• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Dan Perubahan Gaya Dalam Perkem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dinamika Dan Perubahan Gaya Dalam Perkem"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Eropa selama Abad Pertengahan Awal ditandai dengan berkurangnya populasi, urbanisasi, dan serbuan bangsa Jermanik, semuanya dimulai sejak Abad Kuno. Kaum barbar dari barat, terutama bangsa Jermanik mendirikan kerajaan-kerajaan mereka di bekas wilayah Kekaisaran Romawi Barat. Di Eropa Timur, Kekaisaran Romawi Timur alias Bizantium masih berdiri, dan pada awal Abad Pertengahan mengadakan perang terakhir melawan bangsa Persia.

(2)

ARGUMENTASI

Peradaban orang Eropa Utara jauh terbelakang dibandingkan dengan peradaban orang Bizantium dan Romawi. Perpindahan penduduk secara besar-besaran dan berakhirnya kekuasaan Kekaisaran Romawi menyebabkan terhentinya peradaban di Eropa Utara, yang sesungguhnya baru mulai ditingkatkan oleh orang Romawi. Ada juga rahib-rahib dari gereja Benendikta pada abad ke-8 yang berusaha membawa peradaban ke utara, yang disokong oleh Karel Agung. Usaha itu banyak membawa kemajuan, tetapi kemudian hancur pula oleh peperangan-peperangan yang dilakukan oleh turunan Karel Agung sendiri. Dan dengan adanya penyerbuan bajak-bajak laut Norwegia pada tahun 800-1000, diganyang pula sisa-sisa yang masih ada. Maka hancurlah kebudayaan Eropa.

Keadaan pada abad ke-9 dan ke-10 sedemikian bergolaknya, sehingga ilmu pengetahuan dan kesenian hanya dapat berkembang di dalam linkungan biara-biara saja. Maka tidak dapat disangkal, kalau abad ke-10 itu dinamakan orang “Abad Besi”.

Setelah berlalu tahun 1000, kemajuan-kemajuan mulai terlihat. Usaha ini pada masa itu hanya dipimpin oleh kaum agama. Pendeta dan gereja memegang peranan penting dalam politik pemerintah, serta kegiatan seni pada umumnya, dan seni rupa pada khususnya dipengaruhi pula oleh cara berpikir dan suasana masyarakat dewasa ini. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian. Cita rasa, keserasian pandangan terlukis pada komposisi yang menjulang ke atas (vertikalisme), melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas segala-galanya.

(3)

PEMBAHASAN

A. Gaya Romanesk/Romaneska/Romanesque

Gaya Romaneska adalah gaya yang pertama sejak Archaic dan Klasik Yunani yang mengambil nama berdasarkan dari ciri-ciri gaya artistiknya, bukan seperti gaya lain yang mengambil nama dari bab politik atau geografi. Menurut para sejarawan, Romaneska adalah judul seni yang diciptakan untuk menggambarkan seni abad pertengahan yang muncul "seperti Romawi". Sejarawan Arsitektur pertama kali digunakan kata Romaneska pada awal abad ke-19 untuk menggambarkan arsitektur Eropa abad ke-11 dan ke-12. Sebenarnya tidak ada kesepakatan mengenai waktu berawalnya gaya Romaneska, dan pengusulan waktunya beragam mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-10. Para sarjana di bidang lain dengan cepat meminjam istilah tersebut. Hari inidan sekarang "Romaneska" secara luas menunjuk sejarah dan budaya Eropa Barat antara tahun 1050 hingga tahun 1200.

Periode ini merupakan masa kejayaan dan kemakmuran, kita juga dapat melihat dipakainya satu gaya di seluruh Eropa, dari Skadinavian sampai dengan Swiss. Gaya Romaneska merupakan seni yang jelas dan terlihat bersemangat, yang secara langsung menampakan warna-warna yang mencolok dan akan memerlukan banyak waktu untuk menguasainya. Kaca Patri warna-warni dan ukuran pada metal menjadi media yang sangat penting dan juga patung besar yang diletakkan di tengah tengah tempat umum, selain itu ukiran ukuran relief disisi atas sebuah bangunan yang juga menjadi ciri khasnya. Dari segi arsitektur didominasi oleh ketebalan dinding dan jendela yang mengelilingi setiap lorongnya dengan begitu banyak dekorasi pahat.

Arsitektur Romaneska

Gereja-gereja awal mempunyai atap dari kayu, yang kemudian terbakar. Atap lalu digantikan dengan langit-langit lengkung terbuat dari batu. Dengan demikian maka beban gedung makin berat sehingga dinding perlu dibuat lebih tebal sebagai pendukung. Pendukung rendah dibuat menyender ke dinding untuk menambah daya dukung.

(4)

Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan dekorasi di sekeliling jendela membuatnya terlihat lebih besar. Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap Yerusalem), pintu masuk di barat.

Pada interior tidak terdapat kursi, umat beribadah sambil berdiri. Terdapat ruang bawah tanah (crypt) di bawah altar untuk menempatkan peninggalan dari para santo (orang suci). Nave dan gang (aisles) dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas gang terdapat gallery (triforium), yang dapat memberikan view ke nave, digunakan oleh ‘santri’ gereja pada saat ibadah (misa). Di atas gallery terdapat koridor sempit (clerestory), tempat jendela-jendela utama.

Susunan di atas disebut dengan “susunan tiga tingkat”. Susunan ini bervariasi di banyak tempat, bahkan di beberapa tempat tidak ada tingkat ke-3, digantikan dinding massif dengan jendela. Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat jenis barrel vault (sederhana) dan cross vault (busur bersilang). Kolom-kolom biasanya besar. Kapital kolom dibuat dengan dasar order Corinthian Romawi atau desain khas Romaneska.

Pada saat itu berkembang kegiatan berziarah bagi umat Kristen ke Yerusalem, Roma, atau Santiago de Compostela (Spanyol). Daerah yang dilewati para penziarah terpengaruh, dengan melayani para penziarah dalam perjalanannya. Salah satu fasilitas yang disediakan adalah gereja untuk para penziarah. Fitur yang khas adalah gang di belakang altar, dikenal sebagai ambulatory. Para penziarah dapat melewati gang tersebut dan berhenti untuk berdoa tanpa mengganggu aktivitas di gereja utama.

Penggunaan patung-patung manusia mulai dikenal pada masa ini. Patung/pahatan manusia dipakai sebagai salah satu cara menyebarkan ajaran Injil. Karena saat itu banyak orang yang buta huruf maka kisah-kisah dalam Injil dibuat dalam bentuk pahatan sehingga dapat mudah dicerna.

Dan pada pertengahan abad ke-12, gaya Romaneska berkembang menjadi gaya Gothik dengan menyederhanakan bentuk bangunan dari gaya Romaneska yang umumnya memakai struktur yang tebal yang kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih ramping namun memiliki struktur yang kuat.

B. Gaya Gothic

(5)

pertengahan dengan suku-suku barbar Gothic yang telah menghancurkan Kekaisaran Romawi dan budaya klasik dalam abad ke-5. Istilah Gothic mempertahankan nuansa menghina sampai abad ke-19, pada saat revaluasi kritis positif arsitektur Gothic terjadi. Meskipun para sarjana modern telah lama menyadari bahwa Gothic tidak ada dalam kebenaran hubungannya dengan Goth, istilah Gothic tetap satu standar dalam studi sejarah seni.

Gaya Gotik adalah penyederhanaan seni bangunan lama yang umumnya memakai struktur yang tebal dan kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih ramping namun memiliki struktur yang kuat. Penggunaan dinding yang lebih tipis namun kuat serta pemasangan jendela-jendela besi ataupun rangka besi yang lebih lebar membuat seni gotik cendeung mengarah pada penggunaan warna hitam dan gelap yang menonjol.

Arsitektur Gothic

Arsitektur Gothic adalah ekspresi keyakinan Kristen, dimana bangunan Gothic yang paling dikenal adalah katedral. Katedral merupakan bangunan yang penting bagi sebuah komunitas/kota masyarakat Eropa abad pertengahan. Orang yang membuat katedral bukan orang setempat, mereka adalah kelompok tukang batu profesional yang mengerjakan proyek dari satu kota ke kota lain.

Fitur utamadari katedral antara lain busur lancip yang mengarah vertikal ke atas. Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga pintu masuk, pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar. Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari kolom (disebut juga dengan figur kolom). Figur manusia pada sculpture Gothic terlihat amat natural. Di bagian atas pintu kadang juga terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari banyak bagian-bagian kecil mosaik. Jendela ini disebut juga jendela mawar (rose window). Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan. Di titik perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib) terdapat menara tengah yang biasanya mempunyai atap yang sangat tinggi.

Denah dasar gereja Gothic adalah salib. Susunan tiga tingkat juga ada pada gereja Gothic, dan juga bervariasi pada gereja satu dengan gereja lainnya. Struktur atap menggunakan jenis langit-langit lengkung dengan rusuk (rib vault). Rusuk, yang terbuat dari batu, dibuat lebih dahulu, lalu ruang di antara rusuk diisi dengan bahan yang lebih ringan.

(6)

tinggi. Jendela ini dihiasi dengan kaca mosaik (potongan-potongan kaca yang dibentuk menjadi gambar/lukisan, diwarnai, direkatkan satu sama lain dengan timah).

Dengan semakin berkembangnya gaya Gothic, rusuk pada langit-langit juga makin beragam, makin dihias secara dekoratif. Kolom terlihat ramping. Kolom besar merupakan kumpulan dari kolom-kolom, dikenal dengan kumpulan kolom (cluster-piers).Capital kolom selalu didekorasi dengan pahatan dedaunan. Pada masa Gothic akhir figur manusia dan binatang juga ditemukan.

Pada beberapa daerah di Eropa, gaya arsitektur Gothic bertahan sampai 4 abad. Periode Gothic dapat dibagi menjadi Gothic awal, Gothic puncak dan Gothic akhir. Fitur paling mudah untuk membedakan adalah bentuk dan hiasan pada jendela Gothic awal, mempunyai tipe jendela yang disebut jedela lancet, dengan bagian atas jendela meruncing ke atas. Gothic puncak mempunyai tipe jendela yang lebih besar dengan bidang pembagi lebih kecil, ukiran penghias jendela dibuat mengikuti alur garis lengkung jendela Gothic akhir mempunyai tipe jendela yang mirip dengan sebelumnya, namun lebih kaya ornamen, dan masing-masing daerah (negara) di Eropa memunculkan cirinya sendiri pada bangunan.

C. Gaya Renaissance

Gaya Renaissance adalah suatu aliran baru yang lahir di Italia. Bermula pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. kota yang terkenal tempat berpusatnya aliran ini adalah Florence.

Gaya Renaissance berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan sanggahan bagi Abad Pertengahan. Gaya Renaissance dinamakan kelahiran baru karena pada abad-abad sebelumnya, apa-apa yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya saja karena pada abad-abad yang lalu itu apa-apa yang lahir itu tidak atau belum mendapat perhatian, bahkan mendapat tekanan. Maka pada permulaan abad ke-15 ia lahir kembali, akan tetapi tidak berarti bahwa ia tidak mendapat tantangan atau halangan-halangan pula. Halangan-halangan dan rintangan tetap ada.

Gaya Renaissance lahir di Italia karena kebudayaan Romawi yang telah demikian tinggi dan majunya, maka perekonomian dan perdagangan berkembang dengan baik, sehingga melahiorkan golongan-golongan saudagar dan hartawan yang berdiam di bandar-bandar Italia.

(7)

ini. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian. Cita rasa, keserasian pandangan menurut estetika Gotik, terlukis pada komposisi yang menjulang ke atas (vertikalisme), melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas segala-galanya.

Paham Abad Pertengahan ini disebut teosentris, oleh karena segala kegiatan dipusatkan kepada Tuhan. Manusia merasa dirinya tidak berdaya, segala-galanya adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Dengan timbulnya golongan hartawan yang mempunyai harta benda yang berlimpah-limpah, maka mereka tetap berusaha untuk tetap hidup mewah dan mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, zaman ini disebut juga zaman permulaan kapitalisme.

Golongan hartawan ini tidak berminat lagi untuk menyuruh anak-anak mereka menjadi pendeta atau pahlawan perang. Perhatian mereka mulai ditunjukkan pada hal-hal duniawi dan sifat Renaissance yang mudah dikenal antara lain, ialah ciri-cirinya yang individualistis.

Dalam Zaman Renaissance ini kaum cerdik pandai dan seniman mulai mendapat perhatian dan bantuan yang sangat menguntungkan bagi usaha-usaha mereka. Dan kaum hartawan menilai dari segi keuntungan material yang dapat mereka peroleh dengan adanya usaha-usaha membantu kaum cerdik pandai dan seniman. Pandangan yang tadinya dipusatkan pada masalah ketuhanan, sekarang dibelokkan ke arah pandangan baru, yaitu memusatkan kepada manusia, sehingga aliran ini dikatakan bersifat antroposentris.

Arsitektur Renaissance

Gaya arsitektur pada periode ini banyak mengambil kembali gaya arsitektur Kekaisaran Romawi. Fitur-fitur yang dipakai kembali adalah: busur lengkung gaya Romawi, atap lengkung dan yang paling penting adalah 5 order Romawi: Doric, Ionic, Corinthian, Tuscan dan Composite.

Periode Renaissans sendiri dapat dibagi menjadi Renaissans awal (abad 15) dan Renaissans puncak (abad 16). Dimana secara umum dapat dikenali dari komponen-komponen arsitektur klasik dan kubah semi-elips.

(8)

menopang sebuah entablature atau pediment. Pada abad ke-16 variasi Renaissans terhadap order Romawi muncul, yaitu order yang kolosal atau besar, lebih tinggi dari 1 lantai.

Denah bangunan pada periode renaissans biasanya segi empat dengan fasade bangunan didekorasi dengan barisan pilaster yang diletakkan di antara jendela, seperti aturan Romawi, bagian bawah Doric, tengah Ionic, paling atas Corinthian. Terdapat juga patung-patung dan kolam di halaman depan. Interior juga terpengaruh arsitektur Romawi. Langit-langit dapat berbentuk lengkung atau datar dengan dekorasi lukisan.

Denah gereja Renaissans beragam, berbentuk basilica Romawi, salib atau terorganisasi secara sentral. Gereja bentuk Basilica mempunyai langit-langit datar (seperti di Romawi) atau berbentuk lengkung dengan kubah. Gereja dengan denah lingkaran dibuat berdasarkan kuil Romawi yang berbentuk lingkaran juga. Beberapa kubah mempunyai ukuran sangat besar sehingga menjadi landmark di tempatnya. Kubah Renaissans terdiri dari dua bagian. Bagian pertama dibuat dari batu, yang di atasnya terdapat bukaan yang disebut mata (eye). Kubah ini dilingkupi oleh kubah lain yang lebih besar. Kubah kedua ini berbentuk semi-elips dengan di puncaknya terdapat lentera. Dibuat dari kayu dan dilapisi timah atau tembaga. Baik kubah dalam atau luar (kesatu dan kedua) terletak di atas dinding melingkar dengan jendela. Sinar luar masuk ke dalam gereja melalui jendela, baik di dinding melingkar atau dari lentera di puncak kubah.

Banyak unsur-unsur klasik yang digunakan di Renaissance yang tidak sesuai dengan maksud awalnya seperti pada masa Romawi. Hal ini terjadi karena para arsitek dan pembangun gedung hanya mengandalkan gambar dari buku untuk mengenali unsur-unsur arsitektur klasik. Sehingga pemahaman mereka terhadap arsitektur klasik juga tidak sempurna.

D. Gaya Barok/Baroque

Barok (Baroque) lahir pada bagian kedua dari pertengahan abad ke-16, sebagai pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun 1600 menyerbu ke seluruh Eropa.

Barok berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”. Dalam perkembangannya, Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai Bapak Barok, karena keduanyalah seniman yang menjiwai paham ini.

(9)

secara rasional. Kemajuan pandangan inilah yang menghayati seni Barok, sebagaimana lazimnya pertumbuhan seni sebelumnya.

Ciri yang jelas terlihat pada Zaman Barok ini ialah seniman lebih bebas atau leluasan menempatkan dirinya pada hasil-hasil karyanya, sehingga warna tampaknya lebih cemerlang serta ukir-ukiran lebih bergaya, dan efek cahaya lebih mengesankan. Juga gerak dan karakter pakaian, kain-kain (drapery) pada seni patung diberi aksen hingga lebih memperlihatkan gerak yang hidup dan wajar.

Arsitektur Baroque

Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih menyebarluaskan propaganda tentang Gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan menekankan pentingnya bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung, lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru yang teatrikal untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik.

Arsitektur Baroque, yang muncul pertama kali di Roma, adalah gaya bangunan pada gereja, istana dan bangunan umum (yang dirancang dalam skala besar). Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissans. Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-komponen klasik lainnya. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan ini tidak dapat diterima karena adanya aturan-aturan baku.

Dinding bergelombang merupakan fitur yang menakjubkan dari gereja-gereja Baroque. Order raksasa, biasanya setinggi dua lantai, dan dinding raksasa mendominasi eksterior. Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih kecil, yang mempunyai lebih banyak ornament, berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, atau oval (bulat telur). Bentuk oval juga diterapkan pada bingkai pahatan dinding (frame wall carving). Denah lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk geometris paling ‘bergerak’ (fluid) dan yang menciptakan rasa pergerakan (movement). Bentuk oval digunakan di seluruh bangunan.

(10)

(aisle) dan lorong tengah (nave), namun digantikan dengan kapel-kapel di bagian samping sepanjang dinding.

Pada interior, seperti pada eksterior, dinding bergelombang memberikan cita rasa pergerakan. Altar kaya dengan dekorasi dan baldachin di atasnya. Baldachin adalah semacam kanopi, umumnya berbentuk kubah, yang disangga oleh empat kolom yang juga kaya dengan dekorasi ukiran. Balkon, bagian tak terpisahkan dari teater, juga dapat ditemukan di gereja-gereja Baroque. Beberapa di antaranya dihiasi dekorasi ukiran-ukiran logam.

Paduan usaha dari para arsitek, pelukis dan pemahat membuahkan hasil yang menawan. Langit-langit didekorasi dengan lukisan. Dekorasi dinding menggunakan stucco, dimana bahan ini adalah bahan yang fleksibel, sehingga membantu menciptakan garis-garis lengkung sebagai karakteristik Baroque. Gereja-gereja Baroque mendapatkan cahaya dari sedikit sumber, umumnya dari kubah, baik kubah pusat ataupun kubah-kubah kecil di sekelilingnya. Efek dari pencahayaan, yang didapat dari jumlah cahaya yang tepat menyinari tempat yang tepat, merupakan bagian yang penting dari arsitektur gereja Baroque.

Banyak karakteristik yang ditemukan di gereja Baroque dapat ditemukan di istana juga. Termasuk di dalamnya adalah fasade bergelombang, garis-garis ‘hidup’ (fluid) baik dalam konstruksi dan dekorasi, dan kaya akan dekorasi. Tangga monumental adalah fitur penting pada istana dan villa Baroque. Tangga-tangga ini mendominasi sirkulasi bangunan baik di ruang luar ataupun ruang dalam bangunan.

E. Gaya Rococo

Pada pertengahan abad ke-18 kelihatan pengaruh Barok mulai menurun. Sifat-sifatnya yang lincah, penuh perasaan, mulai kabur. Hal ini disebabkan oleh karena seni Barok sudah demikian tinggi mencapai tingkat yang ditujunya (sempurna), sehingga sudah tidak melihat lagi jalan untuk perkembangan selanjutnya.

Hali inilah yang menyebabkan kemunculan Rococo. Istilah ‘rococo’ adalah gabungan dari dua kata bahasa Perancis: ‘rocaille’ (digunakan untuk menggambarkan gua buatan dan bebatuan di taman-taman di Versailles) dan ‘coquille’ (berarti cangkang). Rococo sering dianggap sebagai fase terakhir dari Baroque. Walaupun secara visual ada kesamaan yang jelas antara Baroque dan Rococo (khususnya pada penggunaan lengkung dan oval), inspirasi dari kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque sangat dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik, sementara sejak awalnya gaya Rococo (yang dimulai pada awal abad ke-18) lebih bersumber pada ketidakseriusan (frivolous) dan duniawi.

(11)

Setelah kematian Louis XIV di Perancis, terdapat reaksi melawan penggunaan gaya Baroque yang digunakan lebih untuk mengagungkan seseorang. Bangunan yang murni bergaya Rococo jarang ditemukan di Perancis, namun bangunan dengan eksterior yang sederhana dan interior Rococo yang brilian lebih banyak ada. Rococo lebih banyak berkembang di Austria dan bagian selatan Jerman. Order cenderung dihindari ataupun dianggap tidak terlalu penting. Gaya Rococo sangat terlihat/berpengaruh pada seni-seni dekoratif. Dekorasi yang digunakan banyak bernuansa floral, banyak lengkung, asimetris dan banyak lengkung bentuk S dan C. Motif-motif Rococo banyak ditemukan pada jendela dan pintu, juga interior, di sekitar cermin dan lukisan, langit-langit dan panel-panel dinding. Warna Rococo ringan dan ceria. Warna putih banyak digunakan pada dinding dan digabungkan dengan warna-warna emas.

F. Gaya Neoklasik

Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani.

Di antaranya yaitu orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3 tahun di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung lama Yunani (a.l. mempresentasikan order Doric di Phartenon dengan rinci – 1762) dan juga orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii yang telah lama tertimbun akibat letusan gunung Vesuvius. Disamping itu, gaya Neoklasik juga memiliki konotasi dengan ‘kekuasaan’.

Arsitektur Neoklasik

Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles.

Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain :

 Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)

(12)

 Kolom-kolom yang berdiri bebas

Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur kuil. Hal ini dikarenakan arsitektur kuil dianggap sebagai bentuk paling murni dari arsitektur klasik. Kolom pada kuil benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan (bukan dekorasi). Jadi dapat disimpulkan pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar menopang, bukan hanya dekorasi atau kolom yang berdiri bebas dan menopang entablatur.

Garis atap umumnya datar dan horisontal, jarang ada menara dengan fasade yang cenderung panjang dan datar akibat dari efek dari kolom yang berjajar. Proporsi klasik pada eksterior sangat penting dimana pintu dan jendela tidak mengurangi kesempurnaan nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang kolom-kolom depan. Pintu dan jendela tidak menjadi elemen skluptural. Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada pola-pola geometris dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru alam (membuat alam dengan skala lebih kecil).

Terdapat dua gaya bangunan yang terkenal pada periode Arsitektur Neoklasik ini, yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika Serikat). Gaya Georgia berkembang di Inggris, 1715 – 1820 dan dipengaruhi oleh gaya arsitektur Palladia. Gaya ini banyak terlihat pada penataan kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal berkembang di Amerika Serikat (1780 – 1820). Dengan fitur tipikal interior yang berbentuk oval, tangga melingkar yang berdiri bebas, portico yang di’bingkai’ oleh kolom-kolom, profil kayu yang kecil, dan proposi yang ‘langsing’.

G. Gaya Romantik/Romantisisme

Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gerakan ini menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi.

(13)

berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik. Meninjau penjelasan tentang romantisisme diatas, maka arsitektur romantisme adalah suatu konsep dalam perancangan sebuah bangunan arsitektur dengan mengedepankan nilai-nilai estetika yang dapat menjadi sebuah kesan dan mewakili sejarah.

Ideologi dan kejadian-kejadian sekitar Revolusi Perancis dan Revolusi Industri dianggap telah memengaruhi gerakan ini. Romantisisme mengagungkan keberhasilan-keberhasilan dari apa yang dianggapnya sebagai tokoh-tokoh heroic dan seniman-seniman yang keliru dipahami, dan yang telah mengubah, masyarakat. Ia juga mengesahkan imajinasi individu sebagai otoritas kritis yang memungkinkan kebebasan dari pemahaman klasik tentang bentuk dalam seni. Dalam penyampaian gagasan-gagasannya gerakan ini cenderung untuk kembali kepada apa yang dianggapnya sebagai keniscayaan sejarah dan alam.

Aliran ini sangat menonjolkan sisi estetika dalam seni dan sastra sehingga lebih banyak menggunakan imajinasi maupun hal-hal yang yang bernilai eksotis seperti mengambil dari alam. Tujuan dari aliran ini adalah dapat menjelajahi ke dalam keinginan manusia yang ideal dan harmonis. Karena lebih banyak melibatkan imajinasi, bangunan-bangunan yang dihasilkan lebih cenderung lari dari kenyataan maupun realita yang ada.

Aliran ini tidak hanya dapat kita lihat dari bentuk luar bangunannya tetapi dapat juga dipakai dalam interior suatu bangunan. Seperti dalam pemilihan warna catnya maupun dalam pemilihan furnitur-furnitur dan aksesoris yang dipakai.

Arsitektur romantis

Ciri – ciri arsitektur Romantisme :

 Sering menampakkan kebesaran menerapakan seni dalam arsitektur

 Cenderung melawan rasionalis-konvensionalis yang menganggap garis lurus adalah

sesuatu yang jujur dan efisien.

 Lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty atau keindahan.

(14)

KESIMPULAN

Gaya Romaneska adalah gaya yang pertama pada Abad Pertengahan sejak Archaic dan Klasik Yunani yang mengambil nama berdasarkan dari ciri-ciri gaya artistiknya, bukan seperti gaya lain yang mengambil nama dari bab politik atau geografi. Setelah berkembang selama sekitar dua abad, Gaya Romaneska berubah menjadi Gaya Gothic.

Gaya Gothic berevolusi dari seni Romaneska dan berlangsung dari pertengahan abad ke-12 sebagai akhir sebagai akhir abad ke-16 di beberapa daerah. Istilah Gothic diciptakan oleh penulis Italia Renaissance, kata "Gothic" untuk seni awalnya digunakan sebagai sinonim untuk kata "biadab", yang disebabkan penemuan arsitektur abad pertengahan dengan suku-suku barbar Gothic yang telah menghancurkan Kekaisaran Romawi dan budaya klasik dalam abad ke-5. Arsitektur era Gothic adalah ekspresi dari keyakinan Kristen,

Beriringan dengan gaya Gothic, gaya Renaissance yang merupakan suatu aliran baru muncul di Italia pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. Gaya Renaissance berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan sanggahan bagi Abad Pertengahan. Gaya Renaissance dinamakan kelahiran baru karena pada abad-abad sebelumnya, apa-apa yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya saja karena pada abad-abad yang lalu itu. Semua kegiatan seni pada era Renaissance adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian.

Kemudian diikuti oleh gaya Barok yang lahir pada bagian kedua dari pertengahan abad ke-16, sebagai pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun 1600 menyerbu ke seluruh Eropa. Barok berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”.

Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissans. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan ini tidak dapat diterima karena adanya aturan-aturan baku.

(15)

yang jelas antara Baroque dan Rococo inspirasi dari kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque sangat dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik, sementara sejak awalnya gaya Rococo lebih bersumber pada ketidakseriusan (frivolous) dan duniawi.

Pada akhir abad ke-18 gaya Neoklasik yang lahir karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi. Di antaranya yaitu penemuan oleh orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii yang telah lama tertimbun akibat letusan gunung Vesuvius. Disisi lain, gaya Neoklasik juga memiliki konotasi dengan ‘kekuasaan’.

Pada akhir abad ke-18 juga muncul gaya Romantisisme, yaitu sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kekuasaan, kebangsawanan, sosial dan politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gaya ini sangat menonjolkan sisi estetika dalam seni dan sastra sehingga lebih banyak menggunakan imajinasi maupun hal-hal yang yang bernilai eksotis seperti mengambil dari alam.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Pile, John. & Gura, Judith. 2014. History of Interior Design. (pdf), (offline). (diakses tanggal 18 Desember 2014)

Wikipedia. Inggris. (online). (http://en.wikipedia.org/wiki/, diakses tanggal 18 Desember 2014-6 Januari 2015)

Wikipedia. Indonesia. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses tanggal 18 Desember 2014-6 Januari 2015)

Apic. 2011. Periode Romanesque ( Abad 11-12 M ) | ARSITEKTUR. (online). (https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-romanesque-abad-11-12-m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)

Apic. 2011. Periode Gothic ( Abad 13 – 14 M ) | ARSITEKTUR. (online). (https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-gothic-abad-13-14-m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)

Apic. 2011. Periode Renaissans (Abad 15-16 M) | ARSITEKTUR. (online). (https://atpic.wordpress.com/2011/03/02/periode-renaissans-abad-15-16-m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)

Apic. 2011. . (online). (https://atpic.wordpress.com/2011/03/02/arsitektur-baroque-akhir-abad-16m-pertengahan-abad-18m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)

Apic. 2011. Arsitektur Neoklasik (Abad 18M) | ARSITEKTUR . (online). (https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Hal lain yang membuat persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap penggunaan e- filing yakni karenakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjadi responden dalam penelitian

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan dan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan timbang terima yang efektif harus memiliki acuan bagi

Pengujian BET dilakukan untuk mengetahui luas permukaan aktif dari WO 3 dalam bentuk serbuk menggunakan alat Quantachrome autosorb iQ, prosesnya dengan memberikan pemanasan

Company LOGO www.themegallery.com Pembangkit $/h G1 P G1 $/h G1 P G2 … … $/h Gn P Gn Jalur Transmisi P Load Latar Belakang Rugi Transmisi Optimisasi Pembangkitan (Economic dispatch)

tersebut merupakan suatu sistem nilai yang baru ( value system ). Sebagai suatu value system yang baru memerlukan suatu proses perwujudannya antara lain melalui proses

To increase the coordination, integration, and synchronization of statistical activities, which are collected by the Indonesian government and private

Tujuan pelayanan Bimbingan Konseling pada perguruan tinggi adalah supaya mahasiswa mampu mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan usia risiko usia tinggi Bersalin, Nifas,