• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerja Sama ASEAN Korea Free Trade Area.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerja Sama ASEAN Korea Free Trade Area.d"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA SAMA

ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA (AKFTA)

Desi Annisa Putri

Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipatiukur No. 112-114, Bandung, 40132, Indonesia

desi.kyu@gmail.com

Abstract

ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) is agreement country- gatra BETWEEN MEMBERS WITH ASEAN Korea to review realizing a Free Trade Area by eliminating or reducing barriers Barriers to Trade in Goods Both price and non price, AKSes Market improvement, enhancement Simultaneously hearts Economic Cooperation Framework increasing the Community Welfare ASEAN and Korea. As with other Economic Cooperation Yang tried to realize a Free Trade, Cooperation AKFTA Also singer aims to review facilitate flow of goods and capital. Cooperation Singer run Principles of International Trade The global trade regime promoted by the World Trade Organization (WTO). In a Memorandum of Understanding (MoU) can be known that the ADA many parties involved The singer Cooperation hearts. General operating, its main actor can be classified Being Alone Namely parties prayer ASEAN and South Korean government.

Keywords: AKFTA, Free Trade, Economy

Abstrak

ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) adalah kesepakatan antara negara- negara anggota ASEAN dengan Korea untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif, peningkatan akses pasar, sekaligus peningkatan kerjasama ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan Korea. Seperti kerjasama ekonomi lainnya yang berusaha mewujudkan perdagangan bebas, kerjasama AKFTA ini juga bertujuan untuk memperlancar arus barang dan modal. Kerjasama ini menjalankan prinsip-prinsip perdagangan internasional yang dipromosikan oleh rezim perdagangan global World Trade Organization (WTO). Dalam Memorandum of Understanding (MoU) dapat diketahui bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam kerjasama ini. Secara umum, aktor utamanya dapat diklasifikasikan menjadi dua pihak saja yaitu ASEAN dan Pemerintah Korea Selatan.

(2)

1. Pendahuluan

2.1. Latar Belakang

Tulisan ini adalah mengenai kerjasama antara ASEAN dengan Korea Selatan yang membentuk Free Trade Area (Kawasan Perdagangan Bebas) untuk mempermudah hubungan dagang antara kedua belah pihak. Pada tahun 2005, ASEAN dan Republik Korea ditandatangani Persetujuan Kerangka Kerja Komprehensif Ekonomis Kerjasama, yang

mengatur panggung untuk

penandatanganan empat perjanjian yaitu Perdagangan Barang, Jasa, Investasi, dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa. Semua ini membentuk instrumen hukum untuk mendirikan ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA).

Perjanjian kerja sama ekonomi dan perdagangan berawal dari kesepakatan Uruguay Round (WTO, 2015). Kesepakatan tersebut mampu merangkul 123 negara yang tergabung kedalam sebuah organisasi bernama World Trade Organization (WTO). Kesepakatan dalam WTO bertujuan untuk menciptakan perdagangan dunia yang bebas, adil, dan terbuka. Kesepakatan tersebut mampu memberikan kemudahan dalam mengakses pasar barang dan jasa dan mampu

mengurangi hambatan dalam perdagangan bebas.1

Upaya mewujudkan kesepakatan WTO berupa penghapusan hambatan tarif dan non tariff dilakukan melalui liberalisasi perdagangan. Liberalisasi perdagangan dilakukan dengan berbagai bentuk diantaranya Free Trade Agreement (FTA). FTA merupakan perjanjian dua negara atau lebih yang setuju untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan baik berupa hambatan tarif dan non tarif. FTA bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.2

Keberhasilan Eropa dalam

membangun kawasan ekonomi

menginspirasi kawasan Asia khususnya Asia Tenggara untuk mendirikan kawasan ekonomi. Kawasan tersebut mencakup kerja sama ekonomi dibidang perdagangan barang, jasa-jasa, dan investasi. Dengan membentuk perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Kawasan ekonomi ASEAN disahkan pada bulan oktober tahun 2002 di Kamboja dengan tujuan membentuk pasar tunggal dan basis produksi pada tahun 2020. Tiga pilar utama pembentukan ASEAN yaitu ASEAN

1Furkon, 2015. Analsis Dampak Perjanjian ASEAN_Korea Free Trade Area (AKFTA) Bagi Indonesia: Pendeketan Global Trade Analysis Project (GTAP) Versi (Tesis)

(3)

Economic Community, ASEAN Socio-Culture Community dan ASEAN Security Community (Achsani, 2008).3

ASEAN melakukan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Korea Selatan yaitu ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA). AKFTA dibentuk melalui Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership dan disahkan di Vientiane, Laos tahun 2004. Preferential Treatment AKFTA berupa sektor barang, jasa-jasa, dan investasi. Total perdagangan ASEAN-Korea FTA mencapai 134,9 juta USD. Hal ini menunjukan perdagangan di kawasan ASEAN dengan Korea Selatan memiliki dampak yang positif berupa peningkatan volume perdagangan dan kesejahteraan masyarakat.4

ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) merupakan kesepakatan antara negaranegara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan Korea Selatan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatanhambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif, peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para pihak AKFTA dalam rangka

3Ibid 4Ibid

meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan Korea Selatan.5

Mengingat hubungan dagang yang signifikan antara ASEAN-Korea, dengan pandangan memperdalam hubungan ekonomi antara kedua belah pihak, para pemimpin di KTT ASEAN-Korea pada bulan Oktober 2003, di Bali, Indonesia sepakat untuk menjajaki kemungkinan membangun Free Trade Area (FTA) antara kedua belah pihak dan membentuk ASEAN-Korea Expert Group untuk mempelajari bagaimana untuk mengejar ASEAN-Korea FTA.6

Negosiasi AKFTA dimulai pada awal tahun 2005 dan selanjutnya Perjanjian Kerangka Kerjasama Ekonomi Komprehensif antara ASEAN-Korea ditandatangani oleh ASEAN dan Korea pada tanggal 13 Desember 2005.

Tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk membentuk ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) untuk memperkuat dan meningkatkan ekonomi, perdagangan dan kerjasama investasi antara negara anggota ASEAN dan Korea dengan semakin liberalisasi dan mempromosikan perdagangan barang dan jasa serta

5 Donghyun, Park, Estrada, Innwon, B, Esther, Gemma 2012: ASEAN Economic Bulletin. The Prospects of ASEAN-Korea Free Trade Area (AKTA): A Qualitative and Quantitative Analysis

6ASEAN-Korea Free Trade Area,

http://akfta.asean.org/index.php?page=background-of-akfta

(4)

menciptakan transparan, liberal dan rezim investasi. Perjanjian ini juga bertujuan untuk menjelajahi area baru dan mengembangkan langkah-langkah yang tepat untuk kerjasama ekonomi dan integrasi memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari negara-negara anggota ASEAN yang baru dan menjembatani kesenjangan pembangunan dan membangun kerangka koperasi untuk lebih memperkuat hubungan ekonomi antara negara-negara.

Perjanjian tentang Mekanisme Penyelesaian Sengketa antara ASEAN dan Korea juga ditandatangani pada 13 Desember 2005 untuk menyediakan mekanisme untuk setiap sengketa yang mungkin timbul antara Pihak dari interpretasi, implementasi atau penerapan semua berdiri Perjanjian sendiri dari Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN Korea (AKFTA).

Tulisan ini berusaha untuk menunjukan bahwa Korea Selatan memiliki hubungan kerjasama dengan ASEAN yang adalah sebuah organisasi di kawasan Asia Tenggara yang beranggotakan Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. Melalui tulisan ini juga ingin ditunjukan bagaimana ASEAN-Korea Free Trade Area terbentuk dan isi utama dari perjanjian AKFTA. Tulisan ini akan

diakhiri dengan pelaksanaan dari perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Area.

2.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengapa ASEAN dan Korea membangun Free Trade Area (FTA) ?

2. Apa tujuan dari dibangunnya ASEAN-Korea Free Trade Area ?

3. Apa pelaksanaan dari perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Area ?

3.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan sebagai konsep Ilmu Hubungan Internasional yang dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. Membahas terbentuknya ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA).

2. Membahas kerja sama ekonomi antara ASEAN dan Korea.

1.4. Kegunaan Penelitian

(5)

2. Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran

2.1. Regionalisme

Dalam hubungan internasional, regionalisme adalah istilah untuk menyebut rasa identitas dan tujuan bersama yang diiringi pembentukan dan penerapan lembaga-lembaga yang memiliki identitas tertentu dan menggerakkan aksi kolektif di sebuah kawasan dunia. Regionalisme adalah satu dari tiga bagian sistem perdagangan internasional (selain

multilateralisme dan unilateralisme).7

Regionalisme adalah seperangkat sikap, kesetiaan, dan ide-ide yang menyatukan pikiran individu dan kolektif dari masyarakat atas apa yang mereka persepsikan sebagai wilayahnya.8

2.1.1 Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area)

Sebuah kawasan perdagangan bebas adalah daerah siapa Meliputi negara anggota blok perdagangan telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA). perjanjian tersebut melibatkan kerjasama antara setidaknya dua negara untuk mengurangi hambatan perdagangan -kuota impor dan tarif - dan untuk

7W.J. Ethier, The International Commercial System, 11 8Graham Evans dan Jeffrey Newnham (1992)

meningkatkan perdagangan barang dan jasa satu sama lain.9

2.2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional dalam pengerian Michael Hase memiliki dua pengertian yaitu pertama, sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, temoat, dan waktu pertemuan; kedua, organisasi internasional merupakan pengaturan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek non-lembaga dalam istilah oraganisasi internasional ini.10

Organisasi Internasional secara lebih lengkap didefinisikan sebagai pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan dan diproyeksika untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintah pada dasar negara yang berbeda.11

9O'Sullivan, Arthur; Sheffrin, Steven M. (2003). Economics: Principles in Action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall.

10Hass dalam James N. Rosenau. 1969. International Politics and Foreign Policy: A Reader in Reserach and Theory. New York: The Free Press, hal 131

(6)

Jadi secara umum, definisi Organisasi Internasional adalah suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan menciptakan perdamaian dunia dalam tata hubungan internasional.

2.3. Kerja Sama Internasional

Kerjasama merupakan suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.terjadinya kerjasama dilandasi oleh adanya kepentingan yang asama dimana landasan tersebut menjadi pijakan untuk memecahkan berbagai permasalahan secara bersama-sama melalui suatu mekanisme kerjasama. Dalam melakukan suatu kerjasama harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian tugas serta balas jasa yang akan dibawa.12

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.

12Soekanto, 1990: 72

Kerjasama Internasional terjadi karena ‘nation understanding’ dimana mempunyai arah dan tujuan yang sama, keinginan di dukung oleh kondisi internasional yang saling membutuhkan kerjasama itu didasari oleh kepentingan bersama di antara Negara-negara namun kepentingan itu tidak identik.13

Kerjasama internasional dapat dijalankan dalam berbagai bentuk organisasi internasional, walaupun negara tetap menjadi aktor yang dominan di dalam bentuk-bentuk kerjasama internasional non-pemerintah yang makin hari makin banyak jumlahnya.14

A. Kerja sama regional

Kerjasama regional (Regional

Cooperation) merupakan kebijakan bersama yang diambil oleh sekelompok negara yang biasanya terletak dalam satu kawasan untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dibandingkan upaya yang diambil oleh masing-masing negara dalam individu. Hal ini penting dilakukan melihat kepentingan nasional setiap negara pasti berbeda dan dengan kerjasama, kepentingan tersebut dapat terwujud.15

13Kartasasmita, 1998: 3 14Rudy, 2005: 3

(7)

2.4. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama, negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi (economies of scale) dalam produksi.16

Maksudnya, jika setiap negara memproduksi barang tertentu, negara tersebut dapat memproduksi barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan negara yang memproduksi semua barang. Maka perdagangan internasional merupakan suatu perdagangan antara negara-negara dimana meliputi proses ekspor maupun impor yang menjadi salah satu pengaruh bagi pendapatan negara.

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan

perdagangan di dalam negeri, perdagangan

internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.

16Faisal Basri dan Haris Munandar. 2010. Dasar-dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan & Aplikasi Metode Kuantitatif. Kencana. Jakarta.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Sejarah Terbentuknya

ASEAN-Korea Free Trade Area

Asean-Korea Free Trade Area (AKFTA) merupakan kesepakatan antara negaranegara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan Korea Selatan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif, peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para pihak AKFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan Korea Selatan.17

(8)

bebas. Proses perundingan awal AKFTA dimulai pada awal tahun 2005 dan pada tanggal 13 Desember 2005 Kerangka Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh (Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation) AKFTA dapat ditandatangani oleh para kepala negara ASEAN dan Korea Selatan di Kuala Lumpur, Malaysia. Sejak saat itu, proses perundingan teknis di tiga sektor tersebut dimulai di mana perjanjian untuk ketiga sektor dapat diselesaikan dalam tahapan yang berbeda-beda. Kesepakatan perdagangan barang dapat diselesaikan paling awal dengan ditandatanganinya perjanjian perdagangan barang AKFTA tanggal 24 Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sedangkan dua kesepakatan lain di sektor perdagangan jasa dan sektor investasi baru dapat diselesaikan masing-masing pada tahun 2007 dan 2009. Kesepakatan perdagangan jasa ditandatangani oleh para menteri ekonomi saat KTT ASEAN tahun 2007 di Singapura, sedangkan perjanjian investasi AKFTA ditandatangani pada saat berlangsungnya KTT ASEAN-Korea bulan Juni 2009 di Pulau Jeju, Korea Selatan.18

3.2.

Perjanjian Internasional ASEAN-Korea Free Trade Area

18 Dikutip dari http://www.kemenkeu.go.id/en/Kajian/dampak- perjanjian-perdagangan-barang-asean-korea-fta-akfta-terhadap-indonesia-dan-korea (diakses pada 13 Desember 2016)

Pada perjanjian perdagangan barang AKFTA, negara-negara ASEAN dan Korea Selatan menyepakati upaya penghapusan ataupun pengurangan hambatan-hambatan tarif maupun non tarif. Pada skema penghapusan atau pengurangan tarif tersebut diatur secara detil program penurunan dan atau penghapusan tarif secara progresif, yang dibagi atas kategori Normal Track, Sensitive List, dan Highly Sensitive List. Khusus untuk kategori Normal Track yang mencakup sebagian besar jenis produk, penurunan dilakukan secara bertahap sejak perjanjian perdagangan barang efektif berlaku hingga batas waktu seluruh pos tarif menjadi 0% paling lambat 1 Januari 2010 untuk Korea Selatan dan 1 Januari 2012 untuk ASEAN 6. Negara-negara ASEAN lain di luar ASEAN 6, atau yang bisa disebut CLMV (Cambodia, Laos, Myanmar, Vietnam) diberikan fleksibilitas berupa tambahan waktu yang sifatnya bervariasi.19

Tujuan dari dibentuknya AKFTA adalah:

1) Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi" perdagangan dan investasi di antara para pihak.

(9)

menciptakan rezim investasi yang transparan liberal dan asilitati.

3) Menggali bidang-bidang baru dan mengembangkan langkah-langkah yang tepat bagi kerjasama dan integrasi ekonomi yang erat.

4) Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari negara-negara anggota ASEAN yang baru

serta menjembatani

kesenjanganpembangunan diantara para pihak.

5) Menetapkan kerangka kerjasama bagi penguatan hubungan ekonomi lebih lanjut di antara para pihak.20

3.3. Pelaksanaan Perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Area

Kegiatan ekspor-impor adalah kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa dari satu negara ke negara yang lain, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dan atau jasa dari daerah pabean Indonesia ke daerah pabean negara lain. Yang dimaksud dengan Daerah kepabeanan Indonesia adalah wilayah RI yang meliputi wilayah darat, peairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat – tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan

20Tujuan Terbentuknya AKFTA dikutip dari

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/Website_tr/Preferent ial%20Tariff/ASEANKOREA/ASEAN%20-%20Korea %20FTA.pdf (diakses pada 13 Desember 2016)

kontinen (UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU nomer 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan).21

Kegiatan ekspor-impor akan terjadi jika masing-masing pihak yaitu pihak penjual/eksportir dan pembeli/importir memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah disepakati bersama, baik persyaratan wajib dari masing-masing negara maupun persyaratan sukarela atau permintaan pembeli, yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pengertian Ekspor barang pada

umumnya adalah kegiatan

mengeluarkan/mengirim barang ke luar negeri, biasanya dalam jumlah besar untuk tujuan perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea Cukai) baik di negara asal maupun negara tujuan. Bea Cukai bertugas 9 sebagai pengawas keluar masuknya/lalu lintas barang dalam suatu Negara.

Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharap pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. Ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari menjual dan membeli barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Ekspor adalah perdagangan

(10)

dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.22

Tujuan ekspor

1)

Meningkatkan laba perusahaan Dengan melakukan kegiatan ekspor maka tentunya akan menambah volume penjualan sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan laba.

2)

Membuka pasar baru di luar negeri Kegiatan ekspor selain akan meningkatkan volume penjualan juga akan membuka pasar baru yang lebih luas di luar negeri karena akan terjalin kerjasama antara produsen dan konsumen.

3)

Meningkatkan kelebihan kapasitas terpasang Ekspor merupakan sarana untuk menambah kapasitas volume penjualan yang terencana di dalam sebuah perusahaan, dengan melakukan kegiatan ekspor produsen semakin banyak dalam menambah jumlah produksinya, sehingga membuat banyaknya permintaan yang

22Markusen, James R. et al. 1995. “International Trade, Theory and and Evidence, McGraw-Hill Obstfeld , M, 1994. “risk-Taking, Global Disersification, and Growth. American Economic Review hal 84

akan menambah jumlah volume penjualan.

4)

Membiasakan diri bersaing di dalam pasar internasional Dengan perdagangan di luar negeri para produsen di harap mampu membiasakan diri bersaing di pasar internasional yang begitu ketat.

Pendapatan nasional merupakan salah satu dari tiga indikator untuk menghitung dampak dari suatu FTA terhadap suatu negara dari aktivitasnya dalam perdagangan internasional.23 Dalam model Keynesian

empat sektor, salah satu komponen pendapatan nasional adalah kontribusi ekspor.

Sejak perjanjian ini disepakati volume perdagangan antara ASEAN dan Korea Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Perdagangan antara kedua kawasan tersebut sebenarnya telah meningkat hingga hampir lipat dua kali dari US$46,4 miliar pada 2004 menjadi US$90,2 miliar pada 2008.24 Saat ini

Volume perdagangan Korea Selatan dengan negara-negara ASEAN jumlahnya telah mencapai US$ 106 miliar per Mei tahun 2011.

23Llyoid dan Mclaren 2004: 451

24ASEAN-Korea sepakati perdagangan bebas.

(11)

Bagi Indonesia sendiri menurut Kementerian Perdagangan Indonesia akan mendapat manfaat dari Akses pasar ekspor Indonesia ke Korea akan meningkat pada saat implementasi perjanjian ini akibat penghapusan tarif 70% pos tarif Korea dalam Normal Track.25

Perdagangan bebas ini haruslah dilihat dalam konteks bahwa Korea Selatan berada dalam posisi yang lebih unggul dalam bidang perekonomian dibanding Negara-negara anggota ASEAN. Oleh karena itu perdagangan bebas ini pastilah memposisikan Korea sebagai pihak yang lebih banyak diuntungkan dengan terbukanya pasar regional Asia Tenggara maupun Pasar domestik Korea.

4. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ASEAN-Korea Free Trade Area dibentuk karena untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif, peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para pihak AKFTA dalam rangka meningkatkan 25Perkembangan Kerjasama ASEAN di Sektor Industri (s.d. 2011), diunduh pada http://kemenperin.go.id (diakses pada 13 Desember 2016)

(12)

Daftar Pustaka

ASEAN-Korea Free Trade Area, 2012. http://akfta.asean.org/index.php?

page=background-of-akfta, 29 September 2016

Basri, Faisal; Munandar, Haris. 2010. Dasar-dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan & Aplikasi Metode Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dampak Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Korea Free Trade Area terhadap Indonesia dan Korea. 2014.

http://www.kemenkeu.go.id/en/Kajian/dam pak-perjanjian-perdagangan-barang-asean- korea-fta-akfta-terhadap-indonesia-dan-korea, 17 Januari 2017

Donghyun, Park, Estrada, Innwon, B, Esther, Gemma. 2012. The Prospects of ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA): A Qualitative and Quantitative Analysis, diterbitkan di ASEAN Economic Bulletin Vol. 29 Iss:1 (2012) pp. 29-45

Ethier, Wilfred J. 1998. The International Commercial System. Princeton: Princeton University Press

Evans, Graham; Newnham, Jeffrey. 1992. The Dictionary of World Politics. New York: Harvester Wheatsheaf.

Fatmawati, Sri. 2008. “Kerjasama Perdagangan Regional (AFTA):Kajian Ekonomi Terhadap Kajian Barang

Indonesia”, diterbitkan di Jurnal Ekonomi & Bisnis (JEB) Vol. 2, No. 2, Juli 2008, pp. 123

Furkon Hami. 2015. Analsis Dampak Perjanjian ASEAN_Korea Free Trade Area (AKFTA) Bagi Indonesia: Pendeketan Global Trade Analysis Project (GTAP) Versi (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro

James N. Rosenau. 1969. International Politics and Foreign Policy: A Reader in Reserach and Theory. New York: The Free Press.

Kabarbisnis, 2009. ASEAN-Korea sepakati perdagangan bebas.

http://www.kabarbisnis.com/read/283046, 13 Desember 2016

Kartasasmita, Koesnadi. 1998. Organisasi dan Administrasi Internasional. Bandung: PT. Angkasa.

(13)

Markusen, James R; et al. 1995.

International Trade: Theory and Evidence. New York: McGraw-Hill

O'Sullivan, Arthur; Sheffrin, Steven M. 2003. Economics: Principles in Action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall.

Perkembangan Kerjasama ASEAN di Sektor Industri (s.d. 2011), diunduh pada http://kemenperin.go.id, 13 Desember 2016 Rudy, T. May. 2005. Komunikasi &

Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Skema Bantuan Keuangan ECDF. (15 Desember 2007), diunduh pada http://kemlu.go.id, 13 Desember 2016 Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali.

Tujuan Terbentuknya AKFTA.

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kp i/Website_tr/Preferential

Referensi

Dokumen terkait

The characteristic of flash flood by initially defining it as a rapid flooding of low-lying areas, rivers and streams that are caused by the intense rainfall also occur when

Perkembangan sistem pembayaran secara umum masih tetap dapat memenuhi kebutuhan kegiatan ekonomi di Jawa Tengah meskipun mengalami penurunan bila dibandingkan

Justifikasi : a) Kepada IPK Hutan Alam Koperasi Produsen “Tagul Mandiri” telah diterbitkan SPP DR dan PSDH, sesuai dengan nomor kode billing yang diberikan untuk setiap

Symbolic Precognitive Dream ditandai dengan informasi prekognitif yang abstrak yang pada umumnya tidak disadari hingga kejadian yang sebenarnya terjadi.Hal ini sulit

Hasil penelitian Bahado et all (2006) dan Ramdath et al (2004) menunjukkan bahwa nilai indeks glikemik sukun rebus adalah 60 yang termasuk dalam kategori pangan

58 Untuk ikan baronang lingkis betina di perairan Selat Makassar dan ikan di perairan Laut Flores terdapat 18 karakter yang berbeda yaitu Panjang Dasar Sirip

Staff Komando Resimen (Skomenwa) Departemen Pertahanan & Keamanan Departemen Dalam Negeri Departemen Pendidikan & Kebudayaan Satuan Resimen Mahasiswa (Satmenwa) Satuan

Hasil pengujian lemak pada Table 2 menunjukkan bahwa Formula 1 memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dengan nilai sebesar 87,63%, hal ini dikarenakan konsentrasi Spirulina