DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
FASILITASI DAN PELUANG USAHA
DI BIDANG
INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN INVESTASI
FASILITASI DAN PELUANG USAHA
DI BIDANG
JENIS FASILITAS YANG DIBERIKAN
PEMBEBASAN
PENGEMBALIAN
KERINGANAN
PERLAKUAN
KHUSUS
PENANGGUHAN
KEBERATAN &
BANDING
TIDAK DIPUNGUT
JENIS FASILITAS YANG DIBERIKAN
TIDAK DIPUNGUT
PADA DASARNYA BARANG DARI LUAR DAERAH PABEAN SEJAK MEMASUKI DAERAH PABEAN SUDAH TERUTANG BEA MASUK. NAMUN, MENGINGAT BARANG TERSEBUT TIDAK DIIMPOR UNTUK DIPAKAI, BARANG TERSEBUT TIDAK DIPUNGUT BEA MASUK
PEMBEBASAN
PEMBEBASAN BEA MASUK ADALAH PENIADAAN PEMBAYARAN BEA MASUK YANG DIWAJIBKAN SEBAGAIMANA UU.NO10/1995MUTLAK
BERSYARAT
PEMBEBASAN BEA MASUK YANG DIBERIKAN KARENA NYATA-NYATA SUATU PRODUK DIKENAKAN TARIF 0% DALAM BUKU TARIF BEA MASUK INDONESIA
PEMBEBASAN BEA MASUK YANG DIBERIKAN JIKA SYARAT-SYARAT UNTUK DAPAT DIBERIKAN PEMBEBASAN
PEMBEBASAN
PASAL 25 UU.NO.10/1995
BARANG PERWAKILAN NEGARA ASING BESERTA PARA PEJABATNYA YANG BERTUGAS DI INDONESIA BERDASARKAN ASAS TIMBAL BALIK
BARANG UNTUK KEPERLUAN BADAN INTERNASIONAL BESERTA PEJABATNYA YANG BERTUGAS DI INDONESIA
BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN DENGAN TUJUAN EKSPOR
BUKU ILMU PENGETAHUAN
BARANG KIRIMAN HADIAH UNTUK KEPERLUAN IBADAH UMUM, AMAL, SOSIAL, ATAU KEBUDAYAAN
PETI ATAU KEMASAN LAIN YANG BERISI JENAZAH ATAU ABU JENAZAH
BARANG PINDAHAN
BARANG PRIBADI PENUMPANG, AWAK SARANA PENGANGKUT, PELINTAS BATAS, DAN BARANG KIRIMAN SAMPAI BATAS NILAI PABEAN DAN ATAU JUMLAH TERTENTU
BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
BARANG KEPERLUAN KHUSUS KAUM TUNA NETRA DAN PENYANDANG CACAT LAINNYA
PERSENJATAAN, AMUNISI, DAN PERLENGKAPAN MILITER, TERMASUK SUKU CADANG YANG DIPERUNTUKKAN BAGI KEPERLUAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
BARANG DAN BAHAN YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG BAGI KEPERLUAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
BARANG CONTOH YANG TIDAK UNTUK DIPERDAGANGKAN
PENGURANGAN SEBAGIAN PEMBAYARAN BEA MASUK YANG DIWAJIBKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UNDANG-UNDANG INI
KERINGANAN
PASAL 26 UU.NO.10/1995
barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan, atau pengujian.
barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama,
barang yang mengalami kerusakan penurunan mutu, kemusnahan, atau penyusutan volume atau berat karena alamiah antara saat diangkut ke dalam Daerah Pabean dan saat diberikan
persetujuan impor untuk dipakai,
mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri,
barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri untuk jangka waktu tertentu,
peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan
bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri pertanian, peternakan atau perikanan,
hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkap yang telah mendapat izin,
bahan terapi manusia, pengelompokan darah dan bahan penjenisan jaringan,
barang oleh Pemerintah pusat atau Pemerintah daerah untuk kepentingan umum,
PENIADAAN SEMENTARA KEWAJIBAN PEMBAYARAN BEA MASUK SAMPAI TIMBUL KEWAJIBAN UNTUK MEMBAYAR BEA MASUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG INI
PENANGGUHAN
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
adalah suatu bangunan,
tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu di dalam
Daerah Pabean yang digunakan untuk menimbun, mengolah,
memamerkan, dan atau menyediakan barang untuk dijual dengan
mendapatkan perlakuan khusus di bidang Kepabeanan, Cukai, dan
perpejakan yang dapat berbentuk
Kawasan Berikat, Pergudangan
Berikat, Entrepot untuk Tujuan Pameran, atau Toko Bebas Bea
PP.NO.33 TAHUN 1996
KAWASAN BERIKAT
adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan
dengan batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha
industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun,
perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan
pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari
dalam Daerah Pabean Indonesia lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk
tujuan ekspor;
KAWASAN BERIKAT
KAWASAN BERIKAT
PP.NO.33 TAHUN 1996
PMDN
PMA
NON PMA/PMDN YANG BERBENTUK PT
KOPERASI
Memiliki lahan yang berlokasi di kawasan industri untuk perusahaan yang
berdiri setelah tanggal 26 Juni 1997
untuk perusahaan yang berdiri sebelum tanggal 26 Juni 1997 dapat berlokasi di
luar kawasan industri
Terdaftar sebagai Wajib Pajak (NPWP)
Fasilitas KB dapat diberikan kepada perusahaan :
- sebelum fisik bangunan berdiri (tanah kosong)
- setelah fisik bangunan berdiri
PERUSAHAAN YANG BERHAK MENDAPATKAN FASILITAS
PERUSAHAAN YANG BERHAK MENDAPATKAN FASILITAS
KAWASAN BERIKAT
Impor barang modal atau peralatan yang dipergunakan untuk
pembangunan/konstruksi, perluasan KB dan peralatan perkantoran yang
semata mata dipakai oleh PKB termasuk PKB merangkap PDKB diberi
penangguhan bea masuk, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Ps.22
Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan industri diberi penangguhan bea masuk, tidak dipungut PPN,
PPnBM dan PPh Ps.22
Impor barang/bahan untuk diolah di PDKB diberi penangguhan BM, bebas
cukai, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Ps.22
Pemasukan Barang Kena Pajak dari DPIL untuk pengolahan lebih lanjut tidak
dipungut PPN dan PPnBM
BENTUK FASILITAS
BENTUK FASILITAS
Pemasukan Barang Kena Cukai dari DPIL untuk diolah lebih lanjut diberikan pembebasan
cukai.
Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta Keuangan dari
DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB diberikan perlakuan perpajakan yang sama
dengan perlakuan terhadap barang yang diekspor
Pengeluaran yang ditujukan kepada orang yang memperoleh fasilitas pembebasan /
penangguhan BM, cukai dan pajak dalam rangka impor diberikan pembebasan BM, cukai
dan tidak dipungut PPN, PPnBM serta PPh Ps.22 Impor
Fasilitas Sub Kontrak
Pengeluaran barang/bahan ke perusahaan industri di DPIL / PDKB lainnya dalam rangka
Sub Kontrak, tidak dipungut PPN dan PPnBM
Penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil Sub Kontrak oleh Pengusaha Kena
Pajak di DPIL / PDKB lainnya kepada PDKB asal tidak dipungut PPN dan PPnBM
Peminjaman mesin/peralatan pabrik dalam rangka SubKontrak kepada Perusahaan
Industri di DPIL/PDKB lainnya dan pengembalian pinjaman ke PDKB asal tidak
dipungut PPN dan PPnBM
BENTUK FASILITAS
BENTUK FASILITAS
KAWASAN BERIKAT
Impor
Pemasukan langsung barang dari pelabuhan bongkar ke KB
Tidak diberlakukan ketentuan tataniaga di bidang impor
Tidak dilakukan pemeriksaan fisik
KEMUDAHAN-KEMUDAHAN LAINNYA
KEMUDAHAN-KEMUDAHAN LAINNYA
KAWASAN BERIKAT
KAWASAN BERIKAT
Ekspor
Tidak dilakukan pemeriksaan fisik
Persetujuan muat di KB
Pengeluaran barang dari KB ke KB lainnya dianggap sebagai realisasi
ekspor
Dalam KB dapat didirikan Gudang Berikat
Penjualan ke DPIL
50 % untuk komponen atau barang yang akan digunakan untuk
produksi barang yang menghasilkan barang yang derajatnya lebih
tinggi
GUDANG BERIKAT
adalah suatu bangunan,
tempat dengan batas-batas tertentu yang di
dalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan,
pengemasan, penyortiran, pengepakan, pemberian
merk/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam
rangka fungsinya sebagai pusat distribusi
barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke
Daerah Pabean Indonesia lainny, Kawasan Berikat,
atau direkespor tanpa adanya pengolahan.
PP.NO. 33/1996
KMK 399/KMK.01/1996 Tanggal 6 Juni 1996
Kep-09/BC/1997 tanggal 31 Januari 1997
PMDN
PMA
NON PMA/PMDN YANG BERBENTUK PT
KOPERASI (badan hukum)
Memiliki izin usaha di bidang jasa pergudangan oleh instansi terkait
Terdaftar sebagai Wajib Pajak (NPWP)
Fasilitas KB dapat diberikan kepada perusahaan :
- sebelum fisik bangunan berdiri (tanah kosong)
- setelah fisik bangunan berdiri
Memiliki API/APIT
Memiliki Peta Lokasi dan denahnya
PERUSAHAAN YANG BERHAK MENDAPATKAN FASILITAS
PERUSAHAAN YANG BERHAK MENDAPATKAN FASILITAS
GUDANG BERIKAT
Barang atau bahan asal impor yang dimasukkan oleh PPGB ke GB diberi
penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, tidak dipungut PPN, PPnBM dan
PPh Ps.22
Barang atau peralatan asal impor yang dipergunakan oleh PGB dalam rangka
pembangunan/konstruksi dan kegiatan GB diberikan penangguhan bea masuk,
tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Ps.22
Barang atau bahan asal impor yang dimasukkan ke GB dengan tujuan untuk
dikonsumsi dalam GB dikenakan bea masuk, cukai, PPN, PPnBM dan PPh
Ps.22
BENTUK FASILITAS
BENTUK FASILITAS
Pemasukan
Pemasukan langsung barang dari pelabuhan bongkar ke GB
Tidak diberlakukan ketentuan tataniaga di bidang impor
Tidak dilakukan pemeriksaan fisik
Pengeluaran
Diimpor untuk dipakai tanpa fasilitas (prosedur impor standar)
Diimpor untuk dipakai dengan fasilitas (disertai keputusan fasilitas)
Pengluaran ke KB(dilampiri kontrak)
Diekspor kembali (dengan pemeriksaan fisik)
Diberlakukan audit pembukuan, catatan dan dokumen
dan pencacahan sediaan barang
KEMUDAHAN-KEMUDAHAN LAINNYA
KEMUDAHAN-KEMUDAHAN LAINNYA
EUTP
adalah suatu bangunan, tempat dengan
batas-batas tertentu yang di dalamnya
dilakukan kegiatan usaha penyelenggaraan
pameran barang hasil industri asal impor atau
barang industri dari dalam daerah pabean yang
penyelenggaraannya bersifat internasional.
PP.NO.33/1996
TBB
adalah suatu bangunan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan untuk
melakukan kegiatan usaha menjual barang asal
impor atau barang asal daerah pabean kepada
orang yang berhak membeli barang dalam
batas nilai tertentu dengan mendapatkan
pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan pajak.
PP.NO.33/1996
KMK-574/KMK.05/1996
KMK-475/KMK.01/1998
SE-08/BC/1996
IMPOR SEMENTARA
adalah
pemasukan barang ke dalam daerah pabean
yang nyata-nyata akan diekspor kembali
dalam jangka waktu tertentu, dengan syarat
:
- tidak akan habis terpakai
- tidak berubah bentuk (kecuali aus)
- identitas jelas
- ada bukti akan diekspor kembali
Diberikan pembebasan Bea Masuk terhadap :
Barang untuk seminar atau sejenisnya
Barang untuk pertunjukan umum
Barang untuk tenaga ahli, penelitian, pendidikan dan budaya, agama.
Kemasan yang digunakan berulang ulang
Barang keperluan contoh
Barang keperluan perlombaan
Kendaraan atau sarana pengangkut yang dipakai sendiri
Barang Operasi Perminyakan (BOP Golongan II)
Barang untuk perbaikan, rekondisi, modifikasi.
Binatang hidup untuk pertunjukan, pelatihan, pejantan dan
semacamnya.
BENTUK FASILITAS
BENTUK FASILITAS
Diberikan keringanan Bea Masuk terhadap :
Barang untuk keperluan proyek yang tidak termasuk barang
yang dibebaskan
Barang untuk keperluan produksi atau angkutan dalam negeri
Importir
Penumpang
Paling lama 12 bulan dan dapat diperpanjang paling banyak 2 x
PENGEMBALIAN YANG DAPAT DIBERIKAN TERHADAP SELURUH ATAU SEBAGIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR ATAS :
PENGEMBALIAN
PASAL 27 UU.NO.10/1995
KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA MASUK SEBAGAI AKIBAT PUTUSAN LEMBAGA BANDING
KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA MASUK HASIL PENETAPAN TARIF DAN NILAI PABEAN OLEH PEJABAT BEA DAN CUKAI ATAU KARENA KESALAHAN TATA USAHA
IMPOR BARANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 25 DAN 26
IMPOR BARANG YANG KARENA SEBAB TERTENTU HARUS DIEKSPOR KEMBALI ATAU DIMUSNAHKAN DI BAWAH PENGAWASAN PEJABAT BEA DAN CUKAI
IMPOR BARANG YANG SEBELUM DIBERIKAN PERSETUJUAN IMPOR UNTUK DIPAKAI KEDAPATAN JUMLAH YANG SEBENARNYA LEBIH KECIL DARIPADA YANG TELAH DIBAYAR BEA MASUKNYA, CACAT, BUKAN BARANG YANG DIPESAN, ATAU
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH SESEORANG TERHADAP PENETAPAN PEJABAT BEA DAN CUKAI MENGENAI TARIF DAN ATAU NILAI PABEAN MAUPUN
SANKSI ADMINISTRASI UNTUK PERHITUNGAN BEA MASUK YANG DIANGGAP TIDAK SESUAI
KEBERATAN &
BANDING
PASAL 93 UU.NO.10/1995
BILA JAMINAN BERUPA UANG TUNAI, DAN PENGEMBALIAN DILAKUKAN SETELAH 60 HARI, MAKA PEMERINTAH MEMBERIKAN BUNGA 2% PERBULAN UNTUK SELAMA-LAMANYA 24 BULAN KEBERATAN DAPAT DIAJUKAN DALAM WAKTU 30 HARI SEJAK PENETAPAN DENGAN
MENYERAHKAN JAMINAN SEBESAR BEA MASUK YANG HARUS DIBAYAR
DIREKTUR JENDERAL MEMUTUSKAN KEBERATAN DALAM WAKTU 60 HARI SEJAK DITERIMA KEBERATAN
BILA KEBERATAN DITOLAK, JAMINAN DICAIRKAN, BM DIANGGAP DIBAYAR,BILA KEBERATAN DITERIMA, JAMINAN DIKEMBALIKAN
BILA DALAM 60 HARI TIDAK ADA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL, KEBERATAN DIANGGAP DITERIMA DAN JAMINAN DIKEMBALIKAN.
YAITU FASILITAS YANG DIBERIKAN DENGAN CARA “PENYIMPANGAN DARI PROSEDUR STANDAR KARENA KONDISI KHUSUS”, DENGAN SYARAT-SYARAT TERTENTU
PROSEDURAL
PASAL 5 UU.NO.10/1995
PEMENUHAN KEWAJIBAN
DI TEMPAT SELAIN
KPBC
DILAKUKAN DENGAN PERSYARATAN TERTENTU SESUAI DENGAN PERDAGANGAN DAN PEREKONOMIAN, DIMANA KEWAJIBAN PABEAN DAPAT DIPENUHI DENGAN MUDAH, AMAN, MURAH, DAN BERSIFAT KONDISIONAL.
KEADAAN DARURAT
PASAL 7 (2) UU.NO.10/1995
SARANA PENGANGKUT DALAM KEADAAN DARURAT, SEHINGGA PEMBONGKARAN DAPAT DILAKUKAN TERLEBIH DAHULU, DISUSUL DENGAN LAPORAN KE KPBC YANG PALING MUDAH DICAPAI.
PELAYANAN SEGERA
RUSH HANDLING
PELAYANAN PENGELUARAN BARANG IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN DOKUMEN PELENGKAP PABEAN, KARENA SIFAT BARANG YANG KHUSUS; MUDAH BUSUK, RADIASI TINGGI, BARANG HIDUP, ORGAN TUBUH MANUSIA, MAYAT, BARANG PEKA WAKTU, SERTA BARANG LAIN YANG KARENA KONDISINYA MEMERLUKAN PELAYANAN SEGERA.