• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah tentang Autolysis Teknologi Pena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah tentang Autolysis Teknologi Pena"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TEKNOLOGI PENANGANAN DAN PENGOLAHAN PAKAN “AUTOLISIS”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Penanganan dan Pengolahan Pakan

Kelompok:

Enisa 1510611141

Ferdian Yunanda 1510612110

Meilisa Putri 1510612090

Muhammad Ali Ardi 1510611090

Riri Marnila 1510611068

Dosen Pengampuh Prof. Dr. Ir. Hermon, M.Agr

Paralel 01

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2017

(2)

DAFTAR ISI...i

KATA PENGANTAR...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Hijauan Pakan Ternak...3

B. Penurunan Kualitas Hijauan Akibat Autolisis...4

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hijauan...5

BAB III PENUTUP...7

A. Kesimpulan...7

B. Saran...7

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Autolisis. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hermon, M.Agr selaku Dosen mata kuliah Teknologi Penanganan Dan Pengolahan Pakan.

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan kami juga menyadari bahwa di dalam makalah terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran.

Padang, 8 Agustus 2017

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan ternak terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan tersebut mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak. Hijauan yang diberikan pada ternak dapat diberikan dalam bentuk segar maupu dalam bentuk pengawetan melalui fermentasi. Dimana hijauan dalam bentuk segar hanya bisa dikonsumsi oleh ternak sebentar atau tidak lama karena nilai gizi dari hijauan tersebut sudah berkurang bahkan telah berubah menjadi racun. Namun hijauan dalam bentuk fermentasi dapat bertahan lebih lama, sehingga bisa menjadi stok pada saat musin tertentu misalnya hay.

Indonesia yang terletak di daerah katulistiwa mempunyai iklim tropis dimana dalam kurun waktu setahun terdapat dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan tentunya keberadaan hijauan pakan ternak sangat berlimpah karena memang sangat dipengaruhi oleh distribusi air hujan disetiap bulannya, sebaliknya produksi hijauan pakan ternak menurun baik kualitas maupun kuantitasnya pada musim kemarau bahkan dengan semakin kurangnya air, produksi hijauan pakan ternak terhambat sampai tidak berproduksi sama sekali. Padahal hijauan pakan ternak yang merupakan pakan utama ternak ruminansia mutlak harus disediakan demi kelangsungan hidup ternak dan untuk kelangsungan berproduksi.

Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah lepas dari efisiensi kualitas dan kuantitas pakan. Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hijauan pakan ternak menjadi bahan pakan yang sangat disukai oleh ternak ruminansia. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai penurunan kualitas hijauan oleh autolisis. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hijauan tersebut.

(5)

1. Apa yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak? 2. Bagaimana penurunan kualitas hijauan akibat autolisis? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hijauan?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak. 2. Menjelaskan bagaimana penurunan kualitas hijauan akibat autolisis. 3. Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hijauan

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hijauan Pakan Ternak

Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia. Menurut informasi dari peternak, populasi TPT yang tumbuh secara alamiah di padang pengembalaan sudah mulai berkurang dan tidak tersedia sepanjang waktu, karena faktor alam dan hama (Rohaine et al., 2005). Menurut Susetyo (1980) menyatakan bahwa hijauan sangat diperlukan oleh ternak ruminansia, karena 74 - 94% makanan yang dikonsumsi berasal dari hijauan, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering.

Bahan pakan asal hijauan dapat dibedakan menjadi rumput dan leguminosa. Hijauan pakan atau disebut forage merupakan tanaman pakan yang berasal dari rumput dan kacang-kacangan yang diambil hijauannya sebagai bahan pakan (Purbajanti, 2012). Pakan hijauan tidak terjamin sepanjang tahun secara kuantitatif dan kualitatif, pada saat musim hujan hijauan yang tersedia sangan melimpah sedangkan saat tiba musim kemarau atau panas hijauan pakan sangat sulit penyediaannya untuk memenuhi kebutuhan ternak terutama ternak ruminansia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan atau pengawetan hijauan supaya hijauan pakan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Tujuan utama dalam pengawetan hijauan adalah untuk memelihara atau mempertahankan kualitas dan kuantitas nutrisi hijauan dengan meminimalkan kehilangan pada saat pemanenan dan penyimpanan (Rotzdan Muck, 1994 dalam Mansyur et al., 2007). Sedangkan keuntungan dari pengawetan hijauan adalah dapat dipertahankan kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa penyimpanan (Sugiri et ai., 1981 dalam Subekti et al., 2013).

(7)

dalam penyediaan hijauan pakan ternak dan kebutuhan untuk mencukupi pakan ternak perlu diketahui agar dapat diusahakan pemanfaatan sumber daya hijauan secara optimal dengan memperhatikan kesinambungan penyediaan hijauan sepanjang tahun (Rukmana, 2005). Menurut Susetyo (1980) dan Reksohadiprodjo (1985) menyatakan padang rumput yang baik perbandingan komposisi botanis dengan leguminosa adalah 60% rumput dan 40% leguminosa.

B. Penurunan Kualitas Hijauan Akibat Autolisis

Kualitas pakan seperti hijauan sangat menentukan terhadap produktivitas ternak. Penyimpanan tanpa penanganan yang benar dapat menurunkan kualitas pakan, sehingga mutu pakan menjadi rendah (Kushartono, 1996).

Autolisis adalah penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua enzim dalam lisosom. Misalnya berudu yang menghancurkan ekornya (Asnani,2009).

Pembusukan adalah keadaan dimana jaringan lunak tubuh mengalami penghancuran oleh proses autolisa dan aktivitas mikroorganisme. Autolisis adalah kerusakan jaringan dan organ melalui proses kimiawi yang disebabkan oleh enzim intraseluler. Organ yang kaya dengan enzim akan mengalami proses autolisis lebih cepat dari pada organ yang tidak memiliki enzim, sehingga pankreas akan mengalami autolisis lebih cepat dari pada jantung. Autolisis ini tidak dipengaruhi oleh mikroorganisme, oleh karena itu pada mayat yang bebas hama misalnya mayat bayi dalam kandungan tetap berlangsung proses autolisis.

(8)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hijauan

Pada dasarnya perbedaan mutu hijauan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: a. Faktor pembawa

Bangsa graminae (bangsa rumput) mempunyai pembawa yang berbeda dengan bangsa Leguminosa, rumput memerlukan nitrogen yang diperoleh dari dalam tanah dengan cara menyerap nitrat atau amoniak yang larut dalam air.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan mempunyai peranan sangat penting. Mutu yang ada pada setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat genetic, hanya mungkin bisa dipertahankan atau ditingkatkan apabila faktor lingkungan seperti keadaan tanah, iklim, dan perlakuan manusia dimanajemen dengan baik.

Secara umum faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas dari hijauan adalah :

1. Kesuburan tanah

Menurut Harjadi (1979) menyatakan kesuburan tanah secara tidak langsung berhubungan dengan komposisi kimia dari mineral-mineral anorganik. Faktor yang paling penting adalah tingkatan bentuk hara yang tersedia bagi tanaman. Tingkatan tersebut tergantung faktor kelarutan zat hara, pH tanah, kapasitas pertukaran kation, tekstur tanah dan jumlah bahan organik yang ada. Tanah yang subur dapat menghasilkan banyak bahan makanan ternak, karena disiram air hujan atau dengan pengairan. Kesuburan tanah dapat dipelihara dan ditingkatkan dengan pengelolaan yang baik, termasuk pemberian pupuk hijau, kompos, kandang, dan pupuk buatan (Tafal, 1981).

2. Ketersediaan air

Air merupakan senyawa yang penting bagi tanaman, pada sebagian besar sel-sel dan jaringan tanaman tingkat tinggi jumlah air dapat mencapai 80 % berat segarnya.

3. Intensitas cahaya

(9)
(10)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia termasuk ternak kerbau. Hijauan sangat diperlukan oleh ternak ruminansia, karena 74-94% makanan yang dikonsumsi berasal dari hijauan, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering.

Autolisis adalah penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua enzim dalam lisosom. Misalnya berudu yang menghancurkan ekornya. Autolisis adalah kerusakan jaringan dan organ melalui proses kimiawi yang disebabkan oleh enzim intraseluler.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hijauan antara lain kesuburan tanah, ketersediaan air, dan intensitas cahaya.

B. Saran

Penyimpanan tanpa penanganan yang benar dapat menurunkan kualitas pakan, sehingga mutu pakan menjadi rendah sehingga dapat mempengaruhi produktifitas ternak.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Asnani. 2009. Struktur dan Fungsi Sel. Jakarta.

Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.

Kushartono B. 1996. Pengendalian Jasad Pengganggu Bahan Pakan Ternak Selama Penyimpanan. Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Hal. 94-97 Mansyur, Tidi Dhalika, U. Hidayat Tanuwiria Dan Harun Djuned. 2007. Proses

Pengeringan Dalam Pembuatan Hay Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 714-720.

Purbajanti, Endang Dwi. 2012. Rumput Dan Legum; Sebagai Hijauan Makanan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Reksohadiprojo S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Djogjakarta.

Rukmana HR. 2005. Rumput Unggul : Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta (ID) : Kanisius.

Subekti, G., Suwarno dan Nur Hidayat. 2013. Penggunaan Beberapa Aditif Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Karakteristik Fisik Silase Rumput Gajah Pada Hari Ke- 14. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 835–841.

Susetyo, S. 1980. Padang pengembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser (X 1 ) dan desain produk ( X 2 ) berpengaruh secara simultan dan secar parsial

Hasil uji sitotoksik yang terdapat pada Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi polar, semipolar, dan nonpolar memiliki aktivitas sitotoksik moderat pada sel

Modus langsung literal, yakni modus yang mencerminkan kesamaan bentuk dan makna literal tuturan dengan tindakan yang diharapkan: tuturan deklaratif untuk

3 Operator mengecek oli mesin 31,25 Kategori pekerjaan ringan, dengan karakteristik pekerjaan wajar/tingkat kesulitan ringan 4 Operator menghidupkan mesin 10,00 Kategori

Sedangkan penelitian Boonlertvanich (2011) dan Chung & Lee (2013) menghasilkan temuan bahwa pengaruh langsung perceived value terhadap loyalitas konsumen memberikan hasil

istilah menghanyutkan perahu disungai, sedangkan tradisi adat Baranyun menggunakan istilah dengan menghanyut perahu di sungai yang merupakan simbol menghanyutkan

anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu, anak – anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka dan dapat mengingat

Dengan adanya serangan yang telah terjadi, seharusnya dapat menjadi sebuah evaluasi bagi para system administrator dan developer dalam merancang dan mengamankan aplikasi dan