• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGIK MAKALAH FIX OCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGIK MAKALAH FIX OCI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan

Pada 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways.

Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, di mana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran di sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada masa itu. Di awal tahun 1990, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga tahun 2000. Jumlah armada juga terus ditingkatkan sehingga Garuda Indonesia menjadi salah satu dari 30 besar maskapai penerbangan di dunia.

(2)

Penyelesaian seluruh restrukturisasi hutang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Garuda Indonesia resmi menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan 6.335.736.000 sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Per akhir Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai perusahaan publik adalah Pemerintah Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,01%), investor domestik (17,91%), dan investor internasional (12,94%).

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.

(3)
(4)

BAB II

VISI DAN MISI PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA

2.1 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

2.2 Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

2.3 Analisis Visi dan Misi 2.3.1 Penjelasan Visi

Perusahaan Graphic Directional Focused Flexible Feasible Derisable CommunicateEasy to

Garuda

Indonesia √ − √ − √ √ √

1. Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan garuda yaitu Penerbangan

2. Directional : Tidak ada mereka tidak mencantumkan target dimasa depan

3. Focused : Memfokuskan diri di Indonesia dan berdaya saing internasional

4. Flexible : Visi tidak fleksibel

5. Feasible : Berdaya saing internasional

6. Desirable : Mempunyai tantangan untuk menjadi perusahaan penerbangan

(5)

Kesimpulan Analisis Visi

Visi Garuda Indonesia secara keseluruhan sudah jelas dan singkat, visi Garuda Indonesia juga sudah menjelaskan Garuda Indonesia termasuk ke industri mana. Tetapi sebaiknya Garuda Indonesia mencantumkan target di masa yang akan datang yang diharapkan oleh perusahaan Garuda Indonesia Dan seharusnya visi dari Garuda Indonesia lebih fleksible agar mudah diingat oleh customer atau masyarakat luas.

2.3.2 Penjelasan Misi

Perusahaan Garuda Indonesia

Costumer √

Employee √

Public image −

Self Concept √

Philosophy √

Survival, Growth, and

Profit √

Technology −

Market √

Product or Service √

1. Costumer : Memberikan kepuasan pada pengguna jasa yang terpadu. 2. Employee : Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi.

3. Public image : Tidak dicantumkan dalam misi.

4. Self Concept : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti.

5. Philosophy : Pengelolaan secara profesional didukung oleh SDM berkompetensi tinggi.

6. Survival, growth and profit : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan.

7. Teknologi : Tidak dicantumkan dalam misi.

8. Market : Target pasar di domestik.

(6)

Kesimpulan Analisis Misi

(7)

BAB III

ANALISIS SWOT DAN COMPETITIVE PROFILE MATRIKS (CPM)

3.1 Analisis SWOT

3.1.1 External Evaluation Matrix (EFE)

No Faktor Eksternal Peluang Bobot Peringkat Rata-rata

tertimbang

1 Ekonomi

Prediksi pertumbuhan

perekonomian Indonesia yang meningkat akan memberikan kondisi yang kondusif bagi industri penerbangan di dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan

3 Profesi/Industri Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

1 Pemerintah Keadaan politik suatu negara atau tempat yang mempengaruhi pengadaan rute.

0,10 2 0,20

(8)

3.1.2 Internal Evaluation Matrix (IFE)

No InternalFaktor Kekuatan Bobot Peringkat tertimbang Rata-rata

1 Pemasaran

berbagai promosi melalui digital dan sosial media dilakukan agar lebih mudah mendekatkan perusahaan dengan komunitas yang dilayani.

0,20 4 0,80

Senantiasa melakukan inovasi untuk menghasilkan high value added products serta

perampingan proses bisnis untuk mempercepat pelayanan.

0,15 4 0,60

2 Budaya

budaya perusahaan yang akan mendorong terciptanya ‘working environment’ yang kondusif.

0,10 3 0,30

3 Manajemen sumber daya manusia

pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para

operasional di seluruh indonesia dan luar negeri.

(9)

No InternalFaktor Kelemahan Bobot Peringkat tertimbangRata-rata

1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Garuda memiliki kekurangan penerbang kurang lebih 100 pilot setiap tahunnya.

0,05 3 0,15

Adanya faktor teknis dan flight operations sehingga

3.2 Competitive Profile Matriks (CPM)

Keterangan Weight

Garuda

Indonesia Sriwijaya Batik

Rank Total Rank Total Rank Total

Customer Loyalty 0,08 3 0,24 2 0,16 2 0,16

Price Competition 0,05 2 0,10 3 0,15 4 0,20

Brand Image 0,10 4 0,40 2 0,20 3 0,30

Facility 0,10 4 0,40 2 0,20 3 0,30

Advertising 0,05 3 0,15 1 0,05 2 0,10

Service 0,08 4 0,32 2 0,16 3 0,24

Promo 0,07 2 0,14 3 0,21 3 0,21

Sosial

Responsibility 0,05 4 0,20 2 0,10 2 0,10

Ketetapan Waktu 0,15 4 0,60 2 0,30 4 0,60

Global Presence 0,07 4 0,28 1 0,07 3 0,21

Rute Penerbangan 0,10 3 0,30 3 0,30 2 0,20

Teknologi 0,10 4 0,40 3 0,30 4 0,40

Total 1,00 3,53 2,20 3,02

(10)
(11)

1. Melakukan pengembangan customer relationship management perusahaan untuk menjaga loyalitas pengguna jasa penerbangan Garuda Indonesia.

2. Membentuk pola pikir customer bahwa Garuda Indonesia memberikan pelayanan yang ramah dan memberikan kepuasan kepada customer serta mendekatkan perusahaan dengan customer.

3. Selalu meng-update informasi penerbangan yang tidak bisa dilakukan oleh Garuda Indonesia karena faktor politik di Negara tujuan.

4.2 Strategi W-T

Penambahan pilot, cockpit, dan cabin crew untuk meminimalisir terjadinya delay dan memberikan kepuasan terhadap para customer dengan bertambahnya jumlah penerbangan dan jasa yang diberikan, serta membuat customer menjadi loyal, sehingga Garuda Indonesia dapat tetap bersaing dengan maskapai lain dan bahkan memiliki keunggulan kompetitif.

4.3 Strategi S-O

1. Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap para pegawai agar dapat mengembangkan kompetensinya yang mempengaruhi kenaikan kinerja pegawai di perusahaan.

2. Melakukan inovasi terhadap armada baru agar perusahaan dapat melakukan efisiensi di waktu mendatang.

4.4 Strategi W-O

Perekrutan cockpit, cabin crew, dan pilot agar tidak terjadi lagi keterlambatan terhadap jadwal penerbangan Garuda Indonesia dan dapat menambah jumlah penerbangannya.

(12)

Internal Strength

1. berbagai promosi melalui digital dan sosial media dilakukan agar lebih mudah mendekatkan perusahaan dengan komunitas yang dilayani.

2. Senantiasa melakukan inovasi untuk menghasilkan high value added products serta perampingan proses bisnis untuk mempercepat pelayanan.

3. budaya perusahaan yang akan mendorong terciptanya ‘working environment’ yang kondusif.

4. pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para pemimpin perusahaan dimasa depan.

5. manajemen baru Garuda Indonesia melakukan transformasi bisnis dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh.

6. Dalam hal organisasi pengadaan, perusahaan mengunakan konsep

desentralisasi (penyebaran) guna percepatan kebutuhan operasional di seluruh indonesia dan luar negeri.

Weakness

1. Garuda memiliki kekurangan penerbang kurang lebih 100 pilot setiap tahunnya.

2. Adanya faktor teknis dan flight operations sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan. 3. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis proses bisnis perusahaan akan terganggu.

Eksternal

Opportunities

1. Prediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang meningkat akan memberikan kondisi yang kondusif bagi industri penerbangan di Indonesia. 2. Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh. 3. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

Strategi S-O

1. Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap para pegawai agar dapat

mengembangkan kompetensinya yang mempengaruhi kenaikan kinerja pegawai di perusahaan.

2. Melakukan inovasi terhadap armada baru agar perusahaan dapat melakukan efisiensi di waktu mendatang.

Strategi W-O

Perekrutan cockpit, cabin crew, dan pilot agar tidak terjadi lagi keterlambatan terhadap jadwal penerbangan Garuda Indonesia dan dapat menambah jumlah penerbangannya.

Treath

1. Keadaan politik suatu negara atau tempat yang mempengaruhi pengadaan rute.

2. Alat transportasi darat dan laut yang lebih murah dibandingkan pesawat terbang.

3. Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cenderung meningkat.

Strategi S-T

1. Melakukan pengembangan customer relationship management perusahaan untuk menjaga loyalitas pengguna jasa

penerbangan Garuda Indonesia.

2. Membentuk pola pikir customer bahwa Garuda Indonesia memberikan pelayanan yang ramah dan memberikan kepuasan kepada customer serta mendekatkan perusahaan dengan customer. 3. Selalu meng-update informasi

penerbangan yang tidak bisa dilakukan oleh Garuda Indonesia karena faktor politik di Negara tujuan.

Strategi W-T

(13)

Kesimpulan

Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang cukup matang dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Walaupun Garuda sempat terpuruk dalam beberapa tahun ke belakang, namun Garuda berhasil bangkit kembali. Hal ini dikarenakan adanya perbaikan manajemen yang meliputi seluruh aspek perusahaan mulai dari modal manusia, teknologi, hingga ke budaya organisasi. Dari tipe strategi garuda yang diterapkan, Garuda lebih menekankan pada strategi intensif dan diversifikasi.

Garuda Indonesia memiliki citra yang kuat sebagai maskapai dengan harga mahal, karena itu Garuda membangun Citylink yaitu anak perusahaan Garuda dengan segmen pasar yang lebih rendah. Garuda juga mengenalkan beberapa produk sperti frequent flyer yang menawarkan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Selain itu adanya peningkatan layanan “Garuda Indonesia Experience” di tahun 2012 semakin mengukuhkan langkah Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dan menjadi “Global Player” yang memiliki proses, teknologi, dan sumber daya manusia kelas dunia.

Saran

Garuda Indonesia sebagai maskapai besar Indonesia harus bisa mempertahankan pasar yang telah dikuasainya. Munculnya kompetitor yang semakin banyak, harus mendorong Garuda Indonesia untuk melakukan inovasi pada layanan yang mereka berikan. Rekomendasi strategi yang kami sarankan :

1. Market Development

Garuda harus meningkatkan layanan dan pemasaran intensif pada citylink. Banyaknya kompetitor di low cost carrier, peningkatan jumlah penumpang udara, menyodorkan peluang dan ancaman dari Garuda di saat bersamaa. Garuda harus bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik untuk menghilangkan ancaman yang ada.

(14)

Indonesia. Pemasaran yang intensif diperlukan untuk mengenalkan rute yang baru bagi masyarakat.

3. Meningkatkan performa layanan

(15)

Laporan tahunan Garuda tahun 2012

http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/ New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/04_Annual%20Report/ %5C2013%5CGIAA%5CGIAA_Annual%20Report_2013.pdf

www.garudaindonesia.blogdetik.com

http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.com/2012/09/analisis-disain-struktur-organisasi-pt.html

http://garuda.lima-city.de/menu-garuda/garuda/garuda-html/garuda-kultur-indo.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal adalah literatur yang digunakan dalam Studi Literartur Review (SLR) dengan kemutakhiran maksimal 5 tahun, terdeteksi oleh database Google Scholar, Neliti,

Metode penelitian yang dilakukan dalam pembuatan aplikasi jual beli dan laporan laba rugi antara lain dengan melakukan obervasi ke lokasi objek penelitian dengan melakukan

Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang perilaku guru dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual. Pengambilan data

Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai "Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pengelolaan Usaha (PUK) di SMK

Simpulan penelitian ini bahwa terdapat hubungan bermakna antara GPPH dengan status gizi (p= 0,028), dimana prevalensi anak dengan status gizi tidak normal pada kelompok

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran shopee melalui uji parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan t hitung

Pengelolaan pendidikan yang menekankan kemandirian sekolah merupakan penjabaran dari otonomi pendidikan di sekolah. Pemberian otonomi pendidikan yang luas melalui

Data kuantitatif berupa insidensi dan keparahan serangan penyakit dianalisis dengan tabulasi sederhana menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 , program tersebut