• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PENUGASAN (ASSIGNMENT) BERBASIS PORTOFOLIO TE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PENUGASAN (ASSIGNMENT) BERBASIS PORTOFOLIO TE."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………

LEMBAR PENGESAHAN………...

PERNYATAAN ………...

KATA PENGANTAR………...

DAFTAR ISI………..

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GAMBAR.………

DAFTAR LAMPIRAN………..

ABSTRAK………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian………..

B. Rumusan Masalah………...

C. Tujuan Penelitian………

D. Manfaat Penelitian………...

i

ii

iii

iv

vi

viii

x

xi

xii

1

7

8

8

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori……….

B. Hasil Penelitian Terdahulu………..………...

C. Kerangka Pemikiran ………...

10

42

(2)

D. Hipotesis Penelitian………. 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian………..

B. Metode Penelitian……….

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…..

D. Instrumen Penelitian…..………..

E. Teknik Pengolahan Data………..

F. Prosedur Penelitian………..

49

50

52

55

60

63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Gambaran Umum Objek

Penelitian………..

B. Hasil Penelitian….………...

C. Pembahasan ……….

65

70

91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………...

B. Saran……….…

102

104

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN………... .

106

(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan Siswa ...

3.1 Desain Penelitian ...

3.2 Penjelasan Definisi Operasional ...

3.3 Reliabiltas Angket...

4.1 Proses Belajar Mengajar Metode Penugasan (Assignment)

Berbasis Portofolio...

4.2 Hasil Nilai Pre-test Kompetensi kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.3 Hasil Uji Normalitas Pre-test Kompetensi Kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.4 Hasil Uji Homogenitas Pre-test Kompetensi Kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.5 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pre-test Kompetensi

Kewirausahaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.6 Hasil Pre-test dan Post-test Kompetensi Kewirausahaan

Siswa Kelas Eksperimen...

4.7 Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test Kelas

Eksperimen...

4.8 Paired Sample Test Pre-test dan Post-test Kelas

Eksperimen………... 6

51

52

59

68

71

72

73

74

75

76

(4)

4.9. Hasil Pre-test dan Post-test Kompetensi Kewirausahaan

Siswa Kelas Kontrol...

4.10 Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test kelas kontrol...

4.11 Paired Sample Test Pre-test – Post-test Kelas

Kontrol...

4.12 Hasil Nilai Post-test Kompetensi kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.13 Hasil Uji Normalitas Post-test Kompetensi Kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.14 Hasil Uji Homogenitas Post-test Kompetensi Kewirausahaan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.15 Hasil Uji Perbedaan Nilai Post-test Kompetensi

Kewirausahaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

4.16 Hasil Uji Perbedaan Gain...

4.17 Independent Sample Test Gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol...

4.18 Rekapitulasi Post-test Kompetensi Kewirausahaan...

4.19 Aktivitas Siswa Dalam Metode Penugasan

(assignment) Berbasis Portofolio...

77

78

78

80

81

82

83

84

85

86

(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran...

4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kedawung

Kabupaten Cirebon...

4.2 Grafik Perbandingan Presentase Post-test Kompetensi

Kewirausahaan Siswa...

47

67

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

A. Instrumen Penelitian ………

B. Data Penelitian ………

C. Gambar Kegiatan Penelitian………

D. Administrasi Penelitian………

112

143

159

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berkaitan dengan

tuntutan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pada era reformasi

sekarang, kelemahan utama yang dirasakan dalam sistem pendidikan di Indonesia

ialah pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya

pengembangan berpikir siswa yang dinamis dan budaya berpikir kritis yang

kurang. Proses pembelajaran dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk

menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik

lulus sekolah mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat

mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan harus berorientasi

kepada siswa (student active learning). Tugas pendidikan adalah mengembangkan

potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau

memaksa agar anak dapat menghafal data dan fakta. Pendidikan merupakan hal

yang sangat penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang bisa

diandalkan. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik, baik itu

(8)

Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja merupakan tanggung

jawab sekolah dalam mempersiapkan peserta didik yang memiliki ketrampilan

dan kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pendidikan berfungsi untuk

mendidik manusia yang produktif, yang mampu bekerja dalam bidangnya

masing-masing. Pada saat ini seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni begitu banyak bidang-bidang keterampilan yang harus dimiliki peserta didik.

Pada kenyataanya salah satu kritikan yang muncul kepermukaan dewasa ini

adalah pendidikan di Indonesia dianggap masih sangat lemah dalam

mempersiapkan sumber daya yang terampil sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

dunia kerja.

Keputusan Mendikbud RI Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu dari jenis pendidikan formal yang

ada di negara kita, dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas

tentu harus diimbangi dengan kualitas tamatan agar dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja. Program sumber daya

manusia pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan

lingkungan serta aktif mengeksplorasi lingkungan. Pengembangan kemampuan

intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga mereka

mempunyai keyakinan diri yang besar, mampu mandiri dan selalu berupaya

meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat memperoleh kesempatan

kerja atau membuka usaha sendiri (wirausaha).

SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon merupakan salah satu

(9)

mampu bersaing dalam mencari lapangan kerja tetapi juga mampu menciptakan

lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri dan orang lain. SMK Negeri 1 Kedawung

Kabupaten Cirebon memiliki lima jurusan, yaitu Jurusan Akuntansi (AK), Jurusan

Administrasi Perkantoran (AP), dan Jurusan Pemasaran (PM), Usaha Perjalanan

Wisata (UPW), dan Jurusan Multimedia (MM). Kelima jurusan tersebut setiap

semesternya mendapatkan mata pelajaran kewirausahaan.

Pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran pada mata pelajaran

kewirausahan di lapangan belumlah sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik.

Sebagian besar dikarenakan kurang kompetennya guru juga media yang

mendukung, terlalu teoritis, tidak kontekstual, dan tidak praktis. Bila hal tersebut

didiamkan terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan berdampak

pada hasil belajar yang sulit mencapai standar satuan pendidikan (sekolah). Semua

aspek tersebut harus dimiliki dan mampu dilaksanakan oleh seorang guru. Salah

satunya adalah pemilihan dan pemahaman metode pembelajaran.

Saat ini di SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon untuk mata

pelajaran kewirausahaan hanya dialokasikan 2 jam pelajaran per pekannya,

sedangkan kompetensi yang harus dikuasai siswa banyak. Upaya untuk terus

meningkatkan hasil belajar siswa telah dilakukan. Guru hanya menggunakan

metode ceramah saja tidak menggunakan metode pembelajaran lain yang lebih

variatif. Namun, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih menunjukan kondisi

yang belum memenuhi harapaan baik guru, siswa, orang tua, maupun para

pemerhati pendidikan. Untuk itu perlu diupayakan cara agar hasil yang optimal

(10)

Sementara itu teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran

siswa.(Trianto,2007:12).

Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang awal

terhadap proses pembelajaran, merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu

Senjaya (2008:28).

Metode Penugasan (Assignment) Berbasis Portofolio adalah salah satu

alternatif yang dapat digunakan dalam rangka menginspirasi dan memperkuat

hasil belajar yang dapat diperoleh oleh siswa. Pemikiran ini muncul karena

metode penugasan itu mempunyai kerangka kerja yang lebih mandiri bagi

pembelajaran siswa.

Pendekatan dalam pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh

guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Melalui suatu pendekatan

pembelajaran, guru menjadi lebih mudah dalam memberikan layanan belajar, juga

mempermudah bagi siswa untuk memahami materi yang dipelajari. Salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio.

Metode penugasan (Assignment) adalah cara penyajian bahan pelajaran di

mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar

(11)

Sedangkan menurut Fajar (2006:47) Portofolio sebagai pembelajaran

merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok.

Penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan, pengertian, pemahaman dan daya nalar siswa yang

semakin kreatif dan kritis-analitik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Disamping itu dalam proses pencarian pemecahan masalah siswa

akan menggunakan kognisi, afeksi dan berbagai keterampilannya yang dilakukan

secara individu maupun kelompok sehingga menumbuhkan adanya kerjasama

secara kooperatif, tenggang rasa, saling menghargai dan sebagainya.

Dalam proses pembelajaran kewirausahaan yang dilaksanakan para siswa

hanyalah dijejali teori–teori tanpa penerapan teori–teori tersebut melalui suatu

metode penugasan (assignment) yang dapat meningkatkan daya kreatif dan

inovatif para siswa untuk memiliki kompetensi berwirausaha. Melihat kondisi

tersebut diatas, metode penugasan (assignment) berbasis portofolio merupakan

salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran

kewirausahaan untuk mengaplikasikan teori–teori dengan keadaan nyata sekaligus

bertujuan meningkatkan kompetensi para siswa untuk memiliki jiwa

kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran kewirausahaan.

Dari definisi di atas, metode penugasan (assignment) berbasis portofolio

memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan pada mata pelajaran

(12)

untuk memperoleh data awal kepada salah satu kelas Pemasaran (PM) di SMK

Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon yang diambil dari kelas XI. Data ini

diambil untuk mengukur kompetensi kewirausahaan siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran kewirausahaan. Dari data awal penelitian diperoleh informasi

seperti tercantum pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan Siswa

No Indikator

Persentase

Wirausaha Tdk Wirausaha

1 Kompetensi Kewirausahaan 20 % 80 %

2 Motivasi Kewirausahaan 10 % 90 %

Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan hasil observasi

Dari data yang dikumpulkan terlihat bahwa para siswa SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon yang diambil dari kelas XI sangat kurang

kompetensi untuk berwirausaha, mereka lebih berkeinginan untuk menjadi

pegawai negeri sipil, polisi dan tentara. Dengan kata lain siswa di SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon belum terbentuknya kompetensi kewirausahaan

sehingga belum memanfaatkan keterampilan dan keahlian dalam hidup yang

nyata. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena tujuan pendidikan tingkat SMK

adalah untuk mempersiapkan para siswa agar mampu memperoleh pekerjaan

tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri maupun

(13)

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Metode Penugasan (Assignment) Berbasis Portofolio

Terhadap Kompetensi Kewirausahaan Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah penggunaan metode

penugasan (assignment) berbasis portofolio dapat meningkatkan kompetensi

kewirausahaan siswa?”

Berdasarkan pada permasalahan diatas maka pertanyaan penelitian adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal (pre-test)

dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal (pre-test)

dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok kontrol yang tidak

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk kompetensi

kewirausahaan siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode

penugasan (assignment) berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang tidak

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio pada

(14)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara hasil test awal

(pre-test) dengan hasil test akhir (post-(pre-test) pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara hasil test awal

(pre-test) dengan hasil test akhir (post-(pre-test) pada kelompok kontrol yang tidak

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kompetensi kewirausahaan

siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang tidak

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio pada

pengukuran test akhir (post-test).

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan sebagai alternatif metode

pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio.

2. Memberikan pengalaman baru bagi siswa dengan pembelajaran metode

penugasan (assignment) berbasis portofolio dan diharapkan dapat

(15)

3. Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan

kompetensi kewirausahaan siswa dengan menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio.

4. Mendorong kepala sekolah untuk menyarankan kepada guru-guru di

sekolahnya bahwa metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dapat

digunakan sebagai alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa dalam

belajar.

5. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam

menumbuhkan kompetensi siswa-siswi berwirausaha melalui pendidikan

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI tahun 2012 di SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah

peneliti melakukan studi awal penelitian dan telah mendapat persetujuan dari

pihak-pihak SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon untuk dilaksanakannya

kegiatan penelitian.

2. Populasi dan Subyek Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah kelas

sebanyak sembilan dan masing-masing siswa tiap kelas berjumlah 33-37 orang

dengan jumlah keseluruhan siswa kelas XI sebanyak 315 orang di SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2011/2012.

b. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil terdiri dari dua kelas, yaitu semua siswa

kelas XI Pemasaran 1 (PM.1), dan Pemasaran 2 (PM.2) dengan jumlah

keseluruhan 70 siswa. Kelas XI PM.1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan

kelas XI PM.2 dijadikan sebagai kelas kontrol. Untuk mendapatkan subjek

(17)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang ditentukan yaitu teknik

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2007:68).

Pertimbangan penentuan kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan pra

penelitian yang peneliti lakukan bahwa : 1) siswa dalam kelas yang dijadikan

subjek penelitian memiliki kemampuan akademik yang sama. 2) Guru yang

memberikan mata pelajaran kewirausahaan untuk kedua kelas sama.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam arti yang lebih luas, Sugiyono

(2001: 1) mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara

ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliabel,

dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan,

sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah dalam bidang administrasi.

Sesuai dengan penjelasan yang diuraikan diatas, maka metode yang

digunakan, yaitu metode kuantitatif. Metode Kuantitatif adalah pendekatan yang

memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan dan hasil penelitian

secara eksak dengan perhitungan statistik skor. Data kuantitatif dalam penelitian

ini berupa pre-test dan post-test kompetensi kewirausahaan siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran. Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasy

(18)

Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 77).

Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1990: 32-36) bahwa desain quasi

experimental, yaitu bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab

akibat dengan desain dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai

kondisi perlakuan.

Dalam penelitian ini kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen yang

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dan kelompok

dua sebagai kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio. Desain penelitian ini dapat digambarkan pada

tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-Test

Eksperimen O X O

Kontrol O O

Sumber Data: Schumacher, 2001: 342

Keterangan:

O : Tes Kompetensi Kewirausahaan

X: Pembelajaran dengan menggunakan Metode Penugasan (Assignment)

(19)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60).

Variabel bebas (independent) atau variabel yang mempengaruhi dalam penelitian

ini adalah metode penugasan (assignment) berbasis portofolio yang selanjutnya

dianggap sebagai (X), sedangkan variabel terikat (dependent), yaitu kompetensi

kewirausahaan pada mata pelajaran kewirausahaan (Y).

2. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan untuk

memperjelas permasalahan dan pencapaian hasil sesuai yang diinginkan seperti

pada tabel 3.2 yang ada di bawah ini, yaitu:

Tabel 3.2

Penjelasan Definisi Operasional

Variabel Dimensi Indikator

Metode Penugasan (Assignment) Portofolio (X)

1. Aktif dan meaningful.

2. Inquiry learning atau

problem solving.

Melalui proses pembelajaran ini diraih perolehan hasil belajar yang utuh bulat yakni pelatihan dan pengembangan berbagai potensi dan keterampilanbelajar siswa, substansi ajar utuh berupa data fakta, konsep, teori, hukum berikut nilai moral, serta tata cara aturan main pelaksanaan.

(20)

3. Integrated learning.

4. Cooperative group

learning.

5. Student based.

6. Factual based

7. Democratic,humanistic

dan terbuka.

sebagai ilmuwan muda mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

Pembelajaran yang integrated adalah pembelajaran yang menggunakan interdisipliner, multidimensi dan juga tidak terpaku pada materi yang bersifat teoritik saja melainkan juga mengembangkan materi secara meluas mencakup kehidupan nyata dari siswa.

Suatu bentuk kegiatan belajar yangbersifat kooperatif, dimana seluruh anggota merupakan satu kesatuan yang penuh solidaritas, saling menolong dan saling membantu keberhasilan belajar masing- masing siswa.

Siswa dan kemampuan dari kondisi fisik maupun nonfisik serta lingkungan belajarnya akan menjadi acuan mulai dari bahan ajar sampai dengan penilaian.

Bahwa bahan ajar jangan hanya bersifat teoritik, konseptual. Pembelajaran tidak dilakukan dengan mono sumber, mono media dan mono evaluasi.

(21)

menghargai kemampuan siswa. Hubungan antar guru dan siswa terjalin dengan harmonis, guru di kelas diibaratkan sebagai partner belajar siswa. Dan satu hal lagi penilaian dilakukan dengan menjunjung prinsip keadilan dan keterbukaan (transparan).

Kompetensi Kewirausahaan (Y)

Pembentukan terhadap: a. Pemahaman

b. Kemampuan (Skill)

c. Sikap

d. Minat

1. Memahami dan menjawab pertanyaan guru

2. Fokus terhadap penjelasan guru dan teman

3. Bertanya ketika menjumpai kesulitan

4. Sungguh-sungguh dalam mengerjakan

5. Mengefektifkan waktu yang tersedia.

1. Senang dengan tantangan 2. Mengikuti PBM di kelas 3. Respon terhadap kesulitan 4. Usaha menghadapi kesulitan

1. Percaya diri dengan tugas 2. Berorientasi pada tugas dan

hasil

3. Berani mengambil resiko dengan mengerjakan tugas atau PR

4. Kepemimpinan dan ketepatan mengumpulkan tugas atau PR

5. Keorisinilan dan berorientasi ke depan dengan keinginan untuk beprestasi.

1. Tertarik untuk lebih mendalami materi

2. Aktif dan kreaktif dalam PBM

(22)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan terdapat

beberapa instrumen yang digunakan yaitu:

1. Tes Tertulis

Dalam penelitian ini menggunakan tes obyektif, yaitu tes kompetensi

kewirausahaan siswa. Tes dilakukan 2 kali pada kelas kontrol yakni pada awal

pembelajaran (pre-test) sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat

perlakuan pada akhir pembelajaran (post-test) dan 2 kali pada tes eksperimen

yakni pada awal pembelajaran (pre-test) sebelum mendapat perlakuan, setelah

mendapat perlakuan pada akhir pembelajaran (post-test). Tipe tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes tipe obyektif. Instrumen ini digunakan untuk

melihat kompetensi kewirausahaan siswa berupa tes tulis berbentuk pilihan ganda

(Multiple Choice).

Tes ini disusun berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi

dasar pada mata pelajaran kewirausahaan SMK kelas XI semester genap. Pada tes

pelajaran kewirausahaan ini dalam bentuk pilihan ganda (Multiple Choice) akan

terlihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga dari

jawaban siswa bisa diukur pemahaman dan kemampuan mereka dalam

menyelesaikan masalah secara teperinci.

Sebelum tes kompetensi kewirausahaan digunakan dilakukan ujicoba

dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan

(23)

kewirausahaan ini diujicobakan pada siswa kelas XI yang telah mempelajari

materi ini. Tahapan yang dilakukan pada ujicoba tes kompetensi kewirausahaan

siswa sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu

mengukur apa yang harus atau hendak diukur. Validitas yang digunakan, yaitu

validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep)

yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu

konsep atau variabel yang hendak diukur. Dalam hal ini alat evaluasi yang

digunakan berupa tes tipe objektif bentuk pilihan ganda (Multiple Choice).

Sementara itu, uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrument dengan rancangan materi pelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya

soal diujicobakan dan dianalisis dengan menggunakan analisis item (Sugiyono,

2008: 137).

Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi. Uji validitas

isi dilakukan melalui pendapat ahli (judgement experts). Pada penelitian ini

dilakukan kepada orang-orang yang ahli dibidang kewirausahaan untuk melihat

kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes, yaitu pembimbing

satu sebagai dosen kewirausahaan dan seorang guru kewirausahaan di kelas XI

(24)

b. Reliabilitas Tes

Ruseffendi (1994: 132) Uji reliabilitas adalah Indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur atau instrument penelitian dapat dipercaya atau

diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur atau instrument

dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka, alat ukur atau instrument

tersebut dianggap reliable.

c. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara

siswa yang pandai (termasuk dalam kelompok unggul) dengan siswa yang kurang

pandai (termasuk kelompok asor). Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa

membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai karena

dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut.

d. Tingkat Kesukaran Soal

Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau

cukup. Menurut Ruseffendi (1991: 467), kesukaran suatu butiran soal ditentukan

oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu.

2. Angket

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mengukur

(25)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Akdon dan

Sahlan Hadi, 2005: 118).

Kompetensi kewirausahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan skala Likert model Ridwan (2010), pernyataan-pernyataan yang

disusun berdasarkan indikator kompetensi kewirausahaan, yaitu pemahaman,

kemampuan (skill), sikap, dan minat siswa.

Setiap pernyataan yang dibuat ada yang bersifat positip dan ada pula yang

bersifat negatif. Setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban atau dukungan

sikap yang diungkapkan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Skor 5 untuk point A,

Skor 4 untuk point B, Skor 3 untuk point C, Skor 2 untuk point D, Skor 1 untuk

point E. Skala kompetensi kewirausahaan diberikan pada setelah post-test, baik

pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Tujuannya untuk mengetahui

presentase pemahaman, kemampuan (skill), minat dan sikap siswa terhadap

kewirausahaan setelah pembelajaran praktikum yang bernuansa kompetensi

kewirausahaan pada materi kewirausahaan.

a. Validitas Angket

Dalam hal ini alat evaluasi yang digunakan berupa Angket dengan skala

Likert. Untuk menguji tingkat validitas ini digunakan rumus Product Moment

Pearson (PPM), Validitas instrument dihitung dengan menggunakan program

(26)

Berdasarkan hasil uji coba, maka dilakukan uji validitas dengan bantuan

Program SPSS 16, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

b. Reliabilitas Angket

Pengujian reliabilitas Angket menggunakan rumus Alpha Croncbach

dengan bantuan software SPSS Versi 16 for Windows. Di bawah ini adalah hasil

uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach's.

Tabel 3.3 Reliabilitas Angket

Cronbach's

Alpha N of Items

.755 30

Dari hasil uji instrumen angket diperoleh koefisien reliabilitas skala angket

sebesar 0,755 (Cronbach's Alpha). Instrumen penelitian dengan koefisien

reliabilitas 0,755 termasuk klasifikasi tinggi, sehingga instrumen angket tersebut

dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur kompetensi kewirausahaan

siswa.

3. Lembar Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi terhadap aktivitas

siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan (assignment)

berbasis portofolio dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode

konvensional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang

(27)

penugasan (assignment) berbasis portofolio. Data aktivitas siswa tersebut

dituangkan dalam lembar obsrvasi aktivitas siswa.

4. Lembar Wawancara

Menurut Ruseffendi (2001: 109) wawancara adalah suatu cara

mengumpulkan data yang sering kita gunakan dalam hal kita menginginkan

mengorek sesuatu yang bila dengan cara angket atau cara lainnya belum bisa

terungkapkan atau belum jelas. Instrumen ini digunakan dengan tujuan untuk

memperkuat data yang diperoleh dari angket.

E. Teknik Pengolahan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes kompetensi

kewirausahaan, angket, lembar observasi, dan lembar wawancara. Data yang

berkaitan dengan kompetensi kewirausahaan siswa dikumpulkan melalui pre-test

dan post-test, data yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan (skill), minat,

dan sikap dikumpulkan melalui angket.

Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test dianalisis secara

statistik, sedangkan angket dianalisis secara deskriptif. Data yang akan dianalisis

berupa tes kompetensi kewirausahaan, angket, lembar pengamatan dan

wawancara berkaitan dengan pandangan siswa terhadap pembelajaran yang

dikembangkan. Untuk pengolahan data peneliti menggunakan bantuan software

(28)

1. Data Hasil Tes Kompetensi Kewirausahaan

Dalam penelitian ini ingin dilihat perbedaan rata-rata kompetensi

kewirausahaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belajar melalui

metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dan siswa yang belajar tanpa

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio. Oleh karena

itu, uji statistik yang digunakan adalah Uji perbedaan rata-rata (Uji-t).

Data yang diperoleh dari hasil tes diolah melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem

penskoran yang digunakan.

b. Membuat tabel skor pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pre-test

dan post-test kompetensi kewirausahaan siswa menggunakan uji statistik

One Sample Kolmogorov-Smirnov.

d. Menguji homogenitas varians data skor pre-test dan post-test kompetensi

kewirausahaan menggunakan uji Homogeneity of Variance (Levene

Statistic).

e. Setelah didapat sebaran data normal dan homogen dilakukan uji kesamaan

rata-rata pre-test, perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan serta

perbedaan rata-rata skor post-test menggunakan compare mean (paired

(29)

f. Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan adalah uji

statistik non-parametrik seperti uji Mann-Whitney.

g. Setelah itu mengukur peningkatan kompetensi kewirausahaan siswa yang

terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

2. Data Hasil Angket Kompetensi Kewirausahaan

Penentuan skor pemahaman, kemampuan (Skill), minat, dan sikap

berpedoman pada skala Likert yaitu untuk pernyataan yang positif akan

mempunyai kemungkinan skor 5 untuk setiap point A, 4 untuk setiap point B, 3

untuk setiap point C, 2 untuk setiap point D, dan 1 untuk setiap point E,

sedangkan pernyataan yang berarah negative maka skornya menjadi sebaliknya.

Data yang diperoleh dari hasil angket akan dibuat presentase sesuai dengan

indikator masing-masing.

Untuk mendeskripsikan hasil angket siswa terhadap metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio yang digunakan, langkah-langkah yang ditempuh

adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skor peritem jawaban siswa.

b. Menentukan persentase tiap item pertanyaan dalam bentuk persentase

dengan menggunakan rumus :

N Skor menoah

skor ideal x 100%

Keterangan:

(30)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok siswa, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama

diberikan pre-test dan post-test, tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Siswa

eksperimen diberi perlakuan dengan metode penugasan (assignment) berbasis

portofolio, dan siswa kelompok kontrol diberi pembelajaran konvensional.

Penelitian ini dilaksanakan dalam enam pertemuan dengan mengambil

waktu pada semester genap tahun 2011/2012. Setiap pertemuan menggunakan

waktu 2x45 menit. Dengan perincian sebagai berikut: Dua pertemuan untuk

pre-test dan post-pre-test, sedang sisanya sebanyak empat kali pertemuan digunakan

kegiatan pembelajaran.

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Mengadakan studi pendahuluan di SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten

Cirebon untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi kewirausahaan

siswa. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan wawancara dan

dokumentasi.

b. Melakukan persiapan penelitian dengan menyusun materi pelajaran,

instrument penelitian dan data uji coba serta menganalisis data hasil uji coba

instrumen.

c. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan menggunakan

(31)

d. Bersama guru menyepakati penerapan metode penugasan (assignment)

berbasis portofolio di kelas eksperimen yang akan dilaksanakan oleh guru

yang mengajar kewirausahaan

e. Melatih guru tersebut tentang metode penugasan (assignment) berbasis

portofolio. Pelatihan metode tersebut kepada guru dilakukan sebelum

diberikannya pembelajaran di kelas eksperimen.

f. Melakukan tes awal (pre-test) pada siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk mendapatkan gambaran mengenai kompetensi kewirausahaan

siswa sebelum diberi perlakuan.

g. Melaksanakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio kepada

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional kepada kelas kontrol.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kewirausahaan di SMK

Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. Peneliti bertindak sebagai observer

dan partner guru. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata

pelajaran yang telah ditetapkan sekolah, sehingga tidak mengganggu

suasana pembelajaran di sekolah.

h. Melakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui kompetensi siswa setelah

pemberian perlakuan pada siswa kelompok eksperimen dan setelah kegiatan

pembelajaran tanpa perlakuan pada siswa kelompok kontrol.

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penelitian dilakukan, beberapa temuan diperoleh khususnya

mengenai efektifitas metode penugasan (assignment) berbasis portofolio, yaitu

proses pembelajaran yang sangat bermanfaat dalam memberikan informasi

mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran

mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru,

maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan (assignment)

berbasis portofolio mampu meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa

secara signifikan meskipun dalam kategori sedang. Terlihat dari hasil nilai

rata-rata tes awal (pre-test) kompetensi kewirausahaan kelas eksperimen,

kemudian dibandingkan dengan hasil nilai tes akhir (post-test) pada kelas

eksperimen, menjadi meningkat yang signifikan. Hal ini berarti terdapat

perbedaan yang signifikan untuk kelas eksperimen dengan menerapkan

pembelajaran metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

2. Dalam pembelajaran kewirausahaan yang menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio di kelas eksperimen terlihat lebih baik

(33)

dari hasil uji perbedaan Pre-test dan Post-test pada kelompok eksperimen

yang lebih tinggi untuk kelas yang menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio dibandingkan dengan kelas kontrol tanpa

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio. Dengan

demikian terdapat perbedaan yang signifikan yang tidak terlalu tinggi untuk

kelas kontrol tanpa menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis

portofolio.

3. Analisis hasil angket rata-rata presentase kompetensi kewirausahaan siswa

kelas eksperimen yang mendapatkan metode penugasan (assignment)

berbasis portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang

tidak mendapatkan metode penugasan (assignment) ini telihat dari rata-rata

persentase indikator-indikator kompetensi kewirausahaan. Selama proses

pembelajaran aktivitas di kelas eksperimen yang paling terlihat dengan

metode penugasan (assignment) berbasis portofolio yaitu partisipasi siswa

dalam kelompok portofolio dan keterampilan mencari sumber pembelajaran

sehingga menggambarkan terciptanya suasana pembelajaran yang berpusat

pada siswa, siswa mencari sumber belajar melalui media massa dan

wawancara. Keaktifan siswa dalam belajar mencari sumber bahan dengan

menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio tergolong

pada kategori tinggi juga untuk nilai test akhir (post-test). Sehingga terdapat

perbedaan yang signifikan untuk kompetensi kewirausahaan di kelas

eksperimen yang menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis

(34)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran

mengenai pelaksanaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam

pembelajaran, sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kewirausahaan dapat menerapkan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio sebagai salah satu alternatif yang dapat

meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa, dimana siswa lebih

diberikan kesempatan lebih aktif, kreatif, dan partsipasi dalam kelas.

Sehingga guru sebaiknya menerapkan metode baru dalam pembelajaran.

Agar hal ini akan berdampak positif bagi siswa dalam pembelajaran, karena

siswa jenuh dengan model konvensional yang terlalu sering mereka terima.

Tetapi penerapan metode baru tersebut harus disertai dengan perencanaan

(Silabus dan RPP) yang matang, agar tidak keluar dari tujuan pembelajaran.

Jadi diperlukan keseimbangan antara kemauan untuk menerapkan dan

kemampuan untuk merencanakan. Dalam hal ini penggunaan metode

penugasan (assignment) berbasis portofolio terbukti memberi pengaruh

positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa.

2. Penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam

pembelajaran memerlukan persiapan yang lebih banyak terutama dalam

biaya dan waktu. Untuk itu guru hendaknya membuat perencanaan waktu

yang lebih baik, sehingga siswa dapat lebih banyak mencari pengetahuannya

(35)

sumber-sumber belajar bagi siswa. Semakin banyak sumber-sumber belajar, maka siswa

akan semakin kaya informasi. Hal ini sebagai daya dukung dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.

3. Pembelajaran dengan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio

memerlukan pengelolaan kelas yang baik. Guru harus menciptakan kelas

yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran baik secara kelompok

maupun individu. Sehingga sekolah harus proaktif membantu meningkatkan

kualitas guru. Salah satu yang bisa dilakukan adalah diberi kesempatan

pembinaan atau pelatihan untuk menggunakan metode penugasan

(assignment) berbasis portofolio bagi guru, baik oleh pihak internal maupun

pihak eksternal. Dengan harapan guru mendapatkan sesuatu yang baru dan

baik untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

4. Untuk peneliti lain, guna memperoleh efektivitas dan optimalisasi

penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam

kegiatan pembelajaran, perlu dilakukan lebih lanjut. Untuk itu bagi peneliti

lain yang berminat untuk melakukan atau melanjutkan penelitian tentang

penerapan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio

dimungkinkan terbuka lebar. Mengingat penelitian ini masih terbatas

bahkan jauh dari sempurna, baik dari ruang lingkup yang diteliti, maupun

dalam kaitannya dengan aspek lain, maka kiranya perlu adanya penelitian

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sanusi. (1974). Menelaah Potensi Perguruan Tinggi Untuk Membina Program Kewirausahaan dan Mengantar Pewiarusaha Muda. Makalah Seminar. Bandung: IKIP.

Akdon dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewaruchi.

Anderson, Lorin W. 1989. The Effective Teacher: Study Guide&Readings. New York: McGraw-Hill Book Company.

Anderson, JR. (1983). Arsitektur kognisi. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Baharudin , Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Biehler, Snowman. (1997). Psychology Applied To Teaching. Houghton Mifflin Company.

Budimansyah, Dasim. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: PT. Genesindo.

____________. (2003). Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Sosiologi Bandung: PT. Genesindo.

Collins, Angelo. 1992. Portofolio for Science Education: Issues in Purpose, Structure, and Authenticity. Science Education.

Dahar. R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (1993). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Djahiri. (2001). Hand Out Portofolio: Materi Pelatihan Guru SLTP/SMU. Bandung : Lab. PPKn FIPS UPI.

________. (2002). Pembelajaran AJEL Portofolio-Terpadu Multi Dimensional dan Pendidikan Budi Pekerti (Edisi ke-3). Bandung: CICED-Lab PPKn FIPS UPI.

(37)

Epinur. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Kuliah Kimia Dasar II di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA UNJA. Jurnal Pembelajaran. Volume 29, Nomor 2, 99-105. Fajar Arni. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Alfabeta.

Gagne, Robert M, dan Briggs, Leslie J. (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Gagne, R. (1985). Kondisi Pembelajaran (4th.). New York: Holt, Rinehart & Winston.

Gagne R.M. (1997). The Condition Of Learning. New York: Holt, Rinehart & Winston.

Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Lexy, Moleong J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mardhapi, D., dkk (2001). Pola Induk Pengembangan Sistem Pengujian Hasil Belajar Berbasis Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Umum. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyasa. (2005). Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mc.Millan&Schumacher. (2001). Research Education; A Conceptual Introduction (5thed). United States: Addison Wesley Longman, Inc.

Meredith, G. Geoffrey. (1996). Pengantar Kewiraswastaan. Kerangka Dasar Bisnis. Jakarta:BPFE.

Paulson, F Leon, Pasrl R & Meyer, Carol A. (1991). What Makes a Portofolio? Eight Thoughtful Guidelines Will Help Educators Encourage Self-Directed Learning.Educational Leadership.

Poedjiadi, A. (2007). Sains teknologi Masyarakat. Bandung : Rosda.

Riduwan. (2010). Pengantar Statistika Untuk Peneliti Pendidikan Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Riduwan, Akdon. (2006). Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika untuk penelitian. Jakarta: Alfabeta.

(38)

_____________. (1994). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:IKIP Bandung Press.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Senjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soeharto, Prawirakusumo. (1997). Peranan Perguruan Tinggi Dalam Menciptakan Wirausaha-Wirausaha Tangguh. Makalah Seminar. Jatinangor: PIBI-IKOPIN dan FNST.

Stahl. Robert J. (1994). Cooperative Learning In Social Studies: A Handbook for teacher. Sydney: Addison Wasley Publishing Company. Inc.

Sudirman, dkk. (1984). Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Sudjana N. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

________. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

________. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sumantri Numan M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: Kerjasama PPs UPI dengan PT. Rosda Karya.

Sumaatmadja,N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: UPI.

Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung: Tarsito.

Surapranata, Sumarna. dan Hatta, Muhammad. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Trianto.(2007).Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

(39)

Wadsworth, B.J. (1994). Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development(3rd ed.). New York: Longman.

Winayaputra, U. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Winkel, WS. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zimmerer, W. Thomas, Norman M. Scarborough. (1996). Entrepreneurship And New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International.

SKRIPSI

Arief, Budiman. 2011. Studi Korelasi Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Kompetensi Kejuruan Dan Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Novianty Herlinawati. (2011). Kontribusi Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha (Penelitian Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fptk Upi Angkatan 2008). Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rinik Listin Oktavia. (2011). Penerapan penugasan portofolio untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar geografi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Waru Pamekasan. Skripsi Universitas Malang: Tidak diterbitkan.

Siti Hasanah. (2011). Upaya Meningkatkan Hasil Dan Partisipasi Belajar Siswa dalam pembelajaran IPA topik penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan melalui pembelajaran berbasis Portofolio di Kelas IV SDN Sumbersari Indah 2 Kota Bandung. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

TESIS

Dimas Bayu Perdana Putra. (2011). Penerapan penugasan portofolio dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 semester I SMA Negeri I Sampang pada materi pewilayahan dan pertumbuhan. Tesis Universitas Malang: Tidak diterbitkan.

INTERNET

Akhmad Sudrajat. 2011. Konsep Kewirausahaan Dan Pendidikan Kewirausahaan.[online].Tersedia:

(40)

Aquino. 1973. Pengajaran. [online]. Tersedia: http://literaturkarya.blogspot.com/2010/12/metode-pemberian-tugas-peningkatan.html.[19 Juni 2012].

Dr. Jyotsna Sethi dan Dr. Anand Saxena. 2005. Lesson-3, Enterpreneurial Competence, Motivation, Performance, and Rewards. [online]. Tersedia: http://www.du.ac.in/fileadmin/DU/Academics/course_material/EP03.pdf. [28 Februari 2012].

Faiz Muhammad Zaki. 2009. Pembelajaran Portofolio. [online]. Tersedia: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com. [15 Mei 2012].

Lardizabal. 1978. Pengajaran. [online]. Tersedia: http://literaturkarya.blogspot.com/2010/12/metode-pemberian-tugas-peningkatan.html [19 Juni 2012].

Neeraj, Burkhalter & Cooper. 2001. Membangun Kompetensi Yang Berbasis Kewirausahaan Dalam Diri Mahasiswa. [online]. Tersedia:

http://rockyvalentino.blogspot.com/ [06 Januari 2012].

Poedjiaji. 1999. Teori Pembelajaran Konstruktivisme. [online]. Tersedia: (http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/). [19 Juni 2012].

Profil SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. 2010. [online]. Tersedia: http://www.smkn1-kedawung.sch.id/kdw/html/index.php.

[28 Februari 2012].

Rusoni, Elin. 2006. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.[online].Tersedia:

http://www.mathematic.transdigit.com/mathematic-article/portofolio-dan-paradigma-baru-dalam-penilaian-matematika.html.[06 Januari 2012]. Shipley et al. 1964. Pengajaran. [online]. Tersedia:

http://literaturkarya.blogspot.com/2010/12/metode-pemberian-tugas-peningkatan.html [19 Juni 2012].

Soeparman Soemahamidjaja. 1980. Wirausaha. [online]. Tersedia:

http://indiradamayanti.blogspot.com/2009/07/artikel-kewirausahaan.html. [19 Juni 2012].

Sulistino, Angga. 2011. Penting Wirausaha. [online]. Tersedia: http://twainfuture.wordpress.com/2011/12/04/pentingnyawirausaha.html [06 Januari 2012].

Suryapuspita. 2012.

Standar-proses-pendidikan-dan-guru-dalam-pencapaian-standar-proses-pendidikan. [online]. Tersedia:

(41)

Sutikno. M. Sobry. 2007. Peran guru dalam membangkitkan motivasi belajar. [online]. Tersedia: http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi belajar siswa.html.[ 28 Februari 2012].

Tanjung. 1998. Inti konstruktivis Vigotsky. [online]. Tersedia: http://danni-abdurrahman.blogspot.com/2011/12/implementasi-teori-belajar.html. [19 Juni 2012].

Terry Firasan. 2010. Menumbuhkan Jiwa dan kewirausahaan. [online]. Tersedia : http://kem.ami.or.id/2011/10/menumbuhkan-jiwa-dan-kompetensi-kewirausahaan/. [28 Februari 2012].

Ulih bukit Karo-karo. 1984. Pengajaran. [online]. Tersedia: http://literaturkarya.blogspot.com/2010/12/metode-pemberian-tugas-peningkatan.html [19 Juni 2012].

Wakiuddin. 2009. Pembelajaran Portofolio. [online]. Tersedia: http://wakiuddin.wordpress.com. [15 Mei 2012].

Whitley. 1991 teori belajar konstrukltivisme [online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme/

[19 Juni 2012].

Yasin. 2004. Portofolio dalam pengajaran. [online]. Tersedia:

Gambar

Grafik Perbandingan Presentase Post-test Kompetensi
Tabel 1.1 Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan Siswa
tabel 3.1 berikut ini:
Penjelasan Definisi Operasional Tabel 3.2 Dimensi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) membuktikan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kedisiplinan siswa dengan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Program Tayangan Sepak Bola Liga Inggris Terhadap Tindakan Menonton

Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASDP Indonesia Ferry, perlu melakukan penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis membuat sistem komputerisasi yang didalamnya menggunakan Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, Normalisasi dan Struktur Database

Menulis web scripting PHP, menyiapkan database SQL Server, mengintegrasikan data dari database ke dalam desain menggunakan PHP, dan tahap akhir dari semua pembuatan sebuah website

Hubungan skor PUFA/pufa dengan indeks massa tubuh pada anak usia 6-12.. tahun di sd di Kecamatan Medan Kota dan

Pembelajaran Tari Melalui Stimulus Tari Kijang Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas Iv Di Sdn Cintabodas 3 Kabupaten Tasikmalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]