• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAWASAN GEDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAWASAN GEDUNG"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMBANGUNAN GEDUNG 3 LANTAI

LAYANAN AKADEMIK FAKULTAS BAHASA & SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Disusun oleh :

AFRET NOBEL

05/184393/NT/10824

PROGRAM DIPLOMA JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan.

Maksud dan tujuan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan lulus Program

Diploma Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Selama dilaksanakannya kerja praktek, penyusun banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari beberapa pihak, oleh karena itu penyusun ucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Tech. Adhy Kurniawan, S.T. selaku Ketua Program Diploma Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Gadjah Mada.

2. Ir. Fathi Basewed, MT. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

3. CV. ADMICON yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk melaksanakan kerja

praktek.

4. Pak Hadi selaku Team leader dan mas lilik, mas Nugroho dan mas Eko,selaku staf pengawas

yang telah banyak memberi pelajaran/pengetahuan di lapangan.

5. Seluruh Staf Kontraktor terutama mas Sularno yang juga membantu dalam pengumpulan

data-data.

6. Kedua orangtua yang telah memberi bantuan moril maupun materil.

7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan laporan ini.

Laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penyusun. Saran dan kritik sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau rekan-rekan yang memerlukan

referensi mengenai penyusunan laporan kerja praktek. Materi laporan kerja praktek ini semoga

dapat membantu rekan-rekan mengenai pelaksanaan proyek konstruksi pada umumnya dan

pelaksanaan pembangunan gedung pada khususnya dan menjadi bekal untuk menghadapi dunia

kerja.

Yogyakarta, 20 November 2008

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Lembar Konsultasi ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Lampiran... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Tinjauan Umum ... 1

B. Latar Belakang Proyek ... 2

C. Tujuan Proyek ... 2

D. Ruang Lingkup Pekerjaan ... 3

E. Waktu Pelaksanaan Proyek ... 4

BAB II. DATA TEKNIS A. Tinjauan Umum ... 5

B. Struktur Bangunan ... 6

C. Penyelidikan tanah ... 7

D. Detail struktur ... 7

E. Sarana dan prasarana ... 11

F. Peraturan yang digunakan ... 12

BAB III. MANAJEMEN PROYEK A. Pendahuluan ... 14

B. Organisasi ... 14

C. Tenaga kerja ... 22

(4)

D. Jadwal pekerjaan ... 23

BAB IV. BAHAN BANGUNAN A. Tinjauan Umum ... 24

B. Bahan Bangunan yang digunakan ... 24

1. Semen portland ... 25

2. Agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil) ... 26

3. Batu kali ... 26

4. Air ... 27

5. Baja tulangan ... 27

BAB V. PERALATAN A. Tinjauan Umum ... 29

B. Peralatan Yang Digunakan ... 30

1. Alat pembengkok tulangan ... 30

2. Alat aduk semen (molen) ... 30

3. Alat getar (concrete vibrator) ... 31

4. Scaffolding ... 31

5. Bekisting ... 33

6. Truk angkut ... 34

7. Truk pengaduk beton (concrete mixer truck) ... 34

8. Truk pompa beton (concrete pump truck) ... 35

9. Alat bantu lainnya... 36

BAB VI. PELAKSANAAN PEKERJAAN A. Pendahuluan ... 37

B. Pelaksanaan ... 37

(5)

2. Pekerjaan kolom ... 42

3. Pekerjaan balok ... 45

4. Pekerjaan plat lantai ... 48

BAB VII. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

LAMPIRAN

(6)
(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Detail foot plate F1 Lampiran 2 Detail foot plate F2 (K2) Lampiran 3 Detail foot plate F2 (K3)

Lampiran 4 Detail balok S2-200/350 (balok sloof) Lampiran 5 Detail balok S1-250/450 (balok sloof)

Lampiran 6 Detail kolom K1 Lampiran 7 Detail kolom K2 Lampiran 8 Detail kolom K3

Lampiran 9 Detail balok B1-300/750 (balok induk)

Lampiran 10 Detail balok B2- (balok anak)

Lampiran 11 Detail balok B3-250/450 (balok anak)

Lampiran 12 Detail plat lantai 2, lantai 3 dan detail plat tandon air elev. +12,00 Lampiran 13 Detail anak tangga elev. +4,00 - +6,00; detail anak tangga elev.

±0,00-+2,00; denah tangga; detail anak tangga + 2,00-+4,00. Lampiran 14 Surat ijin kerja praktek

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tinjauan Umum

Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan seni

Universitas Negeri Yogyakarta (Tahap I) terletak di karang Malang Yogyakarta. Adapun

data-data proyek sebagai berikut :

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung 3 lantai Layanan Akademik

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta (Tahap I)

2. Lokasi : Komplek Universitas Negeri Yogyakarta

Karang Malang,Yogyakarta

3. Jenis Pekerjaaan : Struktur Gedung

4. Pemilik Proyek : Departemen Pendidikan Nasional

Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Kontraktor : PT. RATNA SEJAHTERA

6. Konsultan Perencana : CV. POLA DATA CONSULTANT

7. Konsultan Pengawas : CV. ADMICON

8. SPMK Nomor/tanggal : 119/SPMK/DIPA/FBS/2007

9. Nilai Kontak : Rp.1.470.000.000

10. Perolehan Proyek : Tender bebas

11.Waktu Pelaksanaan : 95 hari kalender

12.Masa Pemeliharaan : 6 Bulan

13. Pekerjaan Pokok : Struktrual

(9)

Gambar 1.1 papan nama proyek

B. Latar Belakang Proyek

Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dalam segala bidang juga makin

maju dan berkembang. Salah satunya adalah berkembangnya dunia pendidikan dan teknologi.

Perkembangan ini menuntut pusat pendidikan yaitu diantaranya Universitas Negeri

Yogyakarta untuk melakukan pengembangan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan

universitas salah satunya dengan pembangunan Gedung Layanan Akademik fakultas Bahasa

dan Seni yang diharapkan dapat menunjang kegiatan dalam bidang pendidikan dan memenuhi

tuntutan dalam bidang ilmu pendidikan dan teknologi dimasa kini dan yang akan datang.

C. Tujuan Proyek

Tujuan Pembangunan dan Pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta adalah

untuk menunjang kegiatan akademik maupun non-akademik serta menyempurnakan dan

melengkapi sarana dan prasarana ilmiah yang telah ada di Universitas Negeri Yogyakarta.

Disamping itu, proyek pembangunan ini merupakan salah satu bagian dari proses

pengembangan di masa mendatang.

Dengan dibangunnya gedung ini, segala kegiatan untuk kepentingan pendidikan

diharapkan dapat terpenuhi secara optimal. Jauh lebih memadai dan diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan pendidikan.

(10)

D. Ruang lingkup Pekerjaan

Proyek pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta dibagi atas beberapa tahap yaitu :

1. Pekerjaan persiapan

a. Pembongkaran bangunan lama

b. Pemasangan pagar keliling proyek

c. Pengukuran lokasi dan penentuan tinggi peil (level)

d. Pembersihan lahan

e. Pembuatan bowplank

f. Pendirian direksi keet

g. Pendirian los dan barak pekerja

2. Pekerjaan struktur lantai dasar (Pekerjaan tanah)

a. Galian pondasi

b. Pembuatan lantai kerja/pondasi cyclope

3. Pekerjaan beton

a. Fondasi foot plate

b. Beton sloof

c. Pekerjaan kolom

d. Pekerjaan balok

e. Pekerjaan plat lantai

4. Fasilitas pendukung, meliputi :

a. Penyambungan listrik untuk gedung Lantai dasar, lantai 1,dan lantai 2

b. Direksi Keet, Los Kerja, Gudang, Barak Pekerja

(11)

E. Waktu Pelaksanaan Proyek

Proyek pembangunan gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta ini direncanakan kurang lebih 95 hari untuk pekerjaan struktur

dengan biaya sebesar Rp 1,470.000.000,00(satu milyar empat ratus tujuh puluh juta rupiah).

Kerja Praktek dilaksanakan pada tanggal 11 September 2007 sampai dengan 31

Desember 2007. Laporan ini dikonsentrasikan pada pembangunan pondasi, struktur kolom,

struktur balok, dan struktur plat lantai.

(12)

BAB II

DATA TEKNIS

A. Tinjauan Umum

Data teknis dibutuhkan suatu proyek untuk mempermudah pelaksanaan suatu proyek. Data teknis digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan suatu proyek. Tanpa adanya data teknis maka akan menyulitkan bagi perencana maupun pengawas dalam melaksanakan proyek. Adapun data teknis diantaranya yaitu:

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung 3 lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (Tahap I)

2. Lokasi : Komplek Universitas Negeri Yogyakarta Karang Malang,Yogyakarta

3. Luas bangunan : 2288,250 m2 4. Bahan Material Pokok : Beton bertulang

5. Dimensi kolom : 400/600, 400/500 dan 400/400

6. Dimensi balok yang dipakai : 250/450, 200/350, 300/700, 300/450 dan 250/450 mm

(13)

7. Pondasi struktur bangunan adalah su kesatuan. Struktur bangunan a penyangga atau dukungan ba beban longitudinal.

: Pondasi telapak (foot plate) akai : 1250/1250 dan 1750/1750 mm

: - 3,350 meter an : + 12,00 meter

B. Struktur bangunan

sunan atau bagian-bagian yang disusun sedemi susunan dari bagian-bagian bangunan yang m adalah bagian utama dari suatu bangunan yang b bagi beban-beban yang bekerja, baik beban tran

angunan yang harus diperhatikan dalam suatu pr

(14)

3. Struktur bangunan dibuat sedemikian rupa dengan mempertimbangkan waktu, biaya, perawatan serta peraturan dan pedoman standar daerah setempat.

C. Penyelidikan Tanah

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah penyelidikan tanah. Penyelidikan tanah bertujuan untuk mengetahui sifat dan kondisi tanah tempat berdirinya bangunan yang akan direncanakan. Penentuan jenis pondasi harus berdasarkan sifat dan kondisi tanah. Pondasi dirancang sesuai persyaratan teknis sehingga mampu mendukung beban yang bekerja pada bangunan.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam penyelidikan tanah antara lain : 1) untuk menganalisis daya dukung tanah,

2) menyiapkan informasi singkat tentang kondisi tanah,

3) memberikan rekomendasi tentang rencana fondasi yang seharusnya dipakai sesuai dengan karakteristik dan struktur geoteknik tanah.

D. Detail Struktur

Secara umum Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2, yaitu struktur bagian bawah dan struktur bagian atas.

1. Struktur Bawah (Sub Structure)

Struktur bawah adalah struktur yang terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah merupakan landasan berdirinya bangunan. Struktur bawah sebagai penghubung bangunan dengan tanah tempat berdirinya bangunan tersebut dan berfungsi menyalurkan beban yang bekerja pada bangunan ke lapisan tanah di bawahnya.

Yang termasuk struktur bawah adalah : a. Fondasi

Fondasi adalah suatu struktur bangunan yang terletak pada bagian paling bawah suatu bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban ke lapisan tanah di bawahnya. Perancangan fondasi biasanya berdasarkan jenis bangunan dan jenis serta sifat tanah tempat berdirinya bangunan.

(15)

Selain pondasi te menerus (batu kali). Fon dinding di atasnya ke lapi Pada lapisan baw ketebalan ± 1 meter. Beto Beton cyclope terdiri da lampiran 1, 2, dan 3 ondasi batu kali berfungsi untuk menyalurkan apisan tanah dibawahnya.

awah pondasi berupa lantai kerja dari beton eton cyclope juga berfungsi untuk menambah day dari pasangan batu kali dengan campuran 1pc :

rupakan penghubung antara kolom yang satu den si sebagai penghubung kolom, balok sloof juga nding dan lantai di atasnya ke kolom dan diterus n 1pc:2ps:3kr. Lihat lampiran 4 dan lampiran 5.

tructure)

erupakan struktur yang berada di atas permuk ruktur bawah yang merupakan kerangka bangunan

(16)

a. Kolom

Kolom merupakan struktur bagian atas pondasi yang berfungsi untuk menahan beban aksial vertikal. Kolom memegang peranan penting dalam struktur, karena keruntuhan kolom mengakibatkan runtuhnya seluruh bangunan dan struktur yang berhubungan dengannya. Oleh karena itu, biasanya kolom dirancang lebih kuat dari pada balok.

Kolom dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1) Kolom Utama

Kolom utama adalah kolom yang berfungsi untuk memikul beban yang bekerja di atasnya dan meneruskan beban ke struktur di bawahnya,serta sebagai pengaku struktur bangunan itu sendiri. Kolom utama mempunyai dimensi yang lebih besar daripada kolom praktis. Lihat lampiran 6, 7, dan 8

2) Kolom Praktis

Kolom praktis merupakan pengaku dinding. Biasanya terletak di sisi-sisi pintu, jendela dan sudut dinding, sehingga kusen pintu ataupun jendela tidak menerima beban dari dinding yang terlalu besar. Bisa juga pada dinding yang mempunyai bentang panjang sehingga harus diberi pengaku berupa kolom praktis. Ukuran kolom praktis yang digunakan biasanya sama dengan lebar batu bata untuk pasangan dinding. Pada proyek ini menggunakan kolom praktis dengan ukuran 150 x 150 mm.

Gambar 2.6. Kolom utama

(17)

b. Balok lantai

Balok lantai merupakan struktur horizontal yang menahan beban dari plat dan beban yang bekerja di atasnya dan meneruskannya ke kolom. Balok lantai menahan beban lateral, sehingga pada balok lantai mengalami momen lentur. Balok diharapkan juga dapat menahan gaya geser dan torsi. Lihat lampiran 9, 10 dan 11.

c. Plat Lantai

Plat lantai merupakan struktur yang berfungsi menahan beban yang bekerja di atasnya, berupa beban mati maupun beban hidup. Dalam Proyek ini digunakan tebal plat lantai 120 mm. Lihat lampiran 12.

d. Tangga

Tangga merupakan struktur yang berfungsi sebagai penghubung antar lantai satu dengan lantai yang lain. Tangga dibuat atau ditempatkan pada tempat yang mudah diakses sehingga sangat berfungsi pada saat keadaan darurat seperti bencana kebakaran dan gempa. Lebar tangga biasanya dibuat berdasarkan kapasitas penggunan gedung. Lihat lampiran 13.

Gambar 2.8. Balok lantai

(18)

1. Plat atap distribusi material dan tanggung jawab dari pela 2. Sarana air bersih dan kam

Sarana ini diperuntukkan pembangunan.

3. Barak kerja dan perlengk Barak merupakan tempat peralatan kerja seperti: m

upakan struktur paling atas yang berfungsi sebaga p, seperti berat penutup atap, berat plafond, bera hujan. Biasanya plat atap dibuat lebih tipis dari kerja pada plat atap lebih kecil daripada beban pad

E. Sarana dan Prasarana

na adalah faktor yang perlu diperhatikan untuk laksanaan suatu proyek. Sarana yang terdapat antai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan S ebagai berikut :

yek pembangunan,

okasi proyek merupakan jalan umum yang d n peralatan proyek, dan apabila terjadi kerusa

laksana proyek amar mandi,

an bagi pekerja dan semua orang yang terlibat dala

gkapannya,

at pekerja melakukan pekerjaannnya, biasanya dil meja kerja pembengkok tulangan dan lainnya.

(19)

4. Tempat parkir kendaraan,

Proyek menyediakan tempat parkir bagi kendaraan pekerja, karyawan dan tamu. Letaknya berada di luar pagar pengaman proyek.

5. Pagar pengaman pelaksanaan proyek,

Merupakan pagar yang mengelilingi proyek. Terbuat dari rangka kayu yang ditutupi dengan seng gelombang. Fungsinya agar orang dari luar yang tidak berkepentingan tidak bebas keluar masuk.

6. Instalasi listrik,

Arus listrik diperoleh dari bangunan lama. Digunakan untuk mengaktifkan sarana komputer bagi karyawan dan untuk menyalakan lampu pada malam hari apabila diadakan kerja lembur.

7. Gudang tempat menyimpan bahan-bahan dan alat-alat proyek.

Terletak disamping direksi keet. Gudang menyimpan material seperti: semen, dan peralatan pekerjaan lainnya.

F. Peraturan yang digunakan

Dalam perancangan dan perencanaan suatu bangunan dikenal beberapa peraturan dan persyaratan. Peraturan dan persyaratan ditujukan untuk segi keamanan karena bangunan berhubungan dengan kehidupan manusia yang menempatinya. Sehingga dibuat peraturan dan standar persyaratan pembangunan.

Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali bila ditentukan lain, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

1. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor de Ulvoering bij Aaneming Van openbare Werken (AV) 1941. 2. Peraturan Beton Indonesia dalam hal ini adalah SK SNI T-03-2847-2002

3. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran beton SNI 03-0106-1987. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983

5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982) 6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI. 5.

7. Mutu kayu bangunan SNI 03-2398-1991.

8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04.0225-1997. 9. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnakaer.

(20)

12. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.

(21)

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

A. Tinjauan umum

Manajemen proyek memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu proyek. Tanpa

adanya manajemen proyek yang baik maka mustahil pekerjaan suatu proyek akan berjalan

lancar. Karena manajeman proyek mengatur semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

proyek. Manajemen proyek mengatur perencanaan waktu/time schedulle, teknis pendatangan

material, pemakaian jumlah pekerja dan sebagainya. Sehingga semua benar-benar terorganisir

dengan baik dan pekerjaan tidak terbengkalai serta berjalan dengan lancar.

Skema hubungan kerja proyek dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1. Skema hubungan kerja proyek

B. Organisasi

Organisasi didalam proyek dibutuhkan untuk mengatur pembagian kerja. Organisasi

merupakan suatu wadah perkumpulan yang bertujuan untuk mengatur hubungan pekerjaan.

Sehingga jelas terlihat tanggungjawab dan wewenang masing-masing orang yang berada dalam

suatu pelaksanaan proyek. Didalam organisasi dikenal adanya atasan dan bawahan atau struktur

organisasi. Ini akan mempermudah dalam pemberian perintah atau intruksi. Organisasi yang baik

adalah terdiri dari orang-orang yang mau bekerjasama dan mempunyai tanggungjawab terhadap

apa yang dipimpinnya.

PEMILIK

KONTRAKTOR PERENCANA PENGAWAS

Garis Perintah

(22)

Bagan pengaw

awasan Pembangunan Gedung 3 Lanta

tas negeri Yogyakarta dapat dilihat pada

ambar 3.2. Bagan pengawasan pemban

pelaksanaan suatu proyek ditentukan o

orang yang terlibat dalam pelaksanaan

a yang tersedia dari owner (pemilik pro

ahan-bahan yang dibutuhkan dalam pela

: peralatan yang digunakan untuk pelaks

t : sistem pelaksanaan dan pengendalian

n proyek sangat diperlukan untuk kela

ada RKS (rencana kerja dan syarat-syar

ntai Layanan Akademik Fakultas Baha

da gambar 3.2

elangsungan suatu proyek. Pengendali

arat) yang telah disepakati.

hasa

(23)

1. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah badan atau instansi baik dari pemerintah maupun swasta, yang

memberikan pekerjaan yang nantinya akan membayar dan menghasilkan suatu pekerjaan yang

telah disepakati diatas perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. Dimana dalam hal ini pemilik

Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan seni Universitas

negri Yogyakarta adalah Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta. Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah :

a. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan suatu proyek.

b. Menyetujui pelaksanaan pelelangan.

c. Menandatangani surat perjanjian pemborong dan surat perintah kerja.

d. Memberi keputusan mengenai adanya perubahan pekerjaan, penambahan atau

pengurangan.

e. Mengangkat wakil di proyek yang mempunyai wewenang penuh untuk memeriksa

pelaksanaan pekerjaan, dimana dalam hal ini disebut sebagai konsultan.

f. Mengeluarkan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas, dan

mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor.

g. Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan.

Gambar 3.3. Bagan tata cara penyelenggaraan proyek Tender/lelang

Penunjukan langsung

A.B.L Penawaran

Pekerjaan didapat/dimenangkan

A.R.P / A.B.P

Pelaksanaan Pekerjaan

(24)

2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah badan atau organisasi yang telah memiliki badan hukum yang

berfungsi sebagai penjual jasa perencana suatu bangunan kepada pemberi tugas. Tugas yang

harus dikerjakan oleh konsultan perencana meliputi perencanaan teknis yang meliputi

perencanaan arsitektur sebuah struktur.

Konsultan pada Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas

Bahasa dan seni Universitas negeri Yogyakarta ini adalah CV. POLA DATA CONSULTANT

yang berasal dari Yogyakarta.

Tanggung jawab dan wewenang dari konsultan perencana antara lain :

a. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja dan syarat,

hitungan struktur serta perencanaan anggaran biaya.

b. Membantu dalam pelelangan proyek, seperti memberikan penjelasan dalam rapat

penjelasan pekerjaan, membuat berita acara rapat penjelasan.

c. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas dan pengawas

tentang pelaksanaan proyek.

d. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas

dari gambar bestek dan RKS.

e. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

3. Kontraktor

Kontraktor adalah badan atau organisasi yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan

bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan

syarat-syarat serta gambar rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pelaksana dari Proyek

Pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan seni Universitas negeri

Yogyakarta adalah PT. RATNA SEJAHTERA, perusahaan kontraktor dari Yogyakarta yang

bergerak dalam bidang konstruksi. Sedangkan proyek tersebut langsung dibawahi oleh

Departemen Pendidikan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kontraktor sendiri terbagi atas 3 staf yang terdiri atas:

a. Surveyor

Surveyor merupakan bagian dari kontraktor yang berkenaan dengan tugas pengukuran

(survey) beserta pengolahan datanya, baik pekerjaan tanah (earth work) maupun

pekerjaan konstruksi (construction work).

b. Supervisor

Supervisor merupakan pelaksana dari suatu proyek, jadi segala sesuatu yang berkenaan

(25)

c. Administrasi Umum

Selain kedua staf kontraktor diatas ada satu staf yang sangat menunjang keberadaan

kontraktor sendiri, yaitu bagian administrasi. Bagian ini menangani masalah keperluan

atau kebutuhan proyek maupun administrasi serta keperluan kerumahtanggaan dari

proyek ini.

4. Konsultan Pengawas

Program kerja konsultan pengawas :

Didalam pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung Layanan Akademik

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, perlu adanya suatu rencana kerja yang

konsepsional, efektif dan efisien sedemikian rupa sehingga setiap aktivitas kerja terprogram

dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.

Rencana kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka

Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan pengawasan. Selain itu, rencana kerja juga disusun dengan

mempertimbangkan referensi pengalaman kerja sejenis di beberapa tempat yang lain, serta

kondisi aktual dari perencanaan bangunan yang akan diawasi. Maka dari itu konsultan pengawas

perlu mengadakan kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan Pengawasan

a. Menghitung bobot prosentase tiap bagian pekerjaan

b. Menyiapkan fomat pelaporan

• laporan harian

• laporan mingguan

• laporan bulanan

• laporan material, tenaga dan sebagainya

c. Menyiapkan buku perintah harian, buku tamu dan buku direksi

d. Menyiapkan peralatan-peralatan yang di butuhkan di dalam pelaksanaan pengawasan

dilapangan

e. Mempelajari dan memahami dokumen lelang dengan segala perubahan yang terjadi

f. Mengevaluasi rencana dan jadwal kerja kontraktor sebagai bahan tambahan masukan

(26)

2. Shop drawing dan Izin mulai pekerjaan

Sebelum pekerjaan mulai, konsultan pengawas meminta gambar shop drawing kepada

kontraktor pekerjaan yang akan dilaksanakan. Selain itu izin juga di perlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan yang meliputi :

‐ Macam pekerjaan yang akan dikerjakan

‐ Volume pekerjaan

‐ Waktu akan di mulainya pekerjaan

‐ Kesiapan material yang tersedia

‐ Kesiapan tenaga kerja yang terlibat

3. Pelaksanaan Pengawasan di Lapangan

Kegiatan konsultan pengawas pada tahap pelaksanaan konstruksi bidang sipil, arsitektur

dan M/E di koordinir oleh seorang team leader. Kegiatan yang dilakukan konsultan pengawas

selama pelaksanaan konstruksi adalah :

a. Mengarahkan jalannya pelaksanaan pekerjaan pihak kontraktor sebelum tiap-tiap bagian

pekerjaan dimulai.

b. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan serta produknya, ketepatan waktu, biaya

konstruksi dengan prioritas khusus pada :

• Target meterial yaitu meliputi pengecekan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan

serta time control

• Detail engineering yaitu pengecekan terhadap kebenaran rencana dan perhitungan

yang ada

• Tahap pelaksanaan yaitu pengecekan terhadap persiapan pekerjaan, gudang bahan

dan alat-alat kerja

• Tahap kontrol yaitu mengarahkan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan hingga selesai

c. Mendeteksi dan mendata kemungkinan perubahan dan penyesuaian yang terjadi di

lapangan untuk dilaporkan kepada pihak pengelola proyek, guna mendapatkan

pemecahan secepatnya selama masa konstruksi.

d. Mengkoordinasi, menyelenggarakan rapat evaluasi dilapangan secara periodik sesuai

dengan waktu yang telah desepakati bersama, atau rapat khusus bila dipandang perlu

karena sesuatu hal yang mendesak untuk segera dipecahkan.

e. Menyusun berita acara yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan dan peubahan yang

terjadi bila ada.

(27)

g. Menyusun gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) sebagai pelengkap dokumen

teknis proyek.

h. Membuat laporan berkala mengenai kemajuan pekerjaan.

i. Menyusun daftar kekurangan / cacat selama pelaksanaan pekerjaan serta mengawasi

pelaksanaan pemeliharaan.

j. Membuat dokumentasi setiap tahap pekerjaan konstruksi.

4. Pengendalian Pengadaan Bahan / Material

Agar dicapai kelancaran pekerjaan pekerjaan dalam artian jalannya pelaksanaan

pekerjaan dapat

berkesinambungan perlu dibuat jadwal kedatangan material yang akan digunakan. Jadwal

kedatangan material ini dibuat oleh kontrktor yang menyajikan kapan, jenis dan volume material

yamgakan didatangkan. Mengenai pengendalian kualitas bahan, sebelum didatangkan pengawas

meminta kepada kontraktor agar diajukan terlebih dahulu untuk disetujui.

5. Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja yang menyangkut jenis dan jumlah yang akan digunakan

disesuaikan dengan macam pekerjaan dan volume yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini

konsultan pengawas bertugas membimbing / memberi saran mengenai jenis dan jumlah tenaga

kerja yang akandiperlukan, sehingga hasilpelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan target

waktu pelaksanaan maupun kualitas hasil pekerjaan.

6. Pengendalian Peralatan Kerja

Pengendalian peralatan kerja dimaksudkan untuk menunjang kelancaran dan efektiitas

pekerjaan. Dalam hal ini konsultan pengawas memberi masukan kepada kontraktor mengenai

jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan serta tempat penyimpanan alat untuk menunjang

kelancaran pekerjaan dan efisiensi waktu pelaksanaan.

7. Pengendalian Kualitas Pekerjaan

Agar dicapai kualitas pekerjaan yang memadai maka diperlukan pengendalian kualitas

dalam pelaksaan pekerjaan. Pengendalian kualitas pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan :

a. Inspeksi

Merupakan suatu mekanisme pengendalian kualitas yang dilakukan dengan aturan yang

terprogram dalam prosedur pelaksanaan yang tidak lepas dari standar teknis yang berlaku.

b. Supevisi

(28)

disamping itu supervisi juga akan mencegah tejadinya penyimpangan dalam pelaksanaan proyek.

Agar fungsi supervisi mengenai sasaran maka dilaksanakan sebelum dan saat pelaksanaan.

8. Pengendalian Waktu Pelaksanaan

Agar didalam pelaksanaan konstruksi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

diperlukan

pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi. Alat-alat yang diperlukan adalah :

a. Time Schedule / Bar Chart

Time schedule / Bar chart dibuat oleh kontraktor dan telah disetujui oleh pengelola proyek

dan konsultan pengawas sebagai dasar untukpengendalian waktu. Time schedule / Bar chart

dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan dilengkapi dengan kurva S yang

menunjukkan prosentase komulatif pada setiap akhir minggu. Monitoring Time schedule / Bar

chart dengan cara membuat laporan prestasi mingguan dan kemudian diplotkan dengan time

schedule. Dengan cara tersebut maka dapat diketahui perbedaan prestasi antaratime schedule

dengan prestasi nyata. Apabila pekerjaan lebih lambat daripada time schedule maka perlu di

adakan evaluasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Network Planning Diagram

Network Planning Diagram dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan pengelola proyek dan

konsultan pengawas. Dengan Network Planning Diagram maka dapat dilihat saat yang tepat

untuk melaksanakan pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekejaan.

jadwal pertemuan berkala:

Jadwal pertemuan berkala dapat diadakan 1 (satu) minggu sekali atau menurut keperluan

(bila diperlukan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam seminggu).

Pertemuan berkala dapat dilakukan pada hari yang telah disepakati.

C. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang terlibat dalam perusahaan yang

ikut bekerja dalam suatu proyek. Tenaga kerja yang terampil mempunyai pengetahuan serta

pengalaman yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek.

(29)

1. Tenaga Ahli (Skill Labour)

Tenaga ahli merupakan tenaga yang berpendidikan minimal sarjana pada bidangnya dan

cukup berpengalaman. Peranan tenaga ahli dalam proyek lebih dititik beratkan pada pengawas

dan perencana.

2. Tenaga Terlatih (Trained Labour)

Tenaga menengah adalah tenaga yang tidak melalui jalur pendidikan tertentu yang bekerja

berdasarkan pengalaman yang didapat di lapangan. Termasuk diantaranya adalah tukang dan

kepala tukang di masing-masing bidang.

3. Tenaga Pelaksana (Unskill labour)

Yang termasuk tenaga pelaksana diantaranya adalah pekerja dan mandor. Para pekerja

yang digunakan pada proyek ini adalah pekerja pemborong yang digaji sesuai dengan perjanjian

kontrak.

D. Jadwal Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek diikat oleh jadwal waktu yang harus ditepati dan

diikuti. Untuk itu dibuat Jadwal Rencana Kerja (Time Schedule) yaitu suatu metode yang

dipakai untuk menafsirkan selesainya suatu pekerjaan proyek yang disusun oleh kontraktor.

Fungsi Time Schedule ini adalah sebagai pengontrol dan pengendali kelancaran, ketepatan dan

efisiensi dari kelompok kerja pada suatu proyek.

Jadwal pelaksanaan kerja yang harus ditepati pada proyek ini adalah 95 hari kalender,

dengan waktu kerja hari Senin sampai Sabtu pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00

WIB, dengan diselingi istirahat 60 menit antara pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00

(30)

BAB IV

BAHAN BANGUNAN

A. Tinjauan Umum

Untuk memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan

bahan-bahan atau material yang mendukung kegiatan kerja proyek tersebut. Bahan-bahan

harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Penyediaan bahan atau material harus

berkesinambungan sesuai dengan pekerjaan yang telah ataupun akan dilaksanakan, sehingga

tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan.

B. Bahan Bangunan Yang Digunakan

Bahan bangunan yang digunakan dalam pekerjaan proyek harus memenuhi

persyaratan yang tercantum dalam RKS (rencana kerja dan syarat-syarat) sehingga memenuhi

tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Kualitas bahan bangunan yang digunakan

sangat berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan.

Selain memeriksa mutu atau kualitas bahan yang digunakan, metode penyediaan

bahan juga berpengaruh dalam kelangsungan pekerjaan proyek. Hal ini untuk menghindari

adanya kekurangan bahan maupun penimbunan bahan pada saat pelaksanaan. Dan untuk

menghindari agar bahan bangunan tersebut tidak rusak karena lamanya masa penyimpanan

sehingga tidak memenuhi syarat lagi untuk bahan bangunan, seperti contoh semen.

Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi peraturan yang berlaku, dalm hal ini

proyek memakai Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982) dan peraturan

lain yang mendukung.

Jenis bahan bangunan yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai

Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan seni Universitas negeri Yogyakarta adalah sebagai

berikut :

1. Semen Portland

Semen yang digunakan pada proyek ini adalah Portland Cement Type I dan

merupakan hasil produksi dalam negeri. Merk yang digunakan adalah semen gresik (tidak

diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis atau merk dalam satu pekerjaan).

(31)

menggunakan adukan beton yang dibuat di lapangan (site mix), misalnya pekerjaan yang

berskala kecil, sedangkan untuk pekerjaan berskala besar seperti pengecoran kolom dan pelat

menggunakan beton ready mix yang disuplai dari PT. JAYA MIX.

Pengadaan semen dengan cara menyediakan stock atau penyimpanan untuk pekerjaan

pada waktu tertentu. Karena apabila semen terlalu lama berada di gudang proyek, semen akan

mengalami kerusakan yang diakibatkan suhu udara yang lembab dan gudang yang kurang

memadai.. Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan semen tersebut di

lokasi pekerjaan. Kapasitas gudang di proyek juga tidak mencukupi apabila menyimpan

cadangan semen terlalu banyak. Semen yang digunakan dalam bentuk zak, dengan berat 1

Zak semen = 40 Kg.

PortlandCement yang digunakan dalam proyek ini harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Semen harus dalam bentuk yang normal. Kantong tidak rusak atau pecah dan berat semen

tidak berkurang. Untuk menjaga keasliannya, segel harus dalam keadaan baik dan belum

dibuka.

b. Semen dalam keadaan baik dan tidak ada bagian semen yang mengeras melebihi 5 %.

c. Penyimpanan semen di dalam gudang yang kering (kedap air) dan berventilasi baik.

Sebaiknya semen diletakkan menggunakan alas atau hindari kontak langsung dengan

lantai gudang.

d. Jangan menyimpan semen didalam gudang terlalu lama, karna akan bisa mempengaruhi

kualitas semen.

(32)

2. Agregat Halus (sand) dan agregat kasar (Gravel)

Agregat terdiri dari agregat halus dan agregat kasar, agregat halus umumnya terdiri

dari pasir. Pasir adalah endapan butiran-butiran mineral yang mempunyai ukuran antara 0,15

mm s/d 5 mm, Sedangkan agregat kasar terdiri dari kerikil yang mempunyai ukuran antara

5 mm s/d 40 mm. Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Pasir dan

kerikil yang digunakan dalam proyek ini berasal dari sungai progo yang telah lolos dari

pengujian di laboratorium.

3. Batu Kali

Batu kali yang digunakan pada proyek ini berasal dari sungai Progo. Batu tersebut

mempunyai ukuran yang besar-besar, sehingga sebelum digunakan harus dipecah dahulu

menjadi bagian yang lebih kecil dengan menggunakan tenaga manusia. Pemecahan

menggunakan palu besi yang besar dengan cara memukulkan palu tersebut kebatu sampai

batu terpecah. Batu kali harus memenuhi peraturan yang telah direncanakan dalam RKS.

Batu kali yang digunakan pada proyek ini untuk pengerjaan pondasi cyclope dan pekerjaan

pondasi menerus. Gambar batu kasar (batu kali) dapat dilihat pada gambar 4.3

(33)

4. Air

Air yang digunakan dalam proyek ini berasal dari air sumur dengan cara memasang

pompa air untuk pendistribusiannya.

Air yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Airnya bersih.

b. Tidak mengandung bahan kimia (asam atau alkali) yang tinggi.

c. Tidak mengandung minyak dan lemak.

Sedangkan penggunaan air dalam pelaksanaan proyek digunakan untuk pembuatan

adukan beton di lapangan serta untuk keperluan para pekerja.

Syarat kandungan bahan organik dan kimia yang diperbolehkan dalam air adalah

sebagai berikut :

a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat

dilihat secara visual.

b. Tidak mengandung garam–garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik, dan

sebagainya) lebih dari 15 gr/liter.

c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebuh dari 0.5 gr/liter.

d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter.

Air sumur yang digunakan pada proyek ini telah memenuhi persyaratan dengan

diadakannya penelitian laboratorium terlebih dahulu. Air yang didapat dari air sumur ini

dinilai baik dan tidak banyak mengandung bahan yang berbahaya yang dapat merusak

bangunan.

5. Baja tulangan

Baja tulangan digunakan untuk srtuktur pondasi, balok sloof, kolom, balok lantai dan

pelat. Baja tulangan berfungsi untuk memperkuat tegangan tarik. Baja tulangan yang

digunakan adalah baja tulangan deform dan tulangan polos dengan berbagai diameter.

Sedangkan untuk kawat bendrat terbuat dari besi lunak dengan diameter 1 mm.

Baja tulangan yang digunakan harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,

gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam atau berlapis-lapis.

b. Bebas dari kotoran dan minyak yang dapat mengurangi kemampuan dalam memikul

tegangan yang terjadi pada tampang.

c. Diameter nominal baja tulangan yang digunakan harus ditentukan dari sertifikat

pengujian laboratorium dan harus ditentukan dari rumus :

(34)

D = 12,47 G

Dengan ;

D = diameter nominal, mm

G = berat baja tulangan, k

Baja tulangan yang di

mm. Terdiri dari tulangan

gambar 4.4

m

kg/m

digunakan dalam proyek ini antara lain : Ø8, P10

an Deform dan Polos. Gambar baja tulangan da

Gambar 4.4 baja tulangan

10, P12, D16, D19

(35)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan kerja praktek pada proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai

Layanan Akademik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (Tahap I) yang

terletak di karang Malang, Yogyakarta. dapat disimpulkan bahwa :

1. Manajemen pada proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai Layanan Akademik Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta cukup baik karena tidak ditemukan

kendala-kendala yang menyimpang kecuali masa pelaksanaan yang agak terlambat dikarenakan

keadaan cuaca.

• Pengawasan kurang ketat, karena masih banyak ditemukan pekerja yang tidak

memakai perlengkapan keselamatan kerja (helm dan sarung tangan).

• Mutu beton, pekerja kurang baik dalam pelaksanaan pembuatan campuran adukan

beton karena tidak memperhatikan faktor air semen.

2. Bahan bangunan tersedia cukup baik dan lancar, dan ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seperti :

• baja tulangan disimpan diluar di udara terbuka dan tidak ditutupi dengan terpal

sehingga bisa menyebabkan terjadi karat pada baja tulangan.

• Agregat halus dan kasar yang basah karena hujan sehingga mempengaruhi air

campuran saat pencampuran adukan beton.

3. Peralatan di proyek sudah cukup memadai dan lengkap.

4. Pelaksanaan pada proyek ini sudah berjalan dengan baik tetapi ada beberapa pekerjaan yang

perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya seperti:

• penggunaan concrete vibrator yang masih menyentuh tulangan sehingga menyebabkan

berubahnya jarak tulangan.

• Saat cuaca hujan, tulangan pelat dan balok lantai yang sudah dirakit tidak ditutupi

dengan terpal sehingga terjadi karat pada baja tulangan.

• Campuran adukan beton kurang diawasi perbandingannya, sehingga sering terjadi

(36)

B. Saran

1. Pengendalian terhadap pekerjaan selama di lokasi proyek harus ditingkatkan karena akan

memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun

biaya dan waktu juga pengawasan yang lebih ketat terutama untuk pekerjaan yang rumit

seperti pekerjaan struktural.

2. Saran-saran untuk bahan bangunan :

• Baja tulangan yang belum terpakai agar disimpan dengan baik dengan cara dilindungi

dari hujan atau dibuatkan tempat penyimpanan.

• Agregat halus dan kasar agar ditutupi selama tidak digunakan untuk menghindari dari

hujan sehingga tetap dalam keadaan SSD

3. Saran-saran tentang pelaksanaan diantaranya :

• Penggunaan concrete vibrator agar tidak menyentuh tulangan.

• Baja tulangan yang sudah dirakit agar dilindungi dari cuaca hujan.

• Pengawasan campuran adukan beton agar dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan

(37)

PROGRAM KERJA KONSULTAN PENGAWAS

Didalam pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung Layanan

Akademik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, perlu adanya suatu

rencana kerja yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian rupa sehingga setiap aktivitas

kerja terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.

Rencana kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka

Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan pengawasan. Selain itu, rencana kerja juga disusun

dengan mempertimbangkan referensi pengalaman kerja sejenis di beberapa tempat yang lain,

serta kondisi aktual dari perencanaan bangunan yang akan diawasi. Maka dari itu konsultan

pengawas perlu mengadakan kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan Pengawasan

a. Menghitung bobot prosentase tiap bagian pekerjaan

b. Menyiapkan fomat pelaporan

• laporan harian

• laporan mingguan

• laporan bulanan

• laporan material, tenaga dan sebagainya

c. Menyiapkan buku perintah harian, buku tamu dan buku direksi

d. Menyiapkan peralatan-peralatan yang di butuhkan di dalam pelaksanaan pengawasan

dilapangan

e. Mempelajari dan memahami dokumen lelang dengan segala perubahan yang terjadi

f. Mengevaluasi rencana dan jadwal kerja kontraktor sebagai bahan tambahan masukan

dalam melakukan kegiatan pengawasan

2. Shop drawing dan Izin mulai pekerjaan

Sebelum pekerjaan mulai, konsultan pengawas meminta gambar shop drawing kepada

kontraktor pekerjaan yang akan dilaksanakan. Selain itu izin juga di perlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :

‐ Macam pekerjaan yang akan dikerjakan

‐ Volume pekerjaan

‐ Waktu akan di mulainya pekerjaan

(38)

‐ Kesiapan tenaga kerja yang terlibat

3. Pelaksanaan Pengawasan di Lapangan

Kegiatan konsultan pengawas pada tahap pelaksanaan konstruksi bidang sipil,

arsitektur dan M/E di koordinir oleh seorang team leader. Kegiatan yang dilakukan konsultan

pengawas selama pelaksanaan konstruksi adalah :

a. Mengarahkan jalannya pelaksanaan pekerjaan pihak kontraktor sebelum tiap-tiap

bagian pekerjaan dimulai.

b. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan serta produknya, ketepatan waktu, biaya

konstruksi dengan prioritas khusus pada :

• Target meterial yaitu meliputi pengecekan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan serta time control

• Detail engineering yaitu pengecekan terhadap kebenaran rencana dan perhitungan yang ada

• Tahap pelaksanaan yaitu pengecekan terhadap persiapan pekerjaan, gudang bahan dan alat-alat kerja

• Tahap kontrol yaitu mengarahkan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan hingga selesai

c. Mendeteksi dan mendata kemungkinan perubahan dan penyesuaian yang terjadi di

lapangan untuk dilaporkan kepada pihak pengelola proyek, guna mendapatkan

pemecahan secepatnya selama masa konstruksi.

d. Mengkoordinasi, menyelenggarakan rapat evaluasi dilapangan secara periodik sesuai

dengan waktu yang telah desepakati bersama, atau rapat khusus bila dipandang perlu

karena sesuatu hal yang mendesak untuk segera dipecahkan.

e. Menyusun berita acara yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan dan peubahan yang

terjadi bila ada.

f. Menyusun berita acara penyerahan pertama (I) dan kedua (II)beserta lampirannya.

g. Menyusun gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) sebagai pelengkap dokumen

teknis proyek.

h. Membuat laporan berkala mengenai kemajuan pekerjaan.

i. Menyusun daftar kekurangan / cacat selama pelaksanaan pekerjaan serta mengawasi

pelaksanaan pemeliharaan.

(39)

4. Pengendalian Pengadaan Bahan / Material

Agar dicapai kelancaran pekerjaan pekerjaan dalam artian jalannya pelaksanaan

pekerjaan dapat

berkesinambungan perlu dibuat jadwal kedatangan material yang akan digunakan. Jadwal

kedatangan material ini dibuat oleh kontrktor yang menyajikan kapan, jenis dan volume

material yamgakan didatangkan. Mengenai pengendalian kualitas bahan, sebelum

didatangkan pengawas meminta kepada kontraktor agar diajukan terlebih dahulu untuk

disetujui.

5. Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja yang menyangkut jenis dan jumlah yang akan digunakan

disesuaikan dengan macam pekerjaan dan volume yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini

konsultan pengawas bertugas membimbing / memberi saran mengenai jenis dan jumlah

tenaga kerja yang akandiperlukan, sehingga hasilpelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan

target waktu pelaksanaan maupun kualitas hasil pekerjaan.

6. Pengendalian Peralatan Kerja

Pengendalian peralatan kerja dimaksudkan untuk menunjang kelancaran dan efektiitas

pekerjaan. Dalam hal ini konsultan pengawas memberi masukan kepada kontraktor mengenai

jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan serta tempat penyimpanan alat untuk

menunjang

kelancaran pekerjaan dan efisiensi waktu pelaksanaan.

7. Pengendalian Kualitas Pekerjaan

Agar dicapai kualitas pekerjaan yang memadai maka diperlukan pengendalian

kualitas dalam pelaksaan pekerjaan. Pengendalian kualitas pekerjaan dalam pelaksanaan

pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan :

a. Inspeksi

Merupakan suatu mekanisme pengendalian kualitas yang dilakukan dengan aturan

yang

terprogram dalam prosedur pelaksanaan yang tidak lepas dari standar teknis yang berlaku.

b. Supevisi

Merupakan pengarahan agar segala sesuatu sesuai dengan perncanaan dan sepesifikasi

disamping itu supervisi juga akan mencegah tejadinya penyimpangan dalam pelaksanaan

proyek. Agar fungsi supervisi mengenai sasaran maka dilaksanakan sebelum dan saat

(40)

8. Pengendalian Waktu Pelaksanaan

Agar didalam pelaksanaan konstruksi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

diperlukan

pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi. Alat-alat yang diperlukan adalah :

a. Time Schedule / Bar Chart

Time schedule / Bar chart dibuat oleh kontraktor dan telah disetujui oleh pengelola

proyek dan konsultan pengawas sebagai dasar untukpengendalian waktu. Time schedule / Bar

chart dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan dilengkapi dengan kurva S yang

menunjukkan prosentase komulatif pada setiap akhir minggu. Monitoring Time schedule /

Bar chart dengan cara membuat laporan prestasi mingguan dan kemudian diplotkan dengan

time schedule. Dengan cara tersebut maka dapat diketahui perbedaan prestasi antaratime

schedule dengan prestasi nyata. Apabila pekerjaan lebih lambat daripada time schedule maka

perlu di adakan evaluasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Network Planning Diagram

Network Planning Diagram dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan pengelola proyek

dan

konsultan pengawas. Dengan Network Planning Diagram maka dapat dilihat saat yang tepat

untuk melaksanakan pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekejaan.

JADWAL PERTEMUAN BERKALA

Jadwal pertemuan berkala dapat diadakan 1 (satu) minggu sekali atau menurut

keperluan (bila diperlukan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam seminggu).

Gambar

Gambar 2.1. Kolom
Gambar 2.3. Fondasi footplate
Gambar 2.4. Fondasi footplate
Gambar 2.6. Kolom utama
+7

Referensi

Dokumen terkait

bleaching akan menghasilkan minyak yang memiliki warna lebih cerah dan stabil. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah suhu, kelembapan, dan

Manajemen persediaan itu sendiri sangatlah penting karena merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan demi tercapainya tujuan dari suatu perusahaan,

Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktek KP ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Bengkalis yang telah

Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Prodi Rekayasa Perangkat Lunak Politeknik

Penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Jenjang pendidikan Ahli Madya pada Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Adminstrasi Bisnis

Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktek KP ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus di penuhi oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Bnegkalis

Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktek KP ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Bengkalis yang telah

Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktek KP ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus di penuhi oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Bnegkalis