• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah 1(sistematika UU KUP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kuliah 1(sistematika UU KUP)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kuliah ke - 1

SISTEMATIKA

UNDANG-UNDANG

KUP

(KETENTUAN UMUM DAN

TATACARA PERPAJAKAN)

(3)

Sekilas Reformasi

Perpajakan

Institusi pemungut pajak sudah

ada sejak berdirinya Republik

Indonesia.

Pada tahun 1945

urusan

bea/pajak

ditangani

Departemen Keuangan Bahagian

Padjak.

Tahun 1950 institusi

tersebut berganti nama menjadi

Djawatan

Padjak.

Nama

(4)

Sekilas Reformasi

Perpajakan..

Dari awal berdiri sampai saat ini DJP telah

beberapa

kali

menjalankan

agenda

perubahan. Perubahan pertama yang cukup

besar terjadi pada tahun 1983. Saat itu

beberapa undang-undang baru di bidang

perpajakan disahkan untuk mengganti

undang-undang lama peninggalan Belanda.

Sistem pemungutan pajak diubah  dari

(5)

Sekilas Reformasi

Perpajakan…

Seiring berjalannya waktu terlihat bahwa

perubahan saat itu belum cukup. Apalagi

pada tahun 1997/1998 krisis moneter

melanda Indonesia. Yang terjadi kemudian

pemungutan

pajak,

yang

semestinya

merupakan

bentuk

pelayanan

publik,

menjadi

kegiatan transaksional.

Akibatnya

penerimaan pajak menjadi tidak optimal

dan fungsi pelayanan terabaikan.

Hal itu

terjadi untuk waktu yang tidak sebentar.

(6)

Sekilas Reformasi

Perpajakan….

Reformasi Perpajakan berawal dari kesepakatan pemerintah dengan IMF di akhir tahun 2001. Isi dari kesepakatan itu adalah untuk memperbaharui paket program kebijakan ekonomi dan keuangan. Salah satunya perbaikan administrasi perpajakan. Reformasi Perpajakan dilakukan bertahap.

Tahap pertama dilakukan antara tahun 2002-2009.

Pada periode tersebut DJP melakukan dua buah perubahan mendasar. Yang pertama adalah

Reformasi Administrasi yang meliputi restrukturisasi organisasi, perbaikan proses bisnis, dan penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia.

(7)

Sekilas Reformasi

Perpajakan…..

Tahap kedua

reformasi perpajakan

dilakukan antara tahun 2009-2012.

Pada tahap ini perubahan DJP

difokuskan kepada pengembangan

sumber

daya

manusia

dan

penggunaan

teknologi

informasi

dalam

administrasi

perpajakan.

Pengelolaan terhadap sumber daya

manusia

merupakan

sebuah

(8)

Menurut Prof Romli Atmasasmita: UU merupakan hukum yang tertulis (written law), artinya: ketentuan mengenai hal-hal yang dibolehkan atau dilarang dilakukan atau merupakan perintah yang disusun dalam bentuk tulisan yang bermakna sebagaimana diperoleh dari penjelasan umum atau penjelasan pasal demi pasal.

Bentuk lainnya adalah hukum yang tidak tertulis atau dikenal sebagai hukum adat atau “unwritten law”.

Selain itu, dalam praktik penerapan hukum dimungkinkan berlakunya sumber hukum baru, yang disebut, “yurisprudensi” yakni suatu putusan pengadilan atas suatu perkara tertentu yang telah memperoleh kekuatan hukum

yang tetap.

(9)

Membaca UU berarti mempelajari juga struktur perundang-undangan. Sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, struktur sebuah UU terdiri dari:

Judul, Pembukaan, Batang Tubuh, Penutup, Penjelasan (jika diperlukan), dan Lampiran (jika diperlukan).

Bagian Pembukaan meliputi: Frase Dengan Rahmat Tuhan YME; Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan; Konsiderans; Dasar Hukum; dan Diktum.

Batang Tubuh meliputi: Ketentuan Umum; Materi Pokok yang diatur; Ketentuan Pidana (jika diperlukan); Ketentuan Peralihan (jika diperlukan); Ketentuan Penutup.

(10)

 

Teknik membaca suatu UU dapat dilakukan 

secara sistematis mulai dengan memahami 

uraian mengenai:

penjelasan umum

materi muatan pasal demi pasal beserta

penjelasan (jika ada)

sinkronisasi antara uraian penjelasan

umum dan materi muatan dimaksud

menimbang dan mengingat

(11)

Dalam membaca UU juga perlu diketahui latar belakang diperlukan UU dimaksud baik dari aspek filosofis yaitu cita hukum yang terkandung di balik keberadaan UU dimaksud; aspek yuridis yaitu kesesuaian UU dimaksud dengan seluruh ketentuan UUD 1945 dan sinkronisasi UU dimaksud dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Selain kedua aspek tersebut, juga harus mengetahui aspek sosiologis, yaitu kebutuhan aspirasi masyarakat dalam kurun waktu tertentu di mana UU tersebut ditetapkan.

(12)

Pada bagian Penjelasan Umum lazimnya

diuraikan

ketentuan

pasal-pasal

yang

dianggap sebagai ciri khas dari suatu UU

yang dipandang sebagai ketentuan kunci

(key articles).

(13)
(14)

PENGERTIAN PAJAK

APA SICH PAJAK

ITU ??? UNTUK

APA PAJAK ITU ??

(15)

PAJAK ADALAH :

Iuran kepada Negara

Berdasarkan

Undang-undang

Dapat dipaksakan

Tidak memberikan

imbalan secara

langsung

Dipergunakan untuk

(16)

Untuk apa saja uang pajak itu?

Pembangunan sarana umum, seperti

rumah sakit/puskesmas, sekolah, kantor

polisi, kantor pemerintah, pemadam

(17)

Untuk apa saja uang pajak itu?

Sumber pembiayaan penyelenggaraan

negara, seperti pembayaran gaji

(18)

Untuk apa saja uang pajak itu?

(19)
(20)

Fungsi Pajak, yaitu :

1.Fungsi anggaran (

budgetair

)

(21)

Fungsi anggaran (

budgetair

)

(22)

Pajak digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan dan fungsi mengatur ini banyak ditujukan terhadap sektor swasta

(23)

SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

Sebelum reformasi

Official assesment

Reformasi Perpajakan

Self-assessment System:

Wajib Pajak diberikan

kepercayaan untuk

mendaftarkan diri,

menghitung,

memperhitungkan

membayar dan

melaporkan pajaknya

sendiri.

(24)
(25)

Hukum Pajak (Hukum Fiskal)

ialah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan

menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas Negara, sehingga ia

merupakan bagian dari hukum publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan

(hukum) yang berkewajiban membayar pajak.

A. Hukum pajak materiil

(26)

HUKUM

PAJAK

HUKUM

PAJAK

MATERIAL

(27)

Hukum Pajak Material

adalah hukum pajak yang

memuat ketentuan-ketentuan

tentang siapa-siapa yang

dikenakan pajak, dan siapa-siapa

dikecualikan dari pengenaan

pajak, apa saja yang dikenakan

pajak dan berapa yang harus

dibayar.

Contoh:Undang-undang Pajak Penghasilan
(28)

Hukum Pajak Formal

Berisi ketentuan-ketentuan tentang siapa, apa

dan berapa.

Ketentuan-ketentuan yang mengatur bagaimana

mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan.

Misalnya hukum pajak materiil menetapkan,

bahwa seseorang yang bertempat tinggal di

Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, dan mempunyai penghasilan

yang jumlahnya di atas PTKP, maka orang yang bersangkutan telah mempunyai kewajiban untuk membayar pajak dan statusnya telah menjadi

(29)

HUBUNGAN SERTA PENGARUH HUKUM

PAJAK TERHADAP HUKUM PERDATA

Hukum Pajak mencari dasar kemungkinan pemungutan pajak atas dasar peristiwa (kematian, kelahiran), keadaan (kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa menyewa) , pailit, likuidasi yang diatur dalam Hukum Perdata

Lex specialis derogat lex generale

(30)

PENAFSIRAN HUKUM

PAJAK

Penafsiran hukum ialah suatu

(31)

Syarat objektif Syarat

objektif Syarat Subjektif Syarat Subjektif

Wajib Pajak

Wajib Pajak NPWP/PKPNPWP/PKP Pembukuan & pencatatan Pembukuan & pencatatan Pelaporan pajak Pelaporan pajak Pembayaran pajak

Pembayaran pajak Pemeriksaan pajak Pemeriksaan pajak Ketetapan Ketetapan Restitusi Restitusi Imbalan bunga

Imbalan bunga Penagihan pajak Penagihan pajak Upaya Hukum Upaya Hukum Tindak pidana perpajakan Tindak pidana perpajakan Ketentuan khusus Ketentuan khusus Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup

CIRCUMNAVIGATION

UU

KUP

CIRCUMNAVIGATION

UU

KUP

(32)

objekt if Subjekt if Wajib Pajak NPWP/ PKP Pembuku an & pencatata n Pelaporan pajak Pembayaran pajak Pemeriksaan pajak Ketetapa n Restitusi

Imbalan bunga Upaya Hukum Penagihan pajak Tindak pidana

perpajakan Ketentuan

khusus

32, 34, 35, 35A, 36, 36A, 36B, 36C, 36D,

37, 37A

Ketentua n Penutup48, 49, 50

CIRCUMNAVIGATION UU KUP CIRCUMNAVIGATION UU KUP 2, 2A 28

3, 4, 5, 6, 7, 8 9, 10, 11

29, 29A, 30, 31

12, 13, 13A, 14,

15, 16

16, 25, 26, 26A, 27, 36

38, 39, 39A, 40, 41, 41A, 41B, 41C, 43, 43A, 44, 44A

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24

(33)

Informasi, Data Laporan Perpajakan Informasi, Data Laporan Perpajakan Peng Negeri Peng Negeri Kejaksaan Kejaksaan Kanwil/KP DJP Kanwil/KP DJP KPP KPP Konseli ng Konseli

ng RiksusRiksus Buper Bupe

r SidikSidik Penuntutan Penuntut an AR AR Pemerik sa Pemerik

sa PPNSPPNS JPUJPU HakimHakim Verifka

si Verifka

si Putusan

Terbukt i Terbukt i Tidak Terbukt i Tidak Terbukt i Alpa -1 Alpa -1 Sengaj a Sengaj a Peng Tinggi Peng Tinggi Hakim T Hakim T MA MA Hakim A Hakim A PK PK Bandin g Bandin g Sidang Sidang Kasasi Kasasi SKPLB

SKPLB SKPKBTSKPKBT STP

(34)

Siklus Pajak

Fase

self assessment

Fase Pengawasan

Fase sengketa

Fase Penyelesaian

(35)
(36)

Tentang UU KUP

Undang-undang KUP telah mengalami beberapa kali perubahan sejak:

1. Diundangkan pertama kali dengan UU Nomor 6 Tahun 1983 yang berlaku 1 Januari 1984.

2. Perubahan pertama dilakukan dengan UU Nomor 9 Tahun 1994 yang mulai berlaku 1 Januari 1995.

3. Perubahan kedua dilakukan dengan UU Nomor

16 Tahun 2000 yang mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2001.

4. Perubahan ketiga dilakukan dengan UU Nomor 28 Tahun 2007 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2008.

(37)

DEFINISI PAJAK

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

(Pasal 1 angka 1 UU KUP)

ASPEK

EKONOMI

ASPEK HUKUM

(38)

UU KUP

Mengatur HAK dan

KEWAJIBAN

(39)

UU KUP

KEWAJIBAN

KAPAN KEWAJIBAN ITU TIMBUL?

BAGI SIAPA?

(40)

UU KUP

HAK

KAPAN DAN UNTUK APA HAK ITU ADA?

BAGI SIAPA?

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan Pertama : Kedudukan Peraturan daerah dalam sistem hukum nasional Indonesia adalah bahwa Peraturan Daerah merupakan

Pancasila adalah dasar Negara serta dasar hukum tertinggi di Indonesia, karena kedudukan pancasila sebagai dasar, maka dalam pembuatan pembukaan UUD 1945 maupun

Kedudukan Kompilasi Hukum Islam (KHI) menurut sistem hukum Indonesia dalam penyelesaian perkara di pengadilan agama hingga saat ini masih lemah, karena instrumen hukum

Sebagai sumber hukum utama dalam sistem hukum positif di Indonesia, maka kedudukan Undang-Undang tersebut telah mengenyampingkan sumber-sumber hukum yayasan sebelumnya