• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - Politik Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Martoba Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV - Politik Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Martoba Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP

Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran-saran yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan.

BAB II

DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN

(2)

1. Kabupaten Samosir.

Letak Kabupaten Samosir secara geografis terletak pada 20,24 – 20,25 Lintang Utara

dan 980,55 – 990,55 BT. Pada tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Samosir sebanyak

130.568 jiwa32. Kabupaten Samosir adalah hasil pemekeran dari induknya Kabupaten Toba

Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Berdagai di Provinsi Sumatera

Utara yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004. Kabupaten Samosir sebagai salah satu

Kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara dengan wilayah administrasi pemerintahan

sebanyak 9 Kecamatan, 111 Desa serta 6 Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.

Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir.

Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang

Hasundutan.

Sebelah Barat : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Luas wilayah Kabupaten Samosir secara keseluruhan mencapai 254.715 Ha, dimana

terdiri dari daratan seluas 144.455 Ha dan perairan danau seluas 110.260 Ha dan batas di

kawasan Danau toba secara proposional belum ada ketentuan yang pasti. Sebagian besar

penduduk Kabupaten Samosir menggant33

32

Pemerintahan Kabupaten Samosir melalui situs resmi www.samosirkab.go.id diakses pada 26 Agustus 2014 Pukul 09.58 WIB.

33

(3)

Gambar 2.1

(4)

Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Samosir

2. Kecamatan Simanindo

Kecamatan Simanindo berada di Tepi Danau Toba, dimana secara letak geografis

Simanindo berada pada 2˚32’ - 2˚45’ Lintang Utara dan 98˚44’ - 98˚50’ Bujur Timur. Luas

Kecamatan Simanindo 198,20 km², dengan 20 desa. Kecamatan Simanindo dapat dicapai

dalam waktu 45 menit dengan menggunakan kapal Ferry dan 30 menit menggunakan kapal

kecil dari Parapat menuju Tomok.

(5)

Sebelah Utara : Danau Toba, Kabupaten Karo dan Kabupaten

Simalungun

Sebelah Timur : Kota Pangururan, Kecamatan Palipi, Kabupaten Toba

Samosir.

Sebelah Selatan : Onan Runggu, Balige, Kabupaten Tapanuli Utara dan

Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sebelah Barat : Sianjur Mula-mula, Kabupaten Dairi dan Kabupaten

Pakpak Bharat.

Kecamatan Simanindo merupkan kecamatan yang cukup penting di Samosir,

dikarenakan melalui kecamatan inilah jalur lintas dari Parapat, beberapa desa yang berada di

Kecamatan Simanindo merupakan desa yang menjadi tujuan para pengunjung untuk

berwisata budaya, juga sebagai salah satu pasar yang menjadi tujuan Masyarakat Samosir

(6)

Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Simanindo

Kabupaten Samosir

Sumber : Profil Kecamatan Simindo

3. Desa Martoba

Penamaan Desa Martoba bukanlah karena desa ini terletak di tepi Danau Toba, melainkan

desa ini merupakan penggabungan dari tiga desa, yakni Desa Martahan, Desa Tolping dan

Desa Batu-batu. Singkatan nama Martoba merupakan penggalan dari tiap-tiap nama desa

yang digabungkan tersebut (Martahan Tolping BAtu-batu). Sebelumnya Desa Martoba

(7)

merupakan Desa Tolping yang menyebabkan hingga kini desa ini masih dikenal dan disebut

dengan Tolping.

Pada Tahun 1994, Kepala Desa yang pada saat itu dipimpin oleh Bapak Silalahi

bersama dengan aparat desa mengusulkan untuk dilakukannya penggabungan tiga desa

tersebut (Desa Maertahan, Desa Tolping dan Desa Batu-batu). Sehingga, pada Tahun 1994

Pemerintahan Desa mulai dijalankan dengan nama Desa Martoba dibawah kekuasaan Bapak

Silalahi. Hingga berakhir kekuasaanya diawal Tahun 2014, digantikan oleh Bapak Nasib

Silalahi.

1. Letak Geografis Desa Martoba

Secara geografis, Desa Martoba terletak ditengah-tengah Kecamatan Simanindo,

dengan luas wilayah 16,179 ha/m². Desa Martoba merupakan jalan lintas menuju Kota

Pangururan yang merupakan ibukota dari Kabupaten Samosir, bila melewati pelabuhan

Ajibata yang berada di Parapat, dan pelabuhan yang ada berada di Kecamatan Simanindo

adalah pelabuhan Tomok. Rumah penduduk berdiri sepanjang jalan, sehingga kondisi Desa

ini berada di pinggiran pantai Danau Toba dan pada pinggiran pegunungan.

Batas wilayah Desa Martoba:

Sebelah Utara : Desa Marlumba, Kecamatan Simanindo.

Sebelah Selatan : Desa Unjur, Kecamatan Simanindo.

(8)

Sebelah Barat : Kecamatan Ronggur Ni Huta.

2. Karakteristik Desa Martoba

Desa Martoba terdiri dari 3 (tiga) dusun, diantaranya Dusun 1 Holang-holang

dengan jumlah penduduk 365 jiwa (198 KK), Dusun 2 Tolping dengan jumlah penduduk

379 jiwa (104 KK) dan Dusun 3 Lumban Pamonangan berpenduduk 170 jiwa (44 KK).

Jumlah Penduduk Desa Martoba berdasarkan jenis kelamin yang terdapat di tiap-tiap

dusun.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Desa Martoba

Jenis Kelamin

Nama Dusun

(1) Holang-holang (2) Tolping (3) Lumban Pamonangan

Laki-laki 167 177 88

Perempuan 198 202 82

Jumlah 375 389 184

(9)

Dilihat dari tabel diatas bahwa tiap-tiap dusun di Desa Martoba, sedikit di dominasi

oleh banyaknya jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Namun, pada Dusun 3

Lumban Parmonangan dapat dilihat bahwa lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki.

Sehingga dapat diakumulasikan jumlah penduduk di Desa Martoba berdasarkan jenis

kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

NO JENIS KELAMIN BANYAK JIWA

1 Laki-laki

465

2 Perempuan

492

3 Jumlah 948

Sumber: Profil Desa Martoba Tahun 2012

Sama seperti perbandingan di dua dusun, bahwa jumlah perempuan lebih banyak

dibandingkan jumlah laki-laki di Desa Martoba, dengan jumlah Kepala Keluaraga adalah

236 KK dan kepadatan penduduknya 2,25/km.

Secara geografis, kondisi letaknya Desa Martoba adalah berada diantara perbukitan

dan Danau Toba yang menyebabkan aktivitas perekonomian di desa tersebut dengan

mengelola sumber daya alam yang ada di desa. Sebagian besar penduduk desa mengelola

tanah yang berada pada kaki bukit dengan bercocok tanam, karena sebagian besar

masyarakat asli Desa Martoba memiliki lahan sendiri untuk mereka kelola. Berikut luas

(10)

Tabel 2.3

6 Prasarana Umum Lainnya 0,68 ha/m²

7 Perkebunan 5,88 ha/m²

8 Luas Wilayah 16,179 ha/m²

Sumber : Profil Desa Martoba Tahun 2012

Bagian Timur Desa Martoba merupakan Danau Toba yang juga dimanfaatkan

penduduk untuk kebutuhan sehari-hari dan juga dimanfaatkan sebagai mata pencaharian

dengan membuat keramba dan menjala ikan yang ada di Danau Toba tersebut. Tapi secara

umum, dapat dilihat bahwa penduduk lebih banyak bertani dibandingkan nelayan.

Berdasarkan data dari Profil Desa Martoba Kecamatan Simanindo Pemerintahan Kabupaten

Samosir Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 yang menyebutkan bahwa jumlah penduduk

yang memiliki tanah pertanian adalah sebanyak 192 Keluarga. Pemilik tanah yang

(11)

kacang, jagung, bawang, padi dan ubi. Sebagian besar masyarakat yang tidak memiliki

tanah namun bertani adalah mereka yang diupah untuk mengelola tanah pertanian pemilik

tanah dari masa pembibitan hingga masa panen.

3. Kondisi Sosial Budaya

Mayoritas penduduk di Desa Martoba adalah etnis Batak Toba, dimana merupakan

penduduk asli dengan budaya Toba. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa

Batak, dan penduduk desa masih kesulitan untuk menggunakan Bahasa. Berikut beberapa

etnis yang ada di Desa Martoba :

Tabel 2.4

Sumber : Profil Desa Martoba Tahun 2012

Demikian juga dengan agama, bahwa agama mayoritas di Desa Martoba adalah

Kristen Protestan. Agama Kristen Protestan menjadi identitas kedua penduduk Desa

(12)

Tabel. 2.5

Jumlah Pemeluk Agama di Desa Martoba :

NO AGAMA JENIS KELAMIN JUMLAH

LK Pr

1 Kristen Protestan 453 454 852

2 Khatolik 8 10 18

3 Islam 10 13 23

TOTAL JUMLAH 948

Sumber : Profil Desa Martoba Tahun 2012

Berdasarkan data yang disajikan diatas, menunjukkan bahwa Desa Martoba memang

masih di dominasi oleh penduduk yang beragama Kristen Protestan. Oleh karenanya, di

Desa Martoba dan demikian juga dengan etnik Batak Toba yang sangat dikenal dengan

penganut Kristen Protestan yang besar, dan tentunya agama dan budaya terlihat

berdampingan, saling membangun kehiudupan di Desa Martoba yang mengarahkan kepada

kehidupan yang lebih baik.

Penyelenggaraan pemerintahan desa dilakukan oleh pemerintahan desa bersama

Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

(13)

pemerintahan desa dan BPD. Dalam pelaksanaanya BPD berfungsi dalam menetapkan

peraturan desa bersama kepala desa, manampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.34

Adapun wewenang yang dimiliki oleh BPD adalah sebagai berikut:

a.Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala

desa;

c.Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa;

d.Membentuk panitia pemilihan kepala desa;

e.Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi

masyarakat; dan

f. Menyusun tata tertib BPD.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan sistem musyawarah dan mufakat. Anggota

BPD terdiri dari katua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan

tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah selama 6 (enam)

tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan

paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk,

dan kemampuan keuangan desa.35

34

Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 77.

35

(14)

Demikian pada Desa Martoba, terdapat 5 (lima) orang sebagai anggota BPD. Jumlah

ganjil paling sedikit seperti yang telah ditetapkan untuk jumlah anggota BPD. Kelima orang

tersebut adalah Bapak Sopar Rumahorbo, Bapak Aron Silalahi, Bapak Renson Samosir,

Bapak Rijen Silalahi dan Bapak Horas Sihaloho.

Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil ketua dan 1

(satu) orang sekretaris. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung

dalam rapat BPD uang diadakan secara khusus. Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk

pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. Dibawa ini

merupakan struktur Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pemerintahan Desa Martoba :

Selain memiliki wewenang, tentunya BPD memiliki hak, dan hak anggota yang menjabat

sebagai anggota BPD, diantaranya adalah sebagai berikut :

BPD mempunyai hak :

a. Meminta keterangan kepada pemerintahan desa; dan

b. Menyatakan pendapat.

Anggota BPD mempunyai hak :

a. Mengajukan rancangan peraturan desa;

b. Mengajukan pertanyaan;

c. Menyampaikan usul dan pendapat;

d. Memilih dan dipilih; dan

(15)

Berikut yang merupakan kewajiban yang dimiliki oleh setiap anggota BPD dalam

menjalankan tugas, adalah sebagai berikut :

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan;

b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatua

Republik Indonesia;

d. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

e. Memproses pemilihan kepala desa;

f. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan

h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.36

Keberadaan BPD tentunya merupakan parlemen bagi desa dan diharapkan menjadi

wadah bagi masyarakat desa dalam kegiatan-kegiatan publik dan proses pemuatan

kebijakan-kebijakan Pemerintahan Desa. Dalam perjalanannya, BPD dan Pemerintahan

Desa tidak lepas dari konflik. Pertama, keberadaan BPD menjadi pembatas kekuasaan

sentral kepala desa dimana pada masa Orde Baru, kepala desa memiliki kekuasaan yang

sentral, sehingga ketika adanya BPD sebagai pengawas memiliki posisi yang saling

berhadapan secara antagonis atau bertentangan. Kedua, karena BPD sebagai pengawas

sehingga kepala desa yang dahulu memiliki kekuasaan yang sentral dan tidak dapat

semena-mena, maka tidak jarang ditemui adanya kolusi atau kolaborasi yang melahirkan konsentrasi

36

(16)

kekuasaan politik. Ketiga, BPD dan kepala desa menjadi kekuasaan yang saling

berkompromi, sehingga melahirkan perdamaian atas konflik dilapisan masyarakat.37

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Martoba

37

(17)

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Badan Permusyawaratan

Gambar

Tabel 2.3
Tabel 2.4 JENIS KELAMIN
Tabel. 2.5

Referensi

Dokumen terkait

wilayah yang selaras dengan strategi bisnis bank secara nasional. 5) Memonitor pelaksanaan program kerja untuk mencapai target kinerja. di bidangnya.. 6) Mengevaluasi kinerja

Finally, diagnostic, refers to an analysis of the important language skills required by a certain group of people (e.g. immigrants who need English to survive

Untuk menghindari pengenaan pajak berganda dan memberikan perlakuan pemajakan yang sama antara penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri

Pada putaran yang tinggi bahan bakar yang masuk lebih besar sehingga pembakaran semakin kaya, oleh karena pencampuran bahan bakar dan udara menjadi tidak ideal, jumlah bahan

komunikasi lintas budaya dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai berbagai tujuan dengan tetap menghormati nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan yang dimiliki oleh

Partisipasi anggaran diperkirakan dapat mempengaruhi moral, sikap, motivasi kerja, dan kepuasan kerja (Lopez, 2007), untuk itu agar tujuan anggaran dari suatu organisasi

belajar dalam penelitian ini berupa nilai/prestasi belajar aqidah akhlak, yaitu nilai hasil tes pada materi akhlak tercela. Hasil belajar merupakan cerminan dari apa

Diagram alir sistem pada gambar 1 di atas menggambarkan alur program yang dibuat, yaitu pertama program akan membaca file konfigurasi yang berisi pengaturan database, rincian