• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MAYORA Edit re

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MAYORA Edit re"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PADA PT. MAYORA INDAH, Tbk

TAHUN 2013

(Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan)

Disusun Oleh:

Rendy Bayu Adha

NPM. 1411031145

JURUSAN AKUNTANSI/ FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

(2)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. MAYORA INDAH, Tbk.

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Bidang Usaha

PT. Mayora Indah, Tbk. merupakan kelompok bisnis yang memproduksi makanan dan minuman olahan. Mayora Indah telah berkembang menjadi salah satu perusahaan

Fast Moving Consumer Goods Industry yang telah diakui keberadaannya secara global. Terbukti bahwa Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang saat ini menjadi merek-merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika dan lain-lain.

Produk-produk Mayora dibagi menjadi beberapa lini produk dengan merek-merek terkenal, antara lain Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di Asia Tenggara (Marie Roma, Slai O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum), Permen yang menjadi salah satu pelopor permen kopi dan menjadi merek permen nomor 1 di dunia (Kopiko, Kis, dan Tamarin), Wafer & Chocolate yang menjadi pelopor hadirnya wafer roll dan coklat pasta dengan kualitas tinggi (Astor, Beng-beng, Superstar, Zuperr Keju, dan Choki-choki), Kopi yang merupakan produsen kopi instan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara (Torabika Brown Coffe, Torabika 3inOne, Torabika Cappucino), Mayora Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur (Super BUbur), Mie Instan (Mie Gelas), Minuman (Vitazone, Teh Pucuk Harum & Kopiko 78°C) dan beberapa varian produk lainnya.

2. Sejarah Perusahaan

(3)

Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Dengan semakin berkembangnya PT. Mayora Indah, jumlah karyawan perusahaan pun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah karyawan perusahaan dan entitas anak tahun 2004 tercatat sebanyak 4.650 orang, kini (per 31 Desember 2014) seluruhnya berjumlah 9.594 orang atau meningkat 4.944 selama 10 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ikut berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

3. Manajemen dan Pemilik

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan pengurus perusahaan berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 26 September 2013 yang didokumentasikan dalam akta No. 29 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris:

 Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja

 Komisaris : Hermawan Lesmana

 Komisaris : Gunawan Atmadja

 Komisaris Independen : Suryanto Gunawan

 Komisaris Independen dan

Ketua Komite Audit : Ramli Setiawan

Dewan Direksi:

 Direktur Utama : Andre Sukendra Atmadja

 Direktur Supply Chain : Hendarta Atmadja

 Direktur Umum dan Operasional : Wardhana Atmadja

 Direktur Keuangan : Hendrik Polisar

 Direktur Pemasaran : Muljono Nurlimo

Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, dan 4 (empat) orang anggota Komisaris yang dua diantaranya merupakan Komisaris Independen dan salah satunya bertindak selaku Ketua Komite Audit. Direksi perusahaan terdiri dari seorang Direktur Utama dan 4 (empat) orang Direktur yang dua diantaranya merupakan direktur independen

(4)

4. Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan

Filosofi bisnis PT. Mayora Indah adalah menjadi perusahaan yang terbaik di mata para konsumen dengan menjadikan perusahaan sebagai “Symbol of Quality Food”. Sedangkan visi dan misi perusahaan diantaranya:

 Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis.

 Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata-rata industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perusahaan.

 Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana Perusahaan berada.

B. ANALISIS SWOT ATAS SITUASI INDUSTRI 1. Kekuatan (Strength)

Barang konsumsi tidak dapat dilepaskan dan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Tingkat populasi yang tinggi dan meningkatnya daya beli masyarakat akan turut meningkatkan pemenuhan akan kebutuhan terhadap barang konsumsi, termasuk permintaan terhadap produk yang dihasilkan oleh PT. Mayora Indah. Industri barang konsumsi seperti biskuit, kopi, cereal dan sejenisnya yang diproduksi oleh PT. Mayora Indah merupakan industri yang tidak tergoyahkan baik oleh krisis ekonomi, maupun krisis energi yang terjadi. Bahkan dari tahun ke tahun devisa negara yang diperoleh dari eksport biskuit semakin besar.

2. Kelemahan (Weakness)

(5)

transaksi berjalan yang semakin melebar berimbas pada nilai tukar rupiah yang bergerak dalam tren melemah.

Dinamika perekonomian global juga berpengaruh pada kinerja perekonomian berupa tren pertumbuhan ekonomi yang melambat sejak triwulan awal, sehingga untuk keseluruhan tahun tercatat 5,8%, melambat dari pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,2%. Di tengah tren perlambatan ekonomi, inflasi meningkat tinggi sebagai dampak kenaikan harga BBM subsidi dan kenaikan harga pangan, yang tercatat mencapai 8,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2012 sebesar 4,3%.

3. Kesempatan (Opportunity)

Beberapa tahun ke depan industri makanan dan minuman olahan masih memiliki prospek yang sangat baik. Produk ini dikonsumsi oleh semua kelompok umur, dari semua golongan, mulai daerah perkotaan hingga ke pelosok-pelosok daerah. Dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar. Dan produk berkualitas internasional yang dihasilkan oleh PT. Mayora Indah memungkinkan perusahaan memperbesar volume ekpor setiap tahunnya.

4. Ancaman (Threats)

(6)

C. PENILAIAN KEANDALAN (REALIBILITY) LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan PT. Mayora Indah yang telah disusun bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas kepada

stakeholders dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi, serta sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang telah dipercayakan.

Sebagai upaya peningkatan efektifitas pengendalian dan operasi manajemen, perusahaan telah memiliki Unit Audit Internal yang disebut Komite Internal Audit yang melakukan fungsi audit untuk memastikan bahwa seluruh pekerja telah menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Operasional yang ditetapkan dan tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sekaligus melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal yang dilakukan sehingga dapat memberikan saran perbaikan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan dan menerapkan kebijakan secara lebih baik.

Laporan keuangan konsolidasi PT. Mayora Indah dan entitas anak untuk tahun buku 2013 telah diaudit oleh auditor independen menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny yang berafiliasi dengan Moore Stephens International, yang merupakan salah satu kantor akuntan publik terkemuka yang berlokasi di London, Inggris. Audit yang dilakukan berupa audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Hasil audit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny atas Laporan Keuangan Konsolidasian perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 melalui Laporan Auditor Independen No. 03200514SA yang terbit tanggal 26 Maret 2014 menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian perusahaan dan entitas anak, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

(7)

D. PENILAIAN ATAS AKURASI LAPORAN KEUANGAN

Penyajian laporan keuangan konsolidasian yang disusun oleh PT. Mayora Indah untuk Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan, telah mengikuti ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam SK Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

PT. Mayora telah menyertakan dalam laporan tahunannya, laporan posisi keuangan konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012. PT. Mayora Indah juga telah mengungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), entitas anak yang dikonsolidasikan termasuk persentase kepemilikan perusahaan, dengan perincian sebagai berikut:

Entitas Anak Domisili Jenis Usaha Tahun

Operasi

Persentase Kepemilikan Kepemilikan Langsung:

PT. Sinar Pangan Barat Medan Industri makanan olahan

1991 100

PT. Sinar Pangan Timur Surabaya Industri makanan olahan

1992 100

Mayora Nederland, B.V Belanda Jasa Keuangan 1996 100

PT. Torabika Eka Semesta Tangerang Industri pengolahan kopi bubuk dan instan

1990 96,23

Kepemilikan tidak langsung:

PT. Kakao Mas Gemilang Tangerang Industri pengolahan biji kakao

1985 92,38

Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan PT. Mayora Indah dan entitas anaknya telah akurat meyatakan kondisi keuangan perusahaan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

(8)

1. Aset

Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah Aset Lancar Perusahaan dan entitas anak adalah sebesar Rp6.430 milyar, sedangkan pada tahun 2012, adalah sebesar Rp5.314 milyar. Sementara itu, jumlah Aset Tidak Lancar pada tahun 2013 berjumlah Rp3.280 milyar, sedangkan pada tahun sebelumnya Rp2.989 milyar. Sehingga, total aset perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp9.710 milyar, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp8.303 milyar. 2. Utang/Liabilitas

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 2.677 milyar, sementara tahun 2012 Rp1.924 milyar. Sedangkan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 3.139 milya turun sebesar 5,2 % dibandingkan tahun 2012 yang besarnya Rp3.310 milyar. Total Liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp5.816 milyar sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp5.235 milyar. 3. Modal/Ekuitas

Sementara Jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp3.894 milyar naik sebesar 27 % dibanding tahun 2012 yang berjumlah Rp3.068 milyar. Selama tahun 2013, perusahaan membelanjakan modal untuk investasi sebesar Rp477 milyar, yanf digunakan untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin produksi, dan penyediaan fasilitas produksi lainnya.

4. Pendapatan

Pendapatan Perusahaan selama tahun 2013 tercatat sebesar Rp12.018 milyar. Sedangkan jumlah pendapatan Perusahaan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp10.511 milyar, atau naik sebesar Rp1.507 milyar. Untuk Pendapatan Komprehensif lain adalah sebesar negatif Rp4,8 milyar dan negatif Rp1,6 milyar masing-masing pada tahun 2013 dan 2012. Jumlah ini berasal dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan; sedangkan Total Laba Komprehensif sebesar Rp1.009 milyar pada tahun 2013 dan Rp743 milyar pada tahun 2012.

5. Beban

Jumlah Beban termasuk Beban Usaha, Beban Lain-Lain dan Beban Pajak selama tahun 2013 adalah sebesar Rp1.908 milyar, sementara tahun 2012 sebesar Rp1.601 milyar.

(9)

a) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

URAIAN

(10)

b) Laporan Laba Rugi Konsolidasi

URAIAN

(11)

F. ANALISIS HUBUNGAN ANTAR POS

Untuk menganalisis hubungan pos-pos dalam laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, akan dilakukan penilaian atas rasio dan model analisis sebagai berikut: 1) Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Lancar 2,22 0,54 2,76 -0,36 2,40 1,46

Rasio Cepat 1,49 0,49 1,98 -0,12 1,86 1,15

Rasio Kas 0,18 0,52 0,70 0,00 0,70 0,40

Rasio

Perputaran Kas 4,20 -1,10 3,10 0,10 3,20 6,95

000

(12)

2) Rasio Solvabilitas

Debt to Asset Ratio 0,63 0,00 0,63 -0,03 0,60 0,57

Debt to Equity Ratio 1,72 -0,02 1,71 -0,21 1,49 1,16

Long Term Debt to

Equity Ratio 0,96 0,12 1,08 -0,27 0,81 0,50

000

Rasio utang PT. Mayora Indah menunjukkan trend yang cenderung menurun selama 3 tahun (2011 – 2013), debt to asset ratio stabil dari tahun 2011 ke 2012 diangka 63% dan menurun pada tahun 2013 menjadi 60%. Sementara itu, debt to equity ratio

selama 3 tahun berturut-turut konsisten mengalami penurunan dari 172% di tahun 2011 menjadi 149% di tahun 2013. Dan long term debt to equity ratio sempat meningkat dari 96% pada tahun 2011 menjadi 108% di tahun 2012, namun kembali turun pada tahun 2013 menjadi 81%. Dari tabel dan grafik menunjukkan bahwa proporsi pendanaan PT. Mayora Indah yang berasal dari utang masih cukup besar di atas 50%.

(13)

kesulitan memenuhi kewajiban hutangnya pada saat jatuh tempo karena memili kas dan setara kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.

3) Rasio Aktivitas

Rasio perputaran piutang sempat mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebanyak 3,36 kali menjadi 5,12 kali ditahun 2012, namun menurun di tahun 2013 menjadi 4,27 kali. Sebaliknya, rasio perputaran persediaan meskipun sempat turun tipis dari 7,07 kali di tahun 2011 menjadi 7,01 kali di tahun 2012, namun segera naik 1,24 kali di tahun 2013 menjadi 8,25 kali. Sementara itu, rasio perputaran total aset justru konsisten mengalami penurunan, meskipun sedikit dari 1,43 kali pada tahun 2011 menjadi 1,27 kali di 2012 dan akhirnya menjadi 1,24 kali di tahun 2013.

(14)

baik. Demikian pula rasio perputaran persediaan dan perputaran aset tetap perusahaan lebih baik daripada rata-rata industri yaitu 5,39 dan 1,14.

4) Profitabilitas

Margin Ratio 5,11% 1,97% 7,08% 1,35% 8,43% 14,81%

ROI 7,33% 1,64% 8,97% 1,47% 10,44% 13,89%

ROE 19,94% 4,33% 24,27% 1,76% 26,03% 17,00%

(15)

Meskipun NPM dan ROI PT. Mayora Indah meningkat dari tahun 2012 dibandingkan tahun 2013, namun masih kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri yaitu masing-masing 14,81% dan 13,89%. Sedangkan rasio ROE sangat baik karena di atas rata-rata industri yaitu 17,00%.

5) Gross Profit Analysis

Komponen TAHUN

2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013

Penjualan Rp10.510 milyar menjadi Rp12.012 milyar pada tahun 2013.

Demikian pula dengan harga pokok penjualan yang meningkat Rp931,16 milyar pada tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp8.165 milyar menjadi Rp9.096 milyar pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah membukukan laba bruto Rp2.921 milyar, meningkat sebesar Rp576 milyar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp687 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak terpengaruh oleh krisis keuangan yang terjadi, dan tetap dapat membukukan laba yang cukup signifikan. 6) Common Size

a) Analisis laporan posisi keuangan common size PT. Mayoran Indah:

 Komposisi aset PT. Mayora Indah terdiri dari aset lancar 66,22% dan aset tidak lancar 33,78%.

 Nilai aset terbesar PT. Mayora Indah adalah Aset Tetap 32,07% dan terbesar kedua adalah piutang usaha yang mencapai 28,80% dan terbesar ketiga adalah kas dan setara kas 19,16%.

(16)

 Total ekuitas PT. Mayora Indah sebesar 40,10% dari total nilai kewajiban dan ekuitas perusahaan, dimana nilai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya merupakan yang terbesar yaitu 34,32%.

 Proporsi ekuitas perusahaan tahun 2013 sebesar 40,10%, mengalami peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya sebesar 36,95% (tahun 2012) dan 36,74% (tahun 2011). Proporsi liabilitas perusahaan menurun dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2012 proporsi liabilitas perusahaan sebesar 63,05% menjadi 59,90% pada tahun 2013.

b) Analisis laporan laba rugi common size PT. Mayora Indah:

 Proporsi laba kotor terhadap penjualan tahun 2013 adalah 24,31%, dengan tren yang terus meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2012 proporsi laba sebesar 22,32% dan tahun 2011 sebesar 17,54%. Hal ini didorong oleh tren peningkatan penjualan yang dibukukan perusahaan selama 3 tahun masing-masing sebesar Rp9.453 milyar (2011), Rp10.510 milyar (2012), dan Rp12.017 milyar (2013).

 Beban pokok penjualan pada tahun 2013 sebesar 75,69% dari penjualan, mengalami penurunan dibandingkan 2 periode sebelumnya (77,68% tahun 2012 dan 82,46% tahun 2011). Hal ini tentunya baik bagi perusahaan karena menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam proses produksinya dan efektif dalam menekan biaya produksi.

 Proporsi beban usaha terhadap penjualan pada tahun 2013 sebesar 13,45%, meskipun mengalami peningkatan dibandinkan 2 periode sebelumnya (11,31% di tahun 2012 dan 9,53% di tahun 2011), namun perusahaan masih membukukan laba usaha lebih besar (Rp1.304 milyar) dibandingkan 2 periode sebelumnya (Rp1.156 milyar pada tahun 2012 dan Rp757 milyar pada tahun 2011), salah satunya disebabkan peningkatan penjualan.

(17)

G. ANALISIS TREN (TREN ATAS POS-POS PENTING) a) Aset Lancar

2011 2012 2013

- 500.000 1000.000 1500.000 2000.000 2500.000 3000.000

325.000

1339.000

1860.000 1673.000

2035.000

2796.000

1336.000 1498.000 1456.000

Kas & Setara Kas Piutang Usaha Persediaan

Jumlah aset lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami tren meningkat, ditunjukkan juga pada ketiga pos seperti dalam grafik di atas. Kas dan Setara Kas meningkat dari Rp325 milyar pada tahun 2011, menjadi Rp1.339 milyar pada tahun 2012 dan Rp1.860 milyar pada tahun 2013. Piutang usaha meningkat dari Rp1.673 milyar pada tahun 2011, menjadi Rp2.035 milyar pada tahun 2012 dan Rp2.796 milyar pada tahun 2013. Sementara persediaan juga ikut meningkat dari Rp1.336 milyar, menjadi Rp1.498 milyar pada tahun 2012 dan Rp1.456 milyar pada tahun 2013.

(18)

2011 2012 2013

Total aset tidak lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami tren meningkat, seperti pada pos aset tetap dimana nilainya pada tahun 2011 sebesar Rp2.038 milyar, terus meningkat pada tahun 2012 sebesar Rp2.857 milyar dan diteruskan hingga tahun 2013 sebesar Rp3.114 milyar. Sedangkan nilai uang muka pembelian aset tetap berangsur-angsur menurun dari tahun 2011 sebesar Rp463 milyar, menjadi Rp126 milyar ditahun 2012 dan dilanjutkan ditahun 2013 sebesar Rp161 milyar.

(19)

2013. Sementara itu, utang usaha sempat berkurang ditahun 2012 sebesar Rp841 milyar, dari sebelumnya sebesar Rp1.021 milyar pada tahun 2011, namun kembali naik ditahun 2013 menjadi Rp1.083 milyar. Demikian pula dengan pinjaman bank jangka panjang perusahaan yang sempat berkurang di 2012 menjadi Rp1.718 milyar dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.824 milyar, kembali meningkat menjadi Rp1.756 milyar pada tahun 2013. Nilai modal ditempatkan dan modal disetor PT. Mayora Indah meningkat dari Rp383 milyar menjadi Rp447 milyar pada tahun 2013 dengan jumlah saham beredar sebanyak 894.347.989 lembar saham dari sebelumnya sebanyak 766.584.000 saham.

(20)

H. ANALISIS PERBANDINGAN

(21)

URAIAN

ASET

ASET LANCAR

Berdasarkan laporan posisi keuangan common size PT. Mayora Indah, terjadi peningkatan signifikan porsi kas dan setara kas tahun 2012 sebesar 11,2% dari tahun sebelumnya karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan Obligasi IV Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat kenaikan kas bersih sebesar Rp521 milyar 3.03% terhadap aset tetap karena adanya peningkatan penjualan.

(22)

URAIAN

Penjualan Bersih

Selama periode 3 tahun (2011-2013) PT. Mayora Indah berhasil membukukan laba positif dengan tren yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan laporan laba rugi common size pada tahun 2011, porsi laba bersih perusahaan terhadap penjualan adalah 5,11% dan meningkat ditahun 2012 sebesar 7,08% dan 8,43% pada tahun 2013. Kemampuan perusahaan mencatatakan laba positif yang meningkat di masa-masa pelemahan ekonomi global dan regional membuktikan strategi pemasaran perusahaan cukup berhasil dan produk-produk yang dihasilkan masih dapat diterima baik oleh pelanggan domestik juga di pasar luar negeri. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar memang memaksa perusahaan menaikkan harga jual produk karena naiknya harga bahan baku, namun perusahaan tetap dapat memperoleh laba yang berasal dari penjualan ekspor perusahaan.

(23)

Saham mayoritas PT. Mayora Indah dimiliki oleh publik dengan persentase kepemilikan sekitar 67,07% dan sisanya 32,93% dimiliki oleh PT. Unita Braninda yang dimiliki oleh keluarga Atmadja. PT. Mayora Indah memiliki 5 (lima) entitas anak, sebagai berikut:

N

o Nama Perusahaan Jenis Usaha

Persentase

Kepemilikan Keterangan

1 PT. Sinar Pangan Barat Penyewaan kantor dan gudang

100% Lokasi di Medan

2 PT. Sinar Pangan Timur Penyewaan kantor dan gudang

100% Lokasi di Surabaya

3 PT. Torabika Eka Semesta

Pengolahan kopi dan sereal 96,23% Lokasi di Jakarta

4 PT. Kakao Mas Gemilang

Pengolahan coklat 96,00% Lokasi di Tangerang

5 Mayora Nederland B.V Keuangan 100% Lokasi di Belanda

Jumlah aset entitas anak perusahaan sebelum eliminasi adalah sebagai berikut:

No

Nama Perusahaan

1 PT. Sinar Pangan Barat

2 PT. Sinar Pangan Timur

Dari seluruh entitas anak, jumlah aset terbesar pada PT. Torabika Eka Semesta yang bergerak dibidang pengolahan kopi dan sereal (Energen) yang merupakan dua item produk yang merupakan andalan PT. Mayora Indah dan penjualan kedua produk tersebut yang tebesar dari item produk mayora lainnya.

(24)

1) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Sumber-sumber kas PT. Mayora Indah berasal dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Berikut penjelasan mengenai sumber-sumber dan penggunaan kas PT. Mayora Indah selama tahun 2013.

a) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Operasi

Laba bersih merupakan salah satu sumber pendanaan utama perusahaan. Pada tahun 2013 PT Mayora Indah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1.013 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar Rp269 miliar dibandingkan tahun 2012 yaitu Rp744 miliar.

Penggunaan kas untuk tahun 2013 paling besar adalah pembayaran kepada pemasok, kontraktor termasuk juga pembayaran gaji karyawan sebesar Rp9.728 miliar. Selain itu, PT. Mayora juga melakukan pembayaran bunga atas pinjaman bank sebesar Rp308 miliar dan pembayaran pendapatan bagi hasil atas Sukuk Mudharabah sebesar Rp34 miliar. Serta adanya pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp345 miliar.

Secara keseluruhan, masih terdapat selisih lebih kas dari aktivitas operasi sebesar Rp987 miliar.

b) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Investasi

Pada tahun 2012 dan 2013, PT. Mayora Indah melakukan penjualan aset tetap dan memperoleh keuntungan atas penjualan aset tetap tersebut, dengan rincian sebagai berikut: memperoleh dana kas yang berasal dari pendapatan bunga dari PT. Bank Mayora sebesar Rp25.150.169.666,00.

Penggunaan kas untuk investasi selama tahun 2013 diantaranya untuk belanja modal aset tetap mencapai Rp477 miliar. Serta adanya peningkatan uang jaminan sebesar Rp11,2 juta dan peningkatan uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp161 miliar.

Secara keseluruhan penggunaan kas untuk investasi lebih besar dibandingkan jumlah sumber kas dari aktivitas investasi sejumlah Rp610 miliar.

(25)

Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah memperoleh tambahan kas yang berasal dari utang bank jangka pendek sebesar Rp790 miliar dan pinjaman bank jangka panjang sebesar Rp700 miliar. Dengan tingkat suku bunga pinjaman jangka pendek berkisar 9,25%-9,75% dan untuk pinjaman jangka panjang pada kisaran 8,75%-10,31%.

Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan oleh PT. Mayora Indah selama tahun 2013 diantaranya untuk pelunasan utang bank jangka pendek sebesar Rp575 miliar dan pelunasan pinjaman jangka panjang sebesar Rp446 miliar. Selain itu, perusahaan juga mengeluarkan sejumlah kas untuk pelunasan Utang Obligasi Mayora Indah III (tahun 2008) yang jatuh tempo tanggal 5 Juni 2013 senilai Rp100 miliar. Serta untuk pelunasan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah (tahun 2008) pada saat jatuh temponya tanggal 5 Juni 2013 senilai Rp200 miliar. Juga terdapat pembagian dividen tunai sebesar Rp182 miliar dari keuntungan bersih tahun 2012.

Secara keseluruhan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan ini masih lebih besar Rp63 miliar daripada jumlah penerimaannya.

2) Analisis Modal Kerja

Dari data laporan keuangan PT. Mayora Indah tahun buku 2013 dan 2012, akan dilakukan analisis atas modal kerja sebagai berikut:

Tahun 2012 Tahun 2013

Kas & Setara Kas 1.339.570.311.638 1.860.492.328.823 Piutang 2.051.346.588.063 2.813.146.233.513

Dari data-data keuangan tersebut diperoleh rasio-rasio modal kerja sebagai berikut:

Rasio Tahun 2012 Tahun 2013

Rasio Lancar 276% 240%

Rasio Cepat 198% 186%

Rasio kas 70% 70%

(26)

Rata-rata Umur Persediaan 52 hari 60 hari

Perputaran Piutang 5 kali 4 kali

Rata-rata Piutang 72 hari 90 hari

Perputaran Modal Kerja 3 kali 3 kali

Modal Kerja Bersih 3.389.165.439.372 3.753.173.055.189

Selama periode dua tahun, jumlah modal kerja PT. Mayora tahun 2013 Indah naik 10,7% dari tahun sebelumnya. Demikian pula dengan penjualan tahun 2013 yang meningkat 14% dibandingkan penjualan tahun 2012. Kemampuan modal kerja selama periode tahun 2012 dan 2013 tidak berubah, setiap Rp1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp3,00 penjualan.

Jumlah modal kerja bersih (net working capital) PT. Mayora Indah seperti pada tabel di atas menunjukkan angka yang positif bahkan meningkat ditahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak perlu khawatir atas ketersediaan aset lancar untuk operasi perusahaan.

Siklus operasi (operating cycles) diukur dari jumlah hari rata-rata persediaan dengan hari rata-rata piutang. Dari tabel di atas, siklus operasi tahun 2013 adalah 150 hari, lebih lama dibandingkan siklus operasi tahun sebelumnya 124 hari. Hal ini menunjukkan perusahaan kurang efisien dalam mengelola modal kerjanya.

J. EVALUASI FAKTA DAN KUALITAS PERUSAHAAN 1) Analisis Khusus

(27)

PT. Mayora Indah pada tahun 2013 melakukan beberapa kebijakan diantaranya penyesuaian harga jual produk karena adanya kenaikan biaya produksi sebagai imbas pelemahan rupiah. Selain itu, pada tahun 2013 perusahaan tidak menambah hutang karena pada tahun sebelumnya perusahaan telah menerbitkan obligasi IV Mayora Indah tahun 2012 senilai Rp750 miliar dan Sukuk Mudharabah II bernilai Rp250 miliar, hal ini juga bertujuan untuk menjaga rasio hutang perusahaan tetap sehat. Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk digunakan untuk keperluan pengembangan pabrik biskuit untuk mendukung pertumbuhan volume penjualan dan sarana pendukung lainnya, pembiayaan aktivitas rutin, sebagai modal kerja perusahaan dan pengembangan pabrik pengolahan biji coklat pada entitas anak PT. Kakao Mas Gemilang.

Per 31 Desember 2013, total aset PT. Mayora Indah adalah sebesar Rp9,7 triliun, sedangkan total liabilitas sebesar Rp5,8 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar hutang lancar perusahaan masih sangat baik yaitu 1,67 kali jumlah total aset. Tingkat likuiditas perusahaan tahun 2013 adalah 2,4 kali, atau masih sangat likuid yang artinya jumlah aset lancar masih cukup tersedia untuk memenuhi labilitas jangka pendek.

Struktur modal perusahaan pada tahun 2013, mayoritas masih berasal dari pinjaman perbankan yang mencapai 74% dan yang berasal dari penerbitan surat utang sebesar 26%.

 Pinjaman Bank Jangka Pendek Rp 790 miliar

 Pinjaman Bank Jangka Panjang Rp 2.084 miliar

 Obligasi IV Mayora Indah Rp 750 miliar

 Sukuk Mudharabah II Rp 250 miliar

 Total Ekuitas Rp 3.939 miliar

2) Analisis Umum

PT. Mayora Indah, Tbk sebagai salah satu perusahaan pelopor di industri makanan olahan di Indonesia, merupakan market leader yang memiliki produk-produk berkulaitas tinggi yang telah memiliki konsumen yang loyal. Beberapa penghargaan telah diraih perusahaan selama tahun 2013, diantaranya:

(28)

Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk Energen Oat Milk Mix Berries, sebagai produk makanan kemasan terbaik untuk pria dan wanita.

Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Energen dalam kategori cereal.

Top Brand 2013 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing untuk Energen Cereal.

Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Roma dalam kategori biscuit.

Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013 dari Marketeers & Mark Plus Insight untuk Roma dalam kategori biscuit.

Selama tahun 2013, PT. Mayora Indah melakukan belanja modal untuk investasi sebesar Rp477 miliar, yang digunakan untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin produksi dan penyediaan fasilitas produksi lainnya. Sumber dana atas investasi tersebut diantaranya berasal dari dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi Mayora Indah tahun 2012, kas internal, dan pinjaman bank.

Secara umum, realisasi pendapatan dan laba PT. Mayora telah melampaui target/proyeksi tahun 2013. Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp12,02 triliun, melebihi target pendapatan tahun 2013 sebesar Rp12 triliun. Sementara laba bersih PT. Mayora tercatat sebesar Rp1.014 miliar atau lebih tinggi Rp832 miliar dari proyeksi laba bersih tahun 2013 sebesar Rp832 miliar.

K. PREDIKSI/PROYEKSI

(29)

industri manufaktur yang go public, rasio-rasio keuangan yang akan digunakan dalam metode z-score ini antara lain:

 WCTA (Working Capital to Total Assets)

 RETA (Retained Earning to Total Assets)

 EBITTA (Earnig Before Interest and Taxes to Total Assets)

 MVEBVL (Market Value of Equity to Book Value of Liability)

 STA (Sales to Total Assets)

Model persamaan yang digunakan untuk menghitung z-score seperti dikemukan dalam penelitian Darsono, dkk. (2004) adalah:

Z = 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA)

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

 Jika perusahaan memiliki skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

 Jika perusahaan mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan besar dan berpotensi bangkrut.

(30)

Berikut ini data dan rasio keuangan PT. Mayora Indah selama 3 (tiga) tahun 2011-2013:

2011

NAMA AKUN

Miliar (Rp)

Working Capital

2,250

Retained Earnings

1,886

Berdasarkan model persamaan seperti disebutkan sebelumnya, nilai z-score PT. Mayora untuk 3 tahun adalah:

Tahun 2011

Z-Score= 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1,0 (STA) = 1,2 (0,34) + 1,4 (0,29) + 3,3 (0,09) + 0,6 (2,62) + 1 (1,43)

= 0,408 + 0,406 + 0,297 + 1,572 + 1,43 = 4,113

Tahun 2012

Z-score = 1,2 (0,41) + 1,4 (0,30) + 3,3 (0,12) + 0,6 (2,97) + 1 (1,27) = 0,492 + 0,420 + 0,396 + 1,782 + 1,27 = 4,36

Tahun 2013

Z-score = 1,2 (0,39) + 1,4 (0,34) + 3,3 (0,14) + 0,6 (4,0) + 1 (1,24) = 0,468 + 0,476 + 0,462 + 2,40 + 1,24 = 5,046

(31)

L. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

Dari hasil analisis atas laporan tahunan PT. Mayora Indah periode 2013, dapat disimpulkan bahwa perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat, dengan perincian sebagai berikut: a. PT. Mayora Indah memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik dengan rasio di

atas rata-rata industri, meskipun terdapat penurunan rasio lancar dan rasio cepat yang disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek karena adanya hutang yang jatuh tempo tahun 2013.

b. Rasio solvabilitas PT. Mayora di atas rata-rata industri, struktur pembiayaan perusahaan masih didominasi oleh pinjaman baik melalui pinjaman bank maupun melalui penerbitan surat utang yang porsinya mencapai 60% dari struktur modal perusahaan. Namun demikian, keuangan perusahaan masih sehat karena jumlah kas dan setara kas yang tersedia mampu memenuhi kewajiban perusahaan saat jatuh tempo.

c. Dalam periode tiga tahun (2011-2013), PT. Mayora selalu berhasil mencatat laba yang positif dan selalu meningkat setiap tahunnya. Namun begitu, untuk marjin laba bersih dan rasio pengembalian investasi masih di bawah rasio rata-rata industri yang salah satunya disebabkan karena peningkatan biaya produksi karena dampak kenaikan harga bahan baku akibat pelemahan rupiah terhadap dolar maupun karena kenaikan harga BBM.

d. Jumlah modal kerja PT. Mayora menunjukkan angka yang positif yang menunjukkan bahwa aset lancar yang tersedia mencukupi untuk kebutuhan operasi perusahaan. Namun, siklus operasi perusahaan lebih lama dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam mengelola modal kerjanya.

(32)

2) Saran

a. Meskipun tingkat likuiditas PT. Mayora Indah sudah cukup baik, namun perusahaan masih dapat meningkatkan rasio likuiditas perusahaan dengan mengurangi liabilitas jangka pendeknya.

b. Struktur modal PT. Mayora Indah yang lebih banyak dibiayai dari hutang/pinjaman bank maupun surat utang yang diterbitkan perusahaan mengandung risiko yang tinggi adanya kerugian yang mungkin akan dihadapi perusahaan, seperti ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas yang mencapai 1,5 kali. Untuk itu, disarankan pada periode tahun berikutnya untuk tidak atau mengurangi pinjaman bank.

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan fungsi penelitian yang dapat diakses dan atau disasar, variabel penelitian di samping dibedakan menurut variasi nilai yang melekat, juga

Mari manfaatkan program pelayanan yang kami sediakan, dan dengan dukungan kita semua apa yang kami kerjakan dapat menjadi berkat bagi banyak orang, dan kita semua boleh hidup

Gambar 7 menunjukkan nilai mutu hedonik tekstur ikan layang hasil perlakuan yang semakin menurun seiring dengan makin lamanya penyimpanan dengan konsentrasi daun

Karena setting sosial muculnya pemikiran pendidikan ketiga tokoh ini sama, maka usaha-usaha mereka dalam bidang pendidikan diarahkan pada tujuan yang sama yaitu

menunjukkan bahwa tidak terda- pat remaja dengan nilai posttest lebih rendah dari nilai pretest, terdapat 2 remaja yang mengalami kenaikan nilai posttest dan terdapat 48 remaja

Dan yang membedakan lagi adalah apabila peserta didik dalam menyetor hafalan terdapat kesalahan baik bacaan maupun lupa terhadap ayat yang dihafalkannya maka pembina

Proses berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif (Poppy Kamalia Devi, 2011). Kemampuan berpikir

Defisit APBN yang cukup tinggi menyebabkan Pemerintah harus mengeluarkan hutang yang semakin besar,.. Kinerja ekpor yang relatif tidak berubah di bandingkan impornya yang