• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS KEHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS KEHAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS KEHAMILAN

SERTA ADAPTASI KELUARGA TERHADAP KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi yang Dibimbing

oleh Ny. Anita Rahmawati, M. Kep, Ns

Erwan Trisnanto

NIM: 1612057

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA

BBLITAR

(2)

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS KEHAMILAN SERTA ADAPTASI KELUARGA TERHADAP KEHAMILAN

1.

Pengertian 1.1. Ibu Hamil

Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) (Saminem, 2006: 1). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998: 4).

Menurut Manuaba (1998) bahwa kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu: a. Triwulan pertama: 0-12 minggu

b. Triwulan ke dua: 13-28 minggu c. Triwulan ke tiga: 29-42minggu

Semua sistem tubuh mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang disebut perubahan fisiologis kehamilan (Hamilton, 1995: 64). Selain bersifat fisiologis, kehamilan juga bersifat patologis.

1.2. Perubahan Fisiologis Kehamilan

Berikut perubahan fisiologis kehamilan menurut Heffner dan Schust (2006: 50-51):

a. Sistem Cardiovascular

Volume darah yang bersirkulasi pada ibu kehamilan trimester 1 dan 2 meningkat

40% (

3500

cm

3 menjadi 5000

cm

3 ) dikarenakan menguatnya system renin-angiotensin. Kapasitas pengangkut O2 harus dipertahankan saat terjadi

peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorbsi Fe meningkat untuk memenuhi peningkatan Hb selama penambahan volume. TD ibu menurun pada awal trimester 2 danperlahan akan meningkat lagi pada trimester 3 seperti kadar sebelum kehamilan.

b. Sistem Respirasi

Hb janin mengikat O2 pada tekanan pasial yang lebih rendah dibandingkan

dengan Hb ibu sehingga terjadi transfer

O

2 dari ibu ke janin ibu lewat placenta.

(3)

 Laju filtrasi glomerolus (glomerular filtration rate/GFR) dan aliran plasma ginjal (renal lasma flow/RPF) pada maternal meningkat pada awal kehamilan. Pada pertengahan kehamilan GFR maternal meningkat 50% dan tetao meningkat selama kehamilan. Sebaliknya RPF menurun pada trimester 3. Sehingga akibat peningkatan GFR, kreatinin dan ureum serum pada kehamilan lebih rendah dibandingkan pada keadaan tidak hamil. Bersihan kreatinin meningkat.

 Na meningkat 60-70% menyrtai peningkatan GFR. Progesteron mengakibatkan buangan Na dengan cara mempengaruhi reabsorbsi Na pada tubulus proksimal. Sehingga aldosteron meningkat 2-3x kadar normal.

 Peningkatan GFR menurunkan reabsorbsi glukosa, sehingga terdapat 15% glukosa pada urin tanpa penyakit DM.

 Pemingkatan volume urin pada setengah akhir kehamilan karena obstruksi mekanis oleh uterus disertai relaksasi progesterone terhadap otot polos. Aliran urin melambat s0ehingga meningkatkan risiko infeksi ginjal.

d. Saluran Gastrointestinal dan Metabolisme

 Laktogen placenta (hPL) merangsang lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas sehingga suplai glukosa terus-menerus ditransfer ke janin, sehingga mengakibatkan kelaparan yang terus-menerus pada wanita hamil.

 Progesteron merelaksasi otot polos sehingga lambung menjadi lambat. Pengosongan kandung empedu lebih lama dan cairan empedu cenderung untuk mengendap si dalam saluran empedu dan duktus koledokus. Hal yang sering dijumpai adalah mual, muntah, konstipasi, dan nyeri dada.

e. Sistem Hematologis

Terjadi anemia ringan karena produksi Hb dan massa total eritrosit meningkat akibat produksi eritropoietin.

f. Kelenjar Tiroid

Estrogen meningkat yang menstimulasi protein hati termasuk produksi thyroid

binding globulin/TBG . Serta total T3 dan T4 lebih tinggi, namun junlah

T

3 dan

T

4 bebas normal.

g. Sistem Imun

Perubahan respon imun maternal selama kehamilan mengakibatkan peningkatan jumlah serangan dan perjalanan penyakit yang lebih berat dan lama karena pajanan pathogen virus tertentu (missal: varisela atau chickenpox).

(4)

Hormon melanotropik yang bersirkulasi meningkat selama kehamilan akibat peningkatan produksi molekul precursor POM-C. Sehingga warna kulit menjadi lebih gelap di daerah pipi (kloasma) dan di linea alba (suatu garis yang sedikit berpigmen pada kulit dari umbilikus sampai pubis). Rambut juga dapat mengalami kerontokan akibat sinkronisasi siklus pertumbuhan folikel rambut selama kehamilan.

1.3. Perubahan Patologis Kehamilan

(5)

Sumber: Manuaba dkk (2006: 29) a. Hiperemesis Gravidarum

Menurut Mosedalam Sastrawinata dkk (2005) bahwa hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah pada kehamilan muda di 16 minggu pertama di mana 66% mengalami mual dan 44% mengalami muntah yang diperkirakan disebabkan oleh tingginya kadar korionik gonadotropin atau hormone estrogen pada ibu hamil, factor psikis di mana penerimaan ibu terhadap kehamilannya, gangguan fraktus digestivus pada penderita DM, gangguan sentral pusat muntah (chemoreceptor trigger zone), dan gangguan metabolisme hati (fungsi hati, kandung empedu, pancreatitis, dan ulkus peptikum).

b. Abortus

Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi pada usia hamil muda sampai 20 minggu dengan jenis abortus imines, insipiens, inkomplit, komplit, habitualis, dan missed (Huliana, 2001: 38).

 Abortus Imines

Didiagnosis bila wanita hamil < 20 minggu mengeluarkan darah sedikit per vaginam dengan beberapa kali perdarahan, sedikit nyeri perut bawah atau punggung bawah seperti saat menstruasi. Setengah dari abortus iminens akan terjadi abortus komplet atau inkomplet dan kehamilan ada risiko premature atau gangguan pertumbuhan dalam rahim. Hal tersebut terjadi karena erosi porsia mudah berdarah waktu hamil, polip serviks, ulserasi vagina, kehamilan ektopik, kelainan trofoblas, placenta sign (perdarahan dari pembuluh darah sekitar placenta) (Krisnadi dalam Sastrawinata dkk, 2005: 4-5).

 Abortus Insipiens

Wanita hamil dengan banyak perdarahan, keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi kuat uterus, dan dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini adalah kontra indikasi, perdarahan juga dapat mengakibatkan ibu apabila jaringan tertinggal dan menyebabkan infeksi ) (Krisnadi dalam Sastrawinata dkk, 2005:6).

(6)

Sebagian dari konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta). Perdarahan banyakn dan terus berlangsung sehingga membahayakan ibu. Serviks terbuka karena ada benda di dalam rahim (corpus alienum) sehingga uterus berusaha mengeluarkannya sehingga ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat nyeri abortus insipiens (Krisnadi dalam Sastrawinata dkk, 2005: 7).

 Abortus Komplit

Hasil konsepsi lahir lengkap sehingga tidak perlu dilakukan kuretasi. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai (Krisnadi dalam Sastrawinata dkk, 2005: 8).

 Abortus Habitualis

Bila abortus spontan terjadi 3x berturut-turut atau lebih. Terjadi karena kelainan genetic (kromosomal), hormonal (imunologik), dan kelainan anatomis (Krisnadi dalam Sastrawinata dkk, 2005: 8-9).

 Missed Abortion

Perdarahan pada kehamilan muda yang disertai tertinggalnya hasil konsepsi yang sudah mati. Biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus iminens lalu akan hilang spontan setelah pengobatan. Tanda-tanda janin telah meninggal di dalam rahim antara lain rahim tidak bertambah besar melainkan lebih kecil, test kehamilan positif menjadi negative setelah janin meninggal 10 hari (Huliana, 2001: 39).

c. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan terjadi di luar rahim: tuba, ovarium, atau rongga perut. Akan tetapi dapat terjadi di dalam rahim di tempat luar biasa: serviks, pers interstisialis tuba, atau dalam tanduk rudimenter rahim. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit menular seksual (PMS), apendisitis atau endometriosis, pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, penggunaan kontrasepsi seperti AKDR dan KB suntik derivate progestin, operasi memperbaiki potensi tuba, abortus provokatus dengan infeksi, fertilisasi oleh obat-obatan pemacu ovulasi (fertilisasi in vitro), tumor yang mengubah tuba( mioma uteri dan tumor adneksa)( Wirakusumah dalam Sastrawinata dkk, 2005 16-17).

(7)

Kehamilan Mola adalah kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan plasenta atau calojn plasenta yaitu jonjot-jonjot korion dari placenta yang tumbuh berganda. Pacenta berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung cairan yang cukup banyak sehingga menyerupai buah anggur. Biasanya ibu yang hamil anggur tampak seperti hamil biasa, tetapi beberapa minggu perutnya cepat membesar kadang disertai muntah yang hebat, nyeri perut, kontraksi, dan sesekali muncul bercak darah pada vagina bahkan perdarahan banyak. Hamil anggur tidak membentuk janin dan biasanya akan keguguran minggu ke 12-14 (Huliana, 2001: 46).

e. Kehamilan dengan Infeksi

Penyakit infeksi pada ibu hamil digolongkan dalam berbagai cara, berdasarkan area, cara penularan, dan agen penyebabnya. Penyakit hubungan seksual adalah penyakit yang ditularkan dengan hububgan seksual oral atau genital. Ibu yang mengalami infeksi maka janin di intrauteri akan memiliki risiko tinggi tertular dan risiko tertular saat lahir. Sehingga penyakit hubungan seksual diakronimkan dalam TORCH Hamilton (1995: 108-109).

T: Toxoplasmosis

IUFD berhubungan dengan preeklamsia atau eklamsia, abrupsio placenta, placenta previa, diabetes, infeksi, anomaly congenital, dan penyakit isoimun. Tanda kematian janin adalah kurangnya gerakan janin yang diikuti dengan menurunnya secara bertahap tanda-tanda dan gejala kehamilan (Hamilton, 1995: 185).

g. Gangguan Tumbuh-Kembang Janin Intrauterin

Menurut Manuaba dkk (2007: 254) bahwa pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri dipengaruhi oleh faktor maternal, placenta dan tali pusat, dan faktor janin dalam uterus.

(8)

o Kondisi sehat optimal dapat dibuktikan dengan pemeriksaan antenatal care dengan faktor-faktor:

 Fundus uteri sesuai umur kehamilan

 Quickening mulai umur kehamilan 14-16 minggu  DJJ terdengar sejak kehamilan 14 minggu

o Pertambahan BB ibu

1

2

kg/minggu dengan BB hamil aterm peningkatannya 14-16 kg.

o Hb > 12 gr% dan komponen darah lain normal  Faktor Placenta dan Tali pusat

Gangguan placenta dapat mengganggu tumbuh kembang janin intrauteri. Pembuluh darah umbilikus yang tertutup menyebabkan asfiksia intrauteri sampai kematian.

 Faktor Janin dalam Uterus

o Faktor Genetik

Kelainan kongenital ringan yang tidak menimbulkan kematian janin, kelainan kongenital mengganggu pertumbuhan alat vital yang menimbulkan kematian, dan kelainan kongenital yang bersifat fatal.

o Air Ketuban

Volume normal 500-1500 cc. Air ketuban dapat diperiksa untuk menentukan tingkat kesejahteraan janin: insifisiensi placenta, kematangan paru, pemeriksaan bioprofil janin, petunjuk kelainan berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks interna yang disebabkan oleh kehamilan dengan ibu usia lanjut, multiparatis, dan riwayat seksio sesarea. Penegakan diagnosis berdiri jika ada perdarahan tanpa nyeri pada usia kehamilan > 22 minggu,darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia, syok, tidak ada kontraksi uterus, bagian terendah janin tidak masuk PAP, dan kondisi janin normal atau terjadi gawat janin.

(9)

Menurut Kemenkes (2013: 99) bahwa solusia placenta adalah terlepasnya placenta dari tempat impantasinya. Penegakan diagnosis berdiri jika perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap, warna darah kehitaman cair tetapi mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru, syoik tidak sesui jumlah darah keluar (terdembunyi), anemia berat, gawat janin (hilangnya DJJ), dan uterus tegang terus menberus disertai nyeri.

i. Persalinan Prematur j. Ketuban Pecah Dini

Menurut Kemenkes (2013: 122) KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Di mana ibu merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba. Hasil pemeriksaan inspekulo dengan spekulum steril untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang diforniks posterior dan apabila tidak ada maka gerakkan sedikit bagian terbawah janin atau minta ibu mengeran. Faktor predisposisi antara lain riwayat KTD, infeksi traktus genital, perdarahan antepartum, dan merokok. k. Hipertensi Dalam Kehamilan

Berikut keterangan tentang hiprtensi pada kehamilan menurut Kemenkes (2013):

 Hipertensi Kronik

TD: 140/90 mmHg, sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil/diketahui ada hipertensi di usia kehamilan <20 minggu, tidak ada proteinuria (Kemenkes, 2013: 109).

 Hipertensi Gestasional

TD: 140/90 mmHg, tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil (TD normal di usia kehamilan <12 minggu), tidak ada proteinuria, dapat disertai tanda gejala preeklamsia ( nyeri ulu hati dan trombositopenia) (Kemenkes, 2013: 111).

 Preeklamsia

o Preeklamsia Ringan

TD:

140/90 mmHg usia kehamilan >20 minggu, proteinuria 1+ atau protein kuantitatif >300 mg/24 jam.

(10)

TD: 160/110 mmHg usia kehamilan >20 minggu, proteinuria

2

atau protein kuantitatif >5 g/24 jam. Preeklamsia berat juga bisa ditemukan:

 Trombositopenia (<100.000 sel/Ul), hemolisis mikroangiopati  Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas  Sakit kepala, skotoma penglihatan

 Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnionEdema par dan/ gagal jantung kongestif

 Oliguria (<500ml/24 jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

 Eklamsia

Kejang umum dan/ koma, ada tanda dan gejala preeklamsia, dan tidak ada kemungkinan penyebab (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

1.4. Adaptasi Keluarga dengan Kehamilan

Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) bahwa keluarga adalah kumpulan 2 orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional, dan individu mempunya peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) juga menegaskan bahwa slah satu fungsi keluarga adalah sebagai pemelihara kesehatan keluarga di mana keluarga memiliki fungsi mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas. Sesuai fungsi keluarga sebagai pemelihara kesehatan keluaraga bahwa menurut Suprajitno (2004) tugas keluarga di bidang kesehatan antara lain:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar bagi keluarga

(11)

2.

Patofisiologis

Pada keluarga dengan ibu hamil memerlukan adaptasi terhadap kehamilan fisiologis maupun patologis. Fungsi keluarga menentukan kesehatan dalam menghadapi proses kehamilan anggota keluarag. Pada keluarga yang adaptif, keluarga dapat memberikan perawatan kepada ibu hamil fisiologis dengan baik dan meminimalkan segala risiko pada kehamilan patologis, namun apabila keluarga maladaptif maka akan timbul berbagai masalah.

3.

Pathway

7. Gg. Tumbuh kembang intra uteri 8. Perdarahan antepartum

9. Persalinan prematur 10.KPD

11.Hipertensi dalam kehamilan

Tugas keluarga di bidang kesehatan

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga 3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

(12)

4.

Diagnosis Keperawatan

Masalah keperawatan yang mungkin muncul menurut NANDA dalam Suprajitno (2004):

a. Gangguan proses keluarga

b. Gangguan pemeliharaan kesehatan c. Konflik pengambilan keputusan d. Defisit pengetahuan

e. Risiko tinggi perilaku kesehatan f. Risiko terjaidi trauma

NANDA dalam Suprajitno (2004):

1. Gangguan proses keluarga 2. Gangguan pemeliharaan

kesehatan

3. Konflik pengambilan keputusan 4. Defisit pengetahuan

5. Risiko tinggi perilaku kesehatan

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Saminem.

2006.

Kehamilan

Normal

.

Jakarta:

EGC.

(

https://books.google.co.id/books?

id=p_Nqdyogdo8C&pg=PA1&dq=perubahan+fisiologis+ibu+hamil&hl=en&s

a=X&redir_esc=y#v=onepage&q=perubahan%20fisiologis%20ibu

%20hamil&f=false

), diakses pada23 September 2016

Manuaba, I. B. G. 1998

. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga

Berencana

Untuk

Pendidikan

Bidan

.

Jakart:

EGC.

(

https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=o7rIQ70xKjYC&oi=fnd&pg=PA1&dq=perubahan+fisiologis+

+pada+ibu+hamil+mu+Kebidanan,+Penyakit+Kandungan+

%26+Keluarga+Berencana+Untuk+Pendidikan+Bidan&ots=ng9_aUMKpF&si

g=XnvDL3MFXgdDIG3cOlb69zNcnAs&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

)

, diakses pada 23 September 2016.

Hamilton., P. M. 1995.

Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6

. Jakarta:

EGC.

(

https://books.google.co.id/books?

id=dpdF9nPItewC&pg=PA63&dq=perubahan+fisiologis+kehamilan+trimester

&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

), diakses pada

23

September 2016.

(14)

c=y#v=onepage&q=perubahan%20fisiologis%20ibu%20hamil&f=false

),

diakses pada 23 September 2016.

Manuaba., I. A. C., Manuaba., I. B. G. F., & Manuaba., I. B. G. 2006

. Buku Ajar

Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan

. Jakarta: EGC.

(

https://books.google.co.id/books?

id=4Bi81bklxPQC&pg=PA29&dq=patologis+kehamilan&hl=en&sa=X&redir

_esc=y#v=onepage&q=patologis%20kehamilan&f=false

), diakses pada 24

September 2016.

Editor, Sastrawinata, S., Martaadisoebrata, D., & Wirakusumah, F. F. 2005.

Obstetri Patologi Edisi 2.

Jakarta: EGC. (

https://books.google.co.id/books?

id=5SXtVDOPciIC&pg=PA21&dq=patologis+kehamilan&hl=en&sa=X&redir

_esc=y#v=onepage&q=patologis%20kehamilan&f=false

) diakses pada 24

September 2016.

Huliana, M. 2001.

Panduan Menjalani Kehamilan Sehat

. Jakarta: Puspa Swara.

(https://books.google.co.id/books?

id=9JXc3Fg42VIC&pg=PA38&dq=abortus+adalah&hl=en&sa=X&ved=0ahU

KEwiUtMrMxqjPAhUEv48KHYmdAfQQ6AEITzAI#v=onepage&q=abortus

%20adalah&f=false), diakses pada 24 September 2016.

Manuaba., I. A. C., Manuaba., I. B. G. F., & Manuaba., I. B. 2007

. Pengantar

Kuliah Obstetri

. Jakarta: EGC. (

https://books.google.co.id/books?

id=KSu9cUd-cxwC&printsec=frontcover&hl=id

) diakses pada 24 September

2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

Buku Saku Pelayanan

Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Suprajitno. 2004.

Asuhan KeperawatanKeluarga: Aplikasi dalam Praktik

. Jakarta:

EGC.

(

https://books.google.co.id/books?

id=dpbPuogtmNkC&printsec=frontcover&dq=diagnosis+keperawatan+keluarg

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian apoptosis dengan metode pengecatan akridin-orange pada perlakuan dengan isolat 5 fraksi etil asetat ekstrak petroleum eter daun mahkota dewa (Phaleria..

3 Pilih kenyataan yang tidak benar mengenai syarat sah sewa A Kontrak sewa tamat dengan sebab tamat tempoh B Barang yang disewa itu hendaklah memberi faedah C Manfaat

Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mata ajaran TAK ini adalah perkuliahan aktif ( active lecturing ) dan pembelajaran kolaboratif.. ( collaborative

Dengan adanya penerjemahan ini, intelektualisme yang telah berkembang di dunia Islam di masa sebelumnya akan memberikan kontribusi yang sangat berarti atas kemajuan

Dengan demikian suatu pembiayaan kesehatan dikatakan baik, bila jumlahnya mencukupi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

Hal ini menggambarkan bahwa dari sisi penanaman nilai-nilai sosial inilah santri ngawulo banyak yang datang memilih tinggal di Pondok Pesantren Sunan Drajat

Perbedaannya adalah 3 komponen inti yang di design yaitu : Service yang bersifat bebas(loosely Coupled) , service yang memelihara sebuah relasi dimana ketergantungan

Kemampuan Melaka menjadi sebuah pelabuhan yang penting di dunia pada zaman ini berdasarkan kepada beberapa faktor iaitu kedudukan yang strategik, perairan