• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN TERHADAP PT. JASA RAHARJA DAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN SEBAGAI ASURANSI SOSIAL A. PT. Jasa Raharja (Persero) beserta Tugas dan Fungsinya - Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III TINJAUAN TERHADAP PT. JASA RAHARJA DAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN SEBAGAI ASURANSI SOSIAL A. PT. Jasa Raharja (Persero) beserta Tugas dan Fungsinya - Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB III

TINJAUAN TERHADAP PT. JASA RAHARJA DAN ASURANSI

KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN SEBAGAI

ASURANSI SOSIAL

A. PT. Jasa Raharja (Persero) beserta Tugas dan Fungsinya

1. Sejarah Singkat PT. Jasa Raharja (Persero)

Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa

pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Milik Belanda oleh

Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1960, jo

Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI

No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan

asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN)

dan sekaligus diadakan pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai

berikut :50

a. Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluiiters & co,

setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN Ika Bhakti.

b. NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor

Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.

c. NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi "Kali

Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Mulya.

d. PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama

PAKN Ika Sakti.

50

(2)

Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai disitu saja,

karena dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan

Pengawasan RI Nomor 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960, keempat

perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian

Negara (PAKN) "Ika Karya." Selaniutnya PAKN Ika Karya berubah nama

meniadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya.51

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 dengan melebur

seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1

Januari 1965 dibentuk Badan Hukum baru dengan nama 'Perusahaan Negara

Asuransi Kerugian Jasa Raharja" dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

1964. Penunjukkan PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua Undang-Undang

tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan,

Pembiayaan dan Pengawasan RI Nomor BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.Pada

tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum

(Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18

November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Badan Usaha Negara.52

51

Ibid. 52

(3)

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun

1978 dan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang

selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir Nomor 523/KMK/013/1989,

selain mengelola pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru

menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya

pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi

mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964, maka

dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka. Kemudian dalam perkembangan

selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin

bertambah luas, maka pada tahun 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian

Jasa Raharja, yang kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas

Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa

kali diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH Nomor

59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta Nomor 63 tanggal

17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama, terakhir dengan Akta Nomor 18

tanggal 2 Oktober 2009 yang di buat dihadapan Yulius Purnawan, S.H. MSi.,

Notaris Jakarta.53

53

(4)

Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan Undang-Undang Nomor 2

Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa

Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial

dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung

mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety

bond dan kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola dan

menyelenggarakan pelaksanaan Dana Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan mengelola dan

menyelenggarakan pelaksanaan Dana Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Nomor 34 tahun 1964.54

2. Tugas dan Fungsi PT. Jasa Raharja (Persero)

Sejak di leburnya PNAK Eka Karya menjadi perusahaan baru dengan nama

PNAK Asuransi Kerugian Jasa Raharja sejak tanggal 1 Januari 1965, berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara

Asuransi Kerugian Jasa Raharja, sejak awal PNAK Jasa Raharja didirikan dengan

tugas dan fungsi khusus memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi

tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk

reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan

bermotor dan kecelakaan penumpang. Namun sejak tanggal 30 Maret 1965

Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan,

Pembiayaan dan Pengawasan Nomor B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa

54

(5)

Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964.

Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun

1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah

tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang

telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain

selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung

mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini PT. Jasa Raharja (Persero)

menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964

tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.55

a. mengadakan dan menutup perjanjian asuransi termasuk reasuransi dalam

bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang.

Dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang

Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja disebutkan:

Perusahaan berusaha di dalam negeri khusus dalam lapangan asuransi tanggung

jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang, dalam mata uang rupiah

yaitu:

55

(6)

b. Member perantaraan dalam penutupan asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang.

Selain itu dalam Pasal 7 Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang

Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja disebutkan, tujuan

didirikannya Perusahaan Jasa Raharja yaitu untuk turut membangun ekonomi

nasional dalam lapangan perasuransian kerugian sesuai dengan ekonomi

terpimpin dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta

kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Dengan adanya program asuransi sosial sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tersebut,

maka tugas dan fungsi utama PT. Jasa Raharja ialah menghimpun dana dari

masyarakat dengan cara mengadakan iuran wajib yang dipungut dari penumpang

umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, dimana iuran diambil dari setiap

penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum sesuai Pasal 3 sub 1a dan

sumbangan wajib dari para pihak pemilik kendaraan bermotor berdasarkan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dimana pemilik angkutan lalu lintas diharuskan

memberi sumbangan wajib setiap tahunnya sesuai Pasal 2 sub 1 , dimana

pembayaran dilakukan pada saat pendaftaran dan perpanjangan Surat Tanda

Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), yang mana dana iuran dan sumbangan

wajib tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang menjadi korban

(7)

masyarakat sesuai dengan yang di atur di dalam Undang-Undang Nomor 33

Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964, yang mana jaminan

sosial untuk masyarakatlah yang menjadi tujuan pokoknya.

B. Asuransi Sosial dan Jenis-jenis Asuransi Sosial

1. Pengertian Asuransi Sosial

Di dalam Pasal 1 butir (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian, dijelaskan bahwa:

“Program Asuransi Sosial adalah program yang diselenggarakan secara wajib

berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan

perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat”.

Oleh karena itu, Asuransi Sosial mempunyai ciri-ciri khusus sebagai

berikut: 56

a. Penanggung (biasanya suatu organisasi dibawah wewenang pemerintah).

b. Tertanggung (biasanya masyarakat luar anggota/golongan masyarakat

tertentu).

c. Risiko (suatu kerugian yang sudah diatur dan ditentukan lebih dahulu).

d. Wajib (berdasarkan suatu ketentuan undang-undang atau peraturan lain).

Asuransi Sosial secara umum meliputi:57

1. Asuransi Sosial ditawarkan melalui beberapa bentuk oleh pemerintah dan

bersifat wajib (compulsory basis).

2. Asuransi Sosial didesain untuk memberikan manfaat kepada seseorang

yang pendapatannya terputus karena kondisi sosial dan ekonomi atau karena ketidakmampuan mengendalikan solusi secara individu

3. Asuransi Sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara

wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat

56

Sri Redjeki Hartono, Op.Cit., hal.140-141

57

(8)

4. Program Asuransi Sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian)

Di dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya Asuransi Sosial hanya

dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, hal ini ditegaskan

didalam Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian dimana dijelaskan bahwa, “Program Asuransi Sosial hanya dapat

diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara”. Mengenai Asuransi Sosial

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dalam hal ini pemerintah menunjuk PT. Jasa

Raharja (Persero) sebagai Perusahaan Negara yang menyelenggarakan Program

Asuransi Sosial tersebut.

2. Jenis-jenis Asuransi Sosial

Secara umum jenis-jenis Asuransi Sosial di Indonesia di bedakan atas:58

a. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang meliputi:

1) Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens) dikelola oleh PT.

Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

2) Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) Pegawai Perusahaan Swasta

dikelola oleh PT. Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja

3) Asuransi Sosial ABRI (ASABRI) dikelola oleh PT. ASABRI

b. Asuransi Kesehatan, dikelola oleh PT. Asuransi Kesehatan (dulu PHB).

58

(9)

c. Asuransi Kecelakaan, yang meliputi Asuransi Kecelakaan Penumpang dan

Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dikelola oleh PT. Asuransi Jasa

Raharja.

Didalam bukunya Abdulkadir Muhammad, menjelaskan jenis-jenis

asuransi sosial sebagai berikut:59

1. Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askep).

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, yang mana pengurusan dan penguasaan dana dilakukan oleh suatu Perusahaan Negara, dalam hal ini PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Persero).

2. Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askel).

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yang mana pengurusan dan penguasaan dana dilakukan oleh suatu Perusahaan Negara, dalam hal ini PT. Asuransi

Kerugian Jasa Raharja (Persero).

3. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek).

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Badan Penyelenggara sebagai penanggung adalah pemerintah, yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Persero).

4. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspen).

Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Auransi Sosial Pegawai Negeri Sipil. Badan Penyelenggara Asuransi Sosial Pgawai Negeri Sipil adalah PT. Taspen (Persero).

5. Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).

Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Badan yang ditugasi oleh pemerintah sebagai Penyelenggara Asuransi ABRI (ASABRI) adalah Badan Usaha Milik Negara PT. ASABRI (Persero).

6. Asuransi Sosial Kesehatan (Askes).

Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang

Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan, Beserta Keluarganya. Badan Penyelenggara yang diserahi tugas adalah PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) atau disingkat PT. Askes Indonesia (Persero).

C. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagai Asuransi Sosial.

59

(10)

Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan merupakan salah satu jenis

perlindungan bagi masyarakat yang sifatnya sangat penting. Melalui asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan, setiap pengendara kendaraan di jalan raya dapat

dijamin dari biaya-biaya yang mungkin timbul sebagai akibat dari kecelakaan,

serta keluarganya dapat memperoleh santunan apabila korban kecelakaan

meninggal dunia.

Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan termasuk jenis asuransi wajib

(compulsory insurance), dikatakan asuransi wajib karena:60

a. Berlakunya Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ini di wajibkan

oleh undang-undang bukan berdasarkan perjanjian.

b. Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang di delegasikan

kepada Badan Usaha Milik Negara ( Pasal 5 Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964).

c. Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan bermotif perlindungan

masyarakat (social security), yang dananya dihimpun dari masyarakat dan di

gunakan untuk kepentingan masyarakat yang diancam bahaya lalu lintas jalan.

d. Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat, tetapi belum digunakan sebagai

dana kecelakaan lalu lintas jalan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi.

1. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan adalah

Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dimana dalam

undang-undang tersebut lingkup jaminannya yaitu :61

60Ibid

., hal. 214

61

(11)

a. Korban Yang Berhak Atas Santunan, adalah pihak ketiga yaitu :

1) Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang

menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh : Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor

2) Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor

dan ditabrak, dimana pengemudi kendaran bermotor yang ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi

b. Tabrakan Dua atau Lebih Kendaraan Bermotor

1) Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa

pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan, maka baik pengemudi mapupun penumpang kendaraan tersebut tidak terjamin dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965.

2) Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum

diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 santunan belum dapat diserahkan atau ditangguhkan sambil menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan.

c. Kasus Tabrak Lari, terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus

kejadiannya

d. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api

1) Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau menyebrang

sehingga tertabrak kereta api serta pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kerata api, maka korban terjamin Undang-Undang Nomor 34 Tahun1964

2) Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang dengan

sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang difungsikan sebagaimana lazimnya kerata api akan lewat, apabila tertabrak kereta api maka korban tidak terjamin oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun1964

Disamping Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tersebut, di dalam pemberian besarnya

(12)

Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan

Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Menteri Keuangan Republik

Indonesia, di mana besarnya santunannya di dalam Pasal 2 ayat (2) Peraturan

Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008 disebutkan :

a. Ahli waris dari korban yang meninggal dunia berhak memperoleh

santunan sebesar Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

b. Korban yang mengalami cacat tetap berhak memperoleh santunan yang

besarnya dihitung berdasarkan angka prosentase sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 10 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 dari besar santunan meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam huruf (a).

c. Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan berhak memperoleh

santunan berupa penggantian biaya perawatan dan pengobatan dokter paling besar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

2. Pihak Yang Memberikan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Di dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian dijelaskan bahwa, Program Asuransi Sosial hanya dapat

diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara. Karena Asuransi Kecelakaan

Lalu Lintas Jalan merupakan salah satu Program Asuransi Sosial maka dari itu

pihak yang memberikan santunan terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan

tersebut adalah Pemerintah yang pengurusan dan penguasaan dananya diserahkan

kepada Perusahaan Negara yang ditunjuk yaitu PT. Jasa Raharja (Persero).

Ketentuan ini sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun

1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yang

mana dijelaskan bahwa, Pengurusan dan penguasaan dana dilakukan oleh

Perusahaan Negara yang ditunjuk oleh Menteri khusus untuk itu.

(13)

Perjanjian asuransi merupakan perjanjian antara 2 (dua) pihak, yaitu antara

penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung. Masing-masing pihak

mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya , sebagaimana dimaksud

dalam pasal Pasal 2 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang

Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, mengatur sebagai

berikut:

1. Pengusaha/pemilik angkutan alat angkutan lalu lintas jalan diharuskan

member sumbangan wajib tahunnya, jumlah sumbangan wajib tersebut

ditentukan berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah (Pasal 2

ayat (1) dan (2) )

2. Pemilik/pengusaha alat angkutan lalu lintas jalan harus sudah membayar

sumbangan wajibnya mengenai tahun yang sedang berjalan paling lambat

pada akhir setiap bulan Juni. (Pasal 3)

3. Setiap orang yang menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan

yang disebabkan oleh alat angkutan lalu lintas jalan, akan diberikan

kerugian kepadanya atau kepada ahli warisnya sebesar jumlah yang telah

ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah. (Pasal 4 ayat (1) ).

4. Untuk melaksanakan pembayaran ganti rugi kepada korban menteri dapat

menunjuk instansi pemerintah yang dianggap perlu, yang mana

pengurusan dan penguasaannya dilakukan oleh Perusahaan Negara yang

ditunjuk oleh Menteri. (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5)

Adapun besar tarif Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(14)

tahunnya sesuai Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor

36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008, ditetapkan seperti terlihat dalam

tabel berikut :

Tabel 1 : Besar tarif Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

GOL JENIS KENDARAAN TARIP

SWDKLLJ

KD/SERT. JUMLAH

A Sepeda motor 50cc ke bawah,

mobil ambulan, mobil jenazah, dan mobil pemadam kebakaran

0 3000 3000

B Traktor, bulldozer, forklift, mobil

derek,excavator,crane,dan sejnisnya

20.000 3000 23.000

C1 Sepeda motor, sepeda kumbang,

dan scooter diatas 50cc s/d 250cc dan kendaraan bermotor roda tiga

32.000 3000 32.000

C2 Sepeda motor dan scooter diatas

250cc

80.000 3000 83.000

DP Pick up/mobil barang s/d 2.400 cc

sedan, jeep,dan mobil penumpang

EF Bus dan Microbusbukan angkutan

Umum

150.000 3.000 153.000

EU Bus dan Microbus angkutan Umum, serta mobil penumpang Angkutan umum lainnya diatas 1.600 cc

87.000 3.000 90.000

F Truck, mobil tangki, mobil barang

Diatas 2.400 cc, truck container, dan sejenisnya

160.000 3.000 163.000

(15)

61

BAB IV

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

DALAM MEMBERIKAN SANTUNAN ASURANSI

KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN

A. Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam

Memberikan Santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang sengaja dirancang dan

dibentuk sebagai lembaga pengambil alih dan menerima risiko. Dengan demikian

perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa proteksi sebagai produknya

kepada masyarakat yang membutuhkan, yang selanjutnya diharapkan akan

menjadi pelanggannya.62

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 dengan melebur

seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1

Januari 1965 dibentuk Badan Hukum baru dengan nama 'Perusahaan Negara

Asuransi Kerugian Jasa Raharja" dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

1964. PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah Usaha perasuransian yang sehat merupakan salah satu upaya untuk

menanggulangi risiko yang dihadapi anggota masyarakat dan sekaligus

merupakan salah satu lembaga penghimpun dana masyarakat dalam upaya

memajukan kesejahteraan umum. Usaha Perauransian merupakan kegiatan usaha

62

(16)

dalam pelaksanan Program Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki

peranan dan tanggung jawab yang sangat penting di dalam melaksanakan

pemberian santunan asuransi kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas

jalan.

1.Peranan PT. Jasa Raharja (Persero)

Peran dalam kamus bahasa Indonesia yaitu perangkat tingkah yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat sedangkan

definisi peranan yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa.63

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab utama kematian,

luka-luka dan kecacatan manusia, dari tahun ke tahun jumlah ini bahkan

menunjukkan angka yang semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya

jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya dari tahun ke tahun, baik itu

kecelakaan yang terjadi antara kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor

maupun kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki. Sebagai contoh data

korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada bulan Mei 2012 pada PT. Jasa

Raharja (Persero) Rantauprapat, dapat diperhatikan data tabel korban kecelakaan

lalu lintas jalan yang diperoleh sebagai berikut ini:64

63

Ilham, Kamus Bahasa Indonesia, Mitra Jaya Publissher, Surabaya, 2010, hal. 308

64

(17)

Sumber : Data Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan PT. Jasa Raharja (Persero) Rantauprapat, Bulan: Mei 2012

Dari data diatas dapat dilihat bahwa korban kecelakaan lalu lintas cukup

signifikan, dan ini merupakan tugas dari PT. Jasa Raharja untuk melaksanakan

pemberian santunan asuransi kepada korban kecelakaan lalu lintas tersebut.

Untuk wilayah Rantauparapat sendiri, PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Rantauprapat yang dioperasikan mulai tahun 2009, didalam melaksanakan

pemberian santunan asuransi telah menerapkan sistem jemput bola langsung

kepada masyarakat korban akibat kecelakaan lalu lintas jalan, yang mana apabila

terlebih dahulu telah mendapat laporan kecelakaan dari Satlantas Polres setempat

yang dikirim melalui telegram. Yang mana dengan sistem yang dilakukan tersebut

masyarakat mulai mengetahui fungsi dari PT. Jasa Raharja (Persero) tersebut,

yang sebelumnya banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya. 65

Sebagai contoh pada tanggal 16 Juli 2012, Penanggung Jawab Kantor

Pelayanan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat Sahat M. Sitompul,

65

(18)

berangkat ke Dusun I Damuli Pekan Kec. Kuauh Selatan Kabupaten Labuhan

Batu Utara, melakukan penyerahan santunan meninggal dunia atas nama, Sopyan

Matondang, dan Deny Abdi Matondang merupakan ayah dan anak yang

mengalami kecelakaan pada tanggal 23 Juni 2012, di Jalinsum km. 231-232

Medan-Rantauprapat Dusun Santiara Desa Damuli Kebun Kabupaten Labuhan

Batu Utara antara mobus Bilah Pane Baru BL 7608 BB dengan Motor Honda

Revo BK 5010 ZP yang dikemudikan korban dengan membonceng istri dan

seorang anaknya. Korban dan anaknya meninggal dunia seketika di TKP

sedangkan isterinya mengalami luka berat, di karenakan ahli waris masih

mengalami luka berat akibat salah satu kakinya patah, maka penyerahan santunan

asuransi diantar langsung oleh Penjab KPJR Rantauprapat kerumah korban

sebagai wujud pelayanan PT. Jasa Raharja (Persero) kepada masyarakat.66

Di samping itu juga PT. Jasa Raharja (Persero) yang ditunjuk oleh

pemerintah untuk mengelola Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang

Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, PT. Jasa Raharja (Persero) juga memiliki

komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat pengguna jalan

raya. Komitmen tersebut dilakukan dengan melakukan usaha-usaha pencegahan

kecelakaan lalu lintas jalan yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan

maupun angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas jalan. Program di bidang

pencegahan kecelakaan meliputi program pengadaan sarana, program keselamatan

66

(19)

lalu lintas, program preventif kecelakaan, program khusus pengaman Lebaran/

Natal/ Tahun Baru.

Dalam upaya melakukan tindakan preventif untuk mengurangi dan

mencegah terjadinya kecelakaan terutama tempat-tempat rawan kecelakaan, maka

selama tahun 2011 perusahaan telah merealisir pengadaan berbagai sarana

penanggulangan kecelakaan sebesar Rp. 48.439 juta atau 80,55% dari anggaran

sebesar Rp. 60.135 juta.

Pengadaan sarana penanggulangan kecelakaan tahun 2007-2011 adalah

sebagai berikut :67

No.

Tabel 3 : Sarana Pengadaan Penanggulangan Tahun 2007-2011

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Laporan Tahunan/Annual Report Jasa Raharja Tahun 2011

PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai Perusahaan Negara untuk

mengembangkan kualitas dan peranaanya dimasyarakat melakukan berbagai

terobosan-terobosan, diantaranya:68

67

Jasa Raharja Integritas Dalam Pertumbuhan,Laporan Tahunan/Annual Report , 2011, hal: 203

68

(20)

1. Mensosialisasikan PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai pengelola utama Asuransi Kecelakaan Peumpang Umum dan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, pelaksanaan sosialisasi itu untuk mndapatkan pengakuan masyarakat terhadap keberadaan PT. Jasa Raharja (Persero) yang dibuktikan dengan peningkatan perolehan nilai kepuasan masyarakat menjadi 80% persen dalam Tahun 2011 dan 85% untuk Tahun 2012.

2. Memperbaiki tingkat respon terhadap keluhan masyarakat dengan

menetapkan kebijakan membuka saluran pengaduan keluhan dari masyarakat yaitu melalui Short Message Service (SMS) Center atau Call Center, dimana masyarakat yang berada dipedesaan tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor untuk mengadu cukup dengan SMS Center, yang mana SMS tersebut akan ditindak lanjuti oleh pihak PT. Jasa Raharja (Persero)

3. Meningkatkan kecepatan pelayanan pada tahun 2011 menjadi 3 jam, tahun

2012 menjadi 2 jam, dan tahun 2013 menjadi 1 jam.

Untuk wilayah Rantauprapat sendiri dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauparapat yang terletak di

Jalan Martinus Lubis, Rantauprapat, masih memegang 3 Kabupaten yaitu

Labuhan Batu Induk, Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Selatan yang

luasnya 9.223,18 km2 dan penduduknya sekitar1.431.605 jiwa seluruhnya,

memiliki sarana 2 kantor pembantu masing-masing untuk wilayah Labuhan Batu

Utara dan Labuhan Batu Selatan, selain itu PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Rantauprapat juga memiliki 1 (satu) unit mobil dan 1 (satu) unit sepeda motor

yang digunakan untuk memberikan pelayanan sebagai wujud pelayanan PT. Jasa

Raharja (Persero) kepada masyarakat.

2.Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero)

Tanggung jawab dalam kamus bahasa indonesia didefinisikan sebagai

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.69

69

(21)

Di dalam istilah Belanda disebutkan Verantwoordelijk atau bertaggung

jawab yaitu wajib mengadakan pertanggungjawaban, serta memikul tanggung

jawab atas kemungkinan terjadinya kerugian.70

1. Tanggung Jawab secara Hukum

Suatu perikatan dapat muncul atau bersumber dari 2 (dua) hal, yaitu

undang dan perjanjian. Di dalam perikatan yang muncul karena

undang-undang, lahirnya perikatan tersebut tanpa memperhitungkan kehendak para pihak

dalam perikatan yang bersangkutan, namun kehendak itu berasal dari si pembuat

undang-undang, sedangkan perikatan yang muncul akibat perjanjian lahirnya

perikatan tersebut karena para pihak menghendakinya dan kehendak para pihak

tertuju kepada akibat hukum tertentu (yang mereka kehendaki).71

Apabila peristiwa tidak tentu (evenemt) itu terjadi dan menimbulkan

kerugian, sedangkan terjadinya peristiwa itu ada kaitannya dengan beberapa

peristiwa lain, maka untuk menetukan tanggung jawab dari penanggung maka Hubungan

hukum penanggung dengan tertanggung dalam asuransi dapat timbul baik karena

suatu perjanjian maupun karena undang-undang. Hubungan hukum karena

perjanjian terdapat didalam asuransi komersial , sedangkan hubungan hukum yang

ditentukan oleh undang-undang terdapat dalam asuransi sosial. Hubungan hukum

yang menimbulkan kewajiban dari pihak penanggung dalam asuransi selalu

didasarkan dan dikaitkan dengan peristiwa yang tidak tentu (evenement).

70

Iman Radjo Mulano, Penjelasan Istilah-istilah Hukum Belanda-Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, hal. 211

71

(22)

terlebih dahulu ditentukan peristiwa manakah diantara peristiwa-peristiwa itu yang

menjadi sebab terjadinya kerugian.

Dalam Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ada 2 (dua) hubungan

hukum pertanggungan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964

tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yaitu:

1. Hubungan hukum pertanggungan PT. Jasa Raharja (Persero) dengan

perusahaan/pemilik kendaraan bermotor yang diharuskan membayar

sumbangan wajib setiap tahunnya sebagaimana ditentukan dalam pasal 2

2. Hubungan hukum pertanggungan PT. Jasa Raharja (Persero) dengan korban

kecelakaan lalu lintas jalan sebagaimana disebutkan dalam pasal 4.

Sebagai akibat dari kedua hubungan hukum tersebut, disatu pihak PT. Jasa

Raharja (Persero) berhak untuk menuntut Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan

Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dari pemilik kendaraan bermotor, dan dilain pihak

ia berkewajiban membanyar santunan kepada setiap orang yang menjadi korban

kecelakaan lalu lintas yang dapat meninggal dunia, luka-luka/cacat sementara, dan

cacat tetap. Dalam hal ini PT. Jasa Raharja (Persero) bertanggung jawab

memenuhi kewajiban Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 untuk menyalurkan

santunan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan.

Adapun Besar Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ) yang ditentukan dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yaitu:

a. Sepeda motor di bawah 50 cc, mobil ambulance, mobil jenazah dan mobil

(23)

b. Traktor, buldozer, forklift, mobil derek, excavator, crane dan sejenisnya sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).

c. Sepeda motor, sepeda kumbang dan scooter di atas 50 cc sampai 250 cc

dan kendaraan bermotor roda tiga sebesar Rp 32.000,00 (tiga puluh dua ribu rupiah).

d. Sepeda motor di atas 250 cc sebesar Rp 80.000,00 (delapan puluh ribu

rupiah).

e. Pick up/mobil barang sampai dengan 2400 cc, sedan, jeep dan mobil

penumpang bukan angkutan umum sebesar Rp140.000,00 (seratus empat puluh ribu rupiah).

f. Mobil penumpang angkutan umum sampai dengan 1600 cc sebesar

Rp70.000,00 (tujuh puluh ribu rupiah)

g. Bus dan mikro bus bukan angkutan umum sebesar Rp150.000,00 (seratus

lima puluh ribu rupiah).

h. Bus dan mikro bus angkutan umum, serta mobil penumpang angkutan

umum lainnya di atas 1600 cc sebesar Rp87.000,00 (delapan puluh tujuh ribu rupiah).

i. Truk, mobil tangki, mobil gandengan, mobil barang di atas 2400 cc, truk

container dan sejenisnya sebesar Rp 160.000,00 (seratus enam puluh ribu rupiah).

Khusus mengenai ruang lingkup tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero)

dalam memberikaan santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai

dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan, dalam pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa; “ setiap orang yang menjadi

korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan lalu lintas tersebut dalam pasal 1,

dana akan memberikan kerugian kepadanya atau ahli warisnya sebesar jumlah

yang ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah”. Dalam pasal 4 ayat (2)

disebutkan bahwa, “ untuk melaksanakan pembayaran gati rugi kepada korban

menurut ketentuan tersebut dalam ayat (1) pasal ini Menteri dapat menunjuk

instansi pemerintah yang dianggap perlu”

Dalam menyatakan hak atas santunan asuransi social kecelakaan lalu lintas

jalan oleh tertanggung atau ahli warisnya harus membuktikan telah terjadi

(24)

Disamping itu harus dibuktikan jenis kerugian yang diderita korban, apakah berupa

meninggal dunia, luka-luka/cacat sementara, atau cacat tetap. Dalam hal ini pihak

PT. Jasa Raharja (Persero) dapat memberikan santunan asuransi kecelakaan lalu

lintas apabila telah ada pembuktian korban kecelakaan lalu lintas jalan dari pihak

Satlantas Polres setempat.

Dimana didalam Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor

36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yang berhak mendapatkan santunan disebutkan:

a. Ahli waris dari korban yang meninggal dunia berhak memperoleh santunan

sebesar Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

b. Korban yang mengalami cacat tetap berhak memperoleh santunan yang

besarnya dihitung berdasarkan angka prosentase sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 10 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 dari besar santunan meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam huruf (a).

c. Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan berhak memperoleh

santunan berupa penggantian biaya perawatan dan pengobatan dokter paling besar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Mengenai pembuktian ini dijelaskan dalam pasal 1865 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu “ setiap orang mengaku mempunyai suatu hak . atau

menunjuk suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah

suatu hak orang lain, wajib membuktikan adanya hak itu atau kejadian yang

dikemukakan itu”. Dimana alat pembuktiannya dalam pasal 1866 KUH Perdata

dapat berupa, bukti tertulis, bukti saksi, persangkaan, pengakuan sumpah

(25)

Sesuai dengan tujuan pendirian PT. Jasa Raharja untuk mengutamakan

kebutuhan rakyat dan menuju masyarakat yang adil, PT. Jasa Raharja juga

memberikan bantuan sosial dan kemasyarakatan , diantaranya yaitu:72

a. Bantuan peningkatan kesehatan, PT. Jasa Raharja (Persero) dalam sector

kesehatan melakukan kegiatan donor darah, sunatan missal, pengobatan

gratis, posyandu,dsb, dalam merealisasikan program bantuan tersebut pada

tahun 2011 PT. Jasa Raharja (Persero) telah menyalurkan dana bantuan

peningkatan kesehatan sebesar Rp. 2.067.719.561,-.

b. Bantuan pendidikan dan pelatihan, komitmen PT. Jasa Raharja (Persero)

dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal khususnya

generasi muda dari tingkat dasar sampai dengan Perguruan Tinggi, tidak

hanya terbatas pada pembangunan Sumber Daya Manusia, namun

pembangunan penunjang pendidikan juga menjadi perhatian. Pada tahun

2011 PT. Jasa Raharja (Persero) telah merealisasikan bantuan pendidikan

sebesar Rp. 2.084.511.380,- bantuan tersebut disalurkan untuk pemberian

beasiswa bagi anak berprestasi, pelatihan, pengadaan komputer, alat tulis,

pengadaan kelengkapan perpustakaan beserta buku-buku pelajaran, dan

prasarana kegiatan belajar mengajar.

c. Bantuan sarana ibadah, PT. Jasa Raharja telah berupaya memberikan

bantuan pembangunan dan renovasi sarana ibadah seperti Mesjid, Gereja,

dan Pura, dimana pada tahun 2011 PT. Jasa Raharja (Persero) telah

72

(26)

menyalurkan bantuan sebesar Rp. 2.454.919.660,- yang tersebar diseluruh

wilayah Indonesia.

d. Bantuan sarana dan prasarana umum, PT. Jasa Raharja (Persero) melalui

program Bina Lingkungan telah banyak memberikan bantuan antara lain

pembangunan gedung sekolah, yayasan/panti asuhan, pembangunan

fasilitas dan peralatan olahraga, pembangunan saluran air, pos kelurahan,

pos kamling, pembangunan jalan, yang tersebar diseluruh Indonesia.

Selama tahun 2011 bantuan pembangunan sarana dan prasarana umum

yang telah disalurkan adalah sebesar Rp. 3.099.633.550,-.

B. Proses Pengajuan Klaim dan Mekanisme Pelaksanaan Pemberian

Santunan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) bagi Korban

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

1. Proses Pengajuan Klaim

Didalam melakukan proses pengajuan klaim Asuransi Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan, didalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 telah dijelaskan kategori korban yang berhak

menerima santunan asuransi, seperti yang telah dikemukakan didalam Bab III.

pada poin Dasar Hukum, maka pihak PT. Jasa Raharja didalam memberikan

santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memberikan prosedur kepada

korban kecelakaan lalu lintas jalan untuk melakukan pengajuan klaim Asuransi

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Adapun hal-hal atau persyaratan yang dilakukan

oleh PT. Jasa Raharja (Persero) kepada korban untuk melakukan pengajuan klaim

(27)

a.Menghubungi kantor Jasa Raharja setempat atau terdekat

b.Mengisi formulir pengajuan, adapun dokumen yang harus dilengkapi yaitu:

1. Dalam Hal Meninggal Dunia

a) KTP/ PASPORT/ SIM/ RESI (Surat Keterangan Domisili yang masih

berlaku milik Ahli waris)

b) Formulir Pengajuan Santunan, diisi dan ditandatangani oleh pemohon

/Ahli Waris Korban

c) Formulir Keterangan Kesehatan Korban Akibat Kecelakaan, diisi dan

ditandatangani oleh dokter yang merawat serta distempel dokter/

Rumah Sakit yang merawat korban

d) Formulir Keterangan Ahliwaris Korban, diisi dan disahkan oleh

Lurah/ Kepala Desa atau Instansi berwenang lainnya

e) Copy Laporan Polisi dan Skets Gambar, yang telah disahkan oleh

Satlantas Polres setempat

f) Copy STNK dan Notice Pajak Terakhir, dari kendaraan yang terlibat

kecelakaan

g) Surat Keterangan Kematian Korban :

i. Dari Rumah Sakit, bagi korban meninggal di TKP dan dibawa

ke Rumah Sakit

ii. Dari Rumah Sakit, bagi korban luka-luka yang dibawa ke

Rumah Sakit dan meninggal dunia

iii. Dari Pemerintah Desa, bagi korban yang meninggal dunia tidak

(28)

h) Jika Korban Telah Menikah, melampirkan Akte Nikah dan Kartu

Keluarga milik korban

i) Jika Korban Seorang Janda/ Duda :

i. Yang Memiliki Anak Tunggal, melampirkan Akte Kelahiran milik

anaknya/ ahliwarisnya

ii. Yang Memiliki Anak Lebih dari 1 (satu) orang, melampirkan Akte

Kelahiran para anak-anaknya/ ahliwaris dan Surat Pernyataan dan

Kuasa dari anak-anak korban

iii. Yang Memiliki Anak Masih dibawah Umur 17 Tahun,

melampirkan Surat Pernyataan Orang Yang Mengampu

j) Jika Korban Belum Menikah, melampirkan Akte Kelahiran milik

korban dan Kartu Keluarga milik korban

k) Buku Tabungan (BRI) Yang Masih Aktif, atas nama ahliwaris

2. Dalam Hal Luka-Luka:

a) KTP/ PASPORT/ SIM/ RESI (Surat Keterangan Domisili)

b) Formulir Pengajuan Santunan diisi oleh pemohon/ korban

c) Formulir Keterangan Kesehatan Korban Akibat Kecelakaan, diisi dan

ditandatangani oleh dokter yang merawat serta distempel dari dokter/

Rumah Sakit

d) Copy Laporan Polisi dan Skets Gambar TKP, yang telah disahkan oleh

Satlantas Polres setempat

e) Copy STNK dan Notice Pajak Terakhir, dari kendaraan yang terlibat

(29)

f) Kwitansi Asli Biaya Perawatan, dari Rumah Sakit/ Puskesmas dan

pembelian obat-obatan dari apotik dengan ketentuan :

i. Semua kwitansi harus syah ditandatangani petugas dan

distempel dari instansiyang mengeluarkan kwitansi

ii. Semua kwitansi dari apotik/ pembelian obat harus dilengkapi

dengan resep dokter dan stempel apotik

iii. Kwitansi senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- bermeterai

Rp. 3.000,-. Kwitansi senilai Rp. 1.000.000,- ke atas bermeterai

Rp. 6.000,-

g) Jika Santunan Diterima Oleh Pihak Ketiga, adalah orang lain/Instansi/

Lembaga yang membiayai perawatan/ pengobatan di dokter/ Rumah

Sakit, melampirkan :

i. Surat Kuasa Dari Korban Kepada Pihak Ketiga Bermeterai

(formulir disediakan secara gratis)

ii. Foto Copy Identitas Diri Milik Pihak Ketiga, yang masih

berlaku

h) Foto Rontgen, bagi korban yang dipasang Implant atau Pen Platina

i) Buku Tabungan BRI Yang Masih Aktif (bagi penerima santunan

perorangan) atau Rekening Bank Yang Masih Aktif (bagi penerima

santunan lembaga/ instansi)

3. Dalam Hal Cacat Tetap:

a) KTP/ PASPORT/ SIM/ RESI ( Surat Keterangan Domisili)

(30)

c) Foto Diri Korban, menampakkan cacat tubuhnya

d) Foto Rontgen Terakhir, dari anggota tubuh yang cacat

e) Surat Keterangan Cacat, dari dokter/ Rumah Sakit yang merawat

korban yang menjelaskan tingkat/presentase kecacatan korban

f) Bagi Korban Yang Belum Pernah Mengajukan Santunan Perawatan,

melampirkan:

i. Formulir Keterangan Kesehatan Korban Akibat Kecelakaan,

yang telah diisi dan ditandatangani oleh dokter/ Rumah Sakit

ii. Copy Laporan Polisi & Sket Gambar TKP, yang telah disahkan

oleh Satlantas Polres setempat

iii. Copy STNK dan Notice Pajak Terakhir, dari kendaraan yang

terlibat kecelakaan

g) Buku Tabungan BRI Yang Masih Aktif, atas nama korban

Perlu diketahui bahwa proses pengajuan klaim yang dilakukan oleh korban

kecelakaan lalu lintas jalan kepada pihak PT. Jas Raharja (Persero) untuk

mendapatkan santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan tidak dikenakan

biaya apapun atau gratis, adapun biaya yang dikeluarkan korban hanya untuk

biaya foto copy dokumen korban. yang mana sebagian formulir persyaratan telah

disediakan oleh pihak PT. Jasa Raharja (Persero) secara gratis, misalnya:

a.Formulir Pengajuan Santunan

b.Formulir Kesehatan Korban Akibat Kecelakaan

c.Formulir Keterangan Ahli Waris

(31)

Mengenai proses pengajuan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan tersebut

perlu diketahui bahwa dana santunan tersebut tidak hanya dilakukan antara

kecelakaan kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor saja, tetapi pejalan

kaki yang ditabrak oleh kendaraan bermotor pun dapat melakukan pengajuan

klaim asuransi, dimana nantinya dana yang diberikan kepada pejalan kaki tersebut

didapat dari hak si pemilik kendaraan bermotor itu. Dengan demikian si pemilik

kendaraan bermotor otomatis tidak mendapat santunan Asuransi Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan lagi, meskipun si pemilik kendaraan bermotor mengalami luka-luka

dimana dananya ditanggungnya sendiri.

Lain halnya dengan peristiwa kecelakaan yang melibatkan kendaraan

bermotor dengan kendaraan bermotor, dimana si penabrak masih dapat melakukan

pengajuan klaim kepada pihak PT. Jasa Raharja (Persero) untuk mendapatkan

dana kecelakaan lalu lintas jalan, dimana syaratnya si penabrak harus

mengajukan permohonan untuk diberikan santunan asuransi kepada pihak PT.

Jasa Raharja (Persero) yang akan diseleksi terlebih dahulu, untuk mengurangi

beban biaya si penabrak.73

2. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Santunan Yang Dilakukan PT. Jasa

Raharja (Persero)

Pelaksanaan pemberian santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) terhadap korban kecelakaan lalu

lintas jalan jalan dilakukan apabila semua berkas atau dokumen telah dilengkapi

oleh korban ataupun ahli waris korban sebagai pihak pengaju santunan asuransi.

73

(32)

Dimana setelah berkas tersebut telah lengkap dan doserahkan kepada PT. Jasa

Raharja (persero), maka dana santunan tersebut akan di transfer ke rekening

tabungan BRI korban ataupun ahli waris. Adapun untuk wilayah Rantauprapat,

pembayarannya dilakukan oleh PT. Jasa Rahatja (Persero) cabang Kisaran karena

sebagai induk dari cabang dari PT. Jas Raharja (Perserio) cabang Rantauprapat.

Pelaksanaan pemberian santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

diberikan kepada korban atau ahli waris korban dilaksanakan untuk korban yang

meninggal dunia paling lambat 3 (tiga) hari dan untuk pengajuan perawatan

dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari atau seminggu. Di dalam pengajuan klaim

Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ini pihak PT. Jasa Raharja (Persero)

nenberikan batas waktu / kadaluarsa, dimana apabila dalam waktu lebih dari 6

(enam) bulan setelah kejadian maka hak santunan tersebut menjadi gugur

Adapun besarnya santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang

diberikan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) yaiut dimana besarnya santunan

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 37/PMK.010/2008

tanggal 26 Februari 2008, sebagai berikut :74

74

Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36/PMK.010/2008, Tentang Besar Santunan Dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Tabel 4 : Besar Santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Jenis Santunan Besar Santunan Asuransi

Meninggal Dunia Rp 25.000.000,-

Cacat Tetap (maksimal) Rp 25.000.000,-

Biaya Rawatan (maksimal) Rp 10.000.000,-

(33)

Sumber : Peraturan Menteri Keuangan RI No. 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008.

C. Resiko-resiko yang tidak Ditanggung oleh PT. Jasa Raharja (Persero)

Dalam Memberikan Santunan Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan

Didalam pemberian santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, pihak

PT. Jasa Raharja (Persero) pada umumnya, termasuk juga PT. Jasa Raharja

(Persero) cabang Rantauprapat melakukan pengecualian-pengecualian kepada

korban dalam pemberian santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas. Dimana

tujuannya agar dana santunan tersebut dapat diberikan kepada pihak yang tepat,

yang sepantasnya untuk diberikan santunan asuransi tersebut.

Adapun pengecualian-pengecualian yang di lakukan oleh PT. Jasa Raharja

(Persero) yaitu :

1. Dalam hal kecelakaan lalu lintas jalan:

a. Jika korban atau ahli warisnya telah memperoleh jaminan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun1964

b. Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada

pihak korban atau ahli waris

c. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang dalam

keadaan mabuk atau tidak sadar

d. Melakukan perbuatan kejahatan ataupun diakibatkan oleh atau terjadi

karena korban memiliki cacat badan atau keadaan badaniah atau rohaniah

2. Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan dengan resiko

(34)

a. Kendaraan bermotor yang bersangkutan sedang dipergunakan untuk turut

serta dalam suatu p[erlombaan kecakapan atau kecepatan

b. Kecelakaan yang terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor yang

bersangkutan ternyata ada akibat gempa bumi atau letusan gunung

berapi, angin puyuh, atau sesuatu gejala geologi dan meteorology lain

c. Kecelakaan akibat dari sebab langsung atau tidak langsung mempunyai

hubungan dengan bencana, perang atau sesuatu leadaan perang lainnya,

penyerbuan musuh, sekalipun Indonesia tidak termasuk dalam

negara-negara yang turut berperang, pendudukan atau perang saudara,

pemberontakan, huru hara, pemogokan dan penolakan kaum buruh,

perbuatan sabotase, perbuatan terror, kerusuhan atau kekacauan yang

bersifat politik atau bersifat lain

d. Kecelakaan akibat senjata-senjata perang

e. Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan sesuatu

perintah, tindakan atau peraturan dari pihak ABRI atau asing yang

diambil berhubung dengan sesuatu keadaan tersebut diatas, atau

kecelakaan yang disebabkan dari kelalaian sesuatu perbuatan dalam

penyelenggaraan tersebut

f. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan yang dipakai atau

direkuisisi atau disita untuk tujuan tindakan angkatan bersenjata seperti

tersebut diatas

g. Kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan yang khusus dipakai oleh

(35)

h. Kecelakaan yang terjadi akibat reaksi atom.

Biasanya pengeculian diatas yang sering terjadi yaitu

kecelakaan-kecelakaan yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar, dalam hal ini PT. Jasa

Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat masih mau menerima klaim pengajuan

santunan asuransi kecelakaan. Di mana pihak PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Rantauprapat berpendapat bahwa selama si korban masih dapat membawa

kendaraan bermotor maka itu masih dikatakan sadar.75

75

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah

dalam pelaksanan Program Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki

peranan dan tanggung jawab yang sangat penting di dalam melaksanakan

pemberian santunan asuransi, dimana dana santunan tersebut diambil dari

sumbangan wajib pemilik kendaraan bermotor yang kemudian disalurkan

kembali kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas jalan. Pelaksanaan

pemberian asuransi kecelakaan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor

34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dan besarnya

santunannya diaur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan wajib Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

2. Didalam melakukan proses pengajuan klaim Asuransi Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan PT. Jasa Raharja (Persero) memberikan prosedur-prosedur

didalam pengajuan klaim Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yang mana

prosedur tersebut telah ditentukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) yang tidak

dipungut biaya apapun atau gratis baik itu untuk yang meninggal dunia,

luka-luka berat atau ringan, dan cacat tetap, dimana sebagian formulir persyaratan

telah disediakan oleh pihak PT. Jasa Raharja (Persero). Setelah semua

(37)

maka dana santunan tersebut akan di transfer ke rekening tabungan BRI

korban ataupun ahli waris korban.

3. PT. Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan santunan Asuransi Kecelakaan

Lalu Lintas Jalan juga melakukan pengecualian-pengecualian ataupun

resiko-resiko yang tidak ditanggung terhadap korban dalam memberikan santunan

Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dimana tujuannya agar dana santunan

tersebut dapat diberikan kepada pihak yang tepat, yang sepantasnya untuk

diberikan santunan asuransi tersebut.

B. Saran

1.Hendaknya pihak PT. Jasa Raharja (Persero) lebih giat lagi melakukan

sosialisasi kepada masyarakat dalam memberikan informasi mengenai proses

pengajuan klaim asuransi, karena masih banyak masyarakat-masyarakat

didaerah belum tahu bagaimana proses yang dilakukan apabila terjadi peristiwa

kecelakaan, dan masih banyak juga masyarakat yang tidak berani melaporkan

kepada PT. Jasa Raharja (Persero) apabila masyarakat mengalami kecelakaan

lalu lintas jalan

2.PT. Jasa Raharja (Persero) harus terus meningkatkat pelayanan kepada

masyarakat, khususnya mengenai sistem jemput bola secara langsung yang

dilakukan PT. Jasa Raharja (Persero) kepada masyarakat korban kecelakaan

lalu lintas, disamping itu juga hendaknya terus meningkatkan kerjasama

kepada pihak-pihak terkait lainnya, seperti Satlantas Polres setempat dan Dinas

Perhubungan setempat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan

Gambar

Tabel 1 : Besar tarif Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
Tabel 3 : Sarana Pengadaan Penanggulangan Tahun 2007-2011
Tabel 4 : Besar Santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap minat membaca siswa kelas XI IS SMA Negeri di Kota Padang (2)

PANDUAN DISAIN KUISIONER Metode Pengumpulan Data Observasi Kuisioner Interview Principles of wording Content and purpose Wording and Language Type and form Classification Data

(dana, waktu dan tenaga) peneliti akan menggunakan sampel yang diambil dari populasi dan kesimpulan diberlakukan untuk populasi7.  Sample yang

Pengalaman dan keterampilan seorang pegawai pada Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan Alam dalam menjalankan tugas, merupakan wujud dari penjabaran tugas pokok

Menurut Sunita Almatsier (2009, hlm 252) diperkirakan hanya 5-15% besi makanan diabsorpsi oleh orang dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi

Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada temperature tinggi dan adanya

Sikap siswi SMP Negeri 15 Kota Yogyakarta tentang pencegahan kanker serviks setelah diberikan penyuluhan, kategori baik berjumlah 34 responden (94.5%), kategori cukup

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan koneksi matematik dan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran melalui model