BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kecemasan
Menurut Freud (2000, dalam Safaria & Nofrans, 2009, hal. 49), kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan
berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi disebut dengan traumatik.
Kecemasan adalah pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik (Suliswati et.el, 2008).
Stuart (1995, dalam Riyadi & Teguh, 2009, hal. 43) mengatakan bahwa kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya.
Tomb (1993, dalam Riyadi & Teguh, 2009, hal. 43) kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala
fisiologi, sedangkan pada gangguan kecemasan terkandung unsur penderitaaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut.
2.2. Faktor Penyebab Kecemasan
Menurut Purba, dkk (2008), kecemasan dapat disebabkan oleh:
a. Adanya perasaan takut tidak diterima dalam suatu lingkungan tertentu.
d. Adanya ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar
e. Adanya ancaman terhadap konsep diri: identitas diri, harga diri, dan perubahan peran.
Sue, dkk. (Kartikasari, 1995 dalam Purba, 2008), manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini :
1. Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang seringkali memikirkan
tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi
2. Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu
seperti gemetar
3. Perubahan somatik, muncul dalam keaadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan sebagainya.
4. Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah dan perasaan tegang yang berlebihan.
2.3. Perilaku
Kecemasan dapat dieksperisikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara
tidak langsung melalui timbul gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari kecemasan.
Intensitas dari perilaku akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan kecemasan.
Tabel 2.1. Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan
Sistem Tubuh Respon
Kardiovaskuler Palpitasi
Jatung berdebar
Tekananan darah meningkat Denyut nadi menurun Pingsan
Pernafasan Nafas cepat
Sesak nafas
Pembengkakan tenggorokan Sensasi tercekik
Nafas dangkal Tekanan pada dada
Neuromuskuler Reflek meningkat
Reaksi terkejut
Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Rasa tidak nyaman pada abdomen Menolak makan
Nyeri abdomen Mual
Nyeri ulu hati Diare
Saluran perkemihan Sering berkemih
Tidak dapat menahan kencing
Telapak tangan berkeringat Berkeringat seluruh tubuh Gatal
Rasa panas dan dingin Wajah pucat
Tabel 2.2. Respons Perilaku, Kognitif, Dan Afektif
Sistem Respon
Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik Reaksi terkejut Bicara cepat Kurang koordinasi
Cenderung mengalami cedera
Menarik diri dari hubungan interpersonal
Inhibisi
Melarikan diri dari masalah Menghindar
Hiperventilasi Sangat waspada
Kognitif Perhatian terganggu
Konsentasi buruk Pelupa
Kehilangan obyaktivitas Takut kehilangan kendali Takut pada gambaran visual Takut cedara
Mimpi buruk
Afektif Mudah terganggu
Tidak sabar Tegang Gugup Ketakutan waspada
2.4. Tingkat Kecemasan a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat
ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan. c. Kecemasan Berat
Lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
d. Panik
Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terpengarah, ketakutan dan teror.
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian dan terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran
yang rasional (Dalami et.el, 2009).
2.5. Remaja
2.5.1. Pengertian Remaja
Remaja bersal dari bahasa latin “ adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolescence yang berasal dari bahasa Inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, sosial dan fisik (Proverawati, 2009).
Menurut WHO, disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-18 tahun. Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1997 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Menurut
Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap remaja apabila cukup matang untuk menikah yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak
laki-laki (Proverawati, 2009).
2.5.2. Ciri-ciri Umum Masa Remaja a. Sebagai Periode Peralihan
Peralihan adalah proses perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak di masa yang akan datang.
Osterrieth mengatakan bahwa, struktur psikis dari remaja ialah kelanjutan dari perkembangan masa pubertas.
b. Periode Mencari Identitas Diri
suami atau istri, apakah percaya diri dengan latar belakang berbeda (Pieter & Namora,
2011).
2.5.3. Ciri-ciri Perubahan Masa Remaja a. Perkembangan Nonfisik
Pieter & Namora (2011), masa remaja menurut ciri perkembangannya dibagi menjadi 3
tahap yaitu:
1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan ciri yaitu ingin bebas, lebih dekat dengan
teman sebaya, mulai berfikir abstrak, lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri yaitu mencari identitas diri, timbul
keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktivitas seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan ciri yaitu mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri.
b. Perubahan Fisik
Pieter & Namora (2011), perubahan fisik yang akan dialami pada masa remaja yaitu terbagi dalam 2 perubahan, yaitu :
1). Perubahan Eksternal a). Tinggi dan Berat Badan
Penambahan tinggi badan remaja putri rata-rata pada usia 17-18 tahun dan penambahan tinggi remaja putra kira-kira pada usia 18-19 tahun. Sementara untuk perubahan berat badan remaja mengikuti jadwal yang sama dengan
tinggi.
Perkembangan organ-organ seksual akan mencapai ukuran yang matang
ketika masa remaja akhir namun fungsinya belumlah matang hingga beberapa tahun. Untuk perkembangan ciri-ciri seks sekunder akan matang pada remaja
akhir.
c). Proporsi Tubuh
Beberapa bagian anggota tubuh secara perlahan-lahan akan mencapai
perbandingan proporsi tubuh yang lebih seimbang, dimana badan akan melebar dan memanjang sehingga bentuk tubuh mereka tidak lagi kelihatan
panjang seperti masa pubertas. 2). Perubahan Internal
a). Sistem Pencernaan
Usus bertambah panjang dan besar, otot-otot perut dan dinding usus menjadi lebih kuat dan tebal. Kondisi ini juga diikuti dengan bertambah beratnya hati
dan kerongkongan yang semakin memanjang. b). Sistem Peredaran Darah Dan Pernafasan
Remaja memasuki usia 17-18 tahun perkembangan jantung sangat cepat.
Panjang dan tebal dinding pembuluh darah akan meningkat dan mencapai kematangan seiring dengan bertambah matangnya kekuatan otot-otot jantung.
Bagi remaja perempuan kapasitas paru-paru akan meningkat ketika usia 17 tahun dan lebih cepat matang dibandingkan dengan kematangan paru-paru remaja putra.
c). Sistem Endokrin dan Jaringan Tubuh
Pada masa remaja sistem kerja gonad meningkat yang dapat menyebabkan
berfungsi hingga tahap remaja akhir dan dewasa awal. Untuk jaringan otot dan
tulang terus berkembang pesat dan akan berhenti ketika usia 18 tahun. c. Perubahan Kejiwaan
Perubahan kejiwaan yang dialami remaja meliputi :
1). Perubahan emosi yaitu : sensitif (mudah menangis, cemas, tertawa dan frustasi), mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah
berkelahi.
2). Perkembangan inteligensia yaitu : mampu berfikir abstrak dan senang memberi
kritik, ingin mengetahui hal-hal yang baru sehingga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru (Pieter & Namora, 2011).
d. Perkembangan Seksualitas
Menurut Monks et.el , 2002, perkembangan seksualitas pada remaja yaitu :
1). Tanda-tanda kelamin primer : menujuk pada organ badan yang langsung berhubungan dan proses reproduksi. Jadi pada anak wanita hal tadi adalah
rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan, klitoris serta terjadinya menarche. Dan pada anak laki-laki yaitu penis, testis, scrotum serta mimpi
basah.
2). Tanda-tanda kelamin sekunder : tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan bersetubuhan dan proses reproduksi, namun merupakan
tanda-tanda yang khas wanita dan khas laki-laki. Contoh pada wanita yaitu pertumbuhan rambut yang pada wanita terbatas pada kepala, ketiak, dan alat
3). Tanda-tanda kelamin tersier, antara lain : motorik anak mulai berubah, mulai
tahu menghias diri, mulai percaya pada dirinya sendiri, perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis.
2.6. Menarche 2.6.1. Pengertian
Menarche menurut Hinchilff (1999, dalam Proverawati dan Misaroh, 2009, hal. 58)
adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita.
Pearce (1999, dalam Proverawati dan Misaroh, 2009, hal 58) menarche adalah sebagai permulaan menstruasi pada seseorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul
pada usia 11- 14 tahun.
Menurut Konopaka (1976, dalam Monks et.el, 2002, hal. 270) adalah ukuran yang baik karena hal itu menentukan salah satu ciri kemasakan seksual yang pokok, yaitu
suatu disposisi untuk konsepsi dan melahirkan. Di samping itu menarche juga merupakan manifestasi yang jelas meskipun pada permulaannya masih terjadi
perdarahan sedikit.
Masa menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada wanita secara rutin setiap bulan terkecuali terjadi kehamilan (Pieter & Namora, 2011).
2.6.2. Saat Menstruasi Pertama Datang
Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seseorang wanita
yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche). Menarche adalah suatu hal yang wajar dialami oleh wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi ini kurang dan
pendidikan dari orang tua yang kurang (Proverawati & Misaroh, 2009).
Gejala menjelang menstuasi terjadi hampir di seluruh bagian tubuh dan berbagai
di payudara, sakit pinggang, sakit kepala, pegal linu, dismenorea kongestif, perubahan
nafsu makan, mucul jerawat, perubahan tidur, mual-mual dan kembung, mudah marah, dan timbul persaan malas (Pieter & Namora, 2011).
Berbagai perubahan selama pubertas bersamaan dengan terjadinya menarche meliputi thelarche (perkembangan payudara) terjadi pada awal usia < 10 tahun, adrenarche (pubarche atau perkembangan rambut aksila dan pubis) terjadi ketika anak
berusia 11 tahun, pertumbuhan tinggi badan lebih cepat dan perubahan psikis (Proverawati & Misaroh, 2009).
2.6.3. Usia Terjadi Menarche
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor suku, genetik, gizi, sosial, dan ekonomi. Di Inggris usia rata-rata untuk
mencapai menarche dalah 13,1 tahun, sedangakan suku Bundi di Papua Nugini menarche dicapai pada usia 18,8 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009).
Menarche biasanya terjadi antara tiga sampai delapan hari, namun rata-rata lima hari.
Secara global dan termuktahir, perempuan mengalami menstruasi dini (premature). Hal ini disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal karena ketidakseimbangan
hormon bawaan lahir. Hal ini juga berkolerasi dengan faktor eksternal seperti asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi (Proverawati & Misaroh, 2009).
2.6.4. Menarche dan Ras
Usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami menarche tetap pada usia 12 tahun. Penelitian oleh David S. Freeman, PhD baru menunjukkan anak perempuan kulit hitam
rata-rata mengalami menstruasi lebih cepat 3 bulan dari pada anak-anak kulit putih. Dan rata-rata usia saat pertama kali mendapatkan menstruasi lebih cepat 9 bulan pada perempuan kulit hitam, serta 2 bulan pada perempuan kulit putih antara tahun 1973 dan
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan lebih dari 40% anak perempuan kulit
hitam mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun dibandingkan anak perempuan kulit putih. Sekitar 10% anak perempuan kulit putih dan 15% anak
perempuan kulit hitam mulai mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun (menarche dini).
Peneliti juga mendapatkan anak-anak perempuan yang mengalami menstruasi
pertama sebelum usia 11 tahun berat badannya lebih berat dan badannya lebih tinggi dari pada anak perempuan yang mengalami menstruasi pertamanya setelah berusia 13 tahun.
Penelitian ini didapatkan anak perempuan kulit hitam yang berusia antara 5 hingga 9 tahun dengan keadaan tubuh lebih berat dan tinggi dibandingkan anak perempuan kulit putih pada kelompok umur yang sama (Proverawati & Misaroh, 2009).
2.6.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menarche
a. Aspek Psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan bagian dari masa
pubertas. Menarche merupakan suatu proses yang melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas yaitu :
1). Disekresikannya estrogen oleh ovarium yang distimulasi oleh hormon ptuitari
2). Estrogen menstimulus pertumbuhan uterus
3). Fluktuasi tingkat hormon yang dapat menghasilkan perubahan suplai darah yang
adekuat ke bagian endometrium
4). Kematian beberapa jaringan endometrium dari hormon ini dan adanya peningkatan fluktuasi suplai darah ke desidua.
b. Menarche dan kesuburun
Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa interval rata-rata antara menarche
interval yang konsisten dari lamanya menstruasi dan perkiraan waktu datangnya
kembali dan untuk mengukur tingkat kesuburan seorang wanita. c. Pengaruh Waktu Terjadinya Menarche
Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah perkembangan payudara. Namun, akhir-akhir ini menarche terjadi pada usia yang lebih muda dan tergantung dari pertumbuhan individu, diet, dan tingkat kesehatannya.
d. Menarche dan lingkungan sosial
Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche, salah
satunya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yanag harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarche dini sedangkan anak yang tinggal di tengah-tengah keluarga yang tidak harmonis dapat
mengakibatkan terjadinya menarche dini. e. Umur menarche dan status sosial ekonomi
Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai tinggi
yang memiliki selisih sekitar 12 bulan. Orang yang berasal dari kelompok keluarga yang biasa mengalami menarche lebih dini. Hasil penelitian menyatakan bahwa
wanita yang vegetarian kejadian menarchenya 6 bulan lebih awal dari pada yang vegetarian.
f. Basal Metabolik Indek dan Kejadian Menarche
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menarche dini (9-11 tahun) mempunyai berat badan maksimum 46 kg. kelompok yang memiliki berat badan 37 kg mengalami menarche yang terlambat yaitu sekitar 4,5 kg lebih rendah
2.6.6. Ketidakteraturan Menstruasi
Gangguan dalam masa menarche meliputi menarche dini, menarche tarda, dan
perdarahan. Menarche dini yaitu terjadinya menstruasi sebelum umur 10 tahun yang dikarenakan pubertas dini dimana hormon gonadotropin diproduksi sebelum anak usia 8
tahun. Hormon ini merangsang ovarium yang memberikan ciri-ciri kelamin sekunder.
Hormon gonadotropin juga akan mempercepat terjadinya menstruasi dini dan fungsi dari organ reproduksi itu sendiri. Menarche tarda adalah menarche yang baru datang
setelah umur setelah 14 tahun yang disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan kesehatan dan kurang gizi (Proverawati & Misaroh, 2009).
2.7. Menstruasi 2.7.1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan masa proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid (Proverawati & Misaroh, 2009).
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar umumnya sebanyak 10 – 80 mL per
hari (Laila, 2011).
2.7.2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang normal adalah 28 atau 30 hari dan lamanya pendarahan biasanya 3-8 hari (Pudiastuti, 2012). Dan ada juga kelainan siklus menstruasi yaitu oligomenorea yang siklus mentruasi yang memanjang lebih dari 35 hari dan jumlah perdarahan tetap
Menurut Proverawati & Misaroh (2009), siklus menstruasi terdiri 4 fase yaitu :
a. Fase menstruasi
Peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan
dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.
b. Fase Proliferasi/fase Folikuler
Ditandai dengan menurunnya hormon progesterone sehingga memacu kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilakan hormon estrogen yang
merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
c. Fase Ovulasi/fase Luteal
Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan
folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk
mempertebalkan dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. d. Fase Pasca ovulasi/fase Sekresi
Ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang serta berubah
menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH.
akan berhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek.
Terjadilah fase perdarahan atau menstruasi.
2.7.3. Perubahan-perubahan Remaja Saat Masa Menstruasi
Adaptasi pada awal menstruasi terjadi siklus menstruasi memerlukan penyesuaian diri misalnya di dua bulan pertama siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari kemudian tidak mendapat menstruasi selama satu bulan atau lebih. Setelah 2-3
tahun siklus menstruasi akan menjadi teratur. a. Perubahan fisik
Gejala-gejala fisik yang umum terjadi selama wanita mengalami menstruasi yaitu :
1. Adanya perubahan berat badan
2. Pembengkakan pada perut, jari, tungkai, atau pergelangan kaki
3. Ketidaknyamanan pada buah dada seperti pembesaran, nyeri ditekan dan
kaku
4. Sakit kepala dan terkadang mengalami migraine 5. Rasa nyeri dan pegal-pegal pada otot
6. Dismenore kongesif, yaitu sakit pada perut atau pinggang bagian bawah 7. Perubahan nafsu makan
8. Berkurangnya air kecing
9. Perubahan kulit, seperti bisul atau jerawat
10.Perubahan tidur (kurang tidur atau tidur yang berlebihan)
11.Mual-mual dan pada sebagian orang ada yang mengalami asma
12.Kejang terutama akibat dinding-dinding otot uterus yang perlahan-lahan
b. Perubahan-perubahan Psikologis pada Menstruasi
Adapun perubahan-perubahan psikologis yang umum terjadi pada saat menstruasi yaitu :
1. Anoreksia nervosa yaitu hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang disebabkan oleh faktor penyimpanan emosional. Gejala-gejala anoreksia nervosa ialah hilangnya nafsu makan, pura-pura tidak mau makan, tidak mau makan sama
sekali, kehilangan berat badan, dan kelelahan.
2. Bulimia yaitu kelainan emosional yang ditandai pola makan yang berlebihan
dan berbahaya. Gejala-gejala bulimia yaitu rasa kekhawatiran yang luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makanannya tidak terkontrol dan apabila selesai makan dia selalu memuntahkan sehingga dia akan makan lagi dalam
siklus yang tak terkontrol juga.
3. Cemas : rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal-hal yang
sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketdakmampuan untuk menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak realistis. Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dan psikologis.
4. Depresi : ditandai dengan adanya perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam konsentrasi, ingin bunuh diri,
sulit tidur, cemas, nafsu makan kurang, berat badan menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tak mau bicara dengan orang lain, dan menutup diri.
5. Stres : keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri.
suara dan tulisan. Gejala dari disleksia ialah membaca lambat dan
terputus-putus.
7. Ketidakmatangan emosi : dipengaruhi oleh faktor hormonal dan situasional
misalnya saat datang haid, wanita cenderung menjadi pemarah, mudah tersinggung, atau cepat lelah.
8. Ambivalen dan insomnia : selalu kesulitan untuk mengambil satu sikap atau
setiap perubahan yang terjadi pada dirinya. Insomnia ialah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan terjaga malam hari (Pieter & Namora,
2011).
2.7.4. Kebersihan Diri Saat Menstruasi
Menurut Pudiastuti (2012) dan Laila (2011), cara menjaga kebersihan diri disaat
menstruasi adalah sebagai berikut : a. Rutin mandi dan keramas
b. Bersihkan vagina setiap mandi dengan air bersih. Jika alergi dengan sabun, cukup gunakan air hangat.
c. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut
d. Menggunakan pembalut yang bersih, berbahan lembut, menyerap dengan baik serta tidak membuat alergi dan merekat dengan baik pada celana dalam.
e. Mengganti pembalut sesering mungkin sekitar 2-4 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang baik pada pembalut serta menghindari bakteri masuk ke vagina.
f. Memilih celana dalam dari bahan katun dan tidak ketat. g. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
h. Menyediakan pembalut dan underweer pada saat melakukan aktivitas atau berpergian.
2.7.5. Cara Mengatasi Nyeri Pada Saat Menstruasi/Menarche
a. Cobalah untuk mengomperes dengan botol berisi air hangat pada bagian yang dirasakan sakit.
b. Mengusap-usap secara perlahan-lahan bagian perut atau pinggang yang sakit dengan sesuatu yang hangat.
c. Minum air hangat.
d. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah hal tersebut dapat membantu relaksasi otot saat menstruasi.
e. Tidur dan istirahat yang cukup.
f. Jika memilih menggunakan obat sebagai penetral rasa sakit, gunakanlah obat-obatan yang berdasarkan pengawasan dokter dan dosisnya tidak lebih dari 3 kali
sehari.
g. Memperbanyak mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung zat besi.
h. Memperbanyak konsumsi makanan yang sehat.
i. Melakukan diet rendah lemak, garam, dan gula tapi tinggi protein (Laila, 2011).