TEORI KEPEMIMPINAN
(SITUASI, PERILAKU, SIFAT, DAN
TRANSFORMASI)
Disampaikan pada Pertemuan Keempat (Selasa, 1 Maret 2011)
Semester Gasal
Tahun Akademik 2011
TEORI KEPEMIMPINAN
(PERILAKU)
Para bawahan memandang perilaku penyelia berdasarkan dua kategori yang terdefnisi secara luas yang satu berhubungan dengan tujuan tugas
dan yang lainnya berhubungan dengan hubungan antarpribadi :
Pertimbangan : Pemimpin bertindak dalam cara yang bersahabat dengan mendukung, memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan memperhatikan kesejahteraan mereka.
Melakukan kebaikan kapada bawahan,
Meluangkan waktu untuk mendengarkan permasalahan bawahan mengenai hal penting sebelum dilaksanakan,
Bersedia menerima saran dari bawahan, dan
Memperlakukan bawahan sebagai sesamanya).
Struktur
memprakarsai
(initiating structure)
:
Pemimpin menentukan dan membuat struktur perannya sendiri dan peran para bawahan ke arah pencapaian tujuan formal.
Mengkritik pekerjaan yang buruk,
Menekankan pentingnya memenuhi
tenggat waktu,
Menugaskan bawahan,
Mempertahankan standar kinerja
tertentu,
Meminta bawahan mengikuti prosedur
standar,
Menawarkan pendekatan baru terhadap
masalah dan
Mengkoordinasikan aktivitas para
Pertimbangan
dan
struktur
memprakarsai menjadi penting untuk
menghubungkan
kategori-kategori
perilaku yang indipenden :
Pemimpin pertimbangan tinggi
dan struktur rendah
Pemimpin Struktur memprakarsai
yang tinggi;
Pemimpin tinggi di kedua bidang;
Pemimpin rendah di kedua bidang;
Sebagian
besar
pemimpin
Para peneliti di Ohio State University
mengembangkan
“Leadership BehaviorDescription Quesionnaire”
Contoh Studi Survei
Sebuah studi yang dilakukan oleh Fleishman dan Harris (1962) tentang toleransi antara pertimbangan dan struktur memprakarsai. Studi tersebut dilakukan pada sebuah pabrik pembuat truk dari International Harvester Company.
Kriteria efektivitas kepemimpinan meliputi
sejumlah keluhan tertulis dan jumlah pergantian karyawan sukarela (voluntary turnover) selama periode 11 bulan.
Kelihatannya terdapat tingkat kritis
Perspective on Efective Leadership Behavior
Hubungan antara Struktur Memprakarsai dan Tingkat Pergantian Karyawan
(sumber : leadership in organizations ; Gary Yukl; 106)
Hasil Penelitian Survei
Dalam beberapa studi, para bawahan merasa lebih puas dan memiliki kinerja yang lebih baik jika memiliki pemimpin yang membuat struktur, sedang studi lainnya menemukan hubungan berlawanan atau tidak ada hubungan yang penting sama sekali.
Studi-studi Kepemimpinan dari
Michigan
Perilaku Kepemimpinan Efektif
1. Perilaku yang Berorientasi Tugas.
Para manajer yang efektif tidak
menggunakan waktu dan usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti para bawahannya.
Sebaliknya, para manajer yang lebih efektif
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang
berorientasi pada tugas seperti
merencanakan dan mengatur pekerjaan, mengkoordinasikan kegiatan para bawahan, dan menyediakan keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang dibutuhkan.
Disamping itu, para manajer yang efektif
memandu para bawahannya dalam
menetapkan sasaran kinerja yang tinggi, tetapi realistis.
Perilaku yang berorientasi tugas yang
diidentifkasi oleh para peneliti dari
2. Perilaku yang Berorientasi Hubungan.
Bagi para manajer yang efektif, perilaku yang
berorientasi tugas tidak terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap hubungan antara manusia.
Para manajer yang efektif lebih penuh
perhatian, mendukung dan membantu para bawahan
Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan
kepemimpinan yang efektif meliputi :
memperlihatkan kepecayaan dan rasa
dipercaya,
bertindak ramah dan perhatian,
berusaha memahami permasalahan
bawahan,
membantu mengembangkan bawahan dan
memajukan karier mereka,
selalu memberi informasi kepada bawahan, memperlihatkan apresiasi terhadap ide-ide
para bawahan, dan
memberikan pengakuan atas kontribusi dan
Manajer yang efektif cenderung
menggunakan pengawasan umum daripada pengendalian ketat. Artinya para manajer menerapkan tujuan dan pedoman umum bagi para bawahan, tetapi memberikan mereka beberapa otonomi dalam memutuskan cara melakukan pekerjaan dan cara menentukan kecepatan kerja mereka.
3. Kepemimpinan partisipatif.
Para manajer yang efektif menggunakan
lebih banyak supervisi kelompok daripada mengendalikan tiap bawahan sendiri.
Pertemuan berkelompok memudahkan
partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan, memperbaiki komunikasi,
mendorong kerjasama, dan
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat berasal dari perilaku pemimpin terhadap variabel kriteriom. Sebagai contoh para pemimpin yang perhatian, menyebabkan para bawahan menjadi lebih termotivasi dan produktif
Hubungan sebab akibat berasal dari perilaku pemimpin terhadap variabel kriteriom. Sebagai contoh para pemimpin yang perhatian, menyebabkan para bawahan menjadi lebih termotivasi dan produktifLeader Behavior
Perilaku
Hubungan sebab akibat yang berlawanan ini terjadi jika perilaku pemimpin dipengaruhi oleh variabel kriterion. Misalnya, pemimpin itu lebih mendukung para bawahan yang memperlihatkan kinerja yang tinggi.
Hubungan sebab akibat yang berlawanan ini terjadi jika perilaku pemimpin dipengaruhi oleh variabel kriterion. Misalnya, pemimpin itu lebih mendukung para bawahan yang memperlihatkan kinerja yang tinggi.Leader Behavior
Kemungkinan lain adalah bahwa baik perilaku pemimpin maupun variabel kriterion terpengaruh dalam cara yang sama oleh variabel ketiga. Contoh, perilaku pemimpin maupun variabel kriterion terpengaruh dalam cara yang sama oleh variabel ketiga.
Kemungkinan lain adalah bahwa baik perilaku pemimpin maupun variabel kriterion terpengaruh dalam cara yang sama oleh variabel ketiga. Contoh, perilaku pemimpin maupun variabel kriterion terpengaruh dalam cara yang sama oleh variabel ketiga.
Criterion Variable Variabel
Kriteria
Criterion Variable Variabel
Kriteria
Criterion Variable Variabel
Kriteria
Criterion Variable Variabel
Kriteria
Criterion Variable Variabel
Kriteria
Variabel yg tdk berhubungan
Extraneous Variable
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat efektivitas, sedangkan para pemimpin yang tidak disukai diberikan peringkat yang rendah pada kedua variabel. Kemungkinan ini tidaklah mungkin jika variabel kriterion diukur secara indipenden, korelasi antara perilaku dan peringkat pemimpin dapat membumbung tinggi oleh penilaian pemberi peringkat. Para pemimpin yang amat disukai diberikan peringkat yang tinggi baik pada pertimbangan maupun efektivitas, sedangkan para pemimpin yang tidak disukai diberikan peringkat yang rendah pada kedua variabel. Kemungkinan ini tidaklah mungkin jika variabel kriterion diukur secara indipenden, korelasi antara perilaku dan peringkat pemimpin dapat membumbung tinggi oleh penilaian pemberi peringkat.
Criterion Variable Variabel
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP
TEORI SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
TOERI ORDWAY TEAD
Energi jasmani dan rohani (physical and
nervous energy)
Kepastian akan maksud dan arah tujuan
(a sense of purpose and direction)
Antusiasme atau perhatian yang besar
(anthusiasm)
Ramah tamah, penuh rasa persahabatan
dan ketulusan hati (friendlieness and efecticeness)
Integritas atau pribadi yang bulat
(integrity)
Kecakapan teknis (technical mastery)
Mudah mengambil keputusan
(decisioness)
Cerdas (intelligence)
TOERI JOHN D. MILLET
Ada empat sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
Kemampuan melihat organisasi sebagai
satu keseluruhan (the ability to see an enterprise as a whole)
Kemampuan mengambil
keputusan-keputusan (the ability to make decisions)
Kemampuan melimpahkan atau
mendelegasikan wewenang (the ability to delegate authority)
Kemampuan menanamkan kesetiaan (the
TOERI
KEITH DAVIS
Dalam bukunya yang berjudul Human Behavior at Work : Human relations and Organizational Behavior, Davis mengemukakan empat macam kelebihan sifat-sifat yang perlu dimilki oleh pemimpin, yaitu :
Intelegensia (intelligence) Memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi daripada bawahannya
Kematangan dan keluasan pandangan social (social maturity and breadth)
Mempunyai motivasi dan keinginan
berprestasi yang datang dari dalam (inner motivation and avhievement desires)
TOERI CHESTER I. BARNARD
Ada dua sifat utama yang perlu dimiliki pemimpin, yaitu :
Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fsik,
kecakapan (skill), teknologi (technology), daya tanggap (perception), pengetahuan
(perception), daya ingat (memory), imajinasi (imagination)
Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak
yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam : keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance), keberanian
TOERI RALPH STOGDILL
Periode 1904-1947 :
Dalam tahap ini, kepemimpinan ditandai dengan berbagai sifat yang meliputi : usia (chronological age); Tinggi badan (height); berat badan (weight); gejala fsik, energi, kesehatan; penampilan
(apperence); kemampuan berbicara (fuency of speak); scholarship; pengetahuan (knowlwdge); kemampuan menilai dan mengambil keputusan
(judgement and decision); kawasan (insight), keaslian; kemampuan menyesuaikan (adaptability); introvers dan extrovers (introversion – extraversion); berbagai keunggulan (dominance); inisiatif, tekun, semangat (initiative, persistence, ambition); tanggung jawab (responsibility); harga diri dan keyakinan (integrity and conviction); percaya pada diri sendiri (self confdence); pengendalian diri, optimis (mood controle, mood optimission); pengendalian emosi (emotional control); social and economic status; aktivitas sosial dan mobilitas (social activity and mobility); kegiatan olah raga (biosocial activity); kecakaan bergaul (social skill); ketenaran, wibawa (popularity, prestige); kerja sama
Periode 1948-1970 :
Pada tahap ini ada banyak variabel yang dikelompokkan menjadi komponen pokok sebagai berikut :
Physical characteristics (ciri-ciri fsik) :
activity, energy (aktivitas, kekuatan), age
(usia), appearance, grooming (penampilan,
kerapihan), height (tinggi badan), weight
(berat badan)
Social background (latar belakang sosial) :
education (pendidikan), social status (status sosial), mobility (mobilitas)
Intellegence and ability (kecerdasan dan
kecakapan): intelligence judgement,
decisiveness (kemampuan menilai,
Personalty (kepribadian), adaptability
(penyesuaian diri), adjustment, normality
(penyesuaian diri, biasa), aggressiveness,
assertiveness, alertness (ketekunan),
ascendance, dominance (pengaruh,
keunggulan), emotional balance, control
(penguasaan emosi, pengendalian),
anthusiasm, extroversion, independence, nonconformity (kebebasan, ketidakserasian),
objectivity, though-mindedness, originality, creativity, personal integrity, ethical conduct, resourcefulness (banyak akal budinya), self confdence, strongth of conviction (kuat pendirian), tolerance of stress
Task related characteristic (ciri-ciri yang
berorientasi pada tugas) : achievement drive,
desire to excel (dorongan berprestasi,
unggul), drive for responsibility (dorongan
bertanggung jawab), enterprise, initiative
(kepelaporan, inisiatif), persistence against
(tangguh menghadapi halangan), responsible
in pursuit of objectives (bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan), task orientation
Social characteristic (semangat kerja sama) :
ability to enlist cooperative (kesanggupan
untuk memperoleh kerja sama),
administrative ability, attractiveness (daya
tarik), cooperative nurturance (berjiwa
mengasuh), popularity, prestige, sociability, interpersonal skills (kemampuan bekerja
sama, kecakapan saling berhubungan) social
TOERI EMPU PRAPANCA DAN RUSLAN ABDULGANI :
Para pendahulu kita sesungguhnya telah mewariskan nilai-nilai kepemimpnan yang sangat tinggi dan mulia. Di dalam ajarannya terkandung nilai-nilai moral yang lebih awal harus ditanamkan sehingga akan mendarah daging dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada tiga alasan prinsip :
Nilai-nilai moral yang mencerminkan berbagai
petunjuk, nasihat, pengendalian diri, kewajiban, dan sebagainya pada hakikatnya bersumber dari nilai-nilai Pancasila
Ajaran kepemimpinan “keteladanan”
menempatkan pemimpin sebagai tokoh panutan yang ucapan, perilaku dan tindakannya selalu dijadikan contoh, daya penggerak bagi bawahan dan lingkungannya
Bila pemimpin sudah menguasai secara baik
TOERI RUSLAN ABDULGANI
Seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan dari yang dipimpin. Dengan adanya kelebihan, kewibawaan seseorang akan selalu dapat dipertahankan, sehingga ketaatan dari bawahan dapat terpelihara.
Kelebihan tersebut meliputi empat hal,
yaitu :
Moral dan akhlak
Jiwa dan semangat
Ketajaman intelek dan persepsi
BEBERAPA KELEMAHAN
Teori yang dikemukakan di atas disamping mendapat pertentangan dari berbagai pihak, dalam prakteknya mempunyai kelemahan yang sulit dipraktekkan. Kelemahan tersebut antara lain :
Diantara para pendukung teori tersebut tidak
ada kekompakan sehingga timbul berbagai pendapat diantara para pendukung teori tersebut
Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak mempunyai analisis bagaimana sifat-sifat itu
kaitannya dengan keberhasilan seorang
pemimpin
Tidak selalu ada relevansi antara-antara sifat yang dianggap unggul tersebut dengan efektivitas kepemimpinan
Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur
masing-masing sifat yang berbeda-beda satu dengan yang lain
Situasi dan kondisi tertentu dimana
kepemimpinan dilaksanakan, memerlukan