• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ada beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Praktik pembelajaran Siklus I dilakukan dengan materi “Sifat-sifat Cahaya.” Dalam siklus I ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan pertama dilakukan perencanaan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas 5 untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang dihadapi untuk mencari jalan pemecahan masalah yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi yaitu sifat-sifat cahaya, kemudian mulai menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menggunakan model pembelajaran Project Based Learning yang sesuai dengan analisis permasalahan, selanjutnya mempersiapkan materi pembelajaran serta alat dan bahan untuk perancangan produk tentang sifat-sifat cahaya antara lain (spidol, kertas karton, kertas lipat, pewarna, senter, gelas bening, kertas HVS, plastik bening, kaleng minuman, dan buku).

(2)

kertas lipat, pewarna, senter, spion, cermin datar, baskom, air jernih, pensil, dan gelas bening ).

Perencanaan siklus I pada pertemuan ketiga juga merupakan tindak lanjut dari hasil belajar pada pertemuan kedua dengan melakukan evaluasi. Peneliti menyipakan RPP,lembar evaluasi yang berisi butir-butir soal yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya untuk mengukur hasil belajar dari siklus I, serta lembar observasi.

Setelah dilakukan perencanaan selanjutnya adalah melakukan tahap pelaksanaan. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dan masing– masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2015, dan pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 01 April 2015.

Pada pertemuan pertama siklus I yang dilaksanakan tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.00-10.10. Kegiatan awal dimulai dari guru mengawali pembelajaran dengan mengatur tempat duduk siswa, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya dan menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Sifat-sifat cahaya” dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

(3)

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti (spidol, kertas lipat, pewarna, 3 lembar kertas karton, senter, gelas bening, kertas HVS, plastik bening, kaleng minuman, dan buku). Sebelum melakukan perancangan proyek guru menjelaskan pada siswa bahwa kegiatan perancangan proyek akan dilakasanakan dalam 2 kali pertemuan dan dibagi dalam 2 sesi pembelajaran dengan batasan waktu dalam setiap kegiatan perancangan proyek, selanjutnya siswa mulai mempersiapkan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dan mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing, kemudian bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing untuk merancang dan menyelesaikan proyek yang telah ditentukan. Dalam kegiatan penyelesaian proyek guru bertindak untuk memonitoring dan membimbing kerja siswa dalam membuat proyek agar siswa bisa memperbaiki proyek yang sedang dibuat. Setelah batas waktu yang diberikan habis guru melihat bahwa setiap kelompok telah menyelesaikan proyeknya dengan baik meskipun ada beberapa kelompok yang masih terlambat dalam menyelesaikan proyeknya, selanjutnya perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setiap kelompok menyimak dan membuat catatan dari kelompok lain mengenai hal-hal yang belum dipahami dari kelompok yang melakukan presentasi setelah semua kelompok melakukan presentasi guru segera memberikan penguatan dan refleksi terhadap hasil proyek yang telah dipresentasikan supaya setiap siswa mempunyai pemahaman yang sama mengenai materi yang telah disampaikan. Langkah selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami tetapi sebagian besar siswa masih malu-malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya akhirnya guru kembali memberikan penguatan agar didapatkan pemahaman yang sama bagi setiap siswa.

(4)

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah berlangsung tetapi hanya beberapa siswa saja yang terlihat berani dalam mengungkapkan pendapatnya kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pelaksanaan siklus I pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2015 jam 09.00-10.10. Kegiaatan pada awal pembelajaran dimulai dengan guru menanyakan apa saja yang siswa ingat dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, sebagian besar siswa menjawab dengan antusias kemudian guru mengajak seluruh siswa menyanyikan lagu “Pelangi-pelangi” untuk memberikan gambaran awal mengenai materi yang akan disampaikan. Guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa untuk memperhatikan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Memasuki kegiatan inti guru memberikan pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan topik materi yang akan dibahas kemudian guru berdiskusi dengan siswa tentang sebuah objek yang akan dijadikan sebuah proyek pada saat pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu pembuatan kertas mading. Guru kemudian membagi kelas menjadi 5 kelompok secara heterogen, guru menjelaskan bahwa setiap kelompok akan mendapatkan topik yang berbeda dalam perancangan proyek. Setelah itu guru menjelaskan prosedur atau langkah-langkah dalam pembuatan proyek dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti (spidol, kertas karton, kertas lipat, pewarna, senter, spion, cermin datar, baskom, air jernih, pensil, dan gelas bening ).

(5)

masing-masing kelompok bersiap untuk mempresentasikan hasil proyeknya, kelompok yang tidak maju presentasi terlihat menyimak kelompok yang sedang melakukan presentasi meskipun ada beberapa siswa yang masih terlihat ribut dan tidak memperhatikan kelompok yang melakukan presentasi. Selanjutnya guru memberikan penguatan dan refleksi terhadap hasil proyek yang telah dipresentasikan agar setiap siswa mempunyai pemahaman yang sama dan memahami materi yang telah didapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa dan guru kembali memberikan penguatan agar didapatkan pemahaman yang sama bagi setiap siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung, beberapa siswa juga mulai terlihat berani dalam mengutarakan pendapatnya mengenai pembelajaran yang telah berlangsung selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk mengakhiri pembelajaran pada peretemuan kedua.

Pada pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 01 April 2015 jam 07.30-08.40. Pembelajaran difokuskan pada kegiatan evaluasi dimana kegiatan awal dimulai dengan guru mengajak seluruh siswa berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran setelah itu guru mengatur tempat duduk siswa dan mulai menanyakan apa saja yang siswa ingat dari pembelajaran sebelumnya guna mengukur sejauh mana setiap siswa dalam memahami materi yang telah diberikan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan soal evaluasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(6)

dengan jujur dan sesuai batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Guru bertindak untuk mengawasi jalannya kegiatan tes evaluasi yang berlangsung setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal sesuai dengan nomer absen siswa.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap soal evaluasi yang telah dikerjakan yang berkaitan dengan materi sifat-sifat cahaya, sebagian besar siswa terlihat antusias dalam bertanya mengenai beberapa soal yang dirasa sulit untuk dikerjakan. Guru akhirnya memberikan penguatan dan penjelasan kepada siswa mengenai soal-soal yang ditanyakan oleh siswa kemudian guru segera menutup pembelajaran.

Setelah tahap pelaksanaan pada siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengamatan. Hasil pengamatan observer selama pembelajaran Siklus I pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat diamati secara rinci melalui tabel 17 sebagai berikut.

Tabel 17

Pelaksanaan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dalam 3 Pertemuan

No. Aspek yang di Observasi

Pertemuan

1. Guru memeriksa kehadiran siswa.

 

(7)

8. Guru bersama siswa yang telah dikerjakan siswa

(8)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sudah berjalan cukup baik terbukti dari hasil observasi aktivitas guru yang menunjukkan pertemuan pertama keterlaksanaan sebesar 80% kemudian pada pertemuan kedua mencapai 85% dan sedangkan pada pertemuan ketiga kegiatan pembalajaran hanya difokuskan pada kegiatan evaluasi saja, sehingga hanya mencapai keterlaksanaan sebesar 60%.

Selanjutnya juga dijelaskan hasil observasi respon siswa yang dapat diamati pada tabel 18 sebagai berikut.

Tabel 18

Pelaksanaan Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I dalam 3 Pertemuan

No. Aspek-aspek yang Diamati

3. Siswa bekerjasama dengan kelompok

9. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

  

10. Siswa berani berpendapat  

Jumlah 8 2 9 1 7 3

(9)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon siswa pada siklus I berjalan baik. Hal ini dibuktikan dari peningkatan presentase pertemuan pertama sebesar 80% kemudian pada pertemuan kedua meningkat menjadi 90% sedangkan pada pertemuan ketiga kegiatan pembalajaran hanya difokuskan pada kegiatan evaluasi saja, sehingga hanya mencapai keterlaksanaan sebesar 70%

Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus I. Kelebihan dalam pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sesuai dengan harapan meskipun ada beberapa sintaks yang belum terlaksana, siswa terlihat antusias bekerja sama dengan kelompok, siswa lebih meningkat dalam segi keaktifan berkomunikasi dan menyampikan pendapatnya walau masih ada beberapa yang terlihat takut menyampaikan pendapatnya, kemudian siswa sudah terlihat bekerja secara berkolaboratif dalam membuat proyek yang telah ditentukan, keberanian siswa sudah mulai tumbuh terlihat dari saat siswa mempresentasikan hasil proyeknya di depan kelas.

(10)

Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam siklus I selanjutnya praktik pembelajaran Siklus II dilakukan dengan materi “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.”

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II

Dalam siklus II ini dilakukan melalui 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut. Pada pertemuan pertama peneliti melakukan perencanaan berkolaborasi dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi “menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model” menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan anilisis permasalahan. Mempersiapkan materi pembelajaran serta alat dan bahan untuk perancangan produk tentang “menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau mode” yaitu (spidol, kertas hvs, pralon, cermin datar ukuran 4x4cm, tutup pralon L, dan gunting ).

Pada pertemuan kedua perencanaan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi “menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.” Persiapan alat dan bahan untuk investigasi tentang karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, alat dan bahan yaitu (spidol, kertas hvs, lampu bohlam yang tidak terpakai, jaret balon, karet gelang, air jernih)

(11)

Setelah melakukan proses perencanaan langkah selanjutnya adalah melakukan pelaksanaan. Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing– masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 02 April 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 04 April 2015, dan pertemuan ketiga pada hari Kamis tanggal 09 April 2015.

Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 April 2015 pada pukul 09.00-10.10. Kegiatan awal dilakukan dengan guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru juga mengulas kembali mengenai materi pada pembelajaran sebelumnya, dan menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.” dilanjutkan dengan menyampikan tujuan pembelajaran.

(12)

kegiatan perancangan proyek akan dilakasanakan dalam 2 kali pertemuan dan dibagi dalam 2 sesi pembelajaran dengan batasan waktu dalam setiap kegiatan perancangan maupun penyelesaian tugas proyek, guru tidak lupa menginformasikan agar siswa selalu memperhatikan keslamatan dalam bekerja. Selanjutnya siswa mempersiapkan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dan mulai berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, kemudian merancang proyek yang telah ditentukan dibantu dengan guru yang bertindak untuk memonitoring dan membimbing kerja siswa dalam membuat proyek agar bisa memperbaiki proyek yang sedang dibuat. Setelah batas waktu penyelesaian proyek habis sebagian besar kelompok telah menyelesaikan proyek tepat waktu. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil proyeknya dan kelompok lain yang tidak melakukan presentasi terlihat menyimak dan membuat catatan dari kelompok yang sedang melakukan presentasi. Guru memberikan penguatan dan refleksi terhadap hasil proyek yang telah dipresentasikan agar setiap siswa mempunyai pemahaman yang sama dan memahami materi yang telah didapatkan. Selanjutnya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dipahami, sebagian besar siswa mulai berani bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Guru kembali memberikan penguatan terhadap siswa dari pertanyaan-pertanyaan yang telah disampaikan agar setiap siswa mendapatkan pemahaman yang sama mengenai materi yang telah dipelajari bersama-sama.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menguji pemahaman siswa dengan sebuah pertanyaan dan siswa antusias menjawab meskipun ada siswa yang kurang tepat dalam memberikan jawabannya. Selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap proses pembelajaran, setelah guru meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan guru bersama siswa melakukan penyimpulan terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, guru meminta siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah berlangsung dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

(13)

yang siswa ingat mengenai pembelajaran sebelumnya, sebagian besar siswa terlihat berani menjawab kemudian dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(14)

belum dipahami siswa dan guru kembali memberikan penguatan agar didapatkan pemahaman yang sama bagi setiap siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Penelitian siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 09 April 2015 jam 09.00-10.10. Pembelajaran difokuskan pada kegiatan evaluasi dimana kegiatan awal dimulai dengan guru menanyakan apa saja yang mereka ingat dari pembelajaran sebelumnya, menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan soal evaluasi.

Guru menjelaskan peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi dan menyampaikan batas waktu dalam mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya guru membagikan lembar soal dan menjelaskan bagaimana cara mengerjakan soal evaluasi. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya dan guru bertindak untuk mengawasi jalannya kegiatan tes evaluasi yang berlangsung. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal sesuai dengan nomer absen siswa.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap soal evaluasi yang telah dikerjakan yang berkaitan dengan materi selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mengenai soal yang sulit dikerjakan dan memberikan penguatan dan penjelasan kepada siswa kemudian guru menutup pembelajaran.

(15)

Tabel 19

Pelaksanaan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II dalam 3 Pertemuan

No. Aspek yang di Observasi

Pertemuan

1. Guru memeriksa kehadiran

siswa.   

2. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk memberikan

6. Guru menjelaskan topik /materi

yang akan dipelajari.   

7. Guru membagi siswa menjadi 5

kelompok secara heterogen.   

8. Guru bersama siswa

10. Guru menyampaikan informasi jadwal pelaksanaan dan batas

14. Guru bertanya jawab mengenai proyek yang telah

dipresentasikan.

(16)

15. Guru membantu menguatkan

jawaban masing-masing siswa.   

16. Guru memberikan kesempatan

menyimpulkan pembelajaran.   

19. Guru menyampaikan rencana

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas guru berjalan sangat baik. Kondisi tersebut dibuktikan dengan presentase keterlaksanaan aspek yang diobervasi pada pertemuan pertama mencapai 95% kemudian pada pertemuan kedua mencapai 100% sedangkan pada pertemuan ketiga kegiatan pembalajaran hanya difokuskan pada kegiatan evaluasi saja, sehingga hanya mencapai keterlaksanaan sebesar 60%

Selanjutnya juga dijelaskan hasil observasi respon siswa siklus II selama tiga pertemuan yang dapat diamati secara rinci pada tabel 20 sebagai berikut.

Tabel 20

Pelaksanaan Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II dalam 3 Pertemuan

(17)

3. Siswa bekerjasama dengan kelompok

  

4. Siswa membuat proyek sesuai prosedur

  

5. Siswa melakukan presentasi   

6. Siswa berani memberikan pertanyaan

  

7. Siswa bertanya jawab tentang materi yang belum dimengerti

  

8. Siswa berani menjawab pertanyaan

  

9. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

  

10. Siswa berani berpendapat   

Jumlah 9 1 10 0 7 3

Presentase 90% 100% 70%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi respon siswa pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga mengalami peningkatan hal ini dibuktikan dari peningkatan presentase pertemuan pertama 95% kemudian pada pertemuan kedua meningkat menjadi 100% sedangkan pada pertemuan ketiga kegiatan pembalajaran hanya difokuskan pada kegiatan evaluasi saja, sehingga hanya mencapai keterlaksanaan sebesar 70%.

(18)

siswa sudah tumbuh terlihat dari saat siswa mempresentasikan hasil proyek di depan kelas, dan siswa tidak ragu-ragu dalam menyampikanya presentasi.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mencakup deskripsi data dan analasis data yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1 Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini terlebih dahulu akan diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Berikut dibahas secara lengkap deskripsi data hasil belajar siswa SD Negeri Ledok 06 Salatiga.

4.2.1.1 Data Siklus I

Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran

Project Based Learning, peneliti menggunakan data hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Siklus I yang dilakukan pada akhir pertemuan ketiga. Untuk menghitung interval, peneliti menggunakan rumus dari Sundayana (2014:39) sebagai berikut.

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 19

= 1 + 3,3. 1,27

= 1 + 4,21

= 5,21 (dibulatkan menjadi 5) Range (R) = (Skor maksimal- skor minimal)

= (88 -52)

= 36

Interval = Range

Banyaknya siswa

=

36

(19)

= 7,2 (dibulatkan menjadi 7)

Selanjutnya dibuat tabel destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi tabel destribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat pada tabel 21 sebagai berikut.

Tabel 21

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 SalatigaSemester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No. Interval Frekuensi Presentase

1. 83 - 90 5 26,3%

2. 75 - 82 8 42,1%

3. 67 - 74 3 15,8%

4. 59 - 66 1 5,3%

5. 52 - 58 2 10,5%

Jumlah 19 100%

(20)

Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

4.2.1.2 Data Siklus II

Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran

(21)

Banyaknya siswa

=

28

5

= 5,6 (dibulatkan menjadi 6)

Selanjutnya dibuat tabel destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi tabel destribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I yang dapat dilihat pada tabel 22 sebagai berikut.

Tabel 22

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 SalatigaSemester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase

1. 88 - 93 11 57,8%

2. 82 - 87 5 26,3%

3. 76 - 81 1 5,3%

4. 70 - 75 1 5,3%

5. 64 - 69 1 5,3%

Jumlah 19 100%

(22)

Gambar 3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

4.2.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Dalam analisis ketuntasan hasil belajar siswa dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan analisis komparatif dengan membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal atau pra siklus, siklus I, dan siklus II.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

1. Data Siklus I

Rekapitulasi hasil belajar IPA pada Siklus I dapat dilihat pada tabel 23 sebagai berikut.

0 2 4 6 8 10 12

88- 93 82- 87 76- 81 70-75 64 -69

FRE

K

UE

N

S

I

Interval

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II

frekuensi

(23)

Tabel 23

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No.

Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 16 84%

2 Tidak Tuntas 3 16%

Jumlah 19

Rerata 75,15

Maksimum 88

Minimum 52

Berdasarkan tabel hasil analisis ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM=65) sejumlah 3 siswa dengan presentase 16%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 16 siswa dengan presentase sebesar 84% dimana nilai rata-rata mencapai 75,15 dengan nilai maksimum 88 dan nialai minimum 52.

Gambar 4 Grafik Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I 84%

16%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

(24)

2. Data Siklus II

Pada Pertemuan pertama dan kedua Siklus II guru menerapkan model pembelajaran Project Based Learning. Rekapitulasi hasil belajar IPA Siklus II dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut.

Tabel 24

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus II Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 18 95%

2 Tidak Tuntas 1 5%

Jumlah 19 Rerata 85,47 Maksimum 92

Minimum 64

Berdasarkan tabel hasil analisis ketuntasan hasil belajar Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM=65) sejumlah 1 siswa dengan presentase 5%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 18 siswa dengan presentase sebesar 95% dimana nilai rata-rata mencapai 85,47 dengan nilai maksimum 92 dan nilai minimum 64.

Gambar 5 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II 95%

5%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

(25)

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Rekapitulasi analisis dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus (kondisi awal), siklus I, dan siklus II dalam tabel 25 sebagai berikut.

Tabel 25

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Ketuntasan Kondisi awal Siklus I Siklus II

F % F % F %

1 Tuntas 7 37% 16 84% 18 95%

2 Tidak tuntas 12 63% 3 16% 1 5%

Jumlah 19 100% 19 100% 19 100%

Rerata 63,94 75,15 85,47

Maksimum 83 88 92

Minimum 45 52 64

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA dari kondisisi awal, siklus I, dan siklus II yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM=65). Terbukti untuk presentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 37% kemudian pada saat penerapan model pembelajaran

Project Based Learning presentase ketuntasan siklus I meningkat sebesar 84% dan pada Siklus II presentase ketuntasan menjadi 95%.

4.3 Pembahasan

(26)

dihasilkan bisa berupa karya tulis, karya seni, atau prakarya yang kemudian dipresentasikan atau dipublikasikan.

Dengan adanya perancangan produk siswa akan lebih aktif dalam bekerjasama secara kolaboratif dengan teman-temannya, siswa dapat bekerjasama melalui pengalaman langsung, dan akan membuat suasana dalam kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan serta menambah semangat dan gairah bagi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu kondisi kelas menjadi tidak kaku karena siswa bekerja secara aktif bersama kelompoknya mengungkap masalah dari setiap topik atau materi pembelajaran yang diberikan hal ini akan membuat siswa dapat lebih mudah lagi dalam mengungkapkan dan memahami materi daripada harus duduk diam mendengarkan penjelasan guru dan hanya mengacu pada buku LKS atau buku paket saja tanpa ditunjang dengan kegiatan seperti pengamatan atau percobaan.

Dalam model pembelajaran Project Based Learning peranan guru hanya sebagai penyedia sumber belajar, partisipan dalam kegiatan pembelajaran serta menjadi seorang pembimbing atau partner sementara itu peranan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Project Based Learning ini adalah siswa akan lebih aktif dalam bekerja dalam membuat proyek, memberikan ide maupun gagasan dalam pembelajaran, serta melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri karena adanya kegiatan pembuatan proyek.

(27)

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning hasil belajar sudah mengalami peningkatan hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar IPA siswa yang mencapai kriteria tuntas KKM pada siklus I sebanyak 16 siswa atau 84 % namun masih ada siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa atau 16% adapun nilai rata-rata juga mengalami peningkatan sebanyak 75,15. Dengan hasil ini menunjukkan siswa mengalami sedikit peningkatan hasil belajar. Dengan hasil itu perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II agar perolehan nilai siswa bisa lebih maksimal.

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II siswa yang mencapai kriteria tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 95% dimana masih ada yang belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa atau 5% adapun nilai rata-rata pada siklus II kembali meningkat menjadi 85,47. Dari 1 siswa yang belum tuntas pada siklus II maka guru kelas melakukan remidi khusus kepada siswa tersebut. Berdasarkan data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dimana dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa yang mencapai KKM sebanyak 80% sesuai dengan indikator hasil yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui perancangan proyek dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga.

Untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi memang diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mendorong semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini menerapkan model pembelajaran

(28)

berhadapan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pokok pengetahuan secara langsung sebagai suatu teknik pengajaran yang khas dan berbeda dengan umumnya teknik pengajaran. Dalam pembelajaran dengan materi sifat-sifat cahaya ini siswa di dorong untuk merancang suatu proyek dalam kegiatan pembelajarannya hal ini akan membuat materi yang akan diberikan oleh guru akan jauh lebih efektif diserap oleh siswa.

Kelebihan yang ada pada model pembelajaran Project Based Learning

menurut M.Hosnan (2014:325) yaitu siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran karena peserta didik belajar dengan membuat proyek berdasarkan materi dan topik pembelajaran yang diberikan, mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah, membuat peserta didik lebih aktif lagi dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa, mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam mengelola sumber atau bahan serta alat dalam menyelesaikan tugas proyek, serta mampu menigkatkan kolaborasi peserta didik. Model pembelajaran Project Based Learning ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa karena adanya kegiatan perancangan produk yang membuat kegiatan pembelajaran akan terasa menyenangkan, dapat mememperbaiki dan meningkatkan semangat dalam ketrampilan berkolaborasi dan bekerjasama dalam berkelompok yang akan memupuk rasa kebersamaan diantara setiap siswa, selanjutnya model pembelajaran ini akan membuat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif lagi baik itu dalam memberikan pendapat, bertanya, atau mengutarakan ide serta gagasan terutama dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning ini akan membuat hasil belajar siswa lebih meningkat lagi. Beberapa penjelasan tersebut mendukung adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dijabarkan dalam analisis data.

(29)

Pucung Kidul 03 Tahun Ajaran 2014/2015.” Menyatakan bahwa penggunaan model Project Based Learning dengan media benda konkret dapat memberikan pengaruh pada peningkatan ketuntasan pembelajaran IPA hal ini dibuktikan dengan prersentase ketuntasan hasil belajar siswa juga selalu mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada pretes, rerata nilai hasil belajar siswa adalah 19,15% dan meningkat pada siklus I menjadi 69,05%. Kemudian meningkat pada siklus II menjadi 88,09%. Dengan demikian dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Lerning hasil belajar IPA siswa akan mengalami peningkatan. Pendapat yang dikemukakan oleh Ardiana Pangestika Konita, dkk tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivo Aulia Putri Yatni (2013), Veronica Yasinta (2013), Septiani Rosalina,dkk (2013) hasil penelitian ketiga peneliti tersebut sama-sama menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(30)

Tabel 26

Perbandingan Langkah-langkah menurut Sintaks dengan Peneliti

No. Langkah Kegiatan Sintaks Peneliti

1. Menentukan proyek.

2. Menyusun perencanaan proyek

3. Guru menjelaskan prosedur pembuatan

proyek

4. Guru menginformasikan kembali kepada siswa mengenai alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam pembuatan proyek

-

5. Guru memonitoring kerja siswa

6. Siswa melakukan presentasi

7. Guru bersama siswa merefleksi kegiatan

pembuatan proyek yang telah dilakukan

8. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami

-

9. Guru melakukan tanya jawab untuk menguji

pemahaman siswa -

10. Guru memberikan penguatan terhadap terhadap jawaban siswa yang kurang tepat agar tidak terjadi miskonsepsi

-

Jumlah 6 10

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peneliti memberikan tambahan teori berupa tambahan langkah model pembelajaran Project Based Learning

berdasarkan standar proses yang dijabarkan dari langkah Project Based Learning

menurut sintaks.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari penelitian tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

(31)

b. Implikasi Praktis

Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun implikasi praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sekolah dapat menyediakan referensi bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.

2. Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan pembelajaran dengan model Project Based Learning pada mata pelajaran IPA.

Gambar

Tabel 17 Pelaksanaan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dalam 3 Pertemuan
Tabel 18 Pelaksanaan Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I dalam 3 Pertemuan
gambaran awal.
Tabel 20 Pelaksanaan Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II dalam 3 Pertemuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat

The surround Sekampung river estuary coastline located in Rawa Sragi area is one of the most dynamic coastlines in southern Lampung Province that has changed

Kami Menjual Obat gonore atau kencing nanah ampuh, produk dari de nature indonesia, Penyakit gonore atau kencing nanah yang anda derita akan Insyaalloh sembuh

Bahasan: Reformasi ketatanegaraan yang dilakukan oleh pemerintah pada lembaga tertinggi negara bertujuan menegakkan kembali demokrasi yang bertumpu pada rakyat, yaitu rakyat tidak

In this paper, we use competing risks model that is, parametric Cox’s model with Weibull distribution based on EM algorithm, to examine the state of control of the process, that