PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENANGANAN
KELUHAN TERHADAP LOYALITAS PUBLIK DENGAN
KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
ARTIKEL
LENGGO APRIYANTI
NPM. 1110018212059
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penangan keluhan terhadap Loyalitas Publik dengan Kepuasan sebagai Variabel Mediasi
Lenggo Apriyanti, Niki Lukviarman, Sefnedi
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta email:lenggo_apriyanti@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this study was to examine the role ofcustomer’ssatisfaction as mediation on the relationship between service quality, voices and customer loyalty. The population on the study was the Building and Fishing Business Permits at the Office of BPMP2T West Pasaman Regency. The number of usable sample was 180 respondents by using purposive sampling. In terms of testing the hypotheses, the study performs simple and hierarchical regression analyses. The results of analysis revealed that first; service quality and voices positively affect both customer’s satisfaction and customer loyalty. Second, customer’s satisfaction was found to have positively effect on customer loyalty. Third, customer’s satisfaction was proven to mediate the relationship between service quality, voices and customer loyalty. The study’s findings recommended increasing implementation of customer’ssatisfaction, service quality, and voices.
Keywords: Service Quality, Voices, Satisfaction, and Loyalty.
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata
ruang yang baik sesuai standar tata
ruang yang semestinya, Pemerintah RI
menertibkan setiap pendirian
bangunan baru, merubah dan
menambah, mengurangi atau merawat
bangunan yang ada melalui penerbitan
IMB. Selain memberikan implikasi
pada aspek keteraturan, IMB juga
memiliki aspek lainnya yaitu aspek
pendapatan daerah karena penerbitan
IMB diiringi oleh adanya pungutan
Pemerintah yang menjadi sumber
pendapatan daerah. Oleh sebab itu,
dalam meningkatkan pendapatan
daerah, Pemerintah Daerah
berkepentingan untuk meningkatkan
kepatuhan masyarakat pemilik
bangunan untuk mengurus IMB dan
Izin Usaha lainnya seperti Izin usaha
perikanan sebagai mana mestinya.
Kepatuhan masyarakat dalam
memenuhi kewajibannya dapat
dianalogikan dengan loyalitas
pelanggan (costomer loyalty).
pelanggan untuk terus memiliki
keterikatanan dengan perusahaan
dalam jangka panjang, dengan
membeli dan menggunakan barang
atau jasa secara berulang-ulang, dan
dengan suka rela merekomendasikan
produk atau jasa tersebut kepada pihak
lain (Lovelock dan Wright, 2005).
Fornell (1994) menjelaskan bahwa
indikasi pelanggan yang loyal dapat
dilihat 3 aspek yaitu: 1) mengatakan
hal yang positif tentang produk atau
jasa yang telah dikonsumsi (say
positive things), 2) merekomendasikan
produk atau jasa yang telah
dikonsumsi kepada pihak lain
(recommend others), dan 3) melakukan transaksi ulang (continue
purchasing).
Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasaman Barat sangat berkepentingan
untuk mewujudkan kepatuhan
masyarakat (loyalitas publik) dalam
pengurusan IMB dan usaha perikanan
mengingat pendapatan dari penerbitan
IMB dan usaha perikanan merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah.
Untuk dapat mengungkap fenomena
terkait loyalitas publik khususnya
tentang IMB dan usaha perikanan,
maka dilakukan pengamatan awal
dimana hasil survey menunjukkan
bahwa masih rendahnya perilaku
masyarakat (publik) untuk
menyampaikan hal-hal positif tentang
IMB dan izin usaha perikanan kepada
orang lain, mengajak orang lain agar
mengurus IMB, dan keinginan untuk
mengurus IMB disetiap kesempatan ,
sehingga hal ini merupakan fenomena
bahwa kepatuhan masyarakat atau
loyalitas publik masih rendah.
Fornell (1994) menjelaskan
diantara variabel yang mempengaruhi
loyalitas pelanggan adalah kepuasan
pelanggan. Menurut Kotler dan Keller
(2011) kepuasan pelanggan
merupakan perasaan senang atau
kecewa yang dirasakan oleh
pelanggan setelah membandingkan
antara harapan dan kenyataan.
Selanjutnya Fornel (1994) dan Griffin
(2003) menyatakan bahwa faktor
kualitas pelayanan merupakan aspek
terpenting yang menentukan tingkat
kepuasan pelanggan. Kualitas
pelayanan merupakan keseluruhan ciri
serta sifat suatu produk atau pelayanan
yang berpengaruh pada kemampuan
keinginan yang dinyatakan atau yang
tersirat (Kotler dan Keller, 2011).
Disisi lain Tjiptono dan Chandra
(2007) menjelaskan bahwa aspek
penangan keluhan (voices) juga
merupakan faktor penentu terhadap
kepuasan pelanggan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
penulis sampaikan gap teoritis yaitu
loyalitas ditentukan oleh kepuasan
(Fornell, 1994), sementara kepuasan
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan
(Fornell, 1994; Griffin, 2003) dan
penanganan keluhan (Tjiptono &
Chandra, 2007), sehingga jelaslah
bawa variabel kepuasan berada
diantara (mediasi atau intervening)
variabel kualitas pelayanan,
penanganan keluhan dan loyalitas.
Namun penelitian empiris yang
menguji secara serentak pengaruh
kualitas pelayanan dan penanganan
keluhan terhadap loyalitas dengan
kepuasan sebagai variabel mediasi
atau intervening masih sangat terbatas.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat Kabupaten
Pasaman Barat yang pernah menerima
layanan IMB dan izin usaha perikanan
pada Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMP2T) Kabupaten Pasaman Barat.
Jumlah sampel yang digunakan adalah
sebanyak 180 orang responden dengan
menggunakan purposive sampling
sebagai teknik penarikan sampel
dengan kriteria a) melakukan
pengurusan IMB dan izin usaha
perikanan secara langsung (tidak
menggunakan perantara) dan b)
Berdomisili di Kabupaten Pasaman
Barat.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner
(angket) yang terdiri dari pernyataan
seperti profil responden, kualitas
pelayanan, penanganan keluhan,
kepuasan publik dan loyalitas publik.
Dalam kuesioner telah tersedia
alternatif jawaban dan kepada
responden terpilih diminta untuk
memiliki salah satu jawaban yang ada,
dengan demikian maka kuesioner
termasuk kedalam kategori kuesioner
Definisi dan Operasional Variabel
Kualitas pelayanan didefinisikan
sebagai segala aktifitas layanan IMB
dan izin usaha perikanan yang berikan
oleh BPMP2T Kabupaten Pasaman
Barat yang berkaitan dengan dimensi
tangibles, empathy, reliability, responsiveness dan assurance.
Kualitas pelayanan diukur dengan 5
indikator (Parasuraman dkk, 1991)
yaitu tangibles, empathy, reliability,
responsiveness, dan assurance.
Penangan keluhan adalah tindakan
nyata yang dilakukan oleh BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat terkait
dengan komplain masyarakat atau
publik dalam menerima layanan IMB
dan izin usaha perikanan. Penanganan
keluhan diukur dengan 6 item
pernayataan (Artanti, 2010;
Budiarti,2009): Perilaku karyawan,
Kecepatan menangani keluhan,
Ketepatan menaNgani keluhan,
Kompensasi yang diberikan,
Kewajaran atau keadilan dalam
memecahkan permasalahan atau
keluhan, dan Kemudahan bagi
konsumen untuk menyampaikan
keluhan.
Kepuasan publik adalah perasaan
senang atau kecewa yang
diekspresikan oleh masyarakat atau
publik dalam menerima layanan IMB
dan izin usaha perikanan dengan
membandingkan antara harapan dan
kenyataan. Kepuasan publik diukur
dengan 5 item pernyataan
(Anthanassopoulos dkk, 2001):
Layanan yang bebas kesalahan, Iklim
layanan, Lokasi layanan, Biaya
layanan, dan Kepuasan menyeluruh.
Loyalitas publik adalah perilaku
keputusan masyarakat untuk tetap
bersedia menggunakan jasa layanan
IMB dan izin usaha perikanan dalam
jangka waktu yang panjang serta
memiliki perilaku menyampaikan
hal-hal positif dan mengajak pihak lain
agar menggunakan layanan IMB dan
izin usaha perikanan. Loyalitas publik
diukur dengan menggunakan 3 item
pernyataan (Fornell, 1994) yskni
Menyampaikan hal-hal yang positif,
Merekomendasikan, dan terus
menerus menggunakan layanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan profil responden,
(70%), berusia antara 39-49 tahun
(36,7%), memiliki pendidikan SLTA
(51,1%), jenis layanan yang diterima
IMB (90,6%), dan bekerja sebagai
pegawai swasta (23,3%). Sebelum
dilaksanakan pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas dimana hasilnya dapat
diringkas sebagai berikut
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No Variabel Jumlah
item
Tidak Valid
Valid Cronbach’s Alpha
Keterangan
1 Kualitas Pelayanan 22 5 17 0,818 Reliabel
2 Penanganan Keluahan 6 1 5 0,729 Reliabel
2 Kepuasan Publik 5 1 4 0,826 Reliabel
3 Loyalitas Publik 3 - 3 0,777 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa
terdapat 7 item pernyataan yang tidak
valid yaitu 5 item pernyataan pada
variabel kualitas pelayanan, 1 item
pernyataan pada variabel penanganan
keluahan, dan 1 item pernyataan pada
variabel kepuasan publik. Oleh karena
itu 7 item pernyataan yang tidak valid
tersebut tidak digunakan dalam
analisis. Hasil analisis deskriptif
tentang variabel kualitas pelayanan,
penanganan keluhan, kepuasan dan
loyalitas publik dapat diringkat
sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif
No Variabel Jumlah
Item Valid
Rata-Rata
TCR (%) Keterangan
1 Kualitas Pelayanan 17 3,30 66,00 Cukup Baik
2 Penanganan Keluahan 5 3,12 62,40 Tidak Baik
3 Kepuasan Publik 4 3,37 67,40 Cukup Puas
4 Loyalitas Publik 3 3,41 68,20 Cukup Loyal
Sumber: Data Primer yang diolah
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, linearitas,
heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil
uji asumsi klasik tersebut dapat
disimpulkan bahwa semua jenis uji
asumsi klasik terpenuhi.
Kualitas Pelayanan dan
Penanganan Keluhan terhadap
Kepuasan Publik
Hipotesis H1 dan H2 yang
dikembangkan adalah kualitas
pelayanan dan penanganan keluahan
berpengaruh positif terhadap kepuasan
publik. Hasil analisis pengujian kedua
hipotesis ini dapat diringkas sebagai
berikut:
Tabel 3. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penanganan Keluhan terhadap Kepuasan Publik
Kepuasan Publik (I)
Variabel Koefisien
Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) 0,636 0,002
-Kualitas Pelayanan (X1) 0,512 0,000 H1 diterima
Penanganan Keluhan (X2) 0,310 0,000 H2 diterima
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat
variabel kualitas pelayanan (X1)
memiliki koefisien regresi sebesar
0,425 dan signifikan 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan publik
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikalanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat, sehingga
hipotesis pertama dapat diterima.
Temuan ini memberikan makna
bahwa apabila semakin baik kualitas
pelayanan yang mampu diberikan oleh
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
yang dalam hal ini terkait dengan
sarana fisik, empati pegawai
kecepatan tanggapan, keandalan
pegawai dalam melayani, dan
kepastian layanan maka dimasa yang
akan datang akan dapat meningkatkan
kepuasan publik dalam menerima
layanan IMB dan Izin Usaha
Perikanan. Disaat penelitian ini
berlangsung tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh publik atau masyarakat
puas atau masyrakat belum merasa
puas. Untuk itu perlu diperhatikan dan
bahkan ditingkat kualitas pelayanan
khususnya layanan IMB dan Izin
Usaha Perikanan agar dapat membuat
masyarakat lebih merasa puas.
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Fornell (1994) dan Griffin
(2003) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan merupakan faktor utama
yang menentukan kepuasan
konsumen. Kualitas pelayanan
diartikan sebagai segala aktifitas
layanan IMB dan izin usaha
peruklanan yang berikan oleh
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
yang berkaitan dengan dimensi
tangibles, empathy, reliability, responsiveness dan assurance.
Sedangkan kepuasan publik adalah
perasaan senang atau kecewa yang
diekspresikan oleh masyarakat dalam
menerima layanan IMB dan izin usaha
perikanan dengan membandingkan
antara harapan dan kenyataan. Secara
empiris, hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu
seperti Diskha dkk (2010), Rita dkk
(2013), Rinda dan Nur (2012), dan
Eman dan Ayman (2013) yang
membuktikan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif
terhadap kepuasan.
Variabel penanganan keluhan (X2)
memiliki koefisien regresi sebesar
0,310 dan signifikan 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penaganan
keluhan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan publik
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikalanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat, sehingga
hipotesis kedua dapat diterima.
Temuan ini memberikan makna
bahwa apabila semakin baik penangan
keluhan masyarakat yang mampu
lakukan oleh BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat yang dalam hal ini
terkait dengan kecepatan dan
ketepatan penanganan keluhan,
pemberian kompensasi jika terjadi
kesalahan layanan, dan prosedur
penanganan keluhan yang tidak
berbelit-belit maka dimasa yang akan
datang akan dapat meningkatkan
kepuasan public dalam menerima
layanan IMB dan Izin Usaha
Perikanan. Disaat penelitian ini
dirasakan oleh publik atau masyarakat
masuk kedalam kategori tidak baik.
Oleh karena itu, dimasa yang akan
dapat pihak BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat perlu melakukan
perbaikan penanganan keluhan
masyarakat.
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Tjiptono dan Chandra (2007)
menyatakan bahwa penanganan
keluhan merupakan variabel yang
dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen. Penangan keluhan adalah
tindakan nyata yang dilakukan oleh
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
terkait dengan komplain masyarakat
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikanan. Sedangkan
kepuasan publik adalah perasaan
senang atau kecewa yang
diekspresikan oleh masyarakat dalam
menerima layanan IMB dan izin usaha
perikanan dengan membandingkan
antara harapan dan kenyataan. Secara
empiris, hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu
diantaranya Arenawati (2010), Artanti
dan Ningsih (2010), Ghoniyah (2012)
dimana semua peneliti tersebut juga
telah membuktikan bahwa penanganan
keluahan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan.
Kualitas Pelayanan dan
Penanganan Keluhan terhadap
Loyalitas Publik
Hipotesis H3 dan H4 yang
dikembangkan adalah kualitas
pelayanan dan penanganan keluahan
berpengaruh positif terhadap loyalitas
publik. Hasil analisis pengujian kedua
hipotesis ini dapat diringkas sebagai
berikut:
Tabel 4. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Publik
Loyalitas Publik (Y)
Variabel Koefisien
Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) 1,561 0,000
-Kualitas Pelayanan (X1) 0,425 0,000 H3 diterima
Penanganan Keluhan (X2) 0,228 0,004 H4 diterima
Dari tabel 4 dapat dapat dilihat
variabel kualitas pelayanan (X1)
memiliki koefisien regresi sebesar
0,425 dan signifikan 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas publik
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikalanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat, sehingga
hipotesis ketigaa dapat diterima.
Temuan ini memberikan makna
bahwa apabila semakin baik kualitas
pelayanan yang mampu diberikan oleh
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
yang dalam hal ini terkait dengan
sarana fisik, empati pegawai
kecepatan tanggapan, keandalan
pegawai dalam melayani, dan
kepastian layanan maka dimasa yang
akan datang akan dapat meningkatkan
loyalitas publik dalam menerima
layanan IMB dan Izin Usaha
Perikanan.
Disaat penelitian ini berlangsung
tingkat loyalitas publik belum dapat
dikatakan menggembirakan atai masih
tergolong kedalam sedang. Untuk itu
perlu diperhatikan dan bahkan
ditingkat kualitas pelayanan
khususnya layanan IMB dan Izin
Usaha Perikanan agar dapat membuat
masyarakat lebih loyal yang akan
memberikam implikasi dalam perilaku
masyarakat seperti menyampaikan
hal-hal positif tentang layanan pada
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
dan mengajak orang lain agar
menunakan jasa layanan IMB dan Izin
Usaha Perikanan. Hasil penelitian ini
mendukung pendapat. Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu diantaranya Ketut dan
Sundring (2011), Nurul (2012), Salay
(2010) dan Kheng dkk (2010) dimana
para peneliti tersebut membuktikan
secara empiris bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif
terhadap loyalitas.
Variabel penanganan keluhan (X2)
memiliki koefisien regresi sebesar
0,228 dan signifikan 0,004 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penaganan
keluhan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas publik
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikalanan pada BPMP2T
hipotesis keempat dapat diterima.
Temuan ini memberikan makna
bahwa apabila semakin baik penangan
keluhan masyarakat yang mampu
lakukan oleh BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat yang dalam hal ini
terkait dengan kecepatan dan
ketepatan penanganan keluhan,
pemberian kompensasi jika terjadi
kesalahan layanan, dan prosedur
penanganan keluhan yang tidak
berbelit-belit maka dimasa yang akan
datang akan dapat meningkatkan
loyalitas publik dalam menerima
layanan IMB dan Izin Usaha
Perikanan. Disaat penelitian ini
berlangsung penanganan keluhan yan
dirasakan oleh publik atau masyarakat
masuk kedalam kategori tidak baik.
Oleh karena itu, dimasa yang akan
dapat pihak BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat perlu melakukan
perbaikan penanganan keluhan
masyarakat.
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Tjiptono dan Chandra (2007)
menyatakan bahwa penanganan
keluhan merupakan variabel yang
dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen. Penangan keluhan adalah
tindakan nyata yang dilakukan oleh
BPMP2T Kabupaten Pasaman Barat
terkait dengan komplain masyarakat
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikanan. Sedangkan
kepuasan publik adalah perasaan
senang atau kecewa yang
diekspresikan oleh masyarakat dalam
menerima layanan IMB dan izin usaha
perikanan dengan membandingkan
antara harapan dan kenyataan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu diantaranya
Budiarti (2009), Murti (2013), Maulidi
dan Rofiq (2013) dan Radityawan
(2013) yang juga telah membuktikan
bahwa variabel penanganan keluhan
memiliki pengaruh yang positif
terhadap loyalitas.
Kualitas Kepuasan terhadap
Loyalitas Publik
Hipotesis H5 yang dikembangkan
adalah kepuasan berpengaruh positif
terhadap loyalitas publik. Hasil
analisis pengujian hipotesis ini dapat
Tabel 5. Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas Publik
Loyalitas Publik (Y)
Variabel Koefisien
Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) 1,808 0,000
-Kepuasan Publik (I) 0,536 0,000 H5 diterima
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat ditemukan
variabel kepuasan publik memiliki
koefisien regresi sebesar 0,536 dan
signifikan 0,000 atau lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan publik
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas publik dalam
menerima layanan IMB dan izin usaha
perikalanan pada BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat, sehingga hipotesis
kelima dapat diterima. Temuan ini
memberikan makna bahwa apabila
semakin tingi tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh masyarakat dalam
menerima layanan IMB dan Izin usaha
Perikanan pada BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat maka dimasa yang
akan datang akan dapat meningkatkan
loyalitas masayarakat diaman
masyarakat yang loyal tersebut akan
berperilaku diantaranya
menyampaikan hal-hal positif tentang
layanan pada BPMP2T Kabupaten
Pasaman Barat serta mengajak pihak
lain agar menggunakan jasa layanan
IMB dan Izin Usaha Perikanan.
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Fornell (1994) menjelaskan
bahwa faktor utama yang menentukan
loyalitas konsumen (customer loyalty)
adalah kepuasan konsumen (customer
satisfaction). Kepuasan publik adalah
perasaan senang atau kecewa yang
diekspresikan oleh masyarakat dalam
menerima layanan IMB dan izin usaha
perikanan dengan membandingkan
antara harapan dan kenyataan.
Sedangkan loyalitas publik adalah
perilaku keputusan masyarakat untuk
tetap bersedia menggunakan jasa
layanan IMB dan izin usaha perikanan
dalam jangka waktu yang panjang
serta memiliki perilaku
menyampaikan hal-hal positif dan
mengajak pihak lain agar
menggunakan layanan IMB dan izin
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu diantaranya
Asmai dan Zhafiri (2011), Caruana
(2002), Kandampully dan Suhartanto
(2000) yang juga telah membuktikan
bahwa variabel kepuasan berpengaruh
positif terhadap loyalitas.
Kepuasan Publik sebagai Variabel Mediasi
Hipotesis H6 dan H7 yang
dikembangkan adalah kepuasan
berperan sebagai mediasi antara
kualitas pelayanan, penanganan
keluahan dan loyalitas publik. Hasil
analisis pengujian kedua hipotesis ini
dapat diringkas sebagai berikut.
Tabel 6. Peranan Kepuasan Publik sebagai Variabel Mediasi
Model 1 Model 2
Variabel Koefisien
Regresi
Sig. Koefisien Regresi
Sig
Keputusan
Konstanta 1,561 0,000 1,343 0,000
-Kualitas Pelayanan (X1)
0,425 0,000 0,250 0,005
Penanganan Keluhan (X1)
0,228 0,004 0,122 0,116
Kepuasan Publik (I) - - 0,342 0,000
H6 dan H7
diterima
R2 0,358 0,436
Sumber: Data Primer yang diolah
Model 1 menjelaskan pengaruh
kualitas pelayanan dan penanganan
keluhan terhadap loyalitas publik.
Dalam hal ini diketahui koefisien
regresi variabel kualitas pelayanan
adalah 0,425 dan signifikan sebesar
0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan varibel penanganan
keluhan memiliki koefisien regesi
0,228 dan signifikan 0,004 atau lebih
kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
dan penangan keluhan secara langsung
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas public dimana
besarnya pengaruh tersebut adalah
35,8% (R2 = 0,358).
Secara teoritiis, hasil penelitian ini
mendukung konsep teori yang
dikemukan oleh Griffin (2003)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan
menentukan kepuasan konsumen, dan
mendukung pendapat Fornell (1994)
menjelaskan bahwa faktor utama yang
menentukan loyalitas konsumen
adalah kepuasan konsumen. Secara
empiris, hasil penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian terdahulu, dimana
kualitas pelayanan berpengaruh positif
dan sinifikan signifikan terhadap
kepuasan (Diskha dkk, 2010; Rita dkk,
2013; Rinda & Nur, 2012; Eman &
Ayman, 2013) dan seterusnya
kepuasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas (Asmai &
Zhafiri, 2011; Caruana, 2002;
Kandampully & Suhartanto, 2000).
Model 2 menjelaskan pengaruh
tidak langsung variabel kualitas
pelayanan dan penanganan keluhan
terhadap loyalitas publik yaitu melalui
kepuasan publik sebagai variabel
mediasi. Dalam Model 2 ini diketahui
variabel kualitas pelayanan masih
berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas publik, karena nilai
signifikannya 0,005 atau lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
berperan sebagai variabel mediasi
parsial antara kaulitas pelayanan dan
loyalitas publik, sehingga hipotesis H6
dapat diterima. Kemudian variabel
penanganan keluhan diketahui tidak
lagi berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas publik karena nilai
signifikannya 0,116 atau lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
berperan sebagai variabel full mediasi
antara penanganan keluahan dan
loyalitas publik, sehingga hipotesis H7
dapat diterima. Disamping itu dapat
dijelaskan bahwa besarnya pengaruh
kaulitas pelayanan dan penanganan
keluhan terhadap loyalitas publik
melalui kepuasan adalah 43,6% (R2 =
0,436).
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Kotler dan Keller (2011)
yang menyatakan bahwa diantara
factor yang menentukan tingkat
kepuasan pelanggan adalah bagaimana
cara-cara penanganan keluhan
pelanggan dilaksanakan, serta
mendukung mendukung pendapat
Fornell (1994) menjelaskan bahwa
faktor utama yang menentukan
loyalitas konsumen adalah kepuasan
konsumen. Secara empiris, hasil
penelitian terdahulu, dimana
penanganan keluhan berpengaruh
positif dan sinifikan signifikan
terhadap kepuasan (Arenawati, 2010;
Artanti & Ningsih, 2010; Ghoniyah,
2012) dan seterusnya kepuasan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas (Asmai & Zhafiri,
2011; Caruana, 2002; Kandampully &
Suhartanto, 2000).
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan memiliki
pengaruh yang berarti terhadap
kepuasan publik dalam menerima
layanan IMB dan izin usaha
perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat.
2. Penanganan keluhan memiliki
dampak yang positif terhadap
kepuasan publik dalam menerima
layanan IMB dan izin usaha
perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat.
3. Kualitas pelayanan memiliki
pengaruh yang berarti terhadap
loyalitas publik dalam menerima
layanan IMB dan izin usaha
perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat.
4. Penanganan keluhan memiliki
dampak yang positif terhadap
loyalitas publik dalam menerima
layanan IMB dan izin usaha
perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat.
5. Kepuasan yang dirasakan oleh
publik memiliki dampak yang
positif terhadap loyalitas publik
dalam menerima layanan IMB dan
izin usaha perikanan pada
BPMP2T Kabupaten Pasaman
Barat.
6. Kepuasan publik berperan sebagai
mediasi antara kualitas pelayanan
dan loyalitas publik dalam
menerima layanan IMB dan izin
usaha perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat.
7. Kepuasan publik berperan sebagai
mediasi antara penanganan
keluhan dan loyalitas publik dalam
menerima layanan IMB dan izin
usaha perikanan pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat
Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini dapat disampaikan
berikut ini:
1. Ruang lingkup penelitian ini
hanyalah pada BPMP2T
Kabupaten Pasaman Barat dengan
menfokuskan pada layanan IMB
dan Izin Usaha Perikanan. Oleh itu
hasil penelitian ini belum tentu
berlaku sama pada instansi
lainnya.
2. Sementara dari sisi variabel yang
diteliti, ruang lingkup penelitian
ini hanya terbatas pada variabel
kualitas pelayanan, penangannan
keluahan, kepuasan dan loyalitas
public, sementara variabel-variabel
lainnya yang dapat mempengaruhi
baik kepuasan maupun loyalitas
tidak termasuk kedalam ruang
lingkup penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anthanassopoulos, Antreas, Spiros
Gaounaris dan Vlassis
Stathakopoulos (2001). Behavioral Responses to Customer Satisfaction: An Empirical Study.
European Journal of Marketing,
Vol 35, No 5/6 687-707.
Arenawati (2010). Pengaruh Nilai-Nilai Kerja, Kemampuan Komunikasi, dan Penanganan
Keluahan terhadap Kepuasan Masyarakat pada RSUD Serang.
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2.
Artanti, Y dan Ningsih, L (2010). Pengaruh Penangan Keluhan terhadap Loyalitas Nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dengan kepuasan nasabah sebagai variabel Perantara (Studi pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Surabaya). BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Volume 14, Nomor 2
Asmai, I dan Zhafiri, L (2011). Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Loyalitas: Studi tentang Peran Mediasi Switching Costs. Jurnal
Siasat Bisnis Vol 15 No 1.
Budiarti, A (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Nasabah Bank Umum Syariah di Surabaya. Jurnal Ekuitas Vol 15
No 2
Caruana, Albert (2002). Service Loyalty: The Effects of Service Quality and The Mediating Role of Customer Satisfaction. European
Journal of Marketing, Vol 36 No 8
pp 811-828.
Diskha, M., Jumilah, H., dan Teddy, C. (2010). Analisis Kepuasan Pasien sebagai Mediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Citra Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10. No 3.
reputation on service quality, customer satisfaction and customer loyalty: testing the mediating role. Case analysis in an international service company. The Business &
Management Review, Vol.3 Number-2.
Fornell, C. (1994). Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience. Journal of
Marketing. Vol 56.
Ghoniyah, N (2012). Perilaku Komplain dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Jasa. Jurnal Dharma
Ekonomi STIE Dharmaputra Semarang, No. 35 / Th XIX / April
Griffin. (2003). Marketing Management, Mc. Graw Hill,
Seventh Edition, New York (terjemahan).
Kandampully dan Suhartanto (2000). Customer Loyalty in the Hotel Industry: The Role of Customer Satisfaction and Image.
International Journal of Contemporary Hospitality Management 12/6:346-351.
Ketut, G dan Sundaring, P. D (2011). Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (Studi pada Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Singaraja– Bali). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 13 No 1.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2011). Manjemen Pemasaran.
Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT. Erlangga
Lovelock, Christopher H. dan Lauren K. Wright (2005). Manajemen
Pemasaran Jasa. Terjemahan. Jakarta: Indeks.
Maulidi dan Rofiq, A (2013). Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah PT. BPD Jawa Timur Tbk Cabang Bawean). Jurnal Kewirausahaan Vol 3 No 2
Murti, Susanti H (2013). Pengaruh Dimensi Relationship Marketing terhadap Loyalitas pelanggan.
Management Analysis Journal Vol 2 No 1
Nurul, Qamariah (2012). Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Institusi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10 No 1.
Parasuraman, V.A. Zeithalm., & Leonard, L. B (1991). Refinement and Reassessment of SERVQUAL Scale. Journal of Retailing, 67, 4, pp 420-450
Radityawan, A (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Penanganan Keluhan dan kepuasan terhadap Loyalitas. Journal of Economics
and Management Vol 2 No 2
Rinda, N dan Nur, Iriawan (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile
Broadband di Wilayah Surabaya
dengan Pendekatan SEM Bayesian. Jurnal Sains dan Seni
ITS. Vol 1 No.1
Customer’s Satisfaction and Customer’s Trust.IOSR Journal of
Business and Management (IOSR-JBM). Vo 9, No 6
Salay, Victor (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penanganan Komplain terhadap Kepuasan Nasabah terhadap Kepuasan Nasabah pada bank BRI Cabang Kertajaya di Surabaya.
Jurnal Marketing dan Bisnis Vol 13 No 4
Tjiptono, Fandy., dan Chandra, Yanto (2007). Marketing Scales.