• Tidak ada hasil yang ditemukan

tafsir 1 semester 2 KONSEP MANUSIA DALAM AL QUR’AN MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tafsir 1 semester 2 KONSEP MANUSIA DALAM AL QUR’AN MAKALAH"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP MANUSIA DALAM AL QUR’AN MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ TAFSIR 1

Dosen Pengampu :

Abdullah Afandi

Disusun oleh

Abdul Rozaq (932100714) Novita Khoiril Mala (932121414) Nuzulia Ulfy Nangimah (932123514) Shokib Isa Nurudin (932129714)

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “ KONSEP MANUSIA DALAM AL QUR’AN ” dalam rangka memenuhi tugas membuat makalah bidang studi TAFSIR 1

Dalam menyusun makalah ini, penyusun mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mangucapkan terima kasih kepada pembimbing dan teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang menyertai untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi peningkatan makalah yang kami buat selanjutnya.

Kediri , November 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan masalah 1 1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peradaban Manusia 2 2.2 Perkembangan Teknplogi 3

2.3 Hubungan Timbal Balik Antara Sains dan Teknologi 5 2.4 Manfaat Teknologi Pada Kehidupan Manusia 7

2.5 Teknologi Masa Depan 16 2.6 Al Qur’an dan Teknologi 17

BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan 19

3.2Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

Q.S. al-Mukminun[23]:12-14

Tentang proses penciptaan dan akhir kehidupan manusia.

Q.S. al-Isra’[17]:70

Tentang konsep manusia dalam sebutan Bani Adam

Q.S. al-Kahfi[18]:110

Tentang konsep manusia dalam sebutan Basyar.

Q.S. al-Baqarah[2]:168

(4)

Q.S.al-Tin[95]:4-6

(5)

PEMBAHASAN

KONSEP MANUSIA DALAM AL QUR’AN

Sudah sejak lama Al Qur’an telah menginformasikan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki unsure fisik dan nonfisik. Secara anatomis, pemahaman terhadap unsure fisik tak jauh berbeda dari konsep manusia menurut ilmuan Barat, meskipun dalam pengertian khusus konsep Islam tentang manusia lebih rinci.

Manusia menurut terminology Al Qur’an dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang. Manusia disebut al basyar berdasakkan pendekatan aspek biologisnya. Dari sudut pandang ini manusia dilihat sebagai makhluk bioloogis yang memiliki dorongan primer ( makan, minum, hubungan seksual) dan makhluk generative (berketurunan). Sedangkan dilihat dari fungsi dan potensi yang dimiliki manusia disebut al insane. Konsep al insane menggambarkan fungsi manusia sebagai penyandang khalifah Tuhan yang dkaitkan dengan proses penciptaan dan pertumbuhan serta perkembangannya (QS 2:30 dan QS 23:12-14). Selain itu, konsep al Insan juga menunjukkan potensi yang dimiliki mannusia seperti kemampuan untuk mengembangkan ilmu (QS 96:4-5). Disamping itu, konsep inijuga menggambarkansejumlah sifat-sifat dan tanggung jawab manusia seperti lupa, khilaf, tergesa-gesa, suka membantah, kikir, tidak bersyukur dan sebgainya.Namun, kepadanya dibebankan amanah dan tanggung jawab untuk berbuat baik (QS 29:8).

Kemudian manusia disebut al-Nas yang umumnya dilihat dari sudut pandang hubungan sosial yang dilakukannya. Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga dibebankan tanggung jawab sosial, baik dalam bentuk lingkungan sosial paling kecl (kelusarga) maupun yang lebih besar seperti masyarakat, etnik maupun bangsa. Manusia pun disebut sebagai al Ins untuk menggambarkan aspek spiritual yang dimilikinya.

(6)

setiap manusia tanpa melihat latar belakang perbedaan jenis kelamin, ras dan suku bangsa ataupun aliran kepercayaan masing-masing. Bani Adam menggmbarkan tentang kesamaan dan persamaan manusia yang tampak lebih diteknakan pada aspek fisik. Walaupun tidak sama persis dengan konsep Homo ( makhluk manusia), namun dari sudut pandang ini pemahaman konsep Barat tentang asppek fisik manusia dapat dikatakan mirip dengan konsep Bani Adam. Bedanya pada nilai kemakhlukannya.

Pada konsep Barat, manusia dilihat dari aspek fisik berada dalam keadaaan bebas nilai.sebaliknay, konsep Bani Adam memuat nilai kemakhlukan yang jelas, yaitu sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hubungan makhluk – Khalik termuat dalam konsep Bani Adam yang menggambarkan manusia dari aspek fisik. Karena itu, secara fisik manusia terikat kepada nilai-nilai yang sejalan dengan hakikat penciptaannya.

A. PROSES PENCIPTAAN DAN AKHIR KEHIDUPAN MANUSIA Surat Al-Mu’minun ayat 12-16

)ٍ ن

ن ِيط

ط ٍ ن

ن مطٍ ةنللللس

س ٍ ن

ن مطٍ ن

ل َاس

ل ننلن

ط اٍ َانلقنللخلٍ د

ن قلللول

۱۲

)ٍ ن

ن ِيك

ط ملٍ رنارلقلٍ ِيفطٍ ةةفلط

ن نسٍ هسَانللنعلجلٍ ممثسٍ (

۱۳

(

ً،ةةغلض

ن مسٍ ةلقلللعللناٍ َانلقنللخلفلٍ ةةقلللع

ل ٍ ةلفلط

ن ننلاٍ َانلقنللخلٍ ممثس

ملَاظ

ل عطلناٍ َانلونس

ل ك

ل فلٍ ً،َامةَاظ

ل عطٍ ةلغلض

ن مسلناٍ َانلقنللخلفل

هسلملاٍ ك

ل رلَابلتلفلٍ ً،رلخلآلٍ َاقةلنخلٍ هسَانلأنشلننألٍ ممثسٍ ً،َامةحنلل

ل ِيقطلطَاخ

ل لناٍ ن

س س

ل حنأ

ل

۱٤

ك

ل لطذلٍ دلعنبلٍ منكسنمإطٍ ممثس(

)ٍ ن

ل وتسِييمللل

١٥

)ٍ ن

ل وثسعلبنتسٍ ٍ ةطملَاِيلقطلناٍ ملونيلٍ منك

س نمإطٍ ممثسٍ (

۱٦

(

1. Terjemah surat Al-Mu’minun ayat 12-16:
(7)

13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)

14) Kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

15) Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati.

16) Kemudian sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat.

2. Penjelasan surat Al-Mu’minun ayat 12-16

Ayat di atas kurang lebih menyatakan: Dan sesungguhnya Kami bersumpah bahwa Kami telah menciptakan manusia, yakni jenis manusia yang kamu saksikan, bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah.

Kemudian kami menjadikannya yakni saripati itu nutfah yang disimpan dalam tempat yang kokoh, yakni rahim ibu. Kemudian Kami ciptakan yakni jadikan

nutfah itu ‘alaqah, lalu kami ciptakan yakni jadikan ‘alaqah itu mudhghah

yang merupakan sesuatu yang kecil sekerat daging, lalu Kami ciptakan yakni jadikan mudhghah itu tulang belulang, lalu Kami bugkus tulang belulang itu dengan daging. Kemudian Kami mewujudkannya yakni tulang yang terbungkus daging itu menjadi (setelah Kami meniupkan ruh ciptaan Kami kepadanya) makhluk lain daripada yang lain yang sepenuhnya berbeda dengan unsur-unsur kejadiannya yang tersebut di atas bahkan berbeda dengan makhluk-makhluk lain.

Maka maha banyak lagi mantap keberkahan yang tercurah dari Allah, Pencipta Yang Terbaik.1Kemudian, sesugguhnya kamu wahai anak cucu Adam

sekalian sesudah itu, yakni sesudah memulai proses tersebut dan ketika kamu berada di pentas bumi ini dan melalui lagi proses dari bayi, anak kecil, remaja,

(8)

dewasa, tua dan pikun, benar-benar kamu akan mati baik pada masa pikun maupum sebelumnya. Kemudian setelah kamu mati dan dikuburkan,

sesungguhnya kamu sekalian pada hari kiamat nanti akan dibangkitkan dari kubur kamu untuk dimintai pertanggungjawaban, lalu masing-masing Kami beri balasan dan ganjaran.

3. Tafsir surat Al-Mu’minun ayat 12-16

ن

ن مطٍ ةنللللس

س ٍ ن

ن مطٍ ن

ل َاس

ل ننلن

ط اٍ َانلقنللخلٍ د

ن قلللول

)ٍ ن

ن ِيط

ط

۱۲

(

Allah ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. Di sini Allah ta’ala memberitahukan awal penciptaan manusia itu dari saripati tanah. Manusia itu adalah Adam a.s. Allah menciptakannya dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil-Nya dari seluruh bumi. Maka manusia pun tampil sesuai dengan kondisi tanah yang menjadi asal mereka. Maka diantara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan (percampuran) antara warna itu, yang buruk, baik, dan (percampuran) antara itu.” (HR Ahmad)

Hadits ini pun diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi melalui berbagai jalur dari Auf al-Arabi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan dan shahih. Dan juga di katakan dalam Al-Qur’an surat as-Sajdah ayat 7 “Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah”.2

Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud manusia di sini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari air mani. Jika diadakan penyelidikan yang seksama, maka air mani itupun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang merupakan hasil bumi, yang akan dimakan oleh manusia, alat pencernaan berubah menjadi

(9)

cairan yang bercampur dengan darah yang akan disalurkan ke seluruh anggota tubuh yang akhirnya menjadi saripati dari tanah yang berbentuk air mani. 3

Nah,saripati dari tanah disini berasal dari makanan manusia, baik tumbuhan maupun hewan yang bersumber dari tanah.4

Berbeda-beda pendapat para ahli tafsir tentang siapa yang dimaksud al-insan/manusia pada ayat 12 di atas. Adapun yang dapat menjadi penguat pendapat bahwa yang dimaksud manusia itu adalah keturunan Adam yakni dari kata (

ةنللللس

س

) sulalah terambil dari kata (

ل

ل س)

ٍ

salla yang berarti mengambil, mencabut. Makna kata ini mengandung sedikit, sehingga kata sulalah berarti mengambil sedikit dari tanah dan yang diambil itu adalah saripatinya.5

)ٍ ن

ن ِيك

ط ملٍ رنارلقلٍ ِيفطٍ ةةفلط

ن نسٍ هسَانللنعلجلٍ ممثس

۱۳

(

Allah ta’ala berfirman, “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”. Maksudnya, kemudian Kami tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam bersetubuh akan ditumpahkan/ditempatkan ke dalam rahim istrinya, yaitu suatu tempat penyimpanan yang kokoh bagi janin sampai saat kelahirannya.6

ً،ةةغلض

ن مسٍ ةلقلللعللناٍ َانلقنللخلفلٍ ةةقلللع

ل ٍ ةلفلط

ن ننلاٍ َانلقنللخلٍ ممثس

ملَاظ

ل عطلناٍ َانلونس

ل ك

ل فلٍ ً،َامةَاظ

ل عطٍ ةلغلض

ن مسلناٍ َانلقنللخلفل

هسلملاٍ ك

ل رلَابلتلفلٍ ً،رلخلآلٍ َاقةلنخلٍ هسَانلأنشلننألٍ ممثسٍ ً،َامةحنلل

ل ِيقطلطَاخ

ل لناٍ ن

س س

ل حنأ

ل

۱٤

(

Allah ta’ala berfirman, “Kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.

3Tim Tashih Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya jilid VI, (Semarang:PT. Citra Effhar,1993), 499.

4 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2002),166.

5 Ibid, 166.

(10)

Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. Maksudnya, air mani itu menjadi segumpal darah merah yang berbentuk ‘alaqah yang lonjong. “Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging” yaitu sebentuk daging yang kira-kira sebesar satu suapan, dasar dari makna satu suapan yaitu berasal dari kata

(

ةلغلض

ن مس

)

mudhghah yang terambul dari kata (

غلض

ن مس

)

mudhgha yang berarti mengunyah. Mudhghah adalah sesuatu yang kadarnya kecil sehingga dapat dikunyah yaitu seukuran satu suapan.7 Daging ini tidak berbentuk dan berpola.

Dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang”, yakni Kami membentuknya menjadi bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dan dua kaki dengan tulang, saraf, dan urat-uratnya. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging”, yakni Kami menjadikan daging itu sebagai pembungkus, penguat, dan pengokoh tulang. “Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain”, yakni Kami tiupkan kepadanya ruh sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain yang memiliki pendengaran, penglihatan, penciuman, gerakan, dan dinamika. “Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” ,yakni tatkala Allah menuturkan kekuasaan dan kelembutan-Nya dalam menciptakan setetes mani ini dari satu kondisi ke kondisi lain dan dari satu bentuk ke bentuk lain sehingga terciptalah sosok manusia yang lengkap dan sempurna posturnya.8

)ٍ ن

ل وتسِييملللٍ ك

ل لطذلٍ دلعنبلٍ منكسنمإطٍ ممثس

١٥

(

Allah ta’ala berfirman, “Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati”, yakni, setelah kamu mengalami pertumbuhan pertama dari ketiadaan ini, kamu akan berakhir dengan kematian”.9 Maksudnya setelah kejadian pertama

dari sebelumnya tidak ada atau sesudah penciptaanmu yang pertama dan kamu hidup dalam jangka waktu yang Kami tetapkan, Kamu sekalian pasti juga akan menemui ajalmu yang telah ditentukan.10

7 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,2002), 166.

8 Muhammad Nasib, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:Gema Insani Press,1999), 411-412.

(11)

)ٍ ن

ل وثسعلبنتسٍ ٍ ةطملَاِيلقطلناٍ ملونيلٍ منك

س نمإطٍ ممثس

۱٦

(

Allah ta’ala berfirman, “Kemudian sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat”, yaitu pada hari berbangkit dan saat ruh menuju jasad. Maka, seluruh makhluk pun dihisab dan setiap orang dibalas sesuai dengan amalnya. Jika amalnya baik, dibalas dengan kebaikan dan jika amalnya buruk, dibalas dengan keburukan.11

4. Pelajaran yang dapat diambil dari surat Al-Mu’minun ayat 12-16

1. Penjelasan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah ta’ala, ilmu, dan kebijaksanaan-Nya.

2. Penjelasan tentang penciptaan manusia dan tingkatan-tingkatan yang dilaluinya.

3. Penjelasantentang tempat kembali manusia setelah diciptakan.

4. Penetapan sebuah akidah (keyakinan) tentang adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan yang diingkari oleh orang-orang atheis dan orang-orang musyrik.

B. KONSEP MANUSIA DALAM SEBUTANBANI ADAM. AL ISRA’ : 70.

ٍ 



ٍ









ٍ 

ٍ 











ٍ

ٍ









ٍ







ٍ









ٍ







ٍ







ٍ 

ٍ







ٍ  



ٍ 

ٍ

12

Artinya : “ Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak (Bani) Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri

10 Tim Tashih Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya jilid VI, (Semarang:PT. Citra Effhar,1993), 501.

11 Muhammad Nasib, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:Gema Insani Press,1999),412.

(12)

mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.”

Maksudnya : Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

Allah SWT mengunggulkan keturunan Adam daripada seluruh makhluknya dan Allah juga mengangkat derajat semua keturunan Adam di atas semua makhluk yang ada di alam ini. Allah SWT. Dalam firman-Nya ini mengingatkan umat manusia akan nikmat dan karunia yang khusus yang telah diberikan kelebihan di atas makhluk yang lain. Bentuknya lebih bagus dan lebih dan lebih sempurna daripada bentuk makhluk yang lain.13

Allah telah memuliakan keturunan adam dibandingkan dengan makhluk yang lain dengan diberi akal pikiran. Selain itu bentuk dari kemuliaan yang lain dari manusia adalah bahwa ia bebas bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan akan menanggung akibat dari hasil amalnya. Ini merupakan karakter utama manusia menjadi manusia, dimana ia bebas memilih arah hidupnya dan ia sendiri yang akan bertanggung jawab atas pilihannya.

Manusia dikaruniai pendengaran, penglihatan, dan hati yang berfungsi untuk memahami, meneliti, dan membedakan segala sesuatu antara yang mudharat dan bermanfaat soal duniawi ataupun soal ukhrawi. Selain itu, allah juga telah mengaruniai manusia berupa hewan – hewan di daratan yang dapat dijadikan tunggangan, bahtera – bahtera yang besar maupun yang kecil sebagai transportasi dan mencari nafkah. Allah juga memberikan rezeki berupa makanan baik dari daging maupun sayuran, minuman, serta manusia juga dapat menutupi tubuh dan auratnya dengan pakaian yang berasal dari bahan yang dikaruniai oleh Allah.

Manusia adalah makhluk yang paling mulia sebelum dia menjadi kafir. Sebab, jika dia sudah menjadi kafir maka kedudukannya paling rendah dari makhluk Allah yang lain.14

13Tafsir Ibn Katsier jilid 5.( Surabaya.pt.Bina Ilmu ).73.

(13)

Menurut Thabathaba’i dalam Samsul Nizar : penggunaan kata bani Adam menunjuk pada arti manusia secara umum. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna manutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Kesemuanya itu adalah merupakan anjuran sekaligus peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam dibanding makhluk-Nya yang lain.15

C. KONSEP MANUSIA DALAM SEBUTAN AL-BASYAR

Term basyar sering dimaknai dimensi jasmaniah manusia, antara lain dikemukakan oleh Ali Shari`ati dan beberapa buku yang mengupas tentang manusia perspektif Al-Quran. Makna ini tidak sama sekali salah, tapi tidak mampu mengungkap makna yang dimaksud.

Term basyar diungkapkan 37 kali dalam Al-Quran. Term ini ditujukan kepada manusia dengan ciri sifat-sifat biologis, seperti berjalan, makan-minum, berbicara, hubungan suami-istri, dan lain-lain. Ayat-ayat Al-Quran yang menyebut term ini menujukkan bahwa yang dimaksud al-basyar memang manusia dalam konteks fisik dan biologis. Dari segi basyariyah -nya Nabi dan Rasul sama dengan manusia pada umumnya. Dalam konteks inilah Iblis dan orang-orang kafir melihat Nabi dan Rasul dari sudut pandang basyariyah ini (yang tentunya bisa dinilai lebih rendah secara duniawi (misalnya: dari suku atau bangsa yang dipandang rendah, budak, miskin, sakit-sakitan, masih anak kecil, dan predikat lainnya yang dipandang rendah atau bawah secara duniawi).16

15 Abd Wahid Thahir, http:// sulsel.kemenag.go.id/file/file/.../rtmn1362081548.doc

(14)

Al Kahfi ayat 110

م

ن ك

س هســللإطٍ آملنمألٍ ىمللإطٍ حلونيسٍ منكسلسثنمطٍ ررشلبلٍ َاننلألٍ آملنمإطٍ لنقس

ى ىى

ل

ن ــملعنِيللنفلٍ هطــبيرلٍ ءلآــقللطٍ انوــجسرنيلٍ نلَاكلٍ نملفلٍ درحطولـٍ هرــللإط

اد

ة حلألٍ هطبيرلٍ ةطدلَابلعطبطٍ ك

ن رطشنيسٍ للولٍ َاحةلطــص

ل ٍ ل

ة ملعل

“Katakanlah (Muhammad) : Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

(QS.18:110) 17

Thabrani meriwayatkan dari Amr bin Qais al-kuhfi bahwa sesungguhnya dia mendengar Muawiyyah bin Sufyan berkata, “Inilah ayat terakhir surat Al-kahfi.”

1. Tafsir Ibnu Katsir

(15)

Tuhannya”, yaitu amal yang di tujukan bagi zat Allah yang maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. Inilah dua sendi dari amal yang makbul. Yaitu, amal tersebut harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Rasulullah saw.,

2. Tafsir Jalalain

(

ررش

ل بلٍ َاننلألٍ آملنمإطٍ لنقس

)

Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang anak Adam.

(

ر ــحطولـٍ هرــــللإطٍ منك

د

س هســــللإطٍ آــملنمألٍ ىمــللإطٍ حلونيسٍ منكسلسثنمط

ى ىى

)

Seperti kalian, yang

diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Esa. Huruf Anna di sini Maktufah artinya tidak berfungsi Karen adanya huruf Ma, sedangkan huruf Ma berkedudukan sebagai Masdar (Adjective) nya. Maksudnya yang diwahyukan kepadakau mengenai ke-Esaan Tuhan.

(

انوجسرنيلٍ نلَاكلٍ نملفل

)

Barang siapa berciata-cita.

(

هطبيرل ٍ ءلآقللط

)

Berjumpa dengan Tuhannya setelah dibangkitkan dan menerima pembalasan.

(

هطــبيرلٍ ةطدلَابلعطبطٍ ك

ن رطشنيسٍ للولٍ َاحةلطــص

ل ٍ ل

ة ملعلٍ لنملعنِيللنفل

)

Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan sewaktu ia beribadah kepada-Nya, seumpamanya ia hanya ingin pamer.

(

اد

ة حلأل

)

Dengan seorang pun.18

3. Hadist tentang riya’

Sesungguhnya nabi Muhammad adalah manusia, sama dengan kita. Hanya saja kelebihannya adalah Allah mewahyukan kepadanya Al Qur’an, yang didalamnya tertera bahwasannya Allah hanya satu saja.Barang siapa yang hendak bertemu dengan Tuhan (mendapat karunia-Nya), Hendaklah ia beramal saleh dan sekali-kali jangan mempersekutukan dengan yang lain. Jika ia sembahyang, puasa, bersedekah dan sebagainya, hendaklah semata-mata

(16)

karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang dan menjadikan namanya terkenal.19

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdul Wahid bin Ziyad bahwa Ubadah bertanya kepada Syaddad bin Aus r.a. tatkala dilihatnya menangis,”mengapa engkau menangis,wahai syaddad?” “Sesuatu yang pernah kudengar dari Rasalullah saw. Yang menyebabkan aku menangis,”

jawab syaddad, dan selanjutnya berkata, “aku mendengar Rasalullah saw.bersabda”:

ةلٍ ولهنثملاولٍ ك

ل رنثيلاٍ ِيتطمماسٍ ىللعلٍ ف

س ومخلتلال

َايلٍ ت

س لنقسٍ ً،ةلِينفطخ

ل لناٍ

ً،م

ن علنلٍ ل

ل َاقلٍ َ؟ك

ل ٍ دطعنبلٍ ننمطٍ كلتسمماسٍ كلرطثنتسالٍ هطللاٍ للونسسرل

ن

ل ونٍ دسبسعنيلٍ للٍ منهسنماطَاملالٍ

ن

ن ك

ط لولٍ َانةثلولٍ للولارةجلحلللولٍ ارةملقلٍ ل

ل ولٍ َاس

ل منثل

َاص

ل ٍ م

ن هسد

س حلالٍ حلبطص

ن ينٍ ن

ن الٍ ةسِينفطخ

ل لناٍ ةسولهنثملاولٍ منهطلطَاملعنَالبط

ونَىص

ل ٍ ك

س ٍ رستنِيلفلٍ هطتطاولهلثلٍ ننميٍ ةرٍ ولهنثلٍ ض

س

ٍ رطعنتلفلٍ َامةئط

هسمل.

Artinya: “Aku khawatiir bahwa umatku ditimpa syirik dan syahwat yang terselubung” Bertanya Syaddad kepada beliau, “Apakah umatmu,ya Rasalullah,bisa dihinggapi perbuatan syirik sesudahmu?” “Ya,” sabda beliau, “mereka tidak akan menyembah matahari,bulan,batu dan atau arca , akan tetapi mereka berriya’ (ingin dilihat orang) dengan amal-amalnya,atau memperturutkan hawa nafsu(syahwa yang terselebung) sehingga seorang di antara mereka yang pada waktu paginya berpusa,kemudian timbulah syahwat yang terselebung itu dalam dirinya lalu dihentikan puasanya”. (HR. Ahmad) Dari Mahmud bin Labid radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(17)

إط

رسغلص

ن ل

ل انٍ كسرنشيلاٍ منكسِينللعلٍ ف

س َاخلألٍ َاملٍ ف

ل ولخنألٍ ن

م

َ؟ٍ هطللاٍ ل

ل ونس

س رلٍ َايلٍ رسغلص

ن ل

ل انٍ كسرنشيلاٍ َاملٍ ولٍ :اونلسَاقل

َىزلجلٍ اذلإطٍ لجٍ وٍ زعٍ هسللاٍ لسونقسيلٍ ءسَايلريلاٍ :للَاقل

م

ن تسننك

س ٍ ن

ل ينذطلماٍ ى

ل لإطٍ اونبسهلذناٍ م

ن هطلطَالمعنأ

ل بطٍ س

ل

َانملا

ن

ل وندسجطتلٍ ل

ن هلٍ اونرسظ

س ننَافلٍ َاِيلندنلاٍ ى

ط فٍ ن

ل ونؤسارلتس

ءةازلجلٍ منهسدلننعط

“Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan dari apa yang kucemaskan atas kalian adalah perbuatan syirik kecil. Mereka bertanya, “Wahai Rosulullah, apakah syirik kecil itu?”. Beliau menjawab, “Riya, Allah Azza wa Jalla berfirman ketika manusia telah dibalas sesuai dengan amal-amal mereka, ‘pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian berbuat riya (bagi mereka) di dunia. Perhatikan apakah ada balasan di sisi mereka”. [HR Ahmad: V/ 428, 429. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]20

D. KONSEP MANUSIA DALAM SEBUTAN AN- NAAS. AL BAQARAH : 168.



ٍ 





ٍ





ٍ



ٍ 





ٍ

 

 

ٍ

ٍ









ٍ



ٍ





ٍ





ٍ 

ٍ

ٍ 

ٍ 

21

Artinya : “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Seperti penegasan dalam ayat – ayat Al Qur’an bahwa Allah adalah Tuhan Yang Satu dan Dialah yang menciptakan alam semesta ini. Kemudia pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Allah adalah pemberi rizki kepada manusia dan

20 Tafsir Ibnu Katsir Jilid V Terj. Salim Bahreisi dan Said Bahreisi (Surabaya: PT Bina Ilmu, t.tp), 190-193.

(18)

makhluk yang lain. Allah juga telah membolehkan manusia memakan makanan yang telah diberikan Allah di bumi ini, yang halal dan baik, serta meninggalkan yang haram. Allah telah menciptakan apa – apa yang ada di bumi bagi manusia.22

Menunjukkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Dari awal terciptanya, seorang manusia berawal dari sepasang laki-laki dan wanita. Ini menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan saling membantu.

1. Tafsir At-Tabari

Dalam ayat ini seolah-olah Allah berfirman ;”hai manusia, makanlah dari apa yang Aku halalkan bagi kalian berupa makanan menurut yang disampaikan Rosul-Ku, Muhammad SAW. Lalu Aku memberikan jaminan makanan yang baik bagi kalian. Adapun makanan-makanan yang kalian haramkan atas diri kalian berupa makanan-makanan laut, minuman-minuman segar, dan selain itu yang Aku tidak mengharamkannya atas kalian, maka sungguh kalian telah mengikuti jalan setan yang menggiring kalian ke pada kebinasaan. Janganlah kalian menuruti dan mengikutinya karena jelas-jelas setan adalh musuh kalian. Sungguh tampak jelas bukti permusuhan setan terhadap kalian, yaitu ketika tidak mau sujud kepada bapak kalian (ADAM), bahkan telah menipunya hingga mengakibatkan keluar dari surga”. Allah SWT mengingatkan, “Wahai manusia, sekali-kali kalian janganlah menerima nasihat setan, disamping setan itu musuh kalian.

Tinggalkanlah seluruh ajakannya, tetaplah dalam ketaatan kepada-Ku, yaitu taat terhadap apa yang Aku perintahkjan serta taat menjauhi apa yang Aku cegah. Ikuti apa yang Aku halalkan dan jauhi apa yang Aku haramkan.

Kata-kata “halaalan” Memberi atri halal secara mutlak. Adapun kata-kata Tayyiban, berarti bersih, suci tidak najis, dan tidak pula diharamkan.23

(19)

E. KONSEP MANUSIA DALAM SEBUTAN AL – INSAN QS At Tiin [ 95 ] ayat 4 - 6 :



ٍ







ٍ





ٍ





ٍ



ٍ ٍ ٍ  







ٍ



ٍ

ٍ





ٍ













ٍ  





ٍ 







ٍ 

ٍ





ٍ 

ٍ

24

4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang baiknya .

5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya25.

5.1 Konsep Al Insan dalam Al Qur’an

Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak, harmonis dan tampak. Dalam al Qur’an kata insan seringkali dihadapkan dengan kata jin / jan. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata dan tampak.

Dengan demikian, kata insan, digunakan al Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia berbeda dengan makhluk lain dalam hal fisik, mental dan kecerdasan.26

24 Aplkasi Qur’an In Word v.1.1

25 Wahbah Zuhaili, dkk., Al-Mausu’atul Qur’aniyyatul Muyassarah, terj. Tim Kuwais, (Jakarta : Gema Insani, 2007), 598.

(20)

5.2 Tafsir

5.2.1 Tafsir Al Aisar

Allah telah bersumpah dengan beberapa nama pada ayat 1-3. Sedangkan isi dari sumpah-Nya tersebut termaktub dalam Surat At Tiin ayat 4-6, yakni “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya “. Pernyatan tersebut mengandung tanda-tanda kekuatan, ilmu dan rahmat-Nya, yang menjadikan kita harus beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya, serta beriman dengan hari perjumpaaan dengan-Nya.

Pada ayat ke 4, menjelaskan bahwa Sang Pencipta makhluk hidup Maha Kuasa terhadap mereka untuk menyelaraskan dan mempercantik penampilannya. Hal ini merupakan bukti akan pengetahuan dan kemampuan sang Pencipta, yaitu Allah SWT yang mengharuskan kita beriman kepada-Nya dan hari perjumpaan dengan-Nya. Allah Maha Kuasa untuk menciptakan manusia pada hari ini dan hari sebelumnya, serta menciptakan sekehendak-Nya dan kapanpun waktuhnya serta tidak ada yang mengingkarinya selain orang dungu dan bodoh.

Pada ayat ke 5, ada dua tafsir yang berbeda pada tafsir Al Aisar ini. Yakni yang pertama menyatakan bahwa tempat yang serendah-rendahnya adalah menjadi pikun sehingga seorang dewasa kembali menjadi seperti anak, karena kehilangan pikirannya dan kekeuatannya. Sedangkan tafsir yang satunya menunjukkan tempat serendah-rendahnya adalah neraka.

(21)

Ta’ala akan menuliskan pahala untuknya seperti ketiak ia tidak bepergian dan sedang sehat.” Ibnu Umar r.a. berkata, “ Sungguh beruntung orang yang umurnya panjang dan amalannya baik.”27

5.2.2 Tafsir Kemenag RI

Setelah bersumpah dengan buah-buahan yang bermanfaat atau tempat-tempat mulia tersebut (pada ayat 1-3), Allah menegaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis yang baik. Dari segi fisik misalnya, hanya manusisa yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berfikir yang menghasilkan ilmu dan tangannya bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu, sehingga melahirkan teknologi. Bentuk manusia adalah yang paling indahdari semua makhluk-Nya. Dan dari segi psikis, hanaya manusia yang memiliki perasaan yang sempurna, bahkan hanya manusia yang beragama.

Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik, itu mengandung pengertian bahwa kita harus dapat menjaga, memelihara dan menumbuhkembangkan fisik dan psikis manusia. Fisik manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya. Sedangkan psikis diberi agama dan pendidikan yang baik. Dan apabila fisik dan psikis manusia dapat dipelihara dn ditumbuhkembangkan, maka manusia dapat member kemanfaaatan yang besar kepada alam ini, sehingga ia akan menjadi makhluk termulia.28

5.2.3 Tafsir Ibnu Katsier

Sebagai seorang makhluk, manusia terdiri atas jasmani dan rohani. Bila makanan jasmani sudah terpenuhi, maka jangan lupa makanan rohani lebih penting, bahkan lebih utama. Karena kepentingan jasmani dalam hidup hanya sementara, sedangkan kepentingan rohani untuk kehidupan yang kekal abadi.

27 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aisar At-Tafaasir li Al-kalaami Al-Aliyyi Al-Kabir, terj. Fityan Amaliy dan Edi Suwanto, ( Jakarta : Darus Sunah Press, 2012 ), 971-973.

(22)

Maka dari itu, Allah mengingatkan bahwa Allah telah menbciptakan manusia dalam kejadian yang seindah-indahnya, cantik, tampan dan gagah perkasa, tetapi kemudian terjerumus dalam lembah kenistaan yang serendah-rendahnya. Kecuali orang yang tetap beriman, patuh dan taaat dan Islam serta menyerah kepada Allah maka merekalah yang akan tetap mulia bahkan mendapat tempat kesusukan disisi Allah dengan segala pahala dan kesenangan, kepuasan, nikmat yang tak terbatas.29

Pada ayt ke 6, sebagian mufassir menafsirkan tempat serendah-rendahnya yakni dengan membuat hidup sampai usia pikun. Kalau memang demikian yang dimaksud, maka menjadi tidak pantas bila dilanjutkan dengan pengecualian bagi orang yang beriman dan beramal saleh, karena usia pikun kadang-kadang juga dialami oleh orang yang beriman pula. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan “tempat serendah-rendahnya”, yakni neraka. Sebagaimana firman Allah SWT, pada surat al Ashr ayat 1-330 :





ٍ ٍ 

ٍ 



ٍ 

ٍ

ٍ

ٍ











ٍ







ٍ  















ٍ

















ٍ 





ٍ 

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 31

5.2.4 Tafsirul Wajiz

Pada ayat 4 dan 5 menjelaskan bahwa manusia telah diciptakan oleh Allah dalam bentuk yahng sebaik-baiknya. Dan dijelaskan pula, bahwa orang yang

29Tarjamah Mukhtashoru Tafsiiri Ibnu Katsir, terj. Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, ( Surabaya : PT Bina Ilmu, t.tp), 398

30 Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Tafsiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4,

(23)

kafir akan Dia kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya, yakni nereaka. Mengenai Asbab an-Nuzul ayat ini, Ibnu jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Ayat ini turun pada orang-orang yang kembali melakukan hal-hal yang hina dan keji”.

Sedangkan pada ayat ke 6, menjelaskan pengecualian dari ayat 5, yakni orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rosul serta mengerjakan apa-apa yang diperintahkan-Nya, maka mereka akan mendapat pahala ukhrawi yang tidak akan putus.32

5.2.5 Tafsir Al Azhim

Dalam surat at tin ayat 4 ini, mengandung sumpah, yaitu bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, perawakan yang paling sempurna, serta bentuk-bentuk tubuh yang paling sempurna.

Sedangkan dalam ayat ke 5, tempat yang serendah-rendahnya dimaknai sebagai neraka. Pendapat ini dikatakan oleh Mujahid, Abu Al-Aliah, Al Hasan, Ibnu Zaid dan lain sebagainya. Kemudian setelah kebaikan dan kesempurnaan ini maka tempat kembali mereka adalah neraka jika tidak taat kepada Allah SWT dan tidak mengikuti para Rosul Allah. Maka dari itu, Allah berfirman pada ayat ke 6, yakni “ kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh “.

Sebagian Imam menafsirkan tempat serendah-rendahnya, dengan tafsiran seburuk-buruknya kehidupan. Pendapat ini diriwayatkan oleh Ibnu abbas dan Ikrimah. Hingga Ikrimah berkata, “Barang siapa yang mengumpulkan (melaksanakan) Al Qur’an, maka ia tidak akan dikembalikan kepada seburuk-buruknya kehidupan.” Sedangkan Ibnu Jarir berpendapat dalam Jami’ul Bayan :12/638, seandainya maksud dari ayat ini adalah benar, maka tidak benar dan tidak tepat adanya pengecualiam orang-orang yang beriman. Maka maksud dari ayat ini adalah neraka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Ashr ayat 1-3, bahwa “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

(24)

amal shaleh”. dan bagi orang yang beriman serta beramal shaleh, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak terputus-putus.33

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai perilaku korosi, nilai laju korosi dan pengaruh variasi komposisi dan konsentrasi NaCl terhadap

Dalam semua kasus ini, kemelekatan (upadana) pada proses-kamma (kamma- bhava) adalah sebuah kondisi dengan cara pancingan, dan adalah sebuah pancingan langsung

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul: “ Pendekatan Supervisi Kepala Sekolah dalam Pembinaan Profesionalitas Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam Terpadu"

Melalui realitas yang dibangunnya, pengarang menampilkan kenyataan baru bahwa penderitaan yang dialami perempuan sebenarnya tidak hanya disebabkan oleh sosok patriakhi tetapi

Didalam penelitian ini tranduser piezoelektrik dengan luasan tertentu dijadikan sebagai media konversi energi yaitu gaya tekan air hujan yang jatuh menjadi energi

 Menulis surat pribadi yang menceritakan tentang kejadian yang telah lalu dan rencana kegiatan yang akan

Menurut Sutiarti & Edi (2017:26) Media Interaktif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan software dan hardware yang bisa digunakan sebagai perantara dalam

Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015 juta rupiah Gross Regional Domestic Product