56
Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah
16 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap nilai ulangan harian siswa
pada mata pelajaran IPA, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM 67. Dari 16 siswa hanya 7 siswa dengan persentase 43,75 % yang mencapai
KKM, sedang 9 siswa dengan persentase 56,25% belum mencapai KKM.
Rata-rata nilai IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
semester II hanya 65,5. Berdasarkan hasil belajar siswa yang tergolong rendah,
peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015. Peneliti memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada materi sifat-sifat cahaya. Hasil observasi hasil belajar
IPA dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Tes Formatif IPA Pra Tindakan Siswa Kelas 5 Semester II SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
Ketuntasan Frekuensi (f) Persentase (%)
Tuntas 7 43,75%
Tidak Tuntas 9 56,25%
Jumlah 16 100%
Nilai Tertinggi 76
Nilai Terendah 56
Rata-rata 65,5
Penelitian ini setelah dilakukan observasi lebih lanjut, rendahnya hasil belajar
IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
semester II dikarenakan belum adanya penerapan model pembelajaran yang
memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA. Sebagai upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa maka
untuk bertukar pendapat, bekerjasama dan interaksi antara siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa lain dapat berjalan dengan maksimal. Jadi, sudah
menjadi tugas utama guru untuk merancang pembelajaran agar siswa tertarik
dengan pembelajaran IPA. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Peneliti melakukan PTK ini menggunakan tahap siklus
yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan,
dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Sebelum melakukan
tindakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas, uji reabilitas dan taraf kesukaran
soal. Agar soal evaluasi dapat memenuhi uji kelayakan soal. Hasil uji validitas,
reabilitas, dan taraf kesukaran soal telah dijelaskan pada Bab III.
4.2Siklus 1
Siklus 1 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau
pengamatan, dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga. Dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas 5
SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015. Adapun tahap perencanaan yaitu pertama melakukan
observasi untuk memperoleh data awal tentang hasil belajar siswa. Kemudian
melakukan uji validitas instrumen soal evaluasi yang dilaksanakan pada siswa
kelas 6 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa yaitu 17 siswa.
Berdasarkan informasi dari guru kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga,
maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga
mengenai materi yang akan disajikan serta alat penunjang kegiatan belajar
mengajar yang diperlukan pada saat proses pembelajaran. Sebelum memulai
pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan alat yang digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
observasi kinerja guru, lembar angket motivasi siswa, nomor yang digunakan
dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT, modul atau buku paket, alat
peraga atau media pembelajaran, dan ruang berlangsungnya proses kegiatan
belajar mengajar di kelas 5. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan siklus 1 dengan Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan 1 yang
akan dibahas tentang arah rambatan cahaya, benda tembus cahaya. Pada
pertemuan 2 yang akan dibahas tentang pembiasan cahaya, bayangan pada
cermin. Pada pertemuan 3 memberikan soal evaluasi siklus 1 untuk mengukur
hasil belajar pada siklus 1.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin, 23
maret 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas 5 yaitu Ibu Oktania Herdiani, A.Ma.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari selasa, 24
maret 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas 5 yaitu Ibu Oktania Herdiani, A.Ma.
3) Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari rabu, 25
maret 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran diisi dengan
mengerjakan soal evaluasi siklus 1.
4.2.3 Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan.
Observasi dilakukan dari siklus 1 pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga dari awal sampai akhir pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan untuk mengamati kinerja
guru dan respon siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran
menjadi kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Observasi
terdiri dari observasi kinerja guru, observasi respon siswa, dan observasi motivasi
siswa.
4.2.3.1Observasi Kinerja Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
1) Pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Hasil observasi kinerja guru menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 1 pertemuan 1 sudah
sesuai dengan rancangan yang sudah direncanakan, namun masih terdapat sedikit
kekurangan. Pada pertemuan 1 dari 25 item terdapat 18 item terlaksana dan 7 item
tidak terlaksana dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan 2 dari 25 item
terdapat 25 item terlaksana dalam proses pembelajaran berarti pada pertemuan 2
sintaks terlaksana dengan baik. Dibawah ini rekap dari hasil observasi kinerja
guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas 5
dalam pembelajaran I siklus 1.
Rekap Hasil Observasi Kinerja Guru Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh
03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 (terlampir).
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi kinerja guru terdapat 25 item pada siklus 1
pertemuan 1 terdapat 18 item yang teraksana dan 7 item tidak terlaksana yaitu
nomer item 3, 13, 14, 18, 19, 20, 25 sedangkan pertemuan 2 semua sintaks sudah
terlaksana dengan baik.
4.2.3.2Observasi Respon Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
1) Pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Hasil observasi respon menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 1 pertemuan 1 sudah sesuai
dengan rancangan yang sudah direncanakan, namun masih terdapat sedikit
kekurangan. Pada pertemuan 1 dari 16 item terdapat 9 item terlaksana dan 7 item
tidak terlaksana dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan 2 dari 16 item
pembelajaran. Dibawah ini rekap dari hasil observasi respon siswa dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas 5 dalam
pembelajaran I siklus 1.
Rekap Hasil Observasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh
03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 (terlampir).
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi Respon Siswa terdapat 16 item pada siklus 1
pertemuan 1 terdapat 9 item yang terlaksana dan 7 item tidak terlaksana yaitu
nomer item yaitu nomer item 4, 6, 7, 8, 10, 15, 16 sedangkan pertemuan 2
terdapat 14 item yang terlaksana dan 2 item tidak terlaksana yaitu nomer item 8
dan 15.
4.2.4 Hasil Tindakan Siklus 1
Hasil tindakan siklus 1 membahas tentang hasil dari penelitian yang
dilakukan pada siklus 1 yaitu observasi motivasi siswa yang dilakukan pada
pertemuan 1dan hasil belajar yang dilaksanakan pada pertemuan 3.
4.2.4.1Hasil Observasi Motivasi Siswa
Observasi motivasi siswa dilakukan pada setiap tahap siklus pada
pertemuan 1. Hasilnya diperoleh dari angket motivasi siswa yang diambil dari
ciri-ciri motivasi terdiri dari 8 aspek meliputi tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus- menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai), ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putusasa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapai), menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, amoral, dan sebagainya), lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif), dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin
akan sesuatu), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan senang mencari
dan memecahkan masalah soal-soal. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.2
Hasil Motivasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Hasil motivasi siswa siklus 1 yaitu skor 136-160, kategori motivasi belajar
siswa sangat tinggi, frekuensi 11 siswa dengan presentase 68,75%. Skor 112-135,
kategori motivasi belajar siswa tinggi, frekuensi 5 siswa dengan presentase
31,25%.
4.2.4.2 Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siklus 1 pertemuan 3 guru memberikan tes evaluasi
berupa tes tertulis pilihan ganda. Nilai hasil belajar pada siklus 1 dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui nilai <67 frekuensi 2 siswa dengan
presentase 12,5%. Nilai 67-74 frekuensi 3 siswa dengan presentase 18,75%. Nilai
82-89 frekuensi 2 siswa dengan presentase 12,5%. Nilai ≥90 frekuensi 9 siswa
dengan presentase 56,25%. Rata-rata 87 dari 16 siswa, nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 60. Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan jumlah ketuntasan hasil belajar
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Kategori Keterangan nilai
Jumlah siswa (f)
Presentase %
Tuntas ≥67 14 87,5%
Tidak Tuntas <67 2 12,5%
Jumlah 16 100%
Rata-rata 87
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.4 dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh
hasil belajar diatas KKM 67 dengan kategori tuntas sebanyak 14 siswa, presentase
87,5%. Sedangkan hasil belajar belum mencapai KKM 67 dengan kategori tidak
tuntas sebanyak 2 siswa, presentase 12,5%.
4.2.5 Refleksi
Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT telah dilaksanakan pada siklus 1. Membandingkan apakah hasil tindakan
dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus
1adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT telah
dilaksanakan pada siklus 1
1. Pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan yang direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Kegiatan siswa dalam pembelajaran sudah terarah dan terimbing dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa bertanggung jawab menguasai materi pembelajaran agar dapat
b. Kekurangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT telah
dilaksanakan pada siklus 1
1. Ketrampilan kerjasama dalam kelompok belum berjalan secara optimal.
2. Suasana diskusi kelas yang komunikatif belum berjalan dengan maksimal.
c. Penyelesaian
1. Pengarahan kepada guru dan siswa tentang langkah-langkah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
3. Dilanjutkan siklus 2 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
4.3Siklus 2
Siklus 2 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau
pengamatan, dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus 2 terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga. Dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas 5
SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015. Adapun tahap perencanaan yaitu pertama melakukan
observasi untuk memperoleh data awal tentang hasil belajar siswa. Kemudian
melakukan uji validitas instrumen soal evaluasi yang dilaksanakan pada siswa
kelas 6 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa yaitu 17 siswa.
Berdasarkan informasi dari guru kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga,
maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga
mengenai materi yang akan disajikan serta alat penunjang kegiatan belajar
mengajar yang diperlukan pada saat proses pembelajaran. Sebelum memulai
pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan alat yang digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
observasi kinerja guru, lembar angket motivasi siswa, nomor yang digunakan
dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT, modul atau buku paket, alat
peraga atau media pembelajaran, dan ruang berlangsungnya proses kegiatan
belajar mengajar di kelas 5. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan siklus 2 dengan Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan
Kompetensi Dasar Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan 1 yang
akan dibahas tentang arah rambatan cahaya, benda tembus cahaya. Pada
pertemuan 2 yang akan dibahas tentang pembiasan cahaya, bayangan pada
cermin. Pada pertemuan 3 memberikan soal evaluasi siklus 2 untuk mengukur
hasil belajar pada siklus 2.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin, 30
maret 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas 5 yaitu Ibu Oktania Herdiani, A.Ma.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari selasa, 31
maret 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh
guru kelas 5 yaitu Ibu Oktania Herdiani, A.Ma.
3) Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari rabu, 1
april 2015 pukul 07.35-08.45 WIB. Proses pembelajaran diisi dengan
mengerjakan soal evaluasi siklus 2.
4.3.3 Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan.
Observasi dilakukan dari siklus 2 pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga dari awal sampai akkhir pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan untuk mengamati kinerja
kooperatif tipe NHT. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang
menjadi kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Observasi
terdiri dari observasi kinerja guru, observasi respon siswa, dan observasi motivasi
siswa.
4.3.3.1Observasi Kinerja Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
1) Pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Hasil observasi kinerja guru menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 2 pertemuan 1 dan
pertemuan 2 sudah sesuai dengan rancangan yang sudah direncanakan. Pada
pertemuan 1 dan pada pertemuan 2 dari 25 item seluruh sintaks terlaksana dengan
baik dalam proses pembelajaran. Dibawah ini rekap dari hasil observasi kinerja
guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas 5
dalam pembelajaran 2 siklus 2.
Rekap Hasil Observasi Kinerja Guru Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh
03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 (terlampir).
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kinerja guru pada siklus 2 pertemuan 1 dan
pertemuan 2 semua sintaks sudah terlaksana dengan baik.
4.3.3.2Observasi Respon Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
1) Pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Hasil observasi respon menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 2 pertemuan 1 dan
pertemuan 2 sudah sesuai dengan rancangan yang sudah direncanakan. Pada
pertemuan 1 dan pada pertemuan 2 dari 16 item seluruh sintaks terlaksana dengan
baik dalam proses pembelajaran. Dibawah ini rekap dari hasil observasi respon
siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas 5
dalam pembelajaran I siklus 2.
Rekap Hasil Observasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 (terlampir).
Berdasarkan tabel hasil observasi Respon Siswa pada siklus 2 pertemuan 1 dan
pertemuan 2 semua sintaks sudah terlaksana dengan baik.
4.3.4 Hasil Tindakan Siklus 2
Hasil tindakan siklus 2 membahas tentang hasil dari penelitian yang
dilakukan pada siklus 1 yaitu observasi motivasi siswa yang dilakukan pada
pertemuan 1 dan hasil belajar yang dilaksanakan pada pertemuan 3.
4.3.4.1Hasil Observasi Motivasi Siswa
Observasi motivasi siswa dilakukan pada setiap tahap siklus pada
pertemuan 1. Hasilnya diperoleh dari angket motivasi siswa yang diambil dari
ciri-ciri motivasi terdiri dari 8 aspek meliputi tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus- menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai), ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putusasa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapai), menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, amoral, dan sebagainya), lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif), dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin
akan sesuatu), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan senang mencari
dan memecahkan masalah soal-soal. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Motivasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Hasil motivasi siswa siklus 1 yaitu skor 136-160, kategori motivasi belajar
4.3.4.2 Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siklus 1 pertemuan 3 guru memberikan tes evaluasi
berupa tes tertulis pilihan ganda. Nilai hasil belajar pada siklus 1 dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui nilai Nilai 82-89 frekuensi 2 siswa
dengan presentase 12,5% tergolong tinggi. Nilai ≥90 frekuensi 14 siswa dengan
presentase 87,5% tergolong sangat tinggi. Rata-rata 97 dari 16 siswa, nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 88. Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan jumlah
ketuntasan hasil belajar siswa dengan KKM 67, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Kategori Keterangan
Berdasarkan tabel 4.7 dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh
hasil belajar diatas KKM 67 dengan kategori tuntas sebanyak 16 siswa, presentase
4.3.5 Refleksi
Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT telah dilaksanakan pada siklus 1. Membandingkan apakah hasil tindakan
dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus
1adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT telah
dilaksanakan pada siklus 2
1. Pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan yang direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Kegiatan siswa dalam pembelajaran sudah terarah dan terimbing dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa bertanggung jawab menguasai materi pembelajaran agar dapat
menjawab pada saat nomornya disebut.
5. Suasana diskusi kelas yang komunikatif
6. Ketrampilan kerjasama dalam kelompok berjalan dengan maksimal.
4.4Hasil Analisis Data
Hasil analisis data pada penelitian ini mencakup hasil analisis data motivasi
siswa, hasil belajar siswa, serta analisis langkah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
4.4.1 Hasil Analisis Data Motivasi Siswa
Untuk melakukan analisis data hasil motivasi siswa dapat menggunakan
cara membandingkan nilai hasil motivasi siswa. Rekap Hasil Motivasi Siswa
Tabel 4.8
Rekap Hasil Motivasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
frekuensi 11 siswa dengan presentase 68,75%, dan motivasi kategori tinggi
frekuensi 5 siswa dengan presentase 31,25%. Pada siklus 2 motivasi kategori
sangat tinggi frekuensi 16 siswa dengan presentase 100%. Hal ini menunjukkan
peningkatan dengan prosentase 31,25%. Maka dapat diketahui terdapat
peningkatan motivasi siswa pada setiap siklus yang dapat digambarkan dengan
diagram batang perbandingan kategori motivasi dari setiap siklus sebagai berikut:
Siklus 1 Siklus 2
Diagram Batang Perbandingan Presentase Kategori Motivasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun
4.4.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Untuk melakukan analisis data hasil motivasi siswa dapat menggunakan
cara membandingkan nilai hasil motivasi siswa. Rekap Hasil Motivasi Siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Rekap Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
Kriteria Indikator Keberhasilan
Keterangan nilai
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % f % f %
Tuntas ≥67 7 43,75% 14 87,5% 16 100%
Tidak Tuntas <67 9 56,25% 2 12,5% 0 0%
Jumlah 16 100% 16 100% 16 100%
Rata-rata 65,5 87 95
Nilai Tertinggi 76 100 100
Nilai Terendah 56 60 85
Dari tabel 4.9 terlihat pada pra siklus nilai kategori tuntas frekuensi 7
siswa dengan presentase 43,75%, dan nilai kategori tidak tuntas frekuensi 9 siswa
dengan presentase 56,25%. Pada siklus 1 nilai kategori tuntas frekuensi 14 siswa
dengan presentase 87,5%, dan nilai kategori tidak tuntas frekuensi 2 siswa dengan
presentase 12,5%. Pada siklus 2 nilai kategori tuntas frekuensi 16 siswa dengan
presentase 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan dengan prosentase 12,5%.
Maka dapat diketahui terdapat peningkatan hasil siswa pada setiap siklus yang
dapat digambarkan dengan diagram batang perbandingan kategori hasil belajar
4.5Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, ditemukan bahwa hasil belajar siswa
masih rendah. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa memahami konsep materi yang
diajarkan sehingga siswa kurang termotivasi yang mengakibatkan hasil belajarnya
rendah. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap nilai ulangan harian siswa
pada mata pelajaran IPA, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM 67. Dari 16 siswa hanya 7 siswa dengan persentase 43,75% yang mencapai
KKM, sedang 9 siswa dengan persentase 56,25% belum mencapai KKM.
Rata-rata nilai IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
semester II hanya 65,5. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas
dan jumlah siswa yang tidak tuntas dikarenakan siswa yang tuntas dapat
memahami materi yang disampaikan dengan metode ceramah, sedangkan siswa
yang tidak tuntas tidak dapat memahami materi yang disampaikan dengan metode
ceramah. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan agar hasil belajarnya lebih
baik atau mencapai KKM.
Diagram Batang Perbandingan Presentase Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
motivasi dalam pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan
tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa dalam kategori
motivasi tinggi. Pada kondisi siklus 1 hasil motivasi siswa yaitu skor 136-160,
kategori motivasi belajar siswa sangat tinggi, frekuensi 11 siswa dengan
presentase 68,75%. Skor 112-135, kategori motivasi belajar siswa sangat tinggi,
frekuensi 5 siswa dengan presentase 31,25%. Hasil motivasi siswa siklus 2 yaitu
skor 136-160, kategori motivasi belajar siswa sangat tinggi, frekuensi 16 siswa
dengan presentase 100%. Indikator keberhasilan motivasi siswa pada penelitian
ini yaitu 100% siswa mencapai kategori motivasi sangat tinggi.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan tersebut dibuktikan
dengan adanya peningkatan jumlah siswa dalam kategori nilai hasil belajar tuntas.
Pada kondisi pra siklus Dari 16 siswa hanya 7 siswa dengan persentase 43,75%
yang mencapai KKM, sedang 9 siswa dengan persentase 56,25% belum mencapai
KKM. Rata-rata nilai IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti
Kota Salatiga semester II hanya 65,5. Siklus 1 jumlah siswa yang memperoleh
hasil belajar diatas KKM 67 dengan kategori tuntas sebanyak 14 siswa, presentase
87,5%. Sedangkan hasil belajar belum mencapai KKM 67 dengan kategori tidak
tuntas sebanyak 2 siswa, presentase 12,5%. Siklus 2 jumlah siswa yang
memperoleh hasil belajar diatas KKM 67 dengan kategori tuntas sebanyak 16
siswa, presentase 100%. Indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada penelitian
ini yaitu 100% siswa mencapai kategori tuntas.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Sari
Sekar Melati (2012) dengan judul“ Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas V di SDN Sunggingsari Parakan Tahun Ajaran 2011/2012”. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn dengan
motivasi dan hasil belajar pada pokok bahasan “Keputusan Bersama” di kelas V
SDN Sunggingsari Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012.
Kondisi awal siswa yang sudah mencapai KKM ≥70 sebanyak 12 siwa dengan
persentase 40% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa dengan
presentase 60%. Setelah diadakan penelitian pada siklus I terjadi peningkatan
yang sudah tuntas mencapai KKM sebanyak 28 siswa dengan persentase 93,333%
dan 2 siswa yang belum tuntas sebanyak 6,666%. Siklus II terjadi peningkatan
yang sudah tuntas mencapai KKM sebanyak 30 siswa dengan persentase 100%.
Motivasi belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan model NHT juga
terjadi peningkatan. Pada kondisi awal terlihat hanya ada 8 siswa (26,666%)
dengan motivasi tinggi, 19 siswa (63,333%) dengan motivasi sedang dan 3 siswa
(10%) dengan motivasi rendah. Setelah diadakan penelitian siklus I terdapat
peningkatan motivasi 25 siswa (83,333%) dengan motivasi sangat tinggi.
Kemudian kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II
peningkatan motivasi belajar siswa yang tadinya 25 siswa (83,333%) dengan
motivasi sangat tinggi menjadi 27 siswa (90%) dengan motivasi sangat tinggi