• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perang Jepang Cina II perang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perang Jepang Cina II perang "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perang Jepang – Cina II ( 1937 – 1945 )

Oleh :

Mochamad Alfan Farizi ( 1101707 )

A.Kondisi Internal Kedua Negara Sebelum Konflik

a. Jepang

▸ Baca selengkapnya: bagaimana reaksi bangsa barat terhadap ekspansi jepang

(2)

yang memungkinkan untuk menakhiri permasalahan ini dengan melakukan suatu ekspansi yang mendapat dukungan dari kaum konservatif dan militer. Hal ini semakin dipertegas dengan majunya Baron Tanaka sebagai pemimpin cabinet ( 1927-1929 ) yang terkenal karena adanya penemuan suatu dokumen rahasia yang diserahkan kepada kaisar yang dikenal dengan nama Tanaka Memorial ( Agung, 2012 : 81 ). Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di Asia Timur Jepang harus menjalankan politik Darah dan Besi. Untuk merebut dunia Jepang harus mengalahkan harus mengalahkan Eropa dan Asia, untuk mengalahkan Eropa dan Asia, Jepang pertama-tama harus menaklukan China,dan untuk menaklukan China Jepang harus merebut Machuria dan Mongolia. Jepang harus mengharap dapat melaksanakan rencana ini dalam sepuluh tahun (Matulada, 1979:170-171). Maka secara garis besar dokumen ini berisikan politik perampasan terhadap negara-negara lain lain untuk membangun sebuah kerajaan besar di Asia, . Karena mendapat dukungan maka mulai dilaksanakanlah kebijakan untuk merampas negara lain yang salah satunya adalah negara China.

Awal dari konflik Jepang dan China ketika pihak Jepang mencampuri urusan perang saudara Cina pada tahun 1928 ( Agung,2012 : 81 ) Lalu pihak Jepang semakin menegaskan politik ekspansi fasismenya yaitu pada tanggal 18 September 2013 Jepang menyerang Manchuria, dan alasan melakukan penyerangan karena pihak Jepang menuduh pasukan nasionalis China membunuh Kapten Jepang yang bernama Nakamura. Dengan mudah Manchuria dapat dikuasai, maka pada tanggal 1 Maret 1932 Jepang mendirikan negara boneka Machuko dengan mengangkat Pu Yi sebagai presiden Manchuria delapan hari kemudian.

Disebabkan ekspansi Jepang inilah yang menjadi penyebab awal terjadinya Perang Jepang – China II enam tahun kemudian.

b. China

▸ Baca selengkapnya: alasan jepang melakukan ekspansi ke wilayah asia timur raya

(3)
(4)

China, maka ia memulai kembali ekspedisi ke daerah Utara, bekerja sama dengan Partai Komunis China. Rencana ekspedisi ini disusun oleh Penasehat Militer Uni Soviet Jenderal Vaseli Blucher. Ekspedisi ini berhasil, kota Nanking dan Shanghai dapat direbut kembali. Usaha penyatuan China berhasil di bawah pimpinan Chiang Kai-Shek pada tahun 1927. Setelah penyatuan ini, Chiang Kai-Shek yang tidak menyukai adanya partai Komunis di China ini memulai usaha pengaruh komunis. 4 Juni 1928 ia berhasil meguasai Beijing dan pada tahun 1930-1934 ia malah memfokuskan untuk pemberantasan paham komunis di China, dan memulai Kampanye Mengganyang Bandit di daerah yang masih dikuasai komunis ( Cawthorne, 2008 : 163 ). Sedangkan kita tahu pada tahun 1931 Jepang menyerang wilayah Manchuria dan membentuk pemerintahan boneka di sana tetapi Chiang menanggapi serangan Jepang tersebut diibaratkan hanya sebagai “ penyakit kulit biasa “ ketimbang komunis yang dianggapnya sebagai ” penyakit jantung “ yang sangat berbahaya. Ia hanya melaporkan penyerangan itu kepada Liga Bangsa-Bangsa dan percaya penuh bahwa Liga Bangsa-Bangsa dapat menyelesaikan persoalan penyerangan Jepang tersebut. Tetapi Jepang seakan tidak peduli, ia keluar dari anggota Liga Bangsa dan semakin gencar memulai ekspansinya ke daerah China.

B.Meletusnya Perang Jepang – China II ( 1937 – 1945 )

(5)

sebab umum dan sebab khusus dalam menyerang China. Adapun sebab umum maupun sebab khusus yang diutarakan oleh Soebantardjo adalah :

a. Sebab Umum

- Jepang ingin menduduki Tiongkok1 Utara

- Akan terbentuknya persatuan di Tiongkok yang berarti memperkuat kedudukan Tiongkok terhadap Jepang

b. Sebab Khusus

- Insiden Jembatan Marcopolo ( Lukouchiao,dekat Peking ). Jepang mengadakan latihan perang di dekat Jembatan Marcopolo terlibat tembak menembak dengan pasukan Tiongkok. Insiden ini disengaja oleh Jepang untuk dibuat alasan memulai perang terhadap Tiongkok pada tahun 1937. ( Soebantardjo, 1958 : 16 )

Bila dilihat dari kedua sebab ini maka dapat dianalisis pendapat dari Soebantardjo ini bahwa sebab ini murni akan usaha dari Jepang untuk memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Asia dan sudah tentunya demi kesejahteraan ekonomi Jepang. Karena cita-cita dari Jepang adalah pembentukan daerah ekonomi Jepang Mandsyoekwo – Tiongkok yang tertutup (Hardjosoebroto,1976 : 86 ). Lalu mengenai insiden di Jembatan Marcopolo ini menjadi alasan kuat Jepang untuk melakukan aneksasinya terhadap wilayah China dan menyulut peperangan diantara kedua belah pihak. Pada tahun 1937 inilah dimulai konflik besar antara Jepang dan China yang dikenal dengan peristiwa “ Perang Jepang – China II ( 1937 -1945 ) “. Tentara Jepang pada awal perang sangat mudah untuk mengontrol jalannya peperangan, memenangkan peperangan dan menguasai kota-kota besar di wilayah China. Pada bulan Agustus 1937, Jepang melakukan serangan ke daerah Shanghai.yang dikenal dengan pertempuran Shanghai. Pertempuran Shanghai 1937 adalah sebuah pertempuran skala penuh menandai awal perang mati-matian antara dua negara tersebut. Istilah “insiden” secara tradisional digunakan untuk memperhalus invasi Cina oleh Jepang. Pertempuran dapat dibagi ke dalam tiga tahap, dan secara keseluruhan melibatkan hampir satu juta pasukan. Tahap pertama berlangsung dari 13 Agustus sampai 22 Agustus, yaitu saat Tentara Revolusioner Nasional berusaha menghalau kehadiran Tentara Kekaisaran Jepang dari pusat kota Shanghai. Tahap kedua berlangsung dari 23 Agustus sampai 26 Oktober, yaitu selama Jepang melancarkan pendaratan amfibi di pesisir Jiangsu dan kedua pihak bertempur dari bangunan ke bangunan, dengan Jepang berusaha memperoleh

1 Tiongkok disini dalam artian menyebut negara China. Karena beberapa penulis banyak

(6)

kendali terhadap kota dan daerah di sekitarnya. Tahap terakhir berlangsung dari 27 Oktober hingga akhir November, melibatkan mundurnya tentara Cina dalam menghadapi manuver penjempitan Jepang, dan kemudian pertempuran di jalan menuju ibukota Cina, Nanking (Wikipedia, 2013). Tidak sampai pada itu saja Jepang semakin menekan China dengan melakukan penyerangan ke wilayah lainnya. Pada 13 Desember 1937, Nanking, ibukota China jatuh ke tangan tentara Jepang, menandai kekalahan kekalahan yang pahit bagi China, dan dalam perebutan daerah Nanking ada peristiwa sejarah yang kelam yang menyelimutinya yaitu peristiwa pemerkosaan besar-besar orang China oleh tentara Jepang yang dikenal dengan peristiwa “ Perkosaan Kota Nanking “ . Jepang membentuk pemerintahan boneka di daerah Nanking ini dan mengangkat para kolaborator – kolaborator China seperti diangkatnya Wang Qi Wei sebagai Presiden China tandingan dengan Nanking sebagai ibukotanya. Manchuria merupakan negara pertama yang memberikan pengakuan kedaulatan terhadap Republik China di bawah pimpinan Wang Qing Wei. ( Darini, 2010 ). China yang semakin terdesak oleh agresi militer Jepang, dan keadaan semakin dipersulit setelah Ibukota Nanking jatuh. Maka dilakukanlah perpindahan daerah Ibukota dari Nanking ke Hangou namun kota ini jatuh ke tangan Jepang sehingga memaksa China melakukan perpindahan Ibukota lagi ke daerah Chongqing.

(7)

Italia. Kedua negara tersebut sangat mendukung akan usaha ekspansi Jepang di wilayah Asia. Jerman dan Italia mengakui hak-hak Jepang untuk menyelenggarakan ketertiban di Asia (Hardjosoebroto, 1976 : 86 ).

(8)

Di pihak lain, Amerika yang menginginkan cepat selesainya Perang Dunia II melakukan serangan bom atom pada pihak Jepang. 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di Hiroshima , lalu tiga hari kemudian menjatuhkan bom atom yang kedua di Nagasaki. Jepang pun membuat suatu pernyataan bahwa menyerah kepada Sekutu. Dengan usainya Perang Dunia II, China menjadi salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Akhirnya pada 9 September 1945, Jepang menyerah secara resmi kepada China di Nanking ( Taniputera, 2009 : 574 ). Ini menjadi pertanda juga sebagai akhir dari Perang Jepang-China II.

C. Penutup

 Kesimpulan

Perang antara Jepang dan China yang kedua ini berkisar kurang lebih 8 tahun lamanya yaitu dari tahun 1937 sampai dengan 1945. Alasan dimulainya perang lebih kepada usaha Jepang untuk menguasai wilayah di Asia dan menjadi pemimpin Asia. Lalu dilihat dari segi kependudukan Jepang yang padat semakin menguatkan Jepang untuk melakukan ekspansinya. Sementara itu China yang sedang mengahadapi konflik perpecahan internal menjadi sasaran empuk Jepang sehingga tidak dapat terelakkan lagi peperangan diantara keduanya.Awal peperangan dimenangkan Jepang dan berhasil menduduki sebagian wilayah China Utara. Namun di akhir tahun 1943 Jepang yang telibat dalam perang dunia II dengan Sekutu mulai mengalami kekalahan sehingga berdampak melemahnya kekuatan militer. China yang ikut aktif dalam diplomasi internasional banyak mendapat dukungan untuk bisa menyelesaikan konflik dengan China. Kekalahan pihak Jepang semakin mendekat dengan dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki oleh AS yang berdampak menyerahnya Jepang kepada Sekutu dan China. Konflik Perang Jepang-China II berakhir setelah adanya pengakuan ini.

 Saran

Tulisan ini dibuat untuk bisa menjelaskan bagaimana keadaan kondisi perang Jepang – China yang kedua. Tulisan ini hanya sebagai pengantar dan penulisa berharap bahwa ada orang yang kompeten di bidang ini untuk menulis materi sejarah ini secara mendalam dikarenakan tulisan ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi.

(9)

Agung, Leo.2012. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Ombak

Cawthorne, Nigel. 2008. Tiran 100 Diktator & Penguasa Paling Kejam dalam Sejarah.

Tanggerang : KARISMA Publishing Group

Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. [ Online ] Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Garis%20Besar%20Sej%20Cina%20Era

%20Mao.pdf . (Diakses pada 24 September 2013).

Hardjosoebroto, Soedinar. 1976. Pengantar Sejarah Perekonomian Dunia. Yogyakarta : BPFE

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Matulada. 1979. Pedang dan Sempoa Suatu Analisa Kultural Perasaan Kepribadian Orang Jepang. Jakarta : Depdikbud

Soebantardjo. 1958. Sari Sedjarah Asia – Australia. Yogyakarta : Bopkri Taniputera, Ivan. 2009. History of China. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kekurangan dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan ini antara lain dari SDM dengan kualifikasi yang dibutuhkan masih kurang, masih ada pelaksana yang belum

Nah jika teman khayalan yang dimiliki seseorang ini hanyalah berupa suara maka sebaiknya menggunakan audio instalasi Jessica dan pada tahap pembuatan wujud niatkan

Kemudian penelitian Charness and Gneezy (2007) menguji bias psikologi yaitu ambiguity aversion and illusion of control yang mempengaruhi tingkat investasi pada asset

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi bilangan bulat pada pembelajaran daring adalah

a) Test Purpose: Verify that the server implements the DGIWG additional requirements for filters (Requirement 9 and Requirement 11). b) Test Method: verify that all standard,

dan atau sanggahan dalam bentuk apapun juga, sehubungan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan Penerima Kuasa berdasarkan surat kuasa ini serta segala akibatnya

“Metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), Kritik

kasus penderita malaria di sebagian Kabupaten Kulon Progo yang masih cukup tinggi hingga saat ini, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat kerawanan penyakit malaria