• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG TAHUN 2011

Jasmarizal*. Lenni Sastra**, Delvi Yunita ABSTRAK

Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat sehingga WHO tahun 2000 menunjukkan keseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. kejadian hipertensi meningkat disetiap Negara dan dilihat dari prevalensi lansia yang menderita hipertensi dikota padang berjumlah 36.456 orang (8,1%) (DKK,2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intervensi musik klasik (Mozart) dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia.

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan rancangan penelitian One Group Pretest Post Test Design. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang berkunjung ke Posyandu lansia “SHIHAT” dan pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling. Data dikumpulkan dengan cara mengukur secara langsung tekanan darah dan data lainya dikumpulkan melalui lembar kuesioner. Data yang telah diolah kemudian dianalisa denganteknik analisa persentase dan untuk melihat apakah ada pengaruh dengan intervensi yang telah dilakukan dengan menggunakan Uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan dari 20 orang responden hanya 11 orang responden yang memenuhi kriteria sampel untuk dijadikan responden. Seluruh responden (100%) menderita tekanan darah sistolik yang tinggi sebelum diberikan terapi musik klasik (Mozart), 100% dari responden mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 6 mmHg setelah diberikan terapi musik klasik (Mozart). Penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi yang di uji melalui Uji Wilcoxon nilai P value 0,003.

Kepada posyandu lansia diharapkan agar dapat melakukan terapi musik klasik (Mozart) sebagai salah satu intervensi dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi sebagai bentuk penerapan pelayanan keperawatan.

Kata Kunci : Musik Klasik, Tekanan Darah, Lansia, Hipertensi Alamat Korespondensi

Jasmarizal* Lenni Sastra**

Dosen STIKES MERCUBAKTIJAYA Padang STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

(2)

PENDAHULUAN

Usia lanjut (lansia) adalah proses yang tidak dapat dihindari. Memasuki masa lansia sangat diperlukan peran dari keperawatan untuk mempertahankan derajat kesehatan pada lansia dengan taraf yang setinggi-tingginya supaya terhindar dari penyakit atau gangguan supaya lansia tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan dengan mandiri (Mubarak, 2005).

Seiring dengan pertambahan usia terjadinya perubahan-perubahan fisiologis pada lansia yang disertai dengan berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan tingginya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif membawa konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, antara lain terjadi penyakit hipertensi (Darmojo, 2009).

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung (Amiruddin, 2007). Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua pada lansia (Mahannad, 2010).

Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat sehingga WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. Indonesia di perkirakan akan meningkat kejadian hipertensi sebanyak 80% di tahun 2025 (Admin, 2010). Kejadian hipertensi meningkat disetiap negara dan dilihat dari Prevalensi lansia yang menderita hipertensi di kota Padang berjumlah 36,456 orang (8,1%) (DKK, 2009).

Dampak dari hipertensi terhadap lansia bila tidak segera di atasi bisa

mengakibatkan kelainan yang fatal. Kelainan itu misalnya, kelainan pembuluh darah, jantung (kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler di otak atau lebih biasa disebut dengan stroke dan berakhir dengan kematian (Nissonline, 2007).

Melihat kejadian dan dampak dari hipertensi, maka dilakukan Penatalaksanaan hipertensi yang terdiri dari terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis. Dalam terapi farmakologi misalnya reserprine yaitu obat yang paling luas digunakan dalam terapi hipertensi, tapi obat-obatan itu menghambat aktifitas sistem sipatikoadrenergik dengan menghilangkan sebagian dari noradrenalin yang tersimpan pada dinding arteri, menyebabkan reuwolvia bekerja aman dan cenderung lambat. Namun jika diminum terlalu banyak dapat menyebabkan depresi (Delta, 2010).

Sejauh penatalaksanaan farmakologis dapat menghambat sistem sipatikoadrenergik di upayakan penatalaksanaan hipertensi umumnya dilakukan dengan mengatasi gaya hidup seperti pengurangan berat badan, pengaturan diet makanan, olah raga teratur dan mengurangi stres. Rangkaian ini merupakan tatalaksana nonfarmakologis. Pengaturan diet makanan dan olah raga teratur umumnya telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah namun penggunaan musik klasik (mozart) sebagai tatalaksana nonfarmakologis masih dalam tahap perkembangan (Klementinasaing, selomata, 2010).

(3)

(2004) mendengarkan musik klasik dapat mengurangi kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi, yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung (Klementinasaing, selomata, 2010).

Musik klasik (mozart) merupakan barang langka bagi manusia di era modern seperti sekarang, namun berkat alunan nadanya tersebut dipercaya mampu memberikan efek-efek positif bagi kehidupan manusia. Pengaruh musik klasik (mozart) sebagai entertaining effect, learning support effect dan sebagai enriching- mind effect. Karena musik dapat mempengaruhi denyut jantung sehingga menimbulkan ketenangan karena musik dengan irama lembut yang didengarkan melalui telinga akan langsung masuk ke otak dan langsung diolah sehingga menghasilkan efek yang sangat baik terhadap kesehatan seseorang (Campbell, 2002).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas kesehatan Kota padang tahun 2009 pada 20 Puskesmas yang ada di Kota Padang jumlah lansia yang paling tinggi terdapat di Puskesmas Air Dingin dengan jumlah 1310 orang lansia dan di Puskesmas Nanggalo berjumlah 1240 orang lansia sedangkan di Puskesmas Belimbing 1204 lansia (Laporan Tahun Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2009).

Laporan Tahunan Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang tahun 2009 melihatkan bahwa penyakit hipertensi pada lansia sebanyak 61,75%. Terdapat di berbagai Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto tangah Padang. Dari 6 Posyandu lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin, jumlah lansia paling banyak terdapat di posyandu ”SHIHAT” Wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang dengan jumlah Lansia sebanyak 27 orang lansia

hipertensi tercatat 4 bulan terakhir Desember.

Berdasarkan penjelasan, data-data dan dari survei awal di atas penulis tertarik untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik pada Lansia dengan Hipertensi di Posyandu Lansia ”SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang tahun 2011 Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah penelitiannya adalah “Apakah ada Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik pada Lansia dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin kecamatan Koto Tangah padang tahun 2011”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi eksperiment dengan Rancangan penelitian One Group Pretest Post Test Design, yaitu sebelum diberikan terapi musik akan diberikan pretest, kemudian setelah perlakuan akan dilakukan pengukuran lagi postest untuk mengetahui perubahan pada tekanan darah sistolik dari perlakuan tersebut.

Rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 02 : Sesudah Terapi(Post tes)

(4)

Tangah Padang, pada tanggal 13 Februari 2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia menderita penyakit hipertensi yang berkunjung di Posyandu lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang sebanyak 11 orang lansia.

Seluruh lansia di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memenuhi kriteria sampel sebanyak 11 orang lansia yang telah ditetapkan:

a. Lansia yang menderita hipertensi.

b. Lansia baik laki-laki maupun perempuan.

c. Mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140-159 mmHg. d. Tidak mendapat terapi

farmakologis

e. Mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak mengalami gangguan pendengaran.

f. Bersedia menjadi responden. g. Berada di tempat penelitian.

Alur Penelitian

Lansia dengan Hipertensi 20 orang

Sampel = 11 orang

Pengukuran Tekanan Darah I (pretest)

Therapy Musik Klasik (Mozart) dengan 3 lagu Karya Mozart

Pengukuran Tekanan Darah II (post test)

Analisa Uji Statistik

(5)

Intervensi dalam penelitian ini adalah terapi musik klasik (mozart)

Alat yang digunakan: 1). MP3 Player merek Audi 2). Headphone merek Sony 3). Garpu Tala

4). Timbangan Badan merek MicS 5). Meteran Tinggi Badan merek Mic Cara Kerja:

1. Sebelum musik klasik (mozart) diperdengarkan maka terlebih dahulu setiap lansia mengisi kuesioner yang dipandu peneliti.

2. Lansia berada di ruangan yang nyaman

3. Setiap lansia diberi seperangkat alat musik berupa Headphone dan MP3 Pleyer yang telah diisi 3 buah lagu klasik karya mozart.

4. Putar lagu dengan volume yang sesuai dengan responden sampai lagu yang telah disediakan selesai didengar oleh responden.

Pengolahan data mengunakan langkah-langkah yaitu pemeriksaan data, pengkodean, memasukkan data ke dalam master table, membersihkan data dari kesalahan dan mengelompokkan data dalam bentuk tabel.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat yang

mendeskripsikan variabel penelitian yaitu menurunkan tekanan darah sistolik pre dan post dan analisa bivariat yaitu menggunakan uji Wilcoxon dengan melihat selisih nilai angka penurunan tekanan darah responden dari pengambilan data awal (sebelum diberikan terapi musik) . Hasil bermakna apabila nilai p < 0,05 maka nilai Ha dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang tahun 2011

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data ini dilakukan selama satu bulan pada tanggal 13 Februari 2011 di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang, dengan jumlah lansia awalnya 20 orang akan tetapi yang didapatkan saat pengumpulan data hanya berjumlah 11 orang lansia dengan hipertensi yang memenuhi kriteria sampel. Pengukuran dilakukan dengan dua cara yaitu pretes dan posttest. Pretes adalah sebelum diberikan terapi musik klasik (Mozart) dan postest sesudah diberikan terapi musik klasik (Mozart) sampai 3 buah musik klasik

(6)

1. Tekanan Darah Sistolik Lansia Sebelum Melaksanakan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja

Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistolik Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik (Mozart) di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

Tekanan Darah Sistolik Frekuensi %

1. 140 2. 150 3. 159

6 4 1

54.5 36.4 9.1

Total 11 100.0

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik lansia dengan hipertensi sebelum dilakukan terapi musik klasik (Mozart) pada 11 orang lansia terdapat 6 orang lansia dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg, 4 orang lansia dengan tekanan darah sistolik 150 mmHg, dan 1 orang lansia dengan tekanan darah sistolik 159 mmHg.

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan pada 11 orang lansia tekanan darah sistolik sebelum diberikan terapi musik (pretest), didapatkan hasil pengukuran 100% mengalami hipertensi. Menurut Darmojo, 2009 Karena seseorang jika sudah memasuki usia lebih dari 45 tahun keatas kebanyakan lansia mengalami hipertensi. Hal ini disebabkan karena elastisitas arteri akibat penuaan yang berhubungan dengan arterosklerosis (pengerasan dinding arteri) serta ketidak mampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti kerusakan jaringan sehingga organ tubuh tidak bisa lagi

mempertahankan fungsi normalnya dan tubuh tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Aktivitas rutin yang dilakukan di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan koto Tangah Padang seperti senam, selama kegiatan itu dilakukan belum mempengaruhi tekanan darah sistolik pada lansia. Karena keterbatasan fisik yang dimiliki lansia terjadi pada proses penuaan. Serta dapat di lihat dari tabel 5.1 bahwa kesebelas lansia mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.

(7)

2. Tekanan Darah Sistolik Lansia Sesudah Melaksanakan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistolik Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik (Mozart) di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

No Tekanan Darah Sistolik Frekuensi %

1 2 3 4 5 6 7

120 130 138 139 143 148 149

1 1 3 2 1 1 2

9.1 9.1 27.3 18.2 9.1 9.1 18.2

Total 11 100.0

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil tekanan darah sistoliknya berfariasi dibandingkan tabel 1 karena respon tubuh seseorang berbeda saat mendengarkan musik.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa ke sebelas lansia mengalami penurunan tekanan darah. Pada penelitian ini terlihat juga bahwa pasien yang di indikasikan mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi) sesudah diberikan terapi musik klasik (Mozart) (posttest) didapatkan hasil dengan tekanan darah sistolik menurun sebanyak 11 orang lansia.

Beberapa penelitian mendapatkan musik akan membuat tubuh menjadi rileks,

yang secara fisiologis manifestasinya dapat dilihat dari perubahan denyut jantung, tekanan darah dan tingkat kecemasan seseorang. Hal ini membuktikan dari penelitian Cambell bahwa musik klasik bisa membantu penyembuhan penyakit-penyakit seperti : stress, kanker dan tekanan darah tinggi.

(8)

3. Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

No Umur Tekanan Darah

Sebelum (mmHg)

Tekanan Darah Sesudah (mmHg)

Selisih

1 Lanjut usia 159 143 16

2 Usia Pertengahan 150 149 1

3 Usia pertengahan 140 138 2

4 Lanjut usia 140 138 2

5 Lanjut usia 150 149 1

6 Lanjut usia 140 139 1

7 Lanjut usia 140 138 2

8 Lanjut usia 150 120 30

9 Lanjut usia 140 130 10

10 Lanjut usia 140 139 1

11 Lanjut usia 150 148 2

Jumlah rata-rata 145,4 139, 2 6,2

Berdasarkan tabel 3 rata-rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan terapi musik klasik (Mozart) 145,4 mmHg dan setelah diberikan terapi musik klasik (Mozart) rata-rata tekanan darah sistolik 139,2 mmHg dan selisih rata-rata tekanan darah sistolik adalah 6,2. Hasil uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxson karena didapatkan distribusi data tidak

(9)

pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011.

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan terapi musik klasik (Mozart) menggunakan lembar kuesion yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan mengukur tekanan darah sistolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) di berikan terapi musik klasik (mozart) dan penelitian ini diuji berdasarkan uji Wilcoxson.

Salah satu upaya dalam menangani hipertensi adalah aktivitas yang teratur dan tidak berlebihan karena cara tersebut efektif, bertahan lama, dan murah, disamping memberikan keuntungan yang positif (Sharkey, 2003)

Menurut Joint Committee on Hypertension (JNC), 2002 dengan menurunkan berat badan dapat menurunkan tekanan darah 5-20 mmHg/10 kg hilangnya berat badan. Dengan mengurangi asupan garam dapat menurunkan tekanan darah sebesar 2-8 mmHg. Dengan cara ketiga poin di atas tidak bisa dilakukan pada lansia karena sudah terbiasa makan makanan yang enak, asupan makan yang berlebih, bila tidak terasa garamnya makan tersebut tidak enak dimakan karena sudah merupakan suatu kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan salah satunya yang terbaik dilakukan pada lansia dengan latihan fisik (aerobik) yang digantikan terapi musik klasik (Mozart) mampu menurunkan tekanan darah pada lansia.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ucup (2007) mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia, bahwa jenis musik lambat atau sesuai dengan denyut jantung maka akan bereaksi dengan mengeluarkan hormone (serotonin) yang dapat membuat rasa nikmat dan senang.

Mary Griffith, seorang ahli fisiologi mengemukakan bahwa hipotalamus mengontrol berbagai fungsi saraf otonom, seperti bernafas, denyut jantung, tekanan darah. Sebuah studi menemukan bahwa adanya peningkatan Luteinizing Hormone (LH) pada saat mendengarkan musik.

Setelah dilakukan uji Wilcoxson yang dipakai dalam penelitian ini apabila nilai p < 0,005 maka Ha diterima dan pada penelitian ini nilai p adalah 0,003 ini berarti Ha diterima dan terdapat perubahan yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia pada metode pemberian musik klasik (Mozart).

Penelitian yang dilakukan dengan memberikan terapi musik klasik (Mozart) dan dilakukan pengukuran tekanan darah terjadi peningkatan kadar hormone relaksasi yaitu endorphine dan neurotransmitter. Peningkatan kedua hormone akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sangat diharapkan bagi lansia dengan hipertensi. Dengan demikian terapi musik positif bagi lansia dengan hipertensi.

Dilihat dari usia berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa usia tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan tekanan darah sistolik. Hal yang terpenting adalah kemampuan responden dalam menikmati musik yang didengarkan sehingga membuat responden merasa tenang, rilek. Oleh sebab itu, penggunaan musik apalagi musik klasik oleh respon merupakan poin penting dalam menurunkan tekanan darah sistolik. Jika dilihat dari jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi perubahan tekanan darah pada responden.

(10)

alternatife terapi pengganti latihan fisik bagi lansia dengan hipertensi yang memiliki keterbatasan fisik dan tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas fisik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Seluruh lansia (100%) menderita tekanan

darah sistolik yang tinggi sebelum diberikan terapi musik klasik (Mozart) dan 100% dari lansia mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 6 mmHg setelah diberikan terapi musik klasik (Mozart).

2. Penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi yang di uji melalui teori wilcoxon yang nilai p< 0,05 di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang dengan p value 0,003. Saran yang dapat diberikan adalah : 1. Bagi Posyandu Lansia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik maka terapi musik bisa juga dimanfaatkan oleh kader di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang agar dapat melakukan terapi musik klasik (Mozart) sebagai salah satu intervensi dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi sebagai bentuk penerapan pelayanan keperawatan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang pengaruh terapi

musik klasik (Mozart) terhadap berbagai penyakit lainya.

DAFTAR PUSTAKA

Adronafis, H (2008). Mendengarkan terapi musik mampu menghilangkan depresi. Diakses pada tanggal 06 November 2010 dari http//wikimu.com/news/Display News.aspx/id= 9308.

Arora, Anjali, 2008. 5 Langkah Mencegah dan Mengobati Tekanan Darah Tinggi.

Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Amiruddin, Ridwan, 2007. Hipertensi dan

faktor resikonya dalam kajian epidemioLogi. Diakses darihttp://ridwanamiruddin.wordpres s.com/2007/12/08/hipertensi-dan- faktor-resikonya-dalam-kajian-epidemiologi/ Tanggal 08 November 2010.

Cambell, Don, 2002. Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dikutip Dari skripsi Fitra Desiana, 2010. Pengaruh Terapi Musik Mozzart TerhadapTingkat Kecemasan Pasien Preoperatif di Irna B Bangsal Bedah RSUP DR.M.Djamil Padang. S1

Keperawatan STIKes

Mercubaktijaya Padang.

Darmojo, Boedhi, Hadi Martono, 2009. Geriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut (edisi 3). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

(11)

Keperawatan STIKes Mercubaktijaya Padang.

Guzzeta, C.E (2003). Music Therapy: Hearing the melody of the Soul. Texas: Jones And Bartelett Publishers. Dikutip dari skripsi Desiana, Fitra, 2010. Pengaruh Terapi Musik Mozzart Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Preoperatif di Irna B Bangsal Bedah RSUP DR.M.Djamil Padang. S1

Keperawatan STIKes

Mercubaktijaya Padang.

Isnawati, dkk, 2009. Awas Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi & Diabetes. Jogjakarta: Powerbooks.

Junaidi, Iskandar,Dr, 2010. Hipertensi (Pengenalan, Pencegahan, dan pengobatan). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.

Mubarak, Wahit. 2007. Kebutuhan Dasar

Manusia. EGC :Jakarta.

Nugroho, Wahyudi, 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Nursalam, 2008. Konsep Penerapan & Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Shadine, Mahannad, 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke & Serangan Jantung. Cetakan I. Jakarta: KEENBOOKS.

Smeltzer & Suzane C, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC. Sutanto, Hariwijaya, 2007. Buku Panduan

Pencegahan & Pengobatan Penyakit Kronis. Cetakan I. Jakarta: EDSA Mahkota.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistolik Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik (Mozart) di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang  Tahun 2011
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistolik Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik (Mozart) di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia “SHIHAT” Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Waktu fermentasi mempengaruhi konsentrasi etanol yang dihasilkan.Penelitian ini dilakukan dengan variasi ukuran partikel substrat untuk memperoleh waktu maksimum yang

ataupun individu-individu yang berasal dari luar kampus lalu menetap ataupun mengetem di lingkungan kampus dan dianggap “mengambil” muatan ojek-ojek yang berada di

Kelompok penguasa melindungi posisinya dari ancaman denghan mengajarkan kepada masyarakat melalui sekolah, media massa, dan sarana lainnya, bahwa monogami, keluarga inti,

Hal ini ber- imbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai

Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran

Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Tabel 2.1 Perbandingan penelitian terkait ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.2 Konsep yang mendasari definisi DSS ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 : Simbol-Simbol

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan sebagai berikut, (1) Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode