• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem manajemen mutu – Persyaratan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sistem manajemen mutu – Persyaratan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Nasional Indonesia

Sistem manajemen mutu – Persyaratan

(2)
(3)

Daftar isi

Daftar isi ... i

Prakata ... iv

Pendahuluan ... vi

0.1 Umum ... vi

0.2 Pendekatan proses ... vi

0.3 Hubungan dengan SNI 19-9004 ... viii

0.4 Persesuaian dengan sistem manajemen lain ... viii

1 Lingkup ... 1

1.1 Umum ... 1

1.2 Aplikasi ... 1

2 Acuan normatif ... 1

3 Istilah dan definisi ... 1

4 Sistem manajemen mutu ... 2

4.1 Persyaratan umum ... 2

4.2 Persyaratan dokumentasi ... 3

4.2.1 Umum ... 3

4.2.2 Manual mutu ... 3

4.2.3 Pengendalian dokumen ... 3

4.2.4 Pengendalian rekaman ... 4

5 Tanggung jawab manajemen ... 4

5.1 Komitmen manajemen ... 4

5.2 Fokus pada pelanggan ... 4

5.3 Kebijakan mutu ... 4

5.4 Perencanaan ... 4

5.4.1 Sasaran mutu ... 4

5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu ... 5

5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi ... 5

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang ... 5

5.5.2 Wakil manajemen ... 5

5.5.3 Komunikasi internal ... 5

5.6 Tinjauan manajemen ... 5

5.6.1 Umum ... 5

5.6.2 Masukan untuk tinjauan manajemen ... 5

(4)

ii

6 Pengelolaan sumber daya ... 6

6.1 Penyediaan sumber daya ... 6

6.2 Sumber daya manusia ... 6

6.2.1 Umum ... 6

6.2.2 Kompetensi, kesadaran dan pelatihan ... 6

6.3 Prasarana ... 7

6.4 Lingkungan kerja ... 7

7 Realisasi produk ... 7

7.1 Perencanaan realisasi produk ... 7

7.2 Proses yang berkaitan dengan pelanggan ... 7

7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk ... 7

7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk ... 8

7.2.3 Komunikasi pelanggan ... 8

7.3 Desain dan pengembangan ... 8

7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan ... 8

7.3.2 Masukan desain dan pengembangan ... 9

7.3.3 Keluaran desain dan pengembanagan ... 9

7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan ... 9

7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan ... 10

7.3.6 Validasi desain dan pengembangan ... 10

7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembangan ... 10

7.4 Pembelian ... 10

7.4.1 Proses pembelian ... 10

7.4.2 Informasi pembelian ... 10

7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli ... 11

7.5 Produksi dan penyediaan jasa ... 11

7.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan jasa ... 11

7.5.2 Validasi proses produksi dan penyediaan jasa ... 11

7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur ... 11

7.5.4 Milik pelanggan ... 12

7.5.5 Preservasi produk ... 12

7.6 Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran ... 12

8 Pengukuran, analisis dan perbaikan ... 13

8.1 Umum ... 13

8.2 Pemantauan dan pengukuran ... 13

8.2.1 Kepuasan pelanggan ... 13

(5)

iii

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses ... 14

8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk ... 14

8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai ... 14

8.4 Analisis data ... 15

8.5 Perbaikan ... 15

8.5.1 Perbaikan berkesinambungan ... 15

8.5.2 Tindakan korektif ... 15

8.5.3 Tindakan pencegahan ... 15

Lampiran A Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 ... 17

Lampiran B Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 9001:1994 ... 25

(6)

iv

Prakata

Perkembangan perumusan standar yang mencakup sistem jaminan mutu begitu pesat kemajuannya, sebagai konsekuensi dari perubahan yang cepat pula dalam pengelolaan kegiatan jaminan mutu di dunia. Dalam hal ini Indonesia tidak boleh tertinggal lagi, seperti pada masa yang lalu saat diterbitkannya ISO 9000: 1987 series cukup lama Indonesia mempersiapkan standar sejenis. Untuk itu Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) segera mempersiapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai sistem manajemen mutu.

Untuk mempersiapkan rumusan Standar ini, BSN membentuk Panitia Teknik Manajemen Mutu yang beranggotakan wakil dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, dan BSN.

Standar SNI 19-9001-2001 “Sistem manajemen mutu – Persyaratan” disusun dengan menterjemahkan seluruh materi dalam dokumen standar ISO 9001: 2000, Quality management systems – Requirements ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian Standar ini mengadopsi secara keseluruhan dari Standar Internasional tersebut.

Standar ini meski terjemahan dari Standar Internasional, namun dalam penyusunannya tetap mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam:

1. Pedoman BSN Nomor 8-2000, Penulisan Standar Nasional Indonesia.

2. Pedoman BSN Nomor 9-2000, Perumusan Standar Nasional Indonesia.

Hal ini berarti, Standar di atas dirumuskan melalui mekanisme rapat konsensus yang diselenggarakan tanggal 22 dan 23 Mei 2001 di Jakarta dengan dihadiri oleh wakil dari instansi pemerintah, produsen, konsumen, dan cendekia yang berkaitan dengan materi Standar ini.

Mengingat Standar ini merupakan terjemahan langsung dari naskah bahasa Inggris dan meski sudah melalui rapat konsensus, namun tidak dipungkiri masih dapat terjadi masalah dalam menginterpretasikannya. Untuk itu, apabila timbul masalah, maka penyelesaiannya lebih dahulu memperhatikan naskah aslinya yang berbahasa Inggris.

Berikut ini diuraikan prakata yang menjelaskan sejarah ISO 9000 seri yang diadopsi langsung dari standar ISO 9001-2000.

ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) adalah federasi dunia badan-badan standar nasional (badan anggota ISO). Pekerjaan penyiapan Standar biasanya dilakukan melalui komite teknik ISO. Tiap badan anggota yang berminat dalam suatu subjek, yang komite tekniknya telah ditetapkan, berhak diwakili pada komite itu. Organisasi internasional, pemerintah dan bukan pemerintah, bersama ISO, juga ikut serta dalam pekerjaan itu. ISO bekerja sama erat dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) dalam semua masalah standardisasi elektroteknik.

Standar dikonsepkan menurut aturan yang diberikan dalam Arahan ISO/IEC, Bagian 3.

(7)

v

Harap diingat kemungkinan bahwa beberapa unsur dari Standar ini barangkali terkena hak paten. ISO tidak bertanggung jawab untuk menunjukkan salah satu atau semua hak paten seperti itu.

Standar ISO 9001 dipersiapkan oleh Komite Teknik ISO/TC 176, Manajemen mutu dan pemastian mutu, Subkomite SC 2, Sistem mutu.

Edisi ketiga ISO 9001 ini membatalkan dan menggantikan edisi kedua (ISO 9001:1994) bersama ISO 9002:1994 dan ISO 9003:1994. Ia adalah revisi teknis dokumen-dokumen ini. Organisasi yang telah memakai ISO 9002:1994 dan ISO 9003:1994 di masa lalu dapat memakai Standar ini dengan mengesampingkan persyaratan tertentu menurut 1.2.

Judul ISO 9001 telah direvisi dalam edisi ini dan tidak lagi mencakup istilah “Pemastian mutu”. Ini mencerminkan kenyataan bahwa persyaratan sistem manajemen mutu yang ditentukan dalam edisi ISO 9001 ini, selain pemastian mutu produk, juga diarahkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

(8)

vi

Pendahuluan

0.1 Umum

Adopsi sistem manajemen mutu hendaknya suatu keputusan strategis suatu organisasi. Desain dan implementasi sistem manajemen mutu organisasi dipengaruhi oleh keperluan yang bervariasi, sasaran tertentu, produk yang disediakan, proses yang dipakai dan ukuran serta struktur organisasi. Bukanlah maksud Standar ini untuk menyiratkan keseragaman struktur sistem manajemen mutu atau keseragaman dokumentasinya.

Persyaratan sistem manajemen mutu yang ditentukan dalam Standar ini melengkapi persyaratan untuk produk. Informasi bertanda “CATATAN” adalah untuk memandu dalam pemahaman dan penjelasan persyaratan yang bersangkutan.

Standar ini dapat dipakai oleh pihak intern dan ekstern, termasuk badan sertifikasi, untuk mengases kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan, peraturan atau organisasi sendiri.

Dasar-dasar manajemen mutu yang dinyatakan dalam SNI 19-9000 dan SNI 19-9004 telah dipertimbangkan dalam pengembangan Standar ini.

0.2 Pendekatan proses

Standar ini menyarankan adopsi pendekatan proses saat menyusun, mengimplementasikan dan memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

Suatu organisasi untuk berfungsi efektif harus mengetahui dan mengelola sejumlah kegiatan yang saling berhubungan. Suatu kegiatan yang memakai sumber daya, dan dikelola untuk memungkinkan transformasi masukan menjadi keluaran, dapat dianggap sebagai suatu proses. Acap kali keluaran suatu proses merupakan masukan bagi proses berikutnya.

Aplikasi suatu sistem proses dalam sebuah organisasi, bersama identifikasi dan interaksi dari proses-proses tersebut, serta pengelolaannya, dapat dinamakan “pendekatan proses”.

Keunggulan pendekatan proses adalah kendali terus-menerus yang diberikannya terhadap hubungan antara proses-proses secara individu yang ada dalam sistem proses, maupun kombinasi dan interaksi diantara proses-proses tersebut.

Bila dipakai dalam sistem manajemen mutu, pendekatan seperti itu menekankan pentingnya:

a) memahami dan memenuhi persyaratan,

b) kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai tambah,

c) memperoleh hasil kinerja proses dan keefektifannya, dan

(9)

vii

Pelanggan

Kepuasan

Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang ditunjukkan dalam Gambar 1 menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam pasal 4 sampai 8. Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki evaluasi informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Model yang ditunjukkan dalam Gambar 1 mencakup semua persyaratan Standar ini tetapi tidak menunjukkan proses pada tingkat rinci.

CATATAN Selain itu, metodologi yang dikenal sebagai “Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindaki”

(PDCA) dapat dipakai pada semua proses. PDCA secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut.

Rencanakan : tetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.

Lakukan : implementasikan prosesnya.

Periksa : pantau dan ukur proses dan produk terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratan

bagi produk dan laporkan hasilnya.

Tindaki : lakukan tindakan perbaikan kinerja proses secara berkesinambungan.

Masukan Keluaran

Kunci

Kegiatan penambahan nilai

Aliran informasi

Gambar 1 Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses

Tanggung jawab manajemen

Manajemen sumber daya

Pengukuran, analisis dan perbaikan

Realisasi

Produk Produk

Pelanggan

Persyaratan

(10)

viii

0.3 Hubungan dengan SNI 19-9004

Edisi kini dari SNI 19-9001 dan SNI 19-9004 dikembangkan sebagai sepasang Standar sistem manajemen mutu yang konsisten didesain untuk saling melengkapi, tetapi dapat juga dipakai sendiri-sendiri. Walau kedua Standar ini lingkupnya berbeda, namun memiliki struktur serupa untuk membantu aplikasinya sebagai pasangan yang konsisten.

SNI 19-9001 menentukan persyaratan sistem manajemen mutu yang dapat dipakai untuk aplikasi internal oleh organisasi, atau untuk sertifikasi, atau untuk tujuan kontrak. Standar tersebut difokuskan pada keefektifan sistem manajemen mutu dalam memenuhi persyaratan pelanggan.

SNI 19-9004 memberikan panduan pada sasaran sistem manajemen mutu yang lebih luas dibandingkan dengan SNI 19-9001, terutama untuk perbaikan berkesinambungan dari kinerja dan efisiensi menyeluruh organisasi, serta juga keefektifannya. SNI 19-9004 disarankan sebagai panduan bagi organisasi yang pimpinan puncaknya ingin bergerak melampaui persyaratan SNI 19-9001, dalam usahanya untuk perbaikan berkesinambungan. Namun, hal itu tidak dimaksudkan untuk tujuan sertifikasi atau kontrak.

0.4 Persesuaian dengan sistem manajemen lain

Standar ini diselaraskan dengan SNI 19-14001-1997 untuk meningkatkan persesuaian kedua Standar itu demi manfaat bagi masyarakat pemakai.

(11)

1 dari 31

Sistem manajemen mutu – Persyaratan

1 Lingkup

1.1 Umum

Standar ini menentukan persyaratan sistem manajemen mutu, apabila sebuah organisasi:

a) perlu memperagakan kemampuannya secara konsisten menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan

b) bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui aplikasi sistem secara efektif, termasuk proses perbaikan berkesinambungan dari sistem dan kepastian kesesuaiannya dengan persyaratan pelanggan serta peraturan yang berlaku.

CATATAN Dalam standar ini, istilah “produk” hanya berlaku bagi produk yang dimaksudkan untuk, atau dikehendaki oleh pelanggan.

1.2 Aplikasi

Semua persyaratan Standar ini generik dan dimaksudkan agar dapat diterapkan pada semua organisasi, apa pun jenis, ukuran dan produk yang disediakan.

Apabilapersyaratan mana pun dari standar ini tidak dapat diterapkan karena sifat sebuah organisasi atau produknya, maka ini dapat dipertimbangkan untuk dikecualikan.

Apabila ada pengecualian, tuntutan kesesuaian Standar ini tidak diterima kecuali jika pengecualian tersebut terbatas pada persyaratan dalam pasal 7, dan pengecualian itu tidak mempengaruhi kemampuan, atau tanggung jawab organisasi dalam menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

2 Acuan normatif

Dokumen pengatur berikut ini berisi ketentuan, yang berdasar acuan dalam naskah ini, merupakan ketentuan dalam Standar ini. Untuk acuan bertanggal, perubahan berikutnya pada, atau revisi dari, terbitan ini tidak berlaku. Namun, pihak-pihak yang bersetuju berdasarkan standar ini dianjurkan menyelidiki kemungkinan memberlakukan edisi terkini dari dokumen pengatur tertera di bawah. Untuk acuan tanpa tanggal, berlaku edisi terakhir dokumen pengatur yang diacu. Anggota ISO dan IEC memelihara daftar dari Standar Internasional yang berlaku terakhir.

SNI 19-9000-2001, Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan kosakata.

3 Istilah dan definisi

Dalam Standar ini, berlaku istilah dan definisi yang ada dalam SNI 19- 9000.

(12)

2 dari 31

pemasok organisasi pelanggan

Istilah “organisasi” menggantikan istilah “pemasok” yang dipakai dalam SNI 19-9001-1996, dan mengacu kepada unit yang berlaku pada standar ini. Juga, istilah “pemasok” kini menggantikan istilah “subkontraktor”.

Di dalamnaskah Standar ini apabila ditemukan istilah “produk”, dapat juga berarti “jasa”.

4 Sistem manajemen mutu

4.1 Persyaratan umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan Standar ini.

Organisasi harus:

a) mengetahui proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan aplikasinya di seluruh organisasi (lihat 1.2),

b) menetapkan urutan dan interaksi proses-proses tersebut,

c) menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik operasi maupun kendali proses-proses tersebut efektif,

d) memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses-proses tersebut,

e) memantau, mengukur dan menganalisis proses-proses tersebut, dan

f) mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berkesinambungan dari proses-proses tersebut.

Proses-proses tersebut harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan Standar ini.

Apabila organisasi memilih untuk menyerahkan kepada pihak lain, proses apa pun yang mempengaruhi kesesuaian produk pada persyaratan, maka organisasi harus memastikan adanya kendali pada proses itu. Kendali pada proses yang diserahkan kepada pihak lain tersebut, harus ditunjukkan dalam sistem manajemen mutu.

CATATAN Proses-proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu yang disebutkan di atas hendaknya mencakup proses untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumber daya, realisasi produk dan pengukuran.

4.2 Persyaratan dokumentasi

4.2.1 Umum

Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup:

a) pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran mutu,

(13)

3 dari 31

c) prosedur terdokumentasi yang disyaratkan oleh standar ini,

d) dokumen yang diperlukan oleh organisasi untuk memastikan perencanaan, operasi dan kendali prosesnya secara efektif, dan

e) rekaman yang disyaratkan oleh standar ini (lihat 4.2.4).

CATATAN 1 Bila dijumpai istilah “prosedur terdokumentasi” dalam Standar ini, ini berarti bahwa prosedur itu ditetapkan, didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.

CATATAN 2 Jangkauan dokumentasi sistem manajemen mutu dapat berbeda antara sebuah organisasi dengan organisasi yang lain karena :

a) besarnya organisasi dan jenis kegiatannya,

b) kerumitan proses dan interaksinya, dan

c) kompetensi personelnya.

CATATAN 3 Dokumentasi dapat dalam bentuk atau jenis media apapun.

4.2.2 Manual mutu

Organisasi harus menetapkan dan memelihara sebuah manualmutu yang mencakup:

a) lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian pengecualian dari dan alasan pengecualian apa pun (lihat 1.2),

b) prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem manajemen mutu, atau mengacu kepada prosedur tersebut, dan

c) uraian dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen mutu.

4.2.3 Pengendalian dokumen

Dokumen yang disyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam 4.2.4.

Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk:

a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,

b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang dokumen,

c) memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen ditunjukkan,

d) memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat pemakaian,

e) memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali,

f) memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali dan distribusinya dikendalikan, dan

(14)

4 dari 31 4.2.4 Pengendalian rekaman

Rekaman harus ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen mutu. Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pembuangan rekaman.

5 Tanggung jawab manajemen

5.1 Komitmen manajemen

Pimpinan puncak harus memberi bukti komitmennya pada penyusunan dan implementasi sistem manajemen mutu serta perbaikan berkesinambungan keefektifannya dengan:

a) mengkomunikasikan ke organisasi pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan perundang-undangan,

b) menetapkan kebijakan mutu,

c) memastikan sasaran mutunya ditetapkan,

d) melakukan tinjauan manajemen, dan

e) memastikan tersedianya sumber daya.

5.2 Fokus pada pelanggan

Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1).

5.3 Kebijakan mutu

Pimpinan puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu:

a) sesuai dengan sasaran organisasi,

b) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu,

c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu,

d) dikomunikasikan dan difahami dalam organisasi, dan

e) ditinjau agar terus-menerus sesuai.

5.4 Perencanaan

5.4.1 Sasaran mutu

(15)

5 dari 31 5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu

Pimpinan puncak harus memastikan bahwa:

a) perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang diberikan dalam 4.1, seperti juga sasaran mutu, dan

b) integritas sistem manajemen mutu dipelihara, apabila perubahan pada sistem manajemen mutu direncanakan dan diimplementasikan.

5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

Pimpinan puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.

5.5.2 Wakil manajemen

Pimpinan puncak harus menunjuk seorang anggota manajemen yang, di luar tanggung jawab lain, harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang meliputi:

a) memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara,

b) melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja sistem manajemen mutunya dan kebutuhan apa pun untuk perbaikan, dan

c) memastikan promosi kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi.

CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat mencakup sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

5.5.3 Komunikasi internal

Pimpinan puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi, dan bahwa terjadi komunikasi mengenai keefektifan sistem manajemen mutu.

5.6 Tinjauan manajemen

5.6.1 Umum

Pimpinan puncak harus meninjau sistem manajemen mutu organisasi, pada selang waktu terencana, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya terus berlanjut. Tinjauan ini harus mencakup penilaian peluang perbaikan dan keperluan akan perubahan pada sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu.

Rekaman tinjauan manajemen harus dipelihara (lihat 4.2.4).

5.6.2 Masukan untuk tinjauan manajemen

Masukan untuktinjauan manajemen harus mencakup informasi tentang:

(16)

6 dari 31 b) umpan balik pelanggan,

c) kinerja proses dan kesesuaian produk,

d) status tindakan preventif dan tindakan korektif,

e) tindak lanjut tinjauan manajemen yang lalu,

f) perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan

g) saran-saran untuk perbaikan.

5.6.3 Keluaran dari tinjauan manajemen

Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup keputusan dan tindakan apa pun yang berkaitan dengan:

a) perbaikan pada keefektifan sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya,

b) perbaikan pada produk berkaitan dengan persyaratan pelanggan, dan

c) sumber daya yang diperlukan.

6 Pengelolaan sumber daya

6.1 Penyediaan sumber daya

Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan:

a) untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya, dan

b) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

6.2 Sumber daya manusia

6.2.1 Umum

Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk harus memiliki kompetensiatas dasar pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai.

6.2.2 Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

Organisasi harus:

a) menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk,

b) menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan ini,

c) menilai keefektifan tindakan yang dilakukan,

d) memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu, dan

(17)

7 dari 31

6.3 Prasarana

Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Prasarana mencakup, jika berlaku:

a) gedung, ruang kerja dan sarana penting terkait,

b) peralatan proses, (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan

c) jasa pendukung (seperti angkutan atau komunikasi).

6.4 Lingkungan kerja

Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk.

7 Realisasi produk

7.1 Perencanaan realisasi produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan proses-proses lain dari sistem manajemen mutu (lihat 4.1).

Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menetapkan yang berikut, jika sesuai:

a) sasaran dan persyaratan mutu bagi produk;

b) kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen, dan penyediaan sumber daya yang khas bagi produk itu;

c) kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan uji yang khas bagi produk dan kriteria keberterimaann produk;

d) rekaman yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan (lihat 4.2.4).

Keluaran perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai bagi metode operasi organisasi.

CATATAN 1 Sebuah dokumen yang menentukan proses-proses sistem manajemen mutu (termasuk proses realisasi produk) dan sumber daya yang dipakai pada suatu produk, proyek atau kontrak tertentu, dapat dinamakan rencana mutu.

CATATAN 2 Organisasi dapat juga menerapkan persyaratan yang diberikan dalam 7.3 pada pengembangan proses realisasi produk.

7.2 Proses yang berkaitan dengan pelanggan

7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Organisasi harus menetapkan:

(18)

8 dari 31 dan kegiatan pasca penyerahan,

b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu untuk pemakaian yang ditentukan atau yang dimaksudkan, bila diketahui,

c) persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan produk, dan

d) persyaratan tambahan apa pun yang ditentukan oleh organisasi.

7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk kepada pelanggan (misalnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan perubahan pada kontrak atau pesanan) dan harus memastikan bahwa:

a) persyaratan produk ditentukan,

b) persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari yang dinyatakan sebelumnya, diselesaikan, dan

c) organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Rekaman hasil tinjauan dan tindakan yang timbul dari tinjauan harus dipelihara (lihat 4.2.4).

Apabila pelanggan tidak memberikan pernyataan tertulis tentang persyaratan, persyaratan pelanggan harus ditegaskan oleh organisasi sebelum diterima.

Apabila persyaratan produk diubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen relevan diubah dan bahwa personel relevan disadarkan tentang persyaratan yang diubah.

CATATAN Dalam beberapa hal, seperti penjualan melalui internet, tinjauan resmi tidak praktis bagi tiap pesanan. Sebagai pengganti, tinjauan dapat mencakup informasi produk yang relevan seperti katalog atau bahan iklan.

7.2.3 Komunikasi pelanggan

Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan:

a) informasi produk,

b) pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan, termasuk perubahan, dan

c) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.

7.3 Desain dan pengembangan

7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan

Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desaindan pengembangan produk.

(19)

9 dari 31 a) tahapan desain dan pengembangan,

b) tinjauan, verifikasi dan validasi yang sesuai bagi tiap tahap desain dan pengembangan, dan

c) tanggung jawab dan wewenang untuk desaindan pengembangan.

Organisasi harus mengelola bidang temu antara kelompok berbeda yang terkait dalam desain dan pengembangan untuk memastikan komunikasi efektif dan kejelasan penugasan tanggung jawab.

Keluaran perencanaan harus dimutakhirkan, sesuai dengan kemajuan desain dan pengembangan.

7.3.2 Masukan desain dan pengembangan

Masukan berkaitan dengan persyaratan produk harus ditetapkan dan rekamannya dipelihara (lihat 4.2.4). Ini harus mencakup:

a) persyaratan fungsi dan kinerja,

b) persyaratan peraturan perundang-undanganyang berlaku,

c) jika dapat, informasi yang diturunkan dari desain sebelumnya yangserupa, dan

d) persyaratan desaindan pengembangan lain yang esensial.

Masukan ini harus ditinjau akan kecukupannya. Persyaratan harus lengkap, tidak paksa dan tidak saling bertentangan.

7.3.3 Keluaran desain dan pengembangan

Keluaran desain dan pengembangan harus disajikan dalam bentuk yang memungkinkan verifikasi terhadap masukan desain dan pengembangan serta harus disetujui sebelum dikeluarkan.

Keluaran desain dan pengembangan harus:

a) memenuhi persyaratan masukan bagi desaindan pengembangan,

b) memberi informasi sesuai untuk pembelian, produksi dan penyediaan jasa,

c) berisi atau mengacu pada kriteria keberterimaan produk, dan

d) menentukan karakteristik produk yang penting untuk pemakaian yang aman dan benar.

7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan

Pada tahap sesuai, harus dilakukan tinjauan sistematis pada desain dan pengembangan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1)

a) untuk menilai kemampuan hasil desain dan pengembangan memenuhi persyaratan, dan

b) untuk mengidentifikasikan masalah apa pun dan menyarankan tindakan yang diperlukan.

(20)

10 dari 31

desain dan pengembangan yang ditinjau. Rekaman hasil tinjauan dan tindakan apa pun yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan

Harus dilakukan verifikasi sesuai dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa keluaran desain dan pengembangan telah memenuhi persyaratan masukan perancangan dan pengembangan. Rekaman hasil verifikasi dan tindakan apa pun yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.6 Validasi desain dan pengembangan

Harus dilakukan validasi desain dan pengembangan menurut pengaturan yang telah direncanakan (lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan aplikasi yang ditentukan atau pemakaian yang dimaksudkan, bila diketahui. Apabila mungkin, validasi harus diselesaikan sebelum penyerahan atau implementasi produk. Rekaman hasil validasi dan tindakan apa pun yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

Perubahan desain dan pengembangan harus ditunjukkan dan rekamannya dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi dan dibenarkan, secara sesuai, dan disetujui sebelum diimplementasikan. Tinjauan perubahan desain dan pengembangan harus mencakup evaluasi pengaruh perubahan pada bagian produk dan produk yang telah diserahkan.

Rekaman hasil tinjauan perubahan dan tindakan apa pun yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.4 Pembelian

7.4.1 Proses pembelian

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan jangkauan pengendalian pada pemasok dan produk yang dibeli harus bergantung pada pengaruh produk yang dibeli pada realisasi produk berikutnya atau produk akhir.

Organisasi harus menilai dan memilih pemasok berdasarkan kemampuannya memasok produk sesuai dengan persyaratan organisasi. Kriteria pemilihan, evaluasi dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Rekaman hasil penilaian dan tindakan apa pun yang perlu yang timbul dari evaluasi itu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.4.2 Informasi pembelian

Informasi pembelian harus menguraikan produk yang dibeli, termasuk bila sesuai :

a) persyaratan persetujuan produk, prosedur, proses dan peralatan,

b) persyaratan kualifikasi personel, dan

c) persyaratan sistem manajemen mutu.

(21)

11 dari 31 7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli

Organisasi harus menetapkan dan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi persyaratan pembelian yang ditentukan.

Apabila organisasi atau pelanggannya bermaksud untuk melakukan verifikasi di tempat pemasok, organisasi harus menyatakan pengaturan verifikasi yang dimaksudkan dan metode pelepasan produk dalam informasi pembeliannya.

7.5 Produksi dan penyediaan jasa

7.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan jasa

Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa dalam keadaan terkendali. Kondisiterkendali harus mencakup, jika berlaku:

a) ketersediaan informasi yang menguraikan karakteristik produk,

b) ketersediaan instruksi kerja, secukupnya,

c) pemakaian peralatan yang sesuai,

d) ketersediaan dan pemakaian sarana pemantauan dan pengukuran,

e) implementasi pemantauan dan pengukuran, dan

f) implementasi kegiatan pelepasan, penyerahan dan pasca penyerahan.

7.5.2 Validasi proses produksi dan penyediaan jasa

Organisasi harus memvalidasi suatu proses produksi dan penyediaan jasa, apabila keluaran yang dihasilkan tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau pengukuran berurutan. Hal ini mencakup suatu proses, apabila kekurangannya hanya terlihat setelah produk dipakai atau jasa telah diserahkan.

Validasi harus memperagakan kemampuan proses tersebut untuk mencapai hasil yang direncanakan.

Organisasi harus menetapkan pengaturan proses ini termasuk, bila berlaku:

a) kriteria yang ditetapkan untuk tinjauan dan persetujuan proses,

b) persetujuan peralatan dan kualifikasi personel,

c) pemakaian metode dan prosedur tertentu,

d) persyaratan rekaman (lihat 4.2.4), dan

e) validasi ulang.

7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur

Apabila sesuai, organisasi harus mengidentifikasikan produk dengan cara sesuai di seluruh realisasi produk.

(22)

12 dari 31 pemantauan dan pengukuran.

Apabila mampu telusur dipersyaratkan, organisasi harus mengendalikan dan merekam identifikasi khas dari produk (lihat 4.2.4).

CATATAN Di beberapa sektor industri, manajemen konfigurasi adalah sarana yang dipakai untuk memelihara identifikasi dan mampu telusur.

7.5.4 Milik pelanggan

Organisasi harus memelihara dengan baik milik pelanggan, selama dalam pengendalian organisasi atau dipakai oleh organisasi. Organisasi harus mengidentifikasi, memverifikasi, melindungi dan menjaga milik pelanggan yang disediakan untuk dipakai atau disatukan ke dalam produk. Jika milik pelanggan hilang, rusak atau ditemukan tak layak pakai, hal ini harus dilaporkan ke pelanggan dan rekamannya dipelihara (lihat 4.2.4).

CATATAN Milik pelanggan dapat mencakup kepemilikan intelektual.

7.5.5 Preservasi produk

Organisasi harus memelihara kesesuaian produk selama proses internal dan penyerahan ke tujuan yang dimaksudkan. Preservasi ini harus mencakup identifikasi, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan perlindungan. Preservasi harus berlaku juga untuk bagian produk.

7.6 Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran

Organisasi harus menetapkan pemantauan dan pengukuran yang dilakukan dan sarana pemantau dan pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan (lihat 7.2.1).

Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara konsisten dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran.

Apabila diperlukan untuk memastikan keabsahan hasil, peralatan pengukuran harus:

a) dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu, atau sebelum dipakai, terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke standar pengukuran internasional atau nasional; bila standar seperti itu tidak ada, dasar yang dipakai untuk kalibrasi atau verifikasi harus direkam;

b) disetel atau disetel ulang secukupnya;

c) diidentifikasi untuk memungkinkan status kalibrasinya ditetapkan;

d) dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukurannya tidak sah;

e) dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan, perawatan dan penyimpanan.

Selain itu, organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus melakukan tindakan yang sesuai pada peralatan dan produk mana pun yang terpengaruh. Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara (lihat 4.2.4).

(23)

13 dari 31

persyaratan tertentu, maka kemampuan perangkat lunak komputer tersebut untuk memenuhi pelaksanaan dan pengukuran harus dipastikan.

CATATAN Lihat ISO 10012-1 dan ISO 10012-2 untuk panduan.

8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan

8.1 Umum

Organisasi harus merencanakan dan mengimplementasikan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk:

a) memperagakan kesesuaian produk,

b) memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, dan

c) terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu.

Hal ini harus mencakup penetapan metode yang berlaku, termasuk teknik statistik, dan jangkauan pemakaiannya.

8.2 Pemantauan dan pengukuran

8.2.1 Kepuasan pelanggan

Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, organisasi harus memantau informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk memperoleh dan memakai informasi ini harus ditetapkan.

8.2.2 Audit internal

Organisasi harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu

a) memenuhi pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1), pada persyaratan standar ini dan pada persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh organisasi, dan

b) diterapkan dan dipelihara secara efektif.

Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status serta pentingnya proses dan area yang diaudit, termasuk hasil audit sebelumnya. Kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit harus ditetapkan. Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan keobjektifan dan ketidakberpihakan proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaan mereka sendiri.

Tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan pelaksanaan audit, serta pelaporan hasil dan pemeliharaan rekaman (lihat 4.2.4) harus ditetapkan dalam prosedur terdokumentasi.

(24)

14 dari 31

CATATAN Lihat ISO 10011-1, ISO 10011-2 dan ISO 10011-3 untuk panduan.

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang sesuai, jika memungkinkan dilaksanakan dengan pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan korektif, seperlunya, untuk memastikan kesesuaian produk.

8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk

Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memverifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut pengaturan yang sudah terencana (lihat 7.1)

Bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan harus dipelihara. Rekaman harus menunjukkan orang yang berwenang melepas produk (lihat 4.2.4)

Pelepasan produk atau penyerahan jasa tidak boleh dilanjutkan sampai semua pengaturan yang terencana (lihat 7.1) diselesaikan secara memuaskan, kecuali kalau disetujui oleh kewenangan yang relevan, dan apabila memungkinkan disetujui oleh pelanggan.

8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan persyaratan produk diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah pemakaian atau penyerahan yang tidak dikehendaki. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang yang terkait dengan produk yang tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur terdokumentasi.

Organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau lebih dari cara berikut:

a) dengan melakukan tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan;

b) dengan membolehkan pemakaian, pelepasan atau penerimaan melalui konsesi oleh kewenangan yang relevan dan, apabila mungkin oleh pelanggan;

c) dengan melakukan tindakan untuk mencegah pemakaian atau aplikasi awal yang dimaksudkan.

Rekaman ketidaksesuaian dan tindakan berikutnya, termasuk konsesi yang diperoleh, harus dipelihara (lihat 4.2.4).

Apabila produk yang tidak sesuai dikoreksi harus dilakukan verifikasi ulang untuk memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan tersebut .

(25)

15 dari 31

8.4 Analisis data

Organisasi harus menetapkan, menghimpun dan menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen mutu serta mengevaluasi apakah perbaikan berkesinambungan dari sistem manajemen mutu dapat dilakukan. Hal ini harus mencakup data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran serta sumber lain yang relevan.

Analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan dengan:

a) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1),

b) kesesuaian pada persyaratan produk (lihat 7.2.1)

c) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk peluang untuk tindakan pencegahan, dan

d) pemasok.

8.5 Perbaikan

8.5.1 Perbaikan berkesinambungan

Organisasi harus terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu melalui pemakaian kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan preventif dan tinjauan manajemen.

8.5.2 Tindakan korektif

Organisasi harus melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya. Tindakan korektif harus sesuai dengan pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi.

Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi :

a) peninjauan ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan),

b) penetapan penyebab ketidaksesuaian,

c) penilaian kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian tidak terulang,

d) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan,

e) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4), dan

f) peninjauan tindakan korektif yang dilakukan.

8.5.3 Tindakan pencegahan

Organisasi harus menetapkan tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial untuk mencegah terjadinya. Tindakan pencegahan harus sesuai dengan pengaruh masalah potensial itu.

(26)

16 dari 31

a) penetapan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya,

b) penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian,

c) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan,

d) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4), dan

(27)

17 dari 31

Lampiran A

(informatif)

Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996

Tabel A.1 Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996

ISO 9001:2000 ISO 14001:1996

Pengantar - Pengantar

Umum 0.1

Pendekatan proses 0.2

Hubungan dengan ISO 9004 0.3

Kesesuaian dengan sistem manajemen lain

0.4

Lingkup 1 1 Lingkup

Umum 1.1

Penerapan 1.2

Acuan yang mengatur 2 2 Acuan yang mengatur

Istilah dan definisi 3 3 Definisi

Sistem manajemen mutu 4 4 Persyaratan sistem manajemen

lingkungan

Persyaratan umum 4.1 4.1 Persyaratan umum

Persyaratan dokumentasi 4.2

Umum 4.2.1 4.4.4 Dokumentasi sistem manajemen lingkungan

Pedoman mutu 4.2.2 4.4.4 Dokumentasi sistem manajemen lingkungan

Pengendalian dokumen 4.2.3 4.4.5 Pengendalian dokumen

Pengendalian rekaman 4.2.4 4.5.3 Rekaman

Tanggung jawab manajemen 5 4.4.1 Struktur dan tanggung jawab

Komitmen manajemen 5.1 4.2

4.4.1

Kebijakan lingkungan

Struktur dan tanggung jawab

Fokus pada pelanggan 5.2 4.3.1

4.3.2

Aspek lingkungan

Persyaratan hukum dan lain-lain

Kebijakan mutu 5.3 4.2 Kebijakan lingkungan

Perencanaan 5.4 4.3 Perencanaan

(28)

18 dari 31

Tabel A.1 (lanjutan)

ISO 9001:2000 ISO 14001:1996

Perencanaan sistem manajemen mutu

5.4.2 4.3.4 Program manajemen lingkungan

Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

5.5 4.1 Persyaratan umum

Tanggung jawab dan wewenang 5.5.1 4.4.1 Struktur dan tanggung jawab

Wakil manajemen 5.5.2

Komunikasi internal 5.5.3 4.4.3 Komunikasi

Tinjauan manajemen 5.6 4.6 Tinjauan manajemen

Umum 5.6.1

Masukan tinjauan 5.6.2

Keluaran tinjauan 5.6.3

Manajemen sumber daya 6 4.4.1 Struktur dan tanggung jawab

Penyediaan sumber daya 6.1

Sumber daya manusia 6.2

Umum 6.2.1

Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

6.2.2 4.4.2 Pelatihan, kesadaran dan kompetensi

Prasarana 6.3 4.4.1 Struktur dan tanggung jawab

Lingkungan kerja 6.4

Realisasi produk 7 4.4 Penerapan dan operasi

4.4.6 Pengendalian operasi

Perencanaan realisasi produk 7.1 4.4.6 Pengendalian operasi

Proses berkaitan dengan pelanggan

7.2

Penentuan persyaratan yang berkaitan dengan produk

7.2.1 4.3.1

4.3.2

Aspek lingkungan

Persyaratan hukum dan lain-lain

4.4.6 Pengendalian operasi

Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk

7.2.2 4.4.6

4.3.1

Pengendalian operasi

Aspek lingkungan

(29)

19 dari 31

Tabel A.1 (lanjutan)

ISO 9001:2000 ISO 14001:1996

Desain dan pengembangan 7.3

Perencanaan desain dan pengembangan

7.3.1 4.4.6 Pengendalian operasi

Masukan desain dan pengembangan

7.3.2

Keluaran desain dan pengembangan

7.3.3

Tinjauan desain dan pengembangan

7.3.4

Verifikasi desain dan pengembangan

7.3.5

Validasi desain dan pengembangan

7.3.6

Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

7.3.7

Pembelian 7.4 4.4.6 Pengendalian operasi

Proses pembelian 7.4.1

Informasi pembelian 7.4.2

Verifikasi produk yang dibeli 7.4.3

Produksi dan penyediaan jasa 7.5 4.4.6 Pengendalian operasi

Pengendalian produksi dan penyediaan jasa

7.5.1

Validasi proses produksi dan penyediaan jasa

7.5.2

Identifikasi dan mampu telusur 7.5.3

Kepemilikan pelanggan 7.5.4

Pengawetan produk 7.5.5

Pengendalian sarana pantau dan ukur

(30)

20 dari 31

Tabel A.1 (lanjutan)

ISO 9001:2000 ISO 14001:1996

Pengukuran, analisis dan

perbaikan

8 4.5 Pemeriksaan dan tindakan korektif

Umum 8.1 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran

Pemantauan dan pengukuran 8.2

Kepuasan pelanggan 8.2.1

Audit internal 8.2.2 4.5.4 Audit sistem manajemen lingkungan

Pemantauan dan pengukuran proses

8.2.3 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran

Pemantauan dan pengukuran produk

8.2.4

Pengendalian produk tidak sesuai

8.3 4.5.2 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif dan preventif

4.4.7 Kesiagaan dan ketanggapan darurat

Analisis data 8.4 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran

Perbaikan 8.5 4.2 Kebijakan lingkungan

Perbaikan berkesinambungan 8.5.1 4.3.4 Program manajemen lingkungan

Tindakan korektif 8.5.2 4.5.2 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan

(31)

21 dari 31

Tabel A.2 Persesuaian antara ISO 14001:1996 dan ISO 9001:2000

ISO 14001:1996 ISO 9001:2000

Pengantar - 0 Pengantar

0.1 Umum

0.2 Pendekatan proses

0.3 Hubungan dengan ISO 9004

0.4 Kesesuaian dengan sistem manajemen lain

Acuan yang mengatur 2 2 Acuan yang mengatur

Definisi 3 3 Istilah dan definisi

Persyaratan sistem manajemen lingkungan

4 4 Sistem manajemen mutu

Persyaratan umum 4.1 4.1 Persyaratan umum

5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

Kebijakan lingkungan 4.2 5.1

5.3

8.5

Komitmen manajemen

Kebijakan mutu

Perbaikan

Perencanaan 4.3 5.4 Perencanaan

Aspek lingkungan 4.3.1 5.2

7.2.1

Fokus pada pelanggan

Penentuan persyaratan yang berkaitan dengan produk

7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Persyaratan hukum dan lain-lain 4.3.2 5.2

7.2.1

Pusat perhatian pada pelanggan

Penentuan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Sasaran dan target 4.3.3 5.4.1 Sasaran mutu

Program manajemen lingkungan 4.3.4 5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu

(32)

22 dari 31

Tabel A.2 (lanjutan)

ISO 14001:1996 ISO 9001:2000

Penerapan dan operasi 4.4 7 Realisasi produk

7.1 Perencanaan realisasi produk

Struktur dan tanggung jawab 4.4.1 5 Tanggung jawab manajemen

5.1 Komitmen manajemen

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

5.5.2 Wakil manajemen

6 Manajemen sumber daya

6.1 Penyediaan sumber daya

6.2 Sumber daya manusia

6.2.1 Umum

6.3 Prasarana

6.4 Lingkungan kerja

Pelatihan, kesadaran dan kompetensi

4.4.2 6.2.2 Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

Komunikasi 4.4.3 5.5.3 Komunikasi internal

7.2.3 Komunikasi dengan pelanggan

Dokumentasi sistem manajemen lingkungan

Pengendalian dokumen 4.4.5 4.2.3 Pengendalian dokumen

Pengendalian operasi 4.4.6 7 Realisasi produk

7.1

7.2

7.2.1

Perencanaan realisasi produk

Proses berkaitan dengan pelanggan

Penentuan persyaratan yang berkaitan dengan produk

7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk

7.3

7.3.1

Desain dan pengembangan

(33)

23 dari 31

Tabel A.2 (lanjutan)

ISO 14001:1996 ISO 9001:2000

7.3.2

Verifikasi desain dan pengembangan

Validasi desain dan pengembangan

Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

7.4 Pembelian

7.4.1 Proses pembelian

7.4.2 Informasi pembelian

7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli

7.5 Produksi dan penyediaan jasa

7.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan jasa

7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur

7.5.4 Kepemilikan pelanggan

7.5.5 Pengawetan produk

7.5.2 Validasi proses produksi dan penyediaan jasa

Kesiagaan dan ketanggapan darurat

4.4.7 8.3 Pengendalian produk tidak sesuai

Pemeriksaan dan tindakan koreksi 4.5 8 Pengukuran, analisis dan perbaikan

Pemantauan dan pengukuran 4.5.1 7.6 Pengendalian sarana pantau dan ukur

8.1 Umum

8.2 Pemantauan dan pengukuran

8.2.1 Kepuasan pelanggan

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

8.2.4

8.4

Pemantauan dan pengukuran produk

(34)

24 dari 31

Tabel A.2 (lanjutan)

ISO 14001:1996 ISO 9001:2000

Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan

4.5.2 8.3

8.5.2

8.5.3

Pengendalian produk tidak sesuai

Tindakan korektif

Tindakan pencegahan

Rekaman 4.5.3 4.2.4 Pengendalian rekaman

Audit sistem manajemen lingkungan

4.5.4 8.2.2 Audit internal

Tinjauan manajemen 4.6 5.6

5.6.1

5.6.2

5.6.3

Tinjauan manajemen

Umum

Masukan tinjauan

(35)

25 dari 31

Lampiran B

(informatif)

Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 9001:1994

Tabel B.1 Persesuaian antara ISO 9001:1994 dan ISO 9001:2000

ISO 9001:1994 ISO 9001:2000

1 Lingkup 1

2 Acuan yang mengatur 2

3 Definisi 3

4 Persyaratan sistem mutu (judul saja)

4.1

Tanggung jawab manajemen (judul saja)

Kebijakan mutu

Organisasi (judul saja)

Tanggung jawab dan wewenang

Sumber daya

Sistem mutu (judul saja)

Umum

Tinjauan kontrak (judul saja)

(36)

26 dari 31

Tabel B.1 (lanjutan)

ISO 9001:1994 ISO 9001:2000

4.4

Pengendalian desain (judul saja)

Umum

Perencanaan desain dan pengembangan

Bidang temu organisasi dan teknik

Masukan desain

Pengendalian dokumen dan data (judul saja)

Umum

Persetujuan dan penerbitan dokumen dan data

Perubahan dokumen dan data

4.2.3

4.2.3

4.2.3

4.6 Pembelian (judul saja)

4.6.1 Umum

Verifikasi produk yang dibeli

7.4.1

7.4.2

7.4.3

4.7 Pengendalian produk pasokan pelanggan 7.5.4

4.8 Identifikasi dan mampu telusur produk 7.5.3

4.9 Pengendalian proses 6.3 + 6.4 + 7.5.1 + 7.5.2

Inspeksi dan pengujian (judul saja)

Umum

Inspeksi dan pengujian penerimaan

Inspeksi dan pengujian dalam proses

Inspeksi dan pengujian akhir

Rekaman inspeksi dan uji

(37)

27 dari 31

Tabel B.1 (lanjutan)

ISO 9001:1994 ISO 9001:2000

4.12 Status inspeksi dan uji 7.5.3

4.13

4.13.1

4.13.2

Pengendalian produk tidak sesuai (judul saja)

Umum

Tinjauan dan penentuan produk tidak sesuai

Tindakan korektif dan pencegahan (judul saja) pengemasan, pengawetan & penyerahan (judul saja)

4.16 Pengendalian rekaman mutu 4.2.4

4.17 Audit mutu internal 8.2.2 + 8.2.3

Teknik statistik (judul saja)

Identifikasi kebutuhan

Prosedur

8.1 + 8.2.3 + 8.2.4 + 8.4

(38)

28 dari 31

Tabel B. 2 Persesuaian antara ISO 9001:2000 dan ISO 9001:1994

ISO 9001:2000 ISO 9001:1994

1 Lingkup 1

1.1 Umum

1.2 Penerapan

2 Acuan yang mengatur 2

3 Istilah dan definisi 3

4 Sistem manajemen mutu (judul saja)

4.1 Persyaratan umum 4.2.1

Persyaratan dokumentasi (judul saja)

Umum

5.1 Komitmen manajemen 4.1.1

5.2 Fokus pada pelanggan 4.3.2

Perencanaan sistem manajemen mutu

4.1.1

Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi (judul saja)

Tanggung jawab dan wewenang

Wakil manajemen

Tinjauan manajemen (judul saja)

Umum

Masukan tinjauan

Keluaran tinjauan

(39)

29 dari 31

Tabel B. 2 (lanjutan)

ISO 9001:2000 ISO 9001:1994

6 Manajemen sumber daya (judul saja)

6.1 Penyediaan sumber daya 4.1.2.2

6.2

6.2.1

6.2.2

Sumber daya manusia (judul saja)

Umum

Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

4.1.2.2

4.18

6.3 Prasarana 4.9

6.4 Lingkungan kerja 4.9

7 Realisasi produk (judul saja)

7.1 Perencanaan realisasi produk 4.2.3 + 4.10.1

7.2

7.2.1

7.2.2

7.2.3

Proses berkaitan dengan pelanggan (judul saja)

Penentuan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk

Desain dan pengembangan (judul saja)

Perencanaan desain dan pengembangan

Masukan desain dan pengembangan

Keluaran desain dan pengembangan

Tinjauan desain dan pengembangan

Verifikasi desain dan pengembangan

Validasi desain dan pengembangan

Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

Verifikasi produk yang dibeli

4.6.2

4.6.3

(40)

30 dari 31

Tabel B. 2 (lanjutan)

ISO 9001:2000 ISO 9001:1994

7.5

Produksi dan penyediaan jasa (judul saja)

Pengendalian produksi dan penyediaan jasa

Validasi proses produksi dan penyediaan jasa

Identifikasi dan mampu telusur Kepemilikan pelanggan 7.6 Pengendalian sarana pantau dan ukur 4.11.1 + 4.11.2

8 Pengukuran, analisis dan perbaikan

(judul saja)

Pemantauan dan pengukuran (judul saja)

Kepuasan pelanggan

Audit internal

Pemantauan dan pengukuran proses

Pemantauan dan pengukuran produk

4.17

4.17 + 4.20.1 + 4.20.2

4.10.2 + 4.10.3 + 4.10.4 + 4.10.5 + 4.20.1 + 4.20.2

8.3 Pengendalian produk tidak sesuai 4.13.1 + 4.13.2

(41)

31 dari 31

Bibliografi

[1] ISO 9000-3:1997, Standar manajemen mutu dan pemastian mutu - Bagian 3: Panduan untuk aplikasi ISO 9001:1994 bagi pengembangan, pemasokan, pemasangan dan pemeliharaan perangkat lunak komputer.

[2] ISO 9004:2000, Sistem manajemen mutu – Panduan untuk perbaikan kinerja.

[3] ISO 10005:1995, Manajemen mutu – Panduan untuk rencana mutu.

[4] ISO 10006:1997, Manajemen mutu – Panduan untuk mutu dalam pengelolaan proyek.

[5] ISO 10007:1995, Manajemen mutu – Panduan untuk manajemen konfigurasi.

[6] ISO 10011-1:1990, Panduan untuk mengaudit sistem mutu – Bagian 1: Audit1).

[7] ISO 10011-2:1991, Panduan untuk mengaudit sistem mutu – Bagian 2: Kriteria kualifikasi auditor sistem mutu1).

[8] ISO 10011-3:1991, Panduan untuk mengaudit sistem mutu – Bagian 3: Manajemen program audit 1).

[9] ISO 10012:1:1992, Persyaratan pemastian mutu untuk peralatan ukur – Bagian 1: Sistem konfirmasi metrologi untuk peralatan ukur.

[10] ISO 10012-2:1997, Pemastian mutu untuk peralatan ukur – Bagian 2: Panduan untuk pengendalian proses pengukuran.

[11] ISO 10013:1995, Panduan untuk pengembangan pedoman mutu.

[12] ISO/TR 10014:1998, Panduan untuk mengelola ekonomi mutu.

[13] ISO 10015, Manajemen mutu – Panduan untuk pelatihan.

[14] ISO/TR 10017:1999, Panduan tentang teknik statistik untuk ISO 9001:1994.

[15] ISO 14001:1996, Sistem manajemen lingkungan – Spesifikasi beserta panduan pemakaiannya.

[16] IEC 60300-1:--2), Manajemen keandalan – Bagian 1: Manajemen program keandalan.

[17] Brosur Dasar-dasar Manajemen Mutu 3).

[18] Berita ISO 9000 + ISO 14000 (sebuah publikasi dua bulanan yang memberikan liputan lengkap perkembangan internasional berkaitan dengan standar sistem manajemen ISO, termasuk berita implementasinya oleh beragam organisasi di seluruh dunia) 4).

[19] Acuan website: http://www.iso.ch

http://www.bsi.org.uk/iso-tc176-sc2

__________ 1)

Akan direvisi sebagai ISO 19011, Panduan tentang pengauditan sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan. 2)

Akan diterbitkan. (Revisi dari ISO 9000-4:1993) 3)

Tersedia di website: http://www.iso.ch 4)

Gambar

Gambar 1   Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses
Tabel A.1   (lanjutan)
Tabel A.1   (lanjutan)
Tabel A.1   (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan. 2) Pengadilan Negeri Palangka Raya mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi

 Apapun hasil Audit Mutu Internal pelaksanaan Standar Dikti, yaitu mencapai, melampaui, belum mencapai, maupun menyimpang dari Standar, perguruan tinggi harus melakukan

Klausul 8.5.1 berisi khusus tentang perbaikan berkesinambungan yang harus dilakukan oleh organisasi dalam merencanakan dan mengelola proses- proses yang diperlukan

▪ Apapun hasil Audit Mutu Internal pelaksanaan Standar Dikti, yaitu mencapai, melampaui, belum mencapai, maupun menyimpang dari Standar, perguruan tinggi harus melakukan

Proses Peningkatan Mutu dilakukan untuk mengukur dan meninjau etektifitas dari penerapan Sistem Manajemen Mutu yang dijalankan serta mengambil tindakan yang

Hasil inspeksi proses produksi bila terjadi penyimpangan telah ditetapkan dalam prosedur terdokumentasi untuk menangani penyimpangan produk dengan melakukan tindakan

4.1 Paragraf 4 D + A Apabila organisasi memilih untuk menyerahkan kepada pihak lain, proses apa pun yang mempengaruhi kesesuaian produk dengan terhadap persyaratan, maka

- Berdasar hasil pemilihan proses prioritas tersebut dipilih proses missal: pelayanan farmasi rawat jalan sebagai proses yang akan dilakukan upaya perbaikan berkesinambungan - Data