• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN NYERI LUKA JAHITAN PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN Evi Nur Imamah, Tarmi, Heny Ekawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN NYERI LUKA JAHITAN PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN Evi Nur Imamah, Tarmi, Heny Ekawati"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Evi Nur Imamah*, Tarmi**, Heny Ekawati***

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

…… … ...………. …… …… . .….

Teknik relaksasi merupakan salah satu cara non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum. Masalah penelitian adalah banyaknya ibu post partum yang mengalami nyeri setelah dilakukan penjahitan perineum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum.

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra-Eksperiment (One Group pratest-Postest Design), populasi ibu post partum dengan jahitan perineum di ruang sakinah RS Muhammadiyah Lamongan pada bulan Agustus dan September tahun 2009 berjumlah 53 orang tehnik sampling adalah Simple Random Sampling, jumlah sampel yang diinginkan peneliti berjumlah 20 orang, data diambil dengan menggunakan lembar observasi kemudian dianalisis sesuai dengan variable serta skalanya masing-masing, dari analisa tersebut kemudian dilakukan uji Wilcoxon Sign Rank Test.

Dari hasil penelitian diperoleh tingkatan nyeri ibu post partum dengan luka jahitan perineum sebelum dilakukan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85%, setelah dilakukan teknik relaksasi nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11 orang atau 55% dan tidak merasa nyeri sebanyak 9 orang atau 45%. Dari hasil penelitian diperoleh p=0,001 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum.

Setelah melihat hasil penelitian ini maka teknik relaksasi adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum dengan nyeri luka jahitan perineum.

Kata Kunci : Teknik Relaksasi, Nyeri Luka jahitan Perineum.

PENDAHULUAN

.……. … ….

Proses persalinan adalah keadaan yang fisiologis yang akan dialami oleh ibu bersalin, Dari proses persalinan pervaginam perlukaan jalan lahir sering terjadi. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, dan yang berat berupa suatu robekan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pervaginam baik itu robekan yang di sengaja dengan episiotomi maupun robekan secara spontan akibat dari persalinan, robekan perineum ada yang perlu tindakan penjahitan ada yang tidak perlu. Dari jahitan perineum tadi pasti menimbulkan rasa nyeri (Chapman,

Vicky, 2006:265). 70% wanita yang melahirkan pervaginam sedikit banyak mengalami trauma perineal, kebanyakan morbiditas maternal setelah trauma perineal tetap tidak dilaporkan ke profesional kesehatan (Chapman, Vicky, 2006:444).

(2)

Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan adalah rumah sakit rujukan, jadi kebanyakan pasien yang partus spontan pervaginam dilakukan episiotomy. Survey awal yang dilakukan pada 10 responden ibu post partum dengan jahitan perineum di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang tidak melakukan teknik relaksasi mengalami nyeri luka jahitan perineum yaitu sebanyak 5 orang atau 50% mengalami nyeri berat 3 orang atau 30% nyeri sedang dan 2 orang atau 20% mengalami nyeri ringan. Dari data tersebut diatas masih banyak ibu post partum yang mengalami nyeri.

Masalah nyeri perineum post partum tidak hanya pada nyeri itu sendiri, tetapi juga mengenai efeknya pada hubungan wanita dengan orang yang dekat dengannya. Awalnya ini dikaitkan dengan kemampuan wanita agar cukup berelaksasi untuk menyusui dan kemudian pemulihan aktifitas seksualnya (Mander, 2003:225). Pada ibu post partum yang mengalami rasa nyeri bisa mendukung terjadinya stress yang akan meningkatkan keletihan (Mubarak, 2007:72)

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meringankan nyeri adalah metode pengendalian nyeri non-Farmakologis adalah dengan teknik relaksasi, teknik yang lain seperti massage, distraksi, kompres hangat, imagori, hypnosis,acupressure, yoga, therapy aroma, dll. Untuk mengurangi rasa nyeri ada banyak cara tetapi peneliti disini hanya menggunakan teknik relaksasi. Relaksasi merupakan metode yang efektif untuk mengurangi nyeri dengan cara nafas dalam dengan cara relaksasi membantu mengurangi tegangan otot, sehingga menurunkan intensitas nyeri atau meningkatkan toleransi nyeri, dengan cara mengajarkan pasien untuk menggunakan pernafasan abdomen berirama dan lambat enam sampai sembilan kali permenit, dan dapat mempertahankan irama yang lambat dan konstan(Mander, 2003:149). Dalam keadaan kaya akan oksigen yang bersih diharapkan metabolisme didalam tubuh akan berjalan dengan baik dan otak akan relaksasi sehingga impuls nyeri yang diterima akan diolah dengan baik dan diterjemahkan dengan persepsi nyeri yang berkurang.

Belakangan ini relaksasi bukan hanya berhubungan dengan peredaan rasa nyeri tetapi juga berhubungan dengan istirahat dan tidur serta dapat juga menurunkan ketegangan atau stress. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengukur pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri pada ibu post partum dengan luka jahitan perineum.

METODE PENELITIAN

.… … .…

Desain penelitian yang digunakan adalah Pra - Eksperiment atau One Group Pratest-Postest Design yaitu kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam,2003:56). Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik Relaksasi terhadap penurunan nyeri pada ibu post partum dengan luka jahitan perineum di RS Muhammadiyah lamongan Kabupaten Lamongan pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2009

HASIL

.

PENELITIAN

1. Data Umum

1) Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan merupakan salah satu RS di Lamongan dan merupakan RS rujukan yang berada di Jl. Jaksa Agung Suprapto 76 Lamongan dan terletak dipinggiran kota. Gedung utama terdiri dari 3 lantai dan gedung lainnya terdiri dari 2 lantai. Pelayanan terdiri dari rawat inap dan rawat jalan.

(3)

sehat atau media radio, bakti sosial secara rutin atau persemester.

Rawat inap terdiri dari ruang marwah, shofa, sakinah, zam-zam, roudhoh, multazam, ICU dan jumlah tempat tidur sejumlah 150 tempat tidur. Jumlah sumber daya manusia terdiri dari tenaga medis terdiri dari dokter, bidan dan perawat. Dan paramedis non perawat, non medis, jumlah SDI 403 orang

Penunjang medis terdiri dari apotik, laboratorium klinik, instalasi gizi, optik, ECHO-Kardiografi, Instalasi pemeliharaan sarana, pemulasaran jenazah dan ambulance, radiologi terdapatX-Ray,CT Scantdan USG. Penunjang umum terdiri dari perpustakaan, penampungan air ataureservoir,incenerator, laundry, sterilisasi central, instalasi pengolahan air limbah, ruang pertemuan umum, ruang komite medis, SIRS, warung telekomunikasi, mini market, pelayanan KBIH Labbaik atau kelompok bimbingan ibadah haji.

RS Muhammadiyah Lamongan terakreditasi KARS Depkes 12 pelayanan izin operasional dari Depkes YM.02.04.2.1102 (10 Juli 2002-10 Juli 2007). Status akreditasi lulus penuh. Rencana RS Muhammadiyah jangka pendek pelayanan MRE atauMedikal Record Elektronic. 2) Karakteristik Responden

Jumlah ibu post partum yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 20 orang, karakteristik ibu bersalin dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan.

(1) Umur Ibu

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di R. Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan Pada Tahun 2009

Berdasarkan data di atas menunjukkan sebagian besar ibu post partum berumur 20–

30 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 60% dan sebagian berumur > 30 tahun yaitu sebanyak 7 orang atau 35% dan hanya

sebagian kecil berumur < 20 tahun sebanyak 1 orang atau 5%.

(2) Pendidikan Responden

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di R. Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan Pada Tahun 2009

Berdasarkan data di atas menunjukkan sebagian besar ibu post partum berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 11 orang atau 55% dan sebagian lagi berpendidikan SLTP yaitu sebanyak 5 orang atau 25% dan sabagian kecil berpendidikan DIII/PT yaitu sebanyak 4 orang atau 20%. (3) Pekerjaan Responden

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di R. Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan Pada Tahun 2009

No Pekerjaan Jumlah Prosentase 1 Ibu Rumah Tangga 5 25

2 Swasta 9 45

3 Wiraswasta 5 25

4 PNS 1 5

Total 20 100

Berdasarkan data di atas meninjukkan sebagian besar ibu post partum bekerja swasta yaitu sebanyak 9 orang atau 45% dan bekerja sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga @ sebanyak 5 orang atau 25% dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu 1 orang atau 5%.

2. Data Khusus

(4)

nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum dengan perlakuan teknik relaksasi. 1) Tingkatan nyeri luka jahitan perineum

pada ibu post partum sebelum dilakukan teknik relaksasi di Ruang Sakinah RS Muhammmadiyah Lamongan

Tabel 4. Distribusi Frekwensi Tingkatan Nyeri Luka Jahitan Perineum Pada Ibu Post Partum Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi di R. Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan Pada Tahun 2009

No Tingkatan Nyeri Jumlah Prosentase

1 Nyeri Ringan 0 0

2 Nyeri Sedang 17 85

3 Nyeri Berat 3 15

Total 20 100

Dari tabel 4 di atas didapatkan bahwa sebagian besar ibu post partum dengan luka jahitan perineum yang mengalami nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85% dan hanya sebagian kecil yang mengalaminyeri berat yaitu sebanyak 3 orang atau 15%.

2) Tingkatan nyeri ibu post partum dengan luka jahitan perineum setelah dilakukan teknik relaksasi di Ruang Sakinah RS Muhammmadiyah Lamongan

Tabel 5. Distribusi Frekwensi Tingkatan Nyeri Luka Jahitan Perineum Pada Ibu Post Partum Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi di R. Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan Pada Tahun 2009

No Tingkatan Nyeri Jumlah Prosentase

1 Tidak Nyeri 9 45

2 Nyeri Ringan 11 55

3 Nyeri Sedang 0 0

Total 20 100

Dari tabel 5 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar ibu post partum dengan luka

jahitan perineum setelah dilakukan teknik relaksasi merasa tidak nyeri sebanyak 9 orang atau 45% dan mengalami nyeri ringan sebanyak 11 orang atau 55%.

3) Uji statistik perbedaan tingkatan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum dengan perlakuan teknik relaksasi di ruang sakinah RSM Lamongan

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data berupa tingkatan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum, data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan teknik relaksasi. Untuk menganalisa perbedaan tingkatan nyeri ibu post partum tersebut maka dilakukan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test.

Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test tentang perbedaan tingkatan nyeri ibu post partum sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan teknik relaksasi dapat dilihat pada berikut :

Tabel 6. Perbedaan Tingkatan Nyeri Ibu Post Partum Dengan Perlakuan Teknik Relaksasi di R. Sakinah RSM Lamongan Tahun 2009

No Tingkatan Nyeri Jumlah Prosentase

1 Tingkatan Nyeri

berkurang 20 100

2 Tingkatan Nyeri

Tetap 0 0

P(Sign) 0,001

(5)

PEMBAHASAN

.… .…

1. Tingkatan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post partum dengan luka jahitan perineum sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85% dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 3 orang atau 15%. Hasil penelitian di RS Muhammadiyah Lamongan pada ibu post partum dengan luka jahitan perineum yang dilakukan perlakuan teknik relaksasi sebagian besar mengalami nyeri ringan.

Penyebab rasa nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum pada umumnya karena luka tertekan atau saat ibu itu duduk. Hampir semua ibu mengalami nyeri pada saat mengawali duduk yang ditandai wajah ibu menyeringai menahan nyeri.

Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus yang apabila tidak diobati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah kwalitas kehidupan individu secara bermakna baik kesejahteraan fisik dan fisiologis (Potter Patricia, 2006:1509). Maka klien yang sedang merasa nyeri, khususnya nyeri yang hebat, ingin nyeri yang dirasakannya segera hilang (Potter Patricia, 2006:1517)

2. Tingkatan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post partum setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi merasa tidak nyeri sebanyak 9 orang atau 45% dan nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11 orang atau 55% hasil penelitian di RS Muhammadiyah Lamongan pada ibu post partum dengan nyeri luka jahitan perineum setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi sebagian besar nyerinya berkurang menjadi ringan.

Klien yang merasa nyeri akan berusaha untuk menghilangkan rasa nyeri itu agar ketidak nyamanan yang dirasakan hilang dan aktifitas sehari-hari dapat tetap berjalan. Tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri sebesar mungkin dengan kemungkinan efek samping paling kecil (Price Sylvia A, 2006:1083).

Pada penelitian ini, ibu post partum tidak ada yang mendapat pengobatan hanya diajarkan cara teknik relaksasi untuk mengurangi atau mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum karena luka jahitan diperineum yang membuat aktifitas sehari-hari seperti duduk, berjalan dan tidurnya merasa tidak nyaman.

3. Perbedaan Tingkatan Nyeri Luka Jahitan Perineum Pada Ibu Post Partum Sebelum dan Sesudah Dilakukan Perlakuan Teknik Relaksasi di R. Sakinah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi seluruh ibu post partum yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 20 orang atau 100% mengatakan rasa nyeri berkurang. Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai signifikan (p sign= 0,001) dimana hal ini berartip sign< 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di RS Muhammadiyah Lamongan

(6)

yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang ke korteks serebri. Hasil persepsi ini akan di kembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktifitas sel T yang selanjutnya akan menghambat rangsangan nyeri (Uliyah, 2006:129). Adapun faktor yang mempengaruhi nyeri adalah etnik dan nilai budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan individu pendukung, pengalaman nyeri sebelumnya, ansietas dan stress (Mubarak, 2007:211).

Rasa sakit atau nyeri luka jahitan perineum terutama pada wanita yang baru pertama kali melahirkan dan belum berpengalaman tentu saja akan menjadi masalah dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, bergerak sedikit saja ibu sudah takut, sedangkan untuk mengurangi atau untuk mengalihkan perhatian ibu dilakukan dengan teknik relaksasi untuk membantu mengurangi tegangan otot, Sehingga menurunkan intensitas nyeri atau meningkatkan toleransi nyeri, dengan cara mengajarkan pasien untuk menggunakan pernafasan abdomen berirama dan lambat enam sampai sembilan kali permenit, dan dapat mempertahankan irama yang lambat dan konstan. (Suddarth, 2001:53)

KESIMPULAN DAN SARAN

.

1. Kesimpulan

1) Sebagian besar ibu post partum dengan jahitan perineum mengalami nyeri sedang sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi

2) Sebagian besar ibu post partum dengan jahitan perineum merasa nyerinya berkurang menjadi ringan setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi

3) Berdasarkan Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Testmenunjukkan

nilai signifikan (p sign = 0,001) dimana hal ini berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh yang sangat signifikan antara teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di RS Muhammadiyah Lamongan

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa upaya yang perlu diperhatikan : 1) Bidan perlu meningkatkan pelayanan

pada ibu post partum untuk mengurangi rasa nyeri terutama dengan teknik relaksasi. Karena dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri.

2) Dengan adanya perkembangan pengetahuan tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post, maka dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada.

3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik relaksasi pada ibu post partum dengan menggunakan metode lain dan sampel yang lebih besar sehingga hasilnya lebih representatif serta dapat digeneralisasikan.

. . .

DAFTAR PUSTAKA

. . .

Chapman, Vicky, (2006). Asuhan

Kebidanan Persalinan dan

Kelahiran; Cet. 1, Jakarta : EGC

Manuaba, IBG. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri; Cet. 1, Jakarta: EGC

Purwaningsih, (2007). Proposal Penelitian Studi Tentang Intensitas Nyeri Pada Post Operasi Sectio Cesaria Di RSM Lamongan, Universitas Muhammadiyah Surabaya

(7)

Ekawati, (2006). Pengaruh Pemberian Makanan Rendah Purin dan tinggi purin terhadap intensitas nyeri inflamasi pada tikus putih strain wistar yang di induksi. Skripsi Program Nurse Ilmu Keperawatan FKI-UNBRA Malang tidak dipublikasikan.

Hanafiah,2004, Perawatan Masa Nifas, http://library.usu.ac.id/download/fk /obstentri-tmhanafiah.pdf. Diakses tanggal 13 Agustus 2009.

Jensen, (2004). Keperawatan Maternitas ; Cet. 4, Jakarta : EGC

Kusmawati, (2009). Efektifitas Teknik

Hypnobirthing Terhadap

Penurunan Nyeri Pada

Persalinan Kala I Di RSM Lamongan, Lamongan : Karya Tulis Ilmiah.

Mander Rosemary, (2003). Nyeri Persalinan; Cet. 1, Jakarta : EGC

Mubarak Iqbal, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi Dalam Praktik; Cet. 1, Jakarta : EGC

Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam dan Siti Pariani S, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan,Cet. 1, Jakarta : CV . Infomedika.

Roper, Nency, (2002). Prinsip – prinsip ke perawatan, Jakarta : Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo Sarwono, (2005). Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo Sarwono, (2005).Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : YBP-SP

Suddarth and Brunner (2001). Keperawatan Medikal-Bedah ; Cet. 1, Jakarta : EGC

Suddarthand Brunner (2002). Keperawatan Medikal- Bedah ; Cet. 8, Jakarta : EGC.

Gambar

Tabel 2. Distribusi
Tabel 4. Distribusi Frekwensi TingkatanNyeri Luka Jahitan PerineumPada Ibu Post Partum SebelumDilakukan Teknik Relaksasi di R.Sakinah RS MuhammadiyahLamongan Pada Tahun 2009

Referensi

Dokumen terkait

Kami mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh ( benar dan jujur ), sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.. Kesediaan tersebut

Proses yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut. sebagai saponifikasi (Girgis,

Dari keterangan itu, kita dapat menyatakan bahwa kurikulum pendidikan nasional yang mengabaikan sejarah sebagai mata pelajaran adalah sangat keliru, karena tanpa pemahaman

Selain adanya perintah dan anjuran untuk memelihara anak yatim dan hartanya dengan baik, Alquran juga menjelaskan mengenai larangan memakan harta anak yang berada

Adanya pengaruh dividen changet terhadap profitabilitas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissim dan Ziv (2001) dan sejalan dengan hasil penelitian

Proyek Akhir Arsitektur LXIX yang berjudul “Tempat Penitipan Anak dan Pendidikan.. Anak Usia Dini di Semarang” tepat

berupa skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rasio Keuangan RGEC dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ” dengan baik

Tujuan penelitian ini adalah untuk upaya penjualan kamar melalui media promosi di loji hotel solo, Kendala yang terjadi didalam lingkup hotel. Solusi mengatasi