Paham Agama
Paham Agama
dalam
dalam
Muhammadiyah
Muhammadiyah
Oleh Oleh
Masail Khamsah
Masail Khamsah
1. Agama1. Agama
2. Dunia2. Dunia
3. Ibadah3. Ibadah
4. Sabilullah4. Sabilullah
Agama
Agama
Agama adalah apa yang disyariatkan Agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan Allah dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, berupa perintah-perintah, Nya, berupa perintah-perintah,
larangan-larangan dan larangan-larangan dan
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di petunjuk untuk kebaikan manusia di
Agama, yakni agama Islam yang Agama, yakni agama Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dibawa oleh Nabi Muhammad SAW,
ialah apa yang diturunkan Allah di ialah apa yang diturunkan Allah di
dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam Al-Qur’an dan yang tersebut
dalam Sunnah Maqbulah berupa dalam Sunnah Maqbulah berupa
perintah-perintah, larangan-larangan perintah-perintah, larangan-larangan
dan petunjuk-petunjuk untuk dan petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan kebaikan manusia di dunia dan
Karakteristik Agama Islam
Karakteristik Agama Islam
1.
1. Islam adalah agama yang Islam adalah agama yang
bersumber dari Allah SWT baik bersumber dari Allah SWT baik
melalui wahyu secara langsung melalui wahyu secara langsung
(Al-Qur’an) maupun tidak langsung Qur’an) maupun tidak langsung
(Sunnah Nabawiyah)(Q.S. 39:2; (Sunnah Nabawiyah)(Q.S. 39:2;
32:2) 32:2) 2.
2. Ajaran Islam bersifat komprehensif Ajaran Islam bersifat komprehensif (mencakup seluruh aspek
(mencakup seluruh aspek kehidupan) (Q.S. 6:38)
3.
3. Ajaran Islam bersifat universal Ajaran Islam bersifat universal (berlaku untuk seluruh umat (berlaku untuk seluruh umat
manusia sampai akhir zaman (Q.S. manusia sampai akhir zaman (Q.S.
7:158) 7:158) 4.
4. Ajaran Islam sesuai dengan fithrah Ajaran Islam sesuai dengan fithrah manusia (Q.S. 30:30)
5.
5. Ajaran Islam menempatkan akal Ajaran Islam menempatkan akal
manusia pada tempat yang manusia pada tempat yang sebaik-baiknya secara proporsional, tidak baiknya secara proporsional, tidak
mendewakan dan tidak pula mendewakan dan tidak pula
menghinakannya (Q.S. 7:179; menghinakannya (Q.S. 7:179;
31:20) 31:20) 6.
6. Ajaran Islam menjadi rahmat bagi Ajaran Islam menjadi rahmat bagi alam semesta (Q. S. 21:107)
7.
7. Ajaran Islam berorientasi ke masa Ajaran Islam berorientasi ke masa depan (Akhirat) tanpa melupakan depan (Akhirat) tanpa melupakan
masa kini (Dunia) (Q.S. 28:77) masa kini (Dunia) (Q.S. 28:77) 8.
8. Ajaran Islam menjanjikan sorga Ajaran Islam menjanjikan sorga
bagi yang beriman dan neraka bagi bagi yang beriman dan neraka bagi
Dunia
Dunia
Yang dimaksud “urusan dunia” dalam Yang dimaksud “urusan dunia” dalam sabda Rasulullah SAW,” Kamu lebih sabda Rasulullah SAW,” Kamu lebih
mengerti urusan duniamu” ialah mengerti urusan duniamu” ialah
segala perkara yang tidak menjadi segala perkara yang tidak menjadi
tugas diutusnya para Nabi (yaitu tugas diutusnya para Nabi (yaitu
perkara-perkara/pekerjaan-pekerjaan/urusan-urusan) yang pekerjaan/urusan-urusan) yang
diserahkan sepenuhnya kepada diserahkan sepenuhnya kepada
Ibadah
Ibadah
Ibadah ialah bertaqarrub Ibadah ialah bertaqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah (mendekatkan diri) kepada Allah
dengan jalan mentaati segala dengan jalan mentaati segala
perintah-Nya, menjauhi perintah-Nya, menjauhi
larangan-larangan-Nya dan mengamalkan larangan-Nya dan mengamalkan
Ibadah itu ada yang umum dan ada Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus.
yang khusus.
Ibadah yang umum ialah segala Ibadah yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah.
amalan yang diizinkan Allah.
Ibadah yang khusus ialah apa yang Ibadah yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah perincian,
telah ditetapkan Allah perincian, bentuk dan cara-caranya yang bentuk dan cara-caranya yang
IBADAH
UMUM KHUSUS
sosial, ekonomi, politik, seni, budaya, pendidikan,
dll.
thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, qurban, aqiqah, doa, zikir, dll.
APA SAJA BOLEH, KECUALI YANG DILARANG
SEMUANYA DILARANG, KECUALI ADA PERINTAH
azas manfaat dan madharat azas kepatuhan dan kesesuaian
Sabilullah
Sabilullah
Sabilullah ialah jalan yang Sabilullah ialah jalan yang
menyampaikan kepada keridhaan menyampaikan kepada keridhaan
Allah, berupa segala amalan yang Allah, berupa segala amalan yang
diizinkan Allah untuk memuliakan diizinkan Allah untuk memuliakan
kalimat (agama) Nya dan kalimat (agama) Nya dan
Qiyas
Qiyas
1. Bahwa dasar mutlak untuk 1. Bahwa dasar mutlak untuk
berhukum dalam agama Islam berhukum dalam agama Islam
2. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi 2. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi
soal-soal yang telah terjadi dan sangat soal-soal yang telah terjadi dan sangat
dibutuhkan untuk diamalkan, mengenai dibutuhkan untuk diamalkan, mengenai
hal-hal yang tidak bersangkutan dengan hal-hal yang tidak bersangkutan dengan
ibadah mahdhah, padahal untuk alasan ibadah mahdhah, padahal untuk alasan
atasnya tidak terdapat nash sharih dalam atasnya tidak terdapat nash sharih dalam
Al-Quran dan As-Sunnah, maka Al-Quran dan As-Sunnah, maka
dipergunakanlah alasan dengan jalan dipergunakanlah alasan dengan jalan
ijtihad dan istinbath dari nash-nash yang ijtihad dan istinbath dari nash-nash yang
ada, melalui persamaan illah (alasan), ada, melalui persamaan illah (alasan),
sebagai mana telah dilakukan oleh sebagai mana telah dilakukan oleh
Pengertian Qiyas
Pengertian Qiyas
Menyandarkan hukum sesuatu yang tidak Menyandarkan hukum sesuatu yang tidak ada nash mengenai hukumnya dengan
ada nash mengenai hukumnya dengan
sesuatu yang ada nash hukumnya karena sesuatu yang ada nash hukumnya karena
adanya persamaan
adanya persamaan ‘illah‘illah
Cara mengetahui ‘illah:Cara mengetahui ‘illah:
• Dalalah an-NashDalalah an-Nash • Ijma’Ijma’
• Penelitian sifat-sifat yang adapada Penelitian sifat-sifat yang adapada sesuatu atau suatu peristiwa dan sesuatu atau suatu peristiwa dan
memilih mana yang bisa jadi
memilih mana yang bisa jadi ‘illah‘illah
Sumber Hukum
Sumber Hukum
dan Kedudukan Ijtihad
dan Kedudukan Ijtihad
Walaupun diberi judul qiyas, tetapi Walaupun diberi judul qiyas, tetapi
sebenarnya di dalamnya terkandung sebenarnya di dalamnya terkandung
penjelasan tentang sumber hukum penjelasan tentang sumber hukum
dan ijtihad (di mana qiyas adalah dan ijtihad (di mana qiyas adalah
Pengertian, Posisi, Fungsi dan
Pengertian, Posisi, Fungsi dan
Ruang Lingkup Ijtihad
Ruang Lingkup Ijtihad
Pengertian:Pengertian:
Ijtihad hukum adalah mencurahkan Ijtihad hukum adalah mencurahkan segenap kemampuan berpikir dalam segenap kemampuan berpikir dalam
menggali dan merumuskan hukum menggali dan merumuskan hukum
syar’i yang bersifat zhanni dengan syar’i yang bersifat zhanni dengan
menggunakan metode tertentu yang menggunakan metode tertentu yang
dilakukan oleh yang berkompeten dilakukan oleh yang berkompeten
baik secara metodologis maupun baik secara metodologis maupun
Posisi: Ijtihad bukan sebagai Posisi: Ijtihad bukan sebagai
sumber hukum melainkan sebagai sumber hukum melainkan sebagai
metode penetapan hukum. metode penetapan hukum.
Fungsi: Ijtihad adalah sebagai Fungsi: Ijtihad adalah sebagai metode untuk merumuskan
metode untuk merumuskan
ketetapan-ketetapan hukum yang ketetapan-ketetapan hukum yang
belum terumuskan dalam Al-Qur’an belum terumuskan dalam Al-Qur’an
Ruang lingkup ijtihad meliputi:Ruang lingkup ijtihad meliputi:
1. Masalah-masalah yang terdapat 1. Masalah-masalah yang terdapat dalam dalil-dalil zhanni;
dalam dalil-dalil zhanni;
2. Masalah-masalah yang secara 2. Masalah-masalah yang secara eksplisit tidak terdapat dalam eksplisit tidak terdapat dalam
Metode, Pendekatan dan Teknik
Metode, Pendekatan dan Teknik
Metode:Metode:
a. Bayani (Semantik) yaitu metode a. Bayani (Semantik) yaitu metode
penetapan hukum yang menggunakan penetapan hukum yang menggunakan
pendekatan kebahasaan. pendekatan kebahasaan.
b. Ta’lili (Rasionalistik) yaitu metode b. Ta’lili (Rasionalistik) yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan penetapan hukum yang menggunakan
pendekatan penalaran. pendekatan penalaran.
c. Ishtishlahi (Filosofis) yaitu metode c. Ishtishlahi (Filosofis) yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan penetapan hukum yang menggunakan
Pendekatan yang digunakan dalam Pendekatan yang digunakan dalam penetapan hukum-ijtihadiyah
penetapan hukum-ijtihadiyah adalah :
adalah :
a.
a. At-Tafsir al-Ijtima’i al-Mu’ashirAt-Tafsir al-Ijtima’i al-Mu’ashir
b.
b. At-TarikhiAt-Tarikhi
c.
c. Al-Ijtima’iAl-Ijtima’i
d.
Teknik yang digunakan dalam Teknik yang digunakan dalam menetapkan hukum adalah:
menetapkan hukum adalah:
a.
a. Ijma’Ijma’
b.
b. QiyasQiyas
c.
c. Mashalih MursalahMashalih Mursalah
d.
Ta’arudh al-Adillah
Ta’arudh al-Adillah
Ta’arudh al-adillah adalah Ta’arudh al-adillah adalah
pertentangan beberapa dalil yang pertentangan beberapa dalil yang
masing-masing menunjukkan masing-masing menunjukkan
ketentuan hukum yang berbeda. ketentuan hukum yang berbeda. Jika terjadi Ta’arudh diselesaikan Jika terjadi Ta’arudh diselesaikan
dengan urutan cara-cara sebagai dengan urutan cara-cara sebagai
1. Al-Jam’u wa at-Taufiq yakni sikap 1. Al-Jam’u wa at-Taufiq yakni sikap menerima semua dalil yang
menerima semua dalil yang
walaupun zhahirnya ta’arudh. walaupun zhahirnya ta’arudh.
Sedangkan pada dataran Sedangkan pada dataran
pelaksanaan diberi kebebasan untuk pelaksanaan diberi kebebasan untuk
memilihnya (takhyir). memilihnya (takhyir).
2. At-Tarjih yakni memilih dalil yang 2. At-Tarjih yakni memilih dalil yang lebih kuat untuk diamalkan dan
c. An-Naskh yakni mengamalkan dalil c. An-Naskh yakni mengamalkan dalil
yang munculnya lebih akhir. yang munculnya lebih akhir.
d. At-Tawaquf yakni menghentikan d. At-Tawaquf yakni menghentikan
penelitian terhadap dalil yang dipakai penelitian terhadap dalil yang dipakai
Metode Tarjih terhadap Nash
Metode Tarjih terhadap Nash
Pentarjihan terhadap nash dilihat dari beberapa Pentarjihan terhadap nash dilihat dari beberapa
segi”
segi”
1. Segi Sanad:1. Segi Sanad: a.
a. Kualitas maupun kwantitas rawiKualitas maupun kwantitas rawi
b.
b. Bentuk dan sifat periwayatanBentuk dan sifat periwayatan
2. Segi Matan2. Segi Matan a.
a. Matan yang menggunakan sighat nahyu lebih Matan yang menggunakan sighat nahyu lebih
rajih dari sighat amr
rajih dari sighat amr
b.
b. Matan yang menggunakan sighat khas lebih Matan yang menggunakan sighat khas lebih
rajih daripada sighat ‘am
rajih daripada sighat ‘am
3. Segi materi hukum3. Segi materi hukum
Beberapa Kaedah Menenai Hadits
Beberapa Kaedah Menenai Hadits
1.
1. Hadits Mauquf Murni tidak dapat dijadikan Hadits Mauquf Murni tidak dapat dijadikan
hujjah.
hujjah.
2.
2. Hadits Mauquf yang termasuk dalam kategori Hadits Mauquf yang termasuk dalam kategori
marfu’ dapat dijadikan hujjah.
marfu’ dapat dijadikan hujjah.
3.
3. Hadits Mauquf termasuk kategori marfu’ apabila Hadits Mauquf termasuk kategori marfu’ apabila
terdapat qarinah yang daripadanya dapat
terdapat qarinah yang daripadanya dapat
dipahami kemarfu’annya kepada Rasulullah,
dipahami kemarfu’annya kepada Rasulullah,
seperti pernyataan Ummu ‘Athiyah, “kita
seperti pernyataan Ummu ‘Athiyah, “kita
diperintahkan supaya mengajak keluar
diperintahkan supaya mengajak keluar
wanita-wanita yang sedang haidh pada hari raya dan
wanita yang sedang haidh pada hari raya dan
seterusnya bunyi hadits itu dsb.
4. Hadits Mursal Tabi’i Murni tidak 4. Hadits Mursal Tabi’i Murni tidak
dapat dijadikan hujjah. dapat dijadikan hujjah.
5. Hadits Mursal Tabi’i dapat dijadikan 5. Hadits Mursal Tabi’i dapat dijadikan
hujjah apabila bersertanya terdapat hujjah apabila bersertanya terdapat
qarinah yang menunjukkan qarinah yang menunjukkan
6. Hadits Mursal Shahabi dapat dijadikan 6. Hadits Mursal Shahabi dapat dijadikan
hujjah apabila padanya terdapat qarinah hujjah apabila padanya terdapat qarinah yang menunjukkan kebersambungannya. yang menunjukkan kebersambungannya. 7. Hadits-hadits dha’if yang satu sama lain 7. Hadits-hadits dha’if yang satu sama lain saling menguatkan tidak dapat dijadikan saling menguatkan tidak dapat dijadikan
hujjah kecuali apabila banyak jalannya hujjah kecuali apabila banyak jalannya
dan padanya terdapat qarinah yang dan padanya terdapat qarinah yang
menunjukkan keotentikan asalnya serta menunjukkan keotentikan asalnya serta
tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan
8. Jarh (cela) didahulukan atas ta’dil 8. Jarh (cela) didahulukan atas ta’dil
setelah adanya keterangan yang setelah adanya keterangan yang
jelas dan sah secara syara’. jelas dan sah secara syara’.
9. Riwayat orang yang terkenal suka 9. Riwayat orang yang terkenal suka
melakukan tadlis dapat diterima melakukan tadlis dapat diterima
apabila ia menegaskan bahwa apa apabila ia menegaskan bahwa apa
yang diriwayatkan itu bersambung yang diriwayatkan itu bersambung
dan tadlisnya tidak sampai merusak dan tadlisnya tidak sampai merusak
10. Penafsiran sahabat terhadap lafal 10. Penafsiran sahabat terhadap lafal
(pernyataan) ng diamusytarak (pernyataan) ng diamusytarak
dengan salah satu maknanya wajib dengan salah satu maknanya wajib
diterima. diterima.
11. Penafsiran sahabat tehadap lafal 11. Penafsiran sahabat tehadap lafal
(pernyataan) zhahir dengan makna (pernyataan) zhahir dengan makna
lain maka yang diamalkan makna lain maka yang diamalkan makna
Sumber Ajaran Islam
Sumber Ajaran Islam
1.
1. Sumber Ajaran Islam adalah Al-Sumber Ajaran Islam adalah
Al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah. Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah.
2.
2. Pemahaman terhadap kedua Pemahaman terhadap kedua
sumber tersebut dilakukan secara sumber tersebut dilakukan secara komprehensif integralistik melalui komprehensif integralistik melalui
pendekatan bayani, burhani dan pendekatan bayani, burhani dan
irfani dalam suatu hubungan yang irfani dalam suatu hubungan yang