HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU
DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS XI MA FUTUHIYYAH
2MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ANA SORAYA
NIM 111 11 138
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU
DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS XI MA FUTUHIYYAH
2MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ANA SORAYA
NIM 111 11 138
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323706 Salatiga Kode Pos 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara Ana Soraya
Kepada:
Yth. Dekan FTIK Salatiga Di Salatiga
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Ana Soraya
NIM : 111 11 138 Jurusan : Tarbiyah
Fakultas : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU
DENGAN SISWA TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS XI MA
FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN DEMAK
TAHUN 2015/2016
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 31 Agustus 2015 Pembimbing,
SKRIPSI
HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN DEMAK TAHUN 2015/2016
DISUSUN OLEH
ANA SORAYA
NIM : 111 11 138
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Sabtu, 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd __________________ Sekretaris Penguji : Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si __________________ Penguji I : Dr. Winarno, M.Pd __________________ Penguji II : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd __________________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323706 Salatiga Kode Pos 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ana Soraya
NIM : 111 11 138
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi ini saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 31 Agustus 2015 Penulis,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Meng
harap kesuksesan tanpa pengorbanan ibarat
perahu yang berlayar di tanah yang keri
ng,,,”
Persembahan :
Untuk Ayahanda Amat Rondi dan Ibundaku Ngatiyem (alm) yang selalu
mencurahkan kasih sayang dan doanya untuk masa depanku,,
Kakak-kakakku tersayang : kak Chusnul, kak Mucha, kak Yati, kak Alim, dan kak Dhona, yang telah merawat adik terkecilnya dengan penuh kesabaran,,
Belahan jiwaku Bisri Mustofa yang setia mendukung segala impianku dan menemaniku meniti kehidupan nan penuh onak dan duri,,
Dosen pembimbingku Ibu Lilik Sriyanti yang telah membimbing dan mengarahkanku,,,,
Dosen-dosenku, yang telah mengajariku banyak hal untuk bekal masa
depanku,,
Sahabat-sahabatku, Mentari dan Hayati yang akan jadi saksi atas kesuksesanku nanti,,
Yang tak pernah terlupakan teman-temanku seperjuangan khususnya keluarga besar Ya Bismillah 2011 IAIN Salatiga,,
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya. Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dan kewajiban guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami sampaikan Jazaakumullah khairan katsira dan terima kasih banyak kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan saran, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah banyak membimbing dan memberikan pengalaman belajar guna meningkatkan kemampuan baik dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan
7. Ayah dan kakak-kakakku tercinta yang selalu memberiku motivasi untuk terus maju dan berjuang
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan, mohon berkenan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca yang budiman. Semoga kita bersama senantiasa mendapatkan rahmat dan petunjuk dari Allah SWT.Amiin..
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salatiga, 28 Agustus 2015
ABSTRAK
Soraya, Ana.2015. Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata kunci : interaksi edukatif, dan minat belajar.
Permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran ini adalah masih banyak guru-guru yang melakukan bentuk interaksi belajar mengajar berjalan secara searah di sekolah. Akibatnya guru sangat aktif dan siswa menjadi pasif dan tidak kreatif. Guru harus mampu membangkitkan minat belajar siswanya melalui interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasional. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak. Adapun pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel diambil 20 % dari jumlah populasi yakni sebanyak 43 responden. Dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus prosentase, analisis lanjut dengan menggunakan product moment, dan pembahasan.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Interaksi edukatif guru dengan siswa pada kategori baik sebanyak 10 responden atau 23,2 %, sedang sebanyak 22 responden atau 51,2%, dan buruk 11 responden atau 25,6% . Sehingga interaksi edukatif guru dengan siswa sebagian besar adalah sedang. (2) Minat belajar siswa pada kategori tinggi sebanyak 6 responden atau 13,9 %, sedang sebanyak 22 responden atau 51,2 %, dan rendah sebanyak 15 responden atau 34,9%. Sehingga minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagian besar adalah sedang. (3) Ada hubungan positif antara interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti karena r xy lebih besar dari pada r tabel (r product moment) yaitu
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Penelitian ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 10
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 10
3. Populasi dan Sampel ... 11
4. Metode Pengumpulan Data ... 12
H. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A.Interaksi Edukatif ... 18
1. Pengertian Interaksi Edukatif ... 18
2. Interaksi Belajar Mengajar sebagai Interaksi Edukatif 21
3. Ciri-ciri Interaksi Edukatif ... 23
4. Komponen Interaksi Edukatif ... 26
B. Minat Belajar ... 30
1. Pengertian Minat Belajar ... 30
2. Aspek- aspek Minat ... 32
3. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ... 34
4. Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 36
C. Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak... 39
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43
1. Sejarah Berdirinya MA Futuhiyyah 2 ... 43
2. Letak Geografis MA Futuhiyyah 2 ... 44
3. Profil MA Futuhiyyah 2 ... 45
4. Struktur Organisasi ... 46
5. Keadaan Siswa, Guru, dan Pegawai ... 47
6. Sarana dan Prasarana ... 48
B. Penyajian Data ... 49
1. Daftar Responden ... 50
3. Data Jawaban Angket Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 53 BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data ... 56 1. Analisis Data Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa ... 57 2. Analisis Data Minat Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak ... 64 B. Pengujian Hipotesis ... 71 C. Pembahasan ... 74 BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ... 76 B.Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Keadaan Siswa MA Futuhiyyah 2
2. Tabel 3.2 Keadaan guru dan Pegawai MA Futuhiyyah 2 3. Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Gedung MA Futuhiyyah 2 4. Tabel 3.4 Data Responden Siswa Kelas XI MA Futuhiyyah 2
5. Tabel 3.5 Data Nilai Angket tentang Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2
6. Tabel 3.6 Data Nilai Angket tentang Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MA Futuhiyyah 2
7. Tabel 4.1 Nilai Jawaban Angket tentang Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2
8. Tabel 4.2 Interval Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2
9. Tabel 4.3 Kategori Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2
10.Tabel 4.4 Komparasi Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2
11.Tabel 4.5 Nilai Jawaban Angket tentang Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
12.Tabel 4.6 Interval Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
13.Tabel 4.7 Kategori Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
14.Tabel 4.8 Komparasi Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
15.Tabel 4.9 Tabel Kerja untuk Mencari Pengaruh antara Variabel Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa (X) dan Minat Belajar Siswa (Y) pada Mata
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efektifitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Guru haruslah mempunyai sikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas juga. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah kompetensi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru ada 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru melalui cara yang baik dalam berinteraksi dengan siswa, wali siswa, dan masyarakat. Sudah seharusnya seorang guru dapat menciptakan interaksi yang baik dengan siswa di kelas, sebab peranan guru sangat dibutuhkan dalam perubahan tingkah laku siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan ketrampilan (psikomotorik).
pengajaran. Oleh karena itu, interaksi edukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain apa yang dinamakan interaksi edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar-mengajar (Sardiman, 2004: 1).
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna mentransfer ilmu kepada siswa. Guru yang mengajar dan siswalah yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi inilah yang kemudian melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan materi sebagai medianya. Permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran ini adalah masih banyak guru-guru yang melakukan bentuk interaksi belajar mengajar berjalan secara searah di sekolah. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi amat dominan. Di lain pihak, siswa hanya mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan gurunya, tanpa diberikan kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya di kelas. Kondisi yang demikian menjadikan proses pembelajaran tidak proporsional, akibatnya guru sangat aktif dan siswa menjadi pasif dan tidak kreatif.
dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar berjalan kurang maksimal sehingga siswa merasa ada jarak jauh antara dirinya dengan gurunya sehingga siswa tidak berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Dengan demikian, guru haruslah mampu membangkitkan minat belajar siswanya melalui interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak adanya daya tarik baginya.
Islam meletakkan peran dan tugas sebagai guru ditempat yang sungguh mulia. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Mendidik, mengajar, dan melatih siswa adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada siswanya. Transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang disampaikan oleh guru melalui aktifitas dan proses pembelajarannya menjadikan siswa tersebut manusia yang lebih baik dan sempurna serta bertaqwa kepada Allah SWT.
yang buruk, agar manusia dapat mengamalkan sifat-sifat baik dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang jahat sehingga terciptalah suasana dalam pergaulan di masyarakat, di mana tidak ada kebencian dan kejahatan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik)". (HR. Bukhari)
MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan pondok pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak. Lembaga ini merupakan salah satu madrasah terbaik yang ada di Kabupaten Demak. Prestasi yang diraih oleh MA Futuhiyyah 2 sangat banyak. Profesionalitas pengajar yang tinggi, sarana dan prasarana madrasah yang memadai, sehingga mencetak siswa-siswi MA Futuhiyyah 2 yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Hal ini tercermin melalui interaksi antara guru dengan siswa dan semua pihak di dalam lingkungan MA Futuhiyyah 2 yang berjalan secara harmonis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas XI MA
Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah interaksi edukatif guru dengan siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimanakah minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui interaksi edukatif guru dengan siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016
2. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016
3. Untuk mengetahui hubungan interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan pemecahan yang bersifat sementara, yakni pemecahan yang mungkin benar dan mungkin pula salah. Sedangkan Arikunto (1990: 57) berpendapat hipotesis adalah kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai dugaan awal adalah “Ada hubungan yang signifikan antara interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI di MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016.”
Sebaliknya, semakin buruk interaksi edukatif guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar, maka semakin rendah pula minat belajar siswa kelas XI di MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun 2015/2016.
E. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan, baik pendidik atau lembaga sekolah tersebut pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut : 1. Secara Teoritik
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran pada umumnya yang diperoleh dari penelitian.
2. Secara Praktik
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas kepada pendidik mengenai hubungan interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh-contoh atau teladan dan pelajaran yang berharga bagi seluruh pendidik tentang pentingnya interaksi edukatif dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya.
F. Definisi Operasional
penelitian ini perlu ada penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata yang menjadi variabel penelitian.
1. Interaksi Edukatif
Sebagaimana dikemukakan oleh Abu Achmadi dan Shuyadi interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan (Djamarah, 2005: 11). Sedangkan menurut Sardiman A. M (2004: 1) interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran.
Dengan demikian yang peneliti maksud mengenai interaksi edukatif guru dengan siswa adalah suatu proses hubungan yang saling mempengaruhi antara guru dengan siswa yang berlangsung dalam ikatan
tujuan pendidikan, yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan serta
memiliki tujuan tertentu.
Untuk mengukur interaksi edukatif maka ditentukan indikator sebagai berikut :
a. Adanya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa b. Adanya suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan c. Guru menggunakan metode yang beragam dalam mengajar d. Guru memberikan evaluasi di akhir materi pelajaran e. Adanya tanya jawab antara guru dengan siswa
g. Guru memberikan reward dan punishment sebagai pengukuhan proses belajar
h. Guru menggunakan alat bantu dalam pembelajaran 2. Minat Belajar
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri (Slameto, 2010: 180).
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, 2011: 17).
Berdasarkan definisi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa ketertarikan dan rasa suka terhadap proses belajar mengajar yang diwujudkan melalui partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tanpa paksaan dari pihak manapun. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa antara lain sebagai berikut :
a. Adanya kegairahan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak
b. Adanya kemauan siswa untuk belajar baik secara individu maupun kelompok
e. Adanya keterlibatan dan partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran
f. Adanya semangat siswa dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak g. Adanya kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran Aqidah
Akhlak
h. Adanya penerapan materi Aqidah Akhlak di dalam kehidupan siswa sehari-hari
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional, untuk mengetahui hubungan tiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik persentase dan tekhnik analisis product moment untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel x dalam hal ini interaksi edukatif guru dengan siswa dan variabel y, yaitu minat belajar siswa.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah, 2006: 116). Sedangkan menurut Arikunto (1998: 109) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 214 siswa. b. Sampel
teknik ini, penulis berharap sampel tersebut dapat mewakili keseluruhan populasi secara tepat.
4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumidi, 2004: 78). Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak. Metode angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihan yang tersedia. Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang interaksi edukatif guru dengan siswa dan minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
b. Metode Observasi
c. Metode Dokumentasi
Menurut Zuriah (2006: 116) dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti: arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa arsip, data sekolah, dan data siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
d. Metode Interview
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar (Iqbal, 2004: 15). Analisis data ini bertujuan untuk memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian. Fenomena tersebut yaitu kondisi yang terjadi pada siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak, kaitannya dengan pengaruh interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dalam mengolah data yang bersifat statistik, penulis menggunakan 3 tahap analisis sebagai berikut :
a. Analisis Pendahuluan
Untuk mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan standar skor tertentu dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk jawaban selalu diberi skor 4
b) Untuk jawaban kadang-kadang diberi skor 3 c) Untuk jawaban jarang diberi skor 2
d) Untuk jawaban tidak pernah diberi skor 1 b. Analisis Uji Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan penelitian pada variabel pertama dan yang kedua menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan :
P : Persentase perolehan F : Frekuensi
N : Jumlah total responden
Untuk mengetahui hubungan interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak digunakan rumus korelasional sebagai berikut :
=
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Jumlah skor variabel X Y : Jumlah skor variabel Y : Kuadrat dari variabel X : Kuadrat dari variabel Y : Banyaknya sampel penelitian XY : Product dari variabel X dan Y c. Analisis Lanjutan
korelasi positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga hipotesis yang diajukan Ha dapat diterima. Tetapi sebaliknya apabila (ro ) lebih kecil dari (rt ) maka tidak ada hubungan
interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga hipotesis yang diajukan tertolak.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori
Hubungan interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa.
BAB III Hasil Penelitian
Berisi tentang gambaran umum sekolah yang meliputi : sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, profil sekolah, struktur organisasi, keadaann siswa, guru, dan pegawai, sarana prasarana sekolah, dan penyajian data.
BAB IV Analisis Data
Berisi tentang analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Interaksi Edukatif
1. Pengertian Interaksi Edukatif
Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Dalam proses komunikasi dikenal adanya unsur komunikan dan komunikator. Hubungan antara komunikator dengan komunikan biasanya karena mengintegrasikan sesuatu, yang dikenal dengan istilah pesan (mesagge). Kemudian unuk menyampaikan atau mengontakan pesan itu diperlukan adanya media atau saluran (channel). Jadi unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi itu adalah: komunikator, komunikan, pesan, dan saluran atau media. Begitu juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainya, empat unsur untuk terjadinya proses komunikasi itu akan selalu ada (Sardiman, 2004: 7).
Dilihat dari istilah, komunikasi yang berpangkal pada perkataan
Kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif, sebenarnya komunikasi timbal-balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar). Memang dalam berbagai bentuk komunikasi yang sekedarnya, mungkin tidak direncana, sehingga tidak satu arah atau satu tujuan. Hal inilah yang kadang-kadang sulit dikatakan sebagai interaksi edukatif, dan ini banyak terjadi dalam kehidupan manusia (Sardiman, 2004: 8). Dengan demikian interaksi yang dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar meletakan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif (Djamarah, 2005: 11).
harus berproses pada ikatan tujuan pendidikan. Karena itu, interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan peserta didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma dan semua norma itulah yang harus guru transfer kepada peserta didik. Karena itu, wajarlah bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interaksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan, yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima oleh peserta didik. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam artian yang lebih spesifik pada bidang pengajaran dikenal dengan istilah interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di suatu pihak dengan warga belajar yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan peserta didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.
dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara yang satu dan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Interaksi Belajar Mengajar sebagai Interaksi Edukatif
Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa. Menurut Usman (1991: 1) proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menjulang.
tujuan-tujuan yang ingin dicapai lembaga pendidikan, struktur program pengajaran yang memuat pada mata pelajaran yang diberikan, strategi belajar mengajar yang umumnya digunakan dalam pelaksanan kurikulum tersebut, serta evaluasi pelaksanaan kurikulum (Ibrahim dan Syaodih, 1996: 32). Proses saling mempengaruhi terjadi dalam interaksi belajar mengajar. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siwa, tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru.
Interaksi belajar mengajar yang terjadi secara langsung di dalam kelas, mungkin diteruskan di luar kelas atau di luar sekolah, dalam bentuk interaksi secara tidak langsung. Guru dapat memberikan berbagai bentuk penugasan agar para siswa juga dapat melakukan berbagai aktifitas belajar di luar sekolah yang berfungsi untuk memantapkan, memperdalam, dan memperluas bahan ajaran yang diberikan guru di dalam kelas atau sekolah. Seringkali para siswa tidak cukup memadai penguasaannya apabila hanya belajar di dalam kelas atau sekolah, tetapi perlu dimantapkan dengan belajar sendiri di luar sekolah.
materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
3. Ciri-ciri Interaksi Edukatif
Sebagai interaksi yang bernilai normatif, maka interaksi edukatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu dan memfasilitasi siswa dalam suatu perkembangan tertentu. Menurut Nasution (2008: 3) tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari. Untuk itulah guru perlu menumbuhkan perhatian siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Menurut Soemanto (1998: 32) perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa yang tertuju pada suatu objek. Oleh karena itu, interaksi edukatif yang sadar akan tujuan, akan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian.
c. Interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi khusus
Dalam hal materi harus menggunakan desain yang sedemikian rupa, sehingga cocok dan tepat guna untuk menggapai tujuan yang dimaksudkan. Dalam hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajar yang lain. Materi harus didesain dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi edukatif.
e. Ditandai dengan aktivitas siswa
Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan sentral, maka aktifitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatif. Aktifitas siswa dalam hal ini baik secara fisik maupun mental aktif. Menurut Azzet (2013: 65) seorang guru hendaknya bisa mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh siswanya, betapa pun sang siswa masih anak-anak. Dengan demikian siswa mempunyai keberanian untuk berpendapat dan terlibat aktif di dalam pembelajaran.
f. Guru berperan sebagai pembimbing
yang terlihat dari guru mempunyai daya yang mampu mempengaruhi anak-anak. Oleh karenanya keadaan itu memaksa guru untuk menjadi orang yang sopan santun, selama masih ada anggapan bahwa orang yang berakhlaq menjadi ukuran yang patut ditiru.
g. Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
Disiplin dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun pihak siswa. Mekanisme kongkret dari ketaatan terhadap ketentuan, kaidah atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Jika terjadi adanya penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator terjadi pelanggaran disiplin.
h. Mempunyai batas waktu
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem kelas (lingkup kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri khas yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan diberi batas waktu tertentu untuk mengukur suatu pencapaian, kapan tujuan pembelajaran itu harus sudah tercapai dan kapan waktu untuk menuju tingkat pembelajaran yang lebih dari tingkat yang sebelumnya.
i. Diakhiri dengan evaluasi
melakukan evaluasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
4. Komponen- komponen Interaksi Edukatif
a. Tujuan
Kegiatan interaksi edukatif adalah suatu kegiatan yang secara sadar dilakukan oleh guru. Atas dasar kesadaran itulah guru melakukan kegiatan pembuatan program pengajaran dengan prosedur dan langkah-langkah sistematik. Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan. Di dalam tujuan terhimpun sejumlah norma yang akan ditanamkan ke dalam diri setiap siswa.
Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan siswa terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan interaksi edukatif berlangsung. Oleh karena di dalam tujuan terpatri sejumlah norma, maka tujuan dimasukkan ke dalam salah satu komponen interaksi edukatif.
b. Bahan Pelajaran
pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Guru harus menguasai bahan pelajaran dengan baik. Ada dua permasalahan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran penunjang. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus sesuai dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang oleh guru agar dapat memberikan motivasi kepada semua siswa.
c. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan berproses di dalamnya. Komponen inti yakni manusiawi, guru, dan siswa melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.
optimal belajar siswa sangat menentukan kualitas interaksi yang terjadi di dalam kelas.
d. Metode
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya setiap guru harus mempunyai metode yang bervariasi, tidak hanya pada satu metode saja. Di samping itu, guru harus memperhatikan adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan metode mengajar yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya, siswa dengan berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. e. Alat
Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat nonmaterial berupa perintah, larangan, nasihat, himbauan dan sebagainya. Sedangkan alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, kapur, diagram, lukisan, slide, video, dan lain-lain.
f. Sumber Pelajaran
sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Evaluasi
Fungsi utama evaluasi adalah menentukan hasil-hasil urutan pengajaran yang bertalian langsung dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target pengajaran (Hamalik, 2007: 145). Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat instrumen penggali data seperti tes tertulis, dan tes lisan. Baik evaluasi produk yang diarahkan pada keberhasilan belajar siswa maupun evaluasi proses yang diarahkan pada keberhasilan guru dalam mengajar, keduanya adalah kegiatan untuk mengumpulkan data seluas-luasnya, yang berkenaan dengan kemampuan siswa atau kualitas kegiatan guru, guna mengetahui sebab akibat dari suatu aktivitas pengajaran dan hasil belajar siswa yang mendorong serta mengembangkan kemampuan belajar.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar berasal dari dua kata yaitu minat dan belajar. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri (Slameto, 2010: 180). Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong sesorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, dan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2012: 121).
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Sedangkan pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning
itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Purwanto, 2000: 84).
b. A. Caurine mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 17). c. Witherington dalam buku Educational Psycology mengemukakan
“belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”
(Purwanto, 2000: 84).
d. Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Usman, 1991: 2).
e. Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto, 2000: 84).
f. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).
mengajar yang diwujudkan melalui partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tanpa paksaan dari pihak manapun.
2. Aspek-aspek Minat
Menurut pendapat Hurlock (1990) minat memiliki dua aspek, yaitu:
a. Aspek kognitif, aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan. Ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang perlu dikembangkan segera oleh guru, yakni :
1) Strategi belajar memahami isi pelajaran
2) Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
b. Aspek afektif, aspek afektif adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang (Sari, 2014: 13).
Peningkatan kecakapan afektif ini antara lain berupa kesadaran beragama yang mantap seperti dimilikinya sikap mental keagamaan yang lebih tegas sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang telah ia pahami dan yakini secara mendalam. Sebagai contoh, apabila seorang siswa diajak kawannya untuk berbuat yang tidak senonoh atau menyalahgunakan obat-obat terlarang ia akan menolak dan bahkan berusaha mencegah perbuatan asusila itu dengan segenap daya dan upayanya. Minat terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
Menurut pendapat Witherington sebagaimana dikutip oleh M. Buchori (1991: 136), ia membagi minat menjadi dua macam, yaitu: a. Minat primitif atau biologis minat, yang timbul dari
kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
b. Minat kultural atau sosial minat, yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya. Orang yang benar-benar terdidik ditandai dengan adanya minat yang sangat luas terhadap hal-hal yang bernilai. Jadi minat kultural di sini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.
Dari pendapat tersebut dapat diambil sebuah pengertian bahwa minat belajar siswa terhadap pelajaran Aqidah Akhlak terdiri dan dua minat, yaitu minat dari dalam (primitif) dan minat dari luar (kultural). Minat primitif tersebut dapat digambarkan bahwa anak memang sudah menyukai pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga dari dalam tubuhnya sudah ada dorongan keinginan untuk mempelajari lebih tekun tentang Aqidah Akhlak. Sedangkan minat kultural dalam mempelajari Aqidah Akhlak dikarenakan proses pembelajaran di MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak sesuai dengan keinginan para siswa, sehingga dengan proses belajar tersebut siswa menjadi lebih suka, dan tertarik untuk belajar Aqidah Akhlak
3. Peranan dan Fungsi Minat Belajar
maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu halnya minat belajar siswa amatlah penting di dalam proses belajar mengajar. Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu atau kegiatan, dan dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan itu.
William James (1890) melihat bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. Jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar (Usman, 1991: 22). Oleh karena itu, pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, karena setiap siswa mempunyai minat dan kebutuhan masing-masing. Bahan ajar dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa. Sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak akan menarik perhatiannya. Dengan demikian mereka akan bersunguh-sungguh dalam belajar (Ibrahim dan Syaodih, 1995: 27).
siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 1995: 136).
Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya, dan tenaga. Semakin sulit suatu tugas, semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar. Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan pencurahan perhatian yang rinci. Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Prestasi yang berhasil akan menambah minatnya yang dapat berlanjut sepanjang hayat (Djaali, 2012: 121).
4. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah a) Faktor Kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, lumpuh, patah kaki, dan patah tangan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat, dan minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar (Sriyanti, 2011: 24).
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan adalah suatu keadaan atau kondisi, baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan suatu dorongan tertentu (Ahmadi, 1998: 158). Kelelahan pada seseorang dibagi menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani, dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan sangat mempengaruhi belajar. Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar dengan baik maka jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
b. Faktor Ekstern
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor-faktor ekstern terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
1). Faktor Non sosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial adalah kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2). Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor sosial berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Misalnya relasi antara anggota keluarga, cara orang tua mendidik, suasana rumah, interaksi guru dengan siwa, relasi siswa dengan siswa, kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan lain-lain.
C. Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat
Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Anak yang berminat terhadap sesuatu akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila ada guru yang kinerjanya dalam mengajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peserta didik maka akan menimbulkan minat belajar peserta didik berkurang dan hal ini memungkinkan peserta didik yang bersangkutan tidak belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Guru yang kompeten dan profesional harus mampu menciptakan kondisi-kondisi sedemikan rupa sehingga siswa tertarik terhadap suatu mata pelajaran. Melalui interaksi edukatif tersebut diharapkan guru dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap suatu pelajaran. Minat belajar yang tinggi akan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya (Hamalik, 2007: 33).
Keadaan ini memungkinkan siswa lebih berminat dalam belajar. Apabila siswa merasa bahwa kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan siswa, maka akan menimbulkan rasa malas dan bosan pada diri siswa. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut.
Selain itu guru juga harus menjadi panutan yang dapat dicontoh oleh siswanya baik dalam perkataan, perbuatan dan pergaulannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Rasulullah SAW adalah suri teladan bagi setiap manusia yang hidup di dunia. Beliau mendidik umatnya dengan memberikan teladan yang baik bagi umatnya. Dalam hal ini metode keteladanan adalah salah satu meode yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar. Allah SWT berfirman :
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
Berdasarkan Piagam Madrasah nomor: Wk. /6.d/ 99/ Pgm/ MA/ 1983, Madrasah Aliyah Futuhiyyah 2 (MAF-2), berdiri pada tanggal 1 Juni 1983, di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak.
Madrasah Aliyah Futuhiyyah 2 adalah satu dari dua Madrasah Aliyah yang dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Madrasah Aliyah Futuhiyyah 2 didirikan untuk mewadahi peserta didik perempuan yang melanjutkan belajar di Madrasah Aliyah (MA), karena Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 hanya menerima murid laki-laki. Di samping itu, murid yang bisa diterima di MAF 2 lulusan dari lembaga sekolah lanjutan tingkat pertama secara umum, baik dari MTs maupun dari SMP, karena muatan lokal (mulok) keagamaan relatif sedikit dan ringan. Inilah yang membedakan Madrasah Aliyah Futuhiyyah 2 dengan lembaga Madarasah Aliyah Futuhiyyah 1.
Tsanawiyah Futuhiyyah 2. Murid-murid yang belajar di MAF 2 bisa berdomisili di pondok pesantren seputar MAF 2, bisa juga dilaju dari rumah masing-masing.
2. Letak Geografis MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
Letak Madrasah Aliyah Futuhiyyah-2 sangatlah strategis yakni tidak jauh dari jalur transportasi dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Secara geografis letak Madrasah Aliyah Futuhiyyah-2 berada di Kabupaten Demak tepatnya di Kecamatan Mranggen di jalan Suburan Mranggen Demak. Adapun batas wilayahnya adalah sebagai berikut: a. Bagian Timur dibatasi Desa Kembang Arum
b. Bagian Selatan dibatasi Desa Batursari c. Bagian Barat dibatasi Desa Bandungrejo d. Bagian Utara dibatasi Desa Brumbung
mencetak dan menghasilkan kader-kader pemimpin yang beriman dan bertaqwa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara komprehensif.
3. Profil MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
a. Identitas Madrasah
Nama Sekolah : MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak NPSN : 20362869
NSM : 131233210006
Alamat :Jl. Suburan Mranggen Demak 59567 Website : www.mafutuhiyyah2.sch.id
Akreditasi : A Status sekolah : Swasta
Kepala sekolah : H. Helmi Wafa, S.E b. Visi, Misi, dan Tujuan
1) Visi
Terwujudnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan berakhlak mulia.
2) Misi
b) Menciptakan kehidupan religius dilingkungan madrasah, diekspresikan dengan perilaku disiplin, ikhlas, dan bebas berkreasi.
3)Tujuan
a) Diterimanya lulusan MAF-2 di perguruan tinggi yang berkualitas.
b) Diperolehnya generasi lulusan MAF-2 yang bisa mengembangkan diri dalam masyarakat dan berakhlakul karimah.
c) Terciptanya kehidupan religius di lingkungan madrasah, disiplin, ikhlas, dan bebas berkreasi.
4. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
5. Keadaan Siswa, Guru, dan Pegawai
a. Jumlah siswa MA Futuhiyyah 2
Keadaan siswa MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
b. Jumlah Guru dan Pegawai
Tabel 3.2
Keadaan Guru dan Pegawai MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016
No Tingkat
Pendidikan
Status Guru dan Pegawai
Jumlah
GT GTT PNS PT PTT
1 S2 2 1 3
2 S1 6 20 6 2 34
3 D3 1 1 2
4 SMA/ Sederajat
1 2 3 6
TOTAL 7 24 7 2 5 45
6. Sarana dan Prasarana
Faktor yang menentukan maju tidaknya suatu sekolah adalah sistem pendidikan yang baik, sumber daya manusia yang berkualitas, serta sarana dan prasarana (fasilitas) yang memadahi. Demikian juga MA Futuhiyyah 2 memiliki berbagai fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar.
Tabel 3.3
Sarana dan Prasarana Gedung MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016
NO JENIS JUMLAH
1 Ruang Kelas 18
2 Lab Bahasa 1
B. Penyajian Data
Dalam pengumpulan data hubungan interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa. Penulis menggunakan tekhnik angket, jumlah angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berisi 30 pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk interaksi edukatif guru dengan siswa dan 15 pertanyaan untuk minat belajar siswa.
Demi memudahkan penganalisisan dari 15 item pertanyaan, maka penulis membedakan menjadi dua macam penilaian.
4 Lab Kimia 1
5 Lab. Fisika 1
6 Lab. Komputer 1 7 Lab. Ketrampilan ( Tailor ) 1
8 Kantin 1
9 Ruang Kepala Madrasah 1
10 Ruang TU 1
11 Ruang Guru 1
12 Ruang OSIS 1
13 Ruang PIK KOIREMA 1 14 Ruang BP/BK 1
15 Ruang UKS 1
16 Ruang Auditorium /aula 1 17 Perpustakaan 1
18 Mushola 1
a. Untuk soal 1-8 berisi pernyataan positif, setiap dari 4 alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban Selalu (S) diberi skor 4
2) Alternatif jawaban Kadang-kadang (K) diberi skor 3 3) Alternatif jawaban Jarang (J) diberi skor 2
4) Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1
b. Untuk soal 9-15 berisi pernyataan negatif, setiap dari 4 alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban Selalu (S) diberi skor 1
2) Alternatif jawaban Kadang-kadang (K) diberi skor 2 3) Alternatif jawaban Jarang (J) diberi skor 3
4) Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 4
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4
Data Responden Siswa Kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun 2015
NO KELAS JUMLAH RESPONDEN
5 XI IPS 1 8 6 XI IPS 2 7
TOTAL 43
2. Data Jawaban Angket Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa
Adapun hasil dari penyebaran angket interaksi edukatif guru dengan siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Data Nilai Angket Tentang Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun 2015
16 7 1 28 3 1 1 5 2 3 20 56 17 2 4 2 8 12 4 2 3 1 1 2 6 3 4 39 18 5 3 20 9 2 3 1 1 2 6 3 4 44 19 4 3 1 16 9 2 3 4 9 16 52 20 5 2 1 20 6 2 3 3 1 6 9 4 47 21 1 5 2 4 15 4 2 3 2 4 9 8 44 22 6 2 24 6 1 1 5 1 2 2 1 53 23 5 2 1 20 6 2 2 1 1 3 2 2 3 12 47 24 1 6 1 4 18 2 2 3 2 4 9 8 45 25 4 1 2 1 16 3 4 1 2 1 4 4 3 16 47 26 3 4 1 12 12 2 3 2 1 1 3 4 3 4 40 27 4 2 1 1 16 6 2 1 3 4 6 16 47 28 6 1 1 24 3 2 1 1 5 2 3 20 54 29 5 1 2 20 3 4 2 3 2 2 6 8 43 30 3 2 3 12 6 6 3 1 3 6 3 12 45 31 2 3 3 8 9 6 2 2 3 2 4 12 41 32 5 2 1 20 6 2 1 1 2 3 1 2 6 12 49 33 5 2 1 20 6 2 1 1 5 2 3 20 53 34 4 1 2 1 16 3 4 1 2 2 3 2 6 12 44 35 6 2 24 6 1 1 5 1 2 20 53 36 1 5 1 1 4 15 2 1 2 4 1 4 12 4 42 37 3 4 1 12 12 2 3 2 1 1 3 4 3 4 40 38 5 2 1 20 6 2 1 1 2 3 1 2 6 12 49 39 2 3 3 8 9 6 1 1 1 4 1 2 3 16 45 40 4 3 1 16 9 2 2 2 3 4 6 12 49 41 1 5 1 1 4 15 2 1 2 4 1 4 12 4 42 42 3 2 3 12 6 6 3 1 3 6 3 12 45 43 2 4 2 8 12 4 2 4 1 2 8 4 38
3. Data Jawaban Angket Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak
Adapun hasil dari penyebaran angket minat belajar siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6
Data Nilai Angket Tentang Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MA Futuhiyyah 2
Mranggen Demak Tahun 2015
42 3 3 2 12 9 4 2 2 3 4 6 12 47 43 4 3 1 16 9 2 4 1 2 8 3 8 46
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Dengan adanya beberapa teori-teori dan data-data yang telah penulis kumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisa kemudian membuktikan apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak. Adapun dalam menganalisis data tersebut, menggunakan teknik korelasi
product moment, yang rumusnya sebagai berikut:
=
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Variabel I (interaksi edukatif guru dengan siswa) Y : Variabel II (minat belajar siswa)
: Kuadrat dari variabel X : Kuadrat dari variabel Y : Banyaknya sampel penelitian XY : Product dari variabel X dan Y
mencari pengaruh antara variabel interaksi edukatif guru dengan siswa dan minat belajar siswa.
1. Analisis Data Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa
Pada tahapan analisis pertama ini, penulis menganalisa data-data yang telah diperoleh untuk memperoleh jawaban-jawaban tentang pengaruh interaksi edukatif guru dengan siswa. Mengawali analisis ini, penulis menyajikan analisis data tentang interaksi edukatif guru dengan siswa, penulis menganalisa jawaban dengan cara memberikan 4 alternatif jawaban.
c. Untuk soal 1-8 berisi pernyataan positif, dengan skor sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban Selalu (S) diberi skor 4
2) Alternatif jawaban Kadang-kadang (K) diberi skor 3 3) Alternatif jawaban Jarang (J) diberi skor 2
4) Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1
d. Untuk soal 9-15 berisi pernyataan negatif, dengan skor sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban Selalu (S) diberi skor 1
2) Alternatif jawaban Kadang-kadang (K) diberi skor 2 3) Alternatif jawaban Jarang (J) diberi skor 3
4) Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 4
Tabel 4.1
Nilai Jawaban Angket tentang Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tahun 2015
26 3 3 4 3 3 4 4 2 4 1 2 2 1 1 3 40 27 4 3 4 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 2 3 47 28 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 54 29 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 1 2 1 4 2 43 30 4 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 2 2 4 2 45 31 2 2 3 2 3 4 3 4 1 1 4 4 4 2 2 41 32 4 4 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 3 3 2 49 33 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 53 34 2 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 1 4 1 3 44 35 4 4 4 3 3 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 53 36 3 3 3 2 1 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 42 37 3 3 4 3 3 4 4 2 4 1 1 2 1 2 3 40 38 4 4 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 3 3 2 49 39 3 3 4 2 2 2 3 4 1 4 3 4 4 4 2 45 40 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 49 41 3 3 3 2 1 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 42 42 4 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 2 2 4 2 45 43 3 4 4 3 2 3 3 2 1 1 2 2 4 2 2 38
TOTAL 1982
Dari nilai interaksi edukatif guru dengan siswa dengan jumlah 15 item, diketahui nilai tertinggi 30, nilai terendah 16 dan kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
i =
Keterangan :
i : Interval Ideal