• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Produksi Stroberi dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Agrowisata Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Produksi Stroberi dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Agrowisata Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

RATNANTA INDRIYANI CHOIRININGRUM

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimalisasi Produksi Stroberi dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Agrowisata Cipanas, Kabupaten Cianjur Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret2015

Ratnanta Indriyani Choiriningrum NIM H34124028

(4)
(5)

dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Agrowisata Cipanas, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dibimbing oleh AMZUL RIFIN.

Puncak Berry Farm merupakan perusahaan agribisnis di Jawa Barat yang mulai mengembangkan bisnis budidaya stroberi dan sayuran untuk kebutuhan agrowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kombinasi produksi yang mengkasilkan keuntungan yang optimal. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Linier Programming (LP) yang berfungsi untuk pembentukan model tujuan dan kendala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi pada Puncak Berry Farm belum optimal, hal tersebut dapat dilihat dari nilai sisa polibag yang digunakan untuk produksi, pada kondisi aktual lebih besar dari nol, sedangkan nilai sisa pada kondisi optimal bernilai nol. Selain itu sumberdaya pada kondisi optimal masih menunjukkan berlebih, hal ini terlihat dari nilai slack dan surplus lebih besar dari nol.

Kata kunci: agrowisata, stroberi, sayuran, optimalisasi produksi

ABSTRACT

Ratnanta Indriyani Choiriningrum . Strawberries and vegetables Production Optimalization at Puncak Berry Farm Agrotourims in Cipanas, Cianjur, West Java. Supervised by Amzul Rifin .

Puncak Berry Farm is an agribussiness company in west java that developed the business of strowberries and vegetables cultivating for the needs of its agrotourims. The study aimed to analyze the combination of productions that bring in the optimal return. The analysis method that used in this study is Linnear Programming (LP) which from the models of goals and abstacles function. The result shows that the residual value of polybag that used for production, in the actual condition the value greater that zero, while the residual value on the optimal condition is zero. In the other side, the resource on the optimal condition shows the excess, it seen from the slack or surplus value that greater that zero.

(6)
(7)

KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

RATNANTA INDRIYANI CHOIRININGRUM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Nama NIM

: Ratnanta Indriyani Choiriningrum : H34124028

Disetujui oleh

Dr. Amzul MA

Pembimbing

Diketahui oleh

(10)
(11)

Puji dam syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Optimalisasi Produksi Stroberi dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Agrowisata Cipanas, Kabupaten Cianjur Jawa Barat” ini berhasil diselesaikan dengan baik. Penelitian yang dilakukan di Puncak Berry Farm, Cipanas, Cianjur ini mengangkat tema optimalisasi produksi dan dilaksanakan sejak pertengahan bulan September 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Amzul Rifin selaku dosen pembimbing serta Ibu Tintin Sarianti yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Heru selaku pemilik sekaligus pimpinan perusahaan Puncak Berry Farm, Pak Haji beserta seluruh pekerja Puncak Berry Farm yang telah bersedia membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Metode Analisis dan Pengumpulan data 18

Formulasi Model 18

Sejarah dan Perkembangan Puncak Berry Farm 24

Organisasi dan Manajemen Perusahaan 24

Kegiatan Bisnis Budidaya Tanaman Stroberi 32

Kegiatan Bisnis Budidaya Sayuran 40

ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BUAH DAN SAYUR PADA

PUNCAK BERRY FARM 41

(14)

Perumusan Fungsi Tujuan 41

Perumusan Fungsi Kendala 46

Keputusan Produksi Aktual dan Optimal 56

Produksi Aktual 56

Keputusan Produksi optimal 56

Analisis penggunaan sumberdaya (analisis dual) 57

Analisis Perubahan Keuntungan dan Ketersediaan Sumberdaya 61

Analisis perubahan keuntungan 61

Analisis perubahan ketersediaan sumberdaya 61

Skenario pengurangan Ketersediaan Bibit dan Peningkatan biaya Bibit 62

SIMPULAN DAN SARAN 64

Simpulan 64

Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN 67

RIWAYAT HIDUP 76

DAFTAR TABEL

1 Produksi Buah Dan Sayur Di Jawa Barat Tahun 2011-2013 1 2 Jumlah Penduduk Propinsi Jawa Barat Periode 2008-2010 2

3 Harga Buah Dan Sayur Puncak Berry Farm 5

4 Data Produksi Stroberi Dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm Tahun

2011-2013 6

5 Jumlah Permintaan Stroberi Dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm 6 6 Variable Keputusan Produksi Stroberi Dan Sayur Pada Puncak Berry Farm 19

7 Perlengkapan Produksi Pada Puncak Berry Farm 30

8 Perlengkapan Pada Puncak Berry Farm 31

9 Varietas Tanaman Stroberi 34

10 Biaya Bibit Per Komoditas 41

11 Biaya Kapur Dolomit Per Komoditas 42

12 Biaya Pupuk Npk Mutiara 2577 Per Komoditas 43

13 Biaya Pupuk Npk Mutiara 1616 Per Komoditas 43

14 Biaya Pupuk Grower Per Komoditas 44

15 Penggunaan Bibit Per Komoditas 47

(15)

23 Penggunaan Pestisida Dithane Per Polibag Pada Setiap Komoditas 52 24 Penggunaan Pestisida Daconil Per Polibag Pada Setiap Komoditas 52 25 Penggunaan Pestisida Preveton Per Polibag Pada Masing-Masing Komoditas

53 26 Penggunaan Pestisida Apsa Per Polibag Pada Masing-Masing Komoditas 53 27 Penggunaan Pestida Bamex Per Polibag Pada Masing-Masing Komoditas 54 28 Penggunaan Hok Per Polibag Pada Masing-Masing Komoditas 55 29 Perbedaan Jumlah Produksi Pada Kondisi Aktual Dan Optimal 56 30 Tingkat Penggunaan Polibag Pada Kondisi Aktual Dan Optimal 58 31 Tingkat Penggunaan Bibit Pada Kondisi Aktual Dan Optimal 58 32 Tingkat Penggunaan Pupuk Pada Kondisi Aktual Dan Optimal 59 33 Tingkat Penggunaan Pestisida Pada Kondisi Aktual Dan Optimal 60 34 Penjualan Stroberi Dan Sayuran Pada Kondisi Optimal 60 35 Batas Peningkatan Dan Penurunan Sumberdaya Pada Puncak Berry Farm 62 36 Penggunaan Bibit Dan Harga Benih Pada Masing-Masing Komoditas 63 37 Analisis Pengaruh Ketersediaan Dan Peningkatan Biaya Bibit 63

DAFTAR GAMBAR

1 Kurva Batas Kemungkinan 11

2 Kombinasi Output Yang Efisien 11

3 Kerangka Pemikiran Operasional 17

4 Struktur Organisasi Pada Puncak Berry Farm 25

5 Pengisian Media Tanah 35

6 Pengapuran 36

7 Penyiangan Tanaman 37

8 Pemangkasan Tanaman 38

9 Penyiraman Tanaman 39

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pola Tanam Stroberi Dan Sayuran Pada Puncak Berry Farm 68

2 Keuntungan Per Polibag Pada Puncak Berry Farm 69

3 Masukan Linier Progamming 71

4 Keluaran Linier Programming 72

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi pertanian di Jawa Barat tersebar secara merata di seluruh daerah, yang meliputi komoditas padi, palawija, dan hortikultura. Selain itu, jenis sayuran dan buah-buahan di daerah Jawa Barat memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Sementara hasil produksi sayuran dan buah di Jawa Barat dari tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Produksi buah dan sayur di Jawa Barat tahun 2011-2013

Tahun Komoditas

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari tahun 2011-2013 produksi buah dan sayur rata-rata mengalami kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah Jawa Barat memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan secara optimal. Hasil buah-buahan dan sayur-sayuran merata di seluruh daerah kabupaten yang ada di Jabar. Jika semua itu dapat dikembangkan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian serta dikelola secara profesional dengan peralatan yang lebih modern, daerah Jawa Barat akan mendapat tambahan penghasilan yang besar dari sektor pertanian. Apalagi kalau hasil pertanian itu diekspor ke negera lain, hasilnya akan menambah devisa negara dalam jumlah cukup besar.

Pada triwulan I 2013, laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat meningkat dari 5,5% pada triwulan IV 2012 menjadi 5,9%.1 Dari sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari akseleratifnya kinerja ekspor neto, peningkatan investasi. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan perbaikan realisasi konsumsi pemerintah. Hal ini juga didukung dengan masih solidnya konsumsi rumah tangga. Sementara itu, dari sisi penawaran, faktor dominan yang mendukung peningkatan laju pertumbuhan ekonomi adalah perbaikan kinerja sektor pertanian dan peningkatan produksi industri manufaktur. Di lain pihak, sektor ekonomi dominan lainnya yakni Perdagangan, Hotel, dan Restauran (PHR) serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami pertumbuhan yang melambat.

Dalam struktur perekonomian di Jawa Barat, sektor pertanian merupakan sektor dominan kedua terbesar setelah industri. Jika hasil pertanian pangan, termasuk hasil sayur-sayuran dan buah-buahan ini dapat dibudidayakan melalui teknologi canggih, daerah Jabar bisa seperti Thailand. Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan

1

(18)

peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor pertanian mempunyai peran sebesar 70,95 persen pada tahun 20132. Hal tersebut membuktikan bahwa peran dari sektor pertanian masih dapat dikembangkan.

Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 mencapai 44.548.431 jiwa atau 18,24% penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 22.609.621 jiwa dan perempuan sebanyak 21.938.810 jiwa (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013). Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2012 berfluktuasi dan lebih tinggi dari LPP Nasional.3 Peningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi di Jawa Barat menyebabkan permintaan terhadap hasil pertanian buah dan sayur sebagai sumber protein nabati semakin meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan permintaan buah dan sayur meningkat. Jumlah penduduk Jawa Barat tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat Periode 2008-2010

No Tahun Jumlah (Ribu Jiwa)

1. 2008 40 918.29

2. 2009 41 501.56

3. 2010 43 053.70

Sumber : BPS, 2014

Komoditas hortikultura dapat digunakan sebagai sumber pangan dan gizi, sumber perekonomian, dan sumber estetika. Sebagai sumber pangan dan gizi, hal ini sangat penting karena semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan akan pangan pun akan semakin bertambah. Kebutuhan pangan harus selalu dipenuhi karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Berdasarkan Ashari (1995) kebutuhan pangan karbohidrat masyarakat Indonesia dapat dikatakan cukup namun kebutuhan protein, vitamin, dan mineral masih dibawah tingkat kecukupan. Sumber vitamin tersebut dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi komoditas hortikultura berupa sayuran dan buah-buahan.

Konsumsi rumah tangga tumbuh solid pada triwulan I-2013, yakni mencapai 4,0%. Sumbangan konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan perekonomian Jawa Barat dan memberikan sumbangan sebesar 2,5% terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan berjalan yang mencapai 5,9%.4 Kuatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh persepsi konsumen atas kondisi perekonomian yang masih optimis, peningkatan kesejahteraan, stabilitas makroekonomi, dan tren penurunan angka pengangguran.

(19)

Salah satu daerah produksi sayuran dan buah di Jawa Barat, adalah Kabupaten Cianjur. Keadaan agroklimatologis Kabupaten Cianjur yang sangat mendukung untuk produksi sayuran dan buah, karena Cianjur terdapat pada daerah dataran tinggi serta mempunyai tingkat curah hujan yang cukup. Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi.

Sebagai daerah agraris yang pembangunannya bertumpu pada sektor pertanian, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah swa-sembada padi. Produksi padi pertahun sekitar 625 000 ton dan dari jumlah sebesar itu telah dikurangi kebutuhan konsumsi lokal dan benih, masih memperoleh surplus padi sekitar 40 persen.5 Produksi pertanian padi terdapat hampir di seluruh wilayah Cianjur. Kecuali di Kecamatan Pacet dan Sukanagara. Di kedua Kecamatan ini, didominasi oleh tanaman sayuran dan tanaman hias. Dari wilayah ini pula setiap hari belasan ton sayur mayur dipasok ke Jabotabek.

Salah satu buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah stroberi. Stroberi merupakan salah satu tanaman hortikultura, daya pikatnya terletak pada warnanya yang mencolok dan rasanya manis masam segar. Usaha budidaya stroberi di Indonesia belum dilakukan secara optimal karena banyak petani yang masih belum tahu cara pembudidayaan yang baik. Budidaya stroberi telah dicoba oleh beberapa petani di Indonesia khususnya didaerah dataran tinggi Sukabumi, Cianjur, Cipanas, dan Lembang (Jawa Barat), serta batu (Jawa Timur) dan Bedugul (Bali).

Strawberry dikenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa Belanda, aardbei yaitu sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di Indonesia, buah ini disebut “stroberi”.Stroberi merupakan tanaman buah berupa herbal yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang dikenal saat ini. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua beryy dan termasuk tanaman semak. Nama latin buah lambang cinta ini adalah Fragaria. Nama tersebut berkaitan dengan

„fragrance‟ atau „aroma‟. Sedangkan nama strawberry berasal dari bahasa Inggris kuno straw atau “straw” dan berige atau “berry”. Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Konon nama tersebut berkaitan denga straw‟ alias merang yang dipakai untuk mengalasi buah strawberry.

Potensi budidaya stroberi didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Seperti Jawa Barat (Jabar) yang sudah cukup lama jadi produsen stroberi jenis lokal. Artinya, kawasan ini jadi sentra stroberi seperti halnya di Lembang. Tak sedikit yang memanfaatkan lokasi ini sebagai lahan budidaya stroberi. Bahkan terlihat orang berbondong-bondong ke daerah puncak ini hanya untuk meluangkan waktu liburan sambil menikmati stroberi. Perkembangan budidaya stroberi di Indonesia memiliki titik terang dimana tingkat pertumbuhan petani stroberi terus meningkat didaerah Bandung Selatan. Tetapi

5

(20)

sayangnya petani masih menggunakan pola tanam yang sifatnya konvensional. Dimana kelemahannya tanaman dapat dengan mudah terserang hama dan penyakit.

Salah satu pembudidaya pertanian hortikultura di daerah cianjur adalah Puncak Berry Farm. Selain sebagai pembudidaya tanaman hortikultura, Puncak Berry Farm adalah salah satu tempat agrowisata di daerah Cianjur. Agrowisata yang ditawarkan oleh Puncak Berry Farm adalah wisata petik buah dan sayuran. Komoditas yang dbudidayakan pada Puncak Berry Farm ini adalah stroberi sebagai komoditas utama, serta sayuran sebagai komoditas penunjang. Puncak Berry Farm berada di kawasan wisata serta berada di lokasi yang strategis yaitu di dalam perumahan Green Apple. Lokasi tersebut juga mudah untuk ditemukan karena berada di pusat kota Cipanas.

Sebagai tempat yang menawarkan wisata petik langsung kepada pengunjung yang datang, Puncak Berry Farm harus selalu menyediakan stock buah dan sayuran yang akan dipetik, sehingga tidak membuat kecewa para pengunjung yang akan berwisata. Sehingga Puncak Berry Farm dalam berproduksi tentu saja membutuhkan perencanaan yang matang agar pembudidaya dapat memaksimumkan keuntungan dengan kendala-kendala yang ada. Perencanaan tersebut dimaksudkan agar ketersediaan buah dan sayur selalu ada.

Perumusan Masalah

Puncak Berry Farm merupakan jenis usaha yang menghasilkan stroberi dan beberapa sayuran segar. Usaha ini juga memberikan kesempatan kepada para konsumen yang ingin memetik stroberi dan sayuran segar secara langsung di perkebunan, sehingga usaha ini juga dikenal sebagai tempat wisata yang menjadi alternatif pilihan banyak wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Para wisatawan mengenal tempat ini dengan nama Sweetberry Agrowisata.

Tujuan utama Puncak Berry Farm dalam menjalankan kegiatan produksi buah stroberi dan sayuran adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimalkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi dari produksi buah stroberi dan kedelapan sayuran yang diproduksi. Adapun keputusan produksi buah stroberi dan delapan sayuran tersebut dapat dipengaruhi oleh harga, biaya dan ketersediaan sumberdaya input produksi yang dimiliki Puncak Berry Farm. Selain itu karena perusahan yang didirikan sudah lama dirintis perusahaan ingin melihat apakah perencanaan yang selama ini dijalankan sudah membuat perusahaan mencapai keuntungan maksimal.

Pada awalnya Puncak Berry Farm memulai usaha produksi buah dan sayuran dengan satu buah stroberi dengan komoditi utama serta enam jenis sayuran. Sejalan dengan perkembangannya Puncak Berry Farm menambah dua jenis sayuran untuk diproduksi. Adapun jenis sayuran tersebut antara lain sawi dan pokcoy. Penambahan dua jenis sayuran yang diproduksi mengakibatkan penambahan sumberdaya input harus dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan output yang paling optimal guna mencapai keuntungan maksimal.

(21)

karung, pestisida, obat-obatan dan tenaga kerja. Dalam keadaan aktual stoberi dan kedelapan sayuran menggunakan input poduksi secara bersama-sama, sehingga terjadi persaingan dalam penggunaan input-input produksi tersebut. Input produksi seperti lahan dan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan lahan yang dimiliki oleh Puncak Berry Farm, tidak dapat di perluas sehingga terjadi keterbatasan lahan. Selain lahan yang tidak dapat diperluas, lahan yang dipergunakan oleh Puncak Berry Farm status kepemilikannya adalah menyewa, sehingga ini akan menjadi kendala dalan usaha yang dijalankan oleh Puncak Berry Farm. Selain itu penggunaan tenaga kerja yang secara bersama-sama dapat menjadi kendala dikarenakan kesalahan tenaga kerja dalam penanganan tanaman. Untuk itu perusahaan harus mengalokasikan sumberdaya tersebut secara tepat untuk mencapaian tujuan perusahaan.

Stroberi dan kedelapan sayuran yang diproduksi memiliki harga yang bervariasi disetiap jenisnya. Tingkat harga dari stroberi dan masing-masing sayuran akan mempengaruhi tingkat keuntungannya. Adapun tabel harga stroberi dan sayuran dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Harga buah dan sayur Puncak Berry Farm

No Jenis buah dan sayur Harga buah dan sayur (Rp/kg)

1 Stroberi 65 000

2 Brokoli 15 000

3 Terong 6 000

4 Daun bawang 6 000

5 Pakcoy 6 000

6 Cabai 30 000

7 Kol 6 000

8 Kembang Kol 15 000

9 Sawi Putih 6 000

Sumber : Puncak Berry Farm, September 2014

Pada tabel 3 terlihat harga stroberi dan sayuran yang bervarisi pada setiap jenisnya. Harga stroberi dan cabe memiliki harga tertinggi diantara kedelapan jenis sayuran yang lain. Sedangkan pada sayuran terong, daun bawang, pakcoy, kol, dan sawi memiliki tingkat harga yang sama yaitu sebesar Rp 6 000,- per kg.

(22)

Tabel 4 Data Produksi Stroberi dan Sayuran pada Puncak Berry Farm tahun 2011-2013

Komoditas Jumlah Produksi (kg)

2011 2012 2013

Stroberi 5271,42 6367,036 4389,808333

Brokoli 1997,92 3914,08 2119,22

Terong 142,71 279,58 151,37

Daun bawang 428,13 838,73 454,12

Pakcoy 499,48 978,52 529,80

Cabai 142,71 279,58 151,37

Kol 499,48 978,52 529,80

Kembang Kol 1855,21 3634,50 1967,84

Sawi Putih 499,48 978,52 529,80

Sumber : Puncak Berry Farm, 2014

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa semua komoditas produksinya berfluktuasi. Jumlah produksi stroberi dan sayuran berfluktuasi tersebut dipengaruhi oleh jumlah permintaan terhadap stroberi dan sayuran yang sesuai dengan rencana produksi perusahaan. Jumlah produksi yang dihasilkan oleh Puncak Berry Farm pada umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan. Untuk memenuhi jumlah permintaan, maka perusahaan mengambil produksi dari petani yang bermitra dengan perusahaan. Jumlah permintaan pada Puncak Berry Farm selama tahun 2011-2013 dapat kita lihat pada tabel 5.

Tabel 5 Jumlah Permintaan Stroberi dan Sayuran pada Puncak Berry Farm Tahun 2011-2013

Komoditas Jumlah Permintaan (kg)

2011 2012 2013

Stroberi 6852,85 7003,74 8057,73

Brokoli 2597,30 4305,48 2320,00

Terong 185,52 307,53 1050,00

Daun bawang 556,56 922,60 984,96

Pakcoy 649,33 1076,37 1824,00

Cabai 185,52 307,53 294,00

Kol 649,33 1076,37 1216,00

Kembang Kol 2411,78 3997,95 1948,80

Sawi Putih 649,33 1076,37 1216,00

Sumber : Puncak Berry Farm, 2014

Jumlah permintaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi merupakan peluang bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan produksi. Jumlah permintaan yang besar tersebut dijadikan kendala dalam melakukan optimalisasi produksi karena meskipun merupakan peluang bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan produksi tetapi sekaligus juga menjadi pembatas produksi supaya produksi tidak melebihi permintaan karena akan dapat mengurangi keuntungan.

(23)

Berdasarkan hal-hal tersebut maka perumusan masalah pada Puncak Berry Farm dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana kombinasi produksi optimal stroberi dengan sayuran pada Puncak Berry Farm ?

2. Bagaimana alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Puncak Berry Farm untuk mencapai kombinasi optimal?

3. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan penjualan terhadap produksi, sumberdaya, dan keuntungan yang diperoleh Puncak Berry Farm?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian antara lain:

1. Menganalisis kombinasi produksi optimal stroberi dengan sayuran pada Puncak Berry Farm

2. Menganalisis alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Puncak Berry Farm untuk mencapai kondisi optimal

3. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan penjualan terhadap produksi, sumberdaya, dan keuntungan yang di peroleh Puncak Berry Farm

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi penulis sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi perusahaan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada proses pengambilan keputusan pada aspek produksi.

3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai optimalisasi produksi bagi penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam hal ini peneliti hanya akan melakukan optimalisasi produksi stroberi dan sayuran yang terdiri dari brokoli, kembang kol, terong, kol, cabe, daun bawang, sawi, dan pokcoy. Variabel yang diamati berjumlah sembilan variabel, dimana sembilan variabel tersebut merupakan jenis buah dan sayur yang diproduksi oleh Puncak Berry Farm. Lokasi penelitian yaitu pada Puncak Berry Farm yang berlokasi di Green Apple.

(24)

stroberi dan sayuran diproduksi pada musim kemarau dan tidak adanya dampak perubahan produksi karena penggunaan input yang berbeda.

Pada model yang dirancang, kendala yang dimasukkan dalam model antara lain sumberdaya tenaga kerja, lahan, dan berbagai sumberdaya iput. Tidak dimasukkannya kendala modal dalam penelitian ini merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian ini. Model yang dibangun ditujukan untuk memberkan informasi mengenai alokasi optimal sumberdaya tenaga kerja, sumberdaya lahan, serta sumbedaya input lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Pola Tanam Holtikultura

Penelitian mengenai optimalisasi pola tanam sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian tersebut dapat berfungsi sebagai tambahan informasi bagi penelitian yang akan dilakukan. Pada umunya penelitian mengenai optimalisasi pola tanam bertujuan untuk menentukan pola tanam yang optimal sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang maksimal dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (Dede 1985; Aripin 1999; Purba 2000; Friska 2001; Faridah 2001)

Dede (1985) dalam penelitiannya menggunakan data pola tanam sebelumnya lalu yang telah diuji dan dicoba. Sedangkan Aripin (1999) dan Purba (2000) dalam penelitiannya membandingkan pola tanam pada petani luas dan petani sempit. Serta Friska (2001) dan Faridah (2001) membandingkan pola tanam dengan tanaman semusim.

Untuk memperoleh model dibutuhkan tiga unsur utama yaitu fungsi tujuan, variabel keputusan, dan kendala. Unsur kendala yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah lahan, tenaga kerja, sumberdaya input, serta modal. Dalam penelitian Aripin (1999), Purba (2000), dan Faridah (2001) memasukkan transfer penjualan sebagai kendala. Optimalisasi pola tanam untuk setiap jenis produk yang dihasilkan memiliki fungsi kendala yang berbeda-beda, tergantung dari jenis produknya dan keadaan perusahaan.

Analisis yang dapat digunakan dalam linear programming. Berdasarkan hasil penetitian terdahulu mengenai optimalisasi pola tanam, maka dapat diketahui bahwa salah satu alat analisis kuantitatif yang dapat membantu dengan baik dalam penyusunan perencanaan keputusan kombinasi produksi optimal adalah linear programming.

(25)

Optimalisai Produksi Holtikultura

Penelitian mengenai optimalisasi produksi telah banyak dilakukan.Hasil penelitian tersebut dapat berfungsi sebagai tambahan informasi bagi penelitian yang akan dilakukan. Pada umumnya penelitian mengenai optimalisasi produksi bertujuan untuk mencari kombinasi produksi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang maksimal dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan (Irawan 2001; Silalahi 2006; Mariyati 2008; Lestari 2009).

Linear programming merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan permasahan optimalisasi tersebut. Lestari (2009) dan Silalahi (2006) menggunakan metode linear programming untuk memecahkan permasahan optimalisasi dalam penelitiannya, sedangkan Irawan (2001) dalam tesisnya menggunakan metode goal programming untuk memecahkan permasalahan optimalisasi produksi bibit tanaman dengan bioteknologi sistem kultur jaringan pada PT Dafa Teknoagro Mandiri.

Untuk memperoleh model linear programming dibutuhkan tiga unsur utama yaitu fungsi tujuan, variabel keputusan, dan kendala.Variabel keputusan yang digunakan dalam suatu penelitian dapat berupa jenis komoditas (Lestari 2009; Irawan 2001; Maryati 2008). Selain komoditas yang dijadikan sebagai variabel keputusan, dimensi waktu juga dapat dijadikan sebagai variabel keputusannya. Silalahi (2006), menggunakan dimensi waktu dari triwulan 1 sampai triwulan 12.

Optimalisasi produksi untuk setiap jenis produk yang dihasilkan memiliki fungsi kendala yang berbeda-beda, tergantung dari jenis produknya dan keadaan perusahaan.Pada berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan optimalisasi produksi dengan menggunakan linear programmingvariabel yang digunakan sebagai kendala pada umumnya adalah lahan, bibit, pupuk, pestisida, media tanam, dan tenaga kerja. Irawan (2001) juga memasukan kendala mesin, ruang stock dan ruang pendingin. Selain kendala umum tersebut Irawan (2001) dan Lestari (2009) memasukan kendala permintaan pasar sehingga terdapat batasan jumlah yang akan diproduksi. Batas minimum jumlah yang harus produksi dan modal juga dapat dimasukan menjadi kendala (Silalahi, 2006)

Analisis yang dapat digunakan dalam linear programming yaitu analisis primal, dual, dan sensitivitas. Akan tetapi, dapat pula dilengkapi dengan analisis post optimal (Irawan 2001; Silalahi 2006; Mariyati 2008; Lestari 2009). Berdasarkan hasil penetitian terdahulu mengenai optimalisasi produksi, maka dapat diketahui bahwa salah satu alat analisis kuantitatif yang dapat membantu dengan baik dalam penyusunan perencanaan keputusan kombinasi produksi optimal adalah linear programming.

(26)

(2009) yang menyebutkan bahwa pada kondisi produksi yang optimal mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi aktual.

Penelitian mengenai optimalisasi produksi yang telah dilakukan sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun perbedaanya terletak pada komoditas yang diteliti yaitu stroberi dan sayuran serta variabel-variabel kendala yang ada. Sedangkan persamaan penelitian ini dapat terlihat dari metode analisis yang sama yaitu Linear Programming. Penelitian terdahulu mempunyai manfaat bagi penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penyusunan fungsi tujuan serta fungsi kendala yang terdapat dalam Linear Programming.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Produksi

Produksi secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Sedangkan dalam arti sempit produksi hanya dimaksudkan sebagai kegiatan pengolahan dalam pabrik yang menghasilkan produk berupa barang jadi atau barang setengah jadi, barang industri maupun komponen komponen penunjang.

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara jumlah input dengan jumlah output. Menurut Nicholson (2002) fungsi produksi, menjelaskan bauran berbagai input untuk menghasilkan output. Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f(K,L,…,n)

Dimana :

Q = Output yang dihasilkan selama satu periode tertentu K = Kapital (modal)

L = Labour (jam tenaga kerja)

N = Faktor lain yang mempengaruhi produksi

Kombinasi Produksi Optimal

(27)

Batas kemungkinan produksi memisahkan kombinasi output yang bisa dicapai atau dipilih (titik a, b, dan c) dan kombinasi output yang tidak bias dicapai (titik d) dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva kemungkinan produksi mempunyai slope negatif karena sumberdaya bersifat terbatas. Artinya satu jenis barang bisa diproduksi lebih banyak hanya jika barang lain diproduksi lebih sedikit

Sumber : Lipsey,et al., 1995

Menurut Nicholson (1999), kurva kemungkinan produksi disebut juga isoquant karena masing-masing titik dalam kurva menunjukkan kombinasi input yang akan menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Garis isoquant merupakan garis yang menunjukkan kombinasi output yang dapat dijual perusahaan yang akan memberikan penerimaan tertentu.

Sumber : Lipsey, et al., 1995

Gambar 2 memperlihatkan kurva kemungkinan produksi untuk X dan Y ditunjukkan oleh daerah OAEB. Garis isorevenue ditunjukkan oleh garis TR1 dan

TR2 (TR2>TR1). Kombinasi produksi optimal diperoleh pada saat kurva

kemungkinan produksi bersinggungan dengan garis isorevenue (titik E). Kombinasi produksi di titik E sebesar d untuk barang X dan sebesar c untuk

Gambar 1 Kurva Batas kemungkinan

(28)

barang Y. Pada titik ini total penerimaan yang diterima perusahaan sudah maksimal yaitu sebesar TR2. Jika kombinasi produksi dititik a dan b maka

penerimaan perusahaan tidak maksimal yaitu sebesar TR1.

Pola Tanam

Pola tanam adalah suatu usaha penanaman pada suatu bidang lahan dengan mengatur pola pertanaman. Pola pertanaman adalah suatu susunan tata letak dan tata urutan tanaman pada sebidang lahan selama periode tertentu, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah dan bera (Setjanta, 1983).

Selanjutnya Tahir (1974) menyatakan bahwa pola tanam adalah suatu pola bercocok tanam selama setahun atau lebih dan atau kurang yang terdiri dari beberapa kali bertanam dari satu atau beberapa jenis tanaman secara bergilir, bersisipan atau secara bertumpangsari dengan maksud untuk meningkatkan produksi usahatani atau meningkatkan pendapatan petani tiap satuan luas per satuan waktu. Pada dasarnya yang perlu diperhatikan dalam perencanaan prediksi atau pengaturan pola tanam adalah bahwa semua kombinasi tanaman harus dapat memenuhi persyaratan teknis, lingkungan, ekonomi dan sosial seperti pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan sifat-sifat lahan, iklim, dan memiliki komoditas yang ekonomis.

Menurut Kuntjoro (1977) tujuan petani memilih pola tanam tertentu bagi usahataninya adalah untuk memenuhi konsumsi keluarga, memperoleh pendapatan tunai, meratakan penyebaran kerja, dan mengurangi resiko. Penentuan pola tanam merupakan salah satu prinsip yang digunakan petani sebagai manajer dalam mengelola usahataninya (Hernanto, 1989)

Selanjurnya Suryana dkk. (1990) memberikan batasan konsep diversifikasi yang berarti perluasan dari suatu produk yang diusahakan selama ini, ke produk atau industri baru yang sebelumnya tidak diusahakan. Hal ini dilakukan untuk meminimumkan resiko karena menggantungkan hasil usaha hanya pada satu jenis produk saja akan lebih riskan, dibanding dengan melakukan usaha berbagai komoditas, diversifikasi juga dilakukan untuk menghindari akibat buruk dari fluktuasi ekonomi.

Optimalisasi

Nicholson (1992) menyatakan optimalisasi atau optimasi merupakan alat yang penting untuk mengembangkan model-model yang mengasumsikan bahwa para pelaku ekonomi secara rasional mengejar sasaran tertentu seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Memaksimumkan keuntungan dilakukan dengan menggunakan atau mengalokasikan masukan (biaya) tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Sedangkan meminimumkan biaya dilakukan dengan cara menggunakan masukan (biaya) yang paling minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

(29)

Solusi yang diperoleh dari suatu permasalahan yang dihadapi terkadang bukan merupakan solusi yang terbaik. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang bersifat fisik maupun teknis. Linear programming merupakan salah satu teknis optimalisasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah optimalisasi terkendala. Kelebihan cara ini berasal dari kemampuan computer untuk mengolah data yang banyak dengan cara efisien. Linear Programming dengan program komputer memberikan kemungkinan untuk mengolah secara efisien sehingga percobaan untuk mengganti beberapa perubahan variable dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dampaknya dapat diketahui.Kelamahan Linear Programming terletak pada masalah yang dapat dipecahkan. Linear Programming hanya dapat digunakan pada masalah-masalah yang tujuannya unidimensional (tujuan tunggal).

Menurut Soekartawi (1991) optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Penggunaan faktor produksi (input) tersebut merupakan upaya menggunakan input (bahan baku, tenaga kerja, mesin dan modal) secara efisien. Menurut Buffa dan Sarin (1996) pemograman linear sering digunakan untuk mengalokasikan sumberdaya yang terbatas atau langka sebagai kegiatan yang saling bersaing sedemikian sehingga satu kriteria tertentu teroptimasi (minimum atau maksimum).

Program linear berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi linier dan beberapa kendala linier (Mulyono, 1991). Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi ke dalam model program linear adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan adalah permasalahan yang dihadapi dan ingin dipecahkan serta dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti manfaat, keuntungan dan kebaikan yang ingin di maksimumkan atau dampak negatif yang ingin diminimumkan.

2. Alternatif pembanding

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin di bandingkan seperti biaya tertinggi dengan biaya terendah, permintaan tertinggi dengan permintaan terendah.

3. Sumberdaya

Sumberdaya yang dianalisis harus ada dalam keadaan terbatas.Keterbatasan tersebut disebut sebagai kendala atau syarat ikatan.

4. Perumusan kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam bentuk model matematika.

5. Keterkaitan variable

Variabel-variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala harus mempunyai hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan.

Model dasar dari program linear dapat dirumuskan sebagai berikut: Maksimumkan (minimumkan) :

(30)

Untuk j = 1,2,3, ..., n Dengan Syarat

untuk semua

Keterangan :

Xj : peubah pengambilan keputusan atau (yang ingin dicari: yang tidak

diketahui)

Z : nilai skalar kriteria pengambilan keputusan ; suatu fungsi tujuan

cj : parameter yang dijadikan kriteria optimasi, atau koefisien peubah

pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan

bi : sumberdaya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang

bersangkutan ; disebut pula konstanta atau “nilai sebelah kanan” dari kendala

aij : koefisien; teknologi peubah pengambilan keputusan (kegiatan yang

bersangkutan) dalam kendala ke-i

Model program linear mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah program linear menjadi absah. Asumsi itu menuntut bahwa hubungan fungsional dalam masalah itu adalah linear dan additif, dapat dibagi dan deterministik.

1. Linierity

Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu dengan input yang lain besarnya tetap dan tidak tergantung pada tingkat produksi. 2. Proporsionalitas

Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel pengambilan keputusan (xj)berubah, maka dampak perubahannya menyebar dalam proporsi yang

sama terhadap fungsi tujuan (cjxj) dan juga fungsi kendala (aijxij).

3. Additivitas

Asumsi mensyaratkan bahwa untuk setiap tingkat kegiatan tertentu (xj)nilai

total fungsi sasaran (z) dan pemakaian total dari setiap sumberdaya sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap kegiatan yang dilakukan.

4. Divisibilitas

Setiap kegiatan pemrograman linear dapat mengambil sembarang nilai fraksional. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat fraksional. Dengan kata lain, nilai (xj) boleh integer dan non-integer.

5. Deterministik

Semua parameter model (cj, aij, dan bi) diasumsikan diketahui konstan.

(31)

Dalam program linier terdapat tiga jenis analisis antara lain adalah: 1. Analisis Primal

Analalisis primal dilakukan untuk mengetahui jumlah kombinasi produk (Xj)yang terbaik dengan menghasilkan tujuan (Z), dimana tujuan Z tersebut meminimumkan biaya, risiko-risiko atau memaksimumkan keuntungan, pendapatan dan sebagainya dengan keterbatasan sumberdaya yang tersedia (Nasendi dan Anwar,1985).

2. Analisis Dual

Nilai dual yang dihasilkan dalam analisis dual menunjukkan perubahan dalam fungsi tujuan apabila sumberdaya tersebut berubah satu satuan. Dari analisis dual juga dapat diketahui sumberdaya mana saja yang membatasi fungsi tujuan. Hal tersebut diketahui dengan cara melihat sumberdaya yang mempunyai nilai dual yang lebih besar dari nol dan sering disebut kendala aktif (Nasendi dan Anwar, 1985).

3. Analisis Post Optimal

Analisis post optimal menyangkut analisis terhadap nilai-nilai peubah pengambilan keputusan sebagai dampak dari perubahan dalam:

a) Perubahan koefisien fungsi tujuan

b) Perubahan koefisien teknologi input atau output

c) Perubahan ketersediaan sumberdaya atau nilai sebelah kanan atau RHS (Right Hand Side) fungsi kendala

d) Adanya tambahan fungsi kendala baru maupun tambahan peubah pengambilan keputusan

Analisis post optimal bertujuan untuk memperoleh informasi tentang solusi optimal yang baru dan yang mungkin sesuai dengan perubahan dalam parameter model melalui perhitungan tambahan yang minimal.

Kerangka Pemikiran Operasional

Puncak Berry Farm merupakan perusahaan perorangan yang bergerak dalam bidang agribisnis, yaitu wisata petik buah dan sayur. Produksi buah stroberi dan berbagai sayuran merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan Puncak Berry Farm. Produksi buah stroberi dan berbagai jenis sayuran ini untuk memenuhi wisata petik buah stroberi dan sayuran

Puncak Berry Farm memproduksi buah stroberi dan berbagai jenis sayuran. Adapun jenis sayuran tersebut adalah brokoli, kembang kol, terong, cabe, daun bawang, kol, sawi, dan pokcoy.

(32)

Beberapa macam kendala ketersediaan sumberdaya input produksi yang dihadapi perusahaan akan berdampak pada tujuan utama Puncak Berry Farm. Adapun kendala tersebut antara lain adalah ketersediaan lahan, ketersedian bibit, potensi tenaga kerja dan ketersediaan pupuk serta obat. Keuntungan maksimal yang ingin dicapai perusahaan tidak akan terwujud karena hambatan kendala tersebut. Oleh karena itu Puncak Berry Farm harus dapat mengalokasikan sumberdaya produksi yang tersedia dan terbatas jumlahnya kepada buah stroberi dan kedelapan jenis sayuran yang diproduksi sedemikian rupa agar tujuan perusahaan tercapai.

Harga buah stroberi dan berbagai jenis sayuran yang bervariasi turut menjadi faktor penyebab perlu dilakukannya optimalisasi produksi. Perusahaan dapat mencapai keuntungan yang maksimal dengan hanya memproduksi buah dan sayuran yang memiliki tingkat harga yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena buah dan sayuran tersebut memiliki tingkat permintaan yang bervariatif sebagai pembatasnya. Sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana kombinasi produksi buah dan sayur tersebut.

Tujuan dari optimalisasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan pada suatu perusahaan berdasarkan proses produksi yang dilakukan dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Optimalisasi tersebut dibentuk dengan model maksimisasi keuntungan, hal ini disebabkan pada kondisi aktual perusahaan tidak ditemukan adanya kendala anggaran. Adapun permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah terdapat adanya kendala permintaan.

Penyusunan produksi yang optimal dapat dilakukan dengan teknik Linier programming. Linier Porgramming dapat memberikan pemecahan persoalan sebagai alternatif pengambilan keputusan. Linier programming ini mampu menghasilkan kombinasi output yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. Analisis linier programming yang dapat dilakukan yaitu analisis primal, analisis dual dan post optimal.

(33)

Puncak Berry Farm

Memaksimumkan keuntungan

- Keterbatasan lahan - Ketersediaan Bibit - Potensi Tenaga Kerja - Ketersediaan Pupuk - Ketersediaan Obat-obatan

Identifikasi Tujuan dan Kendala

Optimalisasi Produksi

Linier Progamming

Analisis Dual

Analisis Primal Analisis Sensitivitas

Analisis Post Optimal

Rekomendasi

(34)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Puncak Berry Farm Farm yang terletak di Jalan Mariwati, Cipanas-Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Puncak Berry Farm merupakan salah satu pembudidaya buah stroberi dan sayuran sekaligus sebagai agrowisata petik stroberi dan sayuran di daerah Jabodetabek, selain itu perusahaan tersebut sedang berusaha mengoptimalkan input-input produksi. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Januari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pemilik perusahaan dan tenaga kerja bagian produksi. Data sekunder yang digunakan sebagai data pelengkap diperoleh dari dokumen tertulis perusahaan yang relevan dengan penelitian, bahan pustaka, website dan skripsi. Adapun data-data yang dibutuhkan dari perusahaan antara lain adalah:

1. Data keragaan perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi usaha, ketenagakerjaan, proses produksi dan pemasaran. 2. Harga jual, biaya produksi dan keuntungan buah stroberi dan dari setiap jenis

sayuran.

3. Jumlah ketersediaan sumberdaya pupuk, obat-obatan, bibit dan juga tenaga kerja untuk memproduksi buah dan sayur.

Metode Analisis dan Pengumpulan data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah program linier programming. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode analisis dan pengolahan data antara lain adalah:

1. Pembentukan fungsi tujuan dan formulasi pertidaksamaan kendala perusahaan

2. Pengolahan data dengan menggunakan program komputer LINDO (Linear interactive and Discrete Optimizer).

3. Analisis data (Analisis primal, analisis dual dan post optimal)

Formulasi Model

(35)

Menentukan Variabel Keputusan

Penentuan variable Keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan.Variable keputusan menunjukkan jumlah produksi setiap jenis produk yang dihasilkan Puncak Berry Farm. Pada saat ini Puncak Berry Farm memproduksi buah stroberi dan delapan jenis sayuran. Variable keputusan disimbolkan dengan xj (j menunjukkan jenis produk yang diproduksi). Variable

keputusan produksi buah dan sayur pada Puncak Berry Farm dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Variable keputusan produksi stroberi dan sayur pada Puncak Berry Farm

No Jenis Buah dan Sayur Satuan Variabel Keputusan

1. Stroberi Kilogram X1

2. Brokoli Kilogram X2

3. Terong Kilogram X3

4. Daun bawang Kilogram X4

5. Pakcoy Kilogram X5

6. Cabai Kilogram X6

7. Kol Kilogram X7

8. Kembang Kol Kilogram X8

9. Sawi Putih Kilogram X9

Menentukan Fungsi Tujuan

Variabel keputusan disusun berdasarkan tingkat keuntungan yang diperoleh selama satu periode analisis dan jumlah buah dan sayur yang diproduksi. Adapun tingkat keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya pengeluarannya.

Memaksimumkan keuntungan :

Dimana,

Z : Keuntungan total yang diterima oleh perusahaan dari hasil optimalisasi selama satu periode analisis (Rupiah/triwulan).

Cj :Keuntungan produksi per polibag buah dan sayur jenis ke-j selama satu

periode analisis (Rp/polibag/triwulan)

Xj :Jumlah polibag buah dan sayur yang diproduksi setiap jenis selama satu

periode analisis (polibag/triwulan)

Menentukan Fungsi Kendala a. Kedala polibag

(36)

Dimana:

aj :Koefisien penggunaan polibag buah dan sayur jenis ke-j selama satu

periode analisis (polibag/komoditas/triwulan)

A : Jumlah ketersediaan polibag selama satu periode analisis

(polibag/triwulan)

b. Kendala Bibit buah dan sayur

Dimana :

bj :Koefisien bibit buah dan sayur jenis ke-j (bibit/polibag/triwulan)

Bj:Jumlah ketersediaan bibit buah dan sayur jenis ke-j selama satu periode analisis (bibit/triwulan)

c. Kendala Pengapuran

Dimana :

cj: Koefisien penggunaan kapur per polibag buah dan sayur jenis ke-j selama

satu periode analisis (cc/polybag/triwulan)

C : Jumlah ketersediaan kapur selama satu periode analisis (ton/triwulan)

d. Kendala Pupuk

Dimana :

dj : Koefisien penggunaan pupuk per polibag bibit buah dan sayur jenis ke-j selama satu periode analisis (liter/polybag/triwulan)

D : Jumlah ketersediaan pupuk selama satu periode analisis (liter/triwulan)

e. Kendala Pestisida

Dimana:

ej : Koefisien penggunaan pestisida polibag bibit buah dan sayur jenis ke-j

selama satu periode analisis (ml/polybag/triwulan)

(37)

f. Kendala Tenaga Kerja

Diamana :

fj : Koefisien penggunaan tenaga kerja per polibag bibit buah dan sayur jenis ke-j selama satu periode analisis (hok/polybag/triwulan)

F : Jumlah ketersediaan tenaga kerja selama satu periode analisis (hok/triwulan)

g. Kendala Penjualan

Dimana :

Xj : Jumlah produksi untuk setiap jenis buah dan sayur ke-j (polibag/triwulan) Gj : Jumlah penjualan untuk setiap jenis buah dan sayur ke-j (polibag/triwulan)

Penentuan Pola Tanam

Puncak Berry Farm mempunyai luas lahan ± 2 ha yang berlokasi di perumahan Villa Green Apple seluas ± 1 ha dan di Puncak Resort ± 1 ha . Lokasi tersebut dipilih oleh Puncak Berry Farm karena lokasi tersebut banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun asing pada saat weekend ataupun weekday. Sehingga menjadi peluang yang sangat cocok untuk mendirikan wisata petik buah stroberi dan sayuran.

Pengunjung Puncak Berry Farrn tidak menentu setiap harinya, hal ini menyebabkan Puncak Berry Farm harus mempunyai pola tanam yang baik, agar setiap harinya ketersediaan buah dan sayur yang akan dipetik selalu ada. Puncak Berry Farm juga selalu mengantisipasi ketersediaan dengan melihat pola kedatangan pengunjung sebelumnya, seperti pada saat liburan sekolah, hari raya besar, dan kunjungan wisata sekolah. Hal-hal tersebut dipertimbangkan oleh Puncak Berry Farm, untuk membuat pola tanam yang baik.

Pada perencanaan pola tanam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1. Pola tanam tersebut direncanakan selama 4bulan , hal tersebut dikarenakan masa produksi sayuran selama tiga bulan. Terdapat satu pola tanam, yaitu pola tanam pada stroberi dan sayuran. Pola tanam pada stroberi sendiri terdiri dari persiapan lahan yang dilakukan selama tiga minggu, penanaman bibit yang dilakukan secara bertahap selama sepuluh minggu tiap minggu menanam 4 500 bibit kedalam 1 500 polibag, sehingga total polibag yang digunakan untuk menanam stroberi sebanyak 15 000 polibag dan bibit sebanyak 45 000 bibit selama satu musim tanam. Pemeliharaan yang dilakukan selama tanaman tersebut masih dapat berproduksi.

(38)

ketersediaan sayuran selalu ada. Selain itu sebelum bibit sayuran ditanam, sebelumnya benih sayuran disemai terlebih dahulu selama dua minggu. Penanaman pada brokoli dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 200 bibit kedalam 200 polibag, total polibag yang digunakan selama satu musim tanam adalah 1400 polibag dengan 1400 bibit brokoli. Penanaman pada terong dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 14 bibit terong kedalam 14 polibag, sehingga total polibag yang ditanam pada satu kali musim tanam sebanyak 100 polibag dan 100 bibit terong. Penanaman pada daun bawang dilakukan selama sembilan minggu, setiap minggunya menanam 172 bibit daun bawang kedalam 43 polibag, sehingga total polibag yang ditanam pada satu kali musim tanam sebanyak 300 polibag dan 3 600 bibit. Penanaman pada Pokcoy dilakukan selama lima belas minggu, setiap minggunya menanam 100 bibit kedalam 50 polibag, sehingga total polibag yang digunakan dalam satu kali musim tanam sebanyak 350 polibag dan 1 500 bibit. Penanaman pada cabai dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 14 bibit kedalam 14 polibag, sehingga total polibag yang digunakan dalam satu kali musim tanam sebanyak 100 polibag dan 100 bibit. Penanaman pada kol dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 50 bibit kedalam 50 polibag, sehingga total polibag yang digunakan dalam satu kali musim tanam sebanyak 350 polibag dan 350 bibit. Penanaman pada kembang kol dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 186 bibit kedalam 186 polibag, sehingga total polibag yang digunakan dalam satu kali musim tanam sebanyak 1300 polibag dan 1300 bibit. Penanaman pada sawi dilakukan selama tujuh minggu, setiap minggunya menanam 50 bibit kedalam 50 polibag, sehingga total polibag yang digunakan dalam satu kali musim tanam sebanyak 350 polibag dan 350 bibit. Penanaman sayuran dilakukan secara penanaman diantara sela-sela tanaman stroberi, tetapi ada beberapa sayuran yang tidak dapat ditanam pada sela-sela tanaman stroberi, seperti terong dan cabai. Sayuran-sayuran tersebut akan ditanam pada areal tersendiri yang dikhususkan untuk sayuran tersebut.

Penanaman bibit dilakukan pada minggu kelima, serta dapat dipanen setelah dua belas minggu untuk tanaman stroberi, brokoli, terong, cabai, kol, kembang kol, serta sawi, sedangkan tanaman daun bawang dapat dipanen setelah sepuluh minggu penanaman, dan tanaman pokcoy dapat dipanen setelah empat minggu masa tanam. Masa penanaman bibit sudah diperhitungkan sebelumnya agar ketersediaannya selalu ada.

Pola tanam yang dilakukan oleh Puncak Berry Farm dibagi menjadi empat musim tanam (MT) dalam satu tahun. Jenis tanaman yang ditanam setiap pola tanamnnya sama, yaitu stroberi, brokoli, terong, daun bawang, pokcoy, cabay, kol, kembang kol, serta sawi putih. Pola tanam pada Puncak Berry Farm dapat dilihat pada lampiran 1.

Metode Analisis Data

(39)

Analisis Primal

Analisis primal digunakan untuk mengetahui kombinasi produk (Xj) yang

terbaik yang dapat menghasilkan tujuan (Z) yang maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang ada (bi). Dengan membandingkan antara kombinasi aktivitas

terbaik hasil perhitungan dengan aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan, maka akan diketahui sejauh mana keoptimalan kegiatan produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Analisis Dual

Analisis nilai dual berfungsi untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya. Penilaian ini dilakukan dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dual price yang ada. Sumberdaya yang akan di amati dalam analisis dual antara lain adalah Lahan, kapur, pupuk, tenaga kerja, obat-obatan serta kendala permintaan bibit buah dan sayur. Dengan melihat nilai slack dan surplus dari masing-masing sumberdaya tersebut dapat diketahui seberapa besar perubahan fungsi tujuan apabila terjadi perubahan sumberdaya sebesar satu satuan.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana solusi optimal dapat diterapkan jika terjadi perubahan. Perubahan tersebut yaitu perubahan koefisien fungsi tujuan dan perubahan ketersediaan sumberdaya. Batas minimum adalah batas penurunan nilai parameter yang diperbolehkan agar tidak mengubah kondisi optimal. Batas maksimum adalah batas peningkatan nilai parameter yang diperbolehkan agar kondisi optimal tidak berubah. Semakin kecil batas perubahan yang diperbolehkan, maka semakin peka parameter tersebut mengubah solusi optimal yang telah diperoleh.

Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan perubahan pada kondisi optimal. Analisis post optimal dalam penelitian ini akan dibentuk dengan suatu skenario. Dimana skenario dilakukan dengan cara mengurangi ketersediaan bibit buah dan sayur dan menaikkan harga bibit buah dan sayur.

Bibit merupakan input produksi yang penting bagi keberlangsungan kegiatan budidaya buah dan sayur. Bibit tersebut diduga menjadi kendala aktif dalam permodelan yang dibentuk. Ketersediaan bibit masih bergantung pada alam dan sangat beresiko terhadap kontinyuitas pasokannya. Sehingga ingin diketahui solusi optimal yang terjadi jika dilakukan pengurangan terhadap ketersediaan bibit dan peningkatan biaya bibit.

(40)

DESKRIPSI PUNCAK BERRY FARM

Sejarah dan Perkembangan Puncak Berry Farm

Puncak Berry Farm merupakan jenis usaha yang menghasilkan stroberi dan beberapa sayuran segar. Usaha ini juga memberikan kesempatan kepada para konsumen yang ingin memetik stroberi dan sayuran segar secara langsung di perkebunan, sehingga usaha ini juga dikenal sebagai tempat wisata yang menjadi alternatif pilihan banyak wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Para wisatawan mengenal tempat ini dengan nama Sweetberry Agrowisata.

Usaha ini berdiri sejak tahun 1997 oleh kelompok tani yang beranggotakan lima orang, yakni Pak Heru, Pak Budianto, Pak Sugeng, Pak Haji Erwin, dan Pak Engkan. Awalnya, Pak Heru dan Pak Budianto adalah pekerja di perkebunan stroberi milik Mitra Berry Mandiri. Kemudian mereka ingin memiliki perkebunan stroberi sendiri. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, mereka mencari investor untuk membantu permodalan pendirian perkebunan stroberi. Kemudian ditemukan dua orang investor, mereka adalah Pak Sugeng, dan Pak Engkan. Lalu mereka berhasil mendirikan perkebunan stroberi seluas 1 ha. Lalu dalam jangka waktu enam bulan, usaha ini mampu menambah perkebunan stroberi seluas 2 ha yang dibiayai oleh Pak Haji Erwin atas ketertarikannya terhadap usaha perkebunan stroberi tersebut. Kemudian kelompok tani ini memberi nama perkebunan stroberi tersebut dengan sebutan “Puncak Berry Farm”.

Adapun alasan menjadikan stroberi sebagai produk bisnis, karena harga stroberi dipasaran relatif stabil dibanding usaha tanaman lainnya. Selain itu, pengalaman yang dimiliki oleh kelompok tani tersebut turut menunjang keberhasilan bisnis ini. Misalnya saja Pak Heru yang pernah bekerja di perkebunan stroberi di Bali selama 3 tahun. Selain itu Pak Heru juga bekerja di perkebunan stroberi milik Mitra Berry Mandiri selama 16 tahun.

Usaha ini mengalami perubahan pada tahun 2013, perubahan yang terjadi adalah perubahan luas lahan yang dimiliki serta letak Puncak Berry Farm. Luas lahan yang dimiliki dari 3 ha, menjadi 2 ha. Usaha ini terletak di dua tempat yaitu di tengah-tengah perumahan Villa Green Apple, tepatnya di Jalan Mariwati, Cipanas - Puncak, Cianjur, Jawa Barat, seluas 1 ha , serta di Puncak Resort seluas 1 ha. Lokasi tersebut dianggap sebagai lokasi strategis karena terletak di tengah perumahan yang merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang. Lahan seluas 1 ha ini merupakan lahan sewaan seharga Rp 20 000 000.00/ha/tahun.

Organisasi dan Manajemen Perusahaan

(41)

Comanditairre Vennotschaap (CV). Pembentukan badan hukum tersebut bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

Struktur organisasi yang ada di Puncak Berry Farm merupakan struktur organisasi fungsional. Karena penyusunan struktur organisasinya berdasarkan pada sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan. Pembagian kerja didasarkan pada spesifikasi, sehingga setiap pejabat hanya mengerjakan tugas tertentu saja. Pimpinan tertinggi mendelegasikan wewenang kepada pimpinan-pimpinan yang ada di bawahnya, kemudian sesuai spesialisasinya diteruskan kepada para pelaksana. Para bawahan/pelaksana akan mendapat perintah di beberapa atasan yang masing-masing menguasai suatu keahlian khusus dan bertanggung jawab sepenuhnya atas bidang masing-masing. Berikut ini menunjukkan struktur organisasi pada Puncak Berry Farm:

Gambar 4 Struktur Organisasi pada Puncak Berry Farm

Struktur organisasi yang dimiliki oleh Puncak Berry Farm menjelaskan bahwa pemilik dibantu oleh kepala bagian pemasaran dan kepala bagian produksi. Kedua kepala bagian inilah yang akan memberikan laporan mengenai pemasaran, produksi, dan keuangan kepada pemilik usaha. Pada bagian produksi terdapat kepala bagian yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu kepala bagian budidaya, kepala bagian pengemasan dan pengolahan, serta kepala bagian wisata atau pelayanan tamu. Berikut ini merupakan deskripsi kerja pada setiap bagian dalam struktur organisasi Puncak Berry Farm.

1. Pemilik Perusahaan

(42)

2. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala bagian pemasaran bertugas untuk mengkoordinir kegiatan pemasaran, seperti kegiatan promosi dan distribusi. Kepala bagian pemasaran juga turut andil dalam memperluas pemasaran dan memperbanyak pelanggan serta menjaga hubungan dengan pelanggan.

a. Bagian Pemasaran

Deskripsi kerja bagian pemasaran antara lain:

i. Melakukan kegiatan promosi usaha dalam rangka mencari pelanggan. Promosi yang dilakukan adalah seperti pembuatan web-site untuk promosi di internet, promosi paket wisata memetik stroberi dan sayuran ke sekolah, serta promosi produk stroberi segar dan olahan ke supermarket dan toko buah.

ii. Mengantarkan produk stroberi yang diminta oleh konsumen. Tenaga kerja yang bertugas mengantarkan produk stroberi kepada konsumen bertanggung jawab terhadap produk stroberi yang diantarkan dan menjamin produk stroberi dalam keadaan baik sampai ke tangan konsumen.

iii. Melakukan komunikasi dan transaksi dengan pelanggan untuk memastikan permintaan pelanggan dan memenuhi permintaan pelanggan.

b. Bagian Administrasi Pemasaran

Bagian administrasi pemasaran memiliki tugas yang berhubungan dengan segala kegiatan administrasi dalam kegiatan pemasaran, seperti membuat laporan keuangan kegiatan pemasaran dan mencatat transaksi harian dari kegiatan pemasaran.

3. Kepala Bagian Produksi

Deskripsi kerja kepala bagian produksi meliputi:

 Mengawasi persediaan stroberi dan sayuran agar dapat memenuhi jumlah permintaan

 Mengawasi kegiatan produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja

 Memberi perintah kepada pekerja melalui kepala bagian produksi untuk menyediakan produk sejumlah yang diminta

 Mengkoordinir sistem kerja pekerja apabila ada rombongan wisata yang datang untuk memetik stroberi dan sayuran

(43)

pemupukan, pengobatan, pengolahan lahan, penanaman, penyediaan bahan baku budidaya stroberi atau sayuran, dan panen. Sedangkan bagian pengolahan dan pengemasan bertugas untuk melakukan kegiatan pengolahan stroberi, pengemasan stroberi dan olahan stroberi, penyediaan bahan baku olahan stroberi dan kemasan stroberi. Dan untuk bagian wisata bertugas menyediakan produk sesuai permintaan, memandu kegiatan wisata, serta melayani tamu yang datang untuk berwisata.

b. Bagian Administrasi Produksi

Bagian administrasi produksi memiliki tugas yang berhubungan dengan segala kegiatan administrasi dalam kegiatan produksi, seperti membuat laporan keuangan kegiatan produksi, mencatat transaksi harian dari kegiatan produksi, membuat sticker untuk kemasan produk, serta membuat perlengkapan untuk rombongan wisata, seperti absensi peserta wisata, kupon peserta wisata, dan tanda pengenal

Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya perusahaan merupakan aspek yang penting untuk menunjang keberlangsungan kegiatan bisnis perusahaan, karena tanpa adanya sumberdaya maka suatu kegiatan bisnis tidak dapat berjalan (tidak ada yang dapat dikelola). Sumberdaya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia. Sumberdaya fisik berupa sarana dan prasarana yang dimilki perusahaan untuk dikelola sehingga menghasilkan suatu produk yang diinginkan, sedangkan sumberdaya manusia merupakan pelaksana dan pengelola sumberdaya fisik. Sumberdaya fisik yang dimiliki Puncak Berry Farm berupa lahan dan bangunan, peralatan produksi dan perlengkapan produksi.

Lahan dan bangunan

Lahan dan bangunan diperlukan Puncak Berry Farm untuk melakukan kegiatan produksi. Puncak Berry Farm memiliki dua lahan yang letaknya berdekatan. Kedua lahan tersebut terletak pada lokasi yang berbeda. Kedua lahan tersebut memiliki luas yang sama. Berikut deskripsi lahan dan bangunan yang dimiliki oleh Puncak Berry Farm.

1. Lahan 1

Lahan 1 pada Puncak Berry Farm memiliki luas sebesar 1 ha. Pada lahan ini terdapat ±20.000 polybag tanaman stroberi dan beberapa tanaman sayuran. Pada lahan ini juga berdiri bangunan kantor, pelayanan tamu, tempat menyimpan caping, toilet, mushola, tempat pengolahan pupuk kandang, tempat pengemasan, dan beberapa saung untuk tamu beristrahat. Pada lahan ini juga terdapat kolam ikan. Lahan ini merupakan lahan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Puncak Berry Farm.

2. Lahan 2

(44)

kantor, toilet, mushola, tempat menyimpan caping, dan tempat pengolahan pupuk kandang. Lahan ini hanya di gunakan untuk wisata dan budidaya stroberi.

Karyawan

Sumberdaya manusia merupakan komponen penting dalam suatu usaha, karena suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik walaupun modal yang dimilki besar, sarana dan prasarana memadai, tetapi butuh sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola semua input tersebut sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Sumberdaya manusia juga berperan penting dalam kegiatan usaha di Puncak Berry Farm, karena seluruh kegiatan produksinya dilakukan oleh tenaga dan keahlian manusia. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya berjumlah 38 orang yang merupakan 2 orang bagian pemasaran, 1 orang bagian produksi, 1 orang kepala bagian administrasi 15.30 WIB dengan jam istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB, sedangkan hari kerja yang ditetapkan perusahaan yaitu hari senin sampai sabtu. Sistem lembur juga ada dalam perusahaan ini, apabila perusahaan memiliki permintaan yang tinggi maka beberapa karyawan akan bertambah jam kerjanya.

Sistem gaji yang diterapkan sesuai dengan daftar hadir harian karyawan dan pembayarannya dilakukan setiap tanggal 7, 15, 22, dan 29. Rata-rata karyawan pria menerima upah Rp 25.000,00/hari dan karyawan wanita sebesar Rp 17.500,00/hari. Karyawan yang hanya bekerja setengah hari mendapatkan upah sesuai dengan lamanya dia bekerja. Pemberian upah antara karyawan pria dan wanita berbeda tergantung dari jenis pekerjaan, keterampilan, dan lamanya pekerjaan.

Tenaga kerja yang direkrut Puncak Berry Farm minimal memiliki pengetahuan tentang budidaya stroberi selebihnya mengenai jenjang pendidikan itu tidak menjadi masalah bagi perusahaan. Tenaga kerja yang ada dalam perusahaan merupakan tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan ahli dalam bidang budidaya stroberi.

Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan merupakan hal yang penting untuk menunjang berjalannya kegiatan produksi, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

Peralatan

Peralatan produksi merupakan Peralatan yang digunakan dalam menunjang kegiatan produksi Puncak Berry Farm adalah:

1. Mesin diesel

Gambar

Gambar 3 Kerangka Pemikiran operasional
Tabel 6 Variable keputusan produksi stroberi dan sayur pada Puncak Berry Farm
Gambar 4 Struktur Organisasi pada Puncak Berry Farm
Tabel 7 Perlengkapan Produksi pada Puncak Berry Farm
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.4.1 Menggunakan Bentuk Umum Persamaan yang Diselesaikan dengan Langkah-langkah Pada penelitian ini, menentukan solusi persamaan diferensial parsial dengan menggunakan nilai

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis penjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

DVR atau Digital Video Recorder merupakan peralatan mutlak dari perkembangan CCTV sekarang, karena fungsinya sebagai spliter (pembagi gambar) di monitor, perekaman,

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

kognitif dari proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai sesuai dengan karakteristik kompetensi keahlian Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat