• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK REVIEW HUKUM HAK ASASI MANUSIA NAZA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BOOK REVIEW HUKUM HAK ASASI MANUSIA NAZA (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BOOK REVIEW HUKUM HAK ASASI MANUSIA

Nazaria Rahmawati Putri

Nazariaputri01@student.unnes.ac.id

Data Buku

Nama Buku/ Judul Buku : HUKUM HAK ASASI MANUSIA Penulis/ Pengarang : Prof. Dr. Rahayu, S.H., M.Hum

Penerbit : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Tahun Terbit : 2015

Kota Penerbit : Semarang

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia Jumlah Halaman : xi-402

ISBN Buku : 978-979-70490-6-5

Diskusi/Pembahasan

(2)

istiadat atau aturan tertulis atau bisa juga disebut bahwa hak yang dimiliki oleh setiap manusia merupakan anugerah dadi Tuhan Yang Maha Esa dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Buku tersebut juga membahas bahwa hukum dan moralitas berdiri dalam relasi yang bersifat komplementer, sehingga pertimbangan moral masih tetap dimungkinkan pada proses penciptaan dan justifkasi hak-hak dasar hukum positif. Buku ini juga menerangkan hak- hak apa saja yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu hak atas hidup, kebebasan, serta hak milik. Disini akan menjelaskan sedikit ringkasan materi dari isi buku karangan Prof. Dr. Rahayu, S.H., M.Hum. Pada Bab I membahas mengenai prinsip yang mengartikan prinsip hukum alam sebagai prinsip-prinsip material hukum yang berasal dari alam dan dengan demikian melandasi hukum positif. Prinsip-prinsip ini harus diwujudkan dalam pembentukan hukum positif untuk mengatur kehidupan sosial manusia. Di dalam buku ini juga menjelaskan bahwa gagasan tentang HAM sebagaimana dikemukakan bertolak dari konsep masyarakat sebagai agregat individu yang bebas mengejar kepentingannya masing-masing (individualistik dan liberalistik) dan karenanya berpotensi konfik. Dijelaskan juga dalam buku ini beberapa prinsip dari HAM, yaitu: universal dan tidak dapat dicabut (universality and inalienability), tidak bisa dibagi (indivisibility), saling bergantung dan berkaitan (interdependence and interrelation), kesetaraan dan non-dikriminasi (equality and non-discrimination) partisipasi dan kontribusi (participation and contribution), tanggung jawab negara dan penegakan hukum (state responsibility and rule of law).

(3)

Indonesia.sementara itu Soentandyo Wignyosobroto berpendapat bahwa Undang-Undang Dasar tahun 1945 sebenarnya tidak berbicara apapun tentang Hak Asasi Manusia, kecuali dalam dua hal, yaitu sila kedua Pancasila yang meletakkan prinsip “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 yang menderivasikan prinsip kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah. Didalam buku Prof. Rahayu ini juga dilengkapi dengan muatan Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi RIS 1949. Dimana dilengkapi dengan berbagai Pasalnya.

Kemudian pada Bab III menjelaskan tentang instrumen hukum internasional hak asasi manusia. HAM muncul sebagai respon ketidakadilan, penindasan, kekejaman, dan kebiadaban kelompok masyarakat tertentu yang memiliki kekuasaan dan modal kepada kelompok yang lemah. Pelembagaan HAM dimulai dengan dikeluarkannya instrumen HAM nasional dalam bentuk perundang-undangan nasional atau instrumen deklaratif yang memuat ketentuan-ketentuan HAM. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), merupakan dokumen pengakuan internasional terhadap HAM yang disusun oleh Komisi HAM PBB. International Convenant on Civil an Political Right (ICCPR) yang terdiri dari 53 pasal ini disetujui pada tahun 1966 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal 23 Maret 1976 setelah diratifkasi oleh lebih dari 60 negara pihak. International Convenant on Economic and Social Rights (ICESCR) merupakan instrumen hukum internasional yang terdiri dari 31 pasal ini menjabarkan lebih lanjut tentang hak-hak yang diatur dalam bagian akhir dari UUDR. Konvenan ini mulai berlaku efektif pada 3 Januari 1976 setelah diratifkasi lebih dari 60 negara.

(4)

mengaturnya. Namun dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT ini memberikan perspektif baru bahwa ternyata kehidupan privat yaitu rumah tangga juga dapat di intervensi oleh negara. Undang-Undang ini juga memberikan perkembangan baru bagi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku di Indonesia. Undang-Undang ini mendefnisikan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagai: “sebagai perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat atimbulnya kesengsaraan dan penderitaan secara fsik, seksual, psikhologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemedeaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.” Yang keempat adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pengaturan mengenai penghapusan segala bentuk praktek diskriminasi rasial di Indonesia memiliki sejarah panjang. Kemajuan berarti terjadi ketika Indonesia meratifkasi Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 1999. Hal ini kemudian semakin diperkuat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis pada tanggal 8 November 2008. Undang-Undang yng ke lima yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Undang-Undang ini menegaskan bahwa anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Mengenai pengadilan anak semula diatur di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Undang-Undang ini bertujuan unruk melindungi serta mengayomi aanak yang berhadapan dengan hukum agar anak juga dapat menyongsong masa depannya yang masih panjang. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 ini menggunakan nama Sistem Peradilan Pidana Anak, tidak diartikan sebagai badan peradilan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (MK). Namun Undang-Undang ini merupakan bagian dari lingkungan peradilan umum. Yang ke enam adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Dalam Undang-Undang ini selain saksi dan korban, juga ada pihak lain yang memiliki kontribusi besar untuk mengungkap tindak pidana tertentu, yaitu Saksi Pelaku, Pelapor, dan ahli, termasuk pula orang yang dapat memberi keterangan yang berhubungan dengan suatu perkara pidana meskipun tidak dengar sendiri, tidak dilihat sendiri, dan tidak dialami sendiri, sepanjang keterangan orang itu berhubungan dengan tindak pidana, sehingga terhadap mereka perlu diberikan Perlindungan. Dan yang terakhir adalah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak.

(5)

intitusi nasional hak asasi manusia tersebut juga mempengaruhi Indonesia. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dibuat oleh negara untuk merespon sebuah isu hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. Komnas Perempuan didirikan pada tahun 1998 dengan Kepres Nomor: 181/1998, sebagai jawaban Pemerintah atas desakan kelompok perempuan terkait dengan peristiwa yang dikenal sebagai Tragedi Mei 1998. Landasan hukum Komnas Perempuan ini kemudian dierbarui dengan Peraturan Presiden atau Perpres Nomor: 65 Tahun 2005. Munculnya lembaga peradilan hak asasi manusia di Indonesia ini dilatarbelakangi oleh buruknya situasi di Timor Timur pasca jajak pendapat tahun 1999. Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia didasarkan atas usulan DPR atas peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden (Pasal 43 ayat (2)). Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) adalah fenomena yang timbul di era transisi politik dari suatu rezim otoriter ke rezim demokratis, terkait dengan persoalan penyelesaian kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim sebelumnya. Komisi ini untuk pertama kalinya dikenal di Argentina dan Uganda pada pertengahan 1980-an, dan sekarang menjadi fenomena internasional dengan diikutinya proses tersebut dilebih 20 negara di dunia sebagai cara mempertanggung jawabkan kejahatan Hak Asasi Manusia yang terjadi di masa lalu. Pencantuman secara normatif hak-hak asasi manusia dalam buku Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hasil amandemen yang berhasil ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Buku ini memang singkat penjelasannya tetapi sangatlah mudah untuk dipahami para pemula yang ingin mengetahui apa itu Hak Asasi Manusia. Dengan diperlengkapnya Undang-Undang yang mengatur Hak Asasi Manusia ini membuat pembaca lebih mudah untuk mengetahui Undang-Undang Nomor berapa saja yang digunakan untuk mengatur Hak Asasi Manusia dan mengetahui hal apa saja diatur dalam Pasal tersebut. Tentu banyak sekali Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia di negara ini. Banyaknya para tokoh dan para ahli menyampaikan berbagai teori tentang HAM juga membuat kita lebih bisa mempelajari materi tersebut.

(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Jadwal Perawatan Mesin Dalam pembuatan jadwal perawatan untuk masing-masing komponen pada mesin Corrugating dan flexo dilakukan dengan cara mencari

Pengelolaan sumber daya air secara terpadu (Intergrated Water Resource Management/ IWRM) yang digunakan sebagai kerangka studi ini, memiliki lingkup dan konsepsi

Indokores Sahabat karena perusahaan tersebut menyediakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja yang berlatar pendidikan rendah, terlebih sebagian

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia. Sekolah Pascasarjana

Daya ricih pada setiap keratan rasuk ialah jumlah algebra (daya normal kepada paksi memanjang) daya-daya pugak yang bertindak di sebelah kiri dan kanan rasuk.

ANALISIS PENGUASAAN PENGETAHUAN HASIL PENYULUHAN PEND EWASAAN USIA PERKAWINAN D ALAM PROGRAM GENERASI BERENCANA PAD A REMAJA D I SMP NEGERI 39 BAND UNG.. Universitas

Ialah kerja yang dinyatakan dalam Dokumen Kontrak dan termasuk semua atau mana-mana bahagian daripada kerja, bahan dan barang di mana jua ia dikilangkan atau disediakan dan akan

Metode yang digunakan pada penelitian untuk menganalisa discontinuity dari hasil pengelasan SMAW 3G buttjoint dengan melakukan uji tidak merusak metode ultrasonik