GARUDA MEMBANGUN LANDASAN BISNIS DOMESTIK MENUJU PASAR GLOBAL
1. Bangkit di Pascakrisis
Masalah dan isu pelayanan jasa penerbangan menjadi sangat krusial bagi Maskapai Penerbangan di Indonesia sampai sekarang karena berbagai peristiwa kecelakaan penerbangan. Dari catatan dan pelaporan yang dilakukan oleh direktorat Perhubungan, dalam kurun waktu 2004-2007 tercatat 4 kali kecelakaan yang fatal yang mengakibatkan kematian (korban jiwa), (http://hubud.dephub.go.id/?id+statistik+ detail+angud). Adapun kecelakaan yang dilaporkan tidak termasuk penundaan keberangkatan karena ditemukan adanya berbagai kerusakan yang berdampak terhadap penundaaan dan pembatalan penerbangan . Berkaitan dengan ini, maka “hukuman” yang diberikan oleh Masyarakat Global adalah tindakan berupa pelarangan terbang (ban) ke wilayah tujuan Eropa. Tindakan pelarangan demikian menjadi ancaman serius karena hal ini tidak saja akan mempersempit ruang bisnis penerbangan, tetapi lebih dari itu mempengaruhi citra pelayanan jasa lainnya khususnya turisme. Pada akhirnya dampak daripada keadaan ini adalah macetnya pertubuhan ekonomi Nasional.
Maskapai Penerbangan Garuda dengan unit bisnisnya bagaimanapun termasuk terdepan akhir-akhir ini setidaknya untuk tingkat lokal (Indonesia). Dari hasil pemilihan kelompok independen diketahui bahwa jasa pelayanan Garuda masih tergolong terbaik dalam hal pelayanan pelanggan. Kenyataan ini menjadikan Garuda menjadi pilihan. Selanjutnya keseriusan Garuda dalam menerapkan pelayanan dapat juga dicatat. Tahun 2008, Garuda berhasil menerima ISO dua buah dari Lembaga Independen yang bertaraf Internasional yaitu untuk Unit Cargo Garuda dan Unit Garuda Sentra Medika akan mengirim produk (barang/ jasa) yang dinilai telah memenuhi persyaratan. Walau harus dicatat bahwa salah satu tuntutan daripada Penerbangan Eropa untuk memeberikan pelayanan keselamatan oleh ME dinilai belum terpenuhi, sehingga larangan (ban) terhadap penerbangan Garuda masih menjadi kendala utama Garuda dalam melebarkan sayap secara global.
2. Garuda Terdepan
Sampai sekarang Garuda termasuk Maskapai Penerbangan yang dominan di Indonesia, untuk penerbangan domestik. Pada dekade 80an, Garuda masih terdepan di wilayah Asia Tenggara, dibanding dengan Singapura Airlines, khususnya bila dilihat dari jumlah pesawat yang dikelola. Akan tetapi, pembenahan dan orientasi yang terlambat membuat Garuda tertinggal jauh dibanding dengan Singapore Airline sampai sekarang. Di era tahun 2000, apa yang terlihat jelas dilakukan oleh Garuda adalah pelayanan di pasar domestik. Kelihatan bahwa Garuda akan membenahi landasan di pasar domestik sambil tetap memelihara kesempatan di pasar global. Tahun 2008, Garuda memperoleh standar pelayanan terbaik di Indonesia. Artinya Garuda terdepan dalam pelayanan kepada pelanggan. Guna melanjuti perluasan bisnis, maka diterapkan strategi pertumbuhan, sehingga dicanangkanbw pada Tahun 2014 dengan mengadopsi quantum leap, diharapkan jumlah pesawat Garuda telah mencapai 120 uni. Chika
3. Pasar Domestik
Dari laporan Cetak Biru Transportasi Udara Direktorat Perhubungan (2005), diketahui korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan penumpang transportasi udara. Selanjutnya, diketahui kecenderungan pertumbuhan jumlah penumpang semakin menunjukkan angka yang pesat. Mengamati Tahun 1995 – 2004, setelah melewati tahun krisis diketahui bahwa pertumbuhan jjumlah penumpang berkisar 7,3 – 10 persen. Pada tahun 2004 jumlah penumpang menjcapai 11.841.373 orang. Keadaan ini terus membaik dengan meningkatnya jumlah penumpang pada Tahun 2009 mencapai 26.993.265. Ada banyak hal yang mengakibatkan peningkatan dan pertumbuhan jumlah penumpang ini yaitu: i) adanya UU yang menjamin kebebasarn membuka bisnis di bidang transportasi udara, ii) harga relatif tiket pesawat yang mengalami penurunan bilamana dibanding dengan transportasi darat, dan iii) praktitk otonomi daerah yang mendorong munculnya Maskapai Penerbangan yang dikelola oleh pemerintah daerah baik secara sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga.
Tumbuhnya pasar domestik ini sangat menjanjikan kepada bidang usaha Maskapai Penerbangan karena tersedianya pasar potensil yang cukup luas. Luas wilayah Indonesia yang ditandai dengan penyebaran wilayah karena sebagian besar terdiri dari kepulauan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan permintaan terhadap angkutan penerbangan .
Gambar. 1. Load Factor Empat Maskapai Penerbangan Teratas Tahun 1996 – 2004 Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1. Keadaan load factor dalam kurun waktu 1990 – 2004 mengalami peningkatan yang kontinu, dengan catatan bahwa Mandala menempati posisi teratas. Sementara Garuda pada tahun 2002 menempati load factor tertinggi.
Persaingan. Persaingan di tingkat lokal dapat dilihat dari sisi harga dan bukan harga. Ada indikasi bahwa harga tiket tidak selalu menjadi modus yang menentukan keputusan pelanggan mementukan pilihan, akan tetapi lebih ditentukan oleh jasa penerbanganlain seperti: ketepatan waktu, pelayanan di udara, dan pelayanan bagasi. Dalam hal kedua ini Garuda bagaimanapun menempati posisi teratas. Akan tetapi bentuk persaingan bukan saja dalam hal tersebut, akan tetapi juga persaingan yang menyangkut Maskapai Penerbangan dari luar yang beroperasi di Indonesia.
Tantangan Global. Keselamatan penerbangan menjadi fokus kebijakan memasuki pasar global. Ketegasan pemberian sanksi bagaimanapun harus diatasi dengan membangun keyakinan bahwa penerbangan Gruda dari Indonesia mampu memberikan jaminan keselamatan kepada penumpannya. Hal demikian tidak saja dilakukan dengan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan, akan tetapi dimulai dari pencitaan pengembangan kultur akan penitnngya kesealmatan dalam penerbangan . Sehubungan dengan itu, pada Tahun 2009 diumumkan 10 Maskapai Penerbangan penerbangan 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
2 Singapore Airlines 3 Asiana Airlines 4 Qatar Airways 5 Emirates 6 Qantas
7 Etihad Airways 8 Air New Zealand 9 Malaysia Airlines 10 Thai Airways
Dari pengumuman demikian terlihat bahwa Garuda belumtermasuk, walau tiga dari penerbanganitu patut ddisejajarkan dengan Garuada Yaitu Singapore Airlines, Malaysia Airlines dan Thai Ariways, dapat dijadikan Benchmark karena memang dalam banyak hal setar dengan kondisi di Indonesia.
4. Membenahi Kondisi Internal
Pertanyaan.
1. Dalam hal PT. Garuda memutuskan Go Public, apakah menurut anda itu keputusan strategis, bila ya jelaskan alasannya sesuai dengan persyaratankeputusan strategis.
2. Salah satu ancaman PT. Garuda adalah ancaman tidak boleh terbang ke wilayah Eropa. Bagaimana menurut anda hal ini dapat di atasi bilamana menggunakan konsep tata kelola yang baik (good governance). Di satu sisi pasar global sangat menjanjikan, sementara kompetensi internal dinilai belummemadai.
3. Lakukanlah analisis lingkungan Maskapai Penerbangan Penerbangan Garuda, khususnya analisis lingkungan internal dan eksternal.
Daftar Bacaan
Cyrillus, H.H,, 2010. Prosfek Industri Penerbangan Indonesia, http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/315510/
Anonim, 2005. Cetak Biru Tranportasi Udara 2005-2024 (Konsep Akhir), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, Jakarta.
_______, 2010. Garuda Terima Dua Sertifikat ISO 9001: 2008,
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/garuda-terima-dua-sertifikat ISO 9001, Diunduh 20 Maret 2010.
_______, 2010. Statistik angka Kecelakaan Penerbangan Indonesia,
(http://hubud.dephub.go.id/?id+statistik+detail+angud), diunduh 6 April 2010. _________, 2099. Top 10 Best Airlines World 2009. http://www.topix.com/forum /world/ malaysia/T7TV82GP44TM7TE0I