• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran - Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran - Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2005:10), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial

yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Senada dengan

itu Boyd at all (2000:4) mengatakan, pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan

pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Ma’ruf (2005:1) Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan

memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya

kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang

tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga

dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi

dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya, pemasaran dijalankan dengan

kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam

perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran

untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang. Proses

(2)

mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk kepada mereka,

memajang dan mengantarkan produk serta menetapkan harga produk.

2.2 Marketing Mix

Menurut Stanton (2000:147), pengertian Marketing Mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk

inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah

penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Senada dengan itu Kotler (2001:98) mengatakan, Marketing Mix adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang

diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix terdiri dari 4 unsur, yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi).

Marketing Mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, Marketing Mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision. Menurut Lubis (2001:5) variabel-variabel Marketing Mix diatas dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:

1. Product (Produk/Jasa)

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang

akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan

(3)

yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab

dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan

keinginan" dari konsumen, namun keputusan itu tidak berdiri sebab

produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.

Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tidak berwujud

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa,

diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.

b. Tidak dapat dipisahkan

Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber

itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah

hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.

c. Berubah-ubah

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini

sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan

dimana disajikan.

d. Daya tahan

Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah

minuman akan dikenakan biaya atas minuman tersebut, walaupun

(4)

2. Price (Harga)

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi.

Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang

ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya

pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau

keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari

suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat

mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga

erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini

disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam

penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa

ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan.

Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan

apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan

berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut.

Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga

semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya

kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan tergadap perusahaan dan

sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang

paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik,

(5)

3. Place (Tempat)

Tempat yang dipilih untuk menjalankan usaha harus strategis, agar cepat

diketahui oleh para masyarakat sekitar ataupun pengguna jalan raya yang

kebetulan melintasi daerah tersebut. Tempat usaha sebaiknya dekat dengan

sumber bahan baku, hal ini dapat memudahkan pengusaha dalam hal

pengadaan bahan baku dan dapat menghemat biaya transport untuk

mengadaan bahan baku.

4. Promotion (Promosi)

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi

pada pasar tentang produk / jasa yang dijual, tempat dan saatnya.Ada beberapa

cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (Publicity).

a. Periklanan (Advertising)

Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi

konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat

kabar, radio,majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster

yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

b. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung

dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan

(6)

konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang

dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk

melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu,

maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

d. Publisitas (Pubilicity)

Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk

membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar

mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini

berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas

perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas

merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat

secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk

mensosialisasikan atau memasyarakatkan .

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya

keseimbanganyang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen

tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi

dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.

Pemasar membuat keputusan dan menggunakan berbagai kaedah untuk

mendapatkan respon positif daripada pelanggan sasaran. Jerome McCarthy

(7)

kepada empat group utama yaitu Product, Price, Place & Promotion yang merupakan Bauran Pemasaran yang biasa digunakan oleh pemasar. Bauran ini

juga biasa disebut sebagai strategi pemasaran 4P.

Guna mencapai tujuan dalam pemasaran dengan menggunakan strategi

4P, pemasar perlu mengunakan cara yang paling efektif di antara variabels yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut agar menghasilkan respon yang optimal

dari pelanggan sasaran.

Secara ringkas, diantara variabels yang dimaksudkan ialah:

Tabel 2.1 4P Dalam Marketing Mix

Product Price Place Promotion

Di era pemasaran yang banyak persaingan pada masa ini, upaya

mengemukakan produk yang lebih kompetitif sangat penting sebagai strategi

pemasaran. Melalui penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tinggi,

produsen boleh menghasilkan produk yang berkualitas, namun untuk memiliki

keunggulan yang kompetitif dikalangan pesaing, produsen memerlukan

berbagai inisiatif tambahan dalam pemasaran. Hal terpenting mengenai produk

ialah perlunya mengetahui kebutuhan, kemauan dan harapan konsumen.

(8)

kemasan, manfaat produk, serta berbagai attribute daripada produk harus diperhatikan untuk menarik perhatian pelanggan. Pada saat memasarkan

produk, strategi produk menghendaki pemasar menganalisa pasar sasaran

seperti demand, persaingan dan pertumbuhan, serta memperhitungkannya. b. Price

Umumnya konsumen telah mengetahui, bahwa harga menentukan kualitas dari

produk/jasa yang dibelinya. Tetapi, dalam realiti pemasaran fakta tersebut tidak

selalu menjadi keharusan untuk dijadikan alasan penetapan harga yang

strategik. Strategi penetapan harga sangat penting dalam pemasaran, karena

harga berperanan dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli dan

menjadikan konsumen tersebut sebagai pelanggan sesuatu produk/jasa. Harga

merupakan hal terpenting dalam pemasaran, karena harga yang ditetapkan

dapat menghasilkan keuntungan ataupun dapat mendatangkan kerugian bagi

produsen. Sedangkan bagi pembeli harga dapat mempengaruhi kemampuan

membeli, kegunaan serta manfaat produk/jasa tersebut sehingga dapat

mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk/jasa tersebut.

c. Place

Strategi lokasi mempengaruhi kepada aspek penyaluran produk bila lokasi

pemasaran dekat dengan bahan baku, maka akan mengurangi biaya yang akan

dikeluarkan.

d. Promotion

Ada anggapan yang mengatakan bahwa produk yang berkualitas akan terjual

(9)

aktivitas memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada konsumen.

Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun tidak

menjadi aktif dan industri sulit memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki

di pasaran. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui media

cetak maupun media elektronik.

Booms & Bitne

di atas, yaitu: People, Process dan Physical Evidence. e. People

Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam

aktivitas penyampaian produk di pasaran tidak terkecuali. Peranan orang-orang

yang terlibat dalam pemasaran produk/jasa perlu dijadikan sebagai strategi.

f. Process

Proses/aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap

aktivitas merupakan elemen yang akan menentukan keberhasilan dan

tercapainya tujuan dalam pemasaran

g. Physical Evidence

Produk yang ditawarkan produsen hendaknya sesuai dengan pasar sasaran,

sehingga produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dan dapat mengurangi

hal-hal yang tidak diinginkan produsen.

Strategi pemasaran 4P boleh dikatakan sebagai tindakan empat serangkai

yang dilakukan pemasar untuk menawarkan produk kepada konsumen dengan

(10)

adalah sebagai pelengkap yang khususnya disarankan bagi produsen yang

menawarkan produk jenis jasa.

2.3 Pengertian Minat Beli Konsumen

Durianto, dkk (2003: 104), Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta

berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli

merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian

sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat

diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk

maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.

Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan

keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan

konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli

konsumen.

2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kotler (2009) menjelaskan bahwa ada lima tahapan yang dilewati para

konsumen dalam proses keputusan pembelian: pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan

berlanjut jauh sesudah pembelian. Proses pembelian yang spesifik dan urutan

(11)

Sumber: Kotler (2009: 185)

Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan pembelian

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa konsumen melewati lima tahapan seluruhnya

pada setiap pembelian, namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen

seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Secara rinci tahap-tahap

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah, proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya

masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Pemasar harus mengetahui

keadaan yang menjadi kebutuhan daripada pembeli dengan cara

mengumpulkan informasi lalu menjadikannya untuk mempengaruhi konsumen

sehingga pembelian potensial mendapat perhatian yang serius dari konsumen.

2. Pencarian Informasi, seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan

terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Jika minat konsumen dalam

mencari informasi kuat dan produk yang dibutuhkan ada disekitarnya

konsumen tersebut akan membeli produk tesebut. Sebaliknya, jika minat

konsumen tidak kuat, maka konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke

dalam pemikiran atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan

dengan kebutuhan mereka tersebut.

3. Evaluasi alternatif, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

(12)

memahami proses evaluasi; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah

kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

Ketiga, konsumen melihat produk sebagai kelompok atribut dengan berbagai

kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan

kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian yang besar pada atribut

yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi

terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Ada 5 (lima)

sub-keputusan dalam melakukan maksud pembelian; merek, penyalur,

kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

5. Perilaku sesudah pembelian, sesudah pembelian suatu produk, konsumen akan

mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut

juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan

penggunaan produk. Tugas pemasar belum berakhir saat produk dibeli oleh

konsumen, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian, tindakan

(13)

2.5Penelitian Terdahulu

Harahap (2005:68), melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti di AL-Anshar Bakery Medan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahu faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan. Responden

penelitian ini adalah konsumen roti di toko roti Al-Anshar Bakery Medan yang

berjumlah 70 orang, analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa nilai koefisien determinasi (R square) yang diperoleh sebesar 0,436,

sehingga dapat disimpulkan minat beli dipengaruhi oleh faktor kualitas, harga,

dan merek sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 54,5 dipengaruhi faktor lain

seperti kemasan, promosi, desain, hadiah dan pelayanan kepada konsumen. Uji F

hitung diperoleh nilai F hitung sebesar 2,624 lebih besar dari F tabel, artinya

variabel bebas (kualitas, harga, merek) secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat (minat beli) dan pengaruh yang ditimbulkan

oleh variabel bebas adalah pengaruh positif. Berdasarkan hasil regresi linier

berganda diperoleh variabel kualitas (X1) sebesar 0,457, variabel harga (X2)

sebesar 0,280, variabel merek (X3), sebesar 0,128. Maka variabel dominan adalah

variabel kualitas yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar

(14)

Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Marpaung (2011) dengan judul

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli

Produk Herbalife Pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran produk

yang terdiri dari produk, lokasi, harga, promosi terhadap keputusan konsumen

membeli produk Herbalife pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Metode

analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji

regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, lokasi, harga, promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli

produk Herbalife pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji

signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, lokasi, harga, promosi,

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen.

Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

(15)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan

masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003:4).

Menurut Kotler (2000:126) mendefenisikan bauran pemasaran

(marketing mix) adalah serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang

menjadi sasaran. Senada dengan itu Jerome McCarthy

mengatakan, ada 4 variabel yang terdapat didalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu: Product,Price, Place, dan Promotion.

Keempat faktor ini saling memperkuat dan bila terkoordinasi dengan

baik akan meningkatkan daya tarik penjualan dari produk maupun jasa yang

(16)

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis merumuskan penelitian ini

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumbe

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan

rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis

(Sugiono, 2003:306). Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis

merumuskan hipotesis pada penelitian ini ”Produk (product) dan harga (pricing), berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong

Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. (Y)

Keputusan Pembelian Keripik Singkong Kreasi

Lutvi X1: Produk (Product)

Gambar

Tabel 2.1  4P Dalam Marketing Mix
Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan pembelian

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D, Siswa Kelas VIII. E dan siswa kelas VIII G MTsN

Dynamic calibration of the sensor-based coil is done in two ways (Figure 1(c)), namely: 1) by pressing one end attached to the end plate to the other plate. The distance between

Variasi produk yang beragam ditambah aktivitas promosi yang sangat persuasif dan harga sim card GSM prabayar untuk telepon seluler yang harganya murah dengan bonus

Penelitian sebelumnya (Klein et al. 2006) me- nyatakan bahwa status antropometri seperti IMT, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) berhubungan

The tenth trial took files from coba.txt contains: budi memasak,budi memancing,ani memasak,ikan berenang,andi sedang bekerja,adik bermain bola,bola dikaki budi. Illustration

Masa bekerja lelaki copreneurs lebih menumpukan terhadap domain kerja, iaitu perniagaan keluarga dan pekerjaan lain apabila lelaki tidak dapat memenuhi kehendak untuk

Berbeda dengan masjid yang dikelola HTI,] masjid-masjid yang dikelola pemerintah (dalam hal ini Kementerian Agama RI) pemantauan dilakukan dari jauh pada khatib dan

Hasil ekstraksi DNA mitokondria dengan bantuan kit Qiagen QIAamp® DNA Stool Mini Kit dan PCI (phenol chloroform isoamialcohol) dapat dilakukan dengan baik, walaupun melalui