• Tidak ada hasil yang ditemukan

348804479 Buku 1 Kurtilas TKR SMK PN 2 1617

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "348804479 Buku 1 Kurtilas TKR SMK PN 2 1617"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

(2)

pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan K-13, mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target

kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.

Kurikulum 2013 mulai disosialisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Implementasi Kurikulum 2013 masih terus mengalami perkembangan dan pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, implementasi Kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan untuk kelas X, XI dan kelas XII di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum 2013 oleh guru dan lain sebagainya, implementasi kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjutan. Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. T antangan I nternal

(3)

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. T antangan Ekstern a l

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(4)

b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains );

e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok ( berbasis tim );

f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan

memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4. Penguatan T ata Kel o la Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah Kurikulum 2013 menyesuaikan keadaan satuan pendidikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang. Oleh karena itu dalam Kurikulum ini dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

(5)

5. Karakteristik Kurikulum 2013

Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;

6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

6. Tujuan Kurikulum 2013

(6)

1. Landasa n Filosof i s

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

(7)

yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

(8)

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi ( competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Sosiologis

(9)

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan, mendidik dan memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

5. Landasan yuridis Kurikulum 2013

a. Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang StandarIsi.

d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.

e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

(10)

i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

j. Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib

l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah

m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal

n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah

o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dan Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Landasan Hukum untuk Muatan Lokal Provinsi Jawa Tengah ;

a. Peraturan daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahsa, Sastra dan Aksara Jawa.

b. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 9 tahun 2012

c. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli 2013 tentang implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013

d. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5 / 14995 tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MT.s, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.

(11)

Fungsi kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan, dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum disusun sebagai pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Fungsi kurikulum meliputi :

1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan

2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.

3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan pada peserta didik. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka.

5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.

6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

(12)

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

(13)

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

(14)

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

(15)

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

6. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

(16)

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

Selain memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan Kurikulum tersebut diatas, SMK Pelita Nusantara 2 juga memperhatikan prinsip-prinsip dalam mekanisme pengelolaan sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

(17)

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib dan muatan lokal.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

(18)

1. Analisi

a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah menjadi acuan dasar penyusunan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

b. Peminatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya di kota Semarang sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja di industri semakin mendorong SMK pelita Nusantara untuk terus mengembangkan sarana dan prasarana sebagai penunjang pendidikan serta peningkatan profesionalisme guru untuk mencapai visi dan misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

2. Penyusunan

Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dan dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan Guru, Komite Sekolah dan Dunia Usaha.

3. Penetapan

Berdasarkan acuan normatif dan pertimbangan dari seluruh warga sekolah maka Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tahun Pelajaran 2016/2017 ditetapkan oleh Kepala Sekolah.

4. Pengesahan

Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah disusun dan ditetapkan kemudian akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

(19)

VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

1. VISI

Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga SMK Pelita Nusantara 2 yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah, yang mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan selaras dengan visi pendidikan nasional.

a. Visi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

“ Unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia , profesional, berakhlak mulia dan berwawasan global “

b. Visi Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan

Mewujudkan tamatan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia, profesional dan berwawasan global.

2. Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Berdasarkan visi tersebut, SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menetapkan misi sekolah sebagai berikut :

a. Misi Sekolah :

1) Memberikan pelayanan prima kepada peserta didik. 2) Menciptakan managemen sekolah yang bermutu. 3) Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan.

4) Membina hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha – Dunia Industri 5) Menciptakan suasana yang kondusif yang siap menerima perubahan. b. Misi Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan:

1) Menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki lapangan kerja. 2) Menciptakan peserta didik berjiwa wirausaha

3) Mengembangkan peserta didik menuju sikap profesional.

4) Membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar kompeten dalam kompetensi.

(20)

1. Tujuan Pendidikan Dasar/Menengah

Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Tujuan Umum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :

a. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja , berjiwa wirausaha dan mengembangkan sikap profesionalisme.

b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab; c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,

memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;

d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

3. Tujuan Khusus SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :

a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

(21)

1. Mewujudkan kehidupan sekolah berbudaya yang berkarakter berbudi pekerti luhur, kreatif dan mandiri

2. Mengoptimalkan proses KBM dengan melalui pembelajaran scientific.

3. Menghasilkan pencapaian standar kelulusan rata-rata 70 untuk semua mata pelajaran termasuk mulok

4. Peningkatan prestasi akademik dibuktikan dengan kenaikan rata-rata nilai raport sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 75 untuk semua tingkat (kelas X, XI dan XII).

5. Mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (BK).

6. Peningkatan kemampuan siswa dalam penguasan Kompetensi Keahlian Teknik dalam upaya memenangkan Lomba Ketrampilan Siswa ( LKS ) baik ditingkat local, regional maupun Nasional.

7. Peningkatan kemampuan siswa dalam bidang prestasi olahraga dan seni yang berjalan efektif dapat meraih juara tingkat kabupaten dan propinsi.

8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang indah, bersih, asri, nyaman dan kondusif untuk KBM.

9. Terwujudnya Institusi pasangan yang harmonis dengan Dunia Usaha / Dunia Industri dan Instansi Pemerintah baik di tingkat kota maupun propinsi.

10. Meningkatnya keterserapan lulusan di Dunia Kerja melalui optimalisasi Bursa Kerja Khusus Sekolah.

11. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan ( Stake Holder ).

BAB III

(22)

A. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Lulusan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang harus mempunyai Standar Kompetensi Lulusan yang mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai berikut :

Tabel 1 :Standar Kompetensi Lulusan SKL SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam bernteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Ketrampilan Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah absrtak dan kongkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

B. Struktur Kurikulum

(23)

1. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar

Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah kejuruan SMK Pelita Nusantara 2 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2 : Kompetensi Inti SMK Pelita Nusantara 2 KOMPETENSI INTI

(24)

KOMPETENSI INTI

(25)

KOMPETENSI INTI

KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran. Kompetensi Dasar dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi inti.

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1) Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2) Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3) Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4) Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Struktur umum Kurikulum SMK Pelita Nusantantara 2 Semarang dibagi dalam tiga kelompok Mata pelajaran :

1. Kelompok A ( Wajib ) 2. Kelompok B ( Wajib ) dan

3. Kelompok C ( Peminatan ) yang terdiri atas : a. Peminatan C1 ( Dasar Bidang Keahlian ) b. Peminatan C2 ( Dasar Program Keahlian ) c. Peminatan C3 ( Paket Keahlian )

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(26)

didik yang direkomendasikan oleh guru BK dan/atau hasil tes penempatan (placement test).

Berikut adalah tabel struktur kurikulum pada Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Tabel. 3 STRUKTUR KURIKULUM

SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF

PAKET KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN

No. Mata Pelajaran

Kelas/Semester

X XI XII

1 2 3 4 5 6

KELOMPOK WAJIB A

1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah 2 2 2 2 2 2

6. Bahasa Ingris 2 2 2 2 2 2

KELOMPOK WAJIB B

7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2

8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3 3 3 3

Jumlah jam 24 24 24 24 24 24

KELOMPOK PILIHAN C

C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN

10. Fisika 2 2 2 2 -

-11. Kimia 2 2 2 2 -

-12. Gambar Teknik 2 2 2 2 -

-C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN

(27)

-15. Teknik Listrik Dasar Otomotif 4 4 - - -

-16. Simulasi Digital 2 2 - - -

-C3 PAKET KEAHLIAN

17. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan - - 6 6 8 8

18. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga

Kendaraan Ringan - - 6 6 8 8

19. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 6 6 8 8

JUMLAH JAM C1 + C2 + C3 24 24 24 24 24 24

MUATAN LOKAL

20. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

TOTAL JUMLAH JAM 50 50 50 50 50 50

C. Muatan Kurikulum

1. Muatan KTSP

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada SMK Pelita Nusantara 2 Semarang. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

a. Mata pelajaran

Mata Pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.

b. Muatan lokal

Mata pelajaran Muatan Lokal ( Mulok ) mengacu pada Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2012. Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mulok) di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang adalah Bahasa Jawa yang dalam Struktur Kurikulum masuk kedalam Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib Dinas Pendidikan Provinsi ). Adapun implementasinya di dalam kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah sebagai berikut :

1) Merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal Wajib. 2) Merupakan Mata Pelajaran yang berdiri sendiri. 3) Jam Pelajaran dialokasikan pada struktur kurikulum. 4) Alokasi jam pelajaran 2 jam per minggu.

(28)

c. Kegiatan Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler.

1) Bimbingan dan Konseling

Bimbingan karir dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan social, kemampuan belajar, terkait dengan pengembangan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Tujuan Bimbingan Karir dan konseling adalah :

a) Memiliki pemahaman diri ( kemampuan, minat dan kepribadian ) yang terkait dengan pekerjaan.

b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c) Memiliki sikap positip terhadap dunia kerja.

d) Memahami relevansi kompetensi belajar dengan persyaratan keahlian atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja dan kesempatan kerja.

f) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan. g) Mengenal ketrampilam, minat dan bakat.

h) Memiliki kemampuan atau kematangan untuk menhambil keputusan karir.

(29)

a) Pengembangan kehidupan pribadi b) Pengembangan kehidupan social c) Pengembangan kemampuan belajar. d) Pengembangan karier.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 62 Tahun 2014, kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intra kurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kegiatan eksta kurikuler terdiri atas :

a) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib ( Pendidikan Kepramukaan )

Adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang dimaksud berbentuk Pendidikan Kepramukaan. Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam konteks kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap bingkai KI-1, KI-2, dan ranah ketrampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan kepramukaan.Kegiatan eksrakurikuler wajib Pendidikan Kepramukaan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang diorganisasikan dalam model Aktualisasi yang dikombinasikan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru, yang mempunyai karakteristik :

1. Diikuti oleh seluruh siswa

2. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali

3. Setiap satu kali kegiatan dilakasanakan selama 120 menit.

(30)

1. Wajib 2. Rutin 3. Terjadwal

4. Berlaku untuk seluruh peserta didik dalam setiap kelas 5. Penjadwalan

6. Penilaian formal

Pengorganisasian kegiatan Pendidikan Kepramukaan di SMK Pelita Nusantara 2 :

1. Dilakukan oleh Pembina Pramuka

2. Bersifat intramural ( dalam lingkungan satuan pendidikan )

b) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

Yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh sekolah sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan kstrakurikuler pilihan sebagaimana yang dimaksud berbentuk olah bakat dan latihan minat.

Dari hal tersebut diatas maka, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMK Pelita Nusantara 2 adalah :

Tabel 4 : Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

No Nama Ekstrakurikuler Jenis Ekstrakurikuler

1 Pendidikan Kepramukaaan Wajib

2 Futsal Pilihan

3 Persilatan Ragajati Pilihan

4 Beladiri Karate Pilihan

5 Bola Voli Pilihan

6 Bola Basket Pilihan

7 Musik Rebana Pilihan

8 Band Pilihan

9 Karya Ilmiah Remaja Pilihan

Prinsip Kegiatan :

1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai denagn potensi, bakat dan minat peserta didik.

(31)

3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasanan yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

5. Etos Kerja, yaitu prisip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. 6. Kemamfaatan social, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

2. Pengaturan beban belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

a. Beban belajar di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, XII adalah 50 jam pembelajaran . Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

b. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

c. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

d. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.

e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

f. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur ( PT ) dan kegiatan mandiri tidak tersetruktur dialokasikan maksimum 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

g. Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan pada kelas XI semester 4 (empat) selama 3 bulan.

3. Penilaian dan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) a. Penilaian

(32)

tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.

Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi 2) faktor subjektivitas penilai.

3) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

4) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, 5) pelaksanaan, dan pelaporannya.

6) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

7) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

8) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Bentuk-bentuk penilaian yang dilakukan pada kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah sebagai berikut:

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(33)

perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

(34)

11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut:

A. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik dalam melakukan penilaian kompetensi sikap, dapat melalui salah satu atau lebih metode penilaian berikut ini:

a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b) Penilaian diri (self assessment), dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

c) Penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik dengan meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

d) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik yang dikembangkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).

B. Penilaian kompetensi pengetahuan

(35)

a) Tes tertulis, instrumennya berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

b) Tes lisan, instrumennya berupa berupa daftar pertanyaan.

c) Penugasan, instrumennya berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai Ulangan Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester = UAS.

a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).

b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS atau dengan pembobotan antara Nilai Pengetahuan dan Nilai Ketrampilan. Contoh perhitungan dengan perbandingan 70% untuk Nilai Ketrampilan dan 30% untuk Nilai Pengetahuan.

C. Penilaian Kompetensi Keterampilan

a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) melalui salah satu atau lebih model berikut:

1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi 2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu

(36)

b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas salah satu atau lebih dari: 1. Nilai Praktik,

2. Nilai Projek,

3. Nilai Portofolio

c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD yang relevan.

d) Nilai keterampilan adalah mode dari hasil Penilaian Praktik, Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio melalui rerata atau pembobotan tertentu

Tabel . Predikat Capaian Kompetensi untuk Nilai Pengetahuan dan Nilai Ketrampilan

No Predikat Nilai

1 Sangat Baik (SB) 86-100

2 Baik (B) 71 - 85

3 Cukup (C) 56 - 70

4 Kurang (K) ≤ 55

b. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

Ketuntasan belajar minimal Kurikulum 2013 untuk seluruh Kompetensi Dasar (KD) pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 75 (B) dan pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.

a) Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ditentukan berdasarkan krakteristik kompetensi Dasar, daya dukung dan karakteristik peserta didik.

b) KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku penilaian guru.

c) Dalam upaya peningkatan kualitas siswa KKM mata pelajaran untuk kelas X , XI dan XI ditetapkan 75 (B).

(37)

e) Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya.

f) Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberikan program pengayaan.

g) Yang dimaksud ketuntasan :

a. Kompetensi pengetahuan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM. b. Kompetensi Ketrampilan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM. c. Kompetensi sikap spiritual dan social dinyatakan tuntas apabila

mencapai nilai Baik ( B )

h) Kriteria Ketuntasan Minimal untuk masing-masing mata pelajaran tertuang pada table sebagai berikut :

Tabel 5.Kriteria Ketuntasan Minimal Implementasi Kurikulum 2013 SMK Pelita Nusantara 2

MATA PELAJARAN KKM

X XI XII

Kelompok A ( Wajib )

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

75 75 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75

4 Matematika 75 75 75

5 Sejarah Indonesia 75 75 75

6 Bahasa Inggris 75 75 75

Kelompok B ( Wajib )

7 Seni Budaya 75 75 75

8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

75 75 75

9 Prakarya dan Kewirausahaan 75 75 75

10 Bahasa dan Sastra Jawa 75 75 75

Kelompok C ( Peminatan ) C1. Dasar Bidang Keahlian

11 Fisika 75 75 75

12 Kimia 75 75 75

13 Gambar Teknik 75 75 75

C2. Dasar Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

1 Teknologi Dasar Otomotif 75 75 75

2 Pekerjaan dasar Teknik Otomotif 75 75 75

(38)

Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

1 Dasar dan Pengukuran Listrik 75 75 75

2 Pekerjaan dasar Elektromekanik 75 75 75

3 Simulasi Digital 75 75 75

Teknik Audio Video

1 Teknik Kerja Bengkel 75 75 75

2 Teknik Listrik 75 75 75

3 Teknik Elektro Dasr 75 75 75

4 Teknik Microprosessor 75 75 75

5 Teknik Pemrograman 75 75 75

6 Simulasi Digital 75 75 75

C3. Dasar Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

1 Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan 75 75 75 2 Perbaikan Sasis dan Pemindah

Tenaga

75 75 75

3 Pemeiharaan Kelistrikan Kendaraan 75 75 75 Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

1 Instalasi Penerangan Listrik 75 75 75

2 Instalasi Tenaga Listrik 75 75 75

3 Instalasi Motor Listrik 75 75 75

Teknik Audio Video

1 Penerapan rangkaian Elektronik 75 75 75

2 Perekayasaan Sistem Audio 75 75 75

3 Perekayasaan Sisem Radio dan Televisi

75 75 75

4 Perekayasaan Sistem Antena 75 75 75

4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

b) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.

c) Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaan minimal baik.

d) Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada tiga mata pelajaran. e) Ketidak hadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10 % dari jumlah hari

(39)

Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ( LHBS ) disampaikan kepada orang tua/wali siswa dalam satu semester dilaksanakan dua kali yakni penerimaan LHBS Tengah Semester dan LHBS Akhir Semester. Penentuan nilai akhir yang tercantum dalam LHBS merupakan hasil penilaian ketiga aspek pembelajaran : Sikap, Pengetahuan dan ketrampilan dari hasil seluruh evaluasi termasuk remidiasi dan pengayaan. Penentuan Kenaikan Kelas dilakukan dalam Sidang Pleno Dewan Guru.

2) Kelulusan

Untuk tahun pelajaran 2014/2015, kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1), dan untuk memudahkan berdasarkan Pos Ujian Nasional Tahun 2014 dan akan direvisi sesuai Peraturan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia dan atau Peraturan BSNP tentang Prosedur Operasi Standar ( POS ) Ujian Nasional / Ujian Sekolah yang sesuai.

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan berdasarkan rapat dewan guru dengan menggunakan kriteria :

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, yaitu memiliki nilai Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) dari dari seluruh nilai mulai semester 1 kelas X sampai dengan semester 6 kelas XII.

b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.

c) Lulus Ujian Sekolah. d) Lulus Ujian Nasioal.

Kelulusan Ujian Nasional mengikuti aturan atau kriteria yang dikeluarkan oleh Peraturan BSNP yang tertuang dalam POS UN.

Mengacu pada POS UN tahun 2015, bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus khususnya Ujian Nasional, diberikan 2 pilihan anternatif melalui proses bimbingan konseling terhadap siswa bersama orang tua. Alternatif pilihan tersebut adalah :

1. Mengulang mengikuti Ujian Tahun

2016.

2. Mengikuti Ujian Persamaan Kejar Paket

(40)

Sekolah membantu menyiapkan siswa untuk meningkatkan kompetensi untuk menghadapai ujian yang dimaksud.

5. Peminatan Peseerta Didik

Peminatan peserta didik pada dasarnya merupakan proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan koseling membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Disamping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan dan Menengah, bahwa peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan,dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.

Peminatan memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi ketrampilan peserta didik sesuai minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang kejuruan, program kejuruan, dan paket kejuruan.

1) Tujuan Peminatan

Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah mengarahkan peserta didik untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :

a) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

b) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat dan ketrampilan pekerjaan / karir.

(41)

program keahlian, peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum ( kecerdasan ), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

2) Fungsi peminatan peserta didik : a) Fungsi pemahaman

b) Fungsi pencegahan. c) Fungsi pengentasan.

d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan. e) Fungsi advokasi.

3) Aspek Peminatan

Aspek peminatan perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang meliputi

a) Prestasi belajar

b) Prestasi non akademik. c) Nilai Ujian Nasional. d) Pernyataan peserta didik. e) Cita-cita peserta didik.

f) Perhatian orang tua peserta didik. g) Deteksi potensi.

4) Pelaksanaan Peminatan

Program penjurusan sebagaimana istilah dalam kurikulum 2013 disebut sebagai peminatan, dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru diawal tahun ajaran baru. Peminatan Bidang Kejuruan SMK Pelita Nusantara adalah Teknologi dan Rekayasa.

Peminatan mengacu pada Spectrum Kejuruan terdiri atas : Bidang Kejuruan, Program Kejuruan, Paket Kejuruan.

a) Peminatan Bidang Kejuruan

Peminatan bidang kejuruan Teknologi dan Rekayasa berisi kelompok mata pelajaran dasar bidang kejuruan yang meliputi :

(42)

3. Gambar Teknik.

b) Peminatan Program Keahlian Teknik Otomotif berisi kelompok mata pelajaran Dasar Program Keahlian yang meliputi :

1. Teknologi Dasar Otomotif

2. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 3. Teknik Listrik Dasar Otomotif 4. Simulsi Digital

c) Peminatan Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan berisi kelompok mata pelajaran Paket Keahlian :

1. Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan. 2. Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga 3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan

Pendalaman Minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang lebih bersifat penyiapan siswa terkait dengan rekruitmen tenaga kerja, Uji Kompetensi Siswa, prakerin, dan guru tamu yang melibatkan institusi pasangan dari Dunia Usaha – Dunia Industri. Institusi Pasangan dari kalangan Dunia Usaha – Dunia Industri yang peduli terhadap pendalaman minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menandatangai Naskah Kerjasama / MoU dan melaksanakan kesepakatan kegiatan dalam rangka pendalaman peminatan untuk kemajuan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

6. Mutasi peserta didik

1) Pengertian Mutasi Peserta Didik

Gambar

Tabel 1 : Standar Kompetensi Lulusan
Tabel 2 : Kompetensi Inti
Gambar Teknik
Tabel 4 : Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler
+6

Referensi

Dokumen terkait

Cermin cekung dengan Cermin cekung dengan fokus f dan fokus f dan jari jari R, m jari jari R, membentuk bayangan da embentuk bayangan dari sebuah benda ri sebuah benda yang berada

Dalam mengetahui kemiskinan di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng maka ada tiga faktor yang digunakan yaitu karakteristik rumah tangga dan individu, faktor

Batuan sumber diduga berasal dari batupasir magnetit bagian dari Formasi Jaten serta batuan gunung api Tersier yang banyak tersebar di daerah Trenggalek.. Terbentuknya magnetit

BAB I Adapun yang perlu dituangkan dalam bab ini adalah sebagai berikut: Mengenai metodologi yang akan menjadi landasan pada bab-bab berikutnya, sesuai dengan bentuk judul

setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi

Antipsikotik konvensional juga disebut dengan tipikal antipsikotik. Neuroleptik yang termasuk golongan ini yaitu chlorpramazin, haloperidol, loxapine, dan

Penelitian yang dilakukan oleh Yamashita dan Otogawa (2007) meneliti apakah perusahaan-perusahaan di Jepang mengatur nilai penghasilan buku (book income) dalam menanggapi

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih