• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA NEGA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA NEGA (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KEWARGANEGARAAN DAN LATAR BELAKANG

TERBENTUKNYA NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen pengampu : Khairul Anam, S.H.I, M.Si.

Disusun Oleh:

1. Dzikril Firmansyah (15670005) 2. Wardah Ulyana Wijaya (15670051) 3. Muhammad Ikhsan Fuudhillah (15670053)

4. Cipto Arba’in (15670055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara ada disebabkan oleh berbagai faktor yang terdapat pada kalangan masayarakat di wilayah tersebut. Terdapat berbagai teori yang menyatakan mengenai terbentuknya suatu negara. Berbagai teori itu menjelaskan mengenai bagaimana suatu negara dapat terbentuk. Negara itu sendiri terdiri dari komunitas yang hendak mencapai tujuan bersama dengan membawa nilai dan norma yang sudah melekat erat pada diri manusia yang menempati wilayah tersebut dan memiliki suatu tatanan hukum. Begitu pula dengan berdirinya negara Indonesia yang mengacu pada kesamaan ideologi dan pandangan hidup masyarakatnya untuk mencapai suatu tujuan atau suatu cita-cita yang sama.

Setiap negara memiliki bentuk yang menjadi suatu penjelas untuk menentukan hubungan antar kekuasaan. Tujuan akhir dari adanya bentuk negara adalah sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan suatu negara. Bentuk negara menggaris bawahi secara jelas tentang tanggung jawab setiap pemerintah dalam memimpin suatu negara. Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-undang Dasar 1945, negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Negara Indonesia menerapkan konsep pemerintahan desentralisasi yakni setiap daerah-daerah di Indonesia diberi hak otonomi untuk mengurus urusannya masing-masing. Hal tersebut didasarkan agar tujuan negara Indonesia dapat tercapai sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisa suatu negara ?

2. Bagaimana latar belakang terbentuknya negara ? 3. Apa saja macam-macam bentuk negara ?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Negara

Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang – Undang Dasar (UUD) 1945, negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Tidak seperti negara federasi, daerah – daerah di Indonesia sendiri tidak bersifat negara bagian. Tetapi daerah – daerah tersebut diberi hak otonomi, yaitu kewenangan untuk mengurus urusannya di daerahnya masing – masing. Dari hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa negara Indonesia melaksanakan konsep pemerintahan desentralisasi.

Secara umum, bentuk negara kesatuan yang hendak dibangun berorientasi pada perwujudan ideologi kebangsaan. Di mana seluruh elemen masyarakat, bangsa, dan negara dilebur menjadi satu sehingga semuanya dapat bersatu, serta membentuk satu kesatuan dan menjunjung tinggi kebangsaannya, menjadi bangsa yang paling unggul dari bangsa lainnya. Yang artinya bisa jadi bentuk negara kesatuan tersebut berpotensi tetap menegakkan demokrasi namun bisa juga tidak demokrasi.

Dengan hal ini, negara kesatuan akan memberikan potensi pengekangan terhadap kebebasan memilih serta persamaan hak, sebab dengan negara kesatuan itu berarti pemerintah daerah secara terpusat harus mengikuti kemauan dan kebijakan Pemerintah Pusat. Padahal tiap tiap daerah tentu akan berbeda beda secara kondisinya, sehingga jika mereka harus dipaksa disamakan semua secara pengelolaannya oleh pemerintah pusat, maka hal ini justru tidak akan adil.

Dampaknya nilai – nilai demokrasi akan hilang, apabila negara tersebut terdiri atas berbagai macam agama, ras, dan suku bangsa dipaksa untuk bersatu menjadi identitas bangsa. Namun, tidak akan menjadi masalah apabila negara tersebut hanya terdiri atas satu bangsa dan secara kedaerahan kecenderungan tidak ada perbedaan yang mencolok, sehingga semua aspirasi rakyat tidak akan mengalami perbedaan, karena dari segi karakteristik, kebangsaan, dan kedaerahannya memiliki persamaan.

(4)

Berdirinya suatu negara tentulah didukung oleh banyak faktor yang saling terkait dan menguatkan satu samalain. Faktor tersebut dan menjadi asas kuat akan adanya komunitas yang hendak mencapai tujuan bersama dengan membawa nilai dan norma yang sudah melekat erat pada diri dari setiap manusia yang menempati wilayah tertentu.

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri bukan hanya ingin menunjukan eksistensinya dimata dunia internasional. Lebih dari itu negeri ini hadir dengan mengacu pada beberapa hal sebagaimana halnya bangsa ini memiliki tujuan atau cita-cita yang sama untuk membentuk suatu negara yang berdaulat dan mampu berdiri dengan kakinya sendiri. Kemudian negeri ini hadir berkat bangsa ini memiliki kesamaan ideologi atau pandangan hidup suatu bangsa sehingga dapat menatap jauh hingga kemasa yang akan datang guna mencapai tujuan hidup sebagai manusia di bumi Allah subhanahu wata’ala ini.

Selain itu negeri ini sudah memenuhi persyaratan untuk merdeka dan membentuk suatu wilayah yang diakui sebagai kedaulatan yang utuh dan tidak lagi dijadikan wayang

oleh bangsa lain, baik secara de facto maupun secara de jure. Sehingga pemuda dijaman ini perlu untuk melakukan revitalisasi makna NKRI sebagai simbol bahwa negeri ini dibangun oleh mereka yang menyandang gelar pahlawan bukan untuk dipecah belah dengan mengatasnamakan perbedaan. Sejatinya persatuan dalam NKRI yang harus dipertahankan dan senantiasa di prioritaskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Bentuk Negara

Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Hal ini didasari bahwa dalam kehidupan ketatanegaraan perlu adanya suatu hubungan yang jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daearah. Tujuan akhir dari adanya bentuk negara adalah sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan dari negara. Bentuk negara dalam suatu negara menggaris bawahi secara jelas tentang tanggungjawab setiap pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam kehidupan ketatanegaraan negara-negara di dunia dikenal dua bentuk negara yang sangat dominan dipakai oleh sebuah negara, yaitu bentuk negara kesatuan dan bentuk negara federal.

(5)

Negara kesatuan merupakan bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu Pemerintah Pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu:

a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yakni sistem pemerintahan yang seluruh persoalan berkaitan dengan negara langsung diatur dan diurus oleh Pemerintah Pusat, sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

b. Negara kesatuan dengan sistem desaentralisasi, yakni kepala daaerah (sebagai pemerintah daerah) diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan otonomi daerah atau swatantra.

2. Negara serikat (federasi)

Negara serikat (federasi) merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian dari Negara Serikat. Negara-negara Bagian tersebut, pada awalnya merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan Negara Serikat, maka dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada Negara Serikat.

Penyerahan kekuasaan dari Negara Bagian kepada Negara Serikat tersebut, disebut

limitatif (sebuah demi sebuah), serta hanya kekuasaan yang disebut oleh Negara Bagian saja (delegated powers) yang menjadi kekuasaan Negara Serikat. Kekuasaan asli dalam Negara Federasi merupakan tugas Negara Bagian, karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara Negara Federasi bertugas untuk menjalankan hubungan Luar Negeri, Pertahanan Negara, Keuangan, dan Urusan Pos.

Sementara dilihat dari jumlah orang yang memerintah dalam sebuah negara, maka bentuk negara terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Monarki

(6)

2. Oligarki

Oligarki dipahami sebagai negara yang dipimpin oleh beberapa orang. Model negara oligarki ini biasanya diperintah dari kelompok orang yang berasal dari kalangan feodal.

3. Demokrasi

Negara Demokrasi merupakan bentuk negara yang pimpinan (pemerintah) tertinggi negara terletak di tangan rakyat. Dalam bentuk negara yang demokratis, rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan.

D. Teori Terbentuknya Negara

1. Teori Ketuhanan

Teori ini menganggap bahwa terjadinya negara memang sudah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Anggapan ini berawal dari determenisme religious, yaitu segala sesuatu yang terjadi ini sudah takdir Allah.

2. Teori Kenyataan ataupun perjanjian antar individu yang menjajah dengan yang dijajah.

4. Teori Penaklukan

Teori ini menganggap bahwa negara itu timbul karena adanya kelompok manusia yang lain. Dengan demikian pembentukan negara dapat terjadi karena proklamasi, peleburan dan penguasaan atau pemberontakan. Teori ini juga disebut teori kekuatan karena dalam teori ini kekuatan membuat hukum, dan kekuatan itu sendiri adalah pembenaran atau raison d’etic nya negara.

(7)

Teori ini menganggap bahwa negara adalah ciptaan alam karena manusia dianggap sebagai makhluk social dan sekaligus makhluk politik. Oleh karena itu manusia ditakdirkan untuk untuk hidup bernegara.

6. Teori Filosofis

Teori filosofis juga dikenal dengan teori idealis, teori mutlak, teori metafisis. Teori ini bersifat filosofis karena merupakan renungan-renungan tentang negara dan bagaimana seharusnya negara itu ada. “negara sebagai ide” bersifat mutlak karena melihat negara sebagai suatu kesatuan yang omnipotent dan omnicompetent. Bersifat metafisis karena adanya negara terlepas dari individu yang menjadi bagian dari bangsa. Negara mempunyai atau memiliki kemauan sendiri, kepentingan sendiri, dan nilai moral sendiri.

7. Teori Historis

Teori ini menganggap bahwa Lembaga-lembaga social tidak dibuat, tetapi timbul secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Oleh karenanya, Lembaga-Lembaga social kenegaraan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari lingkungan setempat, waktu, dan tuntutan zaman sehingga secara historis berkembang menjadi negara-negara seperti yang kita lihat sekarang ini.

8. Teori Organis

Teori ini menganggap bahwa negara sebagai manusia. Pemerintah dianggap tulang, undang-undang dianggap sebagai syaraf, kepala negara dianggap sebagai kepala, masyarakat dianggap sebagai daging. Dengan demikian, negara itu dapat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati.

9. Teori Patrilineal dan Matrilineal

Teori ini menganggap bahwa negara itu timbul dari perkembangan kelompok keluarga yang dikuasai oleh garis keturunan ayah (patrilineal) atau garis keturunan ibu (matrilineal). Keluarga tersebut terus berkembang menurut garis keturunan yang ada dan menjadi benih-benih negara sampai terbentuk pemerintahan yang terdesentralisasi.

10. Teori Kedaluwarsa

(8)
(9)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, dengan melaksanakan konsep pemerintahan desentralisasi yang dibangun berorientasi pada perwujudan ideologi kebangsaan. Berdirinya negara Indonesia didukung oleh faktor yang adanya komunitas yang hendak mencapai tujuan bersama dengan membawa nilai dan norma yang sudah melekat erat pada diri dari setiap manusia yang menempati wilayah tertentu. Negeri ini hadir untuk membentuk suatu negara yang berdaulat dan mampu berdiri dengan kakinya sendiri. Kemudian negeri ini hadir berkat bangsa ini memiliki kesamaan ideologi atau pandangan hidup suatu bangsa sehingga dapat menatap jauh hingga kemasa yang akan datang guna mencapai tujuan hidup sebagai manusia di bumi Allah subhanahu wata’ala ini.

Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Dalam kehidupan ketatanegaraan negara-negara di dunia dikenal dua bentuk negara yang sangat dominan dipakai oleh sebuah negara, yaitu bentuk negara kesatuan dan bentuk negara federal.

(10)

REFERENSI

UUD 1945

Amin, Zainul Ittihad. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Azra, Azyumardi. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Joeniarto. 1984. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara. Jakarta: PT Bina Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

multi-track diplomacy saling terkait, seperti kegiatan, individual, institusi, dan komunitas yang saling bekerjasama untuk mencapai perdamaian. Multi-track diplomacy

…kita hendak menarik pengertian bahwa pembaruan harus dimulai dengan dua tindakan yang saling erat hubungannya, yaitu melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional,

Untuk mencapai apa yang diharapkan dari misi kedua BPS Provinsi Kalimantan Tengah yaitu menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

Dalam hal ini SCC sebagai salah satu dari Komunitas motor tua yang ada di Surakarta melakukan beberapa hal untuk mencapai tujuannya yaitu melestarikan dan

Bila dalam perundingan bipartit mencapai kata sepakat mengenai penyelesaiannya maka para pihak membuat perjanjian bersama yang kemudian didaftarkan pada

Adanya proses pelepasan spring bar ketika pengguna jam tangan hendak mengganti tali jam tangan mereka memang menjadi sebuah proses yang menjadi keharusan karena

Group adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang

Strategi merupakan komponen yang harus ada dalam kegiatan kepemimpinan karena untuk mencapai tujuan lembaga maupun dalam upaya menjaga kualitas dan mutu pendidikan yang ada di lembaga