghasilkan berbagai terobosan

PERSONAL RESPONSIBILITY

– sikap bertanggung jawab terhadap seluruh perbuatan yang dilakukan sebagai seorang individu mandiri

ETHICS

(48)

PEOPLE SKILLS

– memiliki sejumlah keahlian dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi sebagai mahluk individu dan mahluk sosial

ADAPTABILITY

– mampu beradaptasi dan beradopsi dengan berbagai

perubahan yang terjadi sejalan dengan dinamika kehidupan

SELF-DIRECTION

(49)

ACCOUNTABILITY

– kondisi di mana seorang individu memiliki alasan dan dasar yang jelas dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan

SOCIAL RESPONSIBILITY

– memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan kehidupan maupun komunitas yang ada di sekitarnya

PERSONAL PRODUCTIVITY

– mampu meningkatkan kualitas kemanusiaannya melalui

(50)

5. ANTISIPASI YANG PERLU

DILAKUKAN DALAM PENDIDIKAN

ABAD XXI

Mengutamakan kemampuan

komunikasi

,

kreativitas

,

inovasi,

dan

daya mencari tahu atau eksplorasi.

Mampu mendapatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta

memanfaatkan serta

(51)

Mampu mengantisipasi

dan menghargai

kemajemukan

masyarakat dalam

budaya, suku, bahasa,

karakter, agama

dsb.

Keanekaragaman tsb

harus dimanfaatkan

untuk memajukan

(52)

PERAN PENDIDIK DI ABAD XXI

Pendidik sebagai fasilitator,Pendidik sebagai

pembimbing,

Pendidik sebagai

konsultan,

Pendidik sebagai motivator,

Pendidik sebagai monitor (memonitor aktivitas

siswa),

Pendidik sebagai kawan

(53)

54321

Burung Irian Cenderawasih

(54)

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan: ada tingkat dosis Iso p ro p ila mina g lifo sa t yang efektif untuk mengendalikan gulma pada lahan pertanaman karet TBM, ada pengaruh selang

Kesan keletihan yang dialami sukarelawan juga dilihat memerlukan bantuan dan sokongan daripada organisasi sebagaimana yang dinyatakan oleh Trainor dan Barsky (2011),

The reason why at those meeting has the highest and the lowest percentage of content cross was how much the teacher asked questions (asking questions content

Dengan bukti dalam penelitian ini, maka pembelajaran dengan menerapkan pendekatan project based learning disarankan untuk dapat diterapkan dalam kegiatan

Tujuan dari sistem informasi yaitu menginformasikan pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan

[r]

Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai proyek yang akan dibuat dan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan proyek proses terjadinya kerusakan

Dari hasil model regresi pengaruh PDRB, pengangguran, inflasi, dan dummy wilayah terhadap kemiskinan di 44 kota Indonesia tahun 2007-2010, dapat disimpulkan: 1) Besarnya angka