• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK KAJIAN ASPEK SIN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMEROLEHAN BAHASA ANAK KAJIAN ASPEK SIN (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK:

KAJIAN ASPEK SINTAKSIS PADA ANAK USIA 4 TAHUN 9 BULAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M. Hum.

Disusun oleh:

Tuti Wahyuningrum 1709057044

PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. HAMKA

(2)

PENDAHULUAN

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses pemilikan kemampuan

berbahasa secara alamiah. Proses pemerolehan bahasa memiliki beberapa karakteristik, antara

lain: berjalan secara spontan, tanpa sadar, dan tanpa beban; terjadi secara langsung dalam

situasi informal, tanpa melalui pembelajaran formal; disorong oleh kebutuhan, baik

kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orang lain; berlangsung secara terus menerus

dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna; dan diperoleh secara lisan melalui tindak

berbahasa menyimak/mendengarkan dan berbicara (T.W. Solchan, dkk, 2008: 2.4).

Pemerolehan bahasa (language acquisition) termasuk ke dalam ranah (domain)

psikolinguistik, yaitu ilmu bahasa yang objeknya adalah pengetahuan bahasa, pemakaian

bahasa, perubahan bahasa, dan hal lain yang ada hubungannya dengan aspek-aspek tersebut.

Pengetahuan bahasa bersangkut paut dengan masalah kognitif karena unsur bahasa yang

diketahui dan dipahami sebenarnya berproses dalam otak. Pemakaian bahasa berkaitan

dengan praktik pengetahuan bahasa, yaitu apa yang kita ketahui kita kemukakan dalam

bentuk pemakaian bahasa (Yanti, Prima Gusti, 2016).

Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan. Pertama, kemampuan

reseptif, yaitu kemampuan menyerap, menerima, dan memahami tuturan orang lain. Kedua,

kemampuan produktif, yaitu kemampuan menghasilkan tuturan, untuk mengekspresikan diri

atau menanggapi rangsang bahasa yang disampaikan oleh orang lain. Ketika anak melakukan

kegiatan berbahasa secara langsung, secara perlahan dan tentu saja tanpa disadari, telah

terbangun unsur dan kaidah bahasa (kosakata, struktur, dan makna) dan kaidah berbahasa.

Pemerolehan bahasa dapat berupa pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan

bahasa kedua. Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali dikuasai oleh seorang

anak. Bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa

pertama.

Berbagai penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak telah banyak dilakukan,

namun pada penelitian ini peneliti hanya menspesifikkan pada pemerolehan sintaksis yang

tetap bertumpu pada pemerolehan bahasa. Pemerolehan sintaksis pada anak usia dini melalui

tahap satu kata, tahap kalimat tunggal hingga kalimat majemuk.

Penelitian tentang pemerolehan sintaksis anak pernah dilakukan oleh Impuni

mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menurut penelitian

(3)

kalimat tunggal dan kalimat majemuk sudah sesuai dengan usia mereka. Verba yang

dihasilkan berupa sufiks (di-) dan afiks (di-in).

METODE PENELITIAN

Jenis metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Waktu penelitian

dilaksanakan bulan Juli 2018. Subjek penelitian adalah seorang anak laki-laki berusia 4 tahun

9 bulan yang berinisial ZRS. Objek penelitian ini adalah pemerolehan sintaksis anak usia 4

tahun 9 bulan yang akan dikaji melalui sintaksis.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan). Teknik catat

dan teknik rekam digunakan pada saat penerapan teknik cakap semuka. Kedua teknik ini

bersifat saling melengkapi, maksudnya apa yang sudah dicatat dapat dicek kembali dengan

rekaman yang dihasilkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Bagi

Unsur Langsung (BUL) dan diperkuat dengan teknik lanjutan berupa Teknik Ubah Ujud.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pemerolehan bahasa ZRS mencakup pemerolehan kalimat tunggal

dan kalimat majemuk. Berikut pendeskripsian hasil penelitian.

1. Pemerolehan Kalimat Tunggal

Analisis pemerolehan bahasa ZRS mencakup pemroduksian kalimat. Kalimat

yang dihasilkan masih sangat sederhana. Kalimatnya ada yang tidak lengkap dan

terpotong sehingga susunan fungsi kalimatnya tidak lengkap.

a. Ujaran Satu Kata

Ujaran satu kata dihasilkan oleh ZRS ketika menjawab pertanyaan dari peneliti.

Contoh:

• Peneliti: Emang bisa narik odong-odong? ZRS: Bisa.

• Peneliti: Apaan kikikikik?

ZRS: Setan.

Berdasarkan contoh di atas diketahui perkembangan sintaksis pada anak dimulai

dari tahap satu kata. ZRS mengucapkan satu kata untuk menjawab pertanyaan yang

(4)

b. Ujaran Dua Kata

Ujaran dua kata dihasilkan oleh ZRS ketika menjawab atau merespon

pembicaraan dengan peneliti.

Contoh:

• Peneliti: Mau ke mbah ngapain? ZRS: Naik odong-odong.

• Peneliti: Apik ya?

ZRS: Apik tenan.

• Peneliti: Kok odong-odong bisa jalan ada apanya Dik?

ZRS: Ada giginya.

menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. Pada pemerolehan ujaran dua kata

muncul unsur informal berupa dialek Jawa yaitu pada kata apik tenan. Kata tersebut

diucapkan ZRS untuk merespon pertanyaan dari peneliti yang bertanya

menggunakan bahasa Jawa. ZRS bisa merespon dengan bahasa Jawa juga karena dia

sering mendengar kata itu. Hal ini terjadi karena latar belakang budaya orangtuanya

yang berasal dari Jawa.

c. Kalimat Aktif

ZRS sudah dapat menghasilkan kalimat aktif ketika menjawab pertanyaan dari

peneliti. Selain itu, kalimat aktif juga dihasilkan ketika ZRS memberitahukan

sesuatu kepada peneliti.

Contoh:

• Peneliti: Habis ini mau ngapain dek? ZRS: Habis ini mau pake baju, ibu.

• Peneliti: Habis pake baju mau ngapain?

(5)

• ZRS: Jadi pilot sama jadi masinis, kalau pagi jadi masinis kalau sore jadi pilot

kalau libur narik odong-odong deh.

Kalimat aktif yang dihasilkan ZRS terlihat dari kata kerja yang digunakan, yaitu

kata ‘pake’, ‘jadi’, dan ‘narik’.

d. Pemerolehan Kalimat Tunggal

Beberapa kalimat tunggal yang dihasilkan oleh ZRS sudah menunjukkan

kelengkapan makna walaupun ucapannya belum sempurna.

Contoh:

• Aku sendiri.

S P

• Mainan yang semalem beli di GSP.

S P K

• Odong-odong itu kan buat narik.

S P

• Udah ibu.

P S

• Ada satu lagi yang belum. S P

Berdasarkan contoh di atas terlihat bahwa kalimat tunggal yang dihasilkan oleh

ZRS sudah mempunyai struktur kalimat yang bagus. Kalimat yang dihasilkan juga

masih sangat sederhana. Ada satu kalimat yang unsur-unsur kalimatnya terbalik dan

ini termasuk ke dalam kalimat inversi.

2. Pemerolehan Kalimat Majemuk

Ketika menyampaikan hal yang disukai, ZRS akan menggunakan kalimat yang

panjang, meski dengan konjungsi yang terbatas. Hal ini dilakukan oleh ZRS agar lawan

bicara (peneliti) mengetahui hal yang disukainya. Selain itu ketika menyampaikan hal

yang disukai ZRS sangat bersemangat dan antusia sehingga kalimat yang dihasilkan

cenderung panjang. Namun kalimat yang panjang ini hanya dua kali digunakan sebagai

berikut.

• Jadi pilot sama jadi masinis, kalau pagi jadi masinis kalau sore jadi pilot kalau libur

narik odong-odong deh.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah ‘kalau’ dan konjungsi

(6)

• Tinggal pake bedak sisiran dan udah deh tinggal ke mbah.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat di atas adalah konjungsi penjumlahan

‘dan’.

Kedua kalimat di atas adalah kalimat majemuk yang dihasilkan oleh ZRS. Pada

kalimat pertama, ZRS mampu menghasilkan kalimat yang panjang dengan konjungsi

yang diulang sampai tiga kali. Hal ini terjadi karena hal diceritakan adalah hal yang

sangat disukai ZRS, berkaitan dengan cita-citanya. Pada kalimat kedua, kalimat yang

dihasilkan tidak sepanjang kalimat pertama. Namun kalimat kedua ini diucapkan dengan

penuh semangat karena ada hal yang disukai oleh ZRS, yaitu ke rumah mbah. Mbah

adalah pengasuh ZRS yang rumahnya berdekatan dengan rumah ZRS. Pergi ke rumah

(7)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses pemilikan kemampuan

berbahasa secara alamiah. Pemerolehan bahasa termasuk ke dalam ranah psikolinguistik.

Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan, yaitu kemampuan reseptif

dan kemampuan produktif. Pemerolehan bahasa dapat berupa pemerolehan bahasa

pertama dan pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan sintaksis merupakan salah satu

bagian dari pemerolehan bahasa.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap seorang anak laki-laki

berusia 4 tahun 9 bulan berinisial ZRS, pemerolehan sintaksisnya adalah ujaran satu kata

dan ujaran dua kata. Hai ini terlihat ketika ZRS menjawab pertanyaan dari peneliti.

Selain itu ZRS juga menghasilkan kalimat aktif dan kalimat tunggal. Kalimat aktif dan

kalimat tunggal digunakan ZRS untuk menjawab dan merespon pertanyaan peneliti.

Adapun kalimat majemuk mampu dihasilkan oleh ZRS dalam jumlah terbatas. Hal ini

terlihat ketika ZRS bercerita tentang hal yang disukai dan membuatnya tertarik.

B. Saran

Penelitian tentang pemerolehan bahasa sangat luas ruang lingkupnya. Penelitian

ini hanya sebagian kecil dari penelitian pemerolehan bahasa anak. Agar mendapatkan

hasil yang lebih lengkap dan lebih luas lagi, disarankan untuk pembaca yang akan

(8)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan memaparkan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun 9 bulan dari aspek sintaksis, yaitu (1) pemerolehan ujaran satu kata, (2) pemerolehan ujaran dua kata, (3) pemerolehan kalimat aktif, (4) pemerolehan kalimat tunggal, dan (5) pemerolehan kalimat majemuk. Penelitian dilakukan terhadap seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 9 bulan berinisial ZRS. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, rekam, dan catat. Analisis data menggunakan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) dan diperkuat dengan teknik lanjutan berupa Teknik Ubah Ujud. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan ujaran satu kata dan dua kata yang sering digunakan oleh ZRS. Kalimat aktif sudah mampu dihasilkan oleh ZRS dengan menggunakan kata kerja sederhana dan belum sempurna, seperti kata ‘pake’. Pemerolehan kalimat tunggal dan kalimat majemuk sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak. Kalimat tunggal yang dihasilkan sudah lengkap sesuai dengan unsur-unsur kalimatnya walaupun masih berupa kalimat sederhana. Kalimat majemuk yang dihasilkan jumlahnya masih terbatas, yaitu ketika ZRS menyampaikan hal yang sangat disukai. Kalimat majemuk menggunakan konjungsi yang masih terbatas dan sering diulang dalam satu kalimat yang sama.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Impuni. Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 13, No. 1, Februari 2012: 30-41.

Ramlan, M. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Santoso, Anang, dkk. 2014. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

T.W. Solchan, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3-4 tahun.. Urutan pemerolehan kosa kata dasar

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemerolehan bahasa Indonesia pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik pada anak usia dini yang berusia

Pertemuan terakhir melakukan isian lembaran yang telah sesuai format dengan cara memperhatikan aspek kemampuan pemerolehan kata bahasa Indonesia anak usia tiga

kata-kata yang berarti (biasanya pada usia 12-18 bulan). Misalnya, kata “mama” atau “papa”.. Selain kedua jenis bahasa tersebut, dikenal pula bahasa visual. Tahap bahasa

Aspek fonologis adalah salah satu alat yang digunakan dalam penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak, sebab fonologis dapat melihat dari segi keteraturan,

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3-4 tahun.. Urutan pemerolehan kosa kata dasar

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pemerolehan sintaksis bahasa Indonesia anak usia dua tahun dan tiga tahun ditemukan bahwa hasil analisis atas data

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak usia satu sampai tiga tahun dalam aspek kebahasaan yaitu fonologi dan sintaksis, maka kesimpulan dari hasil