• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepadatan lalu lintas di Kota Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepadatan lalu lintas di Kota Malang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN LALU LINTAS

DI KOTA MALANG

1

Nia Redhantika2 13430020

nia_redhantika@yahoo.com

Abstrak

Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan dikenal dengan julukan kota pelajar, atau banyak juga yang menjuluki sebagai Kota Bunga. Oleh sebab itu banayak wisatawan berkunjung di kota malang. Namun jika kapasitas jalan raya yang tidak dapat menampung para pengendara (wisatawan) dengan maksimal akan menimbulkan ketidaknyamanan para wisatawan. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan. Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu:Klasifikasi menurut fungsi, Klasifikasi menurut Kelas Jalan, Klasifikasi menurut medan jalan, Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan.

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai

pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan. Agar sesuai dengan keingginan pemerintah dalam menciptakan lalu lintas yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien maka di susunlah sebuah managemen lalu lintas yang dapat di gunakan sebagai pedoman untuk mengurangi dampak – dampak negatif yang ditimbulkan oleh padatnya lalu lintas.

Kata kunci: Jalan Raya, Tingkat Kepadatan Lalu Lintas, Dampak negative kepadatan lalu lintas.

Pendahuluan

Kota Malang adalah sebuah kota diProvinsi Jawa Timur, Indonesia. Jumlah penduduk Kota malang pada tahun 2014 adalah 857.891 yang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu

Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Sukun,Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru (dispendukcapil malang : 2013). Jumlah penduduk tersebut bukanlah tergolong kecil jika di bandingkan dengan luas wilayah kota Malang 252,10 km2 .3 Jika luas

tersebut diambil 20% (50,42 km2 ) untuk sirkulasi jalan maka standart lalu lintas bisa berjalan

dengan cukup baik, agar lebih baik lagi dan tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas maka di butuhkan fasilitas-fasilitas pendukung seperti perbaikan jalan yang rusak, jalan pedestrian, rambu-rambu lalu lintas, bantuan polisi lalu lintas, perbaikan aturan jalur yang macet, dsb.

Gambar 1. GOOD DESIGN: At wide intersections, pedestrian access can be enhanced through a variety of features including ladder marking of crosswalks, perpendicular curb ramps, curb extensions with landscaping, detectable warnings, medians, and accessible

pedestrian signals. (Sumber: Federal Highway Administration, 2014)

1 Judul tugas Bahasa Indonesia dan Pendidikan Ilmiah Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang 2014 2 Nia Redhantika Mahasiswa Arsitektur Universitas Merdeka Malang, 13430020

(2)

PERMASALAHAN

1. Apakah faktor yang menyebabkan padatnya lalu lintas di Kota Malang? 2. Bagaimana upaya mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Malang?

TUJUAN PENULISAN/PEMBAHASAN

1. Mengetahui faktor penyebab padatnya lalu lintas di Kota Malang. 2. Mengetahui dampak negatif dari kepadatan lalu lintas di Kota Malang. 3. Mengetahui solusi mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Malang.

JALAN RAYA

Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.4

Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang

mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat (Clarkson H.Oglesby,1999).

A. Klasifikasi jalan

Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Bina Marga 1997).

a. Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan

yaitu :

1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan

pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3) Jalan lokal yaitu Jalan yang melayani angkutan setempat dengan

ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

b. Klasifikasi menurut Kelas Jalan

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.

c. Klasifikasi menurut medan jalan

Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan

(3)

d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.

B. Perencanaan geometrik jalan raya

a. Standar Perencanaan

Standar perencanaan adalah ketentuan yang memberikan

batasan-batasan dan metode perhitungan agar dihasilkan produk yang memenuhi persyaratan. Standar perencanaan geometrik untuk ruas jalan di Indonesia biasanya menggunakan peraturan resmi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tentang perencanaan geometrik jalan raya. Peraturan yang dipakai dalam studi ini adalah “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dengan terbitan resmi No. 038 T/BM/1997 dan American Association of State Highway and

Transportation Officials. 2001 (AASHTO 2001).

b. Kendaraan Rencana

Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Dilihat dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan – kendaraan yang menggunakan jalan, kendaraan - kendaraan tersebut dapat dikelompokkan (Bina Marga, 1997).

Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan geometrik disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang dominan menggunakan jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga tentu ikut menentukan kendaraan yang dipilih sebagai perencanaan.

c. Volume lalu lintas rencana

Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan yang terlalu lebar untuk volume lalu lintas rendah cenderung membahayakan karena pengemudi cenderung mengemudikannya dengan kecepatan yang lebih tinggi sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan. Disamping itu juga mengakibatkan peningkatan biaya pembangunan yang tidak pada tempatnya/ tidak ekonomis (Sukirman, 1994)

Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur adalah :

1. Lalu lintas harian rata-rata 2. Volume Jam perencanaan

d. Kecepatan Rencana

Kecepatan adalah besaran yang menunjukan jarak yang ditempuh kendaraan di bagi waktu tempuh, biasanya dinyatakan dalam

km/jamKecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilij untuk perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang dan lain-lain.Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kecepatan adalah keadaan terrain apakah datar, berbukit atu gunung. Untuk menghemat biaya tentu saja perencanaan jalan

sepantasnya disesuaikan dengan keaadaan medan. Suatu jalan yang ada di daerah datar tentu saja memiliki kecepatanm desain yang lebih tinggi dibandingkan pada daerah pegunungan atau daerah perbukitan.

(4)

Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di ruang lalu lintas jalan yang mempunyai pengertian prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.5

Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.Adapun komponen-komponen lalu lintas itu sendiri terdiri atas manusia, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan untuk dikemudikan oleh pengemudi yang mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan.

A. Komponen terjadinya lalu lintas

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh

pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

1.

Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan

sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih

dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu

jalan dan tata ruang.

2.

Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

3.

Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

B. Faktor penyebab kepadatan lalu lintas

1.

Faktor Jalan raya (ruang lalu lintas jalan)

Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri. Buruknya kondisi ruang lalu lintas jalan serta sempit /terbatasnya ruang/lahan jalan akan menghambat pergerakan pengguna jalan.

(5)

2.

Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi di jalan raya.Berbagai hal yang menyangkut kondisi kendaraan bisa berupa: jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya. Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya,

beroperasinya jenis dan ukuran kendaraan tertentu yang berpotensi memacetkan arus lalu lintas.

3.

Faktor manusia (pemakai jalan)

Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia selaku pemakai jalan. Berbagai hal menyangkut manusia antara lain: sikap, perilaku dan kebiasaan (behavior and habit) yang kurang tepat ketika menggunakan jalan rayamenyebabkan kemacetan lalu lintas dan membahayakan pihak lain, misal: sikap dan perilaku mementingkan diri sendiri, tidak mau mengalah, congkak, arogan, menganggap bahwa melanggar aturan berlalu lintas adalah hal biasa serta tidak mengetahui atau tidak mau peduli bahwa gerakan (manuver) nya mengganggu bahkan membahayakankeselamatan pengguna jalan lain,yang berprinsip bahwa kecerobohannya bukan merupakan tanggung jawabnya

melainkanmenjadi tanggung jawab pihak lain.

4.

Faktor Lain

Banyak faktor lain selain ketiga faktor (komponen) di atas yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas, misalnya: penerapan yang keliru terhadap kebijakan dan undang-undang lalu lintas angkutan jalan, keberadaan mall (pintu mall) di tepi jalan raya sehingga keluar masuk kendaraan, orang dan angkutan umum yang ngetem akanmengganggu kelancaran lalulintas,kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas, demonstrasi, kerusuhan, dan cuaca (hujan deras dan banjir).

C. Menejemen lalu lintas

Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas meliputi:

1.

Kegiatan perencanaan lalu lintas.

Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.

2.

Kegiatan pengaturan lalu lintas.

Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan minimum dan maximum, larangan atau perintah penggunaan jalan bagi pemakai jalan.

3.

Kegiatan pengawasan lalu lintas.

Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi:

a. Pemantauan dan penilaian terhadap kebijaksanaan

lalu lintas.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut untuk mendukung ketercapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Kegiatan pemantauan meliputi :

i. Inventarisasi kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan.

(6)

Sedangkan kegiatan penilaian meliputi :

1.

Penentuan kriteria penilaian.

2.

Analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan.

b. Tindakan

korektif

terhadap

pelaksanaan

kebijaksanaan lalu lintas.

Tindakan ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan yang sudah ditentukan.Tindakan korektif diantaranya adalah peninjauan ulang terhadap kebijaksanaan apabila didalam pelaksanaannya menimbulkan masalah.

4.

Kegiatan pengendalian lalu lintas

Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi :

a. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan.

b. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.

DAMPAK NEGATIF KEPADATAN LALU LINTAS

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan

terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak

seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

(7)

Gambar 3.Kecelakaan yang terjadi di Jl. Sunandar Priyo Sudarmo Kota Malang (Sumber : Achmad Syaiful Afandi, 2012)

A. Penyebab kemacetan

Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:

Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan

Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,

Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan

Ada perbaikan jalan,

Bagian jalan tertentu yang longsor,

Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.

Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt : berjalan lambat di lajur kanan dsb.

Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.

Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.

Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas

Adanya tawuran antarpelajar yang menyebabkan kurang lancarnya lalu lintas

Banyak orang yang menyebrang di jalan tersebut

Walaupun di jalan SATU ARAH, masih ada pengendara yang NYELONONG dari arah yang TERLARANG / berlawanan

(8)

Kepadatan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan.

Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah

Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,

Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan

penggunaan rem yang lebih tinggi,

Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,

Meningkatkan stress pengguna jalan,

Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya

C. PEMECAHAN MASALAH KEPADATAN LALU LINTAS

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan Kapasitas

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:

i. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan,

ii. Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,

iii. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.

iv. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,

v. Mengembangkan inteligent transport sistem. vi. Memberikan sanksi jika ada yang melanggar

2. Keberpihak kepada angkutan umum

(9)

Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:

i. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum ii. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan

khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,

iii. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura

iv. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum,

3. Pembatasan Kendaraan Pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:

i. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun

pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,

ii. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak

kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.

iii. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

4. Pnyeberang jalan

Gambar 5. Sering dilalui untuk menyeberang pejalan kaki (Sumber :M.Jalaludin Jabbar,2013)

Gambar 6. Curb extensions and highly visible crosswalks improve pedestrian access at midblock

crossings (Sumber: Federal

(10)

Berbagai strategi dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyeberangan midblock kepada orang-orang dengan gangguan penglihatan. Jika persimpangan bersinyal tersebut, seorang pejalan kaki digerakkan perangkat sinyal diakses dengan nada locator harus

disediakan. Strategi lain adalah untuk mengangkat permukaan termasuk wayfinding directional di seluruh lebar trotoar (tegak lurus terhadap jalur trotoar perjalanan). Ini peringatan pejalan kaki tunanetra untuk

persimpangan midblock, dan mereka dapat mengikuti permukaan arah tepi jalan di sisi lain dari persimpangan. Di Amerika Serikat, relatif sedikit penyeberangan midblock dilengkapi teknologi mengangkat permukaan directional, meskipun mereka lebih banyak digunakan di negara-negara lain, termasuk Jepang dan Inggris.

KESIMPULAN

Dengan mengetahui pemaparan mengenai kepadatan lalu lintas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan raya, kendaraan, manusia dan faktor alam (cuaca) sangat berpengaruh penting dalam terjadinya lalu lintas. Jika salah satu faktor tidak sesuai kinerja maka lalu lintas tersebut berdampak negatif, khususnya ketika padatnya lalu lintas. Maka di susunlah menejemen lalu lintas untuk mengurangi dampak negatif khususnya kemacetan lalu lintas.

SARAN

Gunakan menejemen lalu lintas sebagai pertimbangan tata ruang kota, sehingga terjadinya kepadatan lalu lintas serta dampak-dampak negatif yang mengikuti mampu di minimalisir, terutama keamanan dan kenyamanan dalam berkendara

.

REFERENSI

Undang-undang RI No.14 Tahun 1992 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

DAFTAR PUSTAKA

…………. 2014. Bicycle & Pedestrian. www.fhwa.dot.gov . Kamis, 1 Januari 2015 ………Kota Malang. www.eastjava.com/tourism/malang/ina/citytour/about-us.html

Kamis, 1 Januari 2015

………..2014. Jumlah Penduduk Kota Malang. www.dispendukcapil.malangkota.go.id. Kamis, 1 Januari 2015

………..2014. Kemacetan. www.id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan. Kamis,1 Januari 2015 ...2012. Jalan. www.perkot2012b.blogspot.com. Kamis, 1 Januari 2015

Gunawan, Ikhsan. …. .Faktor-faktor penyebab kemacetanlalu lintas.

www.ikhsangunawan.blogdetik.com. Kamis, 1 Januari 2015

Veronika, Julia. 2011. Analisis Kepadatan Lalu Lintas DiKecamatan Denpasar Barat.

Gambar

Gambar 1. GOOD DESIGN: At wide intersections, pedestrian access can be enhancedthrough a variety of features including ladder marking of crosswalks, perpendicular curbramps, curb extensions with landscaping, detectable warnings, medians, and accessiblepede
Gambar 2. Kemacetan Lalu Lintas di Jln Raya Sengkaling Malang (Sumber :Malang Raya, 2011)
Gambar 3.Kecelakaan yang terjadi di Jl. Sunandar Priyo Sudarmo Kota Malang(Sumber : Achmad Syaiful Afandi, 2012)
Gambar 4. Angkutan Umum Kota Malang (Sumber : Bocah pati , 2014)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penyajiannya dibentuk dalam suatu Sistem penjualan & persediaan obat pada apotik 24 jam yang memakai sebuah sistem dengan

[r]

Penulis memilih Microsoft FrontPage XP adalah karena sifat dari software ini mudah digunakan untuk semua kalangan, juga tampilan menu, gambar dan animasi yang menarik dan

[r]

Berdasarkan uraian yang penulis kemukakan, maka penulis akan membuat aplikasi pengiriman barang pada perusahaan tersebut dengan menggunakan bahasa pemrograman

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Dari perbandingan penambahan SCBA dan pengaruh suhu kalsinasi SCBA terhadap kuat tekan paving, penambahan SCBA dengan kalsinasi pada suhu 850 o C selama 7 jam

Dengan kata lain apa yang dinamakan interaksi edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar-mengajar (Sardiman, 2004: 1). Kegiatan belajar mengajar merupakan