• Tidak ada hasil yang ditemukan

keragaan Permintaan dan penawaran agregat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "keragaan Permintaan dan penawaran agregat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat demand) sebagai model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS).

Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS cirri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.

1. RUMUSAN MASALAH

2. Apa pengertian dari penawaran agregat?

3. Apa pengertian dari permintaan agregat?

4. Bagaimana keseimbangan jangka pendek pada keseimbangan penawaran dan permintaan?

5. Bagaimana keseimbangan jangka panjang pada keseimbangan permintaan-penawaran agregat?

6. Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan klasik?

7. Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan Keynes?

8. Bagaimana pergeseran kurva permintaan dan penawaran agregat?

(2)

BAB II PEMBAHASAN 1. Penawaran Agregat

Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian.

Penawaran agregat didalam suatu perekonomian di pengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :

 Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).

 Besarnya stok kapital (size of capital stock).

 Keadaan atau tingkat teknologi (state of technology).

 Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).

 Harga faktor-faktor produksi.

Berkaitan dengan penawaran agregat ini barangkali penting untuk dibedakan antara penawaran agregat jangka panjang (short-run aggregate supply,SRAS) dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supplay,LRAS).pengertian yang telah dikemukakan di atas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang( lomg run aggregate supply ) lebih menunjuk kepada jumlah output riil yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimumkan keuntunganya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).

(3)

Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif, diantaranya tingkat harga secara umu, jumlah uang yang beredar nominal, jumlah obligasi pemerintah, defisit tertimbang dan pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan lain-lain.

Dalam pembahasan ini, akan menganalisis pengaruh perubahan harga secara umum terhadap permintaan agregatif disini di tunjukkan oleh besarnya pendapatan nasional (Y).

Dengan demikian kurva permintaan agregatif dapat digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional.

Perubahan tingkat harga akan mempengaruhi keseimbangan melalui pengaruhnya terhadap penawaran uang riil. Jumlah penawaran uang riil adalah sebagai berikut :

M’s = Ms

P

Dimana Ms adalah penawaran uang mnominal dan p adalah tingkat harga. Jelas bahwa kenaikan tingkat harga akan menurunkan penawaran uang riil dan penurunan tingkat harga umum akan meningkatkan penawaran uang yang sesungguhnya. Pada ekonomi islam, peningkatan penawaran uang riil karena penurunan tingka harga akan berakibat meningkatnya jumlah uang tunai yang di pegang oleh perorangan maupun perusahaan. Oleh karena mereka berkepentingan untuk mengurangi jumlah uang tunai agar zakat dab biaya lainya yang di kenakan atas penarikan modalnya dapat di bayar dari keuntungan, bukan dari modal itu sendiri, maka mereka akan mencairkan tabunganya.

Dengan begitu investasi berhubungan dengan tingkat keuntungan yang di harapkan, dan melalui proses pengandaan akan meningkatkan pendapatan nasional. Sebagian dari uang yang diiaktifkan itu mungkin diarahkan kepada peningkatan konsumsi dan ini juga akan menaikkan pendapatan nasional.

3. Keseimbangan Jangka Pendek Pada Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat Keseimbangan jangka pendek antara penawaran agregat dan permintaan agregat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut.

(4)

banyak barang dan jasa daripada apa yang ingin dibeli orang lain (dalam kondisi ini terjdi kelebihan penawaran atau axcess supply), dan harga barang-barang dan jasa akan turun dan oleh karenanya tingkat harga mencapai tingkat harga keseimbangan yaitu P 0 pada titik E.

Sebaliknya, apabila tingkat harga berada di bawah tingkat harga keseimbangan, misalnya P2, maka disini akan terjadi ketidakseimbangan dimana jumlah output yang diminta adalah lebih besar daripada jumlah output yang ditawarkan (artinya terjadi kelebihan permintaan atau Excess demand).Dalam kondisi yang demikian, tingkat harga akan naik karena orang ingin untuk membeli banyak barang daripada yang ditawarkan orang lain. Kenaikan harga ini akan terus berlangsung sampai mencapai kembali tingkat harga keseimbangan (P0) di titik E.5

4. Keseimbangan Jangka Panjang Pada Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat Keseimbangan Jangka Panjang Pendek pada Keseimbangan Permintaan agregat (AD) dan Penawaran Agregat (AS) ditunjukkan pada gambar berikut. Pada gambar 7.5.a, ditunjukkan dimana keseimbangan mula-mula terjadi di atas tingkat output natural rate (above full employment output), yaitu pada titik A, yang merupakan titik perpotongan antara SRAS0 dengan AD. Karena tingkat output (Y0) keseimbangan lebih besar daripada tingkat output kesempatan kerja penuh (natural rate,YN) maka pengangguran yang terjadi (actual) akan menjadi lebih kecil daripada tingkat pengangguran alamiah (natural rate level) dan kekakuan berlebihan (ecxcessive tightness) terjadi di pasar tenaga kerja. Kekakuan di pasar tenaga kerja tersebut akan mendorong upah atau biaya tenaga kerja mengalami dan menggeser kurva SRAS ke dalam yaitu ke SRAS1. Oleh karena itu, keseimbangan kini berada pada titik B dan output turun ke Y1. Karena output agregat (Y) masih di atas tingkat alamiah yaitu Y1 > Y, maka upah teru menerus naik, yang pada akhirnya menngeser kurva SRAS ke SRAS2. Keseimbangan tercapai di titik C yaitu pada garis vertikal YN dan sekaligus merupakan titik keseimbangan jangka panjang. Karena output berada pada tingkat alamiah, maka tidak akan terdapat tekanan lebih lanjut atas upah untuk naik dan begitu juga kecenderungan lebih lanjut bagi kurva SRAS untuk bergeser.

Gambar 7.5.a. menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang lebih tinggi daripada tingkat alamiah (natural rate) sebab kurva SRAS akan bergeser ke dalam (ke kiri), menaikkan tingkat harga, dan menyebabkan perekonomian bergerak ke atas sepanjang kurva (AD) sampai mencapai titik C pada garis vertical pada tingkat output alamiah (YN), yang tersebut menunjukkan jumlah output yang ditawarkan di dalam jangka panjang untuk setiap harga, dan dapatkita sebut sebagai kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS).

(5)

turun sepanjang kurva AD sampai mencapai keseimbangan jangka panjangnya yaitu di titik perpotongan antara kurva ADdan kurva LRAS pada YN. disini seperti halnya pada gambar 7.5.b, perekonomian akan berhenti ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah (natural rate).

5. Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan klasik

Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi ibarat sebuah mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau koreksi secara otomatis (self-regulating,self –adjusting, atau self- correcting), cenderung bergerak menuju kepada keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level). Mengenai factor yang mempengaruhi permintaan agregat (AD) menurut pandangan kaum klasik secara actual hanyalah faktor jumlah uang beredar (money supply). Perubahan di dalam permintaan agregat.

Kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan atau pajak) menurut kaum klasik tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan output. Hal tersebut disebabkan karena adanya crowding-outeffect dari ekspansi fikal terhadap investasi swasta. Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G) atau penurunan di dalam pajak (T) menurut kaum Klasik akan menyebabkan tingkat bunga naik, yang pada gilirannya menurunkan investasi swasta (I), dan bahkan juga pengeluaran konsumsi (C).

Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak membuat pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva penawaran jangka panjang (LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva penawaran agregat yaitu kurva peenawaran agregat yang tegak lurus atau vertical, yang menunjukkan bahwa jumlah output barang atau jasa yangsama akan ditawarkan berapapun harganya. Dengan perkataan lain, jumlah output barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja berada pada kseimbangan dengan kesempatan kerja (employment) berada dalam kondisi full employment. Dalam pandangan klasik, kurva SRAS selaulu bergerak ka arah tingkat output full employment untuk berpotongan antara kurva LRAS. Dengan perkataan lain, keseimbangan di tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan kurva LRAS.

Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan antara kurva permintaan agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS). Di dalam model makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi dimana kekuatan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) adalah seimbang. Permintaan agregat menurut kaum klasik hanya bergantung pada tingkat teknologi dan sekaligus merupakan tingkat output atau GNP riil kesempatan kerja penuh (full employment level of real GNP).

Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan Keynes

(6)

Keynes, perubahan dalam jumlah uang beredar mempengaruhi permintaan agregat melalui efeknya atas investasi. Pengaruh uang beredar terhadap investasi bersifat tidak langsung (indirect), yaitu melalui tingkat bunga. Menurut Keynes, suatu kenaikan di dalam jumlah uang beredar tidak mepunyai pengaruh yang berarti terhadap penurunan dalam tingkat bunga, dan tingkat bunga itu sendiri menurut Keynes pengaruhnya terhadap investasi adalah lemah.

Sedangkan berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan pengikut-pengikutnya (Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) adalah horizontal (perfectly elastic), yang berarti bahwa suatu jumlah output riil akan ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan perkataan lain, perusahaan akan menawarkan berapapun jumlah barang yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Pemikiran yang melandasi kurva penawaran agregat Keynes dan pengikutnya (Keynesian) disebabkan oleh terdapatnya penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin tenaga kerja tingkat upah yang berlaku. Biaya produksi rata-rata mereka karenanya diasumsikan tidak berubah walau terjaddi perubahan dalam tingkat outputnya. Mereka menawarkan berapapun yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply curve,SRAS) menurut Keynes hanya akan bergeser secara perlahan apabila suatu perekonomian berada di luar tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Pergeseran yang lamban dari kurva penawaran agregat jangka pendek menurut Keynes terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan upah dan harga yang lamban (ingat asumsi ‘sticky prices and wages’). Menurut model Keynes, kalau jumlah pengangguran besar (berada di atas natural rate), akan menyebabkan atau mendorong penyesuain yang sangat lambat di dalam upah relative terhadap harga-harga. Hal yang sama terjadi apabila jumlah pengangguran berada dibawah tingkat alamiah dimana tekanan bagi upah untuk meningkatkan lebih cepat kecil sekali.

Secara grafik, pandangan kaum klasik dan Keynes tentang penawaran agregat dan permintaan agregat, dapat digambarkan sebagai berikut.

Dari gambar A diatas ditunjukkan bahwa permintaan agregat klasik merupakan fungsi dari jumlah uang beredar (Ms). Dengan perkataan lain, perubahan permintaan agregat (AD) hanya terjadi perubahan di dalam peubah jumlah uang beredar (money supply). Only monetary factors shift tha classical agregat demand cruve. sedangkan gambar yang B ditunjukkan bahwa permintaan agregat (AD) tidak hanya dipengaruhi oleh peubah jumlah uang yang beredar (Ms), tetapi juga dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah (G0), investasi otonom (I0) dan pajak (T0). Perbedaan factor penentu permintaan agregat di dalam model Klasik dan Keynes menghasilkan perbedaan penting di dalam penjelasan mereka menyangkut sumber-sumber instabilitas di dalam perekonomian dan jenis kebijakan stabilitas yang harus di ambil untuk mengatasi instabilitas tersebut.

(7)

Keynes harus digunakan untuk menciptakan stabilitas dalam permintaan agregat, meskipun permintaan investasi tidak stabil.

1. Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat 2. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

Efek dari pergeseran ke luar (outward shift) di dalam kurva AD yang disebabkan antara lain oleh kenaikan didalam jumlah uang beredar (Ms), kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G), kenaikan di dalam ekspor netto (Xn), penurunan di dalam pajak (T), atau kenaikan di dalam kemauan dari konsumen dan dunia bisnis untuk membelanjakan karena mereka menjadi lebih optimistic (C,I).

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat

Tidak hanya pergeseran di dalam kurva AD yang dapat menjadi sumber fluktuasi di dalam output agregat (siklus bisnis), tetapi juga bisa terjadi karena pergeseran di dalam kurva penawaran agregat. Kurva penawaran agregat dapat bergeser karena factor-faktor yang mempengaruhi biaya pruduksi, sebagai berikut :

1. Kekuatan Pasar Tenaga Kerja

Ketika output agregat berada di atas tingkat output natural rate (Y > Yn), maka kurva penawaran agregat (SRAS) akan bergeser ke dalam atau ke kiri ; ketika output agregat berada di bawah tingkat output alamiah (Y<Yn), maka kurva SRAS akan bergeser ke luar atau ke kanan.

2. Tingkat Harga yang Diharapkan

Perubahan di dalam tingkat harga yang di harapkan (expected price level) akan menyebabkan kurva SRAS bergeser ke kanan tau ke kiri ; semakin besar kenaikan yang diharapkan di dalam tingkat harga (yaitu semakin tinggi tingkat harga yang di harapkan), maka semakin besar pergeseran ke dalam dari kurva SRAS tersebut.

3. Dorongan upah

Keberhasilan para pekerja untuk mendorong upah (wages push) naik juga akan menyebabkan kurva SRAS bergeser ke dalam (inward shift) atau ke kiri.

(8)

Suatu guncangan penawaran yang negatip (negative supply shock) yang menaikan biaya produksi akan mendorong kurva SRAS bergeser ke dalam atau ke kiri, sementara suatu guncangan penawaran yang positip (positive supply shock) yang menurunkan biaya produksi akan menggeser kurva SRAS ke luar.

Dapat di tunjukkan bagaimana respons output agregat dan tingkat harga apabila terjadi pergeseran kurva SRAS, Misalakan perekonomian mula-mula berada pada tingkat output natural rate yaitu dititik A. ketika kurva penawaran agregat (SRAS) mebgalami pergeseran dari SRAS0 ke SRAS1 yang disebababkan oleh adanya guncangan penawaran yang negatip (negative supply shock), maka perekonomian akan bergerak dari titik A ke titik B , dimana tingkat harga naik tetapi output agregat turun. Situasi dimana harga naik tetapi output Negara turun, disebut dengan istilah stagflasi (stagflasion) yaitu kombinasi antara stagnasi (pengangguran) dan inflasi yang tinggi.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.Permintaan dan penawaran agregat dibedakan menjadi 2 yaitu jangka panjang dan jangka pendek.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Nanga, Muana. (2005). Ekonomi Makro :teori, masalah, dan kebijakan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Suprayitno, Eko. (2005). Ekonomi Islam : Graha Ilmu. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

permintaan dan penawaran adalah derajat kepekaan atau elastisitas jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan karena terjadinya perubahan salah satu faktor..

• Elastisitas penawaran (Es) yaitu prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. • Rumus

barang dan jasa yang ditawarkan atau ingin dijual oleh produsen di pasar, dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. ..

 Hukum penawaran : &#34;Apabila harga barang atau jasa mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya, bila

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengelolaan permintaan agregat (pengeluaran pemerintah dan kredit perbankan) dan penawaran agregat

Kurva AS atau Aggregate Supply Menurut Teori Keynes: berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan pengikut-pengikutnya ( Keynesian ) mengatakan bahwa kurva

Model upah kaku (sticky wage model) menunjukkan implikasi dari upah nominal yang kaku pada penawaran agregat. Tingkat upah cenderung kaku dikarenakan tingkat upah

Peningkatan perkembangan laju inflasi di Sumatera Barat cenderung disebabkan karena terjadinya penurunan penawaran agregat, menurunnya penawaran agregat akan