• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN SELF ESTEEM DAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR CAMAT KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN SELF ESTEEM DAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR CAMAT KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN SELF ESTEEM DANSELF EFFICACY SEBAGAI VARIABELINTERVENINGPADA

KANTOR CAMAT KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

ARTIKEL

Oleh :

NAEL EDWIN

NIM 1210018212015

(2)

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN SELF ESTEEM DANSELF EFFICACY SEBAGAI VARIABELINTERVENINGPADA

KANTOR CAMAT KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

1

Nael Edwin,2Nelmida,2Antoni

1

Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen 2

Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta

email : nael_edwin@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate and analyze: 1) The effect of job satisfaction on employee performance, 2) The effect of job satisfaction on self-esteem, 3) The effect of job satisfaction on self-efficacy, 4) The influence of self-esteem to self-efficacy, 5) Effects of self-esteem on employee performance, 6) Effect of self-efficacy on employee performance, 7) the effect of job satisfaction on employee performance with self-esteem as an intervening variable, 8) the effect of job satisfaction on employee performance with self-efficacy as an intervening variable. The design of this study is the design of causality. The study population was all employees of the District Office Siulak Kerinci district by 56 people. Approach to data collection was done by the method of census (population = number of samples). Data analysis techniques are simple regression, multiple regression and multilevel regression. This study found that: 1) Job satisfaction is a positive significant effect on employee performance. 2) Job satisfaction is a positive significant effect on self-esteem. 3) Self-esteem is a positive significant effect on the self. 4) Self-esteem is a significant positive effect on self-efficacy. 5) esteem is a significant positive effect on employee performance. 6) Self-efficacy significantly positive effect on employee performance. 7) Self-esteem mediates the effect of job satisfaction on employee performance. 8) Self-efficacy mediates the effect of job satisfaction on employee performance.

(3)

A. Pendahuluan

Keberhasilan dalam proses operasional organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah pegawai. Kontribusi pegawai bagi organisasi sangat dominan, karena pegawai adalah penghasil kerja bagi organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi ditentukan oleh unsur manusia yang melakukan pekerjaan Di sisi lain, pegawai sebagai motor penggerak organisasi dituntut untuk bekerja dengan lebih bersemangat agar mampu menghadapi persaingan untuk mempertahankan keberadaan organisasi yang diwujudkan dalam bentuk kinerja individual yang tinggi.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu tercapainya kinerja yang baik, sesuai dengan standar kinerja yang diterapkan dan yang diinginkan organisasi, dan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Menurut Wirawan (2009) kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau profesi dalam waktu tertentu. Rivai dan Sagala (2009) menjelaskan bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan baik kuantitas dan kualitas karena dalam melaksanakan pekerjaan secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam periode tertentu.

Berdasarkan kenyataan pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci terlihat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kinerja pegawai yakni masih banyak pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik karena adanya keterbatasan tingkat pengetahuan dan

keterampilan kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Permasalahan lainnya adalah masih ditemukan pegawai yang kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang banyak sehingga banyak pekerjaan yang bertumpukan sehingga hal ini menyebabkan lambatnya tingkat penyelesaian pekerjaan oleh pegawai dan sebahagian pegawai kurang dapat memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pimpinan, sebahagian pegawai kurang mempunyai inisiatif dalam bekerja.

Kinerja pegawai akan dipengaruhi oleh banyak hal, Mangkunegara (2009) menejelaskan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai : 1) faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang pendidikan, demografi atau lingkungan tempat kerja, 2) faktor psikologis yang terdiri dari persepsi,

self esteem, self efficacy, attitude, personality, pembelajaran, motivasi kerja, 3) faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur organisasi,job design.

Penulis menduga faktor yang berkemungkinan paling mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah kepuasan kerja.

Self esteem, danSelf efficacy.

Hasil penelitian Brahmasari Suprayetno (2008) membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ostroff (1992) dalam Engko (2008) memberikan bukti empiris bahwa kepuasan kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

(4)

Faktor berikutnya yang akan diidentifikasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah self esteem. Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) self esteem

adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Dengan adanya self esteem

dapat meningkatkan nilai-nilai optimis dalam diri kita dan membawa dampak akan perkembangan yang positif dalam kehidupan sehingga bias berkontribusi positif terhadap peningkatan kinerja dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Prasetya, dkk (2013) membuktikan bahwa

self esteem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individual. Namun lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan Engko (2008) menunjukkan bahwa self esteem tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual.

Berdasarkan hasil penelitian Prasetya, dkk (2013) dan Engko (2008) terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki (2003), sehingga penulis tertarik untuk menjadikan variabel

self esteem sebagai fakator yang akan diuji pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.

Faktor berikutnya yang akan diidentifikasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah self efficacy. Self efficacy

menurut Kreitner dan Kinicki (2003) adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Hasil kajian secara empiris juga masih mengalami perdebatan, ada yang menemukan self esteem berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual dan ada juga yang menemukan self esteem

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual. Hasil penelitian yang dilakukan Engko (2008) menunjukkan bahwa self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual. Sedangkan hasil penelitian Prasetya, dkk (2013) membuktikan bahwa self efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual.

Kepuasan kerja dalam

mempengaruhi kinerja pegawai tidak berdiri sendiri, namun dapat dimediasi oleh variabel lain. Pada penelitian ini penulis menetapkan self efficacy dan self esteem

sebagai variabel intervening, alasanya yaitu belum konsistenya hasil penelitian terdahulu mengenai self efficacy dan self esteem sebagai variabel intervening dari pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai

Menurut Gibson (2006) kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan menunjukkan kinerja yang baik pula. Ada beberapa faktor penentu yang berlaku sebagai variabel pemediasi (perantara) yang mempengaruhi kepuasan kerja terhadap kinerja individu, diantaranya adalah self esteem dan self efficacy. Hasil penelitian Engko (2008) menunjukkan bahwa self esteem dan self efficacy dapat memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Selanjunya hasil penelitian Prasetya, dkk (2013) membuktikan bahwa self esteem dan self efficacy tidak memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual.

Berdasarkan hasil penelitian Engko (2008) dan Prasetya, dkk (2013) terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson (2006),

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai, 2) Pengaruh kepuasan kerja terhadap self

esteem, 3) Pengaruh kepuasan kerja

terhadap self efficacy, 4) Pengaruh self esteem terhadap self efficacy, 5) Pengaruh

self esteem terhadap kinerja pegawai, 6) Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan self esteem sebagai variabelintervening,7) Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan self efficacysebagai variabelintervening

(5)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

A. Metodologi

Penelitian

Desain penelitian ini merupakan desain kausalitas. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci sebanyak 56 orang. Pendekatan untuk pengambilan data dilakukan dengan metode sensus (jumlah populasi = sampel). Teknik analisis data adalah regresi sederhana, regresi berganda dan regresi bertingkat.

B. Pengujian

Hipotesis

1. Pengaruh Kepuasan Kerja (X) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Hasil analis regresi linear sederhana untuk membuktikan pengaruh kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pegawai (Y) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Variabel

Dari persamaan regresi linear sederhana di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Nilai koefisien regresi kepuasan kerja (X) sebesar 0,706 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel

kepuasan kerja (X) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Oleh karena itu hipotesis pertama (H1) penelitian ini yang menyatakan bahwa “kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”diterima.

2. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,577 yang dapat diartikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah sebesar 57,7%. Sedangkan sisanya sebesar 42,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini.

2. Pengaruh Kepuasan Kerja (X) TerhadapSelf Esteem (M1)

Hasil analis regresi linear sederhana untuk membuktikan pengaruh kepuasan kerja (X) terhadap self esteem (M1) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja TerhadapSelf Esteem Variabel

Dari persamaan regresi linear sederhana di atas dapat diartikan sebagai berikut :

(6)

Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”diterima.

2. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,428 yang dapat diartikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi self esteem pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah sebesar 42,8%. Sedangkan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini.

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X) TerhadapSelf Efficacy (M2)

Hasil analis regresi linear sederhana untuk membuktikan pengaruh kepuasan kerja (X) terhadap self efficacy (M2) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja (X) TerhadapSelf Efficacy (M2) Variabel

Dari persamaan regresi linear sederhana di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1) Nilai koefisien regresi kepuasan kerja (X) sebesar 0,563 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel kepuasan kerja (X) berpengaruh signifikan terhadap self efficacy (M2). Oleh karena itu hipotesis kedua (H3) penelitian ini yang menyatakan bahwa “kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap self efficacy

pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”diterima.

2) Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,355 yang dapat diartikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah

sebesar 35,5%. Sedangkan sisanya sebesar 6458% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini.

4. Pengaruh Self Esteem (M1) TerhadapSelf Efficacy (M2)

Hasil analis regresi linear sederhana untuk membuktikan pengaruh self esteem

(M1) terhadap self efficacy (M2) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Hasil Analisis PengaruhSelf Esteem (M1) TerhadapSelf Efficacy (M2) Variabel

Dari persamaan regresi linear sederhana di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Nilai Fhitung adalah 28,489 dengan nilai signifikansi adalah 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (α0,05). Dengan demikian dapat diartikan bahwa model yang dihasilkan adalah prediktor yang valid dalam memprediksi nilai variabel terikat. 2. Nilai koefisien regresi self esteem (M1)

sebesar 0,625 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel self esteem

(M1) berpengaruh signifikan terhadap

self efficacy (M2). Oleh karena itu hipotesis kempat (H4) penelitian ini yang menyatakan bahwa “self esteem

berpengaruh signifikan terhadap self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”diterima. 3. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar

(7)

pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah sebesar 34,5%. Sedangkan sisanya sebesar 65,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini.

5. Analisis Regresi Linear Berganda Analisa Regresi Linear Berganda merupakan teknik statistik untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat, Adapun tujuan ini adalah untuk melihat pengaruh

self esteem (M1) dan self efficacy (M2) terhadap Kinerja pegawai (Y). Hasil analis regresi linear berganda untuk membuktikan pengaruh self esteem (M1) dan self efficacy (M2) terhadap kinerja pegawai (Y) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Hasil Analisis PengaruhSelf Esteem (M1) danSelf Efficacy (M2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Variabel

Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut: 1) Nilai koefisien regresi self esteem (M1)

sebesar 0,565 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel self esteem

(M1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Oleh karena itu hipotesis kelima (H5) penelitian ini yang menyatakan bahwa “Self esteem

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”diterima.

2) Nilai koefisien regresi persepsi kulaitas (M2) sebesar 0,335 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel self efficacy (M2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Oleh karena itu hipotesis keenam (H6) penelitian ini yang menyatakan bahwa “self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci” diterima.

3) Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,621 yang dapat diartikan bahwa self esteem danself efficacy mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci adalah sebesar 62,1%. Sedangkan sisanya sebesar 37,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini.

6. Hasil Analisis Regresi Bertingkat Analisis regresi bertingkat (Hierarchical Regression) merupakan teknik statistik untuk mengetahui dampak variabel mediasi atau intervening terhadap hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Berdasarkan hasil regresi linear sederhana tentang pengaruh kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pegawai (Y) (langkah pertama), ditemukan variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (lihat tabel 4.15). Dengan demikian persyaratan pada langkah pertama dalam pengujian pengaruh mediasi terpenuhi.

(8)

4.16) maupun terhadap self efficacy (M2) (lihat tabel 4.17). Dengan demikain dapat disimpulkan bahwa persyaratan langkah 2 dalam uji mediasi atau intervening telah terpenuhi.

Langkah ketiga pengujian mediasi adalah melakukan pengujian atas pengaruh varaibel mediasi (self esteem dan self efficacy) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai). Hasil uji regresi linear berganda tentang pengaruh self esteem dan self efficacy terhadap kinerj apegawai (lihat tabel 4.19) memperlihatkan bahwa variabel

self esteem (M1) dan self efficacy (M2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Dengan demikian persyaratan ketiga dalam pengujian pengaruh mediasi terpenuhi.

Berdasarkan hasil uji pada langkah pertama, kedua, dan ketiga, maka hasil uji intervening atau mediasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Hasil Analisa Regresi Bertingkat

Koefisien Regresi dan Signifikansi Variabel

Terikat

Variabel Bebas

danIntervening Tahap 1 Sig. Tahap 2 Sig.

Konstanta (a) 1,021 - 0,465

-Kepuasan kerja (X)

0,706 0,000 0,378 0,000

Self esteem (M1) - - 0,367 0,002

Berdasarkan hasil uji regersi bertingkat yang diringkas pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahap 1:

1. Variabel kepuasan kerja (X) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) dimana nilai koefisien regesinya adalah 0,706 dengan tingkat signifikansi adalah 0,000.

2. Besarnya pengaruh variabel kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah 57,7% (R2 = 0,577)

Pada tahap 2, pengaruh variabel citra (X) terhadap kinerja pegawai (Y) setelah dimediasi atau intervensi oleh

variabel self esteem (M1) dan self efficacy

(M2) dapat dijelaskan sebagi berikut: a. Variabel kepuasan kerja (X) masih

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,378 dengan tingkat signifikan sebasar 0,000. Namun, nilai koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X) tersebut mengalami penurunan dari 0,706 (tahap 1) menjadi 0,378 (tahap 2).

b. Variabel self esteem (M1) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) dengan nilai koefisien regresinya adalah 0,367 dan tingkat signifikan sebesar 0,002.

c. Variabel self efficacy (M2) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) dengan nilai koefisien regresinya adalah 0,206 dan tingkat signifikan sebesar 0,040.

d. Besarnya pengaruh variabel kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pegawai (Y) melalui variabel self esteem (M1) dan

self efficacy (M2) adalah 70,4% (R2 = 0,702). Dengan kata lain terjadi peningkatan pengaruh variabel kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 12,7% atau dari 57,7% naik menjadi 70,4%.

Berdasarkan uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa variabel self esteem (M1) dan self efficacy (M2) memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan antara kepuasan kerja (X) dengan kinerja pegawai (Y). Dengan demikian hipotesis ketujuh (H7) yang berbunyi self esteem memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci) dapat diterima dan hipotesis kedelapan (H8) yang berbunyi

(9)

C. Pembahasa n Hasil Penelitian

1. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Robbins (2006) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang dirasakan oleh pegawai dalam memandang pekerjaan mereka apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan. Bila suatu pekerjaan dianggap menyenangkan ada dua kemungkinan yang dapat terjadi yakni pegawai tersebut bersikap lebih produktif/berprestasi atau bersikap jalan di tempat/stagnan. Sebaliknya bila suatu pekerjaan dianggap tidak/kurang menyenangkan akan muncul pula dua kemungkinan yakni karyawan tersebut bersikap stagnan dengan cara berusaha bertahan semampunya untuk melawan perasaan tidak menyenangkan itu atau bersikap apatis/ekstrim sehingga tidak perduli dengan produktifitas/prestasi kerjanya lagi.

2. Pengaruh Kepuasan Kerja TerhadapSelf Esteem

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, diketahui bahwa kepuasan kerja bengaruh signifikan positif terhadap self esteem pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya self esteem

dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai maka akan

semakin tinggi pula self esteem pegawai dalam melaksanakna tugasnya pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Kreitner dan Kinicki (2003)

self esteem dalam organisasi sebagai nilai yang dimiliki oleh individu atas dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam konteks organisasi. Orang yang memiliki self esteem tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai sebagai orang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka Dengan demikian jika seseorang merasa dirinya begitu penting, berharga dan berpengaruh maka timbul kepuasan atas pekerjaan yang dilakukannya karena apa yang dilakukannya berhasil dan menciptakan hasil yang optimal. Self esteem merupakan suatu kualitas yang dapat ditingkatkan pada setiap saat dalam kehidupan manusia dan tidak terikat oleh umum, pendidikan, dan status sosial

3. Pengaruh Kepuasan Kerja TerhadapSelf Efficacy

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui bahwa kepuasan kerja bengaruh signifikan positif terhadap

self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya self efficacy

dipengaruhi oleh kepuasan kerja pegawai dalam bekerja. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai maka akan semakin tinggi pula self efficacy pegawai dalam melaksanakna tugasnya pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Bandura (1998) self efficacy

seseorang dalam bekerja akan ditentukan oleh tingkat kepuasan kerja yang mereka rasakan. Jika seorang karyawan memiliki kepuasan kerja yang tinggi dalam bekerja akan mendorong terjadinya peningkatkan

(10)

4. Pengaruh Self Esteem Terhadap Self Efficacy

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui bahwa self

esteem bengaruh signifikan positif

terhadap self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnyaself efficacy

dipengaruhi oleh self esteem. Semakin tinggi tingkat self esteem pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci maka akan semakin tinggi pula tingkat self efficacy pegawai dalam melaksanakna tugasnya pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Gibson (2006) yang menjelaskan self esteem dan self efficacy

berkaitan dengan personalitas seseorang. Jika seseorang merasa dirinya begitu berarti, berharga dan dapat diterima dalam lingkungan organisasi maka hal ini dapat meningkatkan keyakinan atau kepercayaan terhadap kemampuannya dalam menjalankan setiap tugas dan diyakini tugas itu akan berhasil

5. Pengaruh Self Esteem Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima bahwa self esteem

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh self esteem. Semakin tinggi tingkat self esteem pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Luthans (2006) yang menyatakan bahwa seseorang yang merasa dirinya begitu berharga dan berarti cenderung untuk melakukan yang terbaik dalam setiap tugas dan tanggungjawabnya, baik sebagai anggota organisasi maupun sebagai individual. Perasaan-perasaan self esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh

keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Orang yang mempunyai self esteem yang kuat akan mampu membina relasi yang lebih baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil

6. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diketahui bahwa self efficacy berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh self efficacy. Semakin tinggi self efficacy yang dimiliki oleh pegawai tentunya akan menurunkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Bandura (1991) individu yang memiliki self efficay tinggi akan berupaya mencapai suatu kinerja yang lebih baik karena individu ini memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses.

Kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap keberhasilan yang selalu dicapai membuat seseorang bekerja lebih giat dan selalu menghasilkan yang terbaik. Menurut Philip dan Gully (1997) dalam Sapariyah (2011), self efficacydapat dikatakan sebagai factor personal yang membedakan setiap individu dan perubahanself efficacydapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan. Penelitiannya menemukan self efficacy

(11)

7. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Yang Dimediasi OlehSelf Esteem

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diketahui bahwa self

esteem tidak memediasi pengaruh

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai tidak dipengaruhi oleh kepuasan kerja melalui

self esteem. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci dan didukung oleh self

efficacy yang tinggi tentunya akan

meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetya, dkk (2013) tentang pengaruh peran kepuasan kerja, self esteem, self efficacy terhadap kinerja individual. Membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual dengan self esteem

sebagai variabel intervening. Penelitian Engko (2008) tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual dengan

self esteem, self efficacy sebagai variabel intervening. Membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual dengan self esteem sebagai variabelintervening.

8. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Yang Dimediasi OlehSelf Efficacy

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan diketahui bahwa self efficacy memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepuasan kerja melalui self efficacy. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai dan didukung oleh self efficacy yang tinggi tentunya akan menurunkan

kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetya, dkk (2013) tentang pengaruh peran kepuasan kerja, self esteem, self efficacy terhadap kinerja individual. Membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual dengan self efficacy

sebagai variabel intervening. Penelitian Engko (2008) tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual dengan

self esteem, self efficacy sebagai variabel intervening. Membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual dengan self efficacysebagai variabelintervening.

Kinerja adalah prestasi seseorang baik kuantitas dan kualitas karena dalam melaksanakan pekerjaan secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam periode tertentu. Seseorang yang memiliki tingkat kinerja tinggi dan mencapai sasaran yang ditetapkan sebelumnya disebut efektif, sebaliknya, seseorang yang tingkat kinerjanya rendah dan tidak mencapai standar yang telah ditetapkan sebelumnya disebut tidak efektif. Selanjutnya, apabila seseorang mencapai kinerja atau sasaran tertentu dengan biaya atau pengorbanan yang sekecil-kecilnya disebut efisien, sedangkan apabila seseorang yang mencapai kinerja atau sasaran tertentu dengan biaya atau pengorbanan yang tinggi disebut in efisiensi.

D. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan interpretasi yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

(12)

kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepuasan kerja.

2. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap self esteem pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnyaself esteem dipengaruhi oleh kepuasan kerja.

3. Self esteem berpengaruh signifikan positif terhadap self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya self efficacy dipengaruhi oleh self esteem. Semakin tinggi tingkat self esteem pegawai maka akan semakin tinggi pula self efficacy

pegawai dalam melaksanakna tugasnya pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

4. Self esteem berpengaruh signifikan positif terhadap self efficacy pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya self efficacy dipengaruhi olehself esteem.

5. Self esteem berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi olehself esteem.

6. Self efficacy berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh self efficacy. Semakin tinggi self efficacy

yang dimiliki oleh pegawai tentunya akan menurunkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci.

7. Self esteem memediasi pengaruh

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepuasan kerja melaluiself esteem.

8. Self efficacy memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepuasan kerja melaluiself efficacy.

2. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan inplikasi penelitian sebagai berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan perilaku ekstra peran pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci perlu dilakukan hal-hal yang berkaiatan

dengan kepemimpinan

transformasional sebagai beriukut : a. Pemimpin harus membantu

pegawai menetapkan tujuan yang dapat dicapai dalam bekerja

b. Pimpinan harus mencocokan tujuannya dengan nilai-nilai para pegawai dan dosen di Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci

c. Pemimpin menciptakan peluang untuk para para pegawai dan dosen agar mempunyai pengalaman sukses

d. Instruksi kerja dari pimpinan kepada pegawai harus lebih diperjelas dengan merinci batasan-batasan waktu, kuantitas kualitas dan sumberdayanya.

e. Pimpinan harus lebih mampu membuat pegawai dan dosen puas menunaikan pekerjaannya misalnya dengan memperbaiki kualitas berkomunikasi.

f. Pimpinan harus lebih mampu menjelaskan tujuan dari pekerjaan-pekerjaan, konteks, batasan-batasan waktu, kualitas, kuantitas dan sumberdaya yang disediakan. g. Sistem pemberian penghargaan

atau hokum berbasis kinerja perlu diterapkan dengan lebih baik. h. Pimpinan seharusnya memberikan

(13)

kepada pegawai dan dosen yang berprestasi kerja baik.

2. Dalam upaya meningkatkan perilaku ekstra peran pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci perlu dilakukan hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan atas kualitas kehidupan kerja sebagai beriukut : a. Pegawai dan dosen perlu diberikan

dorongan agar kreatif dalam melaksanakan tugas

b. Memotivasi pegawai dan dosen untuk bekerja dalam membuat perubahan yang lebih baik untuk sukses

c. Unsur pimpinan Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci perlu memberitahu orientasi yang cukup ketika pegawai mulai mengerjakan tugas baru

d. Unsur pimpinan harus dapat menjadikan Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci tempat bekerja yang ramah bagi keluarga pegawai dan dosen

e. Unsur pimpinan Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci perlu memperlakukan orang sebagai individu yang mempunyai kebutuhan yang khas

f. Unsur pimpinan Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci perlu meningkatkan rasa puas pegawai dan dosen atas umpan balik kinerja g. Unsur pimpinan Kantor Kecamatan

Siulak Kabupaten Kerinci menyarankan kepada pegawai dan dosen agar memiliki tim kerja yang solid dalam melaksanakan tugas

3. Keterbatasan dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Sebagaimana penelitian-penelitian lainnya, penelitian ini tentunya juga tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Adapun beberapa keterbatasan dari penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh kepemimpinan transformasional

terhadap perilaku ekstra peran melalui kepuasan atas kualitas kehidupan kerja pada Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku ekstra peran. 2. Penelitian ini dilakukan terhadap

pegawai Kantor Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci disarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian ulang terhadap objek yang berbeda dan cakupannya lebih luas agar hasil penelitian dapat digeneralisir 3. Penelitian ini merupakan pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan kuesioner, dimana responden melakukan pengisian kuisioner sebagai data yang akan di analisis sehingga hasil yang dipaparkan tidak dilengkapi dengan analisis kualitatif. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diharapkan penelitian lanjutan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif seperti menggunakan teknik wawancara sehingga maksud responden dapat ditangkap dengan sempurna

4. Model analisis yang digunakan pada penelitian adalah regresi, disarankan untuk penelitian berikutnya untuk menggunakan model yang lain agar dapat mengeneralisir hasil penelitian lebih komprehensif seperti halnya menggunakan analaisis faktor, analisis korelasi, analisis jalur, SEM, dll

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bandura. A. 1998. Self-Efficacy : Toward a Unifying Theory of Behavioral Change. Physiology Review. 84, 191-215

(14)

Engko, Cicilia. 2008. Peran Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan Self Esteem, Self Efficacy

Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 10 No. 1 April 2008. 1 -12

Gibson. James L. 2006. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Jakarta : Bumi Aksara.

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi

Mahsun, Muhamad., 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta : BPFE

Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009.

Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama

Ostroff, C., 1992, "The Relationship Between Satisfaction. Performance: An Organizational Level Analysis",

Journal Psychology, pp. 963-97

Panggabean, Mutiara S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prasetya, Veronika, Dwi Handayani , Theresia Purbandari (2013. Peran kepuasan kerja, self esteem, self efficacy terhadap kinerja individual.

Jurnal Riset Manajemen dan

Akuntansi.Vol. 1 No. 1, Februari 2013 Ratna. 2008. Rasa Harga Diri dan

Keyakinan

Diri.(http://ratnaz.multiply.com/

journal/item/36). Diakses 20 Agustus 2012

Riduwan. 2007, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Bandung : Alfabeta Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.

2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia

Sapariyah, Rina Ani. 2011. “Pengaruh Self esteem, Self efficacy And Locos Of Control TerhadapKinerja Karyawan Dalam Persfektif Balance Scorecard

pada Perum Pegadaian

Boyolali”.Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Perbankan.

Sekaran, Uma. 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, Henry, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : STIE YKPN

Simanjuntak, Payaman J. 2005.

Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi Offset

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian

untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi. Kedua. Jakarta: Rajawali Press

(15)

Gambar

Tabel 5sebesar

Referensi

Dokumen terkait

Bench Mark di tepi kiri jalan raya Banda Aceh - Malahayati KM 25 dari Banda Aceh, dekat jembatan Krueng Idi, kl. 50 meter dari mesjid

Dari definisi diatas disimpulkan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan adalah sebuah sistem yang menghasilkan informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi

Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian yang dilakukan pada sistem rekomendasi pemilihan vendor untuk pengadaan alat pada UTR dengan menggunakan metode Technique for

Proses produksi tahu menghasilkan limbah cair dalam kuantitas yang besar dengan rata-rata jumlah limbah cair industri tahu per kilogram kedelai yang diolah adalah

Berdasarkan analisis data menunjukkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,553 dengan taraf signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) yang berarti menunjukkan adanya

Selanjutnya, tekan tombol Send Authentication untuk mengaktifkan fungsi ping dan show user sehingga akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.28.?. Tampilan Program

Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol,

Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan