Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan
Anemia dan Tatalaksana
Transfusi Darah
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah yang (berfungsi membawa oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis tubuh
• Kebutuhan fisiologis spesifik bervariasi
pada manusia dan bergantung pada usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan
Klasifikasi
(Kehilangan darah akut, hemolisis, peny kronis)
1. Anemia normositik normokrom
• Gangguan sintesis asam nukleat DNA, example: defisiensi B12 atau asam folat
2. Anemia makrositik normokrom
(Insufisiensi sintesis heme (besi) example: anemia defisiensi besi, gangguan sintesis globin (talasemia)
Etiologi
1. Penurunan Produksi sel darah merah (SDM)
• Sintesis DNA defektif; defisiensi kobalamin, Vitamin B12. defisiensi asam folat
• Penurunan sintesis Hb: Defisiensi zat besi; talasemia; anemia skleroblastik
• Penurunan jumlah eritrosit precursor: Anemia Aplastik; anemia dr leukemia, penyakit kronis
2. Peningkatan destruksi sel darah merah (SDM)
• Intrinsik: Sikle cell anemia, defisiensi enzim, membrane abnormal
• Ekstrinsik: trauma fisik, antibody (autoimun dan Isoimun)
• Agen infeksi
• Toksin
3. Kehilangan darah
• Akut: Trauma, ruptir pembuluh darah
Anaemia of
Renal
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
• Kadar hemoglobin serum menurun (normal pria: 13,5-18 g/dl; wanita 12-16 g/dl), penurunan MCH
• Hematokrit serum menurun • Kadar besi serum menurun • Kadar ferritin serum menurun
• Hitung sel darah merah menurun
Prosedur Diagnostik
• Pemeriksaan sumsum tulang
Penatalaksanaan
1. Mengontrol dan mengurangi penyebab
• Suplementasi zat besi; terapi nutrisi; pembedahan dan lokasi perdarahan; splenoktomi; terapi kortikosteroid.
2. Mengurangi gejala/ manifestasi
• Terapi oksigen
• Eritropoetin
• Pengganti zat besi
Manajemen
Askep
1. Riwayat
• Dapat menetap selama beberapa tahun tanpa tanda dan gejala
• Keletihan
• Ketidakmampuan berkonsentrasi
• Sakit kepala; sesak napas
• Peningkatan infeksi
• Menoragia
• Disfagia
• Gangguan vasomotor
• Baal dan kesemutan ekstremitas
• Nyeri neuralgik
2. Pemeriksaan fisik
• Lidah merah, bengkak, dan nyeri tekan (glossitis)
• Sudut bibir mengalami erosi, stomatitis angular
• Takikardia
Masalah
Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas
• Intervensi: Manajemen Energi
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• Intervensi: Terapi Nutrisi
3. Resiko Infeksi
• Intervensi: Perlindungan infeksi
Manajemen
INDIKASI
TRANFUSI
Hb < 8 g/dl
Pre operasi
- Tanpa iskemi Hb< 8 g/dl
SYARAT
DONOR
Keadan umum baik
Usia 17-65 tahun
BB 50 kg atau lebih
Tidak demam < 37,5’C
Denyut nadi normal (reguler, normokardi)
Tekanan darah :
SYARAT
DONOR
Donor terakhir 8 minggu
Tidak hamil
Bukan tuberkulosis aktif dan menderita Asma bronkiale
Paska pembedahan :
• 6 bulan setelah operasi
• Luka operasi sembuh dari operasi kecil
• 3 hari setelah ektraksi gigi
GOLONGAN DARAH RHESUS
Anti Rh0 (D) Kontrol Rh Tipe Rh
Harus diperikasa dengan Rh0 (D)typing (saline tube
Reaksi bagi
donor
Sinkop
Lemas
Takipnue
Pusing
Pucat
Mual
UJI DARAH
DONOR
Uji darah golongan ABO
Uji darah
golongan rhesus
Uji antibodi yang tidak diharapkan (pada orang
yang pernah tranfusi atau hamil)
Uji terhadap penyakit infeksi
RESIKO
TRANFUSI
Didapatkan reaksi tranfusi sebanyak 6,6 %
Dari yang alami reaksi tranfusi :
• Demam 55%
• Menggigil 14%
• Alergi (urtikaria, gatal) 20%
• Hepatitis serum positif 6%
• Reaksi hemolitik 4%
DEMAM
Disebabkan antibodi leuko’s, antibodi
trombo’s, atau senyawa pirogen
Menghindari demam :
• 1. Crossmatch leuko donor dgn serum resipien
• 2. Produk darah rendah leuko’s
• 3. Prednison 50 mg 2 hari sebelum tranfusi
REAKSI
ALERGI
Gambaran : Urtikaria, skin rash, spasme bronkus, angio udem, syok anaphilaksis
Syok anafilaksis 1 dari 20000 tranfusi
• Terjadi akibat interaksi IgA darah donor dgn
• Anti IgA plasma resipien
• Dicegah dengan eri;s yang dicuci
Urtikaria, gatal 3% tranfusi
• Interaksi Antigen dg IgE resipien memicu
• Dikeluarkannya histamin dari sel mast
• Pencegahan : Antihistamin, eri’s yg dicuci, plasma
KELEBIHAN
CAIRAN
Tranfusi dapat membuat kelebihan
pada sirkulasi -> bisa odem paru akut
Hati hati :
-Gagal jatung
TRANFUSI
MASIF
Koagulan sitrat menimbulkan hipokalsemi bila banyak darah yang ditranfusikan
Penyimpanan lama banyak yang rusak -> meningkatkan Kalium.
Pasien berat dengan tranfusi masif dapat
MIKRO
AGREGAT
Darah disimpan lama terbentuk agregat trombosit, leukosit dan fibrin.
Agregat mikro, bisa lolos dari penyaringan.
Bila tranfusi masif jumlah mikroagregat meningkat -> terjadi obstruksi
KOMPLIKASI
INFEKSI
INFEKSI VIRUS
1. Hepatitis virus B, C
2. HIV
3. HTLV
4. SITOMEGALO VIRUS
5. ESPTEIN-barr VIRUS
Macam tranfusi darah
A. DARAH LENGKAP
Berisi eri’s, trombo’s, leuko’s, dan plasma 250ml darah + 37 ml antikoagulan
Darah segar = < 48 jam, trombosit, faktor pembekuan masih baik
Darah baru = < 5 hari, 2,3 difosfogliserat menurun
I : untuk kasus perdarahan besar
B. PRC
Berisi : eri, leiko, trombo, sedikit plasma, Hmt 60-70%, volume 150-300ml
I : untuk penderita yang memerlukan
peningkatan pembawa O2 ; gagal ginjal, keganasan dll.
KI : tidak diboleh diberikan dalam jumlah banyak
C. Trombosit pekat
Berisi trombosit, beberapa Leuko’s, Eri’s, plasma
1 katong berisi 5,5 x 10 pangkat 10 dalam volume 50 ml.
Dapat disimpan pada suhu 20-24 ‘C selama
3 hari, tapi hemostatiknya kurang baik
Disimpan suhu 1-6’C bisa disimpan 3 hari
Trombosit pekat
INDIKASI
Trombosit < 50 ribu dengan perdarahan, untuk operasi atau tindakan invasif
Profilaksis dengan trombosit < 10 ribu KI :
Tidak efektif untuk peny destruktif trombosit : ITP, TTP, DIC. Diberikan bila perdarahan aktif
Trombosit pekat
DOSIS
- 1 unit/10 kgBB
D. FFP
Berisi : plasma, faktor pembekuan, koplemen dan protein plasma
Disimpan dalam suhu 18’C, bisa 1 tahun. Volume 200-250 ml
INDIKASI
Gangguan pembekuan : penyakit hati, DIC, TTP, Dilusi koagulopati tranfusi masif
KONTRA INDIKASI
FFP
CARA PEMBERIAN
Diberikan 6 jam setelah pencairan Cocok ABO